ABSTRAK
Inflamasi merupakan respon tubuh dalam mengatasi kerusakan jaringan dimana akan
dilepaskannya mediator-mediator proinflamasi. Penyebab inflamasi dapat berupa mikroorganisme
seperti bakteri, virus, jamur, parasit, adanya protein asing, dan kerusakan jaringan. Jahe
merupakan tanaman yang sejak lama dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki kandungan
utama gingerol dan shogaol yang berpotensi sebagai antiinflamasi. Literatur review ini dibuat
menggunakan penelitian terbaru yang didapat dari buku, dan jurnal internasional terkait dengan
kata kunci jahe, Zingiber officinale, dan antiinflamasi. Tahun penerbitan literatur yang dipakai
adalah tahun 2010 sampai tahun 2019 dengan jumlah literatur yang ditemukan 30 literatur,
dimana 24 literatur dipakai sebagai referensi dan dianalisis menggunakan metode systemic
literature review. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa jahe memiliki efek antiinflamasi bagi
tubuh. Kandungan gingerol dan shogaol pada jahe dapat menekan produksi nitrit oksida dan
prostaglandin. Selain itu etil asetat dan nanopartikel yang ada pada jahe juga dapat menurunkan
sitokin pro-inflamasi pada tubuh.
GINGER AS ANTI-INFLAMMATORY
ABSTRACT
Inflammation is the body's response to tissue damage where pro-inflammatory mediators are
released. Several things can cause inflammation such as bacteria, virus, fungi, parasites, and it
could also be due to the presence of foreign proteins, and the damage caused by the formation of
tissue debris. Ginger has long been known as a spice plant that has the main content of gingerol
and shogaol wich has potential as anti-inflammatory. This literature review was created using
the latest research obtained from books, international journal, and website regarding the
benefits of ginger and its anti-inflammatory effects. The year of publication of the literature used
was 2010 to 2019, with 30 literatures was found, 24 literature were used as references and was
analyzed using systemic literature review method. Various studies have stated that ginger has
anti-inflammatory effects on the body. The gingerol and shogaol in ginger can suppress the
production of nitric oxide and prostaglandins. Beside, ethyl acetate and nanoparticles in ginger
can also reduce pro-inflammatory cytokines in the body.
309
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group
310
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group
yang digunakan sebanyak 24 buah, yang Penelitian Zaman dan Mrutyunjay pada
kemudian dianalisis menggunakan tahun 2014 juga menyatakan bahwa
metode systemic literature review atau pemberian jahe dengan konsentrasi 400
tinjauan pustaka sistematis dimana mg/kg dapat mengurangi edema
literatur dikumpulkan, dievaluasi, dan sebanyak 92,6% dalam kurun waktu 4
diinterpretasikan sesuai dengan fokus jam pada mencit yang diinduksi dengan
bahasan tertentu. carrageenan. Kombinasi penggunaan
jahe dengan Non-steroid
HASIL Antiinflamatory Drug (NSAID) jenis
Penelitian membandingkan efek indomethacin terbukti juga dapat
antioksidan dengan efek atiinflamasi meningkatkan inhibisi prostaglandin
pada jahe dan didapatkan hasil bahwa 6- dengan berkurangnya edema pada
Gingerol, 8-Gingerol, 10 Gingerol dan mencit sebanyak 97,5%. Hal ini
6-shogaol pada jahe menginhibisi membuktikan bahwa kandungan
pelepasan nitrit oksida berturut-turut gingerol dan shogaol pada jahe dapat
sebanyak 45, 60, 75, dan 80% pada menginhibisi prostaglandin (Zaman &
dosis 6 µM dan 6-Gingerol, 8-Gingerol, Mirje, 2014).
10 Gingerol dan 6-shogaol juga
menginhibisi pelepasan PGE-2 berturut- Penelitian Van Breemen, Tao, dan Li
turut sebanyak 58, 66, 73, 87% pada pada tahun 2010 menyatakan bahwa 10-
dosis 6 µM (Dugasani et al., 2010). Hal gingerol, 8-shogaol, dan 10-shogaol
ini menunjukkan bahwa 6-shogaol dapat menginhibisi COX-2 dengan
memiliki antiinflamasi yang paling menjadi ligan pada enzim dan berikatan
poten dibandingkan semua jenis dengan siklooksigenase sehingga enzim
gingerol, dan 10-gingerol lebih poten ini menjadi tidak aktif (Van Breemen et
dibanding gingerol lain, dan 6-gingerol al., 2011). Selain kandungan gingerol
merupakan bahan yang paling lemah dan shogaol, pada penelitian Priyani dan
jika dibandingkan dengan gingerol lain. kawan-kawan pada tahun 2011, secara
Tetapi hasil lain ditemukan bahwa 6 in vitro, juga ditemukan bahwa terdapat
dehydroshogaol lebih poten efek inhibisi COX-2 sebanyak 60%
dibandingkan 6-shogaol dalam pada ekstrak etil asetat pada jahe
mengurangi pembentukan mediator dengan dosis 190 µgram/ml (Priya
proinflamasi seperti Nitrit Oksida dan Rani et al., 2011). Penelitian lain juga
PGE-2 pada sel makrofag tikus (Zhang mengemukakan bahwa nanopartikel
et al., 2013). turunan dari jahe (GDNPs-2) dapat
mencegah inflamasi instestinal dengan
Penelitian Ho, Chang, dan Lin pada cara meningkatkan level sitokin anti-
tahun 2013 juga ditemukan bahwa 6- inflamasi seperti IL-10, dan IL-22 dan
shogaol, 10-gingerol dan 10-shogaol menurunkan sitokin proinflamasi seperti
menghambat peradangan saraf pada TNF alfa, IL-6, dan IL-1β pada mencit
model kultur mikroglia BV2 yang dengan kolitis akut dan kolitis kronik (
diaktifkan lipopolisakarida, dimana Zhang et al., 2016).
digunakan gingerol bersama dengan
shogaol pada konsentrasi 20 µM dapat Penelitian Ho, Chang, dan Lin pada
menghambat produksi nitrit oksida tahun 2013 juga menemukan bahwa
sebesar 99,3%. Selain nitrit oksida, ekstrak etanol pada jahe juga
shogaol dan gingerol juga menghambat menginhibisi sekresi sitokin
IL-1, IL-6, dan TNF-α. (Ho et al., 2013) proinflamasi yang diinduksi oleh
311
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group
312
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group
fungsi makrofag (Turner et al., 2014). Berdasarkan pada bentuk, warna, dan
Molekul mediator radang ini aroma rimpang serta komposisi
bertanggung jawab atas komunikasi sel kimianya, di Indonesia dikenal 3 tipe
imun, yaitu sistem imun adaptif yang jahe, yaitu jahe putih besar, jahe emprit,
terdiri dari sel B dan sel T (Sokol & dan jahe merah. Jahe Putih besar (Z.
Luster, 2015). officinale var. officinarum) mempunyai
rimpang besar berbuku, bewarna putih
Nitrit oksida juga berperan pada proses kekuningan dengan diameter 8,47-8,50
inflamasi. Nitrit oksida merupakan cm, aroma kurang tajam, tinggi dan
senyawa gas yang memiliki waktu panjang rimpang adalah 6,20-11,30 cm
paruh yang pendek. Nitrit oksida dan 15,83-32,75 cm. warna daun hijau
bertindak sebagai perantara pada muda, batang hijau muda, dengan kadar
banyak sistem biologis. Sintesis nitrit minyak atsiri di dalam rimpang 0,82-
oksida berasal dari nitrit oksida sintase. 2,8%. Jahe putih kecil (Z. officinale var.
Nitrit oksida mempunyai peran dalam amarum) mempunyai rimpang kecil
tubuh yaitu untuk agregasi platelet, berlapis-lapis, aroma tajam, bewarna
sitotoksisitas, peredaran darah, putih kekuningan dengan diameter 3,27-
transimisi sinaptik, dan supresor dalam 4,05 cm, tinggi dan panjang rimpang
sistem imun. Nitrit oksida juga adalah 6,38-11,10 cm dan 6,13-31,70
merupakan radikal bebas yang cm. warna daun hijau muda, batang
menghasilkan nitrit dan nitrogen hijau muda dengan kadar minyak atsiri
dioksida jika bereaksi dengan 1,50-3,50%
superoksida. Hal ini dapat menimbulkan Jahe merah (Z. officinale var. rubrum)
kerusakan pada DNA sel. Nitrit oksida mempunyai rimpang kecil berlapis,
juga dapat menstimulasi sitokin aroma sangat tajam, bewarna jingga
preinflamasi, COX-2, dan TNF-β (Papi muda sampai merah dengan diameter
et al., 2019). Jahe (Zingiber officinale 4,20-4,26 cm, tinggi dan panjang
Rosc.; Ginger) adalah tanaman herba rimpang adalah 5,26-10,40 cm dan
yang tumbuh tahunan, tergolong famili 12,33-12,60 cm. warna daun hijau
Zingiberaceae, dengan daun berpasang- muda, batang hijau kemerahan dengan
pasangan dengan bentuk seperti pedang, kadar minyak atsiri 2,58-3,90%.
rimpang yang berbentuk seperti tanduk
dan mengeluarkan aroma. Jahe Jahe memiliki kandungan lima asam
mempunyai 85 jenis spesies tumbuhan organik seperti asam sitrat, asam malat,
aromatik dan masuk dalam keluarga asam oksalat, asam suksinat, dan asam
tanaman Zingiberaceae (Ravindran., tartarat. Kandungan asam sitrat, asam
2016). malat, dan asam susinat tergolong
rendah pada jahe, sedangkan jahe
Klasifikasi jahe menurut Rostiana dan memiliki kandungan asam oksalat dan
Bermawie pada tahun 2010 adalah tartarat yang tinggi (Yeh et al., 2014).
sebagai berikut: Jahe juga mengandung bahan aktif
Divisi :Spermatophyta seperti senyawa fenolik dan terpene.
Subdivisi : Angiospermae Senyawa fenolik yang terkandung
Kelas : Monocotyledoneae dalam jahe sebagian besar terdiri dari
Ordo : Zingiberales gingerol, shogaol, dan paradol. Gingerol
Famili : Zingiberaceae yang ada pada jahe seperti 6-gingerol,
Genus : Zingiber 8-gingerol, dan 10-gingerol. Senyawa
fenolik lain pada jahe seperti quercetin,
313
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group
314
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group
315
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group
Ricciotti, E., A, G., & Fitzgerald. Turner, M. D., Nedjai, B., Hurst, T., &
(2011). [Eicosanoid Pennington, D. J. (2014).
neuroinflammation] Prostaglandins Cytokines and chemokines: At the
and Inflammation. Arterioscler crossroads of cell signalling and
Thromb Vasc Biol., 31(5), 986– inflammatory disease. Biochimica
1000. et Biophysica Acta - Molecular
https://doi.org/10.1161/ATVBAH Cell Research, 1843(11), 2563–
A.110.207449.Prostaglandins 2582.
https://doi.org/10.1016/j.bbamcr.20
Rostiana O, N. Bermawie, dan M. 14.05.014
Rahardjo. 2016. Standar Prosedur
Operasional Budidaya Jahe. Van Breemen, R. B., Tao, Y., & Li, W.
www.balittro.litbang.pertanian.go.i (2011). Cyclooxygenase-2
d [diakses tanggal 13 Agustus inhibitors in ginger (Zingiber
2020]. officinale). Fitoterapia, 82(1), 38–
43.
Schadich, E., Hlaváč, J., Volná, T., https://doi.org/10.1016/j.fitote.201
Varanasi, L., Hajdúch, M., & 0.09.004
Džubák, P. (2016). Effects of
Ginger Phenylpropanoids and Yeh, H. yu, Chuang, C. hung, Chen, H.
Quercetin on Nrf2-ARE Pathway chun, Wan, C. jen, Chen, T. liang,
in Human BJ Fibroblasts and & Lin, L. yun. (2014). Bioactive
HaCaT Keratinocytes. BioMed components analysis of two
Research International, 2016. various gingers (Zingiber
https://doi.org/10.1155/2016/21732 officinale Roscoe) and antioxidant
75 effect of ginger extracts. LWT -
Food Science and Technology,
Semwal, R. B., Semwal, D. K., 55(1), 329–334.
Combrinck, S., & Viljoen, A. M. https://doi.org/10.1016/j.lwt.2013.
(2015). Gingerols and shogaols: 08.003
Important nutraceutical principles
from ginger. Phytochemistry, 117, Zaman, S. U., & Mirje, M. M. (2014).
554–568. Evaluation of the anti-
https://doi.org/10.1016/j.phytoche inflammatory effect of Zingiber
m.2015.07.012 officinale (ginger) root in rats.
International Journal of Life
Sokol, C. L., & Luster, A. D. (2015). Sciences Biotechnology and
The chemokine system in innate Pharma Research, 3(1), 292–298.
immunity. Cold Spring Harbor
Perspectives in Biology, 7(5), 1– Zhang, G., Nitteranon, V., Chan, L. Y.,
20. & Parkin, K. L. (2013).
https://doi.org/10.1101/cshperspect Glutathione conjugation attenuates
.a016303 biological activities of 6-
dehydroshogaol from ginger. Food
Stoner, G. D. (2013). Ginger: Is it ready Chemistry, 140(1–2), 1–8.
for prime time? Cancer Prevention https://doi.org/10.1016/j.foodchem.
Research, 6(4), 257–262. 2013.02.073
https://doi.org/10.1158/1940-
6207.CAPR-13-0055
316