Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Penelitian Perawat Profesional

Volume 2 Nomor 3, Agustus 2020


e-ISSN 2715-6885; p-ISSN 2714-9757
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPPP

JAHE SEBAGAI ANTIINFLAMASI


Rossalia Artasya*, Stefani Agustin Parapasan
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Jl. Prof. DR. Ir. Sumatri Brojonegoro No.1, Gedong Meneng,
Kec. Rajabasa, Kota Bandarlampung, Lampung, Indonesia 35145
*rosaartasya@gmail.com (+6282175679076)

ABSTRAK
Inflamasi merupakan respon tubuh dalam mengatasi kerusakan jaringan dimana akan
dilepaskannya mediator-mediator proinflamasi. Penyebab inflamasi dapat berupa mikroorganisme
seperti bakteri, virus, jamur, parasit, adanya protein asing, dan kerusakan jaringan. Jahe
merupakan tanaman yang sejak lama dikenal sebagai tanaman rempah yang memiliki kandungan
utama gingerol dan shogaol yang berpotensi sebagai antiinflamasi. Literatur review ini dibuat
menggunakan penelitian terbaru yang didapat dari buku, dan jurnal internasional terkait dengan
kata kunci jahe, Zingiber officinale, dan antiinflamasi. Tahun penerbitan literatur yang dipakai
adalah tahun 2010 sampai tahun 2019 dengan jumlah literatur yang ditemukan 30 literatur,
dimana 24 literatur dipakai sebagai referensi dan dianalisis menggunakan metode systemic
literature review. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa jahe memiliki efek antiinflamasi bagi
tubuh. Kandungan gingerol dan shogaol pada jahe dapat menekan produksi nitrit oksida dan
prostaglandin. Selain itu etil asetat dan nanopartikel yang ada pada jahe juga dapat menurunkan
sitokin pro-inflamasi pada tubuh.

Kata kunci: antiinflamasi; gingerol; jahe; shogaol

GINGER AS ANTI-INFLAMMATORY

ABSTRACT
Inflammation is the body's response to tissue damage where pro-inflammatory mediators are
released. Several things can cause inflammation such as bacteria, virus, fungi, parasites, and it
could also be due to the presence of foreign proteins, and the damage caused by the formation of
tissue debris. Ginger has long been known as a spice plant that has the main content of gingerol
and shogaol wich has potential as anti-inflammatory. This literature review was created using
the latest research obtained from books, international journal, and website regarding the
benefits of ginger and its anti-inflammatory effects. The year of publication of the literature used
was 2010 to 2019, with 30 literatures was found, 24 literature were used as references and was
analyzed using systemic literature review method. Various studies have stated that ginger has
anti-inflammatory effects on the body. The gingerol and shogaol in ginger can suppress the
production of nitric oxide and prostaglandins. Beside, ethyl acetate and nanoparticles in ginger
can also reduce pro-inflammatory cytokines in the body.

Keywords: anti-inflammation; ginger; gingero; shogaol

PENDAHULUAN lokasi infeksi atau kerusakan jaringan.


Salah satu reaksi utama terhadap sistem Meskipun inflamasi mempunyai fungsi
imun alami adalah inflamasi. Inflamasi pelindung dalam mengendalikan infeksi
merupakan reaksi kompleks jaringan dan meningkatkan perbaikan jaringan
tervakularisasi terhadap infeksi atau namun juga dapat menyebabkan
cidera yang terdiri dari akumulasi kerusakan jaringan dan penyakit (Abbas
ekstravaskuler protein plasma pada et al., 2016). Inflamasi merupakan salah

309
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group

satu penyebab utama perkembangan rempah, tanaman obat, dan suplemen


berbagai penyakit seperti kanker, makanan. Jahe mempunyai efek
penyakit jantung dan pembuluh darah, antioksidan, antiinflamasi, dan
diabetes, obesitas, osteoporosis, antimikroba (Yeh et al., 2014). Akar
penyakit autoimun seperti rheumatoid rimpang jahe juga biasa digunakan
arthritis, penyakit radang usus, asma, untuk mengatasi beberapa penyakit
dan penyakit lain terkait susunan saraf umum seperti sakit kepala, masuk
pusat seperti penyakit alzheimer angin, mual dan muntah (Stoner, 2013).
(Semwal et al., 2015).
Jahe banyak mengandung bahan aktif
Respons inflamasi diawali dengan salah satunya adalah senyawa fenolik.
pengeluaran sel polimorfonuklear yaitu Senyawa fenolik pada jahe sebagian
sel basofil, eosinofil, neutrofil, dan besar terdiri dari gingerol, shogaol.
sedikit monosit namun setelah beberapa Pada jahe segar, gingerol merupakan
hari akan didominasi monosit. Inflamasi seyawa folifenol terbanyak yang terdiri
lokal dapat berlanjut menjadi inflamasi dari 6-gingerol, 8-gingerol, 10-gingerol
sistemik. Inflamasi lokal melibatkan (Stoner, 2013). Gingerol juga disebut
bradikinin dan prostaglandin yang akan sebagai komponen terpenting pada jahe
menginduksi pelebaran pembuluh darah karena bahan aktifnya yang dapat
dan peningkatan permeabilitas vaskular. digunakan sebagai obat. Oleh karena itu
Setelah beberapa jam, makrofag akan literature review ini bertujuan untuk
melepaskan sitokin (IL-1, IL-6, TNF-α) mengetahui manfaat yang terkandung
yang menginduksi perubahan lokal dan didalam jahe karena jahe merupakan
sistemik. IL-1 dan TNF-α memicu tanaman tropis yang mudah didapatkan
makrofag untuk memproduksi sitokin di Indonesia dan banyak digunakan
yang berperan sebagai influks neutrofil. dalam kegiatan sehari-hari baik pada
IFN-γ dan TNF-α mengaktifkan olahan makanan maupun minuman.
makrofag untuk meningkatkan
fagositosis. Peningkatan sintesis protein METODE
pasca inflamasi akut yaitu protein yang Penulisan ini menggunakan metode
dihasilkan tubuh dalam merespon studi literature review. Sumber pustaka
infeksi dan trauma, menunjukkan yang digunakan dalam menyusun
inflamasi sistemik. C-reactive protein literatur ini menggunakan buku , jurnal
(CRP) merupakan protein fase akut internasional, dan website. Buku yang
selain fibrinogen, feritin, haptoglobin, dipakai adalah buku imunologi dasar
dan berbagai protein lainnya. Inflamasi dan buku patologi imunologi, dan
sistemik juga dapat diketahui dengan artikel didapat dari database NCBI dan
terjadinya akumulasi makrofag (Kumar google scholar dengan kata kunci jahe,
et al., 2018). Zingiber officinale, antiinflamasi.
Website yang dikunjungi adalah website
Jahe (Zingiber officinale) merupakan badan penelitian dan pengembangan
tanaman yang berasal dari wilayah Indonesia. Pemilihan referensi ditinjau
Indo-malaya yang kemudian disebarkan dari judul dan abstrak artikel yang
oleh pedagang ke Arab dan daerah membahas tentang jahe dan
mediteranian (Kizhakkayil & antiinflamasi. Tahun penerbitan literatur
Sasikumar, 2011). Jahe yang berasal yang dipakai adalah tahun 2010 sampai
dari keluarga tanaman Zingiberaceae, tahun 2019 dengan artikel yang
telah lama dikonsumsi sebagai rempah- ditemukan sebanyak 30 Jumlah artikel

310
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group

yang digunakan sebanyak 24 buah, yang Penelitian Zaman dan Mrutyunjay pada
kemudian dianalisis menggunakan tahun 2014 juga menyatakan bahwa
metode systemic literature review atau pemberian jahe dengan konsentrasi 400
tinjauan pustaka sistematis dimana mg/kg dapat mengurangi edema
literatur dikumpulkan, dievaluasi, dan sebanyak 92,6% dalam kurun waktu 4
diinterpretasikan sesuai dengan fokus jam pada mencit yang diinduksi dengan
bahasan tertentu. carrageenan. Kombinasi penggunaan
jahe dengan Non-steroid
HASIL Antiinflamatory Drug (NSAID) jenis
Penelitian membandingkan efek indomethacin terbukti juga dapat
antioksidan dengan efek atiinflamasi meningkatkan inhibisi prostaglandin
pada jahe dan didapatkan hasil bahwa 6- dengan berkurangnya edema pada
Gingerol, 8-Gingerol, 10 Gingerol dan mencit sebanyak 97,5%. Hal ini
6-shogaol pada jahe menginhibisi membuktikan bahwa kandungan
pelepasan nitrit oksida berturut-turut gingerol dan shogaol pada jahe dapat
sebanyak 45, 60, 75, dan 80% pada menginhibisi prostaglandin (Zaman &
dosis 6 µM dan 6-Gingerol, 8-Gingerol, Mirje, 2014).
10 Gingerol dan 6-shogaol juga
menginhibisi pelepasan PGE-2 berturut- Penelitian Van Breemen, Tao, dan Li
turut sebanyak 58, 66, 73, 87% pada pada tahun 2010 menyatakan bahwa 10-
dosis 6 µM (Dugasani et al., 2010). Hal gingerol, 8-shogaol, dan 10-shogaol
ini menunjukkan bahwa 6-shogaol dapat menginhibisi COX-2 dengan
memiliki antiinflamasi yang paling menjadi ligan pada enzim dan berikatan
poten dibandingkan semua jenis dengan siklooksigenase sehingga enzim
gingerol, dan 10-gingerol lebih poten ini menjadi tidak aktif (Van Breemen et
dibanding gingerol lain, dan 6-gingerol al., 2011). Selain kandungan gingerol
merupakan bahan yang paling lemah dan shogaol, pada penelitian Priyani dan
jika dibandingkan dengan gingerol lain. kawan-kawan pada tahun 2011, secara
Tetapi hasil lain ditemukan bahwa 6 in vitro, juga ditemukan bahwa terdapat
dehydroshogaol lebih poten efek inhibisi COX-2 sebanyak 60%
dibandingkan 6-shogaol dalam pada ekstrak etil asetat pada jahe
mengurangi pembentukan mediator dengan dosis 190 µgram/ml (Priya
proinflamasi seperti Nitrit Oksida dan Rani et al., 2011). Penelitian lain juga
PGE-2 pada sel makrofag tikus (Zhang mengemukakan bahwa nanopartikel
et al., 2013). turunan dari jahe (GDNPs-2) dapat
mencegah inflamasi instestinal dengan
Penelitian Ho, Chang, dan Lin pada cara meningkatkan level sitokin anti-
tahun 2013 juga ditemukan bahwa 6- inflamasi seperti IL-10, dan IL-22 dan
shogaol, 10-gingerol dan 10-shogaol menurunkan sitokin proinflamasi seperti
menghambat peradangan saraf pada TNF alfa, IL-6, dan IL-1β pada mencit
model kultur mikroglia BV2 yang dengan kolitis akut dan kolitis kronik (
diaktifkan lipopolisakarida, dimana Zhang  et al., 2016).
digunakan gingerol bersama dengan
shogaol pada konsentrasi 20 µM dapat Penelitian Ho, Chang, dan Lin pada
menghambat produksi nitrit oksida tahun 2013 juga menemukan bahwa
sebesar 99,3%. Selain nitrit oksida, ekstrak etanol pada jahe juga
shogaol dan gingerol juga menghambat menginhibisi sekresi sitokin
IL-1, IL-6, dan TNF-α. (Ho et al., 2013) proinflamasi yang diinduksi oleh

311
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group

kerusakan lipopolisakarida pada model munculnya tanda kardinal dari inflamasi


kultur secara signifikan. Ekstrak etanol akut. Prostaglandin dan tromboksan
dari jahe segar dengan dosis 0,5 mg/ml terbentuk ketika asam arakidonat (AA)
mengurangi sekresi TNF-α, IL-1β, dan dilepaskan dari membran plasma oleh
IL-6 pada model kultur mikroglia fosfolipase, dan di metabolisme secara
sebanyak 46,3%, 79,4%, dan 77,8% (Ho berurutan oleh prostaglandin G/H
et al., 2013). sintase atau siklooksigenase (COX).
Produksi prostaglandin tergantung pada
PEMBAHASAN aktivitas sikooksigenase yang terdiri
Inflamasi merupakan respon sistem dari COX-1 dan COX-2, dimana COX-
imun terhadap rangsangan yang 1 berperan dalam sitoproteksi epitel
berbahaya bagi sel seperti patogen, sel lambung dan homeostasis, sedangkan
yang sudah rusak, senyawa beracun, COX-2 diinduksi oleh stimulus
dan sinar radiasi (Medzhitov, 2010). inflamasi, hormon, dan faktor
Inflamasi merupakan proses koordinasi pertumbuhan. Ada empat prostaglandin
antara respon imun alami dengan respon bioaktif utama yang dihasilkan secara in
imun adaptif. Koordinasi ini diawali vivo yaitu prostaglandin (PG) E2,
oleh perubahan pada sel imun bawaan prostasiklin (PGI2), prostaglandin D2
pada perifer tubuh dimana, dimana sel (PGD2), dan prostaglandin F2α
imun bertindak sebagai sensor lokal (PGF2α) (Ricciotti et al., 2011).
terhadap infeksi dan inflamasi lewat
aktivasi pada rangkaian reseptor Respons inflamasi perifer, sistem sel
pengenal, inflamasom, dan RNA/DNA imun juga akan melepaskan sitokin-
sensor. Aktivasi ini nantinya akan sitokin proinflamasi yang dihasilkan
mengaktifkan sel imun bawaan untuk oleh makrofag, sel mast, dan sel lainnya
melepaskan sitokin inflamasi (Sokol & seperti monosit dan limfosit pada
Luster, 2015). jaringan, sebagai respons terhadap
produk mikroba dan kerusakan sel host.
Proses inflamasi terdiri dari pengerahan Sitokin terdiri dari protein dengan berat
sel dan kebocoran protein plasma molekul rendah atau glikoprotein yaitu
melalui pembuluh darah dan aktivasi sel interleukin, interferon, TNF alfa
pada jaringan eksravaskuler. Pelepasan maupun beta, dan tumor growth factor
awal histamine, substansi P dan (TGF) (Pranzatelli, 2018). Sitokin pro-
mediator lainnya seperti sitokin dan dan anti-inflamasi memfasilitasi dan
prostaglandin yang diinduksi oleh sel menginhibisi inflamasi. Sitokin seperti
mast dan makrofag menyebabkan IL-1β, IL-6, IL-8, IL-12, dan TNFα
peningkatan aliran darah lokal, eksudasi merupakan sitokin pro-inflamasi.
protein plasma, dan merangsang ujung Sitokin-sitokin inimempunyai sel target
syaraf. Perubahan ini menyebabkan seperti sel B, sel T, sel NK, sel plasma,
gejala kemerahan, rasa hangat, bengkak dan sel neutrofil. Selain sebagai
dan nyeri yang merupakan gambaran proinflamasi, sitokin-sitokin ini
khas inflamasi (Abbas. 2016). mempunyai fungsi sebagai pirogenik,
kemotaksis, proliferasi dan diferensiasi
Prostaglandin merupakan kunci utama sel, serta aktivasi sel natural killer
dari respons inflamasi. Biosintesis (NK). Sedangkan sitokin anti-inflamasi
prostaglandin meningkat pada jaringan yaitu IL-4, IL-10, IL-11, dan TGF-β.
yang mengalami inflamasi dan Sitokin ini bertugas untuk menginduksi
prostaglandin juga berperan dalam munculnya antibodi dan menghambat

312
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group

fungsi makrofag (Turner et al., 2014). Berdasarkan pada bentuk, warna, dan
Molekul mediator radang ini aroma rimpang serta komposisi
bertanggung jawab atas komunikasi sel kimianya, di Indonesia dikenal 3 tipe
imun, yaitu sistem imun adaptif yang jahe, yaitu jahe putih besar, jahe emprit,
terdiri dari sel B dan sel T (Sokol & dan jahe merah. Jahe Putih besar (Z.
Luster, 2015). officinale var. officinarum) mempunyai
rimpang besar berbuku, bewarna putih
Nitrit oksida juga berperan pada proses kekuningan dengan diameter 8,47-8,50
inflamasi. Nitrit oksida merupakan cm, aroma kurang tajam, tinggi dan
senyawa gas yang memiliki waktu panjang rimpang adalah 6,20-11,30 cm
paruh yang pendek. Nitrit oksida dan 15,83-32,75 cm. warna daun hijau
bertindak sebagai perantara pada muda, batang hijau muda, dengan kadar
banyak sistem biologis. Sintesis nitrit minyak atsiri di dalam rimpang 0,82-
oksida berasal dari nitrit oksida sintase. 2,8%. Jahe putih kecil (Z. officinale var.
Nitrit oksida mempunyai peran dalam amarum) mempunyai rimpang kecil
tubuh yaitu untuk agregasi platelet, berlapis-lapis, aroma tajam, bewarna
sitotoksisitas, peredaran darah, putih kekuningan dengan diameter 3,27-
transimisi sinaptik, dan supresor dalam 4,05 cm, tinggi dan panjang rimpang
sistem imun. Nitrit oksida juga adalah 6,38-11,10 cm dan 6,13-31,70
merupakan radikal bebas yang cm. warna daun hijau muda, batang
menghasilkan nitrit dan nitrogen hijau muda dengan kadar minyak atsiri
dioksida jika bereaksi dengan 1,50-3,50%
superoksida. Hal ini dapat menimbulkan Jahe merah (Z. officinale var. rubrum)
kerusakan pada DNA sel. Nitrit oksida mempunyai rimpang kecil berlapis,
juga dapat menstimulasi sitokin aroma sangat tajam, bewarna jingga
preinflamasi, COX-2, dan TNF-β (Papi muda sampai merah dengan diameter
et al., 2019). Jahe (Zingiber officinale 4,20-4,26 cm, tinggi dan panjang
Rosc.; Ginger) adalah tanaman herba rimpang adalah 5,26-10,40 cm dan
yang tumbuh tahunan, tergolong famili 12,33-12,60 cm. warna daun hijau
Zingiberaceae, dengan daun berpasang- muda, batang hijau kemerahan dengan
pasangan dengan bentuk seperti pedang, kadar minyak atsiri 2,58-3,90%.
rimpang yang berbentuk seperti tanduk
dan mengeluarkan aroma. Jahe Jahe memiliki kandungan lima asam
mempunyai 85 jenis spesies tumbuhan organik seperti asam sitrat, asam malat,
aromatik dan masuk dalam keluarga asam oksalat, asam suksinat, dan asam
tanaman Zingiberaceae (Ravindran., tartarat. Kandungan asam sitrat, asam
2016). malat, dan asam susinat tergolong
rendah pada jahe, sedangkan jahe
Klasifikasi jahe menurut Rostiana dan memiliki kandungan asam oksalat dan
Bermawie pada tahun 2010 adalah tartarat yang tinggi (Yeh et al., 2014).
sebagai berikut: Jahe juga mengandung bahan aktif
Divisi :Spermatophyta seperti senyawa fenolik dan terpene.
Subdivisi : Angiospermae Senyawa fenolik yang terkandung
Kelas : Monocotyledoneae dalam jahe sebagian besar terdiri dari
Ordo : Zingiberales gingerol, shogaol, dan paradol. Gingerol
Famili : Zingiberaceae yang ada pada jahe seperti 6-gingerol,
Genus : Zingiber 8-gingerol, dan 10-gingerol. Senyawa
fenolik lain pada jahe seperti quercetin,

313
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group

zingeron, gingerenon, dan 6- menginhibisi produksi PGE-2 yang


dehidrogingerdione (Schadich et al., diinduksi oleh lipopolisakarida
2016). Komponen terpene seperti β- sebanyak 80%, sedangkan gingerol
bisabolene, α-curcumene, zingiberen, α- dengan dosis yang sama menginhibisi
farnesene, dan β-sesquiphellanedrene produksi PGE-2 sebanyak 50% (Zhang
terdapat pada minyak atsiri jahe. Selain et al., 2013).
itu, jahe juga mengandung polisakarida,
lipid, asam organik, dan serat (Prasad & Hal ini sejalan, dimana 10-gingerol
Tyagi, 2015). disebut juga dapat menjadi ligan bagi
siklooksigenase, dimana gingerol
Jahe memiliki senyawa aktif yang berikatan dengan sisi enzim yang aktif
efektif dalam mengurangi inflamasi. sehingga enzim tersebut menjadi tidak
Mekanisme antiinflamasi pada jahe bisa aktif dan tidak dapat mengubah
berhubungan dengan peningkatan asam arakidonat menjadi prostaglandin
sitokin antiinflamasi, dan penurunan (Van Breemen et al., 2011). Penelitian
produksi sitokin antiinflamasi (Mao et lain juga menyatakan bahwa pada jahe
al., 2019). Hal tersebut dibuktikan terdapat nanopartikel turunan dari jahe
dengan adanya hasil penelitian yaitu (GDNPs2) yang dapat meningkatkan
kandungan 6-shogaol dan 10-gingerol, produksi sitokin anti-inflamasi dan
pada jahe dapat menginhibisi pelepasan menekan sitokin pro-inflamasi, dan
nitrit oksida sebanyak 80% dan 75% kandungan etil asetat pada jahe juga
dan prostaglandin (PGE2) sebanyak dapat menginhibisi siklooksigenase
87% dan 73%. Nitrit oksida disintesis yang merupakan prekursor
oleh sel radang yang aktif dan prostaglandin (Priya Rani et al., 2011:
merupakan mediator sitokin pro- Zhang  et al., 2016).
inflamasi. Shogaol dan semua gingerol
menginhibisi produksi nitrit oksida yang SIMPULAN
distimulasi oleh rusaknya Kandungan gingerol, shogaol, etil
lipopolisakarida pada membrane sel. asetat, dan nanopartikel GDNPs-2 yang
Gingerol dapat menginhibisi produksi terdapat pada jahe bermanfaat
nitrit oksida tanpa menyebabkan mengurangi proses dan efek inflamasi
kematian pada sel. Adanya Efek dengan cara menginhibisi mediator
antiinflamasi pada jahe dipengaruhi proinflamasi seperti interleukin,
oleh terdapatnya gugus karbonil prostaglandin, siklooksigenase, dan
unsaturasi alfa dan beta yang dominan nitrit oksida serta meningkatkan
pada rantai karbon. Panjangnya rantai produksi sitokin-sitokin anti-inflamasi
karbon ini menentukan potensi dan efek
antiinflamasi pada jahe. Jahe kering DAFTAR PUSTAKA
juga memiliki kandungan gingerol dan Abbas, A.K, Lichtman, A.H, Pillai S.
shogaol lebih banyak daripada jahe (2016). Imunologi Dasar Abbas
segar (Dugasani et al., 2010). Edisi ke-5. Singapura: Elsevier

Pada penelitian ini juga menyatakan Dugasani, S., Pichika, M. R.,


bahwa kandungan dehidroshogaol Nadarajah, V. D., Balijepalli, M.
dalam jahe juga disebut lebih poten K., Tandra, S., & Korlakunta, J. N.
dibandingkan gingerol dalam (2010). Comparative antioxidant
menghambat nitrit oksida, dimana pada and anti-inflammatory effects of
dosis 2,5 µM dehidroshogaol [6]-gingerol, [8]-gingerol, [10]-

314
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group

gingerol and [6]-shogaol. Journal Prevention and Treatment of


of Ethnopharmacology, 127(2), Inflammatory Bowel Disease and
515–520. Colitis-Associated Cancer.
https://doi.org/10.1016/j.jep.2009.1 Biomaterials, 101(12), 321–340.
0.004. https://doi.org/10.1016/j.physbeh.2
017.03.040
Ho, S. C., Chang, K. S., & Lin, C. C.
(2013). Anti-neuroinflammatory Papi, S., Ahmadizar, F., & Hasanvand,
capacity of fresh ginger is A. (2019). The role of nitric oxide
attributed mainly to 10-gingerol. in inflammation and oxidative
Food Chemistry, 141(3), 3183– stress. Immunopathologia Persa,
3191. 5(1), e08–e08.
https://doi.org/10.1016/j.foodchem. https://doi.org/10.15171/ipp.2019.0
2013.06.010 8
Kizhakkayil, J., & Sasikumar, B. Pranzatelli, M. R. (2018). Advances in
(2011). Diversity, characterization biomarker-guided therapy for
and utilization of ginger: A review. pediatric- and adult-onset
Plant Genetic Resources: neuroinflammatory disorders:
Characterisation and Utilisation, Targeting chemokines/cytokines.
9(3), 464–477. Frontiers in Immunology, 9(APR).
https://doi.org/10.1017/S14792621 https://doi.org/10.3389/fimmu.201
11000670 8.00557
Kumar, V. Abbas, A.K, Aster, J.C. Prasad, S., & Tyagi, A. K. (2015).
(2018). Robins Basic Pathology Ginger and its constituents: Role in
Edisi ke-10. Philadelpia: Elsevier prevention and treatment of
gastrointestinal cancer.
Mao, Q. Q., Xu, X. Y., Cao, S. Y., Gan, Gastroenterology Research and
R. Y., Corke, H., Beta, T., & Li, H. Practice, 2015.
Bin. (2019). Bioactive compounds https://doi.org/10.1155/2015/14297
and bioactivities of ginger 9
(zingiber officinale roscoe). Foods,
8(6), 1–21. Priya Rani, M., Padmakumari, K. P.,
https://doi.org/10.3390/foods80601 Sankarikutty, B., Lijo Cherian, O.,
85 Nisha, V. M., & Raghu, K. G.
(2011). Inhibitory potential of
Medzhitov, R. (2010). Inflammation ginger extracts against enzymes
2010: New Adventures of an Old linked to type 2 diabetes,
Flame. Cell, 140(6), 771–776. inflammation and induced
https://doi.org/10.1016/j.cell.2010. oxidative stress. International
03.006 Journal of Food Sciences and
Nutrition, 62(2), 106–110.
Mingzhen Zhang ; Emilie Viennois;
https://doi.org/10.3109/09637486.2
Meena Prasad; Yunchen Zhang;
010.515565
Lixin, Shanthi, W. Z. Z. M. K. H.
B. X. C. X., & Srinivasan; Didier Ravindran, P. Babu, K.N. (2016).
Merlin. (2016). Edible Ginger- Ginger: The genus Zingiber: CRC
Derived Nanoparticles: A Novel press.
Therapeutic Approach for the

315
Jurnal Penelitian Perawat Profesional, Volume 2 No 3, Agustus 2020 Hal 309 – 316
Global Health Science Group

Ricciotti, E., A, G., & Fitzgerald. Turner, M. D., Nedjai, B., Hurst, T., &
(2011). [Eicosanoid Pennington, D. J. (2014).
neuroinflammation] Prostaglandins Cytokines and chemokines: At the
and Inflammation. Arterioscler crossroads of cell signalling and
Thromb Vasc Biol., 31(5), 986– inflammatory disease. Biochimica
1000. et Biophysica Acta - Molecular
https://doi.org/10.1161/ATVBAH Cell Research, 1843(11), 2563–
A.110.207449.Prostaglandins 2582.
https://doi.org/10.1016/j.bbamcr.20
Rostiana O, N. Bermawie, dan M. 14.05.014
Rahardjo. 2016. Standar Prosedur
Operasional Budidaya Jahe. Van Breemen, R. B., Tao, Y., & Li, W.
www.balittro.litbang.pertanian.go.i (2011). Cyclooxygenase-2
d [diakses tanggal 13 Agustus inhibitors in ginger (Zingiber
2020]. officinale). Fitoterapia, 82(1), 38–
43.
Schadich, E., Hlaváč, J., Volná, T., https://doi.org/10.1016/j.fitote.201
Varanasi, L., Hajdúch, M., & 0.09.004
Džubák, P. (2016). Effects of
Ginger Phenylpropanoids and Yeh, H. yu, Chuang, C. hung, Chen, H.
Quercetin on Nrf2-ARE Pathway chun, Wan, C. jen, Chen, T. liang,
in Human BJ Fibroblasts and & Lin, L. yun. (2014). Bioactive
HaCaT Keratinocytes. BioMed components analysis of two
Research International, 2016. various gingers (Zingiber
https://doi.org/10.1155/2016/21732 officinale Roscoe) and antioxidant
75 effect of ginger extracts. LWT -
Food Science and Technology,
Semwal, R. B., Semwal, D. K., 55(1), 329–334.
Combrinck, S., & Viljoen, A. M. https://doi.org/10.1016/j.lwt.2013.
(2015). Gingerols and shogaols: 08.003
Important nutraceutical principles
from ginger. Phytochemistry, 117, Zaman, S. U., & Mirje, M. M. (2014).
554–568. Evaluation of the anti-
https://doi.org/10.1016/j.phytoche inflammatory effect of Zingiber
m.2015.07.012 officinale (ginger) root in rats.
International Journal of Life
Sokol, C. L., & Luster, A. D. (2015). Sciences Biotechnology and
The chemokine system in innate Pharma Research, 3(1), 292–298.
immunity. Cold Spring Harbor
Perspectives in Biology, 7(5), 1– Zhang, G., Nitteranon, V., Chan, L. Y.,
20. & Parkin, K. L. (2013).
https://doi.org/10.1101/cshperspect Glutathione conjugation attenuates
.a016303 biological activities of 6-
dehydroshogaol from ginger. Food
Stoner, G. D. (2013). Ginger: Is it ready Chemistry, 140(1–2), 1–8.
for prime time? Cancer Prevention https://doi.org/10.1016/j.foodchem.
Research, 6(4), 257–262. 2013.02.073
https://doi.org/10.1158/1940-
6207.CAPR-13-0055

316

Anda mungkin juga menyukai