Definisi hipertiroid
https://ejournal.unib.ac.id/index.php/jukeraflesia/article/download/10986/7081
Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium,
dimana antibodi yang ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor
antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan
kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat
menonjol keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak
tergantung pada tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi
merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak.
Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH
sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter
yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum
hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang
tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
e. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan,
dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala
hpotiroid.
f. Konsumsi Yoidum Berlebihan
2. Patofisiologi hipertiroid
3. Komplikasi hipertiroid
Komplikasi hipertiroid yang dapat mengancam nyawa terjadinya krisis tirotoksis (thyroid
storm). Hal ini dapat berkembang spontan pada pasien hipertiroid yang menjalani terapi,
selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien hipertiroid yang tidak
terdiagnosis. Akibat adanya pelepasan hormone tiroid dalam jumlah yang sangat besar dan
menyebabkan takikardia, tremor, hipertermia (sampai 106°F). Komplikasi lain yang mungkin
terjadi meliputi : musle wasting (pelisutan otot), atrofi otot, dan paralisis, kehilangan
penglihatan 10 atau diplopia, gagal jantung, (aritmia), hipoparatiroidisme sesudah operasi
pengangkatan tiroid, hipotiroid sesudah terapi radioidin (Kowalak, 2011).
4. Tatalaksana hipertiroid
Tujuan terapi anti-thyroid pada hyperthyroidism adalah untuk menormalkan produksi hormon
tiroid, mengurangi gejala dan komplikasi, memberikan terapi individual berdasar tipe dan
keparahan penyakit, usia pasien, jenis kelamin, adanya kondisi non-tiroid, dan respon
terhadap terapi sebelumnya. Prinsip pengobatan hipertiroidisme adalah dengan pemberian
obat antitiroid, surgical (thyroidectomy), dan radioaktif yodium (RAI).
6. Fungsi hormone tiroid untuk untuk pertumbuhan dan perkembangan serta beberapa
efek fisiologi dalam tubuh
Sumber:https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/index.php/mgmi/article/download/253
0/1285
Diagnosis ditegakkan dengan melihat kondisi klinis dan hasil laboratorium pasien.
Screening pada pasien dengan suspect disfungsi tiroid dilakukan dengan pemeriksaan
kadar TSH, dan/atau dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan kadar FT4/FT3. Apabila
aksis HPT (hipotalamus-pituirari-tiroid) normal maka dilakukan pemeriksaan TSH
saja dulu. Sedangkan apabila aksis HPT abnormal, maka dilakukan pemeriksaan TSH
dan FT4.
Kadar normal TSH adalah 0,5 – 4,5 mg/dL. Dikatakan hiperitiroid bila kadar TSH
kurang dari 0,01 mg/dL.
Sedangkan untuk mengetahui etiologi dari hipertiroidism dapat dilakukan dengan
pemeriksaan antibody seperti anti-TPO (Anti-Thyroid Peroxidase enzyme) yang
biasanya khas pada Hashimoto disease, Anti-Tg (Anti-Thyroglobulin) yang biasanya
sebagai indikator awal untuk post-partum thyroiditis (PPTD) dan meningkat pada
kondisi keganasan serta Grave’s disease, Anti-TSH receptor yang dapat dilakukan
pada pemeriksaan pasien dengan kecurigaan Ca-thyroid.
9. Klasifikasi hipertiroid
Kelenjar keringat diaktifkan oleh banyak hal seperti stimulus yang bervariasi (emosi,
latihan fisik, panas, demam dan kecemasan) yang
dimodulasi oleh sistem saraf neurovegetatifdengan keterlibatan spesifik dari sistem
saraf simpatik, tetapi melalui neurotransmiter dan reseptor kolinergik. Ketika
keseimbangan ini hilang oleh karena beberapa alasan yang tidak dapat dijelaskan,
dapat menimbulkan keringat yang melampaui tingkat fisiologis normal, dan dikenal
sebagai hiperhidrosis primer.( http://jurnal.umsu.ac.id)