TINJAUAN TEORITIS
2
perawatan kesehatan. Buku yang berikutnya, ”Transcultural Nursing : concepts, theories,
research, and practise (1978)”, mengidentifikasi konsep mayor, ide-ide teoritis, praktek dalam
keperawatan transkultural, bukti ini merupakan publikasi definitif pertama dalam praktek
perawatan treanskultural. Dalam tulisannya, dia menunjukkan bahwa perawatan treanskultural
dan anthropologi bersifat saling melengkapi satu sama lain, meskipun berbeda. Teori dan
kerangka konsepnya mengenai Cultural care diversity and universality dijelaskan dalam buku ini.
Sebagai perawat profesional pertama yang melanjutkan pendidikan ke jenjang doktor
dalam bidang antropologi dan untuk memprakarsai beberapa program pendidikan magister dan
doktor, Leininger memiliki banyak bidang keahlian dan perhatian. Ia telah memepelajari 14
kebudayaan mayor secara lebih mendalam dan telah memiliki pengalaman dengan berbagai
kebudayaan. Disamping perawatan transkultural dengan asuhan keperawatan sebagai fokus
utama, bidang lain yang menjadi perhatiannya adalah administrasi dan pendidikan komparatif,
teori-teori keperawatan, politik, dilema etik keperawatan dan perawatan kesehatan, metoda riset
kualitatif, masa depan keperawatan dan keperawatan kesehatan, serta kepemimpinan
keperawatan. Theory of Culture Care saat ini digunakan secara luas dan tumbuh secara relevan
serta penting untuk memperoleh data kebudayaan yang mendasar dari kebudayaan yang berbeda.
B. Paradigma Keperawatan
1. Manusia
Manusia adalah individu atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan norma-norma yang
diyakini dan berguna untuk menentukan pilihan serta melakukan tindakan. Menurut
Leininger, manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada
setiap saat dimanapun ia berada.
2. Kesehatan
Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural
memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok
untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup.
3. Lingkungan
Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial
dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.
3
4. Keperawatan
Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan serta
disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang bertujuan
untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan individu
maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam cara yang menguntungkan
yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang agar mampu
menghadapi rintangan dan kematian.
4
mereka, kesehatan, serta untuk memperbaiki kondisi kehidupan manusia atau untuk
memampukan manusia dalam menghadapi penyakit, rintangan dan juga kematian.
e. Cultural care diversity (perbedaan perawatan kultural) mengacu kepada variabel-
variabel, perbedaan-perbedaan, pola, nilai, gaya hidup, ataupun simbol perawatan di
dalam maupun diantara suatu perkumpulan yang dihubungkan terhadap pemberian
bantuan, dukungan atau memampukan manusia dalam melakukan suatu perawatan.
f. Cultural care universality (kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada suatu
pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan,
pola-pola, nilai-nilai, gaya hidup atau simbol-simbol yang dimanifestasikan diantara
banyak kebudayaan serta mereflesikan pemberian bantuan, dukungan, fasilitas atau
memperoleh suatu cara yang memungkinkan untuk menolong orang lain (Terminlogy
universality) tidak digunakan pada suatu cara yang absolut atau suatu temuan statistik
yang signifikan.
g. Keperawatan mengacu kepada suatu pembelajaran humanistik dan profesi keilmuan
serta disiplin yang difokuskan pada aktivitas dan fenomena perawatan manusia yang
bertujuan untuk membantu, memberikan dukungan, menfasilitasi, atau memampukan
individu maupun kelompok untuk memperoleh kesehatan mereka dalam suatu cara yang
menguntungkan yang berdasarkan pada kebudayaan atau untuk menolong orang-orang
agar mampu menghadapi rintangan dan kematian.
h. Pandangan dunia mengacu kepada cara pandang manusia dalam memelihara dunia atau
alam semesta untuk menampilkan suatu gambaran atau nilai yang ditegakkan tentang
hidup mereka atau lingkungan di sekitarnya.
i. Dimensi struktur sosial dan budaya mengacu pada suatu pola dinamis dan gambaran
hubungan struktural serta faktor-faktor organisasi dari suatu bentuk kebudayaan yang
meliputi keagamaan, kebudayaan, politik, ekonomi, pendidikan, teknologi , nilai budaya
dan faktor-faktor etnohistory serta bagaimana faktor-faktor ini dihubungkan dan
berfungsi untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam lingkungan yang berbeda.
j. Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi
sosial dalam lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.
5
k. “Etnohistory” mengacu kepada keseluruhan fakta-fakta pada waktu yang lampau,
kejadian-kejadian, dan pengalaman individu, kelompok, kebudayaan serta suatu institusi
yang difokuskan kepada manusia/masyarakat yang menggambarkan, menjelaskan dan
menginterpretasikan cara hidup manusia dalam suatu bentuk kebudayaan tertentu dalam
jangka waktu yang panjang maupun pendek.
l. Sistem perawatan pada masyarakat tradisional mengacu kepada pembelajaran kultural
dan transmisi dalam masyarakat tradisional (awam) dengan menggunakan pengetahuan
dan keterampilan tradisonal untuk memberikan bantuan, dukungan atau memfasilitasi
tindakan untuk individu lain, kelompok maupun suatu institusi dengan kebutuhan yang
lebih jelas untuk memperbaiki cara hidup manusia atau kondisi kesehatan ataupun untuk
menghadapi rintangan dan situasi kematian.
m. Sistem perawatan profesional mengacu kepada pemikiran formal, pembelajaran,
transmisi perawatan profesional, kesehatan, penyakit, kesejahteraan dan dihubungkan
dalam pengetahuan dan keterampilan praktek yang berlaku dalam institusi profesional
biasanya personil multi disiplin untuk melayani konsumen.
n. Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural
memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok
untuk menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari, keuntungan dan pola hidup
o. Mempertahankan perawatan kultural mengacu kepada semua bantuan, dukungan,
fasilitas atau pengambilan keputusan dan tindakan profesional yang memungkinkan
yang dapat menolong orang lain dalam suatu kebudayaan tertentu dan mempertahankan
nilai perawatan sehingga mereka dapat memperthanakan kesejahteraannya, pulih dari
penyakit atau menghadapi rintangan mapun kematian.
p. Negosiasi atau akomodasi perawatan kultural mengacu pada semua bantuan, dukungan,
fasilitas, atau pembuatan keputusan dan tindakan kreatifitas profesional yang
memungkinkan yang menolong masyarakat sesuai dengan adaptasi kebudayaan mereka
atau untuk bernegosiasi dengan fihak lain untuk mencapai hasil kesehatan yang
menguntungkan dan memuaskan melalui petugas perawatan yang profesional
q. Restrukturisasi perawatan transkultural mengacu pada seluruh bantuan, dukungan,
fasilitas atau keputusan dan tindakan profesional yang dapat menolong klien untuk
mengubah atau memodifikasi cara hidup mereka agar lebih baik dan memperoleh pola
6
perawatan yang lebih menguntungkan dengan menghargai keyakinan dan nilai yang
dimiliki klien sesuai dengan budayanya.
r. Perawatan kultural yang konggruen mengacu kepada kemampuan kognitif untuk
membantu, mendukung, menfasilitasi atau membuat suatu keputusan dan tindakan yang
dapat memperbaiki kondisi individu, atau kelompok dengan nilai budaya, keyakinan
dan cara hidup yang berbeda, yang bertujuan untuk memperoleh kesejahteraan dan
kesehatan.
7
h. Praktek perawatan keyakinan dan nilai budaya dipengaruhi oleh dan cenderung
tertanam dalam pandangan dunia, bahasa, filosofi, agama, kekeluargaan, sosial, politik,
pendidikan, ekonomi, teknologi, etnohistory, dan lingkungan kebudayaan.
i. Keuntungan, kesehatan dan kepuasan terhadap budaya perawatan mempengaruhi
kesehatan dan kesejahteraan individu, keluarga, kelompok, komunitas di dalam
lingkungannya.
j. Kebudayaan dan keperawatan yang konggruen dapat terwujud apabila pola-pola,
ekspresi dan nilai-nilai perawatan digunakan secara tepat, aman dan bermakna.
k. Perbedaan dan persamaan perawatan cultural tetap berada diantara masyarakat tradisioal
dan professional pada setiap kebudayaan manusia.
l. Konflik cultural, beban praktek kebudayaan, stress kultural merefleksikan kurangnya
pengetahuan perawatan kultural untuk memberikan perawatan, rasa aman, tangung
jawab yang koggruen dengan kebudayaan.
m. Metode penelitian kualitatif ethnonursing memberikan intepretasi dan temuan yang
penting mengenai pemberian asuhan keperawatan dengan kebudayaan komplek yang
berbeda.
8
e. Perbedaan utama antara nilai perawatan tradisional dengan perawatan profesional,
merupakan tanda dari konflik budaya antara pemberi pelayanan kesehatan profesional
dan klien.
f. Praktek dan tindakan caring yang diterapkan dengan menggunakan teknologi berbeda
secara kultural dan memiliki perbedaan terhadap hasil dalam pencapaian kesehatan dan
kesejahteraan klien.
g. Tanda terpenting dari ketergantungan perawat terhadap teknologi merupakan tanda dari
depersonalisasi asuhan keperawatn humanistik pada klien.
h. Bentuk simbolis dan fungsi ritual dari praktek dan perilaku asuhan keperawatan
memiliki hasil dan makna berbeda dalam kebudayaan yang berbeda.
i. Politik, agama, ekonomi, hubungan kekeluargaan, nilai budaya dan lingkungan
memberikan pengaruh yang besar terhadap praktek budaya untuk mencapai
kesejahteraan individu, keluarga dan kelompok.
9
e. Kegiatan perawatan yang banyak dipraktekkan di masyarakat (ethno caring activities),
yang memiliki keuntungan terapeutik bagi klien dan keluarganya, kurang dipahami oleh
kebanyakan perawat professional di Werstern.
f. Jika terdapat prilaku perawatan yang efektif dalam suatu kebudayaan maka kebutuhan
pengobatan dan pelayanan dari petugas professional akan berkurang.
g. Perbedaan mendasar antara praktek keperawatan tradisional dan professional
mengakibatkan konflik budaya dan membebani praktek keperawatan.
h. Perawatan transkultural akan mempersiapkan perawat untuk dapat menyusun asuhan
keperawatan pada setiap budaya yang berbeda, dan dapat menentukan hasil yang tepat
sesuai dengan kebudayaan klien tersebut.
i. Keberhasilan dalam perawatan kesehatan akan sulit dicapai apabila pemberi pelayanan
tersebut tidak menggunakan pengetahuan dan praktek yang didasarkan atas keyakinan
dan nilai budaya klien.
10
2) Teori transcultural ini tidak mempunyai intervensi spesifik dalam mengatasi masalah
keperawatan sehingga perlu dipadukan dengan model teori lainnya.
11
sosial ini. Leininger menyajikan tiga model intervensi agar perawat dapat membantu masyarakat
dari budaya yang berbeda :
1. Pemeliharaan dan pelestarian asuhan budaya.
2. Akomodasi, negosiasi asuhan budaya atau kombinasi keduanya.
3. Restrukturisasi dan pemolaan kembali asuhan budaya.
12
2. Faktor keagamaan dan falsafah hidup (Religous and Philosofical Factors)
Agama adalah suatu sistem simbol yang mengakibatkan pandangan dan motivasi yang
realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi kuat sekali untuk
menempatkan kebenarannya di atas segalanya bahkan di atas kehidupannya sendiri.
Faktor agama yang perlu dikaji perawat seperti : agama yang dianut, kebiasaan agama
yang berdampak positif terhadap kesehatan, berikhtiar untuk sembuh tanpa mengenal
putus asa, mempunyai konsep diri yang utuh.
3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga (Kinship and Social Factors)
Faktor sosial dan kekeluargaan yang perlu dikaji oleh perawat : nama lengkap dan nama
panggilan dalam keluarga, umur atau tempat dan tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe
keluarga, pengambilan keputusan dalam anggota keluarga, hubungan klien dengan
kepala keluarga, kebiasaan yang dilakukan rutin oleh keluarga.
4. Faktor nilai budaya dan gaya hidup (Cultural Values and Lifeways)
Nilai adalah konsepsi-konsepsi abstrak di dalam diri manusia mengenai apa yang
dianggap baik dan buruk. Hal-hal yang perlu dikaji berhubungan dengan nilai-nilai
budaya dan gaya hidup adalah posisi dan jabatan, bahasa yang digunakan, kebiasaan
membersihkan diri, kebiasaan makan, makan pantang berkaitan dengan kondisi sakit,
sarana hiburan yang dimanfaatkan dan persepsi sakit berkaitan dengan aktivitas sehari-
hari.
5. Faktor peraturan dan kebijakan (Polithical and Legal Factor)
Peraturan dan kebijakan yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi
kegiatan individu dalam asuhan keperawatan transkultural. Misalnya peraturan dan
kebijakan yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang
menunggu.
6. Faktor ekonomi (Economical Faktor)
Klien yang dirawat dapat memanfaatkan sumber-sumber material yang dimiliki untuk
membiayai sakitnya agar segera sembuh. Sumber ekonomi yang ada pada umumnya
dimanfaatkan klien antara lain asurannsi, biaya kantor, tabungan.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat antara lain seperti pekerjaan klien,
sumber biaya pengobatan.
13
7. Faktor pendidikan (Educational Factor)
Latar belakang pendidikan individu adalah pengalaman individu dalam menmpuh jalur
pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan individu, maka
keyakinannya harus didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan dapat
beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi kesehatannya.
Perawat perlu mengkaji latar belakang pendidikan meliputi tingkat pendidikan, jenis
pendidikan, serta kemampuan belajar secara aktif mandiri tentang pengalaman sakitnya
sehingga tidak terulang kembali.
14