Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan Volume 11 No.

1 Maret 2016 36

ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA


Ny “S” DENGAN ASMA (LAPORAN KASUS DI RUANG CEMPAKA RSUD
JOMBANG)

Anshor Adi Saputra1 Inayatur Rosyidah2 Ageng Catur W.3


123
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang
1
email: anshoradi.saputra@gmail.com 2email : inrosyi@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan Asma hingga saat ini masih tercacat sebagai masalah kesehatan utama di
negara berkembang. Asma merupakan suatu proses peradangan dimana terdapat konsolidasi
yang disebabkan pengisian rongga alveoli oleh eksudat. Tujuan dalam laporan kasus ini
adalah memberikan asuhan keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif pada Ny “S”
dengan Asma. Metode pengumpulan data pada laporan kasus ini menggunakan wawancara
pada klien dan keluarga, observasi pada klien, pemeriksaan fisik secara persistem, dan studi
dokumentasi atau kepustakaan. Hasil laporan kasus ini pengkajian didapatkan data subyektif
dan obyektif yang menunjang diagnosa keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif
berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebih dan ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual. Perencaan keperawatan atau intervensi
pada diagnosa kesatu dengan NOC status pernapasan: ventilation, pada diagnosa kedua
dengan NOC Nutritional status: food and fluid intake. Implementasi dan evaluasi
keperawatan masing-masing dilakukan selama empat hari. Simpulan laporan kasus ini
pengkajian dilakukan meliputi data subyektif dan obyektif, terdapat dua diagnosa
keperawatan yaitu bersihan jalan napas tidak efektif dan ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh. Intervensi keperawatan diberikan pada diagnosa kesatu dengan satu
NOC dan delapan tindakan, pada diagnosa kedua dengan satu NOC dan enam tindakan.
Evaluasi keperawataan yang diberikan pada klien menunjukkan perbaikan pada masing-
masing diagnosa keperawatan dan tidak ada masalah baru.

Kata kunci: Asuhan keperawatan, Bersihan jalan napas tidak efektif, Asma

NURSING CARE INEFFECTIVE AIRWAY CLEARANCE IN Ny “S” WITH ASMA


(CASE REPORT IN SPACE CEMPAKA HOSPITAL JOMBANG)

ABSTRACT

Introduction Asma is still listed as a major health problem in developing countries. Asma is
an inflammatory process where there is a consolidation caused by exudate alveolar cavity
filling. The goal in this case report is to provide nursing care aren’t effective airway
clearance in Ny. “S” Asma. Methods of data collection in this case report uses interviews to
clients ang families, observations on the client, physical examinations per system, and
documention study or library. Result of the assessment of subjective and objective data
obtained supporting nursing diagnosis ineffective airway clearance of mucus associated with
an excess and imbalance in nutrition less than body requirement related to nausea. Planning
nursing diagnosis on intenvention in unity with he NOC’s respiratory status: ventilation, the
second diagnosis with NOC nutritional status: food and fluid intake. Implementasi or
evaluation of nursing each performed for four days. Conclusion this case study report
conducted on the subjective and objective, there are two nursing diagnoses isn’t effective
airway clearance and nutritional imbalance is less than the body needs. Nursing intervention
given the diagnosis of unity with one NOC and eight action, the second diagnosis with one
Jurnal Keperawatan Volume 11 No. 1 Maret 2016 37

NOC and six action. Nursing evaluation given to clients showed improvement in their
respective nursing diagnoses and no new problems.

Keywords: nursing care, ineffective airway clearance, Asma

PENDAHULUAN

Asma hingga saat ini masih tercacat pneumonia yang didapat di rumah sakit.
sebagai masalah kesehatan utama di negara Infeksi nosokomial lebih sering disebabkan
berkembang. Di negara berkembang, oleh bakteri gram-negatif atau
penderita Asma terutama disebabkan oleh Staphylococcus aureus (Somantri, 2009).
bakteri, bakteri yang sering menyebabkan
pneumonia adalah Streptococcus Asma, Sebagai perawat diharapkan mampu
Haemophyllus influenzae, Staphylococcus melaksanakan tindakan keperawatan non
aureus (Rahajoe, 2008). Berdasarkan studi farmakologi seperti latihan napas karena
pendahuluan yang dilakukan pada tanggal dapat memperbaiki ventilasi alveoli atau
01 Juli 2015 pada klien dengan Asma, memelihara pertukaran gas, meningkatkan
keluhan utama yang paling dirasakan efisiensi batuk, mengurangi stres. Dengan
adalah sesak napas. latihan batuk efektif, melatih klien yang
tidak memiliki kemampuan batuk secara
Di Indonesia berdasarkan hasil Riset efektif untuk membersihkan laring, trakea,
Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 terjadi dan bronkiolus dari sekret atau benda asing
peningkatan prevalensi pneumonia dari di jalan napas. Pemberian oksigen dengan
11,2% pada tahun 2007 menjadi 18,5% cara memberikan oksigen ke dalam paru
pada tahun 2013. Menurut Profil melalui saluran pernapasan dengan
Kesehatan Provinsi Jawa Timur hasil menggunakan alat bantu oksigen.
pencatatan dan pelaporan tahun 2012, Fisioterapi dada dengan cara postural
cakupan penemuan penderita pneumonia di drainase, clapping dan vibrating. Yang
Jawa Timur sebesar 27,08% (DinKes terakhir dengan cara penghisapan lendir
Provinsi, 2012). Menurut Dinas Kesehatan (suction) untuk mengeluarkan sekret
Kabupaten Jombang cakupan penemuan (Alimul, 2012).
penderita Asma balita di Kabupaten
Jombang tahun 2009 sebesar 12,38% dan
meningkat pada tahun 2012 sebesar 14.3% BAHAN DAN METODE PENELITIAN
(Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang,
2012). Menurut data Ruangan Cempaka Penelitian ini dimulai dari penyusunan
RSUD Jombang didapatkan data pada proposal sampai laporan akhir dilakukan
bulan Januari-Desember tahun 2014 pada bulan April-Juli 2015. Penelitian ini
sebanyak 131 penderita, sedangkan pada dilakukan di Ruang Cempaka RSUD
bulan Januari-Mei 2015 didapatkan data Jombang. Penulisan laporan kasus ini
sebanyak 36 penderita pada kasus Asma menggunakan metode deskriptif yaitu
(Ruang Cempaka RSUD Jombang). suatu metode yang dilakukan dengan
tujuan memberi gambaran tentang suatu
Penyakit Asma kebanyakan disebabkan keadaan secara obyektif dengan
oleh bakteri seperti bakteri Streptococcus menggunakan Laporan Kasus.
Asma. Penyebab tersering terjadinya Asma Pengumpulan data laporan kasus ini
didapat di luar sarana pelayanan kesehatan. meliputi wawancara, observasi,
Selain itu, kemungkinan terjadinya infeksi pemeriksaan fisik, dan studi dokumentasi
oleh bakteri yang resisten terhadap atau kepustakaan.
antibiotik menjadi lebih besar. Penting
untuk mengetahui perbedaan antara Asma
yang di dapat dari masyarakat dengan
Jurnal Keperawatan Volume 11 No. 1 Maret 2016 38

HASIL LAPORAN KASUS inspeksi BAK menggunakan pispot, warna


kuning, bau khas. B5 sistem pencernaan
Hasil laporan kasus ini pengkajian inspeksi mukosa mulut kering, mual,
didapatkan data subyektif dan obyektif tenggorokan terdapat nyeri telan. B6
yang menunjang diagnosa keperawatan sistem musculoskeletal palpasi akral
bersihan jalan napas tidak efektif hangat dan turgor kulit kering.
beruhubungan dengan mukus dalam
jumlah berlebih, serta ketidakseimbangan Diagnosa Keperawatan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual. Perencanaan Pada kasus Ny “S” penulis menegakkan
keperawatan atau intervensi pada diagnosa diagnosa keperawatan utama yaitu
kesatu dengan NOC status pernapasan: bersihan jalan napas tidak efektif
ventilation, pada diagnosa kedua dengan beruhubungan dengan mukus dalam
NOC Nutritional status: food and fluid jumlah berlebih.
intake. Implementasi dan evaluasi
keperawatan masing-masing dilakukan Intervensi Keperawatan
selama empat hari.
Intervensi keperawatan yang diberikan
pada klien bersihan jalan napas tidak
PEMBAHASAN efektif dengan NIC status pernapasan
meliputi bina hubungan saling percaya,
Asuahan keperawatan bersihan jalan napas posisikan klien untuk memaksimalkan
tidak efektif pada Ny “S” dengan Asma: ventilasi, lakukan fisioterapi dada,
keluarkan secret dengan batuk, auskultasi
Pengkajian suara napas, catat adanya suara tambahan,
beri nebulizer jika ada secret, memonitor
Data subjektif tanda-tanda vital, monitor respirasi dan
Keluhan utama sesak napas status O2.

Data objektif Implementasi Keperawatan

Pada pemeriksaan fisik klien dengan Implementasi keperawatan yang dilakukan


pneumonia didapatkan kesadaran NIC status pernapasan meliputi membina
komposmentis, GCS: 456, tanda-tanda hubungan saling percaya dengan klien dan
vital pada Ny “S” dengan tekanan darah keluarga, memberikan posisi fowler pada
130/ 90 mmHg, suhu 36,5˚C, nadi 112x/ klien untuk memaksimalkan ventilasi,
menit, frekuensi pernapasan 30x/ menit. melakukan fisioterapi dada pada klien,
Pemeriksaan persistem B1 sistem mengajarkan batuk efektif, mengauskultasi
pernafasan inspeksi terdapat sekret, suara nafas, memberikan nebulizer
sputum warna putih kental, klien sesak ventolin, memonitor tanda-tanda vital,
napas, napas pendek dan cepat, terdapat keadaan umum, TTV: TD: 110/ 90 mmHg,
penggunaan otot bantu pernapasan, N: 110 x/ menit, S: 36,4 oC, RR: 28 x/
terpasang O2 nasal kanul 3 lpm, RR: 30 x/ menit, pasien tampak lemah, GCS: 456,
menit, palpasi hidung terdapat nyeri tekan, mengkolaborasi dengan tim kesehatan
dada terdapat nyeri tekan, tenggorokan dalam pemberian obat Infus: RL 1500 cc /
mengalami nyeri telan. Auskultasi irama 21 tpm, Injeksi Ceftriaxone 2x1gr (bolus),
napas tidak teratur, suara napas terdapat Ranitidine 2x1mg (bolus), Oral Tetracyclin
bunyi ronchi. B2 sistem kardiovaskuler 3xsehari (2 kapsul), Antasida doen
inspeksi konjungtiva pucat, seklera 4xsehari (1 tablet), Ethambutol 2xsehari (1
kemerahan, warna kulit pucat. B3 sistem tablet), Oksigen nasal kanul: 3 lpm.
Persarafan inspeksi keadaan umum lemah,
penglihatan sedikit kabur, penciuman
sedikit berkurang. B4 sistem perkemihan
Jurnal Keperawatan Volume 11 No. 1 Maret 2016 39

Evaluasi Keperawatan terpasang oksigen nasal kanul 3 lpm,


sputum putih kental, bau khas, posisi klien
Pada hari pertama tanggal 02 Juli 2015 fowler. Intervensi dilanjutkan NOC 1, NIC
klien mengatakan sesak napas dan 1, 2, 4, 7, 8, 10.
terdapat sekret, irama napas tidak teratur,
napas pendek dan cepat, terdapat
penggunaan otot bantu pernapasan, tidak SIMPULAN DAN SARAN
terdapat pergerakan cuping hidung, suara
napas ronchi, keadaan umum lemah, GCS: Simpulan
456, kesadaran composmentis, TTV: TD:
110/ 90 mmHg, N: 110x/ menit, S: 36,4 Asuhan keperawatan bersihan jalan napas
O
C, RR: 28x/ menit. Warna kulit pucat, tidak efektif pada Ny “S” dengan Asma:
tidak sianosis, terpasang oksigen nasal
kanul 3 lpm, posisi klien fowler, sputum 1. Pengkajian
putih kental, bau khas. Intervensi
dilanjutkan NOC 1, NIC 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, Pengkajian keperawatan pada Ny “S”
9, 10. dengan masalah bersihan jalan napas
Pada hari kedua tanggal 03 Juli 2015, klien tidak efektif pada kasus Asma diruang
mengatakan sesak mulai berkurang, irama cempaka RSUD Jombang, didapatkan
napas tidak teratur, napas pendek dan data subjektif keluhan utama klien
cepat, terdapat penggunaan otot bantu mengatakan sesak napas dan pusing.
pernapasan, suara napas ronchi, keadaan Data objektif, keadaan klien lemah
umum lemah, GCS: 456, kesadaran dengan TD: 130/ 90 mmHg, N: 112x/
composmentis, TTV: TD: 120/ 80 mmHg, menit, S: 36,5 oC, RR: 30 x/ menit,
N: 98x/ menit, S: 36 oC, RR: 28x/ menit. napas pendek dan cepat, irama napas
Warna kulit pucat, terpasang nasal kanul 3 tidak teratur dan terdapat penggunaan
lpm, posisi klien fowler, sputum putih otot bantu pernapasan, terdapat sekret,
kental, bau khas. Intervensi dilanjutkan batuk, bunyi napas ronchi.
NOC 1, NIC 1, 2, 4, 5, 7, 8, 9, 10
2. Diagnosa Keperawatan
Pada hari ketiga tanggal 04 Juli 2015 klien
mengatakan sesak mulai membaik, pusing Diagnosa keperawatan pada Ny “S”
masih ada dan klien mengatakan mual, dengan kasus Asma di Ruang Cempaka
irama napas tidak teratur, napas pendek RSUD Jombang adalah bersihan jalan
dan cepat, tidak terdapat penggunaan otot napas tidak efektif berhubungan dengan
bantu pernapasan, suara napas ronchi, mukus dalam jumlah berlebih.
keadaan umum lemah, GCS: 456,
kesadaran composmentis, TTV: TD: 130/ 3. Intervensi Keperawatan
80 mmHg, N: 100x/ menit, S: 36,7 oC, RR:
26x/ menit. Warna kulit pucat, terpasang Intervensi keperawatan yang dilakukan
nasal kanul 3 lpm, posisi klien fowler, pada Ny “S” pada bersihan jalan napas
sputum putih kental, bau khas. Intervensi tidak efektif ada 8 NIC yang di
dilanjutkan NOC 1, NIC 1, 2, 4, 7, 8, 9, 10. intervensikan pada tinjauan kasus, bina
hubungan saling percaya, posisikan
Pada hari keempat tanggal 06 Juli 2015 klien untuk memaksimalkan ventilasi,
klien mengatakan sesak sudah mulai lakukan fisioterapi dada, keluarkan
menghilang atau membaik, sekret secret dengan batuk, auskultasi suara
berkurang. Irama napas tidak teratur, napas napas, catat adanya suara tambahan,
pendek mulai berkurang dan cepat mulai beri nebulizer jika ada secret,
berkurang, suara napas ronchi, keadaan memonitor tanda-tanda vital, monitor
umum cukup baik, GCS: 456, kesadaran respirasi dan status O2.
composmentis, TTV: TD: 110/ 90 mmHg,
N: 98x/ menit, S: 36˚C, RR: 24x/ menit,
Jurnal Keperawatan Volume 11 No. 1 Maret 2016 40

4. Implementasi Keperawatan Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta:


Salemba Medika
Implementasi keperawatan yang
dilakukan pada Ny “S” selama empat Betz, Lynn and Sowden. 2009. Buku Saku
hari dengan bersihan jalan napas tidak Keperawatan Pediatri. Jakarta: EGC
efektif sesuai dengan intervensi NOC 1,
NIC 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8. Dinas Kesehatan. 2012. Profil Kesehatan
Provinsi Jawa Timur Tahun 2012.
5. Evaluasi Keperawatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
Djojodibroto, Darmanto. 2009.
Evaluasi keperawatan pada Ny “S” Respidiologi (Respiratory Medicine).
dengan masalah bersihan jalan napas Jakarta: EGC
tidak efektif pada hari keempat yang
tercapai ada 6 kriteria hasil dan Hendryadi, 2015. Pneumonia dan
mendapat hasil yang positif. Penangannya.
http://teorionline.wordpress.com/servi
ce/ metode- pengumpulan-data/ di
Saran akses pada tanggal 23 April 2015
16:10
1. Bagi klien dan keluarga
Hidayat, A.Aziz Alimul. 2012. Buku 2
Mengikutsertakan keluarga dalam Pengantar Kebutuhan Dasar
memberikan asuhan keperawatan pada Manusia. Jakarta: Salemba Medika
pasien dengan bersihan jalan napas
tidak efektif, sehingga pasien merasa Irmawan, 2015. Konsep Pemeriksaan
ada dukungan yang dapat mempercepat Fisik.
proses penyembuhan penyakitnya. http://ademarvel.blogspot.com/2013/0
2/konsep-pemeriksaan-fisik-
2. Bagi perawat pemfis.html. di akses pada tanggal 23
April 2015 17:35
Dalam memberikan asuhan
keperawatan hendaknya lebih Kartasasmita, Cissy B. 2010. Penumonia
meningkatkan keterampilan agar dapat Pembunuh Balita. Volume 3. Buletin
terlaksana asuhan keperawatan yang Jendela Epidemiologi
komprehensif sehingga terhindar dari
penyulit atau komplikasi. Muttaqin, Arif. 2008. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan Klien dengan
3. Bagi institusi STIKes ICMe Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika
Diharapkan memperbanyak referensi
yang berkaitan dengan asuhan Nelson. 2012. Ilmu Kesehatan Anak.
keperawatan dengan masalah bersihan Vol.2-Ed.15. Jakarta: EGC
jalan napas kurang efektif pada kasus
Asma, guna memperluas wawasan Nugroho dan Erva. 2011. Batuk Efektif
keilmuan bagi peneliti dan siapapun Dalam Pengeluaran Dahak Pada
yang berminat memperdalam topik Pasien Dengan Ketidakefektifan
tersebut. Bersihan Jalan Napas Di Instalasi
Rehabilitasi Medik Rumah Sakit
Baptis Kediri. Volume 4, nomor 2.
KEPUSTAKAAN Jurnal STIKES RS. Baptis Kediri

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural


Keperawatan Konsep Dan Aplikasi
Jurnal Keperawatan Volume 11 No. 1 Maret 2016 41

Nursalam. 2008. Asuhan Keperawatan


Bayi dan Anak. Jakarta: Salemba
Medika

Sasika, Sinta. 2011. Ensiklopedi Penyakit


Menular dan Infeksi. Yogyakarta:
Familia Pustaka Keluarga

Somantri, Irmam. 2009. Asuhan


Keperawatan Pada Klien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika

Somantri, Irman. 2008. Asuhan


Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Sistem Pernapasan.
Jakarta: Salemba Medika

Wilkinson, Judith M. 2012. Diagnosa


Keperawatan Dengan Intervensi NIC
dan Kriteria hasil NOC. Jakarta: EGC

Wong, dkk. 2009. Buku Ajar Keperawatan


Pediatrik. Vol 2-Ed 6. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai