Anda di halaman 1dari 18

A.

BOILER

Gambar 1. Gambar Kerja Boiler

Boiler merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menghasilkan


steam(uap) dalam berbagai keperluan. Air di dalam boiler dipanaskan oleh panas dari
hasil pembakaran bahan bakar (sumber panas lainnya), sehingga terjadi perpindahan
panas dari sumber panas tersebut ke air yang mengakibatkan air tersebut menjadi panas
atau berubah wujud menjadi uap.Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang lebih
rendah dibanding dengan air yang lebih dingin, sehingga terjadi perubahan berat jenis air
di dalam boiler. Air yang memiliki berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya
air yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi akan turun ke dasar.
(Djokosetyardjo,,M.J.1990).

Dalam pabrik kelapa sawit Ketel uap (Boiler) merupakan jantung dari sebuah
pabrik kelapa sawit. Dimana, ketel uap ini lah yang menjadi sumber tenaga dan sumber
uap yang akan dipakai untuk mengolah kelapa sawit. disini kita akan membahas sedikit
tentang ketel uap yang digunakan dalam pabrik kelapa sawit.Sebelum kita membahas
ketel uap yang digunakan dipabrik kelapa sawit. ada baiknya kalau kita mengetahui
dahulu apa itu ketel uap dan berfungsi sebagai apa.Ketel uap merupakan suatu alat
konversi energi yang merubah Air menjadi Uap dengan cara pemanasan dan panas yang
dibutuhkan air untuk penguapan diperoleh dari pembakaran bahan bakar pada ruang
bakar ketel uap.
Uap (energi kalor) yang dihasilkan ketel uap dapat digunakan pada semua
peralatan yang membutuhkan uap di pabrik kelapa sawit, terutama turbin. Turbin disini
adalah turbin uap dimana sumber penggerak generatornya adalah uap yang dihasilkan
dari ketel uap. selain turbin alat lain di pabrik kelapa sawit yang membutuhkan uap
seperti di sterilizer (Alat untuk memasak TBS) dan distasiun pemurnian minyak
(Klarifikasi). oleh karena itu kualitas uap yang dihasilkan harus sesuai dengan kebutuhan
yang ada dipabrik kelapa sawit tersebut. karena jika tidak akan mengganggu proses
pengolahan dipabrik kelapa sawit.

Gambar 2. Ketel Uap Boiler

1.Sistem Boiler
             Sistem boiler terdiri dari:
a. Sistem Air Umpan
Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai dengan
kebutuhan steam.Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan.
b. Sistem Steam
Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol produksi steam dalam boiler. Steam
dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik pengguna.Pada keseluruhan sistem,
tekanan steam diatur menggunakan kran dan dipantau dengan alat pemantau
tekanan.Air yang disuplai ke boiler untuk diubah menjadi steam disebut air umpan.
Ada dua sumber air umpan:
1) Kondensat atau steam yang mengembun yang mengembun ke proses.
2) Air make up (air baku yang sudah diolah) yang harus diumpankan dari luar ruang
boiler ke plant proses.

2.Sistem Bahan Bakar


Sistem bahan bakar adalah semua peralatan yang digunakan untuk menyediakan
bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.Peralatan yang diperlukan pada
sistem bahan bakar tergantung pada jenis bahan bakar yang digunakan pada sistem. Agar
kualitas uap yang dihasilkan dari ketel uap sesuai dengan yang diinginkan/dibutuhkan
maka dibutuhkan sejumlah panas untuk menguapkan air tersebut, dimana panas tersebut
diperoleh dari pembakaran bahan bakar di ruang bakar ketel. Untuk mendapatkan
pembakaran yang sempurna didalam ketel maka diperlukan beberapa syarat, yaitu:

1. Perbandingan pemakaian bahan bakar harus sesuai (cangkang dan serabut)


2. Udara yang dipakai harus mencukupi
3. Waktu yang diperlukan untutk proses pembakaran harus cukup.
4. Panas yang cukup untuk memulai pembakaran
5. Kerapatan yang cukup untuk merambatkan nyala api

Dalam hal ini bahan bakar yang digunakan adalah serabut dan cangkang, Adapaun alasan
mengapa digunakan serabut dan cangkang sebagai bahan bakar adalah :

1. Bahan bakar cangkang dan serabut cukup tersedia dan mudah diperoleh dipabrik.
2. Cangkang dan serabut merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit apabila tidak
digunakan.
3. Nilai kalor bahan bakar cangkang dan serabut memenuhi persyaratan untuk
menghasilkan panas yang dibutuhkan.
4. Sisa pembakaran bahan bakar dapat digunakan serbagai pupuk untuk tanaman kelapa
sawit.
5. Harga lebih ekonomis.
Cangkang adalah sejenis bahan bakar padat yang berwarna hitam berbentuk
seperti batok kelapa dan agak bulat, terdapat pada bagian dalam pada buah kelapa sawit
yang diselubungi oleh serabut.

Pada bahan bakar cangkang ini terdapat berbagai unsur kimia antara lain : Carbon (C),
Hidrogen (H2), Nitrogen (N2), Oksigen (O2) dan Abu. Dimana unsur kimia yang
terkandung pada cangkang mempunyai persentase (%) yang berbeda jumlahnya., bahan
bakar cangkang ini setelah mengalami proses pembakaran akan berubah menjadi arang,
kemudian arang tersebut dengan adanya udara pada dapur akan terbang sebagai ukuran
partikel kecil yang dinamakan peatikel pijar.

Apabila pemakaian cangkang ini terlalu banyak dari serabut akan menghambat proses
pembakaran akibat penumpukan arang dan nyala api kurang sempurna, dan jika cangkang
digunakan sedikit, panas yang dihasilkan akan rendah.karena cangkang apabila dibakar
akan mengeluarkan panas yan besar.

Serabut adalah bahan bakar padat yang bebentuk seperti rambut, apabila telah
mengalami proses pengolahan berwarna coklat muda, serabut ini terdapat dibagian kedua
dari buah kelapa sawit setelah kulit buah kelapa sawit.didalam serabut dan daging buah
sawitlah minyak CPO terkandung.

Panas yang dihasilkan serabut jumlahnya lebih kecil dari yang dihasilkan oleh cangkang,
oleh karena itu perbandingan lebih besar serabut dari pada cangkang.disamping serabut
lebih cepat habis menjadi abu apabila dibakar, pemakaian serabut yang berlebihan akan
berdampak buruk pada proses pembakaran karena dapat menghambat proses perambatan
panas pada pipa water wall, akibat abu hasil pembakaran beterbangan dalam ruang dapur
dan menutupi pipa water wall,disamping mempersulit pembuangan dari pintu ekspansion
door (Pintu keluar untuk abu dan arang) akibat terjadinya penumpukan yang berlebihan.
Tabel dibawah ini menunjukkan komposisi unsur yang ada pada serabut dan cangkang.

Tabel.1. Komposisi Bahan Bakar

Nama Unsur Serabut Cangkang

Carbon (C) 40,15 61,34

Hidrogen (H2) 4,25 3,25

Oksigen (O2) 30,12 31,16

Nitrogen (N2) 22,29 2,45

Abu (A) 3,19 1,8

Gambar 3.Serabut kelapa sawit

Gambar 4.cangkang sawit

 
Ketel uap yang digunakan di pabrik kelapa sawit biasanya adalah ketel uap
dengan kapasitas uap 20.000 Kg uap/jam dan dengan tekanan 20 kg/cm2. dimana
dibutuhkan 2 unit boiler untuk pabrik kelapa sawit dengan kapasitas olah 45 ton
TBS/jam.

Gambar 5.Boiler yang digunakan di Pabrik Kelapa Sawit

Sebagian besar ketel uap yang digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel
uap yang menghasilkan uap superheated, dimana uap ini digunakan pertama kali untuk
memutar turbin sebagai pembangkit tenaga listrik kemudian sisa uap dari pembangkit
tersebut digunakan sebagai pemanasan TBS pada sterilizer.

B.PRINSIP KERJA BOILER


Boiler atau  ketel uap adalah suatu perangkat mesin yang berfungsi untuk
mengubah air menjadi uap. Proses perubahan air menjadi uap terjadi dengan
memanaskan air yang berada didalam pipa-pipa dengan memanfaatkan panas dari hasil
pembakaran bahan bakar. Pembakaran dilakukan secara kontinyu didalam ruang bakar
dengan mengalirkan bahan bakar dan udara dari luar. Uap yang dihasilkan boiler adalah
uap superheat dengan tekanan dan temperatur yang tinggi. Jumlah produksi uap
tergantung pada luas permukaan pemindah panas, laju aliran, dan panas pembakaran
yang diberikan.
1.Bagian-Bagian Utama Penyusun Boiler
             Adapun bagian utama yang menyusun Boiler adalah sebagai berikut :
a.Economizer
Berfungsi untuk memanaskan air setelah melewati High
Pressure Heater.Pemanasan dilakukan dengan memanfaatkan panas dari flue gas
yang merupakan sisa dari pembakaran dalam furnace.
Temperatur air yang keluar dari Economizer harus dibawah temperatur jenuhnya
untuk mencegah terjadinya boiling dalam Economizer. Karena perpindahan panas
yang terjadi dalam Economize rmerupakan konveksi, maka menaikkan luas
permukaan akan mempermudah perpindahan panas ke air.Inilah sebabnya mengapa
desain pipa Economizer dibuat bertingkat .
b.Superheater
Berfungsi untuk memanaskan uap dari Steam Drum menjadi uap panaslanjut
(main steam).Main steam digunakan untuk melakukan kerja dengan ekspansi dalam
turbin.Superheater memiliki lima bagian utama, yaitu :
1) Superheater (SH) Vertical Platens
2) SH Division Panel
3) Low Temperature SH Pendant
4) Low Temperature SH Horizontal
5) Back Pass and Roof
c. Reheater
Berfungsi untuk memanaskan kembali uap yang telah mengalami ekspansi dalam
turbin.Uap keluaran turbin berupa cold steam sehingga perlu dipanaskan kembali dan
dimasukkan kembali ke dalam Boiler .
d.Main Steam Drum
Fungsi utamanya adalah untuk memisahkan uap dari campuran air dan uap yang
masuk ke steam drum .Selain itu juga berfungsi untuk mendistribusikan feed
water,membuang kontaminan dari air boiler , menambahkan bahan kimia, dan
mengeringkan uap setelah dipisahkan dari air. Uap berada pada bagian atas bejana
dan air berada pada bagian bawah. Air dari Steam Drum disalurkan
ke Evaporator dengan cara dipompa oleh BWCP.
Uap dan air dalam steam drum dipisahkan dengan tiga tahap,primary , secondary
dan drying . Tahap primary dan secondary dilakukan oleh turbo separator dan plat
yang berombak – ombak melakukan tahap drying.Fungsi utama dari alat pemisah ini
adalah untuk memindahkan uap dari air boiler dan untuk mengurangi campuran yang
terdapat dalam uap sebelum meninggalkan steam drum
e.Down Comer
Merupakan saluran air dari Steam Drum ke Header(Pengaman) yang berada di
bawah ruang bakar dimana dari header butir – butir air panas akan dipanaskan
melalui pipa – pipa yang tersusun di dinding furnace.Pada Down Comer bagian
bawah terdapat suatu pompa yang disebut dengan Boiler Water Circulating
Pump (BWCP) yang digunakan untuk mengatur sirkulasi air yang akan dipanaskan
atau diuapkan.
f. Furnace
      Merupakan ruang bakar yang pada dindingnya tersusun pipa – pipa.
g.Blow Down
Untuk mengontrol kualitas air serta mengurangi kandungan zat padat (Silika)
dalam air sehingga tidak terbentuk kerak hangus pada furnace. Alat ini akan bekerja
secara otomatis saat sensor menunjukkan kandungan silika dalam air melebihi
standar. Ia akan membuang sebagian kecil air dari drum ( 1 % sampai 2 % dari
tingkat penguapannya).

C.KLASIFIKASI BOILER
Boiler pada dasarnya terdiri dari lumbung (drum) yan tertutup pada ujung
pangkalnya dan dalam perkembangannya dilengkapi dengan pipa api maupun pipa
air. Banyak orang mengklsifikasikan boiler tergantung pada sudut pandang masing-
masing. Pada makalah ini boiler diklasifikasikan dalam kelas yaitu :
1. Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa
           Berdasarkan fluida yang mengalir dalam pipa, maka boiler dikalsifikasikan sebagai :
a. Boiler pipa api (fire tube boiler)
              Pada boiler pipa api, fluida yang mengalir di dalam pia-pira (tube) adalah gas
panas (hasil pembakaran) yang membawa energi panas, yang segera
mentransfernya ke air      ketel melalui bidang pemanas. Tujuan pipa-pipa api ini adalah
untuk memudahkan      distribusi panas kepada air ketel.Pada ketel pipa api, gas panas
melewati pipa-pipa dan air umpan ketel ada di dalam shell untuk dirubah menjadi steam.
Ketel pipa api biadanya digunakan untuk kapasitas      steam sampai 14.000 kg/jam
dengan tekanan 18 kg/cm2. Ketel pipa api dapat menggunakan bahan bakar 
minyak bakar, gas atau bahan bkar padat dalam operasinya.
b. Boiler pipa air (water tube boiler)
             Pada boiler pipa air, fluida yang mengalir dalam pipa adalah air, energi panas
yang  ditransfer berasal dari luar pipa (yaitu berasal dari ruang dapur/furnace) ke air
ketel.
            Pada ketel pipa air, air diumpankan boiler melalui pipa-pipa masuk kedalam drum. Air
yang tersirkulasi dipanaskan oleh gas pembakaran membentuk steam pad
daerah       uapdalam drum.Ketel ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam
sangat         tinggi seperti pada kasus ketel untuk pembangkit tenaga. Ketel yang
modern             dirancang  dengan kapasitas steam antar 4.500 – 12.000 ton/jam, dengan
tekanan   sangat tingi. Banyak ketel pipa air yang dikontruksikan secara paket jika
digunankan    bahan bakar minyak bakar dan gas.

2. Berdasarkan pemakaiannya
             Berdasarkan pemakaiannya, boiler dapat diklasifikasikan sebagai :
a. Ketel stasioner (stationer boiler) atau boiler tetap.
             Yang termasuk stasioner ialah boiler-boiler yang didudukan pada pondasi tetap
seperti      boiler untuk pembangkit tenaga listrik, untuk industri dan
sebagainya.
b. Boiler mobile atau disebut juga boiler portable.
             Yang termasuk ketel mobil adalah ketel yang dipasang pada pondasi yang
berpindah-        pindah (mobil ), seperti boiler lokomotif, loko mobile dan
ketel panjang serta lain yang sepertinya termasuk ketel kapal ( marine boiler ).
3. Berdasarkan letak dapur (furnace position)
             Berdasarkan letak dapur (furnace position), boiler diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Boiler dengan pembakaran di dalam (internal fired steam bolier)
             Dalam hal ini dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian dalam boiler.
Kebanyakan        boiler pipa api memakai sistem ini.
b. Boiler dengan pembakaran di luar (outernallyfired steam boiler)
             Dalam hal ini dapur berada (pembakaran terjadi) di bagian luar boiler,
kebanyakan             boiler pipa air menggunakan sistem ini.
4.  Menurut jumlah lorong (boiler tube)
             Menurut jumlah lorong (boiler tube), boiler diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Boiler dengan lorong tunggal (single tube steam boiler).
             Pada single tube steam boiler, hanya terdapat satu lorong saja, apakah itu lorong
api           atau saluran air saja. Cornish boiler adalah single fire tube boiler
dan simple vertical            boiler adalah single water tube boiler.
b. Boiler dengan loron ganda (multi tubuler steam boiler).
             Multi fire tube boiler misalnya boiler scotch dan multi water tube boiler
misalnya   boiler B dan W dan lain-lain.
5. Menurut sistem peredaran air boiler
             Menurut sistem peredaran air, boiler diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Boiler dengan peredaran secara natural.
             Pada boiler dengan perdaran secara natural air dalam boiler
beredar/bersirkulasi      secara alami, yaitu air yang ringan naik sedang air
yang berat turun, sehingga      terjadilah aliran konveksi alami. Umumnya Boiler
beroperasi secara alami seperti boiler Lancarshire, Babcock &
Wilcox dan lain-lain.
b. Boiler dengan peredaran paksa
             Pada boiler dengan sirkulasi paksa, aliran paksa diperoleh dari sebuah
pompa          centrifugal yang digerakkan dengan elektrik motor. Sistem
aliran paksa biasanya       dipakai pada boiler bertekanan tinggi.
D.Parameter yang Harus Diperhatikan dalam Pengoperasian Boiler
Dalam pengoperasian boiler,ada beberapa parameter yang harus diperhatikan yaitu :
1. Aliran uap (Steam Flow )
   Yaitu banyaknya uap yang harus dihasilkan boiler pada tingkat pengoperasian
tertentu. Pengoperasian pada MCR (Maximum Continous Rating) merupakan
pengoperasian boiler pada tingkat aliran uap maksimum yang bisa dijalankan secara
berkelanjutan.Jika melebihi tingkat ini bisa merusak peralatan ataupun meningkatkan
biaya perawatan.
Control Load untuk beban penuh aliran uap sekitar 48% dan sekitar 47 % untuk aliran
uap pada tingkat MCR. Control load merupakan titik dimana suhu uap utama maupun
uap pemanasan ulang telah mencapai titik desain kerjanya ( kondisi stabil ).
2. Tekanan Boiler
            Untuk mendapatkan energi yang sesuai dengan kebutuhan turbin agar dapt
menggerakkan generator,maka tekanan uap panas kering yang dihasilkan pun harus
sesuai dengan kebutuhan beban.Dalam hal ini ,tekanan uap dapat diatur melalui reheater
dan superheater.
3.  Temperatur Uap
            Dalam proses konversi wujud dari cair menjadi uap,air perlu dipanaskan dalam
furnace.Panas yang dihasilkan dari proses pembakaran dalam furnace tersebut juga harus
diperhatikan agar suhu uap yang dihasilkan memenuhi standar yang ditentukan.Karena
jika suhu uap kurang maka efisiensi akan turun tapi jika terlalu tinggi akan berpengaruh
pada gas buangnya.
4. Efisiensi Boiler
            Untuk melihat apakah desain suatu boiler telah tepat ditentukan oleh beberapa
faktor yang mempengaruhi,diantaranya kegunaan unit boiler itu sendiri yaitu apakah uap
yang harus dihasilkan konstan atau bervariasi sesuai kebutuhan generator pembangkit
listrik. Selanjutnya yang menentukan juga adalah jenis dan kualitas bahan bakar yang
akan dibakar :apakah padat,cair atau gas.Seberapa banyak uap harus dihasilkan tiap
jamnya apakah ratusan atau bahkan jutaan pon tiap jamnya juga perlu dipertimbangkan
dalam desain.
Pembentukan uap yang dipengaruhi penyerapan panas harus memenuhi setidaknya
komponen berikut ini :
·          Tekanan kerja tiap bagian dari boiler,hal ini penting untuk distribusi dan pemenuhan
kebutuhan sistem dalam proses pengubahan air menjadi uap.
a.Struktur power plant yang tepat untuk tipe proses pembakaran yang dipilih.
b.Ukuran yang tepat dan pengaturan permukaan perpindahan panas untuk penyerapan
panas saat proses pembakaran.
c.Perlengkapan yang dibutuhkan selama proses .Alat untuk memasukkan udara, bahan
bakar dan mengalirkan air.Piranti untuk memindahkan hasil pembakaran dan
sistem pengendalian proses.
Permukaan penyerapam panas boiler dirancang untuk efisiensi dan biaya yang optimum
agar empat tujuan dasar boiler tercapai yaitu :
a. Uap kering yang dihasilkan memilki tingkat kemurnian yang tinggi dalam keadaan
apapun.
b. Pemanasan super terhadap uap kering sementara menjaga suhu tidak melebihi dari
kondisi operasional boiler.
c. Pemanasan ulang terhadap uap yang tekanannya turun untuk digunakan kembali oleh
turbin sementara menjaga suhu tidak melebihi dari kondisi operasional boiler.
d. Mengurangi suhu gas buang untuk meminimalkan rugi-rugi panas , mengendalikan
korosi dan menghasilkan emisi yang tidak melebihi ketentuan.
      Efisiensi termal adalah indikator seberapa baik kemampuan input panas boiler
untuk menghasilkan uap pada suhu dan tekanan yang diminta. Adanya prinsip ekonomi
dan biaya bahan bakar membuat powerplant harus beroperasi seefisien mungkin. Unit 5
dan 6 didesain dengan efisiensi 92,5 – 93,5 % tergantung kondisi operasional boiler ,pada
MCR ,normal full load atau pada control load conditions. Untuk membandingkan
performance boiler pada kondisi sekarang dengan kondisi desain awal nya ada tiga
parameter yang bisa diperiksa.
1. Fuel analysis
             Analisa ini dilakukan untuk mengatuhi kandungan oksigen ,hidrogen dan karbon
yang terdapat dalam bahan bakar yang digunakan.Karena kualitas bahan bakar dulu
dengan sekarang bisa sangat berbeda.Perbedaan ini berpengaruh terhadap kebutuhan
udara dan panas yang dilepaskan di ruang bakar ,begitu juga dengan massa aliran gas
buang yang meninggalkan ruang bakar.
2. Feedwater temperature
             Perubahan suhu air yang masuk ke boiler menentukan tingkat pembakaran yang
diperlukan di furnace ,lebih lanjut akan mempengaruhi panas yang dihasilkan dan
banyaknya massa aliran.
3. Excess Air
             Banyaknya udara yang masuk ruang bakar berpengaruh terhadap jumlah panas
yang dibawa dari furnace ( dry gas loss ) , banyaknya udara yang keluar merupakan
faktor penting untuk menghitung efisiensi boiler.

E.Masalah – Masalah Pada Boiler


 Suatu boiler atau pembangkit uap yang dioperasikan tanpa kondisi air
yang baik , cepat atau lambat akan menimbulkan masalah-masalah yang berkaitan dengan
kinerja dan kualitas dari sistem pembangkit uap. Banyak masalah-masalah yang ditimbulkan
akibat dari kurangnya penanganan dan perhatian khusus terhadap penggunaan air umpan boiler.
Akibat dari kurangnya penanganan terhadap air umpan boiler akan menimbulkan masalah-
masalah sebagai berikut :
1. Pembentukan kerak
            Terbentuk kerak pada dinding boiler terjadi akibat adanya mineral-mineral
pembentukan kerak, misalnya ion-ion kesadahan seperti Ca2+ dan Mg2+ dan akibat pengaruh
gas penguapan. Diamping itu pula dapat disebabkan oleh mekanisme pemekatan didalam boiler
karena adanya pemanasan.Jenis-jenis kerak yang umum dalam boiler adalah kalsium sulfat,
senyawa silikat dan karbonat. Zat-zat dapat membentuk kerak yang keras dan padat sehingga bila
lama penanganannya akan sulit sekali untuk dihilangkan. Silika diendapkan bersama dengan
kalsium dan magnesium sehingga membuat kerak semakin keras dan semakin sulit untuk
dihilangkan.( Gaffert,Gustaf A. 1974 ).
Kerak yang menyelimuti permukaan boiler berpengaruh terhadap perpindahan panas
permukaan dan menunjukkan dua akibat utama yaitu berkurangnya panas yang dipindahkan dari
dapur ke air yang mengakibatkan meningkatkan temperatur disekitar dapur, dan menurunnya
efisiensi boiler.
Untuk mengurangi terjadinya pembentukan kerak pada boiler dapat dilakukan pencegahan-
pencegahan sebagai berikut :
a. Mengurangi jumlah mineral dengan unit softener
b.  Melakukan blowdown secara teratur jumlahnya
c.  Memberikan bahan kimia anti kerak
2.Peristiwa Korosi
            Korosi dapat disebabkan oleh oksigen dan karbon dioksida yang terdapat
dalam uap yang terkondensasi. Korosi merupakan peristiwa logam kembali kebentuk asalnya di
alam misalnya besi menjadi oksida besi, alumunium dan lain-lain. Peristiwa korosi dapat terjadi
disebabkan oleh :
a. Gas-gas yang bersifat korosif seperti O2, CO2, H2S
b. Kerak dan deposit
c. Perbedaan logam ( korosi galvanis )
d. pH yang terlalu rendah dan lain-lain
Jenis korosi yang dijumpai pada boiler dan sistem uap adalah general corrosion, pitting (
terbentuknya lubang ) dan embrittlement ( peretakan baja ). Adanya gas yang terlarut, oksigen
dan karbon dioksida pada air umpan boiler adalah penyebab utama general corrosion dan pitting
corrosion ( tipe oksigen elektro kimia dan diffrensial ). Kelarutan gas-gas ini di dalam air umpan
boiler menurun jika suhu naik. Kebanyakan oksigen akan memisah pada ruang uap, tetapi
sejumlah kecil residu akan tertinggal dalam larutan atau terperangkap pada kantong-kantong atau
dibawah deposit, hal ini dapat menyebabkan korosi pada logam-logam boiler. Karena itu penting
untuk melakukan proses deoksigenasi air boiler.

Untuk mengurangi terjadinya peristiwa korosi dapat dilakukan pencegahan sebagai berikut :
a. Mengurangi gas-gas yang bersifat korosif
b. Mencegah terbentuknya kerak dan deposit dalam boiler
c. Mencegah korosi galvanis
d. Menggunakan zat yang dapat menghambat peristiwa korosif
e. Mengatur pH dan alkalinitas air boiler dan lain-lain
Peristiwa Pembentukan Deposit
Deposit merupakan peristiwa penggumpalan zat dalam air umpan boiler yang disebabkan
oleh adanya zat padat tersuspensi misalnya oksida besi, oksida tembaga dan lain-lain. Peristiwa
ini dapat juga disebabkan oleh kontaminsi uap dari produk hasil proses produksi. Sumber deposit
didalam air seperti garam-garam yang terlarut dan zat-zat yang tersuspensi didalam air umpan
boiler. Pemanasan dan dengan adanya zat tersuspensi dalam air pada boiler menyebabkan
mengendapnya sejumlah muatan yang menurunkan daya kelarutan , jika temperaturnya
dinaikkan. Hal ini menjelaskan mengapa kerak dan sludge  (lumpur) terbentuk. Kerak merupakan
bentuk deposit-deposit yang tetap berada pada permukaan boiler sedangkan sludge merupakan
bentuk deposit-deposit yang tidak menetap atau deposit lunak. ( Milton, J.H. 1990 )
a. Pencegahan – pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya
peristiwa deposit dapat dilakukan diantaranya :Meminimalisasi masuknya
mineral-mineral yang dapat menyebabkan deposit seperti oksida besi, oksida
tembaga dan lain – lain
b.  Mencegah korosi pada sistem kondensat dengan proses netralisasi ( mengatur pH
8,2 – 9,2 ) dapat juga dilakukan dengan mencegah terjadinya kebocoran udara
pada sistem kondensat.
c. Mencegah kontaminasi uap selanjutnya menggunakan bahan kimia untuk
mendispersikan mineral-mineral penyebab deposit.
3.Kontaminasi Uap
            Ketika air boiler mengandung garam terlarut dan zat tersuspensi dengan
konsentrasi yang tinggi, ada kecendrungan baginya untuk membentuk busa secara berlebihan
sehingga dapat menyebabkan steam carryover zat-zat padat dan cairan pengotor kedalam
uap.Steam carryover terjadi jika mineral-mineral dari boiler ikut keluar bersama dengan uap ke
alat-alat seperti superheater, turbin, dan lain-lain. Kontaminasi-kontaminasi ini dapat diendapkan
kembali pada sistem uap atau zat-zat itu akan mengontaminasi proses atau material-material
yang diperlukan steam. ( Naibaho, P.M. 1996 ).
Steam carryoverdapat dihindari dengan menahan zat-zat padat terlarut pada air boiler
dibawah tingkat tertentu melalui suatu analisa sistematis dan kontrol pada pemberian zat-zat
kimia dan blowdown.Carryover  karbon dioksida dapat mengembalikan uap dan asam-asam
terkondensasi.
4.Blowdon Heat Recovery
  a.Unit
           Pengambilan heat loss dalam boiler blowdown dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1) Flash Tank System
                  Flash tank system ditunjukkan pada gambar di bawah ini yang dapat digunakan
ketika pembiayaan dan pengoperasian yang dikeluarkan harus dikurangi hingga
minimum. Dalam sistem ini, blowdown dialirkan melalui flash tank, kemudian akan
diubah menjadi uap bertekanan rendah. Uap bertekanan rendah ini sangat sesuai dengan
tipe deaerator atau pemanas makeup water (penampung air ).
2) Heat Exchanger
Flash Tank System-Heat Exchanger (Gabungan)
            Sistem di bawah ini menunjukkan tentang proses Flash Tank System-Heat Exchanger.
Temperatur blowdown meninggalkan flash tank biasanya masih berada di atas
220 0F.kalor dari flash blowdown dapat digunakan untuk memanaskan makeup
water dengan mengalirkannya ke heat exchanger, sembari mendinginkan blowdown
secara bersamaan. Pemanasan makeup water pada boiler dapat menghemat biaya bahan
bakar.
               Dengan penambahan cold water storage tank  dancirculation pump  melalui heat
exchanger, tidak mengharuskan coldmakeup water dan  blowdown terjadi dalam waktu
yang bersamaan.

F. BAGIAN-BAGIAN BOILER
Adapun bagian –bagian dari boiler antara lain yaitu:
1. Ruang bakar (dapur). Bahan bakar akan dibakar di bagian ini dan menghasilkan gas
panas. Terdapat beberapa lubang yang menjadi tempat keluar masuknya udara
pembakaran agar dapat terjadi pembakaran sempurna. Pada ruangan ini dikelilingi
oleh banyaknya tube air yang mampu menyerap uap panas hasil produksi steam
2. Upper drum. Terbuat dari low karbon steel dengan campuran chrome, vanadium, dan
molybdenum. Fungsinya adalah untuk menampung air umpan yang akan
didistribusikan ke pipa air pembangkit steam, dan menampung uap dari pipa
pembangkit
3. Header air umpan. Berbentuk silinder bejana yang diletakkan di sekeliling dapur dan
di bawah fire grade yang ada di dinding depan boiler. Fungsinya untuk menampung
air umpan dan mendistribusikan ke pipa air pembangkit uap
4. Header
5. Tube air pembangkit uap. Di sini, air akan diubah menjadi uap dengan pemanasan gas
dari dapur. Tube disusun sedemikian rupa agar bisa menerima panas secara maksimal
6. Downcomer pipe. Pipa ini tidak memperoleh pemanasan dari gas panas. Tugasnya
mengalirkan umpan boiler dari upper drum ke header, upper drum ke drum bawah,
dan upper drum ke header.
7. Tube superheater. Uap kering dinaikkan ke uap superheat dengan panas 2800 ke
3000 Celcius. Isinya adalah uap dari upper drum yang selanjutnya dipanaskan oleh
gas panas dan didistribusikan ke header uap. Selanjutnya, akan digunakan oleh turbin
8. Multicyclone Dust Collector. Fungsinya menangkap abu yang tidak sengaja terbawa
gas panas, sehingga tidak langsung terbuang ke udara
9. Cerobong asap. Gas sisa pembakaran akan dibuang di sini. Serta, fungsi lainnya
adalah menurunkan suhu gas panas dari dapur sebelum dibuang.
10. Ekonomiser. Temperatur air umpan akan dinaikkan di sini dengan memanfaatkan sisa
gas panas.
11. Air heater. Berfungsi untuk menaikkan temperature pembakaran yang terjadi di dapur
boiler.
12. Insulasi.Bagian ini akan menjaga keamanan lingkungan dan efisiensi boiler. Serta,
panas yang hilang karena tingginya temperatur dapur boiler akan dikurangi di sini.
13. Peralatan pemisah air dan uap. Ada tiga tipe yang digunakan, yaitu dry pipe, chevron
drier, dan cyclone separator. Ketiganya mempunyai fungsi yang berbeda-beda, namun
secara umum akan memisahkan bulir air yang terbawa uap saat memasuki upper
drum.
G.PROSEDUR KERJA
1. Terlebih dahulu di pastikan di dalam boiler terdapat air yang akan di panaskan menjadi
uap atau steam.
2.  Dimasukkan bahan bakar ke dalam tanur. Bahan bakar dapat berupa cangkang, serabut
kayu, sludge ataupun yang lainnya.
3. Dilakukan proses pembakaran dan di pastikan pembakaran dalam keadaan yang
sempurna agar di peroleh tekanan yang di inginkan.
4.  Apabila pressure gauge menunjukkan batas maksimum maka safety valve akan dengan
sendirinya membuang uap air yang berlebihan.
5. Panas yang di hasilkan nantinya akan di alirkan ke Back Pressure Vessel melalui katub.
6. Pada Back Pressure Vessel steam yang tadinya di tampung akan di alirkan ke stasiun
lainnya, seperti stasiun sterilizer untuk perebusan dan stasiun klarifikasi untuk
memanaskan minyak yang sudah membeku.

Anda mungkin juga menyukai