A. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan sistolik nya diatas 140
mmHg dan tekanan diastolik nya diatas 90 mmHg. Dan pada golongan usia lanjut dikatakan
hipertensi jika tekanan sistolik lebih dari 160 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 90
B. Klasifikasi
stress serta faktor lingkungan dan diet (banyak konsumsi garam serta kurang asupan
kalium dan kalsium). Tanda hipertensi esensial yaitu peningkatan tekanan darah
sedanglkn untuk gejalanya baru akan terlihat setelah terjadi komplikasi pada organ
b. Hipertensi Sekunder
berikut :
C. Etiologi
Menurut (Corwin, 2000) hipertensi tergantung pada tiga hal yaitu kecepatan denyut
jantung, volume sekuncup dan Total Peripheral Resistance (TPR). Peningkatan kecepatan
denyut jantung dapat terjadi akibat rangsangan abnormal saraf atau hormone pada nodus sino
atrial (SA Node). Peningkatan kecepatan denyut jantung tidak akan menyebabkan hipertensi
Peningkatan volume sekuncup dapat terjadi karena terdapat peningkatan volume plasma
yang merupakan akibat gangguan penanganan garam dan air oleh ginjal atau konsumsi garam
diastolik akhir sehingga terjadi peningkatan volume sekuncup dan tekanan darah.
rangsangan saraf atau hormone pada arteriol dapat meningkatkan TPR, hal tersebut akan
Pada peningkatan TPR, jantung harus memompa lebih kuat hingga menghasilkan
tekanan yang lebih besar, untuk mendorong darah melintasi pembuluh darah yang
menyempit. Hal ini disebabkan peningkatan dalam afterload jantung dan biasanya berkaitan
dengan peningkatan tekanan diastolik. Jika peningkatan afterload berlangsung lama, maka
ventrikel kiri mulai mengalami hipertrofi. Dengan hipertrofi, oksigen oleh ventrikel semakin
meningkat sehingga ventrikel harus mampu memompa darah secara lebih keras unuk
memenuhi kebutuhan tersebut. Pada hipertrofi, sarat-sarat otot jantung juga mulai tegang
D. Patofosiologi
Mekanisme yang mengontrol kontraksi dan relaksasi pembuluh darah darah terletak di
pusat vasomotor, pada medulla di otak.. Rangsangan pusat vasomotor di hantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin yang akan merangsang serabut
Pada saat bersamaan sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas pada
Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons
di ubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yag pada gilirannya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks andrenal. Hormone ini menyebabkan retensi natrium dan air
oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor tersebut
E. Pathway
Penyumbatan
pembuluh darah
Ansietas
Vasokontriksi
I.
Penurunan curah
jantung ( Sumber : Nanda,Nic & Noc2015)
F. Manifestasi Klinis
Pada Pemeriksaan fisik kemungkinan tidak akan dijumpai adanya suatu keadaan yang
nyata selain tekanan darah yang tinggi, akan tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada
retina seperti perdarahan, eksudat, penyempotan pembuluh darah dan pada kasus berat edema
pupil (edema pada dikus optiikus (Brunner & Suddartah, 2005). (Corwin,2005) menyebutkan
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual muntah, akibat peningkatan
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
G. Komplikasi
Tekanan Darah Tinggi apabila tidak diobati dan ditanggulangi, maka dalam jangka
panjang akan menyebabkan kerusakan arteri didalam tubuh sampai organ yang mendapat
suplai darah dari arteri tersebut,. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ – organ
sebagai berikut :
1. Jantung
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit
jantung koroner, pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
Akibatnya, jantung tidak mampu lagi memompa sehingga banyak cairan tertahan
diparu maupun jaringan tubuh lain yang dapat menyebabkan sesak napas atau oedema,
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko Stroke, apabila tidak diobati
3. Ginjal
Tekanan darah tinggi juga menyebabkan kerusakan ginjal, tekanan darah tinggi
dapat menyebabkan kerusakan system penyaringan didalam ginjal akibatnya lambat laun
ginjal tidak mampu membuang zat-zat yang tidak diperlukan tubuh yang masuk melalui
4. Mata
H. Pemeriksaan Penunjang
b. EKG
Pada pemeriksaan EKG didapatkan hasil hipertrofi ventrikel kiri, iskemia atau infark
d. Urinalisa
Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan dan sebagai
tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat, terapi tanpa obat ini meliputi :
a. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah diet yang rendah garam,
rendah kolesterol dan lemak jenuh, tinggi kalium, kemudian menurunkan berat
b. Latihan fisik
Latihan fisik atau olahraga yang teratur dan terarah yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-lain. Untuk
lama waktunya berkisar 20-25 menit saja dan dengan frekuensi 3 sampai 5 kali
perminggu.
c. Edukasi Psikologi
tekhnik biofeedback yaitu teknik mengatasi gangguan somatic seperti nyeri dan
migrain atau bisa juga dengan tekhnik relaksasi yaitu tekhnik yang bertujuan
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah saja tetapi juga
a. Step 1 :
inhibitor.
b. Step 2 :
Dosis obat pertama dinaikkan kemudian diganti jenis lain dari obat pilihan pertama
dan ditambah obat kedua jenis lain, dapat berupa diuretika, beta blocker, Ca
c. Step 3 :
Obat kedua diganti kemudian ditambah obat ketiga jenis lain (Padila, 2013).
KONSEP TEORITIS ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI
A. Pengkajian
4. Pemeriksaan Fisik
a. Aktivitas/istirahat
b. Sirkulasi
c. Integritas ego
d. Eliminasi
Gejala : makanan yang disukai (tinggi garam, tinggi lemak, tinggi kolestrol, mual
f. Neurosensori
Tanda : status mental : orientasi, isi bicara, proses berpikir, memori, perubahan
retina optik.
pengelihatan.
g. Nyeri/ketidaknyamanan
h. Pernafasan
pernafasan.
i. Keamanan
B. Diagnosis Keperawatan
Ekspektasi : Menurun.
2. Meringis menurun.
Ekspektasi : Menurun.
A. Pengertian
dan melemaskan otot-otot pada satu bagian tubuh pada satu waktu untuk memberikan
perasaan relaksasi secara fisik. Gerakan mengencangkan dan melemaskan secara progressif
kelompok otot ini dilakukan secara berturut-turut. Teknik PMR adalah teknik relaksasi otot
yang memerlukan imajinasi, ketekunan atau sugesti. PMR yaitu terapi dengan cara
peregangan otot kemudian dilakukan relaksasi otot (Herodes, 2010 ; Synder & Lindquist,
B. Tujuan PMR
a. Menurunkan ketegangan otot, Kecemasan, nyeri leher dan punggung, tekanan darah
c. Meningkatkan gelombang alfa Otak yang terjadi ketika klien sadar dan tidak
f. Mengatasi insomnia, depresi, kelelahan, iritabilitas, spasme otot, fobhia ringan, gagap
ringan.
PMR bisa diterapkan yaitu pada klien yang mengalami insomnia, klien yang sering
stress, klien yang mengalami kecemasan, klien yang mengalami depresi dan klien dengan
a. Persiapan
Siapkan alat yang terdiri dari kursi, bantal serta siapkan lingkungan yang nyaman dan
sunyi, kemudian posisikan tubuh senyaman mungkin dengan mata tertutup dan kepala
ditopang dengan bantal, lepaskan asesories yang digunakan, longgarkan ikat pinggang
b. Prosedur
b. Kepalkan tangan semakin kuat dan rasakan sensasi ketegangan yang terjadi
d. Gerakan pada tangan kiri ini dilakukan dua kali sehiingga dapat merasakan
3) Gerakan 3 (untuk melatih otot biseps/otot besar pada bagian atas pangkal lengan)
menjadi tegang.
4) Gerakan 4 (untuk melatih otot bahu supaya mengendor)
5) Gerakan 5 dan 6 (untuk melemaskan otot-otot wajah Seperti dahi, mata, rahang dan
mulut)
a. Gerakkan otot dahi dengan cara mengerutkan dahi dan alis sampai otot terasa
kulitnya keriput.
mulut.
a. Gerakan diawali dengan otot leher bagian belakang baru kemudian bagian
depan.
c. Tekan kepala pada permukaan bantalan kursi sedemikian rupa sehingga dapat
b. Punggung dilengkungkan
c. Busungkan dada, tahan kondisi tegang selama 10 detik, kemudian relaks kan.
d. Saat relaks, letakkan tubuh kembali ke kursi sambil membiarkan otot menjadi
lurus.
banyaknya.
d. Ulangi sekali lagi sehingga dapa dirasakan perbedaan antara kondisi tegang
dan relaks.
b. Tahan sampai menjadi kencang dan keras selama 10 detik, lalu dilepaskan
bebas.