RUANG LINGKUP PUISI BARU, JENIS-JENIS PUISI BARU, UNSUR PEMBENTUK PUISI BARU,
DAN SHARING PENGALAMAN PENCIPTAAN PUISI BARU
KD Kelas X Semester 1
8.2 Menulis puisi baru dengan memperhatikan bait, irama, dan rima
I. KONSEP DASAR
Untuk mengetahui batasan mengenai puisi baru, ada baiknya kita membandingkannya
dengan puisi lama. Jika puisi lama sungguh sangat terikat dengan aturan baku mengenai jumlah
suku kata tiap baris, aturan baku tentang persajakan, tentang bentuk, dan tentang isi, puisi
barus sebaliknya, keterikatan terhadap bentuk, jumlah suku kata tiap baris, persajakan mulai
longgar atau menemukan format baru. Namun sebagaimana puisi, puisi baru masih terikat pada
pembaitan, persajakan, dan irama.
Pada dasarnya banyak orang sepakat bahwa puisi (baru) dibangun dari sejumlah unsur
pembangun. Ada yang mengatakan bahwa puisi (baru) dibangun dari delapan unsur
pembangun yaitu (1) bunyi, (2) diksi, (3) bahasa kiasan, (4) citraan, (5) sarana retorika, (6)
bentuk visual, (7)judul, dan (8) makna.
Ada pula yang mengatakan bahwa puisi dibangun dari dua struktur yaitu struktur batin
dan struktur lahir. Yang dimaksud struktur batin puisi adalah unsur pembangun puisi yang tidak
kelihatan tetapi dapat dirasakan, sedangkan yang dimaksud struktur lahir adalah unsur
pembangun puisi yang jelas-jelas dapat dilihat secara eksplisit dalam puisi tersebut. Struktur
batin puisi sering disamakan dengan unsur ekstrinsik puisi, sedangkan struktur lahir puisi sering
disamakan dengan unsur intrinsik puisi.
Hampir sama dengan struktur batin dan struktur lahir, ada ahli yang mengatakan bahwa
puisi dibangun dari hakikat puisi dan metode puisi. Yang dimaksud hakikat puisi adalah struktur
batin, yang terdiri dari empat unsur, yaitu (1) Sense (tema, arti). Sense atau tema adalah pokok
persoalan (subyek matter) yang dikemukakan oleh pengarang melalui puisinya. Pokok persoalan
dikemukakan oleh pengarang baik secara langsung maupun secara tidak langsung (pembaca
harus menebak atau mencari-cari, menafsirkan). (2) Feling (rasa).Feeling adalah sikap penyair
terhadap pokok persoalan yang dikemukakan dalam puisinya. Setiap penyair mempunyai
pandangan yang berbeda dalam menghadapi suatu persoalan. (3) Tone (nada).Yang dimaksud
tone adalah sikap penyair terhadap pembaca atau penikmat karyanya pada umumnya.
Terhadap pembaca, penyair bisa bersikap rendah hati, angkuh, persuatif, sugestif. (4) Intention
(tujuan).Intention adalah tujuan penyair dalam menciptakan puisi tersebut. Walaupun kadang-
kadang tujuan tersebut tidak disadari, semua orang pasti mempunyai tujuan dalam karyanya.
Tujuan atau amanat ini bergantung pada pekerjaan, cita-cita, pandangan hidup, dan keyakinan
yang dianut penyair.
Metode puisi terdiri dari lima unsur yaitu (1) Diction (diksi). Diksi adalah pilihan atau
pemilihan kata yang biasanya diusahakan oleh penyair dengan secermat mungkin. Penyair
1
mencoba menyeleksi kata-kata baik kata yang bermakna denotatif maupun konotatif sehingga
kata-kata yanag dipakainya benar-benar mendukung maksud puisinya. (2) Imageri (imaji, daya
bayang). Yang dimaksud imageri adalah kemampuan kata-kata yang dipakai pengarang dalam
mengantarkan pembaca untuk terlibat atau mampu merasakan apa yang dirasakan oleh
penyair. Maka penyair menggunakan segenap kemampuan imajinasinya, kemampuan melihat
dan merasakannya dalam membuat puisi. (3). The concrete word (kata-kata kongkret). Yang
dimaksud the concrete word adalah kata-kata yang jika dilihat secara denotatif sama tetapi
secara konotatif mempunyai arti yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi
pemakaiannya. Slametmulyana menyebutnya sebagai kata berjiwa, yaitu kata-kata yang telah
dipergunakan oleh penyair, yang artinya tidak sama dengan kamus. (4). Figurative language
(gaya bahasa). Adalah cara yang dipergunakan oleh penyair untuk membangkitkan dan
menciptakan imaji dengan menggunakan gaya bahasa, perbandingan, kiasan, pelambangan dan
sebagainya. (5) Rhythm dan rima (irama dan sajak). Irama ialah pergantian turun naik, panjang
pendek, keras lembutnya ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Rima adalah persamaam bunyi
dalam puisi. Dalam rima dikenal perulangan bunyi yang cerah, ringan, yang mampu
menciptakan suasana kegembiraan serta kesenangan. Bunyi semacam ini disebut euphony.
Sebaliknya, ada pula bunyi-bunyi yang berat, menekan, yang membawa suasana kesedihan.
Bunyi semacam ini disebut cacophony.
Berdasarkan isinya, puisi baru dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu
1. Puisi liris, yaitu puisi yang bersifat cetusan hati atau ungkapan perasaan
2
Ada beberapa jenis puisi liris, yaitu
a. Aubade, yaitu puisi (nyanyian) percintaan yang biasa dinyanyikan pada waktu pagi.
b. Ode, yaitu puisi pujian terhadap seseorang atau suatu hal atau keadaan.
c. Serenade, yaitu puisi (nyanyian) percintaan yang biasa dinyanyikan pada waktu senja.
2. Puisi naratif, yaitu puisi yang bersifat menjelaskan atau menceritakan sesuatu
Ada beberapa jenis puisi naratif, yaitu
a. Epic, yaitu puisi yang bersifat menceritakan atau menjelaskan
b. Romance, yaitu puisi mengenai percintaan yang romantic dan penuh luapan perasaan
c. Balada, puisi tentang kepahlawanan seseorang
3. Puisi dramatic, yaitu puisi yang bersifat percakapan atau dialog.
Ada beberapa jenis puisi dramatic, yaitu
a. Tragedi, yaitu puisi romatik yang menyedihkan.
b. Komedi, yaitu puisi dramatic yang menggelikan
c. Tragikomedi, yaitu puisi dramatic campuran antara kesedihan, kegembiraan, dan
kehancuran.
3
MATA YANG HILANG
HARI GURU
7
papan tulis masih berisi sederetan
rumus-rumus yang terlalu angkuh untuk kumengerti.
guruku terlalu sibuk memamerkan keahliannya
menggarap soal yang dibuatnya sendiri.
Mataku lolos dari cengkeraman monster itu.
Mampir ke HP. Ada balesan.
8
4. Pada akhir program (Akhir Oktober 2012) siswi mengumpulkan kembali 7 (tujuh) puisi
terbaiknya untuk dihitung nilai akhir dari KD Menulis Puisi. Misalnya 7 puisi terbaiknya
adalah 3 puisi A-, 1 puisi A+, 3 puisi B. Siswi tersebut akan memperoleh nilai akhir =
(3*9)+(1*10)+(3*8)/7 = 61/7= 87.
5. Untuk program pengembangan, setelah tujuh puisi dinilai, akan dibentuk kelompok
dengan anggota 6-7 orang dan akan mengemas puisi-puisi terbaik menjadi sebuah buku
kumpulan puisi dengan program office publisher.
Daftar Pustaka
Hartoko, Dick. dan B. Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta : Kanisius.
Ismail. Taufiq. 2001. Modul Pegangan Peserta : Penulisan Puisi. Jakarta : Dikdasmen.
Situmorang, B.P. 1981. Puisi : Teori Apresiasi Bentuk dan Struktur. Ende-Flores : Nusa Indah.
Subalidinata, R.S. 1973. Sari Kesusasteraan Indonesia Jilid 1 untuk Sekolah Lanjutan.
Yogyakarta : U.P. Spring.
Tirtawirya, Putu Arya. 1978. Apresiasi Puisi dan Prosa. Ende-Flores : Nusa Indah.