Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN

ETIKA BATUK DI IGD

TRIMESTER I

RUMAH SAKIT NUR ROHMAH


2016
RUMAH SAKIT
NUR ROHMAH
JL. WONOSARI – YOGYA KM. 7
BANDUNG, PLAYEN, GUNUNGKIDUL
TELP. (0274-394574)

LAPORAN

MONITORING ETIKA BATUK EFEKTIF

TRIMESTER I

A. PENDAHULUAN
1. Umum
Batuk efektif merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana
klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat
mengeluarkan dahak secara maksimal. Batuk efektif merupakan batuk yang
dilakukan dengan sengaja. Namun dibandingkan dengan batuk biasa yang
bersifat refleks tubuh terhadap masuknya benda asing dalam saluran
pernapasan, batuk efektif dilakukan melalui gerakan yang terencana atau
dilatihkan terlebih dahulu. Dengan batuk efektif, maka berbagai penghalang
yang menghambat atau menutup saluran pernapasan dapat dihilangkan. (
Jenkins, 1996)
Teknik Batuk Efektif sendiri terdapat 5 langkah yaitu :
a. Tarik nafas dalam sekitar 4-5 kali.
b. Pada tarikan nafas yang terakhir, nafas ditahan sekitar 1-2 detik.
c. Angkat bahu dan dada dilonggarkan serta batukan dengan kuat dan
spontan.
d. Keluarkan dahak dengan suara ha, ha, ha atau dengan suara huff,
huff, huff
e. Lakukan berulang sesuai dengan kebutuhan.

Indikasi dilakukan pada pasien seperti :


COPD/PPOK, Emphysema, Fibrosis, Asma, chest infection, pasien bedrest
atau post operasi.
2. Maksud dan Tujuan
Memonitoring dan mengevaluasi pasien dengan keluhan batuk untuk cara dan
hasil dari batuk efektif. Tujuan dari batuk efektif ialah :
a. Membebaskan jalan nafas dari hambatan dahak.
b. Mengeluarkan dahak untuk pemeriksaan laboratorium.
c. Mengurangi sesak nafas akibat penumpukkan dahak.
d. Meningkatkan volume paru.
e. Memfasilitasi pembersihan saluran nafas.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan ini meliputi pasien IGD dan Instalasi Rawat Jalan
dengan keluhan batuk.

4. Dasar
Program kerja Tim PPI yang disusun 2015.

B. PROGRAM KERJA
Kegiatan yang dilakukan dalam rangkam enjalankan program kerja PPI RS
Nur Rohmah ialah :
1. Sosialisasi SPO Cara Batuk Efektif.
2. Sosialisasi pentingnya safety penggunaan masker pada keluarga pasien yang
menderita batuk.
3. Sosialisasi cara batuk pada basien dengan keluhan batuk.
4. Kegiatan ini juga dimasukan dalam kegiatan diklat keperawatan. Evaluasi
dilakukan oleh Tim PPI Rumah Sakit Nur Rohmah.

C. WAKTU EVALUASI
Monitoring dan evaluasi cara batuk efektif telah dilakukan seminggu sekali
setiap hari kamis di Instalasi Unit Gawat Darurat dan Istalasi Rawat Jalan oleh tim
PPIRS dan di evaluasi setiap tiga bulan sekali.
D. HASIL EVALUASI
1. HASIL
Dari hasil pengumpulan data selama 3 bulan mulai dari Januari - Maret
melalui observasi diperoleh hasil :
a. Hasil monitoring cara batuk yang diterapkan pasien.
b. Hasil monitoring kesadaran pasien dengan keluhan batuk dalam
penggunaan masker.

No   Jan Feb Mar


1 Menggunakan Masker 1 1 2
2 Tidak menggunakan Masker 2 3 5

Grafik 1. Angka penggunaan masker pada pasien dengan batuk di IGD

PRESENTASE PENGGUNAAN MASKER PADA


PASIEN BATUK DI IGD
JANUARI - MARET 2016
6
5
5
4
3
3
2 2
2
1 1
1
0
JANUARI FEBUARI MARET

Menggunakan Masker Tidak Menggunakan Masker

2. ANALISA
a. Analisa hasil monitoring proses kesadaran individu dalam
penggunaan masker saat periksa di IGD, hanya sedikit kesadaran
pasien yang menggunakan masker pada saat periksa di Rumah Sakit
selama bulan Januari - Maret.
b. Analisa penggunaan masker pada pasien keluahan batuk pada bulan
Januari – Maret di IGD, 4 pasien menggunakan masker dan 10 pasien
tidak menggunakan masker.
E. REKOMENDASI
Kegiatan monitor/pengamatan dilakukan oleh tim PPIRS dengan mengisi
formulir indikator monitoring dan evaluasi proses pemakaian masker pada pasien
dengan keluhan batuk di IGD. Hal yang perlu direalisasikannya yaitu:
1. Ruangan khusus untuk pasien menular di IGD dimohon untuk
diperhatikan.
2. Perlu dibuatkan leaflet, banner cara batuk efektif dan dan pentingnya
APD (masker) di setiap ruangan mohon disediakan
3. Perlunya pendidikan kepada pasien tentang cara batuk efektif dan
pentingnya safety di IGD.

F. PENUTUP
Demikian laporan ini di buat dan mudah-mudahan bisa menjadi bahan
pertimbangan untuk beberapa kebijakan yang menyangkut PPIRS, tentunya untuk
kemajuan rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan yang bermutu, dan turut
berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan mandiri.

Dibuat di Playen.
Pada tanggal 31 Maret 2016
Ketua Tim PPI

(dr. Rini Dwi Lestari,. Sp.A)

Anda mungkin juga menyukai