Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
NIM : 1910247696
RMK Manajemen Strategi
BAGAIMANA DAN MENGAPA STANDAR ETIK BERDAMPAK PADA TUGAS DALAM MEMBUAT &
MELAKSANAKAN STRATEGI
Banyak perusahaan telah mengakui kewajiban etis mereka dalam kode resmi perilaku etis.
Tapi ada perbedaan besar antara memiliki kode etik karena diamanatkan dan memiliki standar
etika yang benar-benar memberikan bimbingan untuk strategi dan melakukan usaha perusahaan.
Tes litmus merupakan alat untuk melihat bagaimana kode etik perusahaan berkaitan dengan
dengan proses pembentukan strategy perusahaan dan bagaimana dalam proses bisnus keseharian.
Bergantung pada eksekutif senior yang memimpin jalan pada kepatuhan dengan kode etik
perusahaan etik. Mereka dapat melakukannya dengan membuat sebuah titik
untuk mempertimbangkan tiga set pertanyaan kapan inisiatif strategis baru perlu
dilakukan peninjauan:
Apakah yang kita usulkan untuk dilakukan sepenuhnya sesuai dengan kode etik kita
etis? Apakah ada bidang ambiguitas yang mungkin menjadi perhatian?
Apakah jelas bahwa tindakan yang diusulkan ini selaras dengan kode kita? Apakah
konflik atau potensi masalah muncul?
Apakah ada sesuatu dalam tindakan yang diusulkan yang bisa dianggap etis pantas?
Apakah pelanggan, karyawan, pemasok, pemegang saham, pesaing, masyarakat,
SEC, atau media melihat tindakan sebagai etis yang pantas?
Tekanan berat pada manajer perusahaan untuk memenuhi atau mengalahkan target kinerja
jangka pendek.
Ketika personil kunci menemukan diri mereka berjuang untuk memenuhi penjualan
kuartalan dan tahunan dan harapan keuntungan dari investor dan analis keuangan, mereka sering
merasa tekanan besar untuk melakukan apa pun untuk melindungi reputasi mereka untuk
memberikan hasil yang baik. Eksekutif di perusahaan yang berkinerja tinggi tahu bahwa investor
akan melihat tanda dari adanya perlambatan pertumbuhan laba sebagai bendera merah dan hal
tersebut akan menurunkan harga saham perusahaan. Selain itu, perlambatan pertumbuhan atau
keuntungan yang menurun dapat menyebabkan penurunan rating kredit perusahaan apabila
banyak mengunakan utang untuk membiayai pertumbuhannya. Tekanan untuk "tidak pernah
melewatkan quarter' agar tidak mengganggu ekspektasi analis, investor, dan kreditur, memaksa
manajer untuk terlibat dalam manuver jangka pendek untuk membuat keuntungan, terlepas dari
apakah langkah-langkah ini benar- benar yang terbaik untuk kepentingan jangka panjang
perusahaan. Kadang-kadang tekanan ini terus meregangkan aturan sampai batas etika tersebut
diabaikan. Sekali batas etika dilewati dalam upaya untuk "memenuhi atau meningkatkan
keuntungan mereka," ambang batas untuk membuat kompromi etika yang lebih ekstrim menjadi
lebih rendah.
Suatu budaya perusahaan yang menempatkan profitabilitas dan performa bisnis diatas
perilaku.
Ketika budaya perusahaan menumbuhkan iklim kerja yang tidak etis atau amoral seperti
korup, orang memiliki lisensi perusahaan untuk mengabaikan "apa yang benar" dan terlibat dalam
perilaku atau strategi mereka berpikir mereka tidak harus melakukan hal tersebut. Norma-norma
budaya seperti "semua orang melakukan hal tersebut” dan “tidak masalah melakukan suatu hal
selama hal tersebut dapat meyelesaikan pekerjaan" mulai banyak menembus lingkungan kerja.
Selain itu, tekan budaya untuk memanfaatkan cara yang tidak etis jika keadaan menjadi menantang
dapat meminta orang lain untuk berperilaku tidak etis. Sebuah contoh sempurna dari budaya
perusahaan yang kacau pada etika adalah Enron, perusahaan sekarang sudah tidak berfungsi tapi
terkenal dinyatakan bersalah karena melakukan penipuan bisnis yang paling terkapar dalam
sejarah AS.
MENGAPA STRATEGI PERUSAHAAN HARUS BERETIKA
Ada dua alasan mengapa strategi harus beretika :
1. Karena strategi yang tidak beretika adalah jelas-jelas salah dan merefleksikan keburukan
perusahaan dan anggotanya.
2. Karena strategi yang beretika bisa menjadi bisnis yang baik dan memberikan self-interest
dari pemegang saham
Tanggung Jawab Sosial dan Tripple Bottom Line
CSR yang dilakukan oleh perusahaan dilakukan untuk meningkatkan tripple bottom line
dari perusahaan itu sendiri, referensi untuk tiga tipe kinerja metriks : ekonomi, sosial, dan
lingkungan. Tujuan dari perusahaan adalah sukses dalam ketiga dimensi tersebut. Tiga kinerja
tersebut mengacu pada tiga pilar yaitu people, planet, dan profit. People disini adalah berbagai
inisiatif sosial yang membentuk strategi CSR seperti corporate giving, keterlibatan komunitas, dan
usaha dari perusahaan untuk meningkatkan kehidupan stakeholder baik secara internal maupun
eksternal. Planet mengacu pada dampak dari ekologikal perusahaan dan praktek terhadap
lingkungan. Sedangkan profit memiliki arti yang luas yaitu keuntungan perusahaan yang didapat
dari shareholder tetapi juga pengaruh ekonomik yang dimiliki perusahaan pada masyarakat secara
umum dalam hal value yang dibuat dan biaya yang dibebankan pada masyarakat.
Tripple bottom line sangat penting untuk membuat hasil CSR dari perusahaan nyata bagi
para pemangku kepentingan dan karena mereka meminta pertanggungjawaban dari apa yang
sudah dilakukan perusahaan untuk lingkungan.
APA YANG DIMAKSUD DENGAN KEBERLANJUTAN DAN PRAKTIK BISNIS YANG
BERKELANJUTAN
Keberlanjutan dapat diartikan sebagai hubungan antara suatu perusahaan dengan
lingkungan dan bagaimana perusahaan tersebut menggunakan sumberdaya alam yang tersedia.
Sedangkan praktik bisnis berkelanjutan adalah praktik-praktik yang dilakukan oleh perusahaan
untuk memenuhi kebutuhan terkini perusahaan tanpa mengorbankan kemampuan untuk
memenuhi kebutuhan dimasa depan.
Strategi Keberlanjutan Lingkungan
Strategi keberlanjutan lingkungan mencakup:
Melindungi lingkungan sekitar.
Melindungi eksistensi sumberdaya alam.
Menjaga sistem pendukung ekologis untuk generasi di masa depan.
Melindungi planet bumi dari bahaya yang dapat mengancam.
Pengalaman Perusahaan-Perusahaan Dalam Mengimplementasikan Strategi Tanggung
Jawab Sosial Korporat
Berdasarkan pengalaman beberapa perusahaan dalam mengimplementasikan strategi
tanggung jawab sosial korporat ada beberapa manfaat yang didapatkan yakni:
Meningkatkan dukungan dari konsumen
Dukungan konsumen sangat penting bagi keberlangsungan perusahaan karena disana
adalah dimana perusahaan mendapatkan keuntungan. Dengan menerapkan CSR maka
respon yang akan didapatkan dari konsumen akan menjadi positif dan konsumen akan lebih
setia untuk membeli produk atau jasa dari perusahaan.
Menurunkan risiko-risiko yang dapat menghancurkan reputasi perusahaan
Dengan intensi dan inisiatif yang positif tersebut yang dapat membangun reputasi yang baik
dimata konsumen dan publik maka CSR dipercaya akan menurunkan risiko-risiko yang
dapat menghancurkan reputasi perusahaan dikarenakan oleh image yang positif yang
ditampilkan oleh perusahaan.
Menurunkan turnover cost dan meningkatkan rekrutmen karyawan
Dengan CSR, maka karyawan akan lebih menghormati dan setia kepada perusahaan maka
itu menyebabkan rendahnya turnover rate sehingga turnover cost nya pun menurun.
Karyawan potensialpun akan banyak yang ingin bekerja diperusahaan tersebut.
Meningkatkan ksempatan perusahaan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi
Dikarenakan image yang positif yang ditampilkan oleh perusahaan maka konsumen akan
memilih untuk membeli produk atau jasa dari perusahaan tersebut dibandingkan dari
perusahaan kompetitor sehingga perusahaan mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi.
Meningkatkan harmonisasi antara perusahaan dengan shareholder dalam jangka panjang
Dikarenakan respon yang begitu positif yang disebabkan oleh optimalnya penerapan CSR
maka dapat memenuhi keinginan dari shareholder yakni profit maximization.