Anda di halaman 1dari 6

Tugas 1

BAB VIII

Kelompok 7

Nama anggota:
M. Hakam Abdil Wafi (196301518102)
Kristhalia (196301518095)
Ima Jamilah (19601518092)
ning Dhimas Kaliwattu (196301518074)
BAB 8

Melawan Keengganan Mengambil Risiko

Dalam bab ini kita akan mengulas cara-cara agar Anda bisa mengakses risiko, bagaimana Anda bisa
berbalik dari pilihan yang buruk, dan bagaimana Anda bisa merengkuh pilihan yang benar-benar
mengandung peluang nyata untuk mendapatkan untung besar. Kita juga akan membahas teknik praktis
supaya Anda merasa lebih nyaman dalam mengambil risiko, karena sebagai pemimpin Anda tidak boleh
terbaring nyalang setiap malam gara-gara cemas. Anda harus menikmati tantangan yang muncul
bersamaan dengan kesuksesan. Akhirnya kita akan membahas bagaimana Anda bisa mempraktikkan
kepemimpinan dengan membantu orang lain menghadapi risiko, serta kemunduran yang kadang-kadang
muncul bersamaan dengan risiko tersebut.

RASA CEMAS BISA MELUMPUHKAN

Tak seorang pun yang bisa mencapai sesuatu, termasuk kepakaran kepemimpinan, dengan terus-
menerus dan secara khusus memusatkan perhatian pada kesalahan yang bisa terjadi. Banyak hal yang
salah bisa terjadi, tapi sebagian besar tidak begitu membahayakan seperti yang di khawatirkan.

Freeman Dyson (lahir pada 1928) adalah salah satu fisikawan paling dihormati dan berprestasi dari
generasinya. Selain bergelut dalam topik topik seperti teori bidang kuantum dan teknik nuklir, Dyson
juga terpesona pada topik-topik sederhana seperti fisika sepeda. Ia menyatakan bahwa rancangan
sepeda hanya bisa sukses setelah melalui tahap uji coba, dan bahwa merancang model sepeda secara
teoretis akan amat sangat sulit. "Sangatlah sulit memahami cara kerja sepeda," kata Dyson. Bahkan, jika
terlalu keras memikirkannya, kita mungkin takkan pernah bisa mengendarai sepeda keliling perumahan.
Namun, pemimpin yang efektif tidak terjebak dalam pencarian alasan mengapa sesuatu tidak berhasil.
Mereka tahu bahwa segala sesuatu mengandung faktor risiko. Mereka sadar bahwa bahkan kegiatan
sederhana seperti bersepeda pun melibatkan keyakinan dan misteri. Namun, hal itu tak menghentikan
mereka untuk menaiki sepeda serta mengayuhnya pergi.

Risiko itu penting dan, begitu Anda sudah berkomitmen pada diri sendiri untuk menerima tingkat risiko
tertentu sebagai langkah menuju kepakaran kepemimpinan, akan ada banyak jalan untuk membuatnya
lebih mudah dalam kehidupan Anda sehari-hari. Misalnya, pertimbangkan peluang risiko tersebut
menjadi kenyataan secara matematis versus ketakutan yang Anda sertakan bersama risiko itu. Apakah
Anda mencemaskan konfrontasi dengan atasan Anda di kantor?

Mulailah dengan membuat catatan tertulis tentang berapa kali kecemasan itu muncul di pikiran sadar
Anda sepanjang hari itu. Ini tidak berarti harus mencatat panjang lebar. Bawa saja selembar kertas dan
berilah tanda centang setiap kali Anda khawatir akan bertengkar dengan atasan Anda. Di balik kertas itu,
catat berapa kali risiko munculnya konfrontasi yang benar-benar terwujud. Ketika membagi jumlah
perdebatan yang benar-benar terjadi dengan jumlah yang hanya berupa pikiran, Anda akan
mendapatkan angka probabilitas untuk menghadapi situasi sebenarnya. Meskipun tidak melakukan
proses matematika secara menyeluruh, hanya dengan terus menghitung jumlah pikiran negatif Anda
bisa membuat jumlah itu menurun drastis.

TAKUT PADA RISIKO ADALAH PERANGKAP

Begitu hal ini terjadi, Anda akan melihat bahwa risiko itu sendiri biasanya bukan masalah. Takut akan
risikolah yang mengusik kehidupan Anda sehari-hari. Tentu saja, kadang-kadang tantangan itu benar-
benar teriadi. Para pemimpin menerima hal ini; mereka tahu hal itu takkan menendang mereka keluar
dari permainan selamanya dan, malah, pada akhirnya membuat mereka menjadi lebih kuat. Tapi, risiko
bisa menyakitkan. Risiko bisa terasa pedih, tapi jika memang terjadi, Anda harus menerima semua itu
dan terus melanjutkan hidup. Jika Anda menerima tingkat risiko tertentu yang harus berani diambil
setiap pemimpin, sejumlah kenyataan tak menyenangkan akan memasuki kehidupan Anda. Hukum
Murphy mungkin tidak sepenuhnya akurat. Bagaimanapun, sisi roti yang dioles mentega tidak selalu
jatuh menghadap ke bawah, namun Murphy jelas punya maksud tertentu.

Ada masalah yang nyata di dunia nyata. Sebagian besar memiliki obatnya, tapi selalu akan ada isu yang
berada di luar jangkauan. Belajarlah menerimanya dan terus bergerak maju. Seperti peribahasa yang
mengatakan, "anjing menggonggong kafilah tetap berlalu". Dalam kasus apa saja, bukan situasi itu
sendiri yang membuat kita bahagia atau tidak, tapi tanggapan kita terhadap situasi tersebut. Bagaimana
reaksi kita terhadap situasi itu. Karena kita tidak punya pilihan selain menerima yang tak terelakkan,
melawan dengan sekuat tenaga hanya akan membawa kekecewaan dan kegetiran.

Seperti pernah ditulis oleh filsuf luar biasa, William James, menerima apa yang terjadi merupakan
langkah pertama dalam mengalahkan nasib sial. Mungkin Mother Goose bahkan menggambarkannya
dengan lebih mengesankan saat berkata, “Setiap penyakit di muka bumi ini pasti ada obatnya atau tidak
ada sama sekali. Jika memang ada, berusahalah menemukannya. Jika tidak, lupakan saja.”

MENGOMUNIKASIKAN PRINSIP ITU PENTING

Sebagai pemimpin, penting bagi Anda untuk menghayati prinsip-prinsip dan juga mampu
mengomunikasikannya kepada orang lain. Ini merupakan proses tiga tahap. Pertama, pastikan dengan
sangat jelas bahwa mengelak dari kegagalan bukanlah tujuan yang hendak dicapai. Kegagalan jelas
bukan sesuatu yang dinginkan, tapi risiko gagal sangat bisa diterima asalkan ada kemungkinan yang lebih
besar untuk sukses. Kedua, jika dan suat sesuatu yang buruk benar-benar terjadi, periksa apa yang
terjadi dalam kerangka kerja proaktif dengan berfokus pada masa depan. Ketiga, beri semangat anggota
tim untuk mengambil risiko lagi jika siruasi buruk itu masih bisa ditoleransi. Dari pedoman umum
tersebut bisa muncul beberapa pertanyaan menarik. Sebagai contoh, wanita muda bernama Andrea
memiliki bisnis desain grafis kecil-kecilan. Baru-baru ini dia punya kesempatan mendapatkan pesanan
besar dari perusahaan besar. Ini pekerjaan yang jauh lebih besar daripada yang pernah dia kerjakan, dan
membutuhkan pembelian beberapa peralatan baru yang mahal. Ini mungkin berarti mengambil utang
jangka pendek dalam jumlah besar karena dia harus membayar untuk pembelian peralatan itu seka
rang. Meski demikian, pembayaran dari klien baru itu akan diterima paling cepat tiga puluh hari sesudah
pesanan diselesaikan. Andrea berbicara dengan ayahnya tentang situasi tersebut. Sesudah menjalani
karier panjang di bidang bisnis, ayah Andrea sekarang pensiun dan bertindak sebagai semacam pakar
kepemimpinan bagi putrinya. Meskipun dia paham bahwa Andrea takut menandatangani cek pembelian
mesin yang sebenarnya tidak sanggup dia beli saat itu, risiko sebenarnya dalam situasi tersebut lebih
berada di dalam pikiran Andrea daripada kenyataan sesungguhnya.

Benar, ada beberapa hal buruk yang mungkin bisa terjadi. Klien besar bisa saja menghentikan pesanan di
tengah-tengah pekerjaan, kantornya bisa saja terbakar habis, atau Andrea bisa saja tersengat listrik dari
salah satu kabel komputer baru dan berakhir di rumah sakit. Meski demikian, secara keseluruhan, bagi
ayah Andrea semua itu terdengar sebagai proposal bisnis yang sangat bisa diterima, dan mengandung
risiko yang layak diambil dengan sebaik-baiknya. Jadi, walau tangan Andrea gemetar saat akan
menandatangani cek itu, dia tetap melanjutkan dan menandatanganinya.

Inilah situasi di mana peran pemimpin adalah bertindak sesuai prinsip berdasarkan kenyataan di dalam
proses menerima risiko. Ayah Andrea menunjukkan perbedaan antara apa yang mungkin terjadi di
dalam mimpi buruk Andrea yang paling menakutkan dan apa yang kemungkinan be akan terjadi dalam
kenyataan. Dengan tidak beraní mengambil risiko, Andrea pasti bisa menghindari semua risiko
kegagalan itu, yang juga berarti dịa mundur dari risiko masuk akal yang menjadi bagian mendasar
kesuksesan.

Steve Menghindari Risiko yang Merusak

Hal sebaliknya terjadi pada kisah yang melibatkan perusahaan perhiasan grosir di Los Angeles. Steve,
pemilik perusahaan itu, pernah pergi ke Italia untuk menemui perajin kalung dan gelang emas. Salah
satu perajin me nawari Steve harga yang sangat bagus untuk pengiriman perhiasan emas tersebut dalam
jumlah besar, dengan syarat Steve harus membayar tunai di muka. Steve tahu dia mungkin bisa
mendapatkan keuntungan luar biasa ar dari pengiriman itu, karena jumlahnya begitu besar dan
harganya Sengat murah.

Di sisi lain, nilai pembayaran di muka jauh lebih besar daripada jumlah tabungannya. Dia harus
menghipotekkan lagi rumahnya untuk mendapatkan tambahan uang, tapi dia sudah siap melakukan itu
karena po- tensinya begitu besar. Meski demikian, Steve terlebih dulu berkonsultasi dengan kolega yang
berkantor di gedung sama. Untung saja dia melakukan itu karena kolega itu menunjukkan beberapa
risiko yang tidak bisa diterima dari kesepakatan itu.

Pertama-tama, Steve belum pernah berbisnis dengan pemasok itu. Jika terjadi masalah, akan sulit untuk
menemukan jalan keluar. Jadi, begitu uang dikirim ke Italia, akan ada selang waktu ketika pihak lain
mene 96 rima uang tunai sementara Steve tidak mendapat apa-apa kecuali jaminan bahwa pengiriman
akan datang. Tambahan lagi, perusahaan Steve sudah berjalan dengan baik. Apa bijak mempertaruhkan
segalanya hanya mendapatkan Mercedes baru? Toh dia sudah mengendarai Lexus baru.
Perbincangannya dengan kolega itu menyadarkan Steve. Dia mundur kesepakatan itu. Belakangan dia
mendengar bahwa ada perusahaan perhiasan lain yang melakukan kesepakatan itu dan menerima
barang yang jauh berbeda daripada yang telah dijanjikan. Orang itu telah mempertaruhkan uang cukup
banyak di muka dan bisa dibilang tidak memperoleh apa-apa sebagai imbalannya.
Dengan membatalkan pembelian perhiasan emas itu tidak berarti Ste bersikap terlalu defensif. Dia tidak
menghindari kegagalan karena kegagal- an itu sendiri. Sebaliknya, dia menarik diri dari situasi yang
menggoda tani mengandung risiko yang tidak bisa diterima yang terlalu besar; risiko pada awalnya sama
sekali tidak Steve lihat akibat impiannya mendapatkan untung besar. Teman Steve telah memainkan
peran kepemimpinan yang penting dengan memaparkan risiko besar yang mengadang.

BELAJAR DARI PILIHAN BERISIKO YANG BURUK

Jika dan ketika risiko yang dihadapi benar-benar parah, pemimpin harus membantu mengklarifikasi apa
yang terjadi dengan cara yang bisa meng hindari sikap menghakimi (kecuali seseorang benar-benar telah
bertindak sembrono). Tidak ada seorang pun yang diuntungkan dengan menunjuk siapa yang salah,
terutama karena pakar kepemimpinan sendiri selalu menerima tanggung jawab menyeluruh atas semua
yang terjadi dalam pengawasan mereka. Dalam pembahasan seperti ini, penting untuk meng identifikasi
hal-hal buruk yang terjadi seakurat mungkin. Jarang sekali kelalaian bisa memperburuk risiko.

Sering kali ada niat baik yang mustahil terpenuhi. Sebagai contoh, seseorang bernama Andy, yang lulus
dari fakultas hukum universitas bergengsi di Amerika dan bergabung dengan perusahaan Wall Street
yang elite. Sesudah membayar seluruh biaya pendidikannya dari beasiswa den pinjaman pendidikan,
Andy nyaris tak percaya dengan besarnya gaji yang mendadak diperolehnya. Dia begitu bersemangat
melunasi semua hutangnya secepat mungkin. Selain itu, dia bertekad bekerja dua kali lebih keras
daripada associate lawyer mana pun. Jadi Andy menyerap terlalu banyak dalam waktu terlalu singkat,
baik dalam hal finansial maupun beban kerjanya. Ketika dia mulai melakukan kesalahan dalam
melakukan beberapa tugasnya, pertemuan dengan salah satu mitra di perusahaan itu membantu `
meluruskan masalah dengan lebih berfokus.Risiko yang Andy hadapi bukan berdasarkan pada sesuatu
yang dilakukannya dengan keliru. Risikonya muncul karena dia berusaha melakukan terlalu banyak hal
dengan benar. Pemimpin yang baik akan melihat ini sebagai masalah kuantitas kerja, bukan kualitasnya.
Ini saatnya memberi petunjuk dan pengarahan ulang, bukan menyalahkan. Jika pemimpin melaksanakan
fungsi ini dengan efektif, pasti muncul antusiasme baru dari semua pihak. Ini mungkin terkesan biasa
saja, tapi cara terbaik unyuk pulih sesudah terlempar dari kuda adalah dengan naik ke punggung kuda
lagi. Ini sesuatu yang tidak pernah gagal dikomunikasikan ke organisasi mereka oleh para pakar
kepemimpinan, tidak hanya dengan katakata rapi juga dengan tindakan.

KEHIDUPAN BISA MENJADI PETUALANGAN YANG MENANTANG

Saat ini, bagaimana Anda sendiri menghadapi risiko dan kegagalan yang sesekali terjadi, yang
disebabkan oleh orang-orang yang bekerja sama dengan Anda atau bahkan anggota keluarga Anda! Apa
pendapat Anda? Apa Yang akan Anda katakan? Dan yang terpenting, apa yang Anda lakukan untuk
menjadi panutan dalam hal berani mengambil risiko, menjahani kehidupan dunia nyata, dan
memperlihatkan kegembiraan ketika sesuatu Yang buruk terjadi?

Seperti yang telah disebutkan, prinsip kesalahan Dancoff mengatakan bahwa, “Seperti yang telah
disebutkan, prinsip kesalahan Dancoff mengatakan bahwa, "Evolusi dioptimalkan oleh jumlah kesalahan
maksimal yang konsisten dengan daya tahan hidup." Beberapa tahun lalu, Friedrich Nietzs che, ahli
filsafat Jerman, mengungkapkan gagasan serupa dalam bahasa yang tidak terlalu teknis. Nietzsche
menulis, "Apa saja yang tidak membunuhku membuatku lebih kuat." Tapi, mungkin Helen Keller-lah
yang paling baik mengungkapkan pendekatan ala pakar kepemimpinan terhadap risiko dan, tentu saja,
terhadap kehidupan itu sendiri. "Rasa aman sebagian besarnya adalah takhayul," ujarnya. "Rasa aman
tidak ada di alam. Kehidupan adalah petualangan yang penuh tantangan atau sama sekali bukan apa-
apa.

LANGKAH-LANGKAH TINDAKAN

1. Rasa khawatir bisa memicu stres, baik secara emosi, fisik, maupun mental, di dalam kehidupan Anda.
Seberapa besar kekhawatiran Anda saat harus membuat keputusan besar? Nilai diri Anda sendiri
dengan skala dari satu sampai sepuluh di bawah ini (satu jika Anda sangat sedikit khawatir, dan
sepuluh jika Anda amat sangat khawatir).

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Sangat sedikit cemas amat sangat cemas

2. Cemas berlebihan bisa benar-benar melumpuhkan Anda dan menghalangi Anda mengambil
keputusan yang bisa menguntungkan kehidupan Anda. Tulislah sesuatu yang baru-baru ini membuat
Anda cemas. Buar daftar akibat terburuk yang mungkin terjadi, lalu renungkan daftar itu. Apakah
Anda mampu mengatasi skenario terburuk? Sangat sering kita mendapati bahwa jika kita
membayangkan yang terburuk, intensitas rasa cemas akan menurun sangat jauh, Pastikan
mempraktikkan latihan ini supaya bisa mengatasi rasa cemas dan melakukan tindakan.
3. Sangat penting agar anda mendapatkan saran yang baik dari teman atau mentor yang bijak saat
hendak mengamil risiko besar. Buat daftar sedikitnya tiga nama teman atau mentor yang bisa anda
hubungi jika anda memutuhkan nasihat saat mengambil keputusan “besar.”

Anda mungkin juga menyukai