Anda di halaman 1dari 4

SAP 10 RANCANGAN DAN RAGAM PENELITIAN KUALITATIF

Belakangan ini, dunia digemparkan dengan isu wabah Coronavirus disease (COVID-19)
yang disebabkan oleh virus Corona (SARS-CoV-2). World Health Organization (WHO) bahkan
telah menetapkan wabah ini sebagai bentuk darurat kesehatan global dengan mempertimbangkan
penyebaran virus yang masif ke berbagai wilayah yang jauh dari sumber wabah. Indonesia
merupakan salah satu negara yang terjangkit wabah ini, dengan jumlah pasien menembus angka
4.241 kasus positif COVID-19 per 13 April 2020. Menanggapi hal tersebut, Hasyim tertarik
untuk meneliti fenomena wabah COVID-19. Hasyim ingin menganalisis bagaimana terjadinya
penyebaran COVID-19 serta mencari tahu penyebab dan gejala pasien yang terjangkit. Dalam
rangka mendukung tahap pengumpulan data, Hasyim akan mengamati daerah Jakarta bagian
Pusat, Utara, Selatan, Timur, dan Barat dengan pendekatan awal melalui tokoh masyarakat
setempat. Dalam sejumlah penelitian yang sudah Hasyim pelajari sebelumnya, kebanyakan
penelitian selalu menekankan bahwa pasien yang terjangkit COVID-19 selalu menunjukkan
gejala berupa flu, demam dan sesak nafas. Selain itu, Hasyim memperoleh informasi dari
beberapa pasien yang sudah dinyatakan sembuh dari COVID-19 dan diketahui bahwa virus
Corona dapat menyebar ke orang lain dalam jarak dekat terutama di kondisi ramai. Namun,
beberapa menyebutkan bahwa mereka tidak mengalami gejala seperti flu, demam, sesak nafas,
dan lainnya. Dengan mempertimbangkan masifnya penyebaran virus antar manusia mengingat
bahwa virus ini dapat menyebar ke orang lain dalam jarak dekat dan tanpa gejala, maka
dibutuhkan pembatasan interaksi fisik antar manusia atau physical distancing sebagai upaya
pencegahan penyebaran virus ini. Dalam hal ini, Hasyim memperoleh informasi dari Dosen
Fakultas Kedokteran Universitas Pelangi Indonesia yang menyetujui bahwa physical distancing
dapat menghambat proses penyebaran virus COVID-19 di masyarakat. Melalui penelitian ini,
Hasyim berusaha untuk menemukan faktor-faktor yang menyebabkan penyebaran COVID-19
tidak menimbulkan gejala pada beberapa kasus.

Pertanyaan:
Berdasarkan penjelasan di atas:
1. Rumuskan pertanyaan umum dan pertanyaan khusus!
2. Tentukan gatekeepers dan informan penelitian.
3. Jelaskan jenis penelitian yang dilakukan oleh Hasyim!
4. Tentukan keterlibatan peneliti dalam penelitian tersebut.
SAP 10 RANCANGAN DAN RAGAM PENELITIAN KUALITATIF

Sejak kurang lebih 1 tahun belakangan, pandemi COVID-19 telah melanda seluruh dunia
dengan berbagai kerugian yang ditimbulkan. Salah satu yang menjadi harapan masyarakat dunia
agar krisis pandemi ini dapat segera berlalu adalah dengan adanya vaksin. Kehadiran vaksin
dianggap dapat menjadi solusi untuk menangani pandemi COVID-19. Saat ini, sudah ada
beberapa vaksin yang telah lolos seluruh tahap uji klinis dan mendapatkan izin untuk digunakan.
Negara-negara di dunia pun sudah mulai melakukan proses vaksinasi, termasuk di Indonesia.
Pemberian vaksin diprioritaskan salah satunya kepada warga lansia yang masuk ke dalam
kelompok rentan. Namun, sampai saat ini banyak lansia yang masih belum bersedia untuk di
vaksin dikarenakan banyaknya kabar simpang siur yang beredar terkait vaksin, dimana vaksin
dianggap berbahaya bagi manusia. Hal tersebut selaras dengan penelitian Ridho yang
menyatakan bahwa keengganan lansia untuk divaksin adala dikarenakan banyaknya kabar miring
yang banyak diterima oleh para lansia. Kondisi yang demikian cukup menghambat pemerintah
untuk mencapai target vaksin lansia yang direncanakan Bulan Juni sudah selesai.
Menanggapi hal tersebut, Budi tertarik untuk melakukan penelitian mengenai dinamika
implementasi program vaksinasi bagi lansia. Budi juga ingin mengetahui persepsi lansia terhadap
program vaksinasi dan juga faktor-faktor yang turut membentuk persepsi lansia terhadap
program vaksinasi. Dalam rangka mendukung tahap pengumpulan data, Budi akan mengamati
suatu daerah di Jakarta yang memiliki populasi warga lansia cukup banyak dengan pendekatan
awal melalui tokoh masyarakat setempat. Dalam melakukan penelitiannya, Budi memperoleh
informasi dari beberapa lansia yang belum divaksin bahwa keengganan mereka untuk divaksin
salah satunya dikarenakan adanya pendapat dari akademisi yang menyatakan penolakannya
terhadap program vaksin, dan ini secara langsung berdampak pada persepsi negatif masyarakat
yang menyurutkan kesediaannya untuk menerima vaksin. Selanjutnya beberapa lansia lainnya
yang juga belum divaksin menjelaskan bahwa mereka tidak mau divaksin dikarenakan masih
terdapat kabar simpang siur yang beredar terkait vaksin, seperti efek samping vaksin yang dapat
menimbulkan penyakit lain serta adanya pendapat bahwa program vaksin hanya permainan dari
aktor-aktor farmasi yang ingin mendapatkan keuntungan. Dalam hal ini, Budi juga memperoleh
informasi dari salah satu pakar yang aktif di media sosial bahwa keengganan masyarakat untuk
divaksin dikarenakan banyak masyarakat yang percaya bahwa COVID-19 dapat disembuhkan
hanya dengan memakai kalung anti COVID-19. Dari kondisi yang ada, Budi juga berusaha untuk
mengetahui strategi pemerintah dalam mengelola resistensi lansia terhadap program vaksinasi.
__________
Pertanyaan:
Berdasarkan penjelasan di atas:
1. Rumuskan pertanyaan umum dan pertanyaan khusus!
2. Tentukan gatekeepers dan informan penelitian.
3. Jelaskan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Budi!
4. Tentukan keterlibatan peneliti dalam penelitian tersebut.
SAP 11 TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan terbesar yang selalu dihadapi oleh
masyarakat Indonesia. Berbagai upaya sudah banyak dilakukan pemerintah untuk memutus mata
rantai kemiskinan dengan mengeluarkan berbagai program. Adapun salah satu program yang
dibuat oleh pemerintah untuk mengurangi beban masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan pokok
adalah Program Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). BPNT adalah bantuan pangan yang
disalurkan secara nontunai dari pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) setiap
bulannya sebesar Rp110.000/KPM, melalui mekanisme akun elektronik berupa Kartu Keluarga
Sejahtera (KKS).
Pelaksanaan penyaluran BNPT di Desa Cibaduyut masih mengalami beberapa
permasalahan. Salah satunya yaitu ketidaktepatan sasaran penerima bantuan. Fakta di lapangan
menunjukkan bahwa masih ada penerima BPNT yang memiliki kondisi ekonomi sangat baik.
Padahal banyak warga lainnya yang lebih layak menjadi penerima BPNT. Kondisi ini kemudian
menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat Desa Cibaduyut. Melihat kondisi ini, Lutinta Luna
sebagai salah satu mahasiswa di Universitas Rumbai-Rumbai tertarik untuk melakukan
penelitian. Lutinta dalam penelitiannya akan melihat “Efektivitas Pelaksanaan Program Bantuan
Pangan Non Tunai (BPNT) di Desa Cibaduyut Tahun 2019”
Saat ini Lutinta mulai memasuki tahap penarikan sampel untuk penelitiannya. Dalam
penarikan sampel, Lutinta akan menggunakan teknik penarikan sampel probabilita yaitu
systematic random sampling. Menurut data yang ada, jumlah masyarakat di Desa Cibaduyut
adalah 4.500 penduduk dengan jumlah penerima BPNT pada tahun 2019 adalah 1.500
penduduk. Berdasarkan hal tersebut, Lutinta membuat kerangka sampel dan melakukan
pengumpulan data selama satu bulan.

Jawablah Pertanyaan dibawah ini!


1. Sebutkan populasi target dan populasi survey penelitian Lutinta Luna!
2. Tentukan unit analisis dan unit observasi penelitian Lutinta Luna!
3. Sebutkan tahapan dalam teknik penarikan sampel secara systematic random sampling!
4. Apa saja syarat yang setidaknya harus terpenuhi apabila seorang peneliti ingin menggunakan
teknik penarikan sampel secara systematic random sampling?
5. Dengan jumlah sampel 300, tentukan sampling interval penelitian Lutinta Luna!
SAP 11 TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

Minat literasi menjadi salah satu permasalahan mayoritas masyarakat Indonesia untuk mencerna
informasi yang beredar di media massa. Cakupan literasi tidak hanya kemampuan untuk membaca dan
menulis, melainkan kemampuan untuk berpikir secara kritis. Pada Pasal 1 Undang-Undang Nomor 43
tahun 2017 mendefinisikan literasi sebagai kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga
setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan
kualitas hidupnya. United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) pada
risetnya yang berjudul World’s Most Literate Nations Ranked pada tahun 2016 menyebutkan bahwa
Indonesia menempati peringkat ke-60 dari 61 negara di dunia dalam hal minat membaca. Seiring
berjalannya waktu, survei dilakukan kembali oleh World Culture Index Score (2018) menyatakan minat
membaca Indonesia mengalami peningkatan daripada survei dilakukan tahun 2016 kemarin. Meskipun
demikian, permasalahan literasi terus berkembang sehingga membentuk dinamika problematika baru di
masyarakat.
Permasalahan mengenai berita hoax, berita bernotasi clickbait, dan berita yang tidak memiliki
kualitas jurnalisme kian terjadi di pemberitaan informasi di Indonesia. Hal ini dapat memicu
kesalahpahaman masyarakat Indonesia. Suatu kebiasaan membaca masyarakat Indonesia masih terkenal
menggunakan skimming tanpa didukung dengan kemampuan analitis yang mumpuni. Adanya kebiasaan
tersebut, akan mengakibatkan misinformasi berita yang ditangkap dari media sosial. Kemudian pembaca
yang tidak mengkonfirmasi kebenaran dari berita tersebut, diinterpretasikan secara salah atau
menyimpang dari ide utama tulisan lalu disebarluaskan ke orang lain. Hal ini yang memicu terus
timbulnya misinformasi dan kesalahpahaman di masyarakat Indonesia. Artinya, kebiasaan pemberitaan
media yang masih berdilema antara kualitas dan pemenuhan target ditambah lagi literasi rendah
masyarakat Indonesia seolah-seolah menjadi kombinasi lingkaran tiada henti dan cylical dari munculnya
tren masalah baru yang timbul dari pemberitaan.
Melihat kondisi tersebut Arya Seloka seorang mahasiswa jurnalistik di Universitas Y tertarik
untuk melakukan penelitian terkait “Kebiasaan pengelolaan informasi masyarakat DKI Jakarta dalam
menanggapi pemberitaan mengenai penemuan babi ngepet di Depok pada tahun 2021”. Saat ini Arya
Seloka kebingungan untuk menentukan teknik apa yang digunakan dalam penarikan sampel. Namun,
Arya sudah memegang data kependudukan masyarakat DKI Jakarta setelah meminta data dari Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta. Akibat luasnya geografi penelitian, Arya
merencanakan untuk mengkategorisasi data tersebut ke dalam beberapa wilayah, yakni Jakarta Pusat,
Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta Selatan, dan Jakarta Timur. Lebih lanjut menurut data yang ada, total
masyarakat di DKI Jakarta adalah 11.000 penduduk yang terbagi secara rata ke lima wilayah sebesar 2200
penduduk setiap daerah.

Jawablah Pertanyaan dibawah ini!


1. Sebutkan populasi target dan populasi survei penelitian Arya Seloka
2. Tentukan unit analisis dan unit observasi penelitian Arya Seloka
3. Tentukan dan jelaskan metode penarikan sampel Arya Saloka yang tepat dalam penelitiannya
4. Berkaitan dengan nomor 3, sebutkan tahapan dalam teknik penarikan sampel yang dilakukan
Arya Seloka
5. Tentukan jumlah sampel dalam penelitian Arya Seloka jika margin of error diketahui sebesar 5%

Anda mungkin juga menyukai