Didah Nurhamidah-Fitk
Didah Nurhamidah-Fitk
Skripsi
Didah Nurhamidah
NIM: 107013000328
i
ABSTRACK
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur hanya bagi Allah Swt atas segala rahmat dan
limpahan hidayahNya serta karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah pada baginda alam,
rasulullah dan junjungan nabi besar Muhammad Saw, beserta keluarga, sahabat,
dan umatnya.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia pada Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dirinya adalah makhluk sosial yang
tidak mungkin hidup mandiri. Begitu pula dengan proses pelaksanaan penyusunan
skripsi ini, penulis membutuhkan bimbingan, bantuan, dukungan, dan doa dari
berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
Sebagai ungkapan rasa hormat yang teramat sangat, penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’i, M.A., Ph,D. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dra. Mahmudah Fitriyah, ZA., M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang senantiasa
memberikan yang terbaik untuk seluruh mahasiswa Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia.
3. Ibu Dra. Hindun M.Pd. Dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya
disela-sela kesibukannya untuk memberikan motivasi, bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
4. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta
bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
5. Kepala Sekolah MAN Cibinong-Bogor, waka kurikulum, guru mata pelajaran
bahasa Indonesia Ibu Euis Husniah, S.Pd dan para civitas akademia MAN
iii
Cibinong yang telah memberikan informasi dan data-data sehingga
terselesaikan skripsi ini.
6. Teristimewa untuk ayahanda M. Abdullah, A.Ma dan ibunda Eny Suhaeni,
yang tiada hentinya berdo’a kepada Allah Swt memohon keberkahan dan
kesuksesan bagi anak-anaknya. Kakak-kakaku (Shubhan Zaini, M.A, Nita
Yulianita, S,Pd.I, Ida Waridah, S.Pd.I, Masduki, S.Pd.I), kurcaci-kurcaciku (M.
Quraisy Sya’bani, Nida Shafira Zaini, M. Dukhon Al-Fazri, Muhammad Affan
Zaini). Terimakasih atas motivasi, inspirasi dan segala bentuk kasih sayang
berupa moril dan materil. Semoga Allah selalu membalasnya dengan kebaikan
dan keindahan yang berlipat ganda.
7. BEMJ-PBSI dan Keluarga Kecilku HMI Distrik PBSI (Istika Putri, Hilda
Nurul Mawaddah, Aulia Rahmi, Johan Aristiya Lesmana, Lutfi Syauki Faznur,
dan yang lainnya) yang telah bersama-sama berjuang dalam proses
perkuliahan, bersama-sama dalam sedih, senang, haru dan bangga. Serta
seluruh teman-teman jurusan PBSI yang telah melewati suka-duka bersama
dan selalu memotivasi penulis.
8. Untuk Matahariku yang selalu membantu di saat suka dan duka. Terimakasih
atas motivasi dan pengertiannya dalam proses penyelesaian skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan terimakasih untuk semua pihak yang tak bisa
penulis sebutkan satu persatu, yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini. Ungkapan kata memang takkan cukup untuk kebaikan kalian semua. Semoga
Allah membalasnya dengan segala kebaikan dan pahala yang berlipat. Akhirnya
penulis berharap semoga dengan hadirnya skripsi yang sekiranya jauh dari
sempurna ini dapat memberikan sepercik manfaat bagi penulis dan para pembaca
serta untuk kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dalam dunia pendidikan
bahasa dan sastra Indonesia.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACK .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
G. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 7
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 28
B. Metode Penelitian........................................................................... 28
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................... 33
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 34
F. Analisis data dan Interpretasi Data ............................................... 40
G. Kriteria Penilaian Menulis Naskah Drama dengan Media
Cerpen ........................................................................................... 41
H. Pengembangan Perencanaan Tindakan ......................................... 43
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ........................................................................................ 150
B. Saran ............................................................................................... 151
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Keterampilan menulis relatif lebih sulit karena melibatkan olah pikir, pilihan
kata, susunan bahasa, gaya penulisan, sukar menemukan ide atau bingung
harus memulai tulisan dari mana. Kalaupun sudah menemukan ide atau
memo, dll). Penelitian dalam hal keterampilan menulis naskah drama masih
terbatas. Oleh karena itu, timbul ketertarikan dan keprihatinan peneliti untuk
sastra.” 1
Dalam posisi seperti itu perlu ditegaskan bahwa kurikulum hanya dapat
dijadikan pedoman dan guru sebagai pengajar dituntut untuk kreatif dalam
bahasa Indonesia di MAN Cibinong Bogor yang bernama Ibu Euis Husniah,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1998. Dari
1
Suwardi Endaswara, Metodologi Penelitian Sastra, (Yogyakarta: Media Pressindo,
2008), Cet. IV, h. 189.
3
khususnya dalam menulis naskah drama siswa masih kurang baik dan efektif.
Beliau mengakui bahwa hal itu disebabkan teknik dan model yang digunakan
meminta hasil nilai dari penulisan menulis naskah drama siswa yang telah
drama siswa masih ada yang berada di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
tahun pelajaran 2010-2011 sebersar 75. Dan ada sebanyak 40% siswa yang
dalam penggunaan media cerpen dalam menulis naskah drama belum pernah
berupa teori saja. Hal ini akan menyebabkan siswa merasa jenuh dengan
dari itu penulis berharap dengan digunakannya media cerpen dalam menulis
belajar siswa.
Drama dengan Media Cerpen pada Siswa kelas XI IPS MAN Cibinong
B. Identifikasi Masalah
C. Pembatasan Masalah
1. Materi pokok yang diajarkan dalam penelitian ini adalah tentang penulisan
drama.
D. Rumusan Masalah
Bogor?
E. Tujuan Penelitian
siswa dalam menulis naskah drama pada kelas XI MAN Cibinong Bogor
Pelajaran 2010-2011.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
drama siswa.
naskah drama siswa dengan nilai di atas rata-rata yang telah ditentukan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
b. Bagi Guru
c. Bagi Sekolah
G. Tinjauan Pustaka
penulisan naskah drama. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa penelitian
Skripsi Heni Dwi Arista pada tahun 2010 dengan judul “Peningkatan
siswa dalam menulis kreatif naskah drama pada penelitian ini memperoleh
Peningkatan tersebut sangat signifikan dan terjadi pada hampir seluruh siswa
Siswa kelas VIII SMP Negeri I Binangun Kabupaten Blitar”. Penelitian ini
cukup berhasil dengan adanya peningkatan yang terlihat dari jumlah siswa
8
yang mencapai ketuntasan belajar pada siklus I yaitu 74,3% dan jumlah siswa
terbukti dari peningkatan nilai yang terjadi pada setiap siklus. Selain itu,
melalui observasi dan jurnal siswa, dapat disimpulkan bahwa teknik parafrase
Naskah Drama dengan Meida Cerpen pada Siswa kelas XI MAN I Cibinong
BAB II
LANDASAN TEORI
Teori-teori yang akan dipaparkan berkaitan dengan penelitian ini antara lain
drama, unsur intrinsik naskah drama, jenis-jenis drama, pengertian media, fungsi
A. Keterampilan Menulis
berbicara.”1 Keterampilan bisa juga muncul dari hal-hal yang kita kuasai
kebiasaan seseorang.
1
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi keempat. h. 1448.
2
M. Atar Semi, Dasar-dasar Keterampilan Menulis, (Bandung: Mugantara, 1995), h. 47.
10
menulis yaitu kegiatan untuk menyatakan pikiran dan perasaan dalam bentuk
siswa di kelas tentunya belajar membaca dahulu sebelum dia belajar menulis.
B. Pengertian Menulis
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan
orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.”3
pikiran melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dapat dipahami tepat
3
Henry Guntur Tarigan, Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 3.
11
4
seperti dimaksudkan oleh penulis/pengarang.” Sedangkan menurut Fred D.
dari proses belajar dan sangat diperlukan untuk bisnis dan komunikasi
pikiran, ide, atau perasaan yang diekspresikan seseorang melalui bahasa tulis
kepada pembaca.
erat, yang dikuasai dengan cara berurutan. Karena setiap manusia menguasai
berbicara, lalu semakin besar ia mulai belajar membaca, jika sudah mahir,
keterampilan menulis.
adalah petunjuk yang dihasilkan oleh penulis, gambaran secara kasar dari
4
Isah Cahyani, Bahasa Indonesia, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), h. 62.
5
Writing is a basic skill. It is integral to the learning process and indispensable for
business and interpersonal communication beyond every day informality. Freed D. White, The
Writer Art, (New York: Wadsworth, 1986), h. 25.
12
kertas. Di sini penulis harus berkosentrasi yang benar dalam menulis idenya.
kata yang tepat, menyusun kembali kalimat atau paragraf atau memperbaiki
dibutuhkan latihan dan praktik yang teratur, maka proses sangat dibutuhkan
C. Pengertian Drama
“Drama dalam bahasa Inggris disebut drama, dan dalam bahasa Prancis
disebut piece de theatre. Kata drama berasal dari bahasa Yunani dram yang
Indonesia) drama adalah “Komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat
dialog yang dipentaskan.”10 Jadi drama merupakan suatu jenis sastra yang
ditulis dalam bentuk dialog dengan tujuan untuk dapat dipentaskan sebagai
dapat merangsang gairah para pemain dan penonton sehingga dapat digemari
Robert Diyani menyebutkan “Drama, tidak seperti jenis sastra lainnya, ia seni
penonton.” 13
9
Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia, Ensiklopedi Sastra Indonesia, (Bandung:
Titian Ilmu Bandung, 2007), h. 275.
10
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi keempat, h. 342.
11
B.Rahmanto, Metode Pengajaran Sastra, (Yogyakarta: KANISIUS, 1988), h.89.
12
Brahim, Drama dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1968), h. 51.
13
Drama, unlike the other literary genres, is a staged art. Plays are writen to be
performed by actors before an audience. Robert Diyanni, Literatur: Reading Fiction, Poetry, and
Drama, (New York: McGraw-Hill, 2002), h. 1161.
14
merupakan seni lakon atau pertunjukan yang menggabungkan seni sastra tulis
(naskah drama) dengan seni lainnya seperti seni musik, sehingga dapat
disebut tidak lain dari pada Life Presented in Action atau hidup yang
cerita yang ditulis untuk dibaca seperti novel, cerpen dan puisi. Untuk dapat
menangkap alur dalam drama perlu dibaca secara nyaring oleh beberapa
orang sesuai dengan peran yang ada dalam naskah drama. Alur dalam drama
huruf (angka dsb) dengan pena (pensil, kapur,dsb) atau melahirkan pikiran,
dengan sastra lainnya yaitu teks drama menggunakan situasi bahasa dialog.
14
Mbido Saleh, Sandiwara dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1967), h. 25.
15
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi keempat, h. 1497.
16
Jakob Sumarjo, Perkembangan Teater Modern dan Sastra Drama Indonesia, (Bandung:
PT Citra Aditya Bakti, 1992), h. 3.
15
Jadi, penulisan teks drama merupakan suatu proses kesenian yang utuh.
Ada berbagai aspek yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam menulis sebuah
teks drama, yaitu penciptaan latar, penciptaan tokoh yang hidup, penciptaan
Selain itu penulisan teks drama juga harus memerhatikan tanda baca,
3. Petunjuk teknis keterangan ditulis dengan huruf yang berbeda atau diberi
yang merupakan cerita atau tiruan pelaku manusia hasil dari curahan ide,
gagasan, atau perasaan seorang penulis, yang disajikan dalam bentuk tulisan.
amanat, dan dialog.”19 Unsur instrinsik naskah drama merupakan isi dari
17
Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2005), h. 12.33.
18
Ernawati Waridah, EYD dan Seputar Kebahasaan-Indonesia, (Jakarta: Kawan pustaka,
2009), h. 40.
16
penulisan teks drama, karena unsur merupakan bagian terkecil yang saling
tokoh yaitu:
tokoh tersebut.
dalam cerita sehingga dapat diketahui karakter atau sifat para tokoh itu.
bahwa karakter tokoh adalah seorang yang baik, jahat atau bertanggung
jawab.
tokoh di dalam suatu karya fiksi yang dapat mencangkup tidak saja
19
B.Rahmanto dan S. Endah Peni Adji, Drama, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2007), h.
3.13.
17
tingkah laku atau tabiat dan kebiasaan, tetapi juga penampilan.”20 Lebih
cerita. Watak itu memiliki ciri-ciri dari seseorang baik secara keadaan
2. Latar
Latar yang juga disebut setting ini mengacu pada segala keterangan
pementasan.”22
3. Alur
Alur atau plot “alur adalah aksi dari cerita. Urutan peristiwa yang
20
Albertine Minderop, Metode Karakterisasi Telaah Fiksi, (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia, 2011), Cet. ke-2, h. 95.
21
Character is the material from which plots are created, for incidents are developed mainly
through the speech and behavior of dramatic personages. Oscar G. Brockett, The Teatre,
(Indianan University, 1969), h. 34.
22
Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2005), Cet. VII, h. 12.7.
23
Is the action of the story. it is the sequence of events involving the caracter or characters.
Edward H. Jones, Outlines of Literature, (New York: The Macmillan Company, 1968), h. 83.
18
awal cerita, permasalahan awal, klimaks atau titik puncak cerita, hingga
adalah konflik.”24 Alur terdapat tiga macam, yaitu alur maju, campuran
dan alur mundur. “Ada perbedaan alur antara cerita dengan drama.
Dalam drama alur lebih mudah diikuti, karena dibantu dengan adanya
kramagung.”25
4. Tema
5. Amanat
cerita.
24
Brahim, Drama dalam Pendidikan, (Jakarta: PT Gunung Agung, 1968), h. 70.
25
Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa, (Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka, 2005), h. 12.6.
26
Robert Stantion, Teori Fiksi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), h. 36.
19
langsung.
7. Dialog
yang erat kaitannya dengan unsur lain di dalam drama, karena “lewat
dialog yang baik akan tercipta pemikiran, karakter yang kuat, dan konflik
peristiwa dalam cerita.”27 Karena itu dialog memiliki unsur yang sangat
untuk memahami para tokoh dan tema dalam cerita. Sedangkan bagi
F. Jenis-jenis Drama
1. Tragedi
“Imitasi atau peniruan sebuah aksi yang bagus, sempurna dari seseorang
27
B.Rahmanto dan Endah Peni Adji, Drama, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2007), h. 3.26.
28
Chairul Anwar, Drama Bentuk-Gaya dan Aliran, (Yogyakarta: Elkaphi, 2005), h. 9.
20
tragedi adalah drama Hamlet serta drama Romeo dan Juliet karya
2. Komedi
3. Tragikomedi
Ciri-ciri jenis drama ini adalah jika bagian awal cerita penuh dengan
komedi atau kelucuan maka pada bagian akhir akan disusul dengan
peristiwa tragis. Sebaliknya jika pada awal cerita penuh dengan kesedihan
maka di akhir cerita akan berakhir dengan suka cita. “Drama jenis ini
membaurkan segi suka dan duka, atau suka dan duka datang silih berganti
29
When writing about tragedy, probably the commonest essay is on the tragic hero. Sylvan
Barnet, A Short Guide to Writing About Literarure, (Canada: Little, Brown and Company, 1968),
h. 78.
30
B.Rahmanto, dan Endah Peni Adji, Drama, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2007), h. 3.5.
31
M. Atar Semi, Anatomi Sastra, (Jakarta: Angkasa Raya, tt), h. 169.
21
4. Melodrama
dipadu dengan musik.”32 Contoh drama ini adalah kisah Madame Butterfly
karya N. Riantiarno.
G. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium, yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Menurut
interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah”.34
mewakili apa yang kurang mampu guru ucapkan melalui kata-kata atau
32
N Riantiarno, Menyentuh Teater-Tanya Jawab Seputar Teater Kita, (Jakarta: MU;3
Books, 2003), h. 9.
33
M.Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka
Setia, 1987), h. 287.
34
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994), h. 12.
22
kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan
Jadi, bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan
4. Mengurangi verbalisme
penyampaian pesan guru harus pandai memilih bahasa apa yang paling
mudah dimengerti dan dipahami oleh siswanya”.35 Jadi, seorang guru harus
peka dan mengerti media apa yang cocok diberikan oleh muridnya.
Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan, yakni sebagai
penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Oleh karena itu, media yang
baik digunakan oleh siswa dalam kegiatan belajar mengajar ialah bahwa
35
Yudi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 185.
23
tertentu.
I. Pengertian Cerpen
adalah cerita yang pendek. Secara umum dapat disimpulkan bahwa cerpen
adalah cerita atau narasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif serta relatif
cerita atau narasi (bukan analisa argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar
terjadi tetapi bisa terjadi kapan saja dan di mana saja) serta relatif pendek.” 36
ekonomis. Inilah sebabnya dalam sebuah cerpen biasanya hanya ada dua atau
tiga tokoh saja, hanya ada satu peristiwa dan hanya ada satu efek saja bagi
pembacanya. Semuanya harus serba ekonomis sehingga hanya ada satu kesan
saja pada pembacanya. Namun begitu, sebuah cerpen harus merupakan suatu
sastra yang harus dicapai oleh siswa adalah menulis teks drama. Adapun
indikator yang harus dicapai oleh siswa adalah siswa mampu menulis teks
36
Jakob Sumarjo, Seluk-Beluk dan Petunjuk Menulis Cerita Pendek, (Bandung: Pustaka
Latifah, 2004), h.10.
24
menulis teks drama. Materi tersebut, terdiri atas bagian-bagian teks drama
membuat garis besar isi cerita, mengembangkan garis besar isi cerita ke
dalam tanda kurung maupun dapat ditulis dengan huruf miring atau huruf
kapital semua, dan memberi judul pada naskah drama yang sudah ditulis.
media agar proses pembelajaran dapat berjalan lebih mudah. Menurut Oemar
pendidikan di sekolah karena itu menjadi suatu bidang yang harus dikuasai
naskah drama sejalan dengan definisi yang diberikan Siahaan yang dikutip
oleh Alek yaitu “Proses mengolah bacaan secara kritis dan kreatif yang
37
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1994), h.1.
25
tentang bacaan itu, penilaian terhadap keadaan, dan dampak bacaan itu.”38
alur, tema, latar dan lainnya untuk memberikan kemudahan bagi siswa dalam
drama yang akan siswa buat. Di sini siswa menjadi lebih aktif karena siswa
harus bisa menemukan sendiri pengetahuan tentang naskah drama dari cerpen
tersebut. Dan peran guru di sini hanya sebagai fasilitator dan motivator yang
yang berakaitan dengan drama. Agar situasi cerita dalam naskah drama
dengan situasi yang ada tentang apa yang dirasakan, dilihat, dan didengar dari
cerpen. Pada saat siswa praktik menulis naskah drama, guru mengarahkan
kegiatan siswa.
Biasanya anak didik cepat merasa bosan dan kelelahan dalam menulis
naskah drama, disebabkan penjelasan guru yang sukar dicerna dan dipahami.
Maka, apa salahnya jika seorang guru menghadirkan media cerpen sebagai
38
Alek dan Ahmad H.P, Buku Ajar Bahasa Indonesia, (Jakarta: FITK Press, 2009), h. 48.
26
alat bantu pengajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelum
pelaksanaan pengajaran.
konteks yang tepat lagi wajar. “Guru harus melihat bahwa pengajaran
39
membaca dan menulis itu berkaitan erat.” Dengan membaca cerpen siswa
dalam cerita sehingga bisa dia terapkan dalam menulis sebuah naskah drama.
ialah:
tokoh, apa yang terjadi pada tokoh dan mengetahui bagaimana tokoh itu
memecahkan masalahnya.
merupakan topik yang menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa
saja yang dialami tokoh dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh
3. Untuk mengetahui urutan atau susunan, yaitu untuk mengetahui apa yang
39
Henry Guntur Tarigan, Membaca sebagai suatu keterampilan berbahasa, (Bandung:
Angkasa, 2008), h. 5-6.
27
wajah akan melihat, suara-suara berbunyi, dan para tokoh bergerak pada saat-
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Cibinong Bogor. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus
atau dua kali pertemuan, yaitu dari bulan Mei dan bulai Juni 2011.
B. Metode Penelitian
dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama.”1 Sedangkan menurut H.E.
yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses dan hasil
1
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet.
IV, h. 3.
2
H.E Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), Cet. III, h. 10.
3
Rochiati Wiraatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2005), h. 13.
29
Metode ini dipilih peneliti karena berdasarkan pendapat para ahli yang
mutu proses dan hasil belajar di kelas. Selain itu, pada PTK sifatnya bukan
beberapa siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan yaitu “(1)
sehingga penelitian dapat berjalan sesuai dengan rencana dan sesuai dengan
4
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), Cet.
IV, h. 16.
5
Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti, Metode Penelitian Pendidikan Bahasa,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), h. 208.
6
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 311.
30
berjalan sesuai dengan rencana dan sesuai dengan hasil yang diharapkan.
penelitian) dan akan terhenti apabila kriteria keberhasilan telah tercapai sesuai
dengan yang diharapkan. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan siklus adalah
1. Perencanaan (Planning)
adalah lembar tugas siswa, lembar observasi untuk siswa, lembar jurnal,
2. Tindakan (Acting)
kelas.
3. Pengamatan (Observing)
yang terjadi selama proses penilaian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu
31
oleh guru kelas yang berperan sebagai observer dan kolaborator. Sebagai
4. Refleksi (Reflecting)
diketahui kekurangan yang ada pada siklus I. Hasil analisis tersebut dapat
tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Hasil analisis
Siklus I
Perencanaan Pelaksanaan
Permasalahan
Tindakan I Tindakan I
Refleksi Pengamatan/
Pengumpulan data I
Siklus II
Pengamatan/
Refleksi II
Pengumpulan data I
Apabila Dilanjutkan
permasalahan
belum Ke siklus berikutnya
terselesaikan
Gambar
Desain Penelitian Tindakan Kelas7
7
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet.
VIII, h. 74.
33
Populasi adalah “seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.”8 Populasi dan sampel dalam
peneliti. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI
merupakan bagian dari populasi yang diteliti. Adapun yang menjadi subjek
penelitian ini adalah siwa kelas XI IPS 1 yaitu sebanyak 36 orang siswa atau
pengocokan.
pada saat proses pembelajaran dilakukan oleh satu orang observer, yaitu guru
kemudian evaluasi dan refleksi dilakukan secara bersama antara peneliti dan
observer.
8
Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 118.
34
Penelitian ini menggunakan dua teknik pengambilan data, yaitu teknik tes dan
1. Teknik Tes
dilakukan sebanyak dua kali. Tes ini dijadikan sebagai tolak ukur
tugas berisi perintah kepada siswa untuk menulis naskah drama. Hasil tes
2. Teknik Nontes
1) Lembar Observasi
pengamatan.”9
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 200.
35
oleh seluruh siswa, sedangkan dua lembar lagi diisi oleh observer
Tabel 3.1
Kriteria
No Aspek yang diamati %
Kurang Cukup Baik
1 Guru memberikan
penjelasan secara
terperinci mengenai
materi pembelajaran
menulis naskah drama
2 Guru menguasai dengan
baik materi pembelajaran
menulis naskah drama
3 Guru menggunakan
media yang mendukung
terkait pembelajaran
menulis naskah drama
4 Guru memberikan
kesempatan kepada siswa
untuk bertanya terkait
dengan pembelajaran
menulis naskah drama
5 Guru memberikan tugas
sesuai dengan materi
pembelajaran yang
diberikan
6 Guru memperhatikan
kegiatan siswa selama
proses pembelajaran
berlangsung, dan
membantu mengarahkan
siswa yang menemui
36
kesulitan dalam
mengerjakan tugas
menulis naskah drama
7 Guru membuka dan
menutup pembelajaran
dengan baik dan
mengesankan
di bawah ini diisi oleh observer, yaitu guru mata pelajaran bahasa
Tabel 3.2
kejelasan dalam
menimbulkan contoh
a) Kemampuan
menggunakan media
yang berkaitan dengan
Kecermatan teori drama, langkah-
dalam langkah menulis
4
pemanfaatan naskah drama dengan
media media cerpen
b) Keterampilan dan
ketepatan saat
penggunaan media
a) Kemampuan
menggunakan penilaian
lisan saat pelaksanaan
5 Evaluasi menulis naskah drama
dengan media cerpen
b) Ketepatan dalam
penggunaan waktu
a) Meninjau kembali
pembelajaran yang
telah dilakukan dan
memberikan
kesempatan bertanya
Kemampuan
pada siswa
6 menutup
b) Memberikan tugas
pelajaran
kepada siswa dan
menginformasikan
bahan atau materi
pembelajaran
selanjutnya
Tabel 3.3
2) Jurnal Siswa
3) Wawancara
pembelajaran.
4) Dokumentasi
drama.
10
Joko Subagyo, Metode Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 39.
11
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 194.
40
Proses analisis data terdiri atas analisis data pada saat di lapangan yaitu
pada saat pelaksanaan kegiatan dan analisis data yang terkumpul. Data yang
sudah terkumpul berupa non tes yaitu observasi, hasil wawancara, dan hasil
Tahap analisa data tes dimulai dengan membaca keseluruhan data yang
drama.
12
Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: SIC, 2001), Cet. II, h.
19.
41
Tabel 3.4
Aspek Penilaian
Kelengkapan
Keesesuaian
Aspek
Naskah
Formal Penggunaan
No Nama Drama Kreativitas Jumlah
Naskah EYD
dengan
Drama
Cerpen
J D B K P
5 – 25 5 – 25 5 – 25 5 -25
Keterangan:
21-25 = Jika terdapat kelima aspek formal naskah drama yaitu judul
21-25 = Jika naskah drama sesuai dengan isi cerpen dan cerpen
42
16-20 = Jika naskah drama cukup sesuai dengan isi cerpen dan
11-15 = Jika naskah drama cukup sesuai dengan isi cerpen namun
6-10 = Jika naskah drama kurang sesuai dengan isi cerpen dan
cerpen.
3. Kreativitas
berimprovisasi
berimprovisasi
berimprovisasi
berimprovisasi
4. Penggunaan EYD
BAB IV
Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian yang telah dilakukan di
kelas XI IPS 1 MAN Cibinong-Bogor selama dua siklus. Secara garis besar,
pada bab empat ini akan memaparkan deskripsi awal penelitian, perencanaan
cerpen.
Bogor, yang berdiri pada tahun 1968 atas prakarsa M Taufiq Ismail sebagai
itu sebagai Kepala MAN Bogor adalah Bapak Drs. Dudung, dan sebagai
Huda Cibinong.
Amir, MAN Bogor memperoleh ijin dari Pemda untuk membeli tanah Kas
Desa Cirimekar seluas 8.065 m2 yang dibeli dengan dana DIPA (7.500 m2),
dana swadaya BP3 (565 m2), dan dibeli dari Bpk H. Abdul Fatah
Tabel 4.1
JUMLAH SISWA
SISWA
KELAS/ MISKIN
ROMBEL
PROGRAM
LK PR JML LK PR JML
XI IPA 4 43 89 132 7 16 23
XII IPA 3 25 72 97 3 3 6
XII BHS 0 0 0 0 0 0 0
berakhlakul karimah
1) Berakhlakul Karimah
5) Memiliki kemandirian
a. Tanah
b. Bangunan/Gedung
C. Penelitian Pendahuluan
remidial.
guru menjelaskan apa itu drama selanjutnya guru memberikan contoh naskah
drama lalu siswa disuruh untuk membuat naskah drama. Selain itu peneliti
mendapatkan nilai menulis naskah drama yang telah dilakukan oleh guru
49
bahasa Indonesia sebelumnya. Berikut nilai hasil naskah drama siswa dalam
penelitian pendahuluan:
Tabel 4.2
Tingkat
No Nama Nilai
Keberhasilan
1 Achmad Suhendar 85 Tinggi
2 Ade Nurhasanah 75 Sedang
3 Aden Purnawan 70 Rendah
4 A Bukhori Muslim 65 Rendah
5 Ahmad Sonhaji 65 Rendah
6 Ana Nurjannah 75 Sedang
7 Anisa Yulianti 80 Sedang
8 Ashari Utomo Putra 60 Rendah
9 Asri Puspitasari 80 Sedang
10 Dhea Ulfah N 80 Sedang
11 Eka Rosiani Sari 70 Rendah
12 Endah Ami Pratiwi 75 Sedang
13 Eria Komarudin 70 Rendah
14 Ermawati 80 Sedang
15 Indah Syafitri 80 Sedang
16 Kemala Saras Rianty 80 Sedang
17 Khoirunnisa 75 Sedang
18 M. Angga Mahridan 60 Rendah
19 M. Hafiz Ramadhan 60 Rendah
20 Mahfudin 65 Rendah
21 Muhammad Iqbal 65 Rendah
22 Napsiah 75 Sedang
23 Naufal Fawwaz 80 Sedang
50
2610
: x 100 %
36
: 72,50
sebanyak 15 siswa dari 36 siswa atau 41,66% dari seluruh siswa memiliki
nilai rendah. Sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh adalah 72,50. Dari
bahwa masih banyak yang merasa kesulitan di dalam menulis naskah drama,
tetapi kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru dan ketika ada
kelas ini termasuk kategori kelas yang prestasi belajarnya sedang, bukan
tersebut. Selain itu, peneliti menyiapkan lembar observasi dan jurnal siswa
drama, unsur intrinsik, ciri-ciri dan kriteria naskah drama yang baik. Di
isi dari cerpen dan setelah itu siswa diharapkan menulis naskah drama
siswa tujuannya agar siswa tidak merasa jenuh setelah mereka menulis
naskah drama, dan juga agar pembelajaran diakhiri dengan kegiatan yang
53
yang akan menggantikannya dalam beberapa hari. Dan juga guru mata
siapa yang tahu drama itu apa?” Seketika suasana menjadi hening, hanya
melengkapi jawaban dari temannya tentang apa itu drama?” lalu satu
selanjutnya guru menjelaskan dan diikuti dengan tanya jawab tentang unsur
anak menjawab “Pernah” sebagian lagi hanya diam saja. Lalu guru bertanya
kepada anak yang menjawab pernah “Apa inti cerita dari cerpen Bertengkar
tentang 3 orang musafir yang terjebak dalam sebuah kampung, saat itu
berbuka. Lalu mereka berinisiatif untuk menipu salah satu warga dari
kampung itu dengan berpura-pura salah satu dari mereka menjadi kepala
kampung. Setelah mereka makan kenyang dan ketika mereka akan tidur
mereka malah bertengkar, nah terdengarlah oleh yang punya rumah. Dan
kepada siswa “Bagaimana, benar tidak apa yang dipaparkan oleh teman
berkeliling untuk memastikan tidak ada siswa yang mengerjakan hal lain
bahkan diefektifkan dari kalimat yang terlalu panjang dan di sinilah guru
cerpen yang akan diubah menjadi naskah drama tersebut dengan bertanya:
naskah drama dan setelah itu guru berkeliling untuk memastikan bahwa
yang kesulitan dalam menulis naskah drama seperti kesulitan dalam menulis
mengumpulkan hasil naskah drama mereka, ada siswa yang sudah selesai
tetapi tidak ada siswa yang bertanya. Setelah itu guru membagikan jurnal
serta format observasi untuk diisi sebagai bahan refleksi pembelajaran yang
mengesankan, terlihat dari ekspresi seluruh siswa yang sangat ceria dan
naskah drama siswa, jumlah tersebut diambil 30% dari jumlah siswa. “Cara
1
Subana dkk. Statistik Pendidikan. (Bandung: Pustaka Setia, 2000). hlm. 25.
57
penurunan yang terjadi pada siswa. Berikut analisis kesebelas naskah drama
siswa tersebut:
dalamnya sudah terdapat judul yang diubah dari judul aslinya yaitu
Orang Musafir Sang Penipu Ulung” itu artinya sudah ada daya
ketakutan)
dalam cerpen.
3) Kreativitas
Hanya saja penulisan judul yang diubah dari judul yang terdapat
dalam cerpen.
4) Penggunaan EYD
tidak menggunakan huruf kapital pada awal nama orang yaitu togop
sudah cukup baik, hanya tidak ada babak dalam kelangkapan aspek
sebagai berikut:
epilog. Ade salah satu siswa yang tidak menyelesaikan naskah drama,
kampung orang.
60
drama ade dapat sempurna. Sehingga isi cerita dalam cerpen kurang
3) Kreativitas
dengan ragam bahasa yang cukup menarik. Ade pun sangat pandai
dramanya.
4) Penggunaan EYD
Hasil karya Ana Nurjanah ini sudah baik, sudah terdapat judul
dalam naskah drama yang diubah sedikit saja dari judul aslinya yaitu
menyerupai dengan dialog yang terdapat dalam cerpen, hanya saja ada
Prolog dan epilog yang dibuat oleh Ana masih sama dengan
Naskah yang dibuat oleh Ana sesuai dengan isi cerpen, isi
3) Kreativitas
kramagung yang bervarisi dan judul yang sudah diubah dari bentuk
berimprovisasi.
4) Penggunaan EYD
ada judul dan babak dalam naskah drama. Sehingga cerita masih
63
gusar)
dengan prolog dan epilog yang terdapat dalam cerpen. Sehingga masih
terlihat tidak berbeda jauh isinya dengan prolog dan epilog cerpen.
Naskah yang dibuat oleh Asri sesuai dengan isi cerpen, isi
3) Kreativitas
berimprovisasi.
4) Penggunaan EYD
Alam.
Hasil karya Endah Ami Prtiwi ini sudah sangat baik, aspek formal
Dalam penulisan dialog sudah tertulis secara rapih dan benar, dan
ada beberapa dialog yang diubah oleh Endah sehingga lebih menarik
untuk dibaca.
gak?”
Togu : “Kalau saya setuju-setuju aja sih, atur aja deh sama
kalian”.
Togop berbisik.
emosinya naik)
bermusyawarah.
Naskah yang dibuat oleh Endah sudah sesuai dengan isi cerpen,
dengan pembagian babak, dan alurnya sesuai dengan isi cerita dalam
cerpen.
3). Kreativitas
dalam cerpen.
67
kepala kampung sini yang seharusnya kata rumah tidak diawali oleh
huruf kapital.
Naskah drama hasil Kemala Saras Rianty ini masih dalam taraf
kurang jelas.
dialog yang cukup panjang. Dialog yang dibuat oleh Kemala berikut
ini:
tanggung.”
“Di kampung ini tidak ada lepau nasi, kenalan kita pun tak ada.
menyesal dan mengeluh tak ada gunanya. Lebih baik kita cari
Sitinjak.
keringatnya itu)
malam.
3) Kreativitas
yang terdapat dalam dialog. Meski ada beberapa dialog cerpen yang
dikutip seluruhnya.
4) Penggunaan EYD
drama milik Kemala ini. Ada beberapa penempatan tanda petik yang
dalam cerpen tidak ada. Salah satu contoh dialog-dialog itu ialah
Batangtoru”
kepala kampung”
ditulis oleh Hafiz yang tidak lagi melihat pada cerpen. Misalnya:
Pada suatu hari, ada tiga orang musafir yang hendak menuju
Naskah drama milik Hafiz sudah sesuai dengan isi cerpen, isi
3) Kreativitas
dimengerti.
4) Penggunaan EYD
Judul yang diberikan oleh Novita masih menggunakan judul yang ada
di dalam cerpen.
Naskah yang dibuat oleh Novita sudah sesuai dengan isi cerpen,
isi cerpen sudah terangkum seluruhnya ditulis oleh Novita. Hanya saja
memahami alurnya.
3) Kreativitas
dalam naskah dramanya. Mulai dari judul hingga epilog Novita masih
4) Penggunaan EYD
naskah dramanya sudah cukup lengkap, akan tetapi tidak ada babak di
judul yang terdapat dalam cerpen. Judulnya yaitu “Tiga Musafir yang
Mencari Makan”, judul tersebut sangat jauh sekali dengan judul yang
topik lain dalam cerita, sehingga ia tidak menitik beratkan fokus cerita
cerita yaitu ketika tiga orang musafir mencari makan, yang berimbas
Naskah yang dibuat oleh Rihlah cukup sesuai dengan isi cerpen,
3) Kreativitas
4) Penggunaan EYD
Hasil naskah drama karya Siti Aminah pada siklus 1 ini sudah
baik, di dalam aspek formal naskah dramanya hanya tidak ada babak.
“Bertengkar Berbisik”.
berasal dari cerpen, hanya saja kramagung Siti lebih banyak dengan
Naskah yang dibuat oleh Siti sudah sesuai dengan isi cerpen, isi
3) Kreativitas
4) Penggunaan EYD
Hasil karya Yudi Ardian pada siklus 1 ini sudah cukup baik, di
yang panjang di dalam cerpen, terlihat dari dialog yang dibuat oleh
terbuka, bukan saja kita tidak dapat makan, tetapi badan kita
akan merasai pula orang buat sudah itu bungkusan dan payung
saya ini, bawalah oleh kalian berdua. Karena tak pantas lagi
pengiringnya.”
misalnya:
mereka.
Naskah yang dibuat oleh Yudi cukup sesuai dengan isi cerpen,
3). Kreativitas
cukup kreatif dan Yudi pun pandai dalam mengemas dialog yang
dengan prolog dan epilog yang sudah dipaparkan di atas bahwa Yudi
drama dalam siklus I ini yaitu tes unjuk kerja berdasarkan aspek penilaian
ini penulis langsung berperan sebagai observer, karena jenis PTK partisipan
Berikut ini nilai seluruh siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3
1
No Nama 2 3 4 Total
J D B K P
1 Achmad Suhendar 5 5 - 5 5 25 15 15 75
2 Ade Nurhasanah 5 5 - 5 5 15 20 20 70
3 Aden Purnawan - 5 - 5 5 20 20 20 75
82
4 A Bukhori Muslim 5 5 - 5 5 20 15 15 70
5 Ahmad Sonhaji 5 5 - 5 5 20 15 20 75
6 Ana Nurjannah 5 5 - 5 5 25 20 15 80
7 Anisa Yulianti - 5 - 5 5 25 15 20 75
8 Ashari Utomo Putra 5 5 - 5 5 20 20 15 75
9 Asri Puspitasari - 5 - 5 5 25 20 15 75
10 Dhea Ulfah N 5 5 - 5 5 25 20 15 80
11 Eka Rosiani Sari 5 5 - 5 5 25 20 15 80
12 Endah Ami Pratiwi 5 5 5 5 5 25 20 15 85
13 Eria Komarudin - 5 - 5 5 25 15 20 75
14 Ermawati 5 5 - 5 5 25 15 15 75
15 Indah Syafitri - 5 - 5 5 25 20 15 75
16 Kemala Saras Rianty - 5 - 5 5 25 20 20 80
17 Khoirunnisa 5 5 5 5 5 25 15 10 75
18 M. Angga Mahridan 5 5 - 5 5 20 20 15 75
19 M. Hafiz Ramadhan - 5 - 5 5 25 20 20 80
20 Mahfudin 5 5 - 5 5 20 15 20 75
21 Muhammad Iqbal 5 5 - 5 5 20 20 15 75
22 Napsiah - 5 - 5 5 25 20 15 75
23 Naufal Fawwaz 5 5 - 5 5 25 15 15 75
24 Novita Lestari 5 5 - 5 5 25 20 15 80
25 Novita Sari 5 5 - 5 5 25 15 15 75
26 Nurjayanti 5 5 - - 5 25 20 15 75
27 Rihlah Mawaddah 5 5 - 5 5 25 25 10 80
28 Sarah Hayatin Nufus - 5 5 5 5 25 20 20 85
29 Saprudin - 5 - 5 5 25 20 15 75
30 Siti Aminah 5 5 - 5 5 25 20 20 85
31 Siti Kurniasih 5 5 - 5 5 20 15 20 75
32 Siti Mirnawati 5 5 5 5 - 25 15 15 75
33 Siti Nurhasanah 5 5 - 5 5 20 15 20 75
34 Tami Puspita Sari - 5 - 5 5 20 20 15 70
35 Wagiati 5 5 - 5 5 25 15 20 80
36 Yudi Ardian 5 5 - 5 5 25 20 20 85
Jumlah Skor 2765
Keterangan:
(J) = Judul
(D) = Dialog
(B) = Babak
(K) = Kramagung
(P) = Prolog
(3) = Kreativitas
Adapun urutan data nilai terendah sampai tertinggi terdapat dalam tabel
berikut:
Tabel 4.4
Tingkat
No Nama Total
Keberhasilan
1 A Bukhori Muslim 70 Rendah
2 Aden Purnawan 70 Rendah
3 Tami Puspita Sari 70 Rendah
4 Achmad Suhendar 75 Sedang
5 Ade Nurhasanah 75 Sedang
6 Ahmad Sonhaji 75 Sedang
7 Anisa Yulianti 75 Sedang
8 Ashari Utomo Putra 75 Sedang
9 Asri Puspitasari 75 Sedang
10 Eria Komarudin 75 Sedang
84
11 Ermawati 75 Sedang
12 Indah Syafitri 75 Sedang
13 Khoirunnisa 75 Sedang
14 M. Angga Mahridan 75 Sedang
15 Mahfudin 75 Sedang
16 Muhammad Iqbal 75 Sedang
17 Napsiah 75 Sedang
18 Naufal Fawwaz 75 Sedang
19 Novita Sari 75 Sedang
20 Nurjayanti 75 Sedang
21 Saprudin 75 Sedang
22 Siti Kurniasih 75 Sedang
23 Siti Mirnawati 75 Sedang
24 Siti Nurhasanah 75 Sedang
25 Ana Nurjannah 80 Sedang
26 Dhea Ulfah N 80 Sedang
27 Eka Rosiani Sari 80 Sedang
28 Kemala Saras Rianty 80 Sedang
29 M. Hafiz Ramadhan 80 Sedang
30 Novita Lestari 80 Sedang
31 Rihlah Mawaddah 80 Sedang
32 Wagiati 80 Sedang
33 Endah Ami Pratiwi 85 Tinggi
34 Sarah Hayatin Nufus 85 Tinggi
35 Siti Aminah 85 Tinggi
36 Yudi Ardian 85 Tinggi
Jumlah Skor 2765
85
Mencari rata-rata:
𝑓
P= X 100 % 2
𝑁
2765
: x 100 %
36
: 76,80
tertinggi adalah nilai 70 ada 3 orang, nilai 75 ada 21 orang, nilai 80 ada 8
orang dan nilai 85 ada 4 orang. Dari data tersebut diperoleh bahwa nilai
terendah pada siklus I adalah 70, dan nilai tertinggi adalah 85. Sedangkan
nilai rata-rata yang diperoleh adalah 76,80. Dari hasil siklus I menulis
Siklus I
Dalam sebuah penelitian ini, salah satu analisis data dilakukan atas
pernyataan yang dikemukakan oleh para siswa. Hal ini dilakukan dengan
2
Anas Sudijono. Pengantar Statistik Pendidikan. (Jakarta: Rajawali, 1992). hlm. 40
86
Tabel 4.5
naskah drama, ada 54,54% siswa yang berkomentar media cerpen dapat
naskah drama dengan menggunakan media cerpen, dan ada 72,72% siswa
Tabel 4.6
Kriteria
No Aspek yang diamati
Kurang Cukup Baik
1 Guru memberikan penjelasan
secara terperinci mengenai
2, 77 % 16,66 % 80,55 %
materi pembelajaran menulis
naskah drama
2 Guru menguasai dengan baik
materi pembelajaran menulis 2,77 % 11,11 % 86,11 %
naskah drama
3 Guru menggunakan media 11,11 % 33,33 % 55,55 %
88
7 Guru memperhatikan
kegiatan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung,
dan membantu mengarahkan 0% 2,77% 97,22 %
siswa yang menemui
kesulitan dalam mengerjakan
tugas menulis naskah drama
Dari tabel di atas ada 55,55 % siswa yang memberikan nilai baik
media cerpen dalam menulis naskah drama, dan juga dikarenakan beberapa
siswa terlihat malas untuk membaca cerpen terlebih dahulu. Ada 66,66 %
siswa yang memberikan nilai baik untuk butir guru memberikan kesempatan
Akan tetapi ada 97,22 % siswa yang memberikan nilai baik tentang
mengerjakan tugas menulis naskah drama. Dan pada butir guru membuka dan
siswa yang memilih kategori baik. Dapat disimpulkan dari seluruh siswa rata-
rata memberikan respon positif dalam lembar observasi pada siklus I ini.
jawaban siswa yang pada umumnya merasa senang dan cukup tertarik
digunakan sebanyak dua lembar observasi yaitu lembar aktivitas guru dan
walau guru kurang meyakinkan siswa dalam manfaat media cerpen. Untuk
Tabel 4.7
kecil melakukan mengobrol dengan temannya dan ada juga yang melamun.
Tabel 4.8
media cerpen
b. Siswa menulis naskah drama dengan 100 %
menggunakan media cerpen
c. Siswa mengajukan pendapat atau pertanyaan 40 %
yang berkaitan dengan drama
d. Siswa menjawab pertanyaan dari guru yang 60 %
berkaitan dengan drama
Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru mata pelajaran bahasa
(a) Aktivitas siswa dalam belajar masih kurang, terlihat waktu siswa
membaca cerpen dan menulis naskah drama masih banyak siswa yang
karena siswa masih ada yang bingung dan malas dahulu melihat
cerpen yang disajikan agar siswa lebih merasa tertarik untuk membaca
cerpen tersebut.
93
mungkin dan lebih antisipatif akan hal-hal yang tidak perlu. Peneliti
naskah mereka. Dan ada juga beberapa siswa yang tidak memberi
naskah drama.
Sehingga naskah drama terlihat sangat kaku, masih adanya siswa yang
(b) Adanya hiburan dan ice breaking pada akhir pembelajaran. Hal itu
jurnal, dan panduan wawancara. RPP disusun oleh peneliti dan didiskusikan
proses pembelajaran.
formal dalam naskah drama seperti: babak, judul, dialog, kramagung dan
Target yang ingin dicapai pada siklus II ini adalah agar siswa lebih
menulis naskah drama meningkat dan tidak ada lagi siswa yang memiliki
menanyakan apakah ada siswa yang tidak hadir, akan tetapi seluruh siswa
hadir pada siklus II. Sebelum memulai materi guru memberikan satu ice
breaking, dan siswa terlihat sangat senang dan merasa terhibur di awal
pertanyaan materi seputar drama dan naskah drama yang telah diberikan
siswa hampir sama. Selanjutnya guru memberikan salah satu contoh naskah
diberi waktu lima menit. Kemudian guru bertanya apa saja aspek formal
karya Arifin C.Noer, dan hampir seluruh siswa dapat menjawab dengan
tepat.
buka puasa”
ini:
Togop : “Itulah sebabnya maka saya katakan tadi, lebih baik kita
diubah dari judul cerpen, yaitu judul milik Rihlah Mawaddah, dengan judul
kreatif.
ada yang sudah menonton film Ayat-ayat Cinta dan Laskar pelangi?”
kembali “Oke, lalu siapa di antara kalian yang sudah membaca novel Ayat-
ayat Cinta dan Laskar Pelangi?” dan ternyata hanya ada beberapa dari
penggunaan media cerpen dalam menulis naskah drama, bahwa film Ayat-
ayat Cinta dan Laskar Pelangi berawal dari sebuah novel. Maka, tidak beda
dengan pembelajaran yang mereka hadapi pada saat itu, mereka seolah-oleh
sedang menulis naskah drama yang dilakukan untuk sebuah film, akan tetapi
novel itu digantikan dengan cerpen yang bentuknya tidak jauh berbeda. Dan
siswa pun merasa senang dan antusias untuk menulis naskah drama dengan
penempatan huruf kapital, dan tidak boleh lagi menyingkat suatu kata. Guru
semua siswa menerima lembar kerja, kuru kembali bertanya “Sudah siap
sebelumnya.
menulis ada yang bertanya tentang penambahan babak dalam cerita, dan
guru menjawab boleh karena itu akan menambah penilaian dalam poin
cerita. Sementara observer atau guru mata pelajaran bahasa Indonesia terus
sudah habis, ada beberapa siswa yang sudah selesai mengerjakannya dan
naskah drama siswa, dan suasana menjadi sangat ribut. Setelah itu, guru
100
kembali pelajaran yang telah didapat yaitu tentang penulisan naskah drama
dan seluruh siswa sangat antusias menjawab. Setelah itu guru memberikan
drama siswa, jumlah tersebut diambil 30% dari jumlah siswa. Berikut
sangat baik. Dalam aspek formal naskah drama Ahmad pada siklus I
temannya).
sebagai berikut:
Burkat : “Di kampung ini tidak ada lepau nasi, kenalanpun tak
rasanya”.
temannya).
3) Kreativitas
4) Penggunaan EYD
kesalahan tetapi pada siklus II ini terdapat empat kesalahan saja. Itu
dalam naskah drama Ade pada siklus I tidak memakai babak, akan
103
dramanya.
Pada siklus I Ade sudah berimprovisasi, terlebih lagi pada siklus II ini
Di kampung Batangtoru
desa ini?”
cerita dalam naskah drama ade terhenti di tengah jalan. Akan tetapi
3) Kreativitas
dialog-dialog.
4) Penggunaan EYD
Naskah drama milik Ade pada siklus II ini lebih baik penulisan
tetapi dalam siklus II Ana merubah kembali judulnya dari pada judul
pada siklus I yaitu dengan judul “Musafir Penipu yang Berbisik” itu
sama dengan dialog yang terdapat dalam cerpen, akan tetapi sangat
berbeda sekali dengan dialog yang terdapat pada siklus II. Ana banyak
bersalaman)
Togop : “Tadi aku sudah bilang, lebih baik kita berhenti dan
telunjuknya)
3) Kreativitas
kramagung, dialog yang bervarisi dan judul yang sudah diubah dari
bentuk aslinya.
4) Penggunaan EYD
siklus I dalam naskah drama milik Ana terdapat tujuh kesalahan tetapi
107
pada siklus II ini terdapat empat kesalahan saja. Itu artinya ada
sebagai imbuhan.
hasil naskahnya pada siklus I. Aspek formal naskah drama milik Asri
sudah lengkap, pada siklus I Asri tidak memberikan judul dan babak,
tetapi pada siklus II ini Asri memberikan judul dan babak dalam
naskah dramanya. Judul yang diberikan Asri pada siklus II ini cukup
yang diberikan Asri pada siklus II ini yaitu “Kepala Kampung Palsu”.
Burkat : “Terimakasih”
bawah ini:
dilengkapi babak dan judul sehingga alur terlihat sudah lebih jelas.
109
3) Kreativitas
mengutip apa yang disajikan cerpen. Namun, pada siklus II ini, hal
4) Penggunaan EYD
penggunaan ejaan, baik pada siklus I atau pada siklus II. Permasalahan
Asri mengalami enam belas kesalahan ejaan, akan tetapi pada siklus II
dengan benar.
berkembang.
cerita lebih jelas dan menarik. Ada penambahan dialog dalam awal
Dan penulisan prolog pada siklus II ini masih hampir sama dengan
Siklus II
tempat itu.
Siklus I
3) Kreativitas
4) Penggunaan EYD
baca, tetapi dalam siklus II ini hanya ada 3 kesalahan tanda baca
Para Musafir”. Itu artinya cerita dalam naskah drama milik kemala
berikut:
113
Di ruang makan
sendiri”
II ini dilengkapi babak dan judul sehingga alur terlihat sudah lebih
jelas.
3) Kreativitas
4) Penggunaan EYD
drama milik Hafiz tidak ada judul dan babak, pada siklus II naskah
drama milik Hafiz sudah dilengkapi oleh judul dan babak. Judul yang
diberikan Hafiz berbeda dengan judul yang berasal drai cerpen, judul
terdapat dalam cerpen, akan tetapi pada siklus II ini Hafiz sudah
bawah ini:
Naskah drama milik Hafiz pada siklus II sudah sesuai dengan isi
Serta dilengkapi juga oleh judul dan babak, sehingga cerita dapat
3) Kreativitas
4) Penggunaan EYD
Naskah drama milik Hafiz pada siklus II ini lebih baik penulisan
yang sudah diubah dari judul aslinya, pada siklus I Novita masih
menggunakan judul yang ada di dalam cerpen, akan tetapi pada siklus
Novita lebih kreatif dan lebih bisa mengembangkan dialog. Salah satu
bawah ini:
Togop : “Tadi kan saya sudah bilang, lebih baik kita bermalam
ditulis oleh Novita. Dan didukung pula oleh babak sehingga sangat
3) Kreativitas
4) Penggunaan EYD
terdapat dalam cerpen. Akan tetapi pada siklus II Rihlah sudah dapat
ini:
kita.”
dengan isi cerpen, isi cerpen sudah terangkum ditulis oleh Rihlah.
119
Alurnya sesuai dengan isi cerita dalam cerpen. serta dilengkapi babak
jelas.
3) Kreativitas
dibaca.
4) Penggunaan EYD
ejaan. Akan tetapi pada siklus II ini permasalahan itu dapat teratasi.
terdapat dua belas kesalahan. Akan tetapi, pada siklus II ini Rihlah
Hasil naskah drama karya Siti Aminah pada siklus II ini sudah
aspek formal naskah drama milik Siti sudah lengkap. Pada siklus 1
120
judul yang diberikan Siti masih menggunakan judul dari cerpen yaitu
Togop dan Togu : “Dasar kau penipu, penjahat lebih baik kau
kawan”.
Burkat)
Naskah yang dibuat oleh Siti pada siklus II sudah sesuai dengan
isi cerpen, isi cerpen sudah terangkum ditulis oleh Siti. Walaupun
merubah alur dalam cerita. Naskah drama milik Siti sudah sesuai
dengan isi cerita dalam cerpen. Serta dilengkapi babak dalam naskah
3) Kreativitas
yang tidak ada sebelumnya di dalam cerpen. terlebih lagi pada siklus
4) Penggunaan EYD
Togu, Burkat, Togop :”One for all, all for one. Semangat
berpelukan)
menarik.
bagaikan profesor)
di sampingnya)”
tidak berbeda jauh dengan naskah drama pada siklus I, akan tetapi
Selain Yudi memberikan satu babak lagi di akhir cerita, Yudi juga
pulang ke rumah.
oleh Yudi. Alurnya sesuai dengan isi cerita dalam cerpen. Dalam
125
3) Kreativitas
dialog yang tidak terdapat dalam cerpen tanpa merubah alur dalam
cerita.
4) Penggunaan Bahasa
peningkatan.
drama dalam siklus II ini masih sama pada siklus I yaitu tes unjuk kerja
penilaian siswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
126
Tabel 4.9
1
No Nama 2 3 4 Total
J D B K P
1 Achmad Suhendar 5 5 5 5 5 25 20 20 90
2 Ade Nurhasanah 5 5 5 5 5 25 20 20 90
3 Aden Purnawan 5 5 - 5 5 20 20 20 80
4 A. Bukhori Muslim 5 5 5 5 5 15 20 20 80
5 Ahmad Sonhaji 5 5 5 5 5 20 20 20 85
6 Ana Nurjannah 5 5 5 5 5 25 25 20 95
7 Anisa Yulianti - 5 5 5 5 25 20 20 85
8 Ashari Utomo Putra 5 5 5 5 5 20 15 20 80
9 Asri Puspitasari 5 5 5 5 5 20 25 10 80
10 Dhea Ulfah N 5 5 5 5 5 20 20 20 85
11 Eka Rosiani Sari 5 5 5 5 5 25 20 20 90
12 Endah Ami Pratiwi 5 5 5 5 5 25 25 15 90
13 Eria Komarudin 5 5 5 5 5 20 20 20 85
14 Ermawati 5 5 5 5 5 20 20 20 85
15 Indah Syafitri 5 5 5 5 5 20 20 20 85
16 Kemala Saras Rianty 5 5 5 5 5 25 25 15 90
17 Khoirunnisa 5 5 5 5 5 25 20 15 85
18 M. Angga Mahridan 5 5 5 5 5 20 20 15 80
19 M. Hafiz Ramadhan 5 5 5 5 5 25 25 20 95
20 Mahfudin 5 5 5 5 5 25 15 20 85
21 Muhammad Iqbal 5 5 5 5 5 20 20 20 80
22 Napsiah 5 5 5 5 5 25 20 20 90
23 Naufal Fawwaz 5 5 5 5 5 25 15 20 85
24 Novita Lestari 5 5 5 5 5 25 25 15 90
25 Novita Sari 5 5 5 5 5 25 20 20 90
26 Nurjayanti 5 5 5 5 5 25 20 20 90
27 Rihlah Mawaddah 5 5 5 5 5 20 20 20 85
28 Saprudin 5 5 5 5 5 20 15 20 80
29 Sarah Hayatin Nufus 5 5 5 5 5 20 25 20 90
30 Siti Aminah 5 5 5 5 5 25 25 20 95
31 Siti Kurniasih 5 5 5 5 5 20 20 20 85
32 Siti Mirnawati 5 5 5 5 5 25 20 20 90
33 Siti Nurhasanah 5 5 5 5 5 20 20 25 90
127
Keterangan:
(J) = Judul
(E) = Dialog
(B) = Babak
(K) = Kramagung
(Q) = Prolog
(3) = Kreativitas
Adapun urutan data nilai terendah sampai tertinggi terdapat dalam tabel
berikut:
Tabel 4.10
Tingkat
No Nama Total
Keberhasilan
1 Aden Purnawan 80 Sedang
2 A. Bukhori Muslim 80 Sedang
3 Ashari Utomo Putra 80 Sedang
128
3125
: x100%
36
: 86,80
tertinggi adalah nilai 80 ada 8 orang, nilai 85 ada 11 orang, nilai 90 ada 13
orang, dan nilai 95 ada 4 orang. Dari data tersebut diketahui nilai terendah
pada siklus II yaitu 80 dan nilai tertinggi yaitu 95. Sedangkan rata-rata yang
diperoleh adalah 86,80. Dari hasil siklus II menulis naskah drama dengan
Siklus II
Tabel 4.11
terbukti dari 90,90 % siswa yang menjawab teratasi. Dan 100 % siswa
drama menggunakan media cerpen. Itu artinya siswa merasa senang dan
cerpen.
Tabel 4.12
Kriteria
No Aspek yang diamati
Kurang Cukup Baik
Guru memberikan penjelasan
secara terperinci mengenai
1 0% 8,33 % 91,6 %
materi pembelajaran menulis
naskah drama
Guru menguasai dengan baik
2 materi pembelajaran menulis 2,77 % 2,77 % 94,44 %
naskah drama
Guru menggunakan media
yang mendukung terkait
3 0% 5,55 % 94,44 %
pembelajaran menulis naskah
drama
Guru memberikan
4 0% 11,11 % 88,88 %
kesempatan kepada siswa
132
naskah drama. Dan juga ada 8, 88% siswa yang memberikan nilai baik
dan juga berarti guru dapat memaksimalkan waktu pada siklus II. Dari
menulis naskah drama, dan siswa merasa sangat tertarik untuk menulis
diperoleh data mengenai kegiatan guru dalam mengajar pada siklus II.
penilaian observer mengenai aktivitas guru dapat dilihat dalam tabel berikut
ini.
134
Tabel 4.13
dan menjawab seputar materi drama. Dan ada penurunan dalam kegiatan
observer mengenai aktivitas siswa dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.14
siswa dan juga hasil naskah drama yang dibuat oleh masing-masing siswa
dalam belajar.
meningkat dan tidak ada lagi siswa yang memiliki aktivitas yang rendah
siswa menjadi lebih tertarik untuk belajar bahasa Indonesia sehingga tidak
ada ketakutan siswa untuk bertanya dalam proses pembelajaran. Dan juga
data jurnal dan lembar observasi telah terlihat peningkatan siswa dalam
ejaan.
(a) Siswa mulai tidak takut untuk bertanya kepada peneliti mengenai materi
yang disampaikan.
(b) Umumnya aktivitas siswa dalam belajar sudah sangat antusias, terlihat
(c) Guru sudah dapat mengelola kelas dan menggunakan waktu dengan
(d) Sebagian besar siswa sudah melengkapi aspek formal naskah drama.
penulisan huruf kapital dan penyingkatan kata sudah banyak siswa yang
138
dan peneliti memberikan sedikit tips dalam penggunaan ejaan yang baik
dan benar.
Pada bagian ini, peneliti akan membahas seluruh hasil penelitian yang
dialog, kramagung judul, epilog dan prolog. Itu artinya daya kreatifitas
siswa sudah sangat bagus. Dengan begitu kegiatan menulis naskah drama
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Siklus I nilai rata-rata kelas yaitu
menyajikan hasil penilaian naskah drama pada prates dan pada setiap
siklus, agar penilaian dan peningkatan dapat terlihat jelas. Berikut tabel
Tabel 4.15
26 Nurjayanti 70 75 90
27 Rihlah Mawaddah 80 80 85
28 Saprudin 75 85 80
29 Sarah Hayatin Nufus 75 75 90
30 Siti Aminah 75 85 95
31 Siti Kurniasih 70 75 85
32 Siti Mirnawati 60 75 90
33 Siti Nurhasanah 75 75 90
34 Tami Puspita Sari 60 70 80
35 Wagiati 70 80 90
36 Yudi Ardian 80 85 95
Rata-rata 72,50 76,80 86,80
Tetapi ada beberapa siswa yang mengalami penurunan, ada siswa yang
tidak ada perubahan, ada siswa yang hanya sedikit saja mengalami
peningkatan, tetapi ada pula siswa yang sangat melonjak jauh mengalami
peningkatannya.
serta nilai rata-rata siswa pada setiap siklusnya seperti tergambar dalam
tabel berikut:
141
Tabel 4.16
2 Terendah 60 70 80
naskah drama siklus 1 skor masih sama yaitu mencapai skor 85, akan
siklus 1 skor terendahnya menjadi 70, dan pada siklus II nilai terendah
pada siklus I menjadi 76,80 dan pada siklus II nilai rata-rata siswa
peningkatan yang tinggi pada siklus II yaitu masuk dalam kategori sangat
tinggi.
cerpen.
media cerpen. Itu artinya bahwa media cerpen sudah tepat dirasakan
pada akhir pembelajaran oleh peneliti kepada seluruh siswa yaitu sebanyak
36 siswa.
144
yang sebelumnya telah dibahas pada hasil lembar observasi pada siklus I
a. Dalam siklus I hanya ada 55,55 % siswa yang memberikan nilai baik
bertanya, dan guru juga dapat memaksimalkan waktu pada siklus II.
c. Pada siklus I ada 94,44% siswa yang memberikan nilai baik tentang
baik tentang guru membuka dan menutup pelajaran dengan baik dan
mengesankan.
kesan yang dirasakan siswa selama proses pembelajaran. Jurnal siswa diisi
145
pada setiap akhir pembelajaran pada setiap siklus. Hasil jurnal siswa
Indonesia. Hal ini dibuktikan dari hasil jurnal siswa pada setiap siklusnya.
Tabel 4.17
dan bertanya pada proses pembelajaran serta hasil naskah drama yang
semakin membaik.
terjadi sehubungan dengan objek yang diteliti. Lembar observasi ini diisi
oleh observer yaitu guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas XI IPS 1
Tabel 4.18
a) Kemampuan
menggunakan media
yang berkaitan dengan
Kecermatan teori drama, langkah- 80 85
dalam langkah menulis
4
pemanfaatan naskah drama dengan
media media cerpen
b) Keterampilan dan
ketepatan saat 75 90
penggunaan media
a) Kemampuan
menggunakan penilaian
lisan saat pelaksanaan 85 85
5 Evaluasi menulis naskah drama
dengan media cerpen
b) Ketepatan dalam
75 85
penggunaan waktu
a) Meninjau kembali
pembelajaran yang
telah dilakukan dan
80 90
memberikan
kesempatan bertanya
Kemampuan
pada siswa
6 menutup
b) Memberikan tugas
pelajaran
kepada siswa dan
menginformasikan
85 80
bahan atau materi
pembelajaran
selanjutnya
guru semakin meningkat dari siklus I ke siklus II, walau ada beberapa
taraf cukup, akan tetapi pada siklus II kriteria itu meningkat menjadi
Tabel 4.19
Jumlah Siswa
Aspek yang Diamati
Siklus I Siklus II
1. Aktivitas siswa selama mengikuti KBM
a. Siswa memperhatikan penjelasan
dari guru tentang teori drama, 90 % 95 %
langkah-langkah menulis naskah
drama dengan menggunakan media
cerpen
b. Siswa menulis naskah drama dengan 100 % 100 %
menggunakan media cerpen
c. Siswa mengajukan pendapat atau 40 % 65 %
pertanyaan yang berkaitan dengan
drama
d. Siswa menjawab pertanyaan dari 60 % 75 %
guru yang berkaitan dengan drama
dan pada siklus II kegiatan itu masih tetap bertahan. Pada siklus I siswa
drama sebanyak 40%, akan tetapi pada siklus II meningkat menjadi 65%.
Pada siklus I siswa yang menjawab pertanyaan dari guru yang berkaitan
mengalami penurunan pada siklus II. Siswa yang melamun pada siklus I
sebanyak 2%, menurun pada siklus I menjadi 1%. Siswa yang mengobrol
BAB V
PENUTUP
siswa menulis naskah drama dengan media cerpen, maka penulis dapat
A. Simpulan
berikut:
Cibinong-Bogor.
peningkatan hasil belajar siawa dari siklus I ke siklus II. Nilai rata-rata
menjadi 86,80.
menjadi lebih aktif dan mudah berfikir kreatif untuk menuangkan ide-ide
drama yang sudah dilengkapi oleh aspek formal naskah drama, yaitu
setelah belajar menulis naskah drama dengan media cerpen adalah baik.
B. Saran
naskah drama. Oleh karena itu, guru dapat menggunakan media cerpen
3. Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi guru dan siswa, maka diharapkan
4. Aspek lain yang tidak kalah penting adalah guru harus bisa memotivasi
Alek dan Ahmad H.P, Buku Ajar Bahasa Indonesia, Jakarta: FITK Press, 2009.
Barnet, Sylvan, A Short Guide to Writing About Literarure, Boston: Little, Brown
and Company, 1968.
Diyanni, Robert, Literatur (Reading Fiction, Poetry, and Drama), New York:
McGraw-Hill, 2002.
Endaswara, Suwardi, Metodologi Penelitian Sastra, Yogyakarta: Media
Pressindo, Cet. IV, 2008.
Riyanto, Yatim, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: SIC, Cet. II, 2001.