Anda di halaman 1dari 8

Ujian Tengah Semester II Tahun Akademik 2020/2021

PL2202 Metoda Analisis Perencanaan II (4 sks) Program


Studi Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut
Teknologi Bandung

Senin, 8 Maret 2021 jam 10.00-12.00 WIB


Sifat ujian: Buka buku, individual
Kode Soal: K-02

Soal 1
Permasalahan utama dalam pengembangan wilayah adalah ketimpangan antar wilayah. Apabila dilihat
dari laju pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah pada 2018 tumbuh masih diatas 5.5 % dan mengalami
peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, apabila ditinjau dari pembangunan antar
kabupaten/kota di Jawa Tengah, masih terdapat ketimpangan yang terjadi, yang salah satunya
terindikasi dari peningkatan nilai Gini ratio secara signifikan dari 0.037 menjadi 0.38. Ketimpangan yang
terjadi menunjukkan bahwa terdapat beberapa kabupaten/kota di Jawa Tengah yang termasuk dalam
wilayah maju dan sebagian merupakan wilayah yang tertinggal. Maka dari itu, dalam rangka mengatasi
ketimpangan dan mencapai pemerataan pembangunan, perlu dilakukan pengklasifikasian
kabupaten/kota berdasarkan karakteristik dan kondisi di masing-masing wilayah sehingga dapat menjadi
pedoman bagi pengambil kebijakan dalam menentukan strategi pemerataan pembangunan
kabupaten/kota di Jawa Tengah. Pemprov Jawa Tengah menginginkan strategi dan program penanganan
ketimpangan ini dapat dikelompokkan per kelompok kabupaten/kota yang mirip karakteristik kinerja
pembangunannya.
Anda diminta oleh Pemprov Jawa Tengah untuk membantu mendeskripsikan kondisi ketimpangan
dengan data sosial-ekonomi kabupaten/kota di provinsi ini dan dengan menggunakan variabel rata- rata
lama sekolah, harapan lama sekolah, kontrubusi PDRB sektor primer, angka kemiskinan relatif (%), angka
harapan hidup, pengeluaran per kapita, jumlah rumah tangga dengan sanitasi layak, jumlah rumah
tangga dengan air minum layak, jumlah rumah tangga tidak layak huni, persentase kondisi jalan baik, laju
pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan asli daerah.
Pertanyaan:
a) Untuk membangun penjelasan tentang kinerja pembangunan kabupaten/kota, variabel
disederhanakan menjadi beberapa komponen dengan metode principal component analysis seperti
pada Tabel 1. Jelaskan faktor/komponen yang terbentuk (beri nama) dan sebutkan variabel-variabel
yang masuk ke setiap faktor!
b) Dari hasil analisis faktor ini, Anda mengelompokkan kabupaten/kota menjadi beberapa kluster.
Dengan pertimbangan perlunya strategi pemerataan pembangunan yang tepat dan sesuai
karakteristik, dibuat 7 kluster dengan factor scores yang sudah dirata-ratakan dari kabupaten/kota
anggotanya seperti pada Tabel 2. Dengan mengamati Gambar 1, sebutkan anggota masing-masing
kluster dan jelaskan karakteristiknya secara singkat! (Ket: urutan nomor kluster mengikuti urutan atas
ke bawah pada dendogram)
c) Dengan mengamati hasil pengklasifikasian factor scores ke-7 cluster ke dalam kategori Tinggi, Sedang
dan Rendah sebagaimana ditampilkan pada Tabel 3, buatlah suatu skalogram serta urutkan kinerja
pembangunan dari ketujuh kluster kabupaten/kota tersebut! Berdasarkan hasil skalogram yang
terbentuk, jelaskan 3 kluster manakah yang harus mendapat prioritas bantuan dana hibah Pemprov
untuk mengejar ketertinggalannya? Memperhatikan karakteristik kinerja pembangunan
setiap komponen, bagaimana sebaiknya dana hibah tersebut digunakan? Hitung nilai Coefficient of
Reproducibility dari skalogram yang telah dihasilkan dan beri interpretasi!

Tabel 1. Component loadings, dengan principal component analysis


Component Matrix Rotated Component Matrix
Component Component
1 2 3 1 2 3

RataRatalamaSekolah .945 -.036 -.025 PersenLulusanTinggi .889 .241 .127


PersenLulusanTinggi .922 .101 -.068 RataRatalamaSekolah .872 .363 .050
RasioSMAperPenduduk -.890 .191 .195 RasioSMAperPenduduk -.856 -.318 .183
PengeluranPerkapita .873 .000 .207 PresentaseKemiskinan -.832 -.003 .024
PresentaseKemiskinan -.764 -.119 .308 RasioPuskesmasperpenduduk .803 -.062 .085
RasioPuskesmasperpenduduk .723 .238 -.275 PengeluranPerkapita .729 .476 .215
RTRumahTidakLayakHuni -.644 .559 -.055 RTSanitasiLayak .587 .111 .330
RTSanitasiLayak .615 .287 .074 RTdgnFasilitasBAB .493 .106 .315
RTdgnFasilitasBAB .563 -.258 .142 PersenKondisiJalanBaik -.104 .865 .225
RasioPAD .525 .263 .095 RTRumahTidakLayakHuni -.479 -.622 .337
LajuPertumbuhanEkonomi .188 .691 .548 RasioPAD .324 -0.057 .497
PersenKondisiJalanBaik .255 -.368 .780 LajuPertumbuhanEkonomi .095 .035 .469

Keterangan:
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy = 0.799
Bartlett's Test of Sphericity, approx. Chi-Square= 264.687, signifikan pada 1%
Gambar 1. Dendogram hasil analisis kluster dengan pendekatan hierarkis (complete linkage)
Tabel 2. Factor scores yang dirata-ratakan untuk setiap kluster yang terbentuk sesuai Gambar 1 (skor
terstandar/Z score)
Cluster Component 1 Component 2 Component 3
I 0.318 0.930 0.226
II 0.691 1.615 0.264
III 0.786 0.912 0.605
IV 0.891 0.859 0.108
V 2.590 1.034 1.888
VI 1.887 0.431 1.900
VII 1.892 0.603 2.613
Ket: urutan nomor kluster mengikuti urutan atas ke bawah pada dendogram (Gambar 2)

Tabel 3. Matriks Hubungan Cluster Terhadap Nilai Komponen Berdasarkan Klasifikasi Tinggi, Sedang,
Rendah.
Cluster Component 1 Component 2 Component 3
I R S R
II R T R
III R S R
IV R S R
V T S T
VI T R T
VII T R T

Jawaban:
a) Faktor/Komponen yang terbentuk dan variabel-variabel yang termasuk
Component
1 2 3
PersenLulusanTinggi .889 .241 .127
RataRatalamaSekolah .872 .363 .050
RasioSMAperPenduduk -.856 -.318 .183
PresentaseKemiskinan -.832 -.003 .024
RasioPuskesmasperpenduduk .803 -.062 .085
PengeluranPerkapita .729 .476 .215
RTSanitasiLayak .587 .111 .330
RTdgnFasilitasBAB .493 .106 .315
PersenKondisiJalanBaik -.104 .865 .225
RTRumahTidakLayakHuni -.479 -.622 .337
RasioPAD .324 -0.057 .497
LajuPertumbuhanEkonomi .095 .035 .469

Komponen 1 (Faktor Penduduk Miskin) :


Persen Lulusan Tinggi, Rata Rata lama Sekolah, Rasio SMA perPenduduk, Presentase Kemiskinan, Rasio, Puskesmas
perpenduduk, Pengeluran Perkapita, RT Sanitasi Layak, RT dgn Fasilitas BAB
Komponen 2 (Faktor Rumah Layak Huni):
Persen Kondisi Jalan Baik, RT Rumah Tidak Layak Huni
Komponen 3 (Faktor Keuangan Daerah):
Rasio PAD, Laju Pertumbuhan Ekonomi
b) Kluster yang terbentuk dan karakteristiknya

Cluster Component 1 Component 2 Component 3


I 0.318 0.930 0.226
II 0.691 1.615 0.264
III 0.786 0.912 0.605
IV 0.891 0.859 0.108
V 2.590 1.034 1.888
VI 1.887 0.431 1.900
VII 1.892 0.603 2.613

Cluster Anggota Karakteristik


Memiliki nilai komponen 1 terendah disbanding kluster
Pati, Kendal, Purworejo, Wonogiri,
lainnya, serta nilai komponen 3 yang termasuk salah
I Tegal, Kebumen, Banjarnegara,
satu nilai rendah, dan nilai komponen 2 yang berada di
Grobogan, Blora
nilai sedang.
Memiliki nilai komponen 2 yang tertinggi dibanding
II Jepara, Batang, Sukoharjo kluster lain, namun nilai komponen 1 dan 3-nya
termasuk salah satu kluster dengan nilai rendah.
III Banyumas, Boyolai, Rembang, Keseluruhan nilai komponen 1,2 dan 3 berada di nilai
Purbalingga, Brebes, Magelang,
Pekalongan, Pemalang, Sragen, sedang.
Demak
Surakarta, Salatiga, Tegal, Semarang,
Memiliki nilai komponen 3 terendah, namun nilai
IV Pekalongan, Klaten, Karanganyar,
komponen 1&2 berada di nilai sedang.
Magelang
Memiliki nilai komponen 1 tertinggi dibanding cluster
V Kota Semarang lainnya, untuk komponen 2 & 3 termasuk sedang yang
sudah menuju nilai tinggi
Memiliki nilai komponen 2 yang terendah daripada
VI Cilacap, Temanggung, Wonosobo cluster lainnya, namun nilai komponen 2 dan 3 sudah
cukup tinggi.
Memiliki nilai komponen 3 tertinggi, dan nilai
VII Kudus komponen 1 sedang menuju tinggi, namun nilai
komponen 2 termasuk sedang menuju rendah.

c) Skalogram dan urutan kinerja pembangunan


Tinggi Sedang Rendah
Cluster
1 2 3 1 2 3 1 2 3
I * * *
II * * *
III * * *
IV * * *
V * * *
VI * * *
VII * * *

Tinggi Sedang Rendah


Cluster
1 2 3 1 2 3 1 2 3
V * * *
VI * * *
VII * * *
II * * *
I * * *
III * * *
IV * * *

Tinggi Sedang Rendah


Cluster
1 3 2 1 3 2 1 3 2
V * * *
VI * * *
VII * * *
II * * *
I * * *
III * * *
IV * * *
Coefficient of Reproducibility: 100% - (5/35)*100% = 85,714%

Cluster yang harus diberi bantuan, berupa cluster I, III dan IV, dikarenakan sebanyak 2 komponennya berada di bagian
rendah, dan untuk komponen lainnya berada di kategori sedang. Selain itu, komponen yang berada di bagian
rendahnya pun berupa komponen kemiskinan penduduk dan kesajehteraan daerah, dimana pemerintah dapat
memberi bantuan dengan memberikan dana ataupun menerapkan program bantuan sosial.
Ujian Tengah Semester II Tahun Akademik 2020/2021
PL2202 Metoda Analisis Perencanaan II (4 sks) Program
Studi Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut
Teknologi Bandung

Senin, 8 Maret 2021 jam 10.00-12.00 WIB


Sifat ujian: Buka buku, individual
Kode Soal: K-02

Soal 2
(Bagian 1) Dalam rangka mengejar target Sustainable Development Goals (SDGs), pemerintah
ingin menurunkan angka stunting di tingkat nasional. Data 2018 menunjukkan angka stunting
Indonesia adalah 30,8%, berada di atas ambang batas yang ditetapkan WHO sebesar 20%.
Penyebab masalah stunting adalah banyaknya rumah tangga miskin yang tidak mampu
memberikan asupan gizi pada balita. Oleh karena itu, pemerintah meluncurkan kebijakan
voucher subsidi belanja untuk ibu menyusui dengan harapan para ibu menyusui meningkatkan
pengeluaran rumah tangga mereka dalam rangka memenuhi gizi balita. Setelah dua tahun
program tersebut, seorang perencana diminta pemerintah untuk mengevaluasi dampak dari
program tersebut pada tahun ini.
Dengan menggunakan data 10,400 sampel keluarga miskin di Indonesia dan metode analisis
regresi, ia mengevaluasi hubungan antara jumlah bantuan dana ibu menyusui dengan
pengeluaran gizi balita sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:

𝑆𝑝𝑒𝑛𝑡𝑖 = 0.05 + 0.25 𝑆𝑢𝑏𝑠𝑖𝑑𝑦𝑖 + 0.01 𝑗𝑜𝑏𝑖 + 0.02 𝑓𝑎𝑚𝑖𝑙𝑦𝑖 + 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟𝑖


(0.01) (0.11) (0.003) (0.01)
Catatan: standar error dalam kurung “( )”, Adjusted-R2 = 0.63 N = 10,400

Dimana spenti adalah rata-rata pengeluaran keluarga dengan balita i (dalam rupiah); subsidyi
adalah jumlah subsidi stunting (dalam rupiah) pada keluarga i; Jobi adalah variable dummy =1
jika kepala keluarga bekerja; familyi adalah jumlah orang dalam keluarga i; dan error adalah
residual.

a. Bagaimana signifikansi dari koefisien subsidy? Gunakan tingkat kepercayaan 95%.


b. Bagaimana arah dan bentuk hubungan antara subsidi dan pengeluaran ibu menyusui?

a.
b. Hubungan antara subsidi dan pengeluaran ibu menyusui sebanding searah, dimana
semakin banyak pengeluaran yang dikeluarkan oleh ibu menyusui maka akan makin
banyak juga subsidi yang diberikan.
(Bagian 2) Sewa lahan merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan dalam alih fungsi lahan
pada suatu ruang. Tata ruang juga harus mempertimbangkan nilai sewa lahan sebagai factor
kesediaan masyarakat melakukan alih fungsi lahan sesuai dengan pengaturan tata ruang. Salah
satu aspek dalam sewa lahan adalah perubahan fungsi permukiman tinggal menjadi fungsi
komersial, yang umumnya terjadi adalah pengalihan fungsi dari rumah tinggal menjadi rumah
sewa (usaha kost) yang nilai sewa lahannya lebih tinggi. Nilai sewa lahan usaha kost ini
direpresentasikan dengan harga sewa tempat kost. Jika nilai sewa lahan terus meningkat maka
hal tersebut akan mendorong konversi guna lahan suatu lokasi menjadi sangat cepat.

Berdasarkan hal tersebut, seorang planner ingin menyelidiki apakah rata-rata harga sewa
tempat kost di suatu kelurahan dipengaruhi oleh jumlah mahasiswa pada kelurahan tersebut.
Dengan mengambil studi kasus kota Bandung, ia mengajukan model regresi linear sebagai
berikut:
𝑙𝑛𝑟𝑒𝑛𝑡𝑖 = 𝛼 + 𝛽1𝑝𝑐𝑡𝑠𝑡𝑢𝑖 + 𝛽2𝑙𝑛𝑝𝑜𝑝𝑖 + 𝛽3𝑙𝑛𝑖𝑛𝑐𝑖 + 𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟𝑖
Dimana lnrenti adalah logaritma natural dari rata-rata harga sewa tempat kost (Rp ribu/bulan)
pada kelurahan i; pcstui adalah persentase mahasiswa terhadap jumlah penduduk pada
kelurahan i; lnpopi adalah logaritma natural dari populasi penduduk pada kelurahan i; lninci
adalah logaritma natural dari rata-rata pendapatan penduduk (Rp. / bulan) pada kelurahan i;
error adalah residual.

Dengan menggunakan data dari 151 kelurahan, diperoleh tabel hasil regresi sebagai berikut:

Variabel dependen: lnrent Koefisien Standar Error


Intercept (α) 0.043 (0.004)
pctstu 0.0056 (0.0017)
Lnpop 0.066 (0.033)
Lninc 0.507 (0.081)
N 151
R2 0.458

a. Bagaimana validitas dan signifikansi model secara keseluruhan?


b. Bagaimana pola dan arah hubungan antara persentase mahasiswa dengan rata-rata harga sewa
tempat kost? Interpretasikan nilai koefisien pctstu.
c. Bagaimana signifikansi tiap koefisien? Hitung nilai t statistik untuk pctstu, lnpop, dan lninc,
gunakan tingkat kepercayaan 95%.
d. Hitung rentang nilai koefisien untuk pctstu dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%.
e. Ketika lnpop dan lninc dibuang dari model regresi, nilai R2 turun menjadi 0.211. Uji hipotesis
bahwa 𝛽2 = 𝛽3 = 0 dengan tingkat kepercayaan 95%. (hint: Nilai kritis F-stats dengan tingkat
kepercayaan 95% adalah 3)
f. Perkirakan rata-rata harga sewa tempat kost dengan data sebagai berikut: a. 45% populasinya
adalah mahasiswa; b. Populasi penduduk: 2000 orang; c. Rata-rata pendapatan penduduk: Rp
2.000.000,- / bulan.
a.
b. Hubungan antara persentase mahasiswa dengan rata-rata harga sewa tempat kost adalah
sebanding searah yang tidak begitu kuat, dimana jika presentase mahasiswa naik, maka nilai
rata-rata sewa tempat kost akan ikut naik.
c.

Anda mungkin juga menyukai