Anda di halaman 1dari 3

A.

Konsep Teori Penyakit


A. Pengertian

Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal. Hemoroid sangat

umum terjadi. Pada usia lima puluhan, lima puluh persen individu mengalami berbagai tipe

hemoroid berdasarkan luasnya vena yang terkena. Kehamilan diketahui mengawali atau

memperberat adanya hemoroid

Hemoroid merupakan pelebaran dan inflamasi pembuluh darah vena di daerah anus

yang berasal dari plexus hemorrhoidalis. Di bawah atau diluar linea dentate pelebaran vena

yang berada di bawah kulit (subkutan) disebut hemoroid eksterna. Sedangkan diatas atau di

dalam linea dentate, pelebaran vena yang berada di bawah mukosa (submukosa) disebut

hemoroid interna

Hemoroid adalah vena-vena yang berdilatasi, membengkak di lapisan rektum

2. Etiologi
Faktor risiko terjadinya hemoroid antara lain faktor mengedan pada buang air besar

yang sulit, pola buang air besar yang salah (lebih banyak memakai jamban duduk, terlalu lama

duduk di jamban sambil membaca, merokok), peningkatan tekanan intra abdomen, karena

tumor (tumor usus, tumor abdomen), kehamilan (disebabkan tekanan janin pada abdomen dan

perubahan hormonal), usia tua, konstipasi kronik, diare kronik atau diare akut yang

berlebihan, hubungan seks peranal, kurang minum air, kurang makanmakanan berserat (sayur

dan buah), kurang olahraga/imobilisasi.

Faktor penyebab hemoroid dapat terjadi karena kebiasaan buang air besar tidak tentu

dan setiap kali berak mengedan terlalu keras, terlalu lama duduk sepanjang tahun, infeksi,

kehamilan dapat merupakan faktor-faktor penyebab hemoroid.


Faktor predisposisi terjadinya hemoroid adalah herediter, anatomi, makanan, pekerjaan,

psikis, dan senilitas. Sedangkan sebagai faktor presipitasi adalah faktor mekanis (kelainan

sirkulasi parsial dan peningkatan tekanan intraabdominal), fisiologis dan radang.Umumnya

faktor etiologi tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan.

3. Manifestasi Klinis

Hemoroid menyebabkan rasa gatal dan nyeri, dan sering menyebabkan perdarahan

berwarna merah terang pada saat defekasi. Hemoroid eksternal dihubungkan dengan nyeri

hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh thrombosis. Thrombosis adalah

pembekuan darah dalam hemoroid. Ini dapat menimbulkan iskemia pada area tersebut dan

nekrosis. Hemoroid internal tidak selalu menimbulkan nyeri sampai hemoroid ini

membesar dan menimbulkan perdarahan atau prolaps.

4.Pemeriksaan Diagnostik

a. Anoskopi
Anoskopi untuk memeriksa kanalis ani dan distal rektum untuk membedakan diagnosis
hemoroid interna atau fisura ani.
b.Endoskopi
melalui endoskopi untuk melihat saluran anus dan rektum, menggunakan alat khusus menyerupai
selang yang dilengkapi dengan kamera

5.Penatalaksanaan
a.Terapi
Tindakan ini menggunakan proktoskopi khusus dengan probe Doppler dan lampu untuk
mengidentifikasi arteri dan jahitan ligasi. Tindakan ini dilakukan pada hemoroid derajat 2,3, dan
4. Jahitan ligasi dilakukan dari pedikel hemoroid terus ke bawah sampai linea dentata untuk
meligasi hemoroid. Jahitan disimpul kempali ke apeks untuk mengangkat hemoroid kembali ke
posisi anatomi. Sebuah penelitian menunjukkan 1,2% muncul komplikasi perdarahan dan 2,3%
berkembang menjadi trombosis pasca operasi. Angka rekurensi dalam satu tahun sebesar
4,1%dan tidak ditemukan adanya inkontinensia fekal. DG-HTL yang dilakukan setelah
kegagalan ligasi rubber band dilaporkan 23% mengalami rekurensi perdarahan dan atau prolaps
dalam 18 bulan namun mengurangi tindakan operasi hemoroidektomi
b.Operatif
Tindakan ini menggunakan stapler sirkular untuk mengatasi prolaps hemoroid internal termasuk
membuang bagian proksimal dari mukosa rektal distal hemoroid dan linea dentata. Tindakan ini
mengurangi prolaps dan memfiksasi jaringan ke dinding rektal. Tindakan ini lebih tidak nyeri
pada pasca operasi karena jaringan yang dieksisi berada proksimal dari serabut saraf somatik
anus. Komplikasi berat dapat terjadi antara lain perdarahan, inkontinensia, stenosis, fistula, dan
sepsis perineal. Pada wanita harus dipastikan bahwa jaringan vagina atau septum rektovagina
tidak terlibat karena dapat mengakibatkan terbentuknya fistel rektovagina. Komplikasi yang
lebih jarang terjadi antara lain perforasi, sepsis retroperitoneal, dan obstruksi total rektum

Anda mungkin juga menyukai