Resensi Film Alita: Battle Angle (2019)
Resensi Film Alita: Battle Angle (2019)
NIM : 200907501002
Kelas : Bisnis Digital A
Mata Kuliah : Filsafat Teknologi
Identitas Film
Sinopsis Film
Dahulu kala, di suatu planet, pada abad ke-26, terjadi keruntuhan dunia karena adanya
perang besar. Tokoh utama pada film ini bernama Alita (Rosa Salazar), seorang cybernetic
organism (cyborg). Lalu Dr. Dyson Ido (Christoph Waltz) tak sengaja menemukan tubuh
robotik Alita dalam timbunan rongsokan yang hanya berupa kepala. Sang dokter yang
merupakan ilmuwan dan ahli dalam perakitan mekanisme tubuh manusia lantas merancang
ulang tubuh robot Alita dan menyulapnya menjadi cyborg. Lebih jauh lagi, Dr. Ido
menanamkan cinta ke dalam pikiran dan hati manusia Alita sehingga otak manusia dalam
tubuh Alita dapat berfungsi dan mengingat dengan baik namun tidak dapat mengembalikan
ingatan masa lalu Alita.
Alita yang merupakan ciptaan dari zaman keputusasaan, memulai kehidupannya dengan
tidak mengingat hal apapun termasuk pada masa lalunya. Kemudian Ia bertemu dengan
teman barunya yang bernama Hugo (Keean Johnson), Alita ingin mencari tahu siapa dirinya,
lalu dengan bantuan Hugo dan beberapa pertarungan yang Alita alami, Ia akhirnya
mendapatkan ingatannya secara bertahap dan mampu mencari tahu siapa dirinya yang
sebenarnya.
Dalam film ini, kita dapat melihat bagaimana kerasnya kehidupan antara manusia
dengan mesin apabila mesin tersebut berfikir semaunya seperti manusia tanpa kontrol dan
memiliki ambisi tersendiri, mereka dapat menjadi boomerang untuk manusia bahkan
pembuatnya, hal ini dapat dilihat pada scene saat kematian putri Dr. Ido karena
penyerangan oleh cyborg yang membuatnya berpisah dengan istrinya, lalu pada saat
pemburuan Hugo karena memutuskan untuk berhenti bekerja sama dengan kelompok
Vector yang ingin menumpulkan bagian cyborg lain yang lebih kuat untuk digunakan pada
mesin buatannya sendiri.
Kelemahan film ini kurang diberikan asal-usul yang lebih jelas mengenai Alita, mengapa
Mars menyerang kota langit Zalem? Kita hanya diberikan bayang-bayangan saja. Kemudian
drama percintaan yang agak berlebih hadir antara Alita dan Hugo, entah memang
percintaan remaja atau bagaimana. Alita rela melakukan apa saja demi Hugo, setangguh-
tangguhnya Alita namun lemah karena cinta sehingga membuatnya beberapa kali berada
dalam situasi yang membahayakan nyawanya sendiri, hal ini dapat kita lihat saat Alita
berusaha memberikan jantungnya pada Hugo, bagaimana jika Hugo juga sama seperti
manusia lainnya yang mengedepankan ambisinya dan mengabaikan ketulusan Alita ?, maka
hal ini akan merugikannya karena sikap yang ia ambil. Akan tetapi masih asyik untuk
ditonton karena memberikan pengalaman visual yang memuaskan.