Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

INTERAKSI SOSIAL DAN KOMUNIKASI SOSIAL

Di susun untuk memenuhi tugas Bimbingan dan Konseling Sosial

Dosen Pengampu: Arum Setiowati M,Pd

Disusun Oleh :

Kelas BK 2/A1

Kelompok : 1

1. Shela Nanda Ayuni (18144200018)


2. Ika Puspita Sari (18144200030)
3. Ziyad Fajrul Falah (18144200110)
4. Muhammad Firman (18144200116)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang bk sosial.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang bk sosial untuk masyarakat
ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penyusun

Yogyakarta, Maret 2019

Page 2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................................1

Kata Pengantar ...............................................................................................................2

Daftar Isi ..........................................................................................................................3

BAB I Pendahuluan ........................................................................................................4

A. Latar Belakang ......................................................................................................4


B. Rumusan Masalah .................................................................................................4
C. Tujuan Masalah .....................................................................................................4
D. Manfaat Masalah ...................................................................................................5

BAB II Pembahasan ........................................................................................................6

A. Interaksi Sosial .......................................................................................................6


B. Komunikasi Sosial .................................................................................................15

BAB III Penutup ..............................................................................................................25

A. Kesimpulan .............................................................................................................25
B. Saran .......................................................................................................................25

Daftar Pustaka ..................................................................................................................26

Page 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada
aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs
kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh
interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat
yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial.

Komunikasi merupakan peristiwa sosial yang paling dominan terjadi dalam


kehidupan manusia. Komunikasi berperan sangat penting manakala manusia ingin
berinteraksi dengan manusia lainnya dan terus berkembang menjadi komunikasi yang
sangat modern dan canggih. Perkembangan dan pentingnya komunikasi pada saat ini
dapat dibuktikan dengan perangkat-perangkat komunikasi yang sudah semakin
canggih dan relatif sudah menyebar di setiap lapisan masyarakat.

Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan
komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial
secara apabila tanpa melalui perantara. Faktor yang mendasari terjadinya interaksi
sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, simpati dan empati adalah interaksi sosial
yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis yang meniru
menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai. Sugesti adalah interaksi sosial
yang didasari oleh adanya pengaruh.

Selain dalam kehidupan bermasyarakat, komunikasi juga sangat berperan


dalam kehidupan berorganisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik suatu
organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena
itu, komunikasi diharapkan efektif sesuai dengan tujuan organisasi yang direncanakan.

Efektivitas komunikasi dapat di nilai dari kinerja sumber daya manusia dalam
organisasi. Unsur penting dalam peningkatan kinerja dalam organisasi adalah
tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, produktivitas, memiliki etos kerja
yang tinggi, dan mampu memberikan kontribusi optimal kepada perusahaan. Untuk
mendapatkan unsur-unsur yang dibutuhkan tersebut, organisasi membutuhkan
koordinasi yang tepat kepada setiap sumber-sumber daya manusia dalam organisai
melalui komunikasi yang efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hal yang termasuk interaksi sosial?
2. Apa saja hal yang termasuk komunikasi sosial?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk interaksi sosial.

Page 4
2. Untuk mengetahui apa saja yang termasuk komunikasi sosial.

D. Manfaat Pembahasan
1. Dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai berbagai hal yang
terkait interaksi sosial.
2. Dapat memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai berbagai hal yang
terkait komunikasi sosial.

Page 5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Interaksi sosial

1. Pengertian Interaksi Sosial

b. Astrid. S. Susanto
  Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan hubungan
tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi
sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-
pihak yang terlibat dalam interaksi ini.

b. Bonner
    Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang
saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain
atau sebaliknya.

c. Kimball Young & Raymond W. Mack


Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut
hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara
kelompok dengan kelompok lainnya.

d. Soerjono Soekanto
Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya
hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antarindividu,
antarkelompok, atau antara individu dan kelompok.

e. Gillin
Interaksi sosial adalah suatu hubungan sosial yang dinamis antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok

Page 6
f. Maryati & Suryawati
Interaksi sosial adalah kontak aau hubungan timbal balik atau interstimulasi
dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.

g. Murdiyatmoko & Handayani


Interaksi sosial adalh hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses
pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya
memungkinkan pembentukan struktur sosial.

Jadi, Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang


dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang
satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya,
maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana
simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh
mereka yang menggunakannya

Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia
bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia.
Kemudian makna yang dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan
sesamanya. Dan terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah,
perubahan terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang
ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process

Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua individu atau kelompok terdapat
kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial merupakan tahap pertama dari terjadinya
hubungan sosial Komunikasi merupakan penyampaian suatu informasi dan pemberian
tafsiran dan reaksi terhadap informasi yang disampaikan. Karp dan Yoels menunjukkan
beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi dimulainya komunikasi atau
interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua, yaitu Ciri Fisik dan
Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang individu sejak lahir
yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat meliputi daya tarik
fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.

Page 7
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi
ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall
membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak
pribadi, jarak sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga
menjelaskan aturan mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan
toleransi waktu yang dapat mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah
dimensi situasi yang dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan
penafsiran seseorang sebelum memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh
individu dan masyarakat.

Interaksi Sosial adalah suatu proses hubungan timbale balik yang dilakukan oleh
individu dengan individu, antara indivu dengan kelompok, antara kelompok dengan
individu, antara kelompok dengan dengan kelompok dalam kehidupan social.

Dalam kamus Bahasa Indonesia Innteraksi didifinisikan sebagai hal saling


melalkukan akasi , berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi
adalah hubungan timbale balik (social) berupa aksi salaing mempengaruhi antara
indeividu dengan individu, antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan
kelompok.

2. Macam - Macam Interaksi Sosial

Menurut Maryati dan Suryawati (2003) interaksi sosial dibagi menjadi tiga
macam, yaitu:

a. Interaksi antara individu dan individu

Dalam hubungan ini bisa terjadi interaksi positif ataupun negatif. Interaksi positif,
jika jika hubungan yang terjadi saling menguntungkan. Interaksi negatif, jika
hubungan timbal balik merugikan satu pihak atau keduanya (bermusuhan).

b. Interaksi antara individu dan kelompok

Interaksi ini pun dapat berlangsung secara positif maupun negatif. Bentuk
interaksi sosial individu dan kelompok bermacam - macam sesuai situasi dan
kondisinya.

c. Interaksi sosial antara kelompok dan kelompok

Interaksi sosial kelompok dan kelompok terjadi sebagai satu kesatuan bukan
kehendak pribadi. Misalnya, kerja sama antara dua perusahaan untuk membicarakan
suatu proyek.

Page 8
3. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Menurut Soerjono Soekanto, interaksi sosial tidak mungkin terjadi tanpa adanya
dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.

a. Kontak Sosial
Kata “kontak” (Inggris: “contact’) berasal dari bahasa Latin con atau cum yang
artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi, kontak berarti
bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak sosial tidak selalu
terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang bisa melakukan kontak
sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, misalnya bicara melalui telepon, radio,
atau surat elektronik. Oleh karena itu, hubungan fisik tidak menjadi syarat utama
terjadinya kontak.
Kontak sosial memiliki sifat-sifat berikut.
1) Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif mengarah
pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu
pertentangan atau konflik.
2) Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer terjadi
apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak
antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau
pertemuan ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi
apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan
melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang
ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW
menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke
rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.

b. Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam
komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-
gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Misalnya, seorang

Page 9
gadis dikirimi sekotak cokelat tanpa nama pengirim. Gadis itu menerimanya dengan
suka cita. Tapi ia bertanya-tanya, siapa yang mengirimkannya, apa maksudnya,
apakah sekotak cokelat itu simbol cinta kasih atau hanya sekadar simbol
persahabatan? Pertanyaan-pertanyaan itu merupakan reaksi dan tafsiran si gadis
terhadap si pemberi cokelat.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi. Kelima unsur tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran
kepada pihak lain.
2) Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau
perasaan.
3) Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa
informasi, instruksi, dan perasaan.
4) Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa
lisan, tulisan, gambar, dan film.
5) Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah
mendapatkan pesan dari komunikator.
Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah
sebagai berikut.
1) Encoding. Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan
diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus
memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan.
Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan
komunikan.
2) Penyampaian. Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam
bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan,
dan gabungan dari keduanya.
3) Decoding. Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta
gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.

4. Ciri Ciri Interaksi Sosial


a. Jumlah pelakunya dua orang atau lebih
b. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunaka symbol atau lambing
c. Adanya suatu dimensi waktu

Page 10
d. Adanya tujuan yang hendak dicapai dari hasil interaksi tersebut.

5. Faktor –Faktor Yang Mendorong Interaksi Sosisal


a. Faktor  Internal
1) Adanya dorongan untuk meneruskan hidup
2) Dorongan untuk memenuhi kebutuhan.
3) Dorongan untuk melakukan komunikasi
4) Dorongan untuk mempertahankan hidup

b. Faktor  Eksternal
1) Imitasi
Imitasi adalah suatu tindakan meniru orang lain. Imitasi atau perbuatan meniru
bisa dilakukan dalam bermacam-macam bentuk. Misalnya, gaya bicara, tingkah
laku, adat dan kebiasaan, pola pikir, serta apa saja yang dimiliki atau dilakukan
oleh seseorang.
Namun demikian, dorongan seseorang untuk meniru orang lain tidaklah
berjalan dengan sendirinya. Perlu ada sikap menerima, sikap mengagumi, dan
sikap menjunjung tinggi apa yang akan diimitasi itu. Menurut Dr. A.M.J. Chorus,
ada syarat yang harus dipenuhi dalam mengimitasi, yaitu adanya minat atau
perhatian terhadap obyek atau subyek yang akan ditiru, serta adanya sikap
menghargai, mengagumi, dan memahami sesuatu yang akan ditiru. Contoh imitasi
terdapat pada kegiatan seorang anak melihat ayahnya menyetir mobil. Tanpa
diajari, anak itu berlari-lari sambil kedua tangannya menirukan gerakan seolah-
olah tengah menyetir mobil.
Imitasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses interaksi sosial.
Imitasi dapat mendorong seseorang untuk mematuhi norma-norma dan nilai-nilai
yang berlaku di masyarakat. Contohnya, seorang anak akan meniru orang dewasa
menyeberang lewat jembatan penyeberangan. Namun demikian, imitasi juga dapat
mengakibatkan sesuatu yang negatif jika tindakan yang ditiru adalah tindakan
yang menyimpang dari nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di masyarakat.
Contohnya, seorang pemuda meniru ayahnya yang mabuk atau seorang pelajar
meniru temannya yang membolos sekolah.
2) Sugesti

Page 11
Sugesti berlangsung apabila seseorang memberi pandangan atau sikap yang
dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya, sugesti muncul ketika si
penerima sedang dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat berpikir
rasional. Segala anjuran atau nasihat yang diberikan langsung diterima dan
diyakini kebenarannya. Pada umumnya, sugesti berasal dari hal-hal berikut.
i. Orang yang berwibawa, karismatik, atau punya pengaruh terhadap yang
disugesti, misalnya orangtua, cendekiawan, atau ulama.
ii. Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari yang disugesti, misalnya
pejabat negara atau direktur perusahaan.
iii. Kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas. Misalnya dalam suatu
rapat OSIS, ada seorang yang berpendapat berbeda terhadap suatu masalah.
Tetapi karena semua teman-temannya setuju, maka ia pun mengubah
pendapatnya.
iv. Reklame atau iklan di media massa. Contoh, iklan yang menggambarkan suatu
produk deterjen mampu menghilangkan noda dalam hitungan detik dapat
menggiring pendengar atau penonton untuk membeli produk itu karena
terpengaruh.
Terjadinya sugesti bukan hanya karena faktor pemberi sugesti, tapi karena
beberapa faktor yang ada di diri orang yang diberi sugesti. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut.
i. Terhambatnya daya berpikir kritis. Makin kurang kemampuan orang
mengkritisi sesuatu atau seseorang, makin mudah orang itu menerima sugesti
dari pihak lain. Daya kritis mengalami hambatan jika individu yang terkena
stimulus sedang dalam keadaan emosional. Misalnya, orang yang tengah
marah besar pada tetangganya akan mudah terprovokasi untuk melakukan
perkelahian fisik.
ii. Kemampuan berpikir terpecah belah (dissosiasi). Dissosiasi terjadi ketika
orang sedang dilanda kebingungan karena dihadapkan pada berbagai
persoalan. Jika dalam suasana yang demikian ada pandangan, saran, atau
pendapat-pendapat orang, ia akan dengan mudah menerimanya tanpa pikir
panjang.
iii. Orang yang ragu-ragu dan pendapat yang searah. Orang yang dalam keadaan
ragu-ragu pada umumnya akan mudah tersugesti atau akan mudah menerima
pendapat atau saran dari pihak lain, apalagi pendapat itu searah sehingga orang

Page 12
yang ragu-ragu itu tidak bisa berkomunikasi langsung dengan pihak tersebut.
Misalnya, pada kasus iklan deterjen sebenarnya kita meragukan kebenaran
iklan tersebut. Tetapi, karena kita melihat dan mendengarnya setiap hari tanpa
bisa bertanya tentang kebenarannya, kita pun membelinya. Pada kasus
tersebut, sugesti berfungsi untuk lebih meyakinkan pendapat yang sudah ada,
walaupun masih ada keraguan.
3) Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk
menjadi sama dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan). Identifikasi sifatnya
lebih mendalam dibandingkan imitasi karena dalam proses identifikasi,
kepribadian seseorang bisa terbentuk. Orang melakukan proses identifikasi karena
seringkali memerlukan tipe ideal tertentu dalam hidupnya. Contoh identifikasi
terdapat pada seorang anak yang mengidolakan ayahnya. la berusaha
mengidentifikasi dirinya seperti ayahnya karena sikap, perilaku, dan nilai yang
dimiliki oleh ayahnya merupakan tipe yang ideal dan dapat berguna sebagai
penuntun hidupnya.
Proses identifikasi dapat berlangsung secara sengaja dan tidak sengaja.
Meskipun tanpa sengaja, orang yang mengidentifikasi tersebut benar-benar
mengenal orang yang ia identifikasi sehingga sikap atau pandangan yang
diidentifikasi benar-benar meresap ke dalam jiwanya. Contoh, biasanya pemain
bulu tangkis junior punya pemain idola. Setiap idolanya bertanding, dia akan
mengamati secara cermat bagaimana gaya dan strategi bermain idolanya tersebut.
Kemudian ia meniru dan yakin bisa menjadi seperti idolanya.
4) Simpati
Simpati merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik kepada
pihak lain. Melalui proses simpati, orang merasa dirinya seolah-olah berada dalam
keadaan orang lain dan merasakan apa yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan
orang lain tersebut. Dalam proses ini, perasaan memegang peranan penting
walaupun alasan utamanya adalah rasa ingin memahami dan bekerja sama dengan
orang lain. Contoh, ketika ada tetangga yang sedang tertimpa musibah, kita ikut
merasakan kesedihannya dan berusaha untuk membantunya. Pada umumnya,
simpati lebih banyak terlihat pada hubungan teman sebaya, hubungan
ketetanggaan, atau hubungan pekerjaan.
5) Empati

Page 13
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan
fisik seseorang. Contohnya, seorang ibu akan merasa kesepian ketika anaknya
yang bersekolah di luar kota. Ia selalu rindu dan memikirkan anaknya tersebut
sehingga jatuh sakit. Contoh lain, seorang pria baru saja menjenguk keluarganya
yang mengalami kecelakaan. Orang tersebut kemudian jatuh sakit karena selalu
membayangkan dan memikirkan kejadian yang menimpa keluarganya.
Faktor-faktor yang diuraikan di atas (imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati)
merupakan faktor minimal yang menjadi dasar proses interaksi sosial. Simpati,
empati, dan identifikasi lebih dalam pengaruhnya, namun prosesnya agak lambat
jika dibandingkan dengan sugesti dan imitasi. Sugesti dan imitasi pengaruhnya
kurang mendalam, namun prosesnya berlangsung cepat. Kelima faktor tersebut,
cenderung berasal dari satu pihak individu atau bersifat psikologis.

6. Faktor Penghambat Interaksi Sosial


Selain ada faktor pendorong interaksi sosial, ada juga faktor yang menghambat
terjadinya proses interaksi. Penghambat-penghambat tersebut jika tidak diatasi dengan
benar akan membuat interaksi sosial menjadi gagal. Adapun beberapa faktor penghambat
tersebut diantaranya:

a. Takut Akan Kegoyahan


Masyarakat kita masih ada yang takut akan adanya perubahan sosial sehingga
tidak mendukung interaksi sosial dengan kelompok lain. Rasa takut tersebut membuat
masyarakat tidak ingin berkomunikasi satu sama lain sehingga perkembangan tidak
terjadi secara cepat.
b. Hambatan Ideologis
Perubahan akan sulit terjadi jika sudah berbenturan dengan suatu ideologi atau
paham tertentu yang dipercayai di masyarakat. Interaksi sosial menjadi sulit karena
apa-apa yang dianggap bertentangan dengan ideologi mereka akan ditolak mentah-
mentah.
c. Adat atau Kebiasaan
Sangat sulit untuk mempengaruhi seseorang jika sudah dikaitkan dengan
dengan adat tertentu. Masyarakat akan menolak bentuk-bentuk interaksi sosial yang
tidak sesuai dengan adat dan kebiasaan yang telah turun temurun dilaluinya.

d. Persaingan, yaitu usaha untuk menjatuhkan orang lain

Page 14
e. Konflik, yaitu suatu pertikaian yang membuat pertentangan atara dua belah pihak atau
lebih
f. Stereotip, yaitu kecurigaan atau prasangka terhadap orang lain
g. Apatis, yaitu rasa tidak peduli akan suatu hal
h. Anti Sosial, yaitu sikap yang berusaha menjauh pada kelompok sosial tertentu
i. Individualisme, yaitu suatu paham yang mengedepankan kepentingan pribadi diatas
kepentingan apapun.

B. Komunikasi Sosial
1. Pengertian Kumunikasi Sosial
Komunikasi tidak dapat kita hindari dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita selalu
berkomunikasi dengan orang lain seperti orang tua, saudara kandung, tetangga, teman-
teman sekolah, teman-teman kuliah, rekan kerja, dan lain sebagainya. Komunikasi yang
kita lakukan dapat terjadi secara tidak sengaja ataupun disengaja, secara verbal ataupun
nonverbal, atau melalui media tertentu.

Komunikasi yang kita lakukan dengan orang lain selalu melibatkan isi serta
hubungan, dan berlangsung dalam berbagai bidang atau konteks komunikasi.  Menurut
Effendy (1984 : 11), ditinjau dari bidang kajiannya, ilmu komunikasi melingkupi berbagai
bidang diantaranya adalah  komunikasi organisasi, komunikasi bisnis atau komunikasi
perusahaan, komunikasi politik, komunikasi internasional, komunikasi kesehatan,
komunikasi pemerintahan, komunikasi antar budaya, komunikasi lintas
budaya,komunikasi pembangunan, komunikasi lingkungan, komunikasi tradisional, dan
komunikasi sosial.
Komunikasi sosial merupakan bidang studi komunikasi yang mengeksplorasi
bagaimana informasi dapat diterima, ditransmisikan, dan dipahami serta dampaknya
terhadap masyarakat. Beberapa ahli memandang komunikasi sosial sebagai sebuah konsep
baru yang dikelompokkan kembali ke dalam konsep sebelumnya yang telah kita kenal
seperti social reciprocity, interaksi sosial, keterampilan sosial, komunikasi atau
keterampilan komunikasi, dan bahasa atau keterampilan.  Komunikasi sosial dapat terjadi
di dalam berbagai tingkatan komunikasi seperti misalnya komunikasi organisasi.

Komunikasi adalah “suatu proses di mana seseorang atau beberapa orang,


kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar

Page 15
terhubung dengan lingkungan dan orang lain”. Pada umumnya, komunikasi dilakukan
secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan
dengan menggunakan gerak-gerik tubuh atau menunjukkan sikap tertentu, misalnya
tersenyum, menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu, cara seperti ini disebut
komunikasi dengan bahasa nonverbal.

Setelah kita memahami pengertian komunikasi dari perspektif sosiologi, kini kita
ulas secara singkat tentang apa itu komunikasi sosial. Berikut adalah beberapa pengertian
komunikasi sosial seperti yang dikemukakan oleh para ahli :

a. Menurut The American Speech-Language-Hearing Association, yang dimaksud


dengan komunikasi sosial adalah kemunculan yang sinergis antara interaksi sosial,
sosial kognisi, pragmatis (verbal dan nonverbal), dan pemrosesan bahasa yang reseptif
dan ekspresif. Singkat kata, komunikasi sosial merujuk pada bahasa yang digunakan
dalam berbagai situasi sosial.
b. Menurut Barbara Cook, yang dimaksud dengan komunikasi sosial adalah kemampuan
seorang individu untuk berkomunikasi secara sosial. Komunikasi sosial dapat dipahami
dengan baik melalui pengetahuan dan pemahaman tentang definisi social
reciprocity dan komunikasi. Yang dimaksud dengan social reciprocity adalah interaksi
sosial yang ditampilkan melalui penggunaan perhatian bersama untuk saling berbagi
pengalaman dan emosi dengan anggota yang lain dalam berbagai peristiwa dan konteks.
Perhatian bersama adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan perhatian visual dari
satu pihak melalui kontak mata dan gestur dengan seorang mitra sosial berdasarkan
obyek atau peristiwa.
c. Sementara itu, D Ruben (1975) mendefinisikan komunikasi sosial sebagai proses yang
mendasari sebuah fenomena atau gejala yang terjadi sebagai sebuah konsekuensi
simbolisasi masyarakat dan pemanfaatan simbol serta difusi.
d. Menurut International Association of Communication Activists, istilah komunikasi
sosial merujuk pada penggunaan apa yang disebut dengan media sosial; atau bidang
studi yang mengeksplorasi bagaimana informasi dapat dirasakan, ditransmisikan, dan
dipahami, serta dampaknya bagi masyarakat. Karena itu, komunikasi sosial lebih
menekankan pada bidang politik dan sosial.
2. Faktor-Faktor Pembentuk Komunikasi Sosial

Page 16
Komunikasi sosial adalah salah satu jenis komunikasi yang mungkin paling sering
kita lakukan selama hidup ini. Pada dasarnya, komunikasi sosial adalah komunikasi yang
kita lakukan dengan orang lain atau komunikan yang berjumlah satu orang. Walaupun
komunikasi ini sering kita lakukan, akan tetapi tidak seluruh orang memiliki kemampuan
komunikasi sosial yang sangat baik lo, walaupun bukan berarti mereka buruk dalam
komunikasi interpersonal. Bisa dibilang bahwa untuk sekedar ngomong, maka semua
orang bisa melakukan komunikasi sosial, akan tetapi untuk sampai pada tahap ahli, tidak
semua orang bisa melakukannya.
Agar kita bisa berkomunikasi sosial dengan baik, maka ada beberapa hal yang
perlu kita perhatikan dalam melakukan komunikasi sosial. Salah satu dari beberapa hal
tersebut adalah faktor pembentuk komunikasi sosial, atau bisa pula disebut dengan
elemen-elemen komunikasi interpersonal. Dengan memahami elemen-elemen atau faktor
pembentuk komunikasi sosial tersebut, maka kita pasti bisa melakukan komunikasi sosial
dengan lebih baik.
Apa saja faktor pembentuk komunikasi sosial atau elemen elemen
komunikasi sosial tersebut? Berikut ini adalah beberapa di antaranya.
a. Suasana
Suasana adalah keadaan emosional atau lingkungan yang melingkupi antara
komunikator dan komunikan. Suasana bisa menentukan apa saja hal yang pantas
dibicarakan dan tidak dibicarakan. Misalnya, di tengah-tengah kondisi duka, tentunya
kita tidak bisa berbicara tentang orang yang baru meninggal tersebut dan menyebutkan
hal-hal buruk tentangnya apabila yang kita ajak bicara adalah keluarga dari orang yang
meninggal tersebut. Selain itu, pada umumnya kita juga tidak akan membicarakan
keburukan orang yang baru meninggal karena merasa itu tidak pantas, dan lain
sebagainya.
b. Kultur
Kultur adalah budaya atau kebiasaan yang lazim dilakukan pada suatu masyarakat
tertentu. Apabila lawan bicara atau komunikator memiliki kebiasaan tertentu, maka hal
tersebut bisa berpengaruh pada isi pesan dan mungkin pula gaya bicara yang akan
digunakan dalam komunikasi yang dilakukan antara komunikator dan komunikan. Oleh
karena itu, jangan pernah melupakan kultur ketika kamu sedang melakukan komunikasi
interpersonal dengan siapapun ya, karena hal tersebut bisa mempengaruhi hasil
komunikasi yang kamu lakukan. Dalam hal komunikasi kelompok, juga tidak ada

Page 17
bedanya sebagaimana bisa kamu baca pada teori komunikasi kelompok menurut para
ahli.

c. Artefak
Artefak adalah benda-benda yang ada di sekitar lingkungan tempatmu melakukan
komunikasi. Biasanya, artefak bisa menjadi bahan pembicaraan, ataupun menjadi
pertanda atau petunjuk mengenai apa maksud pesan yang disampaikan oleh
komunikator. Misalnya, pada malam hari seorang ibu berkata pada anaknya yang baru
pulang, masih sore kok sudah pulang? Gerbangnya saja sudah terkunci. Pesan tersebut
bisa tidak bermakna sekedar bertanya, akan tetapi menunjukkan sindiran atau mungkin
teguran pada anak yang baru pulang tersebut.
d. Peristiwa yang mengiringi komunikasi
Peristiwa yang terjadi sebelum komunikasi dilakukan juga bisa menjadi salah satu
pembentuk komunikasi interpesonal yang dilakukan oleh seseorang. Misalnya apabila
kita mengantre, kemudian ada satu orang yang terjatuh di tengah-tengah antrian.
Kemudian teman kita yang ada di dekat kita berkata, kasian sekali ya. Tentunya kita
bisa sama-sama memahami bahwa yang dimaksud kasian di sini adalah orang yang
mengantre sampai terjatuh tadi. Baik pada komunikasi lisan ataupun tidak, hal ini tetap
mempengaruhi proses komunikasi interpersonal.
e. Bahasa
Bahasa adalah salah satu unsur utama dalam komunikasi interpersonal. Apabila
komunikator dan komunikan tidak memahami bahasa yang digunakan dalam
komunikasi, tentu saja mereka tidak akan bisa melakukan komunikasi interpersonal
yang baik. Oleh karena itulah, perhatikan bahasa yang kamu gunakan ya, karena bahasa
adalah salah satu komponen komponen komunikasi yang paling penting.
f. Gaya bahasa atau gaya bicara
Walaupun sama-sama menggunakan bahasa Indonesia, akan tetapi ada orang yang
berbicara dengan menggunakan gaya bahasa yang berbelit-belit, sementara ada pula
yang berbicara dengan gaya bahasa yang langsung pada intinya. Gaya bahasa ini bisa
membentuk komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh orang-orang tersebut.
g. Bahasa tubuh
Bahasa tubuh adalah salah satu faktor pembentuk komunikasi interpersonal, yang
biasanya berperan dalam membantu menyampaikan maksud yang dimiliki oleh

Page 18
komunikator pada komunikan. Tanpa bahasa tubuh, komunikan memang masih bisa
memahami maksud pesan komunikator, akan tetapi apabila bahasa tubuh juga
diperlihatkan, biasanya maksud akan lebih mudah diterima.

h. Tingkat kedekatan komunikator dan komunikan


Semakin dekat komunikator dengan komunikan, komunikasi interpersonal yang
dilakukan bisa semakin mudah dilakukan. Oleh karena itu, melakukan komunikasi
keakraban bisa membantu membuat komunikasi interpersonal menjadi lebih mudah
dilakukan.
i. Tujuan komunikator
Tujuan komunikator akan menentukan apakah maksud yang dimiliki dari
komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh komunikator terhadap komunikan yang
menjadi lawan bicaranya. Bahkan, tujuan komunikator lah yang mempengaruhi bahasa,
gaya bahasa, dan lain sebagainya. Hal yang sama juga akan terjadi pada public
speaking, seperti yang kita bahas dalam teori public speaking.

j. Pengetahuan komunikator
Pengetahuan komunikator akan berpengaruh terutama dalam pembentukan pesan
yang dilakukan oleh komunikator untuk disampaikan pada komunikan. Semakin dalam
pengetahuan terhadap topik yang dibicarakan, dan semakin dalam pengetahuan
komunikator terhadap dunia komunikasi interpersonal, maka komunikasi interpersonal
yang dilakukan oleh komunikator tersebut bisa menjadi semakin baik.

k. Pengetahuan komunikator
Persepsi komunikator terhadap komunikan, lingkungan, kultur, dan lain
sebagainya, merupakan unsur penting yang menentukan terhadap tujuan pesan yang
dimiliki oleh komunikator. Dengan kata lain, untuk bisa memahami makna pesan
dengan benar, maka kita pun harus bisa menyelami alam pikiran yang dimiliki oleh
sang komunikator. Akan tetapi, komunikator pun harus memahami persepsi komunikan
agar bisa merumuskan pesan komunikasi dengan tepat.
l. Kedudukan komunikan
Kedudukan komunikan juga bisa menjadi salah satu unsur pembentuk komunikasi
interpersonal yang dilakukan oleh komunikator. Apabila komunikan memiliki
kedudukan yang lebih tinggi daripada komunikator, biasanya pesan komunikasi yang

Page 19
dirumuskan, ataupun bahasa tubuh yang ditampakkan oleh komunikator akan lebih
terkesan lebih menghormati dan lain sebagainya.
m. Kondisi psikologis komunikator dan komunikan
Kondisi psikologis yang dimiliki oleh komunikator dan komunikan juga bisa
mempengaruhi pesan ataupun tujuan komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh
komunikator. Misalnya, dalam suasana yang sedih, maka komunikator bisa memiliki
tujuan komunikasi untuk mencari penguat ataupun sekedar melampiaskan permasalahan
yang dihadapi oleh dirinya pada komunikan. Sementara ketika dalam kondisi marah,
maka pesan-pesan yang dirumuskan oleh komunikator dan komunikan pun biasanya
juga terkesan lebih agresif dan lain sebagainya.

3. Hambatan dari Proses Komunikasi


a. Hambatan Fisik
Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat
komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi
dan sebagainya.
b. Hambatan Semantik.
Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti
mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan
penerima.
c. Hambatan Psikologis
Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,
misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan
penerima pesan.

4. Fungsi Komunikasi Sosial

Implasif adalah fungsi komunikasi sosial ini yaitu fungsi komunikasi kultural. Para
ilmuan sosial mengakui bahwa budaya dan komunikasi itu mempunyai hubungan timbal
balik, seperti dua sisi dari satu mata uang. Budaya menjadi bagian dari perilaku
komunikasi, dan pada gilirannya komunikasi pun turut menentukan, memelihara,
mengembangkan atau mewariskan budaya. Fungsi komunikasi sosial bisa terbentuk
dengan adanya pembentukan dari dalam: pembentukan konsep diri, pernyataan eksistenssi
diri dan untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan & memperoleh kebahagiaan.

Page 20
a. Pembentukan konsep diri

Konsep diri adalah pandangan kita mengenai siapa diri kita, dan itu hanya bisa
kita peroleh lewat informasi yang diberikan orang lain kepada kita. Manusia yang
tidak pernah berkomunikasi dengan manusia lainnya tidak mungkin mempunyai
kesadaran bahwa dirinya adalah manusia. kita sadar bahwa kita adalah manusia karena
orang-orang disekeliling kita menunjukkan kepada kita lewat perilaku verban dan
nonverbal mereka bahwa kita manusia.

b. Pernyataan eksistensi diri

Orang berkomunikasi untuk menunjukan dirinya eksis. Inilah yang disebut


aktualisasi diri atau lebih tepatnya eksistensi diri. Kita dapat memodifikasi frasa
filosof Prancis Rene Descartes (1596-1650) yang terkenal itu Cogito Ergo Sum (“saya
berpikir, maka saya ada”) menjadi “Saya berbicara, maka saya ada”. Bila kita berdiam
diri, orang lain akan memperlakukan kita seolah-olah kita tidak eksis. Namun kita
berbicara, kita menyatakan bahwa sebenarnya kita ada. Fungsi komunikasi sebagai
eksistensi diri sering terlihat pada uraian penanya seminar. Meskipun penanya sudah
di ingatkan moderator untuk berbicara singkat dan langsung kepokok permasalahan,
penanya atau komentator itu sering berbicara panjang lebar, menguliahi hadirin,
dengan argumen-argumen yang tidak relavan.eksistensi diri juga sering dinyatakan
oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dalam sidang-sidang mereka yang
bertele-tele, karena mereka merasa dirinya paling benar dan paling penting, setiap
orang ingin berbicara dan didengarkan.

c. Untuk kelangsungan hidup, memupuk hubungan, dan memperoleh kebahagiaan

Sejak lahir, kita tidak dapat hidup sendiri untuk mempertahankan hidup. Kita
perlu dan harus berkomunikasi dengan orang lain, untuk memenuhi kebutuhan
biologis kita seperti makan dan minum, dan memenuhi kebutuhan psikologis kita
seperti sukses dan kebahagiaan. Komunikasi, dalam konteks apa pun, adalah bentuk
dasar adaptasi terhadap lingkungan. Menurut Rene Spitz, komunikasi (ujaran) adalah

Page 21
jembatan antara bagian luar dan bagian dalam kepribadian: “mulut sebagai rongga
utama adalah jembatan antara persepsi dalam dan persepsi luar, ia adalah tempat lahir
semua persepsi luar dan model dasarnya, ia adalah tempat transisi bagi perkembangan
aktivitas internasional, bagi munculnya kemauan dari kepasifan. Melalui komunikasi
pula kita dapat memenuhi kebutuhan emosional kita dan meningkatkan kesehatan
mental kita. Kita belajar makna cinta, kasih sayang, keintiman, simpati, rasa hormat,
rasa bangga, bahkan irihati, dan kebencian. Melalui komunikasi sosial, kita dapat
mengalami berbagai kualitas perasaan itu dan membandingkannya antara perasaan
yang satu dengan perasaan yang lainnya. Karena itu, kita tidak mungkin, kita dapat
mengenal cinta bila kita pun tidak mengenal benci.

5. Tujuan komunikasi sosial

Menurut Wilbur Schramm (1971), sebagaimana bidang komunikasi lainnya,


komunikasi sosial pun memiliki beberapa tujuan yang dapat dilihat dari sudut pandang
pengirim pesan maupun sudut pandang penerima pesan. Berikut adalah beberapa tujuan
komunikasi sosial :

a. Sudut pandang pengirim pesan, tujuan komunikasi sosial adalah untuk memberikan
informasi, memberi pelajaran, menghibur, dan mempersuasi penerima pesan.
b. Sudut pandang penerima pesan, tujuan komunikasi sosial adalah untuk memahami,
mempelajari atau belajar, menikmati, menolak atau memutuskan.

Selain dilihat dari sudut pandang pengirim pesan dan sudut pandang penerima
pesan, tujuan komunikasi sosial juga dapat dilihat secara sosial maupun individual.
Berikut adalah beberapa tujuan komunikasi sosial selanjutnya :

a. Secara sosial

1) Membagikan pengetahuan umum terkait dengan lingkungan


2) Mensosialisasikan kepada anggota baru dari suatu masyarakat tentang peran yang
harus dimainkan dan tinggal bersama norma-norma dan kebiasaan.
3) Menghibur anggota masyarakat dengan cara menjauhkan mereka dari berbagai macam
masalah dan ketidakpuasan melalui penciptaan atau kreasi seni

Page 22
4) Meraih konsensus bersama tentang kebijakan, menjadi penentang atau pendukung,
mengontrol perilaku dan mengerahkan sumber daya ke dalam arah yang diinginkan.

b. Secara individu

1) Menguji atau menyebarluaskan gambaran realitas, mempelajari berbagai peluang dan


bahaya yang dating.
2) Memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk dapat hidup
dengan nyaman dalam suatu masyarakat.
3) Menikmati, santai, terkadang lari dari kenyataan.
4) Mencapai keputusan dimana terdapat banyak pilihan, mengambil tindakan
berdasarkan informasi yang ada, berperilaku sesuai dengan apa yang diinginkan
secara sosial.

6. Potensi Masalah yang Dialami Siswa Terkait dengan Interaksi dan Komunikasi Sosial
a. Masalah emosi

Secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai dan tekanan”
suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik.
Emosi remaja seringkali sangat kuat, tidak terkendali, dan kadang tampak irasional.
Sekolah sebagai lembaga formal yang diberi tugas dan tanggung jawab untuk
membantu subjek didik menuju arah kedewasaan yang optimal harus mempunyai
langkah-langkah konkrit untuk mencegah dan mengatasi masalah emosional ini.

b. Masalah penyesuaian diri

Salah satu tugas yang paling sulit pada masa remaja adalah yang berhubungan
dengan penyesuaian sosial. untuk mencapai tujuan dari pola sosialisasi dewasa, remaja
harus membuat banyak penyesuaian baru. Pada fase ini remaja lebih banyak diluar
rumah bersama teman-temannya sebagai kelompok, maka pengaruh teman sebaya
dalam segala pola perilaku, sikap, minat, dan gaya hidupnya lebih besar daripada
pengaruh dari keluarga.

c. Masalah perilaku seksual

Page 23
Tugas perkembangan yang harus dilakukan oleh remaja sehubungan dengan
kematangan seksualitasnya adalah pembentukan hubungan yang lebih matang dengan
lawan jenis dan belajar memerankan peran seks yang diakuinya. Pada masa ini remaja
sudah mulai tertarik pada lawan jenis. Yang diikuti oleh keinginan yang kuat untuk
memperoleh dukungan dan perhatian dari lawan jenis, sebagai akibatnya, remaja
mempunyai minat yag tinggi pada seks.

d. Kurang menyenangi kritikan orang lain.


e. Kurang memahami tata krama etika pergaulan.
f. Kurang berminat untuk berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
g. Merasa malu untuk berteman dengan lawan jenis.
h. Sikap kurang positif terhadap hidup berkeluarga.

Page 24
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Interaksi sosial merupakan hubungan antara individu satu dengan individu
yang lain. Individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya.
Jadi, dalam interaksi sosial terdapat hubungan yang saling timbal balik. Hubungan
tersebut dapat antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok
dengan individu atau sebaliknya. Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial
antara lain meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, motivasi, simpati dan empati.
Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosialdan juga komunikasi sosial. hal
tersebut yang membuat terjadinya proses sosial. proses sosial dapat bersifat asosiatif
dan disosiatif.
Dari penjelasan di atas ada beberapa faktor pembentuk komunikasi sosial yang
bisa kita ketahui. Dari beberapa faktor pembentuk komunikasi sosial di atas, dapat
kita lihat bahwa pada umumnya faktor-faktor pembentuk komunikasi sosial adalah
sama dengan faktor-faktor pembentuk komunikasi pada umumnya. Apabila kamu
ingin melihat faktor pembentuk komunikasi kelompok, maka kamu bisa melihat faktor
yang mempengaruhi komunikasi kelompok.

B. Saran

Dari pembahasan makalh yang telah dibahas di atas, kami menyampaikan agar
kiranya kita dapat memahami tentang konsep dan proses interaksi dan komunikasi
sosial. sehingga kita dapat mengambil manfaat dari hasil pemikiran tersebut sebagai
upaya memperbaiki kehidupan dalam bersosialisasi. Sebagai penyusun makalah ini,
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat sesuai dengan fungsinya. Tidak lupa
juga, kami sebagai penyusun berharap bahwa makalah ini dapat dipertahankan guna
memacu daya pikir dan kemandirian masyarakat.

Page 25
DAFTAR PUSTAKA

http://ziaulmuhammad.blogspot.com/2013/02/makalah-interaksi-sosial_6.html?m=1

https://www.halopsikolog.com/penghambat-dan-faktor-pendorong-interaksi-sosial/

https://id.scribd.com/document/334279167/makalah-komunikasi-sosial-rino

http://suroyyalailatunnajjah.blogspot.com/2015/03/masalah-masalah-siswa-di-sekolah-
serta.html

Page 26

Anda mungkin juga menyukai