NIM : 20014104028
MANADO 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH
A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri
atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. (
Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan. ( Towsend,2008)
Harga dirirendah kronik Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah
berlangsung lama,yaitu sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara
berfikir yang negativ. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi
negativ terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang
kronis atau pada pasien gangguan jiwa.
2. Penyebab
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Dalam tinjuan life span history klien. Penyebab terjadinya harga
diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian
atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang
dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri
rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih
dari kemampuannya.( Yosep,2009)
a. Menurut Stuart & Sundeen (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan harga diri
rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai berikut :
Faktor predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial. (Stuart & Sundeen, 2006)
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan
atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri
harga diri rendah ini dapat terjadi secara emosional atau kronik. Secara
situasional karena trauma yang muncul secara tiba-tiba,
misalnya harus dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau
dipenjara, termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri
rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang
membuat klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki
pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.( Yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping
individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif,
kurangnya system pendukung kemunduran perkembangan ego,
pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta
terfiksasi pada tahap perkembangan awal.(Townsend,2008)
2. Jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang
sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar
dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seseorang yang penting dan
berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya
disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri
sendiri. Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
(Makhripah D & Iskandar, 2012)
b. Kronik
Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian sakit
dan dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada
pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa.
(Makhripah D & Iskandar, 2012)Z
3. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif
6. Akibat
Harga diri rendah dapat diakibatkan oleh rendahnya cita-cita
seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai
tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selajutnya hal
ini menyebutkan penampilan seseorang yang tidak optimal. Harga diri rendah
muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuanya. Ketika seseorang mengalami harga diri rendah,maka akan
berdampak pada orang tersebut mengisolasi diri dari kelompoknya. Dia akan
cenderung menyendiri dan menarik diri.( Eko P,2014)
Harga diri rendah dapat berisiko terjadi isolasi sosial yaitu menarik diri.
Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada
tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan
sosial.( DEPKES,2003)
7. Mekanisme koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek
atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
Pertaahanan tersebut mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1) Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri
( misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya, ikut
serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng)
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas) Pertahanan jangka
panjang mencakup berikut ini :
9. Pohon Masalah
Deficit
perawatan
diri
effect
Depresi
Causa
12.Evaluasi
PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN
Keluarga mengatakan Sejak satu tahun, klien diamati mengulangi tindakan tertentu seperti
mondar-mandir di ruangan dari satu ujung ke ujung lainnya, terus menerus hingga 1–2 jam,
dengan berhenti berselang dan sering memaksa ibunya untuk mengikuti , Dia melarang anggota
keluarga lain kecuali ibunya di dekatnya dan hanya akan menerima makanan darinya. Suasana
hati klien saat itu mudah tersinggung tanpa kesedihan atau ketakutan. , Keluarga mengatakan
Dalam 5–6 bulan berikutnya, penyakitnya semakin parah, Tatapan mata tetap, mata berkurang
berkedip, tersenyum keluar dari konteks, kurang bercerita, dan selalu menolak untuk makan.
Klien sejak 2 tahun tidak hadir mengikuti pembelajaran di sekolah dikarenakan megalami
penurunan akademik, klien beralasan tidak memiliki teman di sekolah dan meminta untuk pindah
sekolah.
Konsep diri
Harga diri : klien tidak memiliki hubungan baik dengan anggota keluarganya selain
ibunya,klien juga tidak memiliki teman disekolahnya
Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti : ibu klien merupakan orang yang berarti bagi klien
b. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : klien kurang mampu dalam menjalin
hubungan dengan orang lain.
Spiritual
Nilai dan keyakinan : keluarga beragama Kristen, keluarga percaya akan adanya kuasa dari
Tuhan yang mengatur kehidupan manusia. Keluarga membawa klien mencari kesembuhan iman.
Status mental
1. Penampilan
-Tidak rapi
Jelaskan : penampilan klien tidak rapih , keluarga mengatakan klien kebanyakan mengenakan
pakaian yang sama, dan sering dipaksa untuk mandi atau dicukur kuku / rambutnya
2. Pembicaraan
-membisu
3.Alam perasaaan
Gembira berlebihan
4.Afek
Datar
-Mudah tersinggung
- tidak kooperatif
Maladaptif
-menghindar
Data Subjektif : Harga diri Setelah dilakukan tindakan Bina hubungan saling percaya
- Keluarga mengatakan Sejak rendah keperawatan 3 hari
satu tahun, klien diamati kronik diharapkan klien dapat SP I p
mengulangi tindakan tertentu -klien dapat membina 1. Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang
seperti mondar-mandir di hubungan saling percaya dimiliki pasien
ruangan dari satu ujung ke 2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang
ujung lainnya, terus menerus - klien dapat masih dapat digunakan
hingga 1–2 jam, dengan mengidentifkasi 3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan
berhenti berselang dan sering kemampuan dan aspek dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
memaksa ibunya untuk positif yang dimiliki klien 4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
mengikuti , Dia melarang dengan harga diri rendah 5. Memberikan pujian yang wajar terhadap
anggota keluarga lain kecuali keberhasilan pasien
ibunya di dekatnya dan 6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
hanya akan menerima - Klien dapat menilai kegiatan harian
makanan darinya. Suasana kemampuan yang dapat SP II p
hati klien saat itu mudah digunakan untuk mengatasi 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
tersinggung tanpa kesedihan harga diri rendah 2. Melatih kemampuan kedua
atau ketakutan, Keluarga 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
mengatakan Dalam 5–6 -Klien dapat kegiatan harian
bulan berikutnya, menetapkan/memilih
penyakitnya semakin parah, kegiatan yang sesuai SP III p
Tatapan mata tetap, mata kemampuan 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
berkurang berkedip, 2. Melatih kemampuan ketiga
tersenyum keluar dari -Klien dapat melatih 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
konteks, kurang bercerita, kegiatan yang sudah dipilih, kegiatan harian
dan selalu menolak untuk sesuai kemampuan
makan.
SP I k
-keluarga mengatakan sejak - Klien dapat
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
2 tahun tidak hadir memanfaatkan system
keluarga dalam merawat pasien
mengikuti pembelajaran di pendukung yang ada
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
sekolah dikarenakan
harga diri rendah yang dialami pasien
megalami penurunan beserta proses terjadinya
akademik, klien beralasan 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien
tidak memiliki teman di harga diri rendah
sekolah dan meminta untuk
pindah sekolah. SP II k
-klien tidak memiliki 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
hubungan baik dengan merawat pasien dengan harga diri rendah
anggota keluarganya selain 2. Melatih keluarga melakukan cara
ibunya,klien juga tidak merawat langsung kepada pasien harga
memiliki teman disekolahnya diri rendah
- keluarga mengatakan klien SP III k
kebanyakan mengenakan 1. Membantu keluarga membuat jadual
pakaian yang sama, dan aktivitas di rumah termasuk minum obat
sering dipaksa untuk mandi (discharge planning)
atau dicukur kuku / 2. Menjelaskan follow up pasien setelah
rambutnya pulang
Data Objektif :
- wajah tanpa ekspresi
- tatapan mata tetap
- mata berkurang
berkedip
- tersenyum pada diri
sendiri
- negativisme(perlakuan
menolak)
- Penampilan tidak rapih
Hari/Tgl Waktu Implementasi Evaluasi
Jumat, 27 november 2020 14.00 -bina hubungan saling percaya S:
Sp1 pasien - Klien menjawab salam dan
- Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang mengatakan selamat siang,
dimiliki pasien menyebutkan nama lengkap dan nama
- Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang panggilan
- Klien mengatakan tentang perasaannya
masih dapat digunakan
- Klien menyebutkan 3 kegiatan yang
-Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih disukai klien
sesuai dengan kemampuan pasien - Klien memilih satu diantara 3 kegiatan
-Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih klien yang disebutkan yaitu bernyanyi
-Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan O:
pasien - Klien mau berjabat tangan
-Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal - Klien mau duduk berdampingan
kegiatan harian dengan perawat
- Klien mau mengutarakan masalahnya
- Klien bernyanyi bersama dengan
perawat
A : SP 1 pasien tercapai
P : Lanjutkan sp 2 pasien
Senin, 30 november 16:00 SP II pasien S:
2020 - Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien -klien mengatakan sudah melakukan
- Melatih kemampuan kedua dan mencatat kegiatan bernyanyi di
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal jadwal kegiatan pasien
kegiatan harian -klien memilih kegiatan kedua yang
akan dilakukan yaitu menonton tv
O:
-klien mencatat kegiatan di buku
kegiatan harian
-klien menonton tv bersama perawat
A : SP 2 pasien tercapai
P : Lanjutkan sp 3 pasien
Selasa , 1 desember 2020 13:00 SP III pasien S:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien -klien mengatakan sudah melakukan
- Melatih kemampuan ketiga dan mencatat kegiatan menonton di
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal jadwal kegiatan pasien
kegiatan harian -klien memilih kegiatan ketiga yang
SP III keluarga akan dilakukan yaitu menggambar
1. Membantu keluarga membuat jadual O:
aktivitas di rumah termasuk minum obat -klien mencatat kegiatan di buku
(discharge planning) kegiatan harian
2. Menjelaskan follow up pasien setelah -klien menggambar
pulang A : SP 3 pasien tercapai
P : Lanjutkan sp 1 keluarga
14:00
SP I keluarga
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan S:
keluarga dalam merawat pasien -keluarga mengatakan sudah mengerti
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala tentang yang dialami anaknya
harga diri rendah yang dialami pasien -keluarga dpat menjelaskan kembali
beserta proses terjadinya pengertian, tanda dan gejala
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah yang dialami pasien
harga diri rendah - keluarga mengatakan mengerti cara
merawat pasien HDR
O:
- keluarga menjelaskan dengan benar
tentang HDR
-kekuarga mengerti tentang cara
merawat pasien
A:
SP I keluarga tercapai
P:
SP II keluarga