Anda di halaman 1dari 25

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA DAN LAPORAN PENDAHULUAN PADA AN X DENGAN

GANGGUAN JIWA HARGA DIRI RENDAH

NAMA : NENENG TRI AFRIANI,S.KEP.

NIM : 20014104028

UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS KEDOKTERAN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

MANADO 2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

A. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri: Harga Diri Rendah
B. PROSES TERJADINYA MASALAH
1. Definisi
Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri
atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri, merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri. (
Yosep,2009)
Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri sendiri
atau kemampuan diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan. ( Towsend,2008)
Harga dirirendah kronik Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah
berlangsung lama,yaitu sebelum sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara
berfikir yang negativ. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi
negativ terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang
kronis atau pada pasien gangguan jiwa.
2. Penyebab
Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam konsep diri
seseorang. Dalam tinjuan life span history klien. Penyebab terjadinya harga
diri rendah adalah pada masa kecil sering disalahkan, jarang diberi pujian
atas keberhasilannya. Saat individu mencapai masa remaja keberadaannya
kurang dihargai, tidak diberi kesempatan dan tidak diterima. Menjelang
dewasa awal sering gagal di sekolah, pekerjaan atau pergaulan. Harga diri
rendah muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih
dari kemampuannya.( Yosep,2009)
a. Menurut Stuart & Sundeen (2006), faktor-faktor yang mengakibatkan harga diri
rendah kronik meliputi faktor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai berikut :
Faktor predisposisi
1) Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistik, kegagalan yang berulang,
kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
2) Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran
gender, tuntutan peran kerja, dan harapan peran budaya
3) Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi
ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya, dan
perubahan struktur sosial. (Stuart & Sundeen, 2006)
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah biasanya adalah
kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh,kegagalan
atau produktivitas yang menurun. Secara umum, gangguan konsep diri
harga diri rendah ini dapat terjadi secara emosional atau kronik. Secara
situasional karena trauma yang muncul secara tiba-tiba,
misalnya harus dioperasi,kecelakaan,perkosaan atau
dipenjara, termasuk dirawat dirumah sakit bisa menyebabkan harga diri
rendah disebabkan karena penyakit fisik atau pemasangan alat bantu yang
membuat klien sebelum sakit atau sebelum dirawat klien sudah memiliki
pikiran negatif dan meningkat saat dirawat.( Yosep,2009)
Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping
individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik positif,
kurangnya system pendukung kemunduran perkembangan ego,
pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi system keluarga serta
terfiksasi pada tahap perkembangan awal.(Townsend,2008)
2. Jenis
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang
diperoleh dengan menganalisa seberapa baik perilaku seseorang

sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar
dalam penerimaan diri sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan,
kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seseorang yang penting dan
berharga.
Gangguan harga diri rendah merupakan masalah bagi banyak orang dan
diekspresikan melalui tingkat kecemasan yang sedang sampai berat. Umumnya
disertai oleh evaluasi diri yang negatif membenci diri sendiri dan menolak diri
sendiri. Gangguan diri atau harga diri rendah dapat terjadi secara :
a. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus dioperasi,
kecelakaan,dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja. Pada pasien
yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah karena prifasi yang kurang
diperhatikan. Pemeriksaan fisik yang sembarangan, pemasangan alat yang
tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak
tercapai karena dirawat/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
(Makhripah D & Iskandar, 2012)
b. Kronik
Yaitu perasaan negativ terhadap diri telah berlangsung lama,yaitu sebelum
sakit/dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang negativ. Kejadian sakit
dan dirawat akan menambah persepsi negativ terhadap dirinya. Kondisi ini
mengakibatkan respons yang maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada
pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa.
(Makhripah D & Iskandar, 2012)Z
3. Rentang Respon
Respon Adaptif Respon Maladaptif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Keracunan Depersona


rendah identitas lisasi
a. Respon Adaptif
Respon adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif
dengan latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman
yang positif dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif
maupun yang negatif dari dirinya.(Eko P, 2014)
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketika dia tidak
mampu lagi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya
yang negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Keracunan identitas adalah identitas diri kacau atau tidak jelas sehingga
tidak memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) tidak mengenal diri yaitu
mempunyai kepribadian yang kurang sehat, tidak mampu berhubungan
dengan orang lain secara intim. Tidak ada rasa percaya diri atau tidak
dapat membina hubungan baik dengan orang lain.(Eko P,2014)
4. Proses terjadinya masalah
a. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi terjadinya harga diri rendah kronis menurut Herman
(2011) adalah penolakan orang tua yang tidak realistis, kegagalan berulang
kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada
orang lain, ideal diri yang tidak realistis. Faktor predisposisi citra tubuh
adalah :
1) Kehilangan atau kerusakan bagian tubuh
2) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh akibat penyakit
3) Proses penyakit dan dampaknya terhadap struktur dan fungsi tubuh
4) Proses pengobatan seperti radiasi dan kemoterapi. Faktor predisposisi
harga diri rendah adalah :
a) Penolakan
b) Kurang penghargaan, pola asuh overprotektif, otoriter,tidak
konsisten,terlalu dituruti,terlalu dituntut
c) Persaingan antar saudara
d) Kesalahan dan kegagalan berulang
e) Tidak mampu mencapai standar. Faktor predisposisi
gangguan peran adalah :
(1) Stereotipik peran seks
(2) Tuntutan peran kerja
(3) Harapan peran kultural. Faktor predisposisi gangguan identitas
adalah :
(a) Ketidakpercayaan orang tua
(b) Tekanan dari peer gruup
(c) Perubahan struktur sosial (
Herman,2011)
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya
sebagian anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh,
mengalami kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Harga diri kronis
ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
1) Trauma adalah masalah spesifik dengan konsep diri dimana situasi
yang membuat individu sulit menyesuaikan diri,
2) khususnya trauma emosi seperti penganiayaan seksual dan
phisikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam atau
menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupannya.
3) Ketegangan peran adalah rasa frustasi saat individu merasa tidak
mampu melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau
tidak merasa sesuai dalam melakukan perannya. Ketegangan peran
ini sering dijumpai saat terjadi konflik peran, keraguan peran dan
terlalu banyak peran. Konflik peran terjadi saat individu menghadapi
dua harapan peran yang bertentangan dan tidak dapat dipenuhi.
Keraguan peran terjadi

bila individu tidak mengetahui harapan peran yang spesifik atau


bingung tentang peran yang sesui
(a) Trauma peran perkembangan
(b) Perubahan normatif yang berkaitan dengan pertumbuhan
(c) Transisi peran situasi
(d) Perubahan jumlah anggota keluarga baik bertambah atau
berkurang
(e) Transisi peran sehat-sakit
(f) Pergeseran konsidi pasien yang menyebabkan kehilangan bagian
tubuh, perubahan bentuk , penampilana dan fungsi tubuh,
prosedur medis dan keperawatan. ( Herman,2011)
4) Perilaku
(a) Citra tubuh
Yaitu menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu,
menolak bercermin, tidak mau mendiskusikan keterbatasan atau
cacat tubuh, menolak usaha rehabilitasi, usaha pengobatan
,mandiri yang tidak tepat dan menyangkal cacat tubuh.
(b) Harga diri rendah diantaranya mengkritrik diri atau orang lain,
produkstivitas menurun, gangguan berhubungan ketengangan
peran, pesimis menghadapi hidup, keluhan fisik, penolakan
kemampuan diri, pandangan hidup bertentangan, distruktif
kepada diri, menarik diri secara sosial, khawatir, merasa diri
paling penting, distruksi pada orang lain, merasa tidak mampu,
merasa bersalah, mudah tersinggung/marah, perasaan negatif
terhadap tubuh.
(c) Keracunan identitasdiantaranya tidak ada kode moral,
kepribadian yang bertentangan, hubungan interpersonal yang
ekploitatif, perasaan hampa, perasaan mengambang tentang diri,
kehancuran gender, tingkat ansietas tinggi, tidak mampu empati
pada orang lain, masalah estimasi

(d) Depersonalisasi meliputi afektif, kehidupan identitas, perasaan


terpisah dari diri, perasaan tidak realistis, rasa terisolasi yang
kuat, kurang rasa berkesinambungan, tidak mampu mencari
kesenangan. Perseptual halusinasi dengar dan lihat, bingung
tentang seksualitas diri,sulit membedakan diri dari orang lain,
gangguan citra tubuh, dunia seperti dalam mimpi, kognitif
bingung, disorientasi waktu, gangguan berfikir, gangguan daya
ingat, gangguan penilaian, kepribadian ganda. ( Herman,2011)
5. Tanda dan gejala
Menurut Carpenito dalam keliat (2011) perilaku yang berhubungan dengan harga
diri rendah antara lain :
a. Mengkritik diri sendiri
b. Menarik diri dari hubungan sosial
c. Pandangan hidup yang pesimis
d. Perasaan lemah dan takut
e. Penolakan terhadap kemampuan diri sendiri
f. Pengurangan diri/mengejek diri sendiri
g. Hidup yang berpolarisasi
h. Ketidakmampuan menentukan tujuan
i. Merasionalisasi penolakan
j. Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah
k. Menunjukkan tanda depresi ( sukar tidur dan sukar makan ) Sedangkan
menurut Stuart (2006) tanda- tanda klien dengan harga diri rendah yaitu :
a. Perasaan malu terhadap diri sendiri adalah akibat penyakit dan akibat
tindakan terhadap penyakit
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri
c. Merendahkan martabat
d. Gangguan hubungan sosial seperti menarik diri
e. Percaya diri kurang
f. Menciderai diri

6. Akibat
Harga diri rendah dapat diakibatkan oleh rendahnya cita-cita
seseorang. Hal ini mengakibatkan berkurangnya tantangan dalam mencapai
tujuan. Tantangan yang rendah menyebabkan upaya yang rendah. Selajutnya hal
ini menyebutkan penampilan seseorang yang tidak optimal. Harga diri rendah
muncul saat lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari
kemampuanya. Ketika seseorang mengalami harga diri rendah,maka akan
berdampak pada orang tersebut mengisolasi diri dari kelompoknya. Dia akan
cenderung menyendiri dan menarik diri.( Eko P,2014)
Harga diri rendah dapat berisiko terjadi isolasi sosial yaitu menarik diri.
Isolasi sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang tidak fleksibel pada
tingkah laku yang maladaptive, mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan
sosial.( DEPKES,2003)
7. Mekanisme koping
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka panjang pendek
atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanann ego untuk
melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan.
Pertaahanan tersebut mencakup berikut ini :
Jangka pendek :
1) Aktivitas yang memberikan pelarian semestara dari krisis identitas diri
( misalnya, konser musik, bekerja keras, menonton tv secara obsesif)
2) Aktivitas yang memberikan identitas pengganti semestara ( misalnya, ikut
serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng)
3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri
yang tidak menentu ( misalnya, olahraga yang kompetitif, prestasi
akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas) Pertahanan jangka
panjang mencakup berikut ini :

1) Penutupan identitas : adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh


orang terdekat tanpa memerhatikan keinginan,aspirasi,atau potensi diri
individu
2) Identitas negatif : asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan
harapan yang diterima masyarakat.
Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi,
disosiasi,isolasi, proyeksi, pengalihan ( displacement, berbalik marah
terhadap diri sendiri, dan amuk ). (Stuart,2006)
8. Penatalaksanaan
Terapi pada gangguan jiwa skizofrenia dewasa ini sudah dikembnagkan
sehingga penderita tidak mengalami diskriminasi bahkan metodenya lebih
manusiawi dari pada masa sebelumnya. Terapi yang dimaksud meliputi :
a. Psikofarmaka
Berbagai jenis obat psikofarmaka yang beredar dipasaran yang hanya
diperoleh dengan resep dokter, dapat dibagi dalam 2 golongan yaitu golongan
generasi pertama (typical) dan golongan kedua (atypical). Obat yang termasuk
golongan generasi pertama misalnya chlorpromazine HCL (psikotropik untuk
menstabilkan senyawa otak), dan Haloperidol (mengobati kondisi gugup).
Obat yang termasuk generasi kedua misalnya, Risperidone (untuk ansietas),
Aripiprazole (untuk antipsikotik). (Hawari,2001)
b. Psikoterapi
Terapi kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang
lain, penderita lain, perawat dan dokter, maksudnya supaya ia tidak
mengasingkan diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk
kebiasaan yang kurang baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau
latihan bersama. (Maramis,2005)
c. Terapi Modalitas
Terapi modalitas/ perilaku merupakan rencana pengobatan untuk skizofrenia
yang ditunjukan pada kemampuan dan kekurangan pasien. Teknik perilaku
menggunakan latihan keterampilan sosial untuk meningkatkan kemampuan
sosial. Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam
komunikasi interpersonal. Terapi kelompok bagi skizofrenia biasnya
memusatkan pada rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang
nyata.( Eko P,2014)
d. Terapi Kejang Listrik (Electro Confulsive Terapi)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmal secara artifisial
dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau
dua temples. Terapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak
mempan dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang
listrik 4 – 5 joule/detik. (Maramis, 2005)

9. Pohon Masalah

Deficit
perawatan
diri
effect

Harga diri rendah


Core Problem

Depresi
Causa

Gambar : Mukhripah D& Iskandar (2012)

10. Diagnosa Keperawatan


Gangguan konsep diri: harga diri rendah

11. Rencana Asuhan Keperawatan


TUJUAN INTERVENSI
Klien dapat membina hubungan saling -sapa klien dengan ramah
percaya -perkenalkan diri dengan sopan
-tanyakan nama lengkap klien dan nama
panggilannya
-jelaskan tujuan perencanaan
-jujur dan menepati janji
-tunjukan sikap empati dan menerima
klien apa adanya
-beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
Klien dapat megdentifikasi kemampuan -mengidentifikasi kmampuan dan aspek
dan aspek positif yang dimliki klien positif yang masih dimiliki kien
dengan harga diri rendah -mendiskusikan bahwa klien masih
memiliki sejumlah kemampuan dan
aspek positif seperti kegiatan klien di
rumah, serta adanya keluarga dan
lingkungan terdekat klien
-beri pujian yang realistik/nyata dan
hindarkan setiap kali bertemu dengan
klien penilaian yang negatif.
Klien dapat menilai kemampuan yang -membantu klien dapat menilai
dapat digunakan untuk mengatasi harga kemampuan yang dapat digunakan.
diri rendah -mendiskusikan dengan klien
kemampuan yang masih dapat
digunakan saat ini setelah mengalami
harga diri rendah.
-bantu pasien menyebutkannya dan
memberi penguatan terhadap
kemampuan diri yang diungkapkan
-perlihatkan respon yang kondusif dan
menjadi pendengar yang aktif

Klien dapat menetapkan/memilih -membantu klien dapat


kegiatan yang sesuai kemampuan memilih/menetapkan kegiatan sesuai
degan kemampuan
-mendiskusikan dengan klien beberpa
aktifitas yang dapat dilakukan dan
dipilih sebagai kegiatan yag akan klien
lakukan sehari-hari
-bantu klien menetapkan aktifitas yang
dapat klien lakukan secara mandiri, dan
aktifitas yang memerlukan bantuan
minimal dari keluarga,dan aktifitas yng
perlu bantuan penuh dari keluarga atau
lingkungan terdekat klien
-berikan contoh cara pelaksanaan
aktifitas yang dapat dilakukan klien.
-susun bersama klien dan buat daftar
aktifitas atau kegiatan sehari-hari klien.
Klien dapat melatih kegiatan yang sudah -melatih kegiatan klien yang sudah
dipilih, sesuai kemampuan dipilih sesuai kemampuan
-mendiskusikan dengan klien untuk
menetapkan uraian kegiatan (yang sudah
dipilih klien) yang akan dilatihkan
-bersama klien dan keluarga
memperagakan beberapa kegiatan yang
akan dilakukan klien
-berikan dukungan dan pujian yang
nyata setiap kemajuan yang
diperlihatkan klien
Klien dapat merencanakan kegiatan -membantu klien dapat merencanakan
yang sudah dilatihnya kegiatan sesuai kemampuannya
-memberi kesempatan pada klien untuk
mencoba kegiatan yang telah dilatihnya

12.Evaluasi

Kemampuan yang diharapkan dari klien:

1. Klien dapat mengungkapkan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki


2. Klien dapat membuat rencana kegiatan harian
3. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuan yang dimiliki.
Referensi

Yosep,H I dan sutini, T.2014.buku ajar keperawatan jiwa.

PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN

Inisial :AN.X (L)


Umur : 11 Tahun
II. ALASAN MASUK

Keluarga mengatakan Sejak satu tahun, klien diamati mengulangi tindakan tertentu seperti
mondar-mandir di ruangan dari satu ujung ke ujung lainnya, terus menerus hingga 1–2 jam,
dengan berhenti berselang dan sering memaksa ibunya untuk mengikuti , Dia melarang anggota
keluarga lain kecuali ibunya di dekatnya dan hanya akan menerima makanan darinya. Suasana
hati klien saat itu mudah tersinggung tanpa kesedihan atau ketakutan. , Keluarga mengatakan
Dalam 5–6 bulan berikutnya, penyakitnya semakin parah, Tatapan mata tetap, mata berkurang
berkedip, tersenyum keluar dari konteks, kurang bercerita, dan selalu menolak untuk makan.

Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan

Klien sejak 2 tahun tidak hadir mengikuti pembelajaran di sekolah dikarenakan megalami
penurunan akademik, klien beralasan tidak memiliki teman di sekolah dan meminta untuk pindah
sekolah.

Masalah keperawatan : Harga diri rendah


PSIKOSOSIAl

Konsep diri

Harga diri : klien tidak memiliki hubungan baik dengan anggota keluarganya selain
ibunya,klien juga tidak memiliki teman disekolahnya

Masalah Keperawatan : harga diri rendah

Hubungan Sosial

a. Orang yang berarti : ibu klien merupakan orang yang berarti bagi klien

b. Hambatan dalam berbuhungan dengan orang Lain : klien kurang mampu dalam menjalin
hubungan dengan orang lain.

Masalah keperawatan: hambatan interaksi sosial

Spiritual

Nilai dan keyakinan : keluarga beragama Kristen, keluarga percaya akan adanya kuasa dari
Tuhan yang mengatur kehidupan manusia. Keluarga membawa klien mencari kesembuhan iman.
Status mental

1. Penampilan

-Tidak rapi

-penggunaan pakaian tidak sesuai

-Cara berpakaian tidak seperti biasannya

Jelaskan : penampilan klien tidak rapih , keluarga mengatakan klien kebanyakan mengenakan
pakaian yang sama, dan sering dipaksa untuk mandi atau dicukur kuku / rambutnya

Masalah Keperawatan : defisit perawatan diri

2. Pembicaraan

-membisu

-tidak mampu memulai pembicaraan

Jelaskan : keluarga mengatakan klien kurang berbicara

Masalah keperawatan : harga diri rendah

3.Alam perasaaan

Gembira berlebihan

Jelaskan : klien sering tersenyum sendiri keluar dari kontek

4.Afek

Datar

Jelaskan : klien memiliki wajah tanpa ekspresi

6. lnteraksi selama wawancara

-Mudah tersinggung

- tidak kooperatif

Jelaskan : klien mudah tersinggung saat diwawancara dan tidak kooperatif

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Tidak mampu konsentrasi


Jelaskan : klien di sekolah mengalami penurunan akademik disebabkan karna klien tidak mampu
konsetrasi saat belajar
VIII. Mekanisme Koping

Maladaptif

-menghindar

Jelaskan : klien selalu menghindar dari anggota keluarga selain ibunya

Masalah keperawatan : koping tidak efektif

IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan:

1. Masalah Psikososial dan Lingkungan


☐ Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik
√ Masalah berhubungan dengan lingkungan
√ Masalah dengan pendidikan.
√ Masalah ekonomi, spesifik
☐ Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifik
☐ Masalah lainnya, spesifik
Jelaskan: Klien jarang melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar dan lebih suka
menghindar dari orang lain, klien memiliki masalah dengan pendidikan sekolahnya, klien
berasal dari keluarga yang ekonomi rendah
Masalah Keperawatan: Hambatan Interaksi Sosial

1. Pengathuan Kurang Tentang


☐ Penyakit jiwa  Sistem pendukung ☐ Faktor presipitasi
☐ Penyakit fisik  Koping ☐ Obat-obatan
☐ Lainnya
Jelaskan: Klien mengatakan tidak mengetahui cara-cara yang baik untuk menyelesaikan
kesedihan yang dialaminya dan tidak mengetahui dukungan yang tersedia baik dari
teman-teman maupun keluarga.
Masalah Keperawatan: Ketidakefektifan Koping

XI. Aspek Medik

Diagnosa Medik : skizofrenia katatonik

Terapi Medik : olanzapine hingga 15 mg / hari, fluoxetine 20 mg / hari, Fluoxetine


ditingkatkan lebih lanjut hingga 60 mg / hari. Namun dalam 2 bulan berikutnya, gejala katatonik
muncul kembali dan dia diterima kembali. Dia telah menerima olanzapine hingga 25 mg / hari,
yang diganti dengan risperidone. Mengingat nonresponse terhadap lorazepam intravena,
akhirnya diberikan a lima sesi Terapi Elektro-konvulsif bilateral yang dimodifikasi (ECT)
ANALISA DATA

DATA MASALAH POHON MASALAH


Data Subjektif : Harga diri Defisit perawatan diri (efek)
- Keluarga mengatakan Sejak satu tahun, klien rendah
diamati mengulangi tindakan tertentu seperti harga diri rendah (core
mondar-mandir di ruangan dari satu ujung ke
ujung lainnya, terus menerus hingga 1–2 jam, problem)
dengan berhenti berselang dan sering memaksa
ibunya untuk mengikuti , Dia melarang anggota
keluarga lain kecuali ibunya di dekatnya dan Depresi (probem
hanya akan menerima makanan darinya.
Suasana hati klien saat itu mudah tersinggung
tanpa kesedihan atau ketakutan, Keluarga
mengatakan Dalam 5–6 bulan berikutnya,
penyakitnya semakin parah, Tatapan mata
tetap, mata berkurang berkedip, tersenyum
keluar dari konteks, kurang bercerita, dan
selalu menolak untuk makan.
-keluarga mengatakan sejak 2 tahun tidak
hadir mengikuti pembelajaran di sekolah
dikarenakan megalami penurunan akademik,
klien beralasan tidak memiliki teman di sekolah
dan meminta untuk pindah sekolah.
-klien tidak memiliki hubungan baik dengan
anggota keluarganya selain ibunya,klien juga
tidak memiliki teman disekolahnya
-keluarga mengatakan klien kebanyakan
mengenakan pakaian yang sama, dan sering
dipaksa untuk mandi atau dicukur kuku /
rambutnya
Data Objektif :
- wajah tanpa ekspresi
- tatapan mata tetap
- mata berkurang berkedip
- negativisme(perlakuan menolak)
- penampilan tidak rapih
Data Diagnosa Tujuan Intervensi

Data Subjektif : Harga diri Setelah dilakukan tindakan Bina hubungan saling percaya
- Keluarga mengatakan Sejak rendah keperawatan 3 hari
satu tahun, klien diamati kronik diharapkan klien dapat SP I p
mengulangi tindakan tertentu -klien dapat membina 1. Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang
seperti mondar-mandir di hubungan saling percaya dimiliki pasien
ruangan dari satu ujung ke 2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang
ujung lainnya, terus menerus - klien dapat masih dapat digunakan
hingga 1–2 jam, dengan mengidentifkasi 3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan
berhenti berselang dan sering kemampuan dan aspek dilatih sesuai dengan kemampuan pasien
memaksa ibunya untuk positif yang dimiliki klien 4. Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih
mengikuti , Dia melarang dengan harga diri rendah 5. Memberikan pujian yang wajar terhadap
anggota keluarga lain kecuali keberhasilan pasien
ibunya di dekatnya dan 6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
hanya akan menerima - Klien dapat menilai kegiatan harian
makanan darinya. Suasana kemampuan yang dapat SP II p
hati klien saat itu mudah digunakan untuk mengatasi 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
tersinggung tanpa kesedihan harga diri rendah 2. Melatih kemampuan kedua
atau ketakutan, Keluarga 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
mengatakan Dalam 5–6 -Klien dapat kegiatan harian
bulan berikutnya, menetapkan/memilih
penyakitnya semakin parah, kegiatan yang sesuai SP III p
Tatapan mata tetap, mata kemampuan 1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
berkurang berkedip, 2. Melatih kemampuan ketiga
tersenyum keluar dari -Klien dapat melatih 3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal
konteks, kurang bercerita, kegiatan yang sudah dipilih, kegiatan harian
dan selalu menolak untuk sesuai kemampuan
makan.
SP I k
-keluarga mengatakan sejak - Klien dapat
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan
2 tahun tidak hadir memanfaatkan system
keluarga dalam merawat pasien
mengikuti pembelajaran di pendukung yang ada
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala
sekolah dikarenakan
harga diri rendah yang dialami pasien
megalami penurunan beserta proses terjadinya
akademik, klien beralasan 3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien
tidak memiliki teman di harga diri rendah
sekolah dan meminta untuk
pindah sekolah. SP II k
-klien tidak memiliki 1. Melatih keluarga mempraktekkan cara
hubungan baik dengan merawat pasien dengan harga diri rendah
anggota keluarganya selain 2. Melatih keluarga melakukan cara
ibunya,klien juga tidak merawat langsung kepada pasien harga
memiliki teman disekolahnya diri rendah
- keluarga mengatakan klien SP III k
kebanyakan mengenakan 1. Membantu keluarga membuat jadual
pakaian yang sama, dan aktivitas di rumah termasuk minum obat
sering dipaksa untuk mandi (discharge planning)
atau dicukur kuku / 2. Menjelaskan follow up pasien setelah
rambutnya pulang

Data Objektif :
- wajah tanpa ekspresi
- tatapan mata tetap
- mata berkurang
berkedip
- tersenyum pada diri
sendiri
- negativisme(perlakuan
menolak)
- Penampilan tidak rapih
Hari/Tgl Waktu Implementasi Evaluasi
Jumat, 27 november 2020 14.00 -bina hubungan saling percaya S:
Sp1 pasien - Klien menjawab salam dan
- Mengidenfikasi kemampuan dan aspek positif yang mengatakan selamat siang,
dimiliki pasien menyebutkan nama lengkap dan nama
- Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang panggilan
- Klien mengatakan tentang perasaannya
masih dapat digunakan
- Klien menyebutkan 3 kegiatan yang
-Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih disukai klien
sesuai dengan kemampuan pasien - Klien memilih satu diantara 3 kegiatan
-Melatih pasien sesuai kemampuan yang dipilih klien yang disebutkan yaitu bernyanyi
-Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan O:
pasien - Klien mau berjabat tangan
-Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal - Klien mau duduk berdampingan
kegiatan harian dengan perawat
- Klien mau mengutarakan masalahnya
- Klien bernyanyi bersama dengan
perawat

A : SP 1 pasien tercapai

P : Lanjutkan sp 2 pasien
Senin, 30 november 16:00 SP II pasien S:
2020 - Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien -klien mengatakan sudah melakukan
- Melatih kemampuan kedua dan mencatat kegiatan bernyanyi di
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal jadwal kegiatan pasien
kegiatan harian -klien memilih kegiatan kedua yang
akan dilakukan yaitu menonton tv
O:
-klien mencatat kegiatan di buku
kegiatan harian
-klien menonton tv bersama perawat
A : SP 2 pasien tercapai

P : Lanjutkan sp 3 pasien
Selasa , 1 desember 2020 13:00 SP III pasien S:
- Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien -klien mengatakan sudah melakukan
- Melatih kemampuan ketiga dan mencatat kegiatan menonton di
- Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal jadwal kegiatan pasien
kegiatan harian -klien memilih kegiatan ketiga yang
SP III keluarga akan dilakukan yaitu menggambar
1. Membantu keluarga membuat jadual O:
aktivitas di rumah termasuk minum obat -klien mencatat kegiatan di buku
(discharge planning) kegiatan harian
2. Menjelaskan follow up pasien setelah -klien menggambar
pulang A : SP 3 pasien tercapai
P : Lanjutkan sp 1 keluarga

14:00
SP I keluarga
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan S:
keluarga dalam merawat pasien -keluarga mengatakan sudah mengerti
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala tentang yang dialami anaknya
harga diri rendah yang dialami pasien -keluarga dpat menjelaskan kembali
beserta proses terjadinya pengertian, tanda dan gejala
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah yang dialami pasien
harga diri rendah - keluarga mengatakan mengerti cara
merawat pasien HDR
O:
- keluarga menjelaskan dengan benar
tentang HDR
-kekuarga mengerti tentang cara
merawat pasien
A:
SP I keluarga tercapai
P:
SP II keluarga

Rabu, 2 desember 2020 14:00 SP II Keluarga S:


Melatih keluarga mempraktekkan cara - keluarga mengatakan mengerti cara
merawat pasien dengan harga diri rendah merawat pasien HDR
- Melatih keluarga melakukan cara O:
merawat langsung kepada pasien harga -keluarga mengerti tentang cara
merawat pasien
A:
SP II keluarga tercapai
P:
SP III keluarga

Kamis , 3 desember 2020 13:00 SP III Keluarga S:


1. Membantu keluarga membuat jadwal - keluarga mengatakan mengerti cara
aktivitas di rumah termasuk minum obat merawat pasien HDR
(discharge planning) -keluarga mengatakan akan
2. Menjelaskan follow up pasien setelah membantupasien minum obat
pulang
O:
-keluarga mengerti tentang cara
merawat pasien
A:
SP III keluarga tercapai
P:
SP III keluarga

Anda mungkin juga menyukai