Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nurul Khoerotin

Kelas : 2E Akuntansi
Npm : 022120165

1. Jelaskan perbedaan antara pengawasan dengan pemeriksaan, berikan contohnya,


Jawab :
Ad. 1. Pengertian Pengawasan (controlling)
* George R Terry dalam bukunya “Principles of management” menyatakan pengawasan sebagai proses
untuk mendeterminir apa yang akan dilaksanakan, mengevaluir pelaksanaan dan bilamana perlu menerapkan
tindakan-tindakan korektif sedemikian rupa hingga pelaksanaan sesuai dengan rencana.
* Henry Fayol dalam bukunya “General Industrial Management” menyatakan, pengawasan terdiri atas
tindakan meneliti apakah segala sesuatu tercapai atau berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan
berdasarkan instruksi-instruksi yang telah dikeluarkan, prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
* Harold Koonzt dan Cyril O’Donnel dalam bukunya “Principles of Management” menulis bahwa,
pengawasan adalah penilaian dan koreksi atas pelaksanaan kerja yang dilakukan oleh bawahan dengan
maksud untuk mendapatkan keyakinan atau menjamin bahwa tujuan-tujuan perusahaan dan rencana-rencana
yang digunakan untuk mencapainya dilaksanakan.
* S. P Siagian dalam bukunya “Filsafat Administrasi” memberikan definisi tentang pengawasan sebagai
proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua
pekerjaan yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
* Sarwoto dalam bukunya “Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen” menyatakan sebagai berikut:
pengawasan adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekerjaan-pekerjaan terlaksana sesuai
dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang dikehendaki.

Ad. 2. Pengertian Pemeriksaan (Auditing)


* Alvin A. Arens dan James K. Loebbecke yang diterjemahkan oleh John B Pasaribu dan Moh. Badjuri
dalam bukunya “Auditing, Suatu Pendekatan Terpadu” menyatakan sbb: Auditing adalah proses
pengumpulan dan penilaian bukti-bukti oleh orang yang bebas pengaruh dan berkompetensi dalam hal
bahan-bahan informasi yang dapat dikumpulkan mengenai satuan ekonomi tertentu dengan tujuan
menentukan dan melaporkan tingkat persesuaian antara informasi-informasi yang dapat dikumpulkan itu
dengan criteria atau standar-standar yang sudah ditentukan.
* R Soemita Adikoesoema dalam bukunya “Auditing, Norma-norma dan Prosedur Pemeriksaan”
menyatakan sbb: pemeriksaan (auditing) ialah proses akumulasi dan evaluasi dari bukti-bukti oleh seorang
yang bebas (tidak memihak) dan kompeten tentang informasi kuantitatif dari suatu kesatuan ekonomis
khusus untuk tujuan penetapan dan pelaporan tingkat hubungan antara informasi kuantitatif dari kriteria
yang telah ditetapkan.
* Taylor dan Glezen dalam R Soemita Adikoesoema mengutip sbb:
a) Pemeriksaan (auditing) dalam arti luas ialah suatu fungsi yang meliputi pemeriksaan dari penyajian
seseorang.
b) Pemeriksaan (auditing) dalam arti kata sempit adalah pemeriksaan keuangan, yang menguraikan
pemeriksaan sistematis dari laporan-laporan keuangan, catatan-catatan atau buku-buku dan operasi-operasi
yang bersangkutan, untuk menetapkan apakah sesuai dengan prinsip-prinsip akunting yang ditetapkan secara
umum, kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah digariskan oleh pimpinan perusahaan dan kebutuhan-
kebutuhan perusahaan yang bersangkutan.
* Sujamto dalam bukunya “beberapa pengertian di Bidang Pengawasan” menyatakan sbb: pemeriksaan
adalah salah satu cara atau bentuk atau teknik pengawasan dengan jalan mengamati, mencatat/merekam,
menyelidiki dan menelaah secara cermat dan sistematis, serta menilai dan menguji segala informasi yang
berkaitan dengan obyek pemeriksaan dan menuangkan hasilnya dalam suatu berita acara pemeriksaan
(BAP).

- Pengawasan bertujuan menunjukkan atau menemukan kelemahan-kelemahan agar dapat diperbaiki dan
mencegah berulangnya kelemahan-kelemahan itu.
- Pengawasan beroperasi terhadap segala hal, baik terhadap benda, manusia, perbuatan, maupun hal-hal
lainnya.
- Pengawasan manajemen perusahaan untuk memaksa agar kejadian-kejadian sesuai dengan rencana.
Jadi pengawasan hubungannya erat sekali dengan perencanaan, dapat dikatakan bahwa “perencanaan dan
pengawasan adalah kedua sisi dari sebuah mata uang” artinya rencana tanpa pengawasan akan menimbulkan
penyimpangan-penyimpangan dengan tanpa ada alat untuk mencegahnya.
Pemeriksaan adalah suatu kegiatan dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan.
Kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam pemeriksaan itu pada umumnya meliputi pengamatan,
pencatatan/perekaman, penyelidikan dan penelaahan secara cermat dan sistematis serta penilaian dan
pengujian segala informasi yang berkaitan dengan obyek pemeriksaan yang dapat berupa system, pekerjaan,
atau kegiatan dapat pula berupa dokumen, bangunan, dan barang-barang lainnya bahkan dapat pula berupa
manusia.
Hasil kegiatan dalam rangka pemeriksaan tersebut dituangkan dalam berita acara pemeriksaan (BAP).
Pengawasan dan Pemeriksaan Pemerintahan
Pokok Bahasan II : Proses Pengawasan
Sub Pokok Bahasan II : 1. Menetapkan Standar Pengawasan;
2. Mengukur Pelaksanaan Pekerjaan;
3. Membandingkan Standar Pengawasan dengan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan;
4. Tindakan Koreksi (Corrective Action).

Proses Pengawasan: adalah Proses yang menentukan tentang apa yang harus dikerjakan, agar apa yang
diselenggarakan sejalan dengan rencana.
Artinya pengawasan itu terdiri atas berbagai aktivitas, agar segala sesuatu yang menjadi tugas dan
tanggungjawab manajemen terselenggarakan.

Proses pengawasan terdiri dari beberapa tindakan (langkah pokok) tertentu yang bersifat fundamental bagi
semua pengawasan manajerial, langkah-langkah pokok ini menurut George R Terry meliputi:
1) Menetapkan standar pengawasan;
2) Mengukur pelaksanaan pekerjaan;
3) Membandingkan standar pengawasan dengan hasil pelaksanaan pekerjaan;
4) Tindakan koreksi (corrective action).

Ad.1. Menetapkan Standar Pengawasan


Standar Pengawasan adalah suatu standar (tolok ukur) yang merupakan patokan bagi pengawas dalam
menilai apakah obyek atau pekerjaan yang diawasi berjalan dengan semestinya atau tidak.
Standar pengawasan mengandung 3 (tiga) aspek, yaitu:
a) Rencana yang telah ditetapkan;
b) Ketentuan serta kebijaksanaan yang berlaku;
c) Prinsip-prinsip daya guna dan hasil guna dalam melaksanakan pekerjaan;
Aspek a) rencana yang telah ditetapkan tercakup:
- Kualitas dan kuantitas hasil pekerjaan yang hendak dicapai;
- Sasaran-sasaran fungsional yang dikehendaki;
- Faktor waktu penyelesaian pekerjaan.

Aspek b) ketentuan serta kebijaksanaan yang berlaku tercakup:


- Ketentuan tentang tata kerja;
- Ketentuan tentang prosedur kerja (tata cara kerja);
- Peraturan per UU-an yang berkaitan dengan pekerjaan;
- Kebijaksanaan resmi yang berlaku, dll.

Aspek c) prinsip-prinsip daya guna dan hasil guna dalam melaksanakan pekerjaan tercakup:
- Aspek rencana dan ketentuan serta kebijaksanaan telah terpenuhi:
- Pekerjaan belum dapat dikatakan berjalan sesuai semestinya apabila efisien dan efektivitasnya diabaikan,
artinya kehemetan dalam penggunaan dana, tenaga, material dan waktu.

Keterangan: Ketiga aspek/unsure di atas, merupakan standar bagi pengawas dalam mengukur dan menilai
obyek atau pekerjaan yang diawasi dan disebut juga sebagai standar pengendalian dan juga sebagai standar
pelaksanaan.

Ad.2. Mengukur Pelaksanaan Pekerjaan


Penilaian atau pengukuran terhadap pekerjaan yang sudah/senyatanya dikerjakan dapat dilakukan melalui
antara lain:
a) Laporan (lisan dan tertulis);
b) Buku catatan harian tentang itu;
c) Bagan;
d) Jadwal atau grafik produksi/hasil;
e) Insfeksi atau pengawasan langsung;
f) Pertemuan/konferensi dengan petugas-petugas yang bersangkutan;
g) Suvei yang dilakukan oleh tenaga staf atau melalui penggunaan alat teknik.

Ad.3. Membandingkan Standar Pengawasan dengan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan


Aktifitas tersebut di atas merupakan kegiatan yang dilakukan pembandingan antara hasil pengukuran dengan
standar.
Maksudnya, untuk mengetahui apakah diantaranya terdapat perbedaan dan jika ada, maka seberapa besarnya
perbedaan tersebut kemudian untuk menentukan perbedaan itu perlu diperbaiki atau tidak.

Ad.4. Tindakan Koreksi (Corrective Action)


Apabila diketahui adanya perbedaan, sebab-sebabnya perbedaan, dan letak sumber perbedaan, maka langkah
terakhir adalah mengusahakan dan melaksanakan tindakan perbaikannya.
Dari kegiatan tersebut di atas ada perbaikan yang mudah dilakukan, tetapi ada juga yang tidak mungkin
untuk diperbaiki dalam waktu rencana yang telah ditentukan.
Untuk solusinya maka perbaikan dilaksanakan pada periode berikutnya dengan cara penyusunan rencana/
standar baru, disamping membereskan factor lain yang menyangkut penyimpangan tersebut, antara lain:
- Reorganisasi;
- Peringatan bagi pelaksana yang bersangkutan, dsb.
Pengertian Pengawasan Menurut Para Pakar, sebagai berikut :
Pengertian Pengawasan menurut Victor M. Situmorang dan Jusuf Juhir adalah setiap usaha dan tindakan
dalam rangka untuk mengetahui sampai dimana pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut ketentuan
dan sasaran yang hendak dicapai.
Menurut Sondang P. Siagian, Pengertian Pengawasan adalah proses pengamatan dari pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Djamaluddin Tanjung dan Supardan mengemu kakan Pengertian Pengawasan yaitu salah satu fungsi
manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan kerja berjalan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan
dalam perencanaan.
Dengan pengawasan dapat diketahui sampai dimana penyimpangan, penyalahgunaan, kebocoran,
pemborosan, penyelewengan, dan lain-lain kendala di masa yang akan datang. Jadi keseluruhan dari
pengawasan adalah kegiatan membandingkan apa yang sedang atau sudah dikerjakan dengan apa yang
direncanakan sebelumnya, karena itu perlu kriteria, norma, standar dan ukuran tentang hasil yang ingin
dicapai.
Dari pengertian pengawasan diatas, terdapat hubungan yang erat antara pengawasan dan perencanaan,
karena pengawasan dianggap sebagai aktivitas untuk menemukan, mengoreksi penyimpangan-
penyimpangan dalam pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari aktivitas-aktivitas yang direncanakan.
Dalam hubungan ini, Harold Koontz dan Cyriel P. Donel berpendapat bahwa perencanaan dan pengawasan
merupakan dua sisi mata uang yang sama.
Dengan demikian jelas bahwa tanpa rencana, maka pengawasan tidak mungkin dapat dilaksanakan, karena
tidak ada pedoman atau petunjuk untuk melakukan pengawasan itu.
Rencana tanpa pengawasan akan cenderung memberi peluang timbulnya penyimpangan-penyimpangan,
penyelewengan dan kebocoran tanpa ada alat untuk mencegah, oleh karena itu diperlukan adanya
pengawasan.
Pengawasan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting, sehingga berbagai ahli
manajemen dalam memberikan pendapatnya tentang fungsi manajemen selalu menempatkan unsur
pengawasan sebagai fungsi yang penting.
Kasus-kasus yang terjadi dalam banyak organisasi adalah tidak diselesaikannya suatu penugasan, tidak
ditepatinya waktu dalam penyelesaian suatu anggaran yang berlebihan dan kegiatan-kegiatan lain yang
menyimpang dari rencana.
Begitu pentingnya pengawasan dalam suatu organisasi sehingga keberhasilan atau kinerja suatu organisasi
menjadi ukuran, sampai dimana pelaksanaan pengawasan terhadap organisasi tersebut.
Bahkan dalam praktek manajemen modern pengawasan tidak dapat lagi dipisahkan dengan fungsi-fungsi
manajemen lainnya.
TUJUAN PENGAWASAN
Tujuan Pengawasan yaitu, sebagai berikut :
1. Menjamin ketetapan pelaksanaan tugas sesuai dengan rencana tersebut, kebijaksanaan dan perintah.
2. Melaksanakan koordinasi kegiatan-kegiatan.
3. Mencegah pemborosan dan penyelewengan.
4. Menjamin terwujudnya kepuasan masyarakat atas barang dan jasa yang dihasilkan
Tipe- tipe Pengawasan
a. Pengawasan Pendahuluan (Feedforward control) :
Pengawasan ini dirancang untuk mengatisipasi masalah atau penyimpangan dari standar atau tujuan dan
memungkinkan suatu koreksi dibuat sebelum kegiatan tersebut diselesaikan. Pengawasan ini hanya effektif
jika manajer dapat mendeteksi tentang masalah atau penyimpangan yang dari standar secara dini dan
langsung mengambil aksi untuk memperbaikinya
b. Pengawasan saat kegiatan (Concurrent control) :
Pengawasan yang dilakukan saat kegiatan berlangsung.
Pengawasan ini berfungsi sebagai double check suatu kegiatan, yaitu kegiatan tsb dapat dilanjutkan
jika sudah meemenuhi kriteria atau suatu aspek tertentu
2. Jelaskan karakteristik dari pengawasan yg efektif
Karakteristik Pengawasan yang Effektif
1.   Akurat
Informasi mengenai suatu kegiatan tersebut akurat dan tidak dibuat-buat.
2.   Tepat Waktu
Informasi mengenai kegiatan tersebut disampaikan tepat waktu, agar segera bisa dilakukan evaluasi
3.   Biaya yang effisien
4.   Dapat dipertanggung jawabkan
1. Akurat . Informasi tentang pelaksanaan kegiatan harus akurat. Data yang tidak akurat dari
sistempengawasan dapat menyebabkan organisasi mengambil tindakan koreksi yang keliru atau
bahkanmenciptakan masalah yang sebenarnya tidak ada.2. Tepat-Waktu. Informasi harus dikumpulkan,
disampaikan dan dievaluasi secepatnya bila kegiatanperbaikan harus dilakukan segera.3. Obyektif dan
menyeluruh. Informasi harus mudah dipahami dan bersifat obyektif sertalengkap...4. Terpusat pada titik-titik
pengawasan strategik. Sistem pengawas_ an harus memusatkan perhatianpada bidang-bidang di mana
penyimpangan-penyimpangan dari standar paling sering terjadi atauyang akan mengakibatkan kerusakan
paling fatal.5. Realistik secara ekonomis. Biaya pelaksanaan sistem pengawasan harus lebih rendah,
ataupaling tidak sama, dengan kegunaan yang diperoleh dari sistem tersebut.6. Realistik secara
organisasional. Sistem pengawasan harus cocok atau harmonis dengankenyataan-kenyataan organisasi.7.
Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi. Informasi pengawasan harus terkoordinasi denganaliran kerja
organisasi, karena (1) setiap tahap dari proses pekerjaan dapat mempengaruhi suksesatau kegagalan
keseluruhan operasi, dan (2) informasi pengawasan harus sampai pada seluruhpersonalia yang
memerlukannya.8. Fleksibel. Pengawasan harus mempunyai fleksibilitas untuk memberikan tanggapan atau
reaksiterhadap ancaman ataupun kesempatan dari lingkungan.9. Bersifat sebagai petunjuk dan operasional.
Sistem pengawasan efektif harus menunjukkan, baikdeteksi atau deviasi dari standar, tindakan koreksi apa
yang seharusnya diambil.10. Diterima para anggota organisasi. Sistem pengawasan harus mampu
mengarahkan pelaksanaankerja para anggota organisasi dengan mendorong perasaan otonomi, tanggung
jawab dan ber-prestasi.KesimpulanPengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan
standar pelaksanaan tujuandengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan
balik,membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,menentukan dan
mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.
Ciri-ciri Pengawasan yang Efektif
Pelaksanaan pengawasan yang efektif merupakan salah satu refleksi dari efektifitas manajerial seorang
pemimpin. Oleh karena itulah mengherankan bahwa setiap orang yang menduduki jabatan paling rendah
hingga paling puncak selalu menginginkan agar baginya tersedia suatu sistrm informasi yang handal agar
pelaksanaan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya benar-benar terlaksana sesuai dengan hal-
hal yang telah ditetapkan dalam rencana. Bahkan dilihat dari segi pengawasan, sebagian besar kegiatan yang
kegiatan yang diselenggarakan oleh berbagai satuan karja penunjang dalam organisasi sebenarnya dilakukan
dalam rangka penyediaan informasi, seperti informasi keuangan, informasi kepegawaian, informasi logistik,
informasi ketatausahaan dan lain sebagainya sebagai jalan untuk memperlancar jalanya pengawasan. Maka
dalam hal ini pengawasan akan berlangsung dengan efektif apabila memiliki ciri- ciri sebagai berikut
menurut Siagian 1992:175 : 1. Pengawasan harus merefleksikan sifat dari berbagai kegiatan yang
diselenggarakan yaitu bahwa tehnik pengawasan harus sesuai antara lain dengan penemuan informasi
tentang siapa yang melakukan pengawasan dan kegiatan apa yang menjadi sasaran pengawasan tersebut. 2.
Pengawasan harus segera memberikan petunjuk tentang kemungkinan adanya deviasi atau penyimpangan
yang mungkin tearjadi sebelum penyimpangan itu menjadi kenyataan. Usaha deteksi seperti itu harus
dilakukan sedini mungkin dan informasi tentang hasil deteksi itu harus Universitas Sumatera Utara segera
tiba ditangan manajer secara fungsional bertanggungjawab agar ia segera dapat mengambil tindakan
pencegahannya. 3. Objektifitas dalam melakukan pengawasan Salah satu komponen yang harus terlihat
dalam rencana adalah standar prestasi kerja yang diharapkan dipenuhi oleh para pelaksana kegiatan
operasional. Standar demikian harus jelas terlihat bukan saja dalam prosedur dan mekanisme kerja, akan
tetapi juga dalam kriteria yang menggambarkan persyaratan kuantitatif dan kualitatif dan sedapat mungkin
dinyatakan secara tertulis. Kriteria demikian lebih bermakna lagi apabila para pelaksana mengetahui,
memahami dan menerima kriteria itu. Dengan adanya kriteria tersebut, maka pengawasan dapat dilakukan
dengan objektif. 4. Keluwesan Pengawasan Hal ini berarti pengawasan harus tetap bisa berlangsung
meskipun organisasi menghadapi perubahan kerja karena timbulnya keadaan yang tidak diduga sebelumnya
atau bahkan juga bila terjadi kegagalan atau perubahan tersebut dan dengan demikian penyesuaian yanag
diperlukan dapat dilakukan dalam pelaksanaan kegiaatan pengawasan. 5. Efisiansi Pelaksanaan Pengawasan
Pengawasan dilakukan supaya keseluruhan organisasi bekerja dengan tingkat efisiensi yang semakin tinggi.
Hal ini berarti, setiap organisasi harus menciptakan suatu sistem pengawasan yang sesuai dengan
Universitas Sumatera Utara kebutuhan organisasi yang bersangkutan karena hanya dengan demikianlah
efesiensi pengawasan dapat ditingkatkan. 6. Pengawasan mencari apa yang tidak beres. Teori pengawasan
menonjolkan usaha peningkatan efisiensi dan efektifitas kerja dengan menyoroti sistem kerja yang berlaku
bagi organisasi. Artinya yang menjadi sorotan utama adalah usaha mencari dan menemukan apa yang tidak
beres dalam organisasi apalagi jika terjadi penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam hal ini , pengawasan yang baik juga harus menemukan siapa yang salah dan faktor-faktor apa yang
menyebabkan terjadinya kesalahan tersebut. 7. Pengawasan harus bersifat membimbing Jika telah
ditemukan apa yang tidak beres dan siapa yang salah serta telah diketahui pula faktor-faktor penyebabnya,
seorang manajer harus berani mengambil tindakan yang dipandang paling tepat, sehingga kesalahan yang
diperbuat oleh bawahan tidak terulang kembali meskipun kecenderungan berbuat kesalahan yang lain tidak
dapat dihilangkan sama sekali mengingat sifat manusia yang tidak sempurna itu. Bahkan pengenaan sanksi
berupa hukuman pun bila diperlukan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
Hanya saja dalam pengenaan sanksi, tetap harus membimbing, mendidik, objektif dan rasional serta
didasarkan pada kriteria dipahami dan diterima oleh orang yang bersangkutan. Dalam hubungan ini harus
ditekankan, bahwa tindakan Universitas Sumatera Utara pengenaan sanksi terhadap bawahan keteladanan
pada diri manajer yang bersangkutan.

3. jelaskan tahap-tahap dalam pengawasan


Tahap-tahap dalam Pengawasan
1. Penetapan Standar
Tahap pertama  dalam pengawasan menentukan standar pelaksanaan.
Standar adalah suatu satuan yang dijadikan patokan penilaian bagi hasil-hasil suatu kegiatan.
Ada 3 jenis standar secara umum, yaitu:
Standar Fisik: meliputi kuantitas seperti jumlah
barang atau jasa, jumlah produksi, dsb.
Standar Moneter: Standar yang berhubungan dengan uang dan biaya
Standar waktu: Meliputi waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau pekerjaan
Selain itu juga terdapat standar-standar lainnya yang tidak dapat dihitung atau diukur, yaitu standar
kualitatif, semisal Kerja sama tim dalam menyelesaikan kegiatan.
2. Penentuan pengukuran pelaksanaan
kegiatan
Penetapan standar akan sia-sia jika tidak
disertai berbagai cara untuk mengukur
pelaksanaan kegiatan secara nyata.
Pengukuran pelaksanaan kegiatan dapat
dilakukan dengan membuat pertanyaan
kegiatan tersebut. Misal:
-Siapa yang terlibat dalam pelaksanaan?
-Bagaimana progress dari pelaksanaan
tersebut?
3.Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan
Setelah frekuensi serta sistem monitoring ditetapkan, pengukuran pelaksanaan kegiatan dilakukan sebagai
proses yang berulang-ulang serta terus menerus.
4.Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan
Tahap kritis dari pengawasan adalah pembandingan pelaksanaan nyata dengan pelaksanaa yang
direncanakan atau satandar yang ditetapkan. 
Walaupun tahap ini paling mudah dilakukan tetapi kompleksitas dapat terjadi pada saat mengitrepestasikan
adanya penyimpangan

4. Kenapa dalam pelaksaan pencapaian tujuan dari organisasi pengawasan sangat


penting, jelaskan dan berikan contohnya
PENTINGNYA PENGAWASAN DALAM ORGANISASI
Suatu organisasi akan berjalan terus dan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang
berbuat kesalahan dan guna mengevaluasi atas hasil kegiatan yang telah dilakukan, inilah yang membuat
fungsi pengawasan semakin penting dalam setiap organisasi. Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya
akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para
pekerjanya.
Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu penting, diantaranya :
1. Perubahan lingkungan organisasi
Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari, seperti munculnya
inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dsb.
Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa
organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan
perubahan yang terjadi.
2. Peningkatan kompleksitas organisasi
•Semakin besar organisasi, makin memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati.
•Berbagai jenis produk harus diawasi untuk menjamin kualitas dan profitabilitas tetap terjaga.
•Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.
3. Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan
•Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi
pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan. Sistem pengawasan
memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.
4. Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang
•Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak
berkurang.
•Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan
mengimplementasikan sistem pengawasan.
5. Komunikasi
•Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi, Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk
dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.
Alat Bantu Pengawasan Manajerial
1.Management by Exception (MBE) :
•MBE, atau prinsip pengecualian memungkinkan memusatkan perhatian pada bidang pengawasan yang
kritis dan penting dan di bagian yang tidak dipusatkan ditangani oleh karyawan atau manajer yang lebih
rendah.
2. Management Information System ( MIS) :
• MIS dapat didefinisikan sebagai system yang menyediakan, memroses, menyimpan, dan menyebarkan
informasi yang bertujuan agar manajemen dapat mengambil keputusan yang effektif dan effisien.
•Contoh: Dalam menentukan target pasar produk, diperlukan data penjualan seluruh produk dan dipilih
produk yang paling laku untuk dijadikan sebagai “senjata utama”

Anda mungkin juga menyukai