Anda di halaman 1dari 18

PROYEK PENUGASAN INDIVIDU MATA KULIAH (PPI-MK)

BUDAYA NUSANTARA DAN PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

UPAYA MENERAPKAN NILAI-NILAI KEMENTERIAN KEUANGAN

SEBAGAI PEMBENTUK ASN YANG TANGGUH

Disusun oleh:

Nama : Sania Media Nosa

NPM : 1302180848

Kelas / No. Absen : 5-58/27

Dosen Pengampu : Muh Nurkhamid

PROGRAM STUDI DIII AKUNTANSI

POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

TANGERANG SELATAN

2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Motivasi adalah dorongan-dorongan, baik yang datang dari dalam maupun

luar individu sehingga menggerakkan individu untuk berbuat atau melakukan

sesuatu (Hadi Lubis, 2013). Dorongan-dorongan tersebut berpengaruh besar

dalam proses memperbaiki diri individu. Orang yang senantiasa memperbaiki diri,

tentunya memiliki nilai-nilai baik yang ia tanamkan sebagai standar untuk

mengarahkan tingkah laku pada setiap situasi yang ia lalui.

Kuatnya motivasi yang dimiliki individu bertalian erat dengan seberapa

kuat nilai-nilai kebaikan yang ia genggam. "Nilai adalah keyakinan umum tentang

cara berperilaku yang diinginkan atau tidak diinginkan dan tentang tujuan atau

keadaan akhir yang diinginkan atau tidak diinginkan." (Feather, 1994 hal.184).

Nilai akan menentukan kualitas perilaku inidividu yang ditampilkannya, baik

dalam hal menimba ilmu, bekerja, beribadah, bersosilasisai, maupun dalam

kehidupan lainnya.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014

Tentang Aparatur Sipil Negara, Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat

ASN diartikan sebagai “profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah

dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi pemerintah” (psl 1). Seorang

ASN bekerja untuk rakyat dan negara. Dalam melakukan pekerjaannya, banyak

tantangan yang dihadapannya yang harus dilalui seorang ASN, maka diperlukan
lah nilai-nilai sebagai pedoman untuk menikapi tantangan-tantangan yang

dihadapi dalam berbagai macam situasi.

Pada Kementerian Keuangan, terdapat nilai-nilai yang harus dipegang

ASN Kementerian Keuangan sebagai dasar dan pondasi bagi institusi dalam

mengabdi, bekerja, dan bersikap. Nilai-Nilai Kementerian Keuangan ini

membentuk ASN menjadi pegawai yang tangguh dalam menyikapi segala

tantangan yang ada. Oleh karena itu, untuk mepelajari bagaimana menerapkan

Nilai-Nilai Kementerian Keuangan sebagai persiapan menjadi ASN yang tangguh,

penulis membuat makalah in dengan judul “Upaya Penerapan Nilai-Nilai

Kementerian Keuangan Sebagai Pembentuk Asn Yang Tangguh”.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, penulis membahas beberapa pokok bahasan berikut:

a. Apa yang memotivasi seseorang untuk menjadi ASN?

b. Siapa tokoh ASN yang bisa dijadikan panutan?

c. Apa visi-misi sebagai seorang ASN?

d. Bagaimana langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk

mempersiapkan diri menjadi ASN yang tangguh sesuai nilai-nilai

Kementerian Keuangan?

1.3 Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui apa yang memotivasi seseorang untuk menjadi ASN

b. Untuk mengeahui siapa tokoh ASN yang bisa dijadikan panutan

c. Untuk mengehaui visi-misi sebagai seorang ASN?


d. Untuk dapat mengimplementasikan langkah-langkah yang dapat

dilakukan untuk mempersiapkan diri menjadi ASN yang tangguh sesuai

nilai-nilai Kementerian Keuangan?


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Nilai

“Value as desireable transsituatioanal goal, varying in importance, that

serve as guiding principles in the life of a person or other social entity.”

(Schwartz, 1994 hal. 21). “Nilai sebagai tujuan transsituasial yang diinginkan,

berbeda-beda kepentingannya, yang berfungsi sebagai prinsip panduan dalam

kehidupan seseorang atau entitas sosial lainnya.” (Schwartz, 1994 hal. 21).

Lebih lanjut Schwartz (1994) juga menjelaskan bahwa nilai adalah (1)

suatu keyakinan, (2) berkaitan dengan cara bertingkah laku atau tujuan akhir

tertentu, (3) melampaui situasi spesifik, (4) mengarahkan seleksi atau evaluasi

terhadap tingkah laku, individu, dan kejadian-kejadian, serta (5) tersusun

berdasarkan derajat kepentingannya.

Nilai-nilai seseorang akan tampak dalam beberapa indikator:

1. Berkaitan dengan definisi nilai sebagai cara bertingkah laku dan tujuan

akhir tertentu, maka indikator pertama adalah pernyataan tentang

keinginan-keinginan, prinsip hidup dan tujuan hidup seseorang.

2. Indikator berikutnya adalah tingkah laku subyek dalam kehidupannya

sehari-hari. Nilai berpengaruh terhadap bagaimana seseorang

bertingkah laku, memberi arah pada tingkah laku dan memberi

pedoman untuk memilih tingkah laku yang diinginkan. Jadi tingkah

laku seseorang mencerminkan nilai-nilai yang dianutnya. Dari tingkah


laku dapat dilihat apa yang menjadi prioritasnya, apa yang lebih

diinginkan oleh seseorang.

3. Fungsi nilai adalah memotivasi tingkah laku. Seberapa besar seseorang

berusaha mencapai apa yang diinginkannya dan intensitas emosional

yang diatribusikan terhadap usahanya tersebut, dapat menjadi ukuran

tentang kekuatan nilai yang dianutnya.

4. Salah satu fungsi dari nilai adalah dalam memecahkan konflik dan

mengambil keputusan. Dalam keadaan-keadaan dimana seseorang harus

mengambil keputusan dari situasi yang menimbulkan konflik, nilainya

yang dominan akan teraktivasi. Jadi, apa keputusan seseorang dalam

situasi konflik tersebut dapat dijadikan indikator tentang nilai yang

dianutnya.

5. Fungsi lain dari nilai adalah membimbing individu dalam mengambil

posisi tertentu dalam suatu topik sosial tertentu dan mengevaluasinya.

Jadi apa pendapat seseorang tentang suatu topik tertentu dan bagaimana

ia mengevaluasi topik tersebut, dapat menggambarkan nilai-nilainya.

2.2 Nilai Kementerian Keuangan

Berdassrkan KMK Nomor 312/KMK.01/2011, Nilai-Nilai Kementerian

Keuangan terdiri atas:

1. Integritas

Dalam Integritas terkandung makna bahwa dalam berpikir, berkata,


berperilaku, dan bertindak, Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil

di lingkungan Kementerian Keuangan melakukannya dengan baik dan

benar serta selalu memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.

Perilaku Utama Integritas adaIah:

a. bersikap jujur, tulus dan dapat dipercaya; dan

b. menjaga martabat dan tidak melakukan hal-hal tercela.

2. Profesionalisme

Dalam ProfesionaIisme terkandung makna bahwa dalam bekerja,

Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian

Keuangan melakukannya dengan tuntas dan akurat berdasarkan

kompetensi terbaik dan penuh tanggung jawab dan komitmen yang

tinggi.

Perilaku Utama Profesionalisme adalah:

a. memiliki keahlian dan pengetahuan yang luas; dan

b. bekerja dengan hati.

3. Sinergi

Dalam Sinergi terkandung makna bahwa Pimpinan dan seluruh

Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan memiliki

komitmen untuk membangun dan memastikan hubungan kerjasama

internal yang produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para

pemangku kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat

dan berkuaIitas.

Perilaku Utama Sinergi adalah:


a. memiIiki sangka baik, saling percaya, dan menghormati; dan

b. menemukan dan melaksanakan solusi terbaik.

4. Pelayanan

Dalam Pelayanan terkandung makna bahwa dalam memberikan

pelayanan, Pimpinan dan seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan

Kementerian Keuangan melakukannya untuk memenuhi kepuasan

pemangku kepentingan dan dilaksanakan dengan sepenuh hati,

transparan, cepat, akurat, dan aman.

Perilaku Utama Pelayanan adalah:

a. melayani dengan berorientasi pada kepuasan pemangku kepentingan;

dan

b. bersikap proaktif dan cepat tanggap.

5. Kesempurnaan

Dalam Kesempurnaan terkandung makna bahwa Pimpinan dan

seluruh Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Keuangan

senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk menjadi

dan memberikan yang terbaik.

Perilaku Utama Kesempurnaan adalah:

a. melakukan perbaikan terus menerus; dan

b. mengembangkan inovasi dan kreativitas


BAB III

PEMBAHASAN

3. 1 Motivasi Untuk Menjadi Seorang ASN

Motivasi yang dimiliki individu bertalian erat dengan nilai-nilai yang ia

tanamkan. Nilai-Nilai yang tertanam pada suatu individu membentuk kepribadian

individu tersebut. Pada atribut kepribadian terdapat Tempat Kedudukan (Locus of

control). Locus of Control berperan dalam hal motivasi. Ada dua jenis Locus of

control ada, yaitu:

a. Internal Locus of Control

Individu yang memiliki Internal Locus of Control cenderung

mempunyai level kerja yang tinggi, sebab ia yakin dapat mengendalikan

tujuan hidupnya sendiri. Individu yang memiliki internal Locus of Control

juga memiliki kepuasan yang lebih tinggi dengan pekerjaan mereka dan

terlihat lebih mampu menahan stress.

b. External Locus of Control

Individu yang memiliki External Locus of Control adalah individu

yang memandang hidup mereka dikendalikan oleh kekuatan pihak luar.

Penelitian Rotter (1990) dalam Hyatt & Prawitt (2001) menjelaskan bahwa

eksternal secara umum berkinerja lebih baik ketika pengendalian

dipaksakan atas mereka. Sejumlah besar riset membuktikan bahwa

individu yang lokus kendalinya eksternal kurang puas dengan jabatan,

memiliki tingkat kemangkiran yang tinggi, lebih teraliensi dari pengaturan

kerja, dan kurang terlibat pada jabatannya.


Sama hal nya seperti Locus of Control, motivasi juga berasal dari dua

sumber, yaitu dari luar diri individu (eksternal) dan dari dalam diri individu

(internal). Motivasi internal yaitu kemauan seseorang dalam melakukan sesuatu

yang disebabkan karena adanya faktor dorongan yang berasal dari diri sendiri.

Sedangkan motivasi eksternal adalah kemauan seseorang dalam melakukan

seseuatu yang disebabkan karena adanya faktor dorongan yang berasal dari luar

diri seseorang itu seperi pengaruh lingkungan sekitarnya.

Orang yang memiliki Internal Locus of Control biasanya memiliki

motivasi internal yang kuat. Contoh motivasi internal menjadi ASN misalnya,

suatu individu ingin menjadi ASN mencintai pekerjaan sebagai ASN. Ia ingin

menerapkan ilmu pengetahuan, keterampilan, keahlian yang ia miliki untuk

mengabdikan diri kepada negara dan bermanfaat kepada masyarakat banyak.

Orang yang memiliki External Locus of Control biasanya bisanya

memiliki motivasi internal yang lemah dan hanya berantung pada motivasi

eksternal atau bahkan terdorong melakukan sesuatu karena adanya paksaan.

Contoh motivasi eksternal menjadi ASN misalnya, suatu individu ingin menjadi

ASN karena ingin dipuji atau dipandang baik oleh lingkungannya, suatu individu

ingin menjadi ASN karena menharapan penghargaan atas apa yang ia kerjakan

jika menjadi ASN.

Orang yang memilki motivasi internal memiliki kemempuan aktualisasi

diri yang lebih baik dibandingkan orang yang hanya mengandalkan motivasi

eksternal. Rogers menegaskan bahwa secara alami kecenderungan aktualisasi

akan menunjukkan diri melalui rentangan luas tingkah laku, yaitu:


1. Tingkah laku yang berakar pada proses fisiologis, termasuk kebutuhan

dasar (makanan, minuman, dan udara), kebutuhan mengembangkan dan

memerinci fungsi tubuh serta generasi.

2. Tingkah laku yang berkaitan dengan motivasi psikologis untuk menjadi

diri sendiri.

3. Tingkah laku yang tidak meredakan ketegangan tetapi justru

meningkatkan tegangan, yaitu tingkah laku yang motivasinya untuk

berkembang dan menjadi lebih baik

Penulis sendiri tertarik dengan konsep aktualisasi diri ini. Bagi penulis

aktualisasi diri sudah tercapai jika seseorang berguna dan dapat menyebarkan

manfaat untuk orang lain dan lingkungan sekitarnya. Konsep aktualisasi diri,

memotivasi penulis untuk menjadi ASN. Penulis melihat ASN sebagai pahlawan

negara. Seorang ASN bekerja untuk seluruh rakyat Indonesia, maka menjadi ASN

dapat menjadi sarana untuk menjadi orang yang bermanfaat untuk orang banyak.

ASN juga membantu pemerintah dalam upaya memajukan Negara kesatuan

Republik Indonesia dalam berbagai sektor. Oleh karena itu, penulis ingin sekali

bergabung dalam upaya memajuakan NKRI ini, dengan bergabung sebagai ASN.

3.2 Tokoh ASN Yang Dapat Dijadikan Panutan

Dalam upaya menjadi ASN yang tangguh selain penanaman Nilai-Nilai

Kementerian Keuangan, penting pula untuk melihat tokoh-tokoh ASN yang

menginspirasi untuk dijadikan panutan. Penulis memilih Sudirman Said sebagai

ASN yang dapat dijadikan panutan.


Sudirman Said lahir di Slatri, Larangan, Brebes, Jawa Tengah, 16

April 1963. Beliau adalah mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Republik Indonesia pada Kabinet Kerja yang menjabat sejak 27 Oktober 2014

hingga 27 Juli 2016. Beliau dikenal sebagai tokoh antikorupsi, pekerja rehabilitasi

kawasan bencana, eksekutif di industri minyak dan gas, serta direktur utama

perusahaan senjata nasional.

Sudirman Said saat ini aktif dalam kegiatan kemanusiaan dan pendidikan.

Di bidang kemanusiaan, Sudirman dipercaya sebagai Sekretaris Jenderal Palang

Merah Indonesia (PMI) sebuah organisasi sosial kemanusian berskala nasional,

dan menjadi bagian dari gerakan Palang Merah Internasional. Sudirman juga

berperan di bidang Pendidikan, Beliau terus menjadi pengajar di berbagai

perguruan tinggi. Ia juga mendirikan Institut Harkat Negeri (IHN) suatu lembaga

kajian, pendidikan, dan penerangan di bidang Kepemimpinan dan Pembangunan.

Sudirman Said pernah mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi

Akuntansi Negara tahun 1990 dan di George Washington University, Washington,

DC, Amerika Serikat thun 1994 pada Master Bidang Administrasi Bisnis

Karir Sudirman Said sangat cemerlang, ia pernah menjabat sebagai:

 Aktivis Anti Korupsi (Pendiri dan Ketua Badan Pelaksana Masyarakat

Transparansi Indonesia)

 Pendiri Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)

 Ketua Badan Pelaksana MTI

 Penanggung Jawab Sementara (Pjs) Rektor Universitas Paramadina.


 Deputi Kepala Badan Pelaksana Rekontruksi dan Rehabilitasi (BRR)

Aceh.

 Staf Ahli Direktur Utama PT Pertamina (Persero)

 Wakil Direktur Utama PT Petrosea

 Executive Director APEC CEO Summit 2013

 Executive Director APEC CEO Summit 2013

 Menteri ESDM

 Sekretaris Jenderal PMI

3.3 Visi-Misi Seorang ASN

Visi Kementerian Keuangan adalah “Menjadi Penggerak Utama

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia yang Inklusif di Abad ke-21”. Sedangkan Misi

Kementerian Keuangan adalah:

a) Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang tinggi melalui

pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat.

b) Menerapkan kebijakan fiskal yang prudent.

c) Mengelola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum.

d) Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efisien dan efektif.

e) Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan

menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif.

Tentunya visi-misi seorang ASN harus selaras dengan visi-misi

Kementerian Keuangan. Bagi penulis visi-misi seorang ASN adalah sebagiai

berikut:
 Visi: “Medukung visi Kementerian Keuangan memalui perwujudan ASN

yang tangguh dan senantiasa menerpakan Nilai-Nilai Kementerian

Keuangan”.

 Misi:

1. melaksanakan kode etik dan kode perilaku ASN

2. menjaga integritas dan netralitas dalam menjalankan tugas sebagai

ASN

3. menamankan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan

4. partisipatif dalam mendukung kebijakan Kemenerian keuangan

5. senantiasa bekerja dengan hati dan melakukan yang terbaik

3.4 Langkah-Langkah Yang Dapat Dilakukan Untuk Mempersiapkan Diri

Menjadi ASN Yang Tangguh Sesuai Nilai-Nilai Kementerian Keuangan

Suatu Nilai membimbing individu untuk bertingkah laku dalam berbagai

situasi. Sikap atau perilaku individu yang berulang-ulang dalam menyikapi stuasi

tertentu akan menjadi karakter suatu individu tersebut. Oleh karenanya, nilai

berperan dalam pembentukan karakter. Suatu nilai dapat membentuk karakter jika

kita membiasakan bertindak sesuai dengan nilai yang kita pedomi.

Dalam mempersiapkan diri menjadi ASN yang tagguh sesuai dengan

Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, penulis meyakini akan sangat efektif jika

membiasakan diri untuk mengimplementasikan Nilai-Nilai Kementerian

Keuangan dalam kehidupan sehari-hari dalam mempersiapkan karakter tangguh

yang dibutuhkan ASN.


Contoh pengamalan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dalam kehidupan sehari-

hari:

1. pengamalan nilai Intergritas

• Berbicara kebenaran berdasarkan fakta

• Bertindak sesuai aturan yang berlaku di tempat kita berada

• Terbuka atas setiap masukan atau koreksi perbaikan

• Tidak berbuat curang dalam ujian

• Memegang teguh janji/amanah yang diberikan

2. Profesionalisme

• Memperkaya ilmu pengetahuan dan wawasan

• Menyelesaikan pekerjaan dengan efektif dan efisien

• Terbuka atas kritik dan saran

• Berpikir, bertindak positif

3. Sinergi

• Memekirkan solusi untuk permasalahan yang dihadapi

• Suka bergotong royong dan bekerjasama

• Menghargai pendapat orang lain dalam diskusi

4. Pelayanan

• Peduli dan ramah terhadap lingkungan sekitar

• Selalu siap untuk melayani sesuai dengan standar layanan

• Mempertajam kepekaan dan inisitif pada masalah lingkungan

sekitar

• Cekatan dalam menyelesaikan permasalahan


5. Kesempurnaan

• Melakukan evaluasi diri setiap hari

• Berani mengungkapkan pendapat, kritik, dan saran untuk perbaikan

• Megembangkan hal-hal yang diketahui (ilmu pengetahuan)

menjadi sebuah inovasi yang bermanfaat


BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan:

Nilai-Nilai Kementerian Keuangan merupakan pembentuk ASN menjadi

pegawai yang tangguh dalam menyikapi segala tantangan yang ada. Untuk

menjadi tangguh diperlukan motivasi yang kuat. Motivasi internal lebih baik

dibandingkan motivasi eksternal, karena seseorang yang memiliki motivasi

internal memiliki kemempuan mengendalikan tujuan hidupnya sendiri (Internal

Locus of Control) dan kemempuan aktualisasi diri yang lebih baik dibandingkan

orang yang hanya mengandalkan motivasi eksternal.

Motivasi yang dimiliki individu bertalian erat dengan nilai-nilai yang ia

tanamkan. Dalam upaya menanamkan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan, penulis

merasa perlunya visi misi yang selaras dengan visi-misi Kementerian Keuangan,

inspirasi dari tokoh teladan ASN, dan membiasakan diri untuk

mengimplementasikan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dalam kehidupan

sehari-hari.
Daftar Pustaka

Biografi Sudirman Said.

https://id.wikipedia.org/wiki/Sudirman_Said#:~:text=Sudirman%20Said%20(lahir

%20di%20Slatri,Tahar%20pada%20reshuffle%20kabinet%20kedua.

Hadi Lubis, Satria. (2013). Kapita Selekta Pengembangan Kepribadian I

Indonesia, P. R. (2014). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun

2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Indonesia, K. K. R. (2011). Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/KMK.

01/2011 tentang Nilai-nilai Kementerian Keuangan. Diambil tanggal, 22.

Anda mungkin juga menyukai