Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Oleh:
Yusnawita, SP.d
PENGESAHAN
1. Judul Laporan
Kegiatan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Bagi Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Jenjang SMP Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Penulis
b. NIP :
c. Pangkat/ Golongan :
d. Jabatan :
DATA PESERTA
Peserta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan bimbingan
dan kemudahan sehingga laporan Diklat Guru Sasaran Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1
Karangrayung telah selesai disusun.
Demikian laporan ini disusun agar dapat memberikan gambaran dan informasi kepada
pihak-pihak terkait sekaligus sebagai bahan masukan dan pertimbangan pengambilan keputusan
dalam meningkatkan kompetensi peserta didik dan guru di Indonesia.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan ini. Saran dan
kritik penulis harapkan. Semoga laporan ini bermanfaat bagi penulis khususnya, dan bagi
pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL i
HALAMAN PENGESAHAN ii
BIODATA PENULIS iii
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR LAMPIRAN vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………… …. 1
B. Jenis Kegiatan …………………………………………………. 2
C. Manfaat Kegiatan ……………………………………………… 2
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Tujuan dan Sasaran ……………………………………………. 3
B. Bahan/Materi Kegiatan ………………………………………… 3
C. Metode/Cara Melaksanakan Kegiatan …………………………. 4
D. Alat/Instrumen …………………………………………………. 5
E. Waktu dan Tenpat Kegiatan ……………………………………. 5
BAB III HASIL KEGIATAN
A. Hasil ……………………………………………………………. 8
B. Masalah yang Dihadapi ………………………………………... 9
C. Cara Mengatasi Masalah ………………………………………. 9
BAB IV SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan ………………………………………………………... 10
B. Rekomendasi ……………………………………………………. 10
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 57
menyatakan bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara
nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan
pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis pendidikan.
Hasil pengukuran capaian peserta didik berdasar UN ternyata selaras dengan capaian
Programme for International Student Assessment (PISA) maupun Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS). Hasil UN tahun 2018 menunjukkan bahwa peserta
didik-peserta didik masih lemah dalam keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking Skill) seperti menalar, menganalisa, dan mengevaluasi. Oleh karena itu peserta
didik harus dibiasakan dengan soal-soal dan pembelajaran yang berorientasi kepada
keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skill) agar terdorong
kemampuan berpikir kritisnya.
Salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat
Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas peserta didik adalah
menyelenggarakan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP).
Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka
pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal
dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan musyawarah guru mata pelajaran
(MGMP), yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon, dapat terintegrasi melalui
zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan
keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat, seperti status akreditasi sekolah, nilai
kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu
lainnya.
Program PKP Berbasis Zonasi merupakan kegiatan yang dikoordinasikan oleh
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) melibatkan UPT/Satker
Ditjen GTK, Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota, masyarakat penyelenggara satuan
pendidikan, asosiasi profesi guru, serta komunitas Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).
B. Jenis Kegiatan
Kegiatan Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Bagi Guru Mata Pelajaran
Bahasa Indonesia Jenjang SMP Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2019/2020.
C. Manfaat Kegiatan
Manfaat Mengikuti Kegiatan PKP antara lain:
1. Membiasakan guru untuk membuat pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan
berpikir tingkat tinggi mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga penilaiannya
2. Membiasakan peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi sehingga dapat meningkatkan
kompetensinya
3. Memberikan acuan kepada kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik
4. Memberikan acuan kepada pengawas sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik dan
manajerial.
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
B. Bahan/Materi Kegiatan
Umum 2
1. Kebijakan Program PKB melalui PKP Berbasis Zonasi 1
5. Praktik Mengajar 20
Penunjang 6
7. Pengenalan Kelas Pendampingan Online 4
8. Tes Awal dan Tes Akhir 2
NO. MATERI JUMLAH JP
Jumlah 82
Keterangan:
1. Kebijakan Program PKB melalui PKP Berbasis Zonasi. Penjelasan terkait latar belakang
Program PKP Berbasis Zonasi serta dasar hukum pelaksanaannya.
2. Integrasi PPK dan GLN dalam Pembelajaran Berbasis Higher Order Thinking Skills
(HOTS)
3. Penjelasan tentang informasi program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan
Gerakan Literasi Sekolah serta integrasinya dalam pembelajaran berbasis Higher Order
Thinking Skills (HOTS).
4. Konsep dan Pendalaman Materi Pembelajaran Berorientasi HOTS Penjelasan dan
pendalaman pembelajaran berorientasi HOTS dengan materi substansi sesuai unit
pembelajaran yang dipilih oleh peserta.
5. Pengembangan Desain dan Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Berorientasi
HOTS Penjelasan dan praktik pengembangan pembelajaran berorientasi HOTS, penilaian
berorientasi HOTS dan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran berorientasi
HOTS.
6. Praktik Mengajar: Peserta melakukan praktik pembelajaran berorientasi HOTS.
7. Laporan Best Practice: Informasi tentang best practice, penyusunan dan presentasi
laporan best practice.
8. Pengenalan Kelas Pendampingan Online: Informasi dan praktik pemanfaatan SIM Diklat
dalam pembelajaran oleh guru sasaran.
D. Alat/Instrumen
Dalam penyelenggaraan kegiatan diklat ini yang dievaluasi meliputi Administrasi
Penyelenggaraan Kegiatan, Sarana Prasarana Penunjang Kegiatan, Bahan Kegiatan, Jangka
Waktu Pelaksanaan Kegiatan, dan Layanan Menu. Hasil evaluasi penyelenggaraan terhadap
Diklat Guru Sasaran Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP) Berbasis
Zonasi di SMP Negeri 1 Karagrayung.
Penilaian terhadap penyelenggaraan pelatihan adalah pengukuran dan penilaian
kepada penyelenggara yang dilakukan oleh peserta pelatihan pada saat mengikuti pelatihan.
Penilaian kinerja penyelenggara pelatihan dilakukan terhadap pencapaian sasaran mutu
penyelenggara. Adapun unsur-unsur penilaian yang dinilai meliputi:
E. Waktu Kegiatan
Pelaksanaan Diklat Guru Sasaran Program Peningkatan Kompetensi Pembelajaran (PKP)
Berbasis Zonasi menggunakan metode 5 In dan 3 On yang tertuang dalam jadwal sebagai
berikut.
JML
NO KEGIATAN MATERI
JP
Tes Awal 1
Tes Akhir 1
Jumlah 82
BAB III
HASIL KEGIATAN
A. Hasil
Hasil yang dapat diilaporkan dari praktik baik ini diuraikan sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran
discovery learning berlangsung aktif. Peserta didik menjadi lebih aktif merespon
pertanyaan dari guru, termasuk mengajukan pertanyaan pada guru maupun temannya.
Aktifitas pembelajaran yang dirancang sesuai sintak discovery learning megharuskan
peserta didik aktif selama proses pembelajaran.
2. Pembelajaran yang dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran discovery
learning meningkatkan kemampuan peserta didik dalam melakukan transfer
knowledge.
3. Setelah membaca, meringkas, dan mendiskusikan teks eksplanasi tentang modernisasi,
peserta didik tidak hanya memahami konsep teks eksplanasi (pengetahuan konseptual)
dan bagaimana membuat ringkasan yang benar (pengetahuan prosedural), tetapi juga
memahami konsep modernisasi. Pemahaman ini menjadi dasar peserta didik dalam
mempelajari materi bahasa Indonesia tentang perubahan sosial budaya dalam rangka
modernisasi. Pemahaman tentang konsep moderisasi membantu peserta didik dalam
menganalisis prubahan sosial budaya sebagai akibat moderisasi.
4. Pemahaman peserta didik tetang perubahan sosial budaya dalam rangka moderisasi
pada dasarnya merupakan bentuk adaptasi masyarakat terhadap modernisasi.
Pemahaman ini dapat menjadi pengantar bagi peserta didik untuk memahami cara
mahluk hidup beradaptasi dengan lingkungan.
5. Penerapan model pembelajaran discovery learning meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk berpikir kritis. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi peserta didik
untuk bertanya dan menanggapi topik yang dibahas dalam pembelajaran. Dalam
pembelajaran sebelumnya yang dilakukan penulis tanpa berorientasi HOTS suasana
kelas cenderung sepi dan serius. Peserta didik cenderung bekerja sendiri-sendiri untuk
berlomba menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Fokus guru adalah bagaimana
peserta didik dapat menyelesikan soal yang disajikan; kurang peduli pada proses
berpikir peserta didik. Tak hanya itu, materi pembelajaran yang selama ini selalu
disajikan dengan pola deduktif (diawali dengan ceramah teori tentang materi yang
dipelajari, pemberian tugas, dan pembahasa), membuat peserta didik cenderung
menghapalkan teori. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik adalah apa yang
diajarkan oleh guru. Berbeda kondisinya dengan praktik baik pembelajaran tematik
berorientasi HOTS dengan menerapkan discovery learning ini. Dalam pembelajaran ini
pemahaman peserta didik tentang konsep teks eksplanasi, perubahan sosial budaya, dan
cara mahluk hidup menyesuaikan diri benar-benar dibangun oleh peserta didik melalui
pengamatan dan diskusi yang meuntut kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis.
6. Penerapan model pembelajaran discovery learning juga meningkatkan kemampuan
peserta didik dalam memecahkan masalah discovery learning yang diterapkan dengan
menyajikan teks tulis dan video berisi permasalahan kontekstual mampu mendorong
peserta didik merumuskan pemecahan masalah. Sebelum menerapkan discovery
learning, penulis melaksanakan pembelajaran sesuai dengan buku guru dan buku
peserta didik. Meskipun permasalahan yang disajikan dalam buku teks kadang kala
kurang sesuai dengan kehidupan sehari-hari peserta didik, tetap saja penulis gunakan.
Jenis teks yang digunakan juga hanya pada teks tulis dari buku teks. Dengan
menerapkan discovery learning, peserta didik tak hanya belajar dari teks tulis, tetapi
juga dari video serta diberi kesempatan terbuka untuk mencari data, materi dari sumber
lainnya.
Secara singkat hasil kegiatan Diklat Guru Sasaran Program Peningkatan Kompetensi
Pembelajaran (PKP) Berbasis Zonasi di SMP Negeri 1 Karangrayung sesuai yang
direncanakan, yaitu:
1. Peserta memiliki pemahaman tentang Kebijakan Program PKB melalui PKP Berbasis
Zonasi;
2. Peserta memiliki pemahaman tentang Integrasi PPK dan GLN dalam Pembelajaran
Berbasis Higher Order Thinking Skills (HOTS);
3. Peserta memiliki pemahaman tentang Konsep dan Pendalaman Materi Pembelajaran
Berorientasi HOTS;
4. Peserta memiliki pemahaman tentang Pengembangan Desain dan Penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Berorientasi HOTS;
5. Peserta mampu melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS ;
6. Peserta mampu menyusun Laporan Best Practice;
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Pembelajaran dengan model pembelajaran discovery learning layak dijadikan praktik
baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan peserta
didik dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2. Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran tematik dengan model pembelajaran PBL yang dilaksanakan
tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan
kecakapan abad 21.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran
discovery learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1. Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku peserta didik dan
buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan
inovasi pembelajaran kontekstual sesuai dengan latar belakang peserta didik dan situasi
dan kondisi sekolahnya. Hal ini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Peserta didik diharapkan untuk menerapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
belajar, tidak terbatas pada hafalan teori. Kemampuan belajar dengan cara ini akan
membantu peserta didik menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama
(tidak mudah lupa).
3. Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan
pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana
da prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan
praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1
Alwi, Hasan dkk. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi ke-3. Jakarta. Balai Pustaka.
Ibrahim, Hasan 2019. Bahasa Indonesia Teks Tanggapan, Diskusi, dan Cerita Inspiratif. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Bahasa Indonesia Kelas IX (Buku Pendidik).
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Bahasa Indonesia Kelas IX (Buku Siswa).
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Syarif, Erlina dan Muh. Arsyidin. 2019. Bahasa Indonesia Teks Berita, Eksposisi, Puisi, dan
Iklan. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
FOTO-FOTO KEGIATAN
Lampiran 2
1. Peserta didik
mengidentifikasi
informasi yang terdapat
dalam teks diskusi yang
telah dibagikan oleh
pendidik.
2. Peserta didik
menjelaskan informasi
yang terdapat dalam
teks diskusi secara rinci
dan jelas.
3. Peserta didik
menyimpulkan
informasi yang terdapat
dalam teks diskusi
secara rinci dan jelas.
IPK IPK Sumber
No Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pengetahuan Keterampilan Belajar/Media
Verification (Pembuktian)
Generalization (Menarik
Kesimpulan)
Penutup:
a. Guru menanyakan kepada
peserta didik tentang apa yang
sudah mereka dapatkan dari
proses pembelajaran yang baru
Lampiran 3
IPK Sumber
IPK
No Keterampila Kegiatan Pembelajaran Belajar/Medi Penilaian
Pengetahuan
n a
1 3.5.1 4.5.1 Pendahuluan: Kementerian Sikap:
Mengidentifik Menyimpulka g. Guru dan peserta didik berdoa sebelum Pendidikan
asi informasi n isi teks kegiatan pembelajaran dan Relegius
teks eksposisi eksposisi h. Guru dan peserta didik membaca Asmaul Kebudayaan.
berupa artikel (artikel ilmiah Husna, menyanyikan lagu kebangsaan 2015. Buku Gotong
ilmiah popular populer dari Indonesia Raya, dan mengucap salam Guru Bahasa royong
dari Koran dan (khusus untuk pembelajaran jam pertama). Indonesia
koran/majalah majalah) yang i. Guru mengecek kehadiran peserta didik. Jika Wahana Tanggung
) yang dibaca dibaca ada peserta didik yang berhalangan hadir Pengetahuan jawab
3.5.2 4.5.2 karena sakit atau sedang terkena musibah, SMP/MTs
Mengidentifik Menyimpulka guru mengajak peserta didik yang hadir Kelas IX.
asi informasi n isi teks untuk mendoakan peserta didik yang Jakarta:
teks eksposisi eksposisi berhalangan hadir tersebut. Kemendikbu
berupa artikel (artikel ilmiah j. Guru menyampaikan Tujuan Pembelajaran, d. Pengetahuan:
ilmiah popular populer dari KD dan indikator yang akan dicapai, serta
dari Koran dan teknik penilaian pada kegiatan pembelajaran Kementerian tertulis
koran/majalah majalah) yang yang sedang berlangsung. Pendidikan
) yang didengar k. Guru menyampaikan kaitan antara materi dan
didengar yang akan dipelajari dengan materi yang Kebudayaan.
sudah dikuasai oleh peserta didik pada 2018. Bahasa Keterampilan:
pembelajaran sebelumnya. Indonesia
l. Guru membangun konteks untuk SMP/MTs Penugasan
menumbuhkan sikap yang akan Kelas IX.
diintegrasikan pada kegiatan pembelajaran. Jakarta:
Kemendikbu
Kegiatan Inti d.
Verification (pembuktian)
1. Setiap kelompok bergantian secara
berpasangan mepresentasikan hasil
pekerjaan kelompoknya. Presentasi
dilakukan di tempat pemajangan karya.
2. Kelompok lain mencatat hal-hal yang
penting, lalu mengajukan petanyaan dan
saran kepada kelompok penyaji.
3. Kelompok penyaji memberikan tanggapan
dan sanggahan secara berkelompok. Seluruh
anggota kelompok berkontribusi menjawab
pertanyaan dari kelompomk lain.
4. Secara individu peserta didik mencatat
semua hasil diskusi kelompok, baik
presentasi kelompoknya maupun hasil
presentasi kelompok lain. Untuk
melengkapi data yang diperlukan, peserta
didik jalan berkeliling mengamati dan
mencermati hasil kerja kelompok yang
dipajang.
5. Pendidik memberikan penguatan-penguatan
dan resume kecil terhadap semua persoalan
yang didiskusikan.
Penutup:
e. Guru menanyakan kepada peserta didik
tentang apa yang sudah mereka dapatkan dari
proses pembelajaran yang baru saja
berlangsung.
f. Guru menanyakan kesulitan yang dialami
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran
yang baru saja berlangsung kemudian
menyampaikan cara mengatasi kesulitan
tersebut.
g. Guru menanyakan nilai-nilai kehidupan dan
nilai moral yang didapatkan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran yang baru saja
berlangsung.
h. Guru menyampaikan tugas dan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan yang akan
datang.
C. Tujuan Pembelajaran
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Reguler
a. Faktual
1) pengertian teks diskusi
2) ciri-ciri teks diskusi
3) fungsi sosial teks diskusi
b. Konseptual
1) konsep argumen
2) syarat argumen
c. Mendukung mendukungsedural
1) cara menyampaikan argumen
2) cara mememendukungleh data pendukung argumen
d. Metakognitif
1) kesadaran untuk menerima perbedaan pendapat
2) merefleksi kemampuan diri dalam berargumen
2. Materi Perbaikan
a. pemahaman terhadap argumen
b. identifikasi data pendukung argumen
3. Materi Pengayaan
contoh-contoh teks diskusi dalam kehidupan sehari-hari
E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan dengan metode discovere learning
F. Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran meliputi:
1. Media : teks diskusi
2. Alat : kertas HVS, kertas post it, spidol
G. Sumber belajar
1. Alwi, Hasan dkk. 2008. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi ke-3. Jakarta. Balai
Pustaka.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Bahasa Indonesia Kelas IX (Buku
Pendidik). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Bahasa Indonesia Kelas IX (Buku
Siswa). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
4. Internet: https://www.yuksinau.id/kumpulan-contoh-teks- diskusi-singkat).
Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan ke-1
No. Langkah-langkah Pembelajaran Waktu
1 Pendahuluan 15’
a. Peserta didik menjawab salam pendidik.
b. Peserta didik berdoa dipimpin oleh ketua kelas.
c. Peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya.(jam pertama)
d. Peserta didik membaca asma’ul husna. (jam pertama)
e. Pendidik menanyakan peserta didik yang tidak berangkat.
f. Peserta didik menyiapkan kondisi psikis dan fisik untuk siap
belajar dengan beberapa pertanyaan tentang mendukung dan
kontra membawa HP ke sekolah.
g. Peserta didik menjawab serangkaian pertanyaan pendidik secara
bersama-sama dengan teknik jawaban bersama untuk mengecek
penguasaan kompetensi yang berhubungan dengan diskusi.
h. Peserta didik menyimak informasi pendidik mengenai kompetensi
yang akan dicapai dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari.
i. Peserta didik menyimak pendidik menyampaikan garis besar
cakupan materi dan kegiatan yang akan dilakukan.
j. Peserta didik menyimak, pendidik menyampaikan lingkup
penilaian, dan teknik penilaian yang akan digunakan.
Verification (Pembuktian)
Penilaian
1. Teknik Penilaian
a. Sikap spiritual dan sosial dilakukan dengan teknik observasi (jurnal).
Bentuk Contoh Butir Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Lembar Percaya diri, Saat Penilaian
observasi gotong royong, pembelajaran untuk
dan tanggung berlangsung pencapaian
jawab pembelajaran
b. Pengetahuan
Bentuk Contoh Butir Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Tes Tulis Uraian Terlampir Saat Penilaian
pembelajaran untuk
usai mengetahui
pencapaian
pembelajaran
2. Pembelajaran Remedial
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial dalam bentuk;
a. bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;
b. belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20% dan 50%; dan
c. pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.
3. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar
diberi kegiatan pengayaan dalam bentuk penugasan untuk mempelajari soal-soal PAS.
Mengetahui Karangrayung, 2 Oktober 2019
Kepala Seolah, Pendidik Mata Pelajaran,
H. Bahan Ajar
Cuplikan tersebut merupakan contoh teks diskusi. Di dalamnya terdapat sejumlah informasi
berkaitan dengan:
(1) pentingnya subsidi BBM,
(2) mendukung dan kontranya kenaikan BBM,
(3) solusi yang harus dilakukan pemerintah berkaitan dengan kebijakan kenaikan BB.
2. Oleh karena itu, harga BBM ini bisa melonjak naik harga. Kenaikan BBM
Tentunya hal tersebut sangat berpengaruh dan berdampak sebagai sesuatu yang
besar bagi masyarakat setempat. Sebagian pihak ada yang wajar (Mendukung)
setuju dan menganggap bahwa itu hal yang biasa. Karena
mungkin, dengan naiknya harga BBM tidak banyak
kendaraan yang berlalulalang.
3. Ada juga masyarakat yang menganggap hal tersebut sebagai Kenaikan BBM
permasalahan. Kenaikan harga BBM justru berdampak akan
besar bagi mereka. Bahkan, ada yang sampai berdemo dan menumbulkan
membaca kekacauan. Masyarakat yang tidak setuju permasalahan
biasanya akan memmendukungtes dan menyalahkan yang lebih luas.
(Kontra)
pemerintah.
4. Keunggulan dan kelemahan pasti ada. Dengan itu, sebaiknya Pmeerintah perlu
pemerintah mempertimbangkan terlebih dahulu untuk bersikap bijak
menaikkaan harga BBM. Karena hal tersebut sangat dalam menaikan
memberikan dampak berbeda pada mereka yang setuju dan harga
yang tidak setuju BBM (Solusi)
Model teks di atas menjelaskan mendukung dan kontra tentang daur ulang sampah:
ada pihak yangmenggaggapnya penting dilakukan dan ada pula yang mengaggapnya sebagai
langkah yang sia-sia. Perbedaan pendapat itu timbul karena perbedaan sudut pandang
berkaitan dengan satu permasalahan yang sama. Jenis teks yang memiliki karakteristik utama
seperti itulah yang dimaksud dengan teks diskusi, yakni teks yang menyajikan sejumlah
pendapat dari berbagai sudut pandang terkait dengan permasalahan tertentu. Teks semacam
ini dapat dijumpai, misalnya, pada rapat tentang penyusunan kegiatan OSIS, rapat RT
tentang masalah sampah. Dalam teks itu terdapat ajuan-ajuan pendapat yang mungkin berbeda-
beda. Ada pendapat yang setuju mendukung terhadap suatu gagasan, ada yang bertentangan,
ada juga yang masih ragu. Pendapat-pendapat yang ada kemudian dievaluasi keuntungan dan
kelemahan; mungkin pula tepat tidaknya dan kemudian diakhiri dengan kesimpulan. Dalam
ragam bahasa tertulis, teks semacam itu dapat dijumpai dalam wujud artikel, esai, dan
sejenisnya pada satu media massa. Dalam teks tersebut sama-sama tersaji suatu
permasalahan yang kemudian oleh penulisnya dikaji dari berbagai sudut pandang atau teori
yang kemudian tulisan tersebut diakhiri dengan suatu kesimpulan yang dianggap tepat oleh
penulis; sebagai solusi atau jawaban atas permasalahan yang dikemukakan sebelumnya.
Adapun menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008), istilah diskusi dartikan
sebagai “pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah”. Diskusi juga
dimaknai sebagai pertukaran pikiran, gagasan, pendapat antara dua orang atau lebih secara
lisan. Dengan demikian, dalam pengertian umum, diskusi merupakan salah satu jenis teks
yang memaparkan argumen, pendapat, atau gagasan terhadap suatu isu atau masalah.
Sebagai suatu materi pelajaran, diskusi merupakan salah satu jenis teks yang wajib dipelajari
oleh siswa SMP. Di dalam buku teks yang dikeluarkan Kemdikbud (2017), teks diskusi
diartikan sebagai teks yang menyajikan berbagai macam pendapat atau argumen dari dua
sudut pandang, yaitu sudut pandang yang mendukung dan yang menentang terhadap suatu
isu atau masalah yang dibahas. Dalam pemetaan di dalamnya teks diskusi merupakan salah
satu jenis teks yang termasuk ke dalam genre teks berargumen (arguing). Di dalam teks
diskusi tedapat persetujuan dan perlawanan, pernyataan positif dan negatif, atau poin bagus
dan poin buruknya. Di dalamnya terdapat sebuah isu atau masalah yang diperdebatkan oleh
beberapa orang. Pada teks diskusi muncul dua pendapat yang saling berlawanan, artinya
terdapat pendapat yang setuju (mendukung) dan tidak setuju (kontra).
Teks diskusi biasanya ditemukan dalam bentuk esai, editorial, dan forum publik yang
membahas berbagai pandangan mengenai suatu isu, diskusi panel, ringkasan penelitian. Dengan
demikian, teks diskusi tidak hanya dalam bentuk tulisan, melainkan pula bentuk. Dilihat dari
jenis teks diskusi yang dapat ditemukan dalam kegiatan forum publik atau diskusi panel.
Melalui forum publik atau diskusi panel tersebut, diskusi mengenai sebuah isu atau masalah
serta argumen yang mendukung dan menentang dibahas dalam bentuk lisan.
Teks diskusi menyajikan pendapat, sudut pandang, atau perspektif yang berbeda
mengenai sebuah isu yang memungkinkan pembaca untuk mengeksplorasi berbagai gagasan
sebelum membuat keputusan yang tepat. Penulis ataupun pembicara biasanya
mengeksplorasi berbagai pendapat dan diakhiri dengan opini atau komentar pribadi. Teks
diskusi menyajikan argumen, pendapat, atau sudut pandang terhadap suatu isu yang dibahas.
Argumen-argumen yang disajikan tersebut terdiri atas argumen yang mendukung dan
argumen yang menentang. Di bagian akhir setelah pemaparan argumen, dalam teks diskusi
terdapat sebuah penegasan ulang sebagai
Sebagaimana teks tanggapan ataupun teks lainnya, teks disksusi juga memiliki fungsi
sosial tersendiri. Sebaimana tampak pada contoh terdahulu tentang daur ulang sampah
bahwa teks tersebut memiliki fungsi untuk mengevaluasi suatu persoalan dengan sudut
pandang tertentu: ada pihak yang mendukung dengan usaha itu dan ada pula yang kontra.
Dalam hal inilah perbedaannya dengan teks tanggapan yang hanya menggunakan satu sudut
pandang, yakni dari penulis/pembicaranya itu sendiri. Teks diskusi menempakan pendapat-
pendapat dari berbagai pihak, dalam sudut pandang yang berbeda, yang kemudian dipadukan
ataupun mungkin pula memihak menjadi sebuah kesimpulan yang lebih pasti. Dengan
demikian, teks diskusi dapat memberikan keluasan wawasan tentang suatu persoalan secara
komprehensif (menyeluruh). Diskusi juga dapat meningkatkan sikap berpikir kritis, dengan
diskusi diharapkan siswa lebih eksploratif dalam memahami suatu persoalan.
1 Pendapat mendukung
2 Pendapat kontra
Argumen pendapat
3
mendukung
Argumen pendapat
4
kontra
J. PENILAIAN
Intrumen Penilaian
1. Jurnal Sikap Spiritual
Nama Tindak
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa Lanjut
1.
2
3
4
3. Pengetahuan
Bacalah penggalan teks berikut!
a. Tentukan informasi penting yang terdapat pada penggalan teks diskusi tersebut!
b. Tentukan informasi berupa pendapat yang mendukung pada penggalan teks diskusi tersebut!
Banyak orang berasumsi bahwa sampah ialah sesuatu yang tidak diperlukan lagi, maka
dari itu sampah harusnya dimusnahkan dengan cara di bakar. Tetapi bagi mereka yang
mencintai alam, cara ini dianggap bukan sebagai solusi melainkan sebagai sebuah
bencana baru. Sampah- sampah yang dibakar bakal menghasilkan polusi udara berupa
aroma yang tidak sedap asap pembakaran yang bisa menipiskan lapisan ozon. Pada
dasarnya sampah bisa diolah dan dimanfaatkan kembali. Pengolahan dan penanganan
sampah yang ramah lingkungan ialah cara paling cocok dan sesuai untuk menyelesaikan
perasalahan sampah yang ada.
(sumber: https://pelajaranbro.com/2018/01/- contoh-teks-diskusi.html).
Argumen
2
yang mendukung
Pendapat
3
yang kontra
Argumen
4
yang kontra
Rubrik Penilaian
1. Pengetahuan
No Soal
Indikator Skor
. Nomor
Peserta didik menjawab salah 0
Peserta didik menjawab kurang benar 1
1 a
Peserta didik menjawab benar 2
Skor Maksimal 10
No Soal
Indikator Skor
. Nomor
Tidak menjawab 0
Peserta didik menjawab salah 1
1 f.1 Peserta didik menjawab kurang benar 3
Peserta didik menjawab benar 5
Tidak menjawab 0
Peserta didik menjawab salah 1
2 f.2 Peserta didik menjawab kurang benar 3
Peserta didik menjawab benar 5
Tidak menjawab 0
Peserta didik menjawab salah 1
3 f.3 Peserta didik menjawab kurang benar 3
Peserta didik menjawab benar 5
Tidak menjawab 0
Peserta didik menjawab salah 1
4 f.4 Peserta didik menjawab kurang benar 3
Peserta didik menjawab benar 5
Skor Maksimal 20
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran dengan descovery learning peserta didik
dapat:
3.5.1. Menjelaskan pengertian teks eksposisi berupa artikel ilmiah popular dari koran/majalah)
yang dibaca dengan tepat.
3.5.2 Mengidentifikasi informasi teks eksposisi berupa artikel ilmiah popular dari
koran/majalah) yang dibaca dengan tepat.
3.5.3 Mengidentifikasi pendapat dalam teks eksposisi berupa artikel ilmiah popular dari
koran/majalah) yang dibaca dengan tepat.
3.5.4 Mengidentifikasi fakta teks eksposisi dari artikel ilmiah popular dari koran/majalah) yang
dibaca dengan tepat.
3.5.5 Menentukan gagasan pokok paragraf teks eksposisi berupa artikel ilmiah popular dari
koran/majalah) yang dibaca dengan tepat.
3.5.6 Menyusun rangkuman informasi teks eksposisi berupa artikel ilmiah popular dari
koran/majalah) yang dibaca dengan tepat.
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Reguler
a. Pengertian teks eksposisi
b. Unsur-unsur teks eksposisi: gagasan dan fakta-fakta.
c. Gagasan pokok paragraf
d. Rangkuman teks eksposisi berdasarkan gagasan pokoknya.
2. Materi Perbaikan
a. Pemahaman pengembangan teks eksposisi
c. Rangkuman teks eksposisi berdasarkan gagasan utamanya
3. Materi Pengayaan
Contoh-contoh teks eksposisi dalam kehidupan sehari-hari
E. Metode Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan dengan metode discovery learning
F. Media Pembelajaran
Media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran meliputi:
1. Media : Bahan tayang (power point slide) pembelajaran buatan guru, teks
eksposisi, LKPD ..
2. Alat : LCD Mendukung projektor
G. Sumber belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Bahasa Indonesia Kelas IX (Buku Guru).
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
2. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2018. Bahasa Indonesia Kelas IX (Buku Siswa).
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
3. Internet: https://www.yuksinau.id/kumpulan-contoh-teks- diskusi-singkat).
4. Koran atau majalah…..
Verification (pembuktian)
1. Setiap kelompok bergantian secara berpasangan
mepresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Presentasi
dilakukan di tempat pemajangan karya.
2. Kelompok lain mencatat hal-hal yang penting, lalu mengajukan
petanyaan dan saran kepada kelompok penyaji.
3. Kelompok penyaji memberikan tanggapan dan sanggahan
secara berkelompok. Seluruh anggota kelompok berkontribusi
menjawab pertanyaan dari kelompomk lain.
4. Secara individu peserta didik mencatat semua hasil diskusi
kelompok, baik presentasi kelompoknya maupun hasil
presentasi kelompok lain. Untuk melengkapi data yang
diperlukan, peserta didik jalan berkeliling mengamati dan
mencermati hasil kerja kelompok yang dipajang.
5. Pendidik memberikan penguatan-penguatan dan resume kecil
terhadap semua persoalan yang didiskusikan.
Penilaian
4. Teknik Penilaian
a. Sikap spiritual dan sosial dilakukan dengan teknik observasi (jurnal).
Bentuk Contoh Butir Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Observasi Lembar Santun, percaya Saat Penilaian
observasi diri, gotong pembelajaran untuk
royong, dan berlangsung pencapaian
tanggung jawab pembelajaran
b. Pengetahuan
Bentuk Contoh Butir Waktu
No. Teknik Keterangan
Instrumen Instrumen Pelaksanaan
1. Tes Tulis Uraian Terlampir Saat Penilaian
pembelajaran untuk
usai pembelajaran
dan sebagai
pembelajaran
5. Pembelajaran Remedial
Berdasarkan hasil analisis ulangan harian, peserta didik yang belum mencapai ketuntasan
belajar diberi kegiatan pembelajaran remedial dalam bentuk;
d. bimbingan perorangan jika peserta didik yang belum tuntas ≤ 20%;
e. belajar kelompok jika peserta didik yang belum tuntas antara 20% dan 50%; dan
f. pembelajaran ulang jika peserta didik yang belum tuntas ≥ 50%.
6. Pembelajaran Pengayaan
Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai ketuntasan belajar
diberi kegiatan pengayaan dalam bentuk penugasan untuk mempelajari soal-soal PAS.
H. Bahan Ajar
Kata eksposisi diambil dari kata bahasa Inggris exposition sebenarnya berasal dari kata
bahasa latin yang berarti membuka atau memulai. Teks eksposisi bertujuan
menyampaikan gagasan yang berupa fakta atau hasil-hasil pemikiran dengan maksud
untuk memberitahu atau menerangkan sesuatu seperti masalah, mafaat, jenis, proses,
rencana, atau langkah-langkah. Jadi, eksposisi adalah tulisan yang bertujuan
menjelaskan atau memberikan informasi tentang sesuatu. Pengertian teks eksposisi
adalah teks yang berisi paragraf atau karangan yang didalamnya terkandung sejumlah
Pengetahuan dan informasi yang disajikan secara singkat, padat, akurat dan tentunya
mudah untuk dipahami. Paragraf atau teks eksposisi bersifat real, nyata dan Ilmiah atau
dapat dikatakan sebagai teks non fiksi.
Menurut Semi (2003:35), bila suatu tulisan yang berupa eksposisi berkecenderungan
untuk lebih menekankan pembuktian dari suatu proses penalaran, mempengaruhi
pembaca dengan data yang lengkap, berkeinginan mengubah pandangan pembaca agar
menerima pendapat penulis, tulisan eksposisi itu secara lebih khusus disebut
argumentasi. Bila tulisan eksposisi berkecenderungan untuk menonjolkan perincian atau
detail sehingga seolah-olah lengkap bagaikan foto keadaan yang dijelaskan itu sehingga
mampu menggugah perasaan pembaca sehingga pembaca bagaikan diajak menyaksikan
sendiri peristiwa itu, dan tulisan itu lebih banyak menggunakan susunan ruang, tulisan
eksposisi tersebut secara lebih khusus dinamakan deskipsi. Dengan demikian, secara
garis besar hanya ada dua jenis tulisan, yaitu narasi ada eksposisi, eksposisi dapat pula
membentuk diri menjadi argumentasi atau deskripsi. Sama seperti teks pada umumnya,
teks eksposisi memiliki beberapa ciri- ciri umum teks eksposisi. Ciri-ciri ini digunakan
untuk membedakan dan menentukan apakah sebuah teks tergolong dalam teks eksposisi
atau bukan. Ciri-ciri teks eksposisi adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan informasi atau pengetahuan tentang suatu hal
b. Gaya informasi yang bersifat mengajak
c. Penyampaian menggunakan bahasa baku dan disampaikan
secara lugas
d. Bersifat netral atau tidak memihak
e. Fakta dipakai sebagai alat kontritasi dan alat kontribusi
Sehubungan dengan hal di atas, pada dasarnya ciri-ciri narasi sama dengan ciri-ciri yang
dimiliki oleh deskripsi dan argumentasi. Adapun ciri-ciri karangan eksposisi menurut
Semi (2003:37), yaitu berupa tulisan yang memberikan pegertian dan pengetahuan
menjawab pertanyaan tentang apa, mengapa, kapan, dan bagaimana; disampaikan
dengan lugas dengan bahasa baku; menggunakan dengan nada netral, tidak memihak,
dan memaksakan sikap penulis terhadap pembaca; Adapun ciri-ciri karangan eksposisi
menurut Keraf (2008:4), yaitu (a). eksposisi hanya berusaha menjelaskan atau
menerangkan suatu pokok persoalan, (b). keputusan suatu eksposisi diserahkan kepada
pembaca, (c). gaya cerita eksposisi lebih cenderung berisi informatif, (d). fakta yang
dipakai dalam suatu eksposisi hanya sebagai alat kontrasasi, yaitu rumusan kaidah yang
dibuat itu lebih konkret.
Bedasarkan ciri tersebut karangan eksposisi hanya berusaha menyampaikan sesuatu
pemberitahuan, pengetahuan tanpa mempegaruhi minat dan sikap pembaca, Pembaca
diberi kesempatan untuk menerima, memutuskan atau menolak tentang sesuatu yang
diuraikan penulis. Gaya penyampaiannya cenderung bersifat informatif, artinya penulis
juga memberikan penjelasan untuk gagasan, sehingga pembaca dapat mengetahui
lebih dalam tentangsesuatuyang dimaksudkan dari gagasan tersebut. Pemberian
informasi penjelasan melalui karangan eksposisi hanya bersifat menguraikan dan
memberi pengenalan lanjutan bagi pembaca dan bukan merupakan suatu pembuktian.
Penggunaan bahasa dalam karangan ini tidak dipengaruhi oleh unsur subjektifitas dan
emosional. Penulis hanya menjelaskan apa adanya dan tidak membubui dengan kata-
kata yang menarik minat dan emosi pembaca. Penggunaan kosakata cenderung
bermakna denotatif.
Sampah rumah tangga dibagi menjadi dua, yaitu sampah cair dan sampah padat. Sampah padat bisa
diartikan sebagai sampah organik yang tidak dapat diuraikan oleh bakteri. Misalnya plastik, kaleng,
kertas, botol, tisu dan lain sebagainya. Sedangkan sampah cair adalah limbah berbentuk cair seperti
limbah kamar mandi, mencuci piring atau mencuci pakaian.
Sebenarnya sampah bias dikelola, namun sayangnya, masih banyak yang tidak mengetahui cara
pengelolahan sampah rumah tangga tersebut. Akibatnya, sampah hanya dibuang percuma dan tidak
menghasilkan manfaat apapun bahkan menjadi limbah yang berbahaya.. Oleh karena itu, sudah
sepatutnya menanamkan pengetahuan mengenai pengelolahan sampah rumah tangga kepada setiap
anggota keluarga. Bukan saja orang dewasa, anak-anak.
Ada beberapa cara untuk memberikan pengetahuan tentang pengolahan sampah tersebut. Salah satu
caranya adalah melalui sosialisasi pada pertemuan warga. Hal lain yang dapat dilakukan adalah memberi
edukasi kepada masyarakat melalui pamphlet, slogan, iklan, maupun poster yang dipasang di tempat-
tempat ramai. Selain itu, juga dapat dilakukan melalui tanyangan video.
Materi pengelolaan sampah yang dapat diberikan kepada masyarakat, yaitu, bagaimana mengurangi
menggunakan barang yang sampahnya tidak bisa didaur ulang. Misalnya, mengurangi pembelian air
minum kemasan dan menggantinya dengan membawa air minum dari rumah. Selain itu, mereka juga
dapat diberi pemahaman mengenai pengelolaan sampah dengan cara menggunakan kembali barang yang
masih bisa digunakan. Misalnya, menggunakan botol bekas untuk wadah minyak, menggunakan kembali
tas plastik yang masih bisa digunakan, dan lain- lain. Selanjutnya, pegelolaan sampah dengan cara
mendaur ulangnya. Misalnya, memanfaatkan barang bekas sebagai hand made atau hiasan. Dengan
menanamkan ketiga cara pengelolaan sampah tersebut. Diharapkan masyarakat lebih tahu mengenai
pengelolahan sampah dan mulai menerapkannya dalam kehidupan.
Rumah tangga adalah salah satu penghasil sampah anorganik yang cukup tinggi. Oleh karena itu,
pengelolahan sampah secara mandiri atau individu dalam kehidupan keluarga sangat penting. Kegiatan
yang bisa dilakukan seperti yang sudah diuraikan di atas, yakni, pengurangan pemakaian sampah platik,
penggunakan ulang bahan bekas, dan daur ulang. Secara perlahan akan tumbuh kesadaran individu untuk
mengolah sampah dengan baik, pada akhirnya, akan tercipta lingkungan yang bersih dan bebas dari
sampah. (sumber https://riuhimaji.com dengan perubahan)
1.
2.
1 Paragraf 1 3.
4.
1.
2 Paragraf 2 2.
3.
4.
1.
3 Paragraf 3 2.
3.
4.
1.
2.
4 Paragraf 4 3.
4.
1.
2.
5 Paragraf 5 3.
4.
Berdasarkan uraian isi tiap paragraf, rumuskanlah gagasan pokok tiap paragraf teks eksposisi di atas!
Isikan pada tabel berikut!
PARAGRAF
NO GAGASAN POKOK
KE
1 Paragraf 1
2 Paragraf 2
3 Paragraf 3
4 Paragraf 4
INSTRUMEN PENILAIAN
1. Jurnal Sikap Spiritual
Nama Tindak
No Waktu Catatan Perilaku Butir Sikap
Siswa Lanjut
1.
2
3
4. Pengetahuan
Bacalah teks eksposisi berikut!
Mengolah Sampah Rumah Tangga
Sampah rumah tangga dibagi menjadi dua, yaitu sampah cair dan sampah padat. Sampah
padat bisa diartikan sebagai sampah organik yang tidak dapat diuraikan oleh bakteri.
Misalnya plastik, kaleng, kertas, botol, tisu dan lain sebagainya. Sedangkan sampah cair
adalah limbah berbentuk cair seperti limbah kamar mandi, mencuci piring atau mencuci
pakaian.
Sebenarnya sampah bias dikelola, namun sayangnya, masih banyak yang tidak
mengetahui cara pengelolahan sampah rumah tangga tersebut. Akibatnya, sampah hanya
dibuang percuma dan tidak menghasilkan manfaat apapun bahkan menjadi limbah yang
berbahaya.. Oleh karena itu, sudah sepatutnya menanamkan pengetahuan mengenai
pengelolahan sampah rumah tangga kepada setiap anggota keluarga. Bukan saja orang
dewasa, anak-anak.
Ada beberapa cara untuk memberikan pengetahuan tentang pengolahan sampah tersebut.
Salah satu caranya adalah melalui sosialisasi pada pertemuan warga. Hal lain yang dapat
dilakukan adalah memberi edukasi kepada masyarakat melalui pamphlet, slogan, iklan,
maupun poster yang dipasang di tempat-tempat ramai. Selain itu, juga dapat dilakukan
melalui tanyangan video.
Materi pengelolaan sampah yang dapat diberikan kepada masyarakat, yaitu, bagaimana
mengurangi menggunakan barang yang sampahnya tidak bisa didaur ulang. Misalnya,
mengurangi pembelian air minum kemasan dan menggantinya dengan membawa air
minum dari rumah. Selain itu, mereka juga dapat diberi pemahaman mengenai
pengelolaan sampah dengan cara menggunakan kembali barang yang masih bisa
digunakan. Misalnya, menggunakan botol bekas untuk wadah minyak, menggunakan
kembali tas plastik yang masih bisa digunakan, dan lain- lain. Selanjutnya, pegelolaan
sampah dengan cara mendaur ulangnya. Misalnya, memanfaatkan barang bekas sebagai
hand made atau hiasan. Dengan menanamkan ketiga cara pengelolaan sampah tersebut.
Diharapkan masyarakat lebih tahu mengenai pengelolahan sampah dan mulai
menerapkannya dalam kehidupan.
Rumah tangga adalah salah satu penghasil sampah anorganik yang cukup tinggi. Oleh
karena itu, pengelolahan sampah secara mandiri atau individu dalam kehidupan keluarga
sangat penting. Kegiatan yang bisa dilakukan seperti yang sudah diuraikan di atas, yakni,
pengurangan pemakaian sampah platik, penggunakan ulang bahan bekas, dan daur ulang.
Secara perlahan akan tumbuh kesadaran individu untuk mengolah sampah dengan baik,
pada akhirnya, akan tercipta lingkungan yang bersih dan bebas dari sampah. (sumber
https://riuhimaji.com dengan perubahan)
1. Temukan dan tuliskan kalimat yang merupakan pendapat! Tuliskan pula pernyataan yang
mendukung pendapat tersebut!
2. Bagaimanakah cara pengelolaan sampah yang benar?
3. Mengapa kesadaran tentang pengelolaan sampah itu penting untuk ditanamkan?
4. Pada teks tersebut terdapat kalimat “Secara perlahan akan tumbuh kesadaran individu untuk
mengolah sampah dengan baik” Apa maksud frase “kesadaran individu” dalam teks tersebut?
5. Apa yang akan terjadi jika masyarakat tidak sadar dengan sampah?
Identifikasilah informasi yang terdapat pada teks eksposisi berjudul “Mengeolah Sampah Rumah Tangga”
tersebut! Uraikanlah informasi isi teks tersebut setiap paragraf. Kerjakanlah dalam tabel berikut!
NO PARAGRAF KE- INFORMASI YANG TERDAPAT PADA TEKS
1.
2.
1 Paragraf 1 3.
4.
1.
2 Paragraf 2 2.
3.
4.
1.
3 Paragraf 3 2.
3.
4.
1.
2.
4 Paragraf 4 3.
4.
1.
2.
5 Paragraf 5 3.
4.
Rubrik Penilaian
2. Pengetahuan
No Soal
Indikator Skor
. Nomor
Peserta didik menjawab salah 0
1 1 Peserta didik menjawab kurang benar 1
Peserta didik menjawab benar 2
Peserta didik menjawab salah 0
2 2 Peserta didik menjawab kurang benar 1
Peserta didik menjawab benar 2
Peserta didik menjawab salah 0
3 3 Peserta didik menjawab kurang benar 1
Peserta didik menjawab benar 2
Peserta didik menjawab salah 0
4 4 Peserta didik menjawab kurang benar 1
Peserta didik menjawab benar 2
Peserta didik menjawab salah 0
5 5 Peserta didik menjawab kurang benar 1
Peserta didik menjawab benar 2
Skor Maksimal 10
No Soal
Indikator Skor
. Nomor
1 1 Peserta didik menjawab salah 0
Peserta didik menjawab benar 1 1
Peserta didik menjawab benar 2 2
Lampiran 6
Kegiatan Inti
Proses Saintifik Peserta didik mengamati, menanya, dan Foto 5
1
(5M) mengumpulkan informasi dengan mendiskusikan
masalah sosial yang disajikan oleh guru.
Aktivitas
2
Pembelajaran
HOTS
a. Transfer Secara berkelompok peserta didik mendiskusikan Foto 6
Knowledge informasi yang terdapat dalam teks diskusi yang
diberikan guru
b. Critical Kelompok yang menerima hasil diskusi membaca, Foto 7
Thinking, meneliti, dan memberikan
Creativity koreksi/komentar/catatan/masukan/tanggapan terhadap
pekerjaan kelompok lain tersebut.
Kecakapan Abad Peserta didik membaca dan mencermati teks diskusi Foto 9
3
21 (PPK, Literasi, yang diberikan guru. (literasi)
Dimensi Peserta didik menyusun pertanyaan tentang teks diskusi. Foto 10
4
Pengetahuan
Pelaksanaan Peserta didik mengerjakan tugas. Foto 11
5 Foto 12
Penilaian
Guru memberi umpan balik peserta didik dalam
Kegiatan Penutup Foto 13
proses dan hasil pembelajaran .
Foto 1. Berdoa Foto 2. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
Foto 5. Peserta Didik Membaca Teks Model Foto 6. Peserta Didik Berdiskusi
Foto 11. Peserta Didik Menempel Hasil Foto 12. Peserta Didik Menempel Hasil
Diskusi di Papan Pajang Diskusi
Dokument
Aspek Praktek Pembelajaran Deskripsi
asi
k. Peserta didik berdoa dipimpin oleh ketua kelas. Foto 1
Kegiatan Pendahuluan
l. Peserta didik menyanyikan lagu Indonesia Raya. Foto 2
m. Peserta didik membaca asma’ul husna.
n. Peserta didik menyimak informasi guru mengenai
kompetensi yang akan dicapai dan manfaatnya Foto 3
dalam kehidupan sehari-hari. Foto 4
Kegiatan Inti
Foto 5. Peserta Didik Membaca Teks Model Foto 6. Peserta Didik Berdiskusi
Foto 11. Peserta Didik Mempresentasikan Foto 12. Peserta Didik Mempresentasikan
Hasil Diskusi. Hasil Diskusi
CATATAN REFLEKSI