Anda di halaman 1dari 160

PENGAYAAN UKOM 2020

BIDANG KIMIA KLINIK


Oleh : Atun Farihatun, S.K.M., M.KM
WEBINAR Seri #2
AIPTLMI Regional III
PENDAHULUAN

Ujian Kompetensi dilaksanakan untuk menilai


pencapaian kompetensi sesuai Standar
Kompetensi dalam rangka memperoleh
sertifikat kompetensi.
Sertifikat Kompetensi adalah surat tanda
pengakuan terhadap kompetensi Tenaga
Kesehatan untuk mengajukan Surat Tanda
Registrasi (STR) dan untuk dapat
menjalankan praktik (SIP).
BLUE PRINT UJI KOMPETENSI
AHLI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK JENJANG D-4
KISI-KISI BLUEPRINT SESUAI BIDANG KEILMUAN
KESEPAKATAN IBIS CAWANG 20 – 21 MEI 2017
PENGAYAAN UKOM 2020
BIDANG KIMIA KLINIK
Oleh : Atun Farihatun, S.K.M., M.KM
Deskripsi dan Substansi Kajian :

Bidang Kimia Klinik membahas tentang berbagai senyawa kimia yang terdapat
dalam darah, serum, plasma, urine, feses dan cairan tubuh lainnya pada
keadaan normal dan abnormal untuk menunjang diagnosis berbagai penyakit.

Urinalisa Cairan Tubuh lainnya Darah

Urinalisis ; Pemeriksaan 1. Feses : Pemeriksaan 1. Karbohidat : Pemeriksaan


makroskopis, mikroskopis, kimiawi makroskopis, mikroskopis dan kelainan metabolisme karbohidrat
dan urin atas indikasi. kimiawi 2. Protein : Protein total, albumin,
2. Cairan otak : Pemeriksaan globulin, elektroforesis protein
makroskopis, mikroskopis dan 3. Lemak : Kolesterol, trigliserida,
kimiawi asam-asam bebas lemak, jenis-
3. Transudat/Eksudat ; Pemeriksaan jenis lipoprotein
makroskopis, mikroskopis dan 4. Non protein nitrogen
kimiawi 5. Tes faal hati
4. Semen : Pemeriksaan 6. Analisa enzim
makroskopis dan mikroskopis 7. Analisa elektrolit
8. Analisa gas darah
URINALISA
TAHAPAN PEMERIKSAAN
Pre Analitik Analitik Post Analitik

Pengambilan spesimen : Integritas spesimen Penulisan laporan hasil


1. Wadah Pemilihan metode dan pemeriksaan
2. Label prosedur pemeriksaan
3. Formulir permintaan Pengawetan spesimen
(metode pengambilan
atau jenis spesimen)
4. Penolakan spesimen
KESALAHAN PENGKAJIAN MUTU
• Salah identifikasi pasien
• Intruksi pemeriksaan salah
• Jenis spesimen urine yang diambil tidak tepat
• Volume urine tidak cukup
• Keterlambatan pengiriman urine ke laboratorium
Pra Analitik
• Penyimpanan atau pengawetan urin tidak benar

• Salah identifikasi spesimen


• Kalibrasi instrumen salah
• Penurunan reagen
• Teknik pemeriksaan buruk
• Malfungsi instrumen
Analiitik • Zat pengganggu muncul
• Salah interpretasi data kendali mutu

• Salah identifikasi spesimen


• Tulisan tangan buruk
• Kesalahan transkripsi
• Mutu printer instrumen buruk
• Kegagalan pengiriman laporan
Pasca Analitik • Kegagalan menyampaikan nilai kritis via telepon
• Ketidakmampuan mengidentifikasi zat pengganggu
WADAH URINE DAN LABEL
• Wadah tahan bocor, bersih dan kering
• Bermulut lebar, bagian dasar wadah rata dan lebar
• Wadah steril untuk pemeriksaan mikrobiologi urin
• Label berisi informasi ; nama, nomor pasien, tanggal dan waktu
pengambilan spesimen.
• Label ditempel pada bagian wadah bukan pada tutup dan tetap
melekat jika wadah diletakkan dalam pendingin.
JENIS SPESIMEN URINE
JENIS SPESIMEN TUJUAN
Sewaktu Skrining rutin
Pagi Skrining rutin, Pemeriksaan kehamilan,
Protein ortostatik

24 Jam Pemeriksaan kimia kuantitatif

Kateter Kultur bakteri

Porsi tengah Skrining rutin, kultur bakteri

Aspirasi suprapubik Kultur bakteri, sitologi

Pengambilan tiga tabung Infeksi prostat


MACAM-MACAM PENGAWET URINE
NAMA PENGAWET URINE FUNGSI
Toluena Untuk mengawetkan glukosa, aseton, dan
aseto asetat
Thymol Untuk mengawetkan glukosa, aseton, dan
aseto asetat
Formaldehide Untuk mengawetkan sedimen urine
Asam sulfat pekat Untuk penetapan kuantitatif calsium, nitrogen
dan kebaykan zat anorganik lainnya

Natrium karbonat Untuk mengawetkan urobilinogen


Chloroform Menghambat pertumbuhan bakteri
Merubah karakteristik sel pada sedimen

Natrium flouride Untuk mengawetkan glukosa


PENOLAKAN SPESIMEN
Spesimen dalam wadah Label dan formulir
tidak berlabel permintaan tidak cocok

Spesimen tercemar oleh Wadah dengan bagian luar


feses atau tisu toilet tercemar

Jumlah spesimen tidak Spesimen dengan teknik


cukup pengiriman tidak tepat
MAKROSKOPIK
URINE
MAKROSKOPIS URINE - WARNA
Warna Penyebab Korelasi Klinis/Laboratorium
Tidak Baru mengosumsi cairan Umumnya terobservasi pada
berwarna spesimen sewaktu
Kuning pucat Poliuri atau diabetes Peningkatan volume 24 jam dan
insipidus berat jenis rendah
Diabetes melitus Peningkatan berat jenis dan
hasil pemeriksaan glukosa
positif
Kuning gelap Spesimen pekat Normal setelah olahraga berat,
atau pada spesimen pertama
saat bangun pagi
Vitamin B kompleks Demam atau luka bakar
Dehidrasi
MAKROSKOPIS URINE - WARNA
Warna Penyebab Korelasi Klinis/Laboratorium
Kuning gelap Bilirubin Busa kuning saat dikocok dan hasil
pemeriksaan kimia positif
Akriflavin Hasil pemeriksaan empedu negatif dan
kemungkinan flouresens hijau
Nitrofurantoin Antibiotik yang diberikan untuk infeksi
saluran kemih
Jingga- Fenazopiridin Obat yang umum diberikan untuk infeksi
kuning saluran kemih
Kuning-hijau Bilirubin Busa berwarna pada urine asam dan hasil
teroksidasi pemeriksaan negatif palsu untuk bilirubin
menjadi
biliverdin
MAKROSKOPIS URINE - WARNA
Warna Penyebab Korelasi Klinis/Laboratorium
Hijau Infeksi Kultur urine positif
Pseudomonas
Biru-hijau Amitriptilin Antidepresan
Merah muda Sel Draah Merah Urine keruhdengan hasil pemeriksaan
kimia positif terhadap darah dan SDM
tampak pada pemeriksaan mikroskopis
Merah Hemoglobin Urine jernih dengan hasil pemeriksaan
kimia positif terhadap darah ; hemolisis
intravaskular
Mioglobin Urine jernih dengan hasil pemeriksaan
kimia positif terhadap darah ; kerusakan
otot
MAKROSKOPIS URINE - WARNA
Warna Penyebab Korelasi Klinis/Laboratorium
Merah Bit Urine basa pada individu yang secara
genetik rentan
Rifampin Obat tuberkulosis
Kontaminasi Spesimen keruh dengan sel darah merah,
darah haid lendir dan bekuan
Merah Porfirin Pemeriksaan negatif terhadap darah
anggur (Memerlukan pemeriksaan tambahan)
Merah coklat Sel darah merah Terlihat pada urine asam setelah
teroksidasi didiamkan, hasil pemeriksaan kimia positif
menjadi terhadap darah
methemoglobin
MAKROSKOPIS URINE - WARNA
Warna Penyebab Korelasi Klinis/Laboratorium
Cokelat- Melanoma ganas Urine menggelap pada saat didiamkan dan
hitam bereaksi dengan nitroprusida dan feri
klorida
Metronidazol Menggelap pada saat didiamkan, infeksi
usus dan vagina
Metidopa atau Antihipertensi
levodopa
MAKROSKOPIS URINE - KEJERNIHAN
Kejernihan Istlilah
Jernih Tidak terlihat partikulat-transparan
Agak keruh Sedikit partikulat, tulisan mudah dilihat melalui urine
Keruh Banyak partikulat, tulisan terlihat buram melalui urine
Sangat keruh Tulisan tidak dapat dilihat melalui urine
Seperti susu Terdapat endapan atau gumpalan

Penyebab Non patologis : Penyebab Patologis :


Sel epitel skuamosa Sel darah merah
Mukus Sel darah putih
Fosfat amorf, karbonat, urat Bakteri
Semen, spermatozoa Jamur
Kontaminasi feses
Bedak tabur
Krim vagina
Perbedaan Pemeriksaan Urine Merah yang
Secara Kimia Positif untuk Darah
Urine Merah

Jernih Keruh

Terdapat sel darah merah


(hematuria)
Hemoglobinuria Mioglobinuria

Plasma merah Plasma jernih


MAKROSKOPIS URINE - BAU
Bau Penyebab
Aromatik Normal
Busuk, seperti Dekomposisi bakteri, Infeksi saluran kemih
amonia
Buah, manis Keton (Diabetes melitus, kelparan, muntah)
Tikus Fenilketonuria
Tengik Tirosinemia
Kaki Asidemia isovalerat
berkeringat
Kubis Malabsropsi metionin
Pemutih Pencemaran
SKRINING MAKROSKOPIK dan KORELASI MIKROSKOPIK

Uji skrining Signifikansi


Warna Darah
Kejernihan Hematuria versus hemoglobinuria, mioglobinuria
Menegaskan penyebab kekeruhan yang patologis
dan non patologis
Darah Sel darah merah, silinder sel darah merah
Protein Silinder, sel
Nitrit Sel darah putih, bakteri
Leukosit esterase Sel darah putih, silinder sel darah putih, bakteri
Glukosa Ragi
MIKROSKOPIK
URINE
Homogenkan urine
Centrifuge urine dengan kecepatan
1500 – 2000 rpm selama 5 menit
Pewarna sedimen : Sternheimer-Malbin
SEL DARAH MERAH
Karakeristik Cakram bikonkaf tanpa nukleus
Bergerigi dalam urine hipertonik
Sel hantu di dalam urine
hioptonik
Dismorfik dengan kerusakan
membran glomerulus
Sumber kekeliruan identifikasi Sel ragi
Tetesan minyak
Gelembung udara
Pelaporan Jumlah rata-rata per 10 lpb
Korelasi urinalisis lengkap Warna
Reaksi darah pada strip reagen
SEL DARAH PUTIH
Karakeristik Lebih besar dari sel darah merah
Neutrofil multilobus, bergranula
Sel glitter di dalam urine hipotonik
Sel mononuklear dengan
sitoplasma yang banyak
Sumber kekeliruan identifikasi Sel epitel tubulus ginjal
Pelaporan Jumlah rata-rata per 10 lpb
Korelasi urinalisis lengkap Leukosit esterase
Nitrit
Berat jenis
pH
SEL EPITEL SKUAMOSA
Karakeristik Sel terbesar dalam sedimen dengan
sitoplasma iregular yang banyak dan
nukleus yang menonjol
Sumber kekeliruan Jarang ditemukan, sel yang terlipat
identifikasi dapat menyerupai silinder
Pelaporan Jarang, beberapa, sedang, atau
banyak per lpk
Korelasi urinalisis Kejernihan
lengkap
SEL EPITEL TRANSISIONAL
Karakeristik Bulat, polihedral atau berekor
dengan nukleus yang terletak di
tengah
Sumber kekeliruan Betul bulat menyerupai renal tubulus
identifikasi epitel
Pelaporan Jarang, beberapa, sedang atau
banyak per lpb
Korelasi urinalisis Kejernihan
lengkap Darah, jika terkait keganasan
SEL RENAL TUBULUS EPITEL
Karakeristik Persegi panjang, kolumnar, bulat,
oval, atau kuboid dengan nuklues
eksentrik yang kemungkinan
terwarnai bilirubin atau bermuatan
homosiderin
Sumber kekeliruan Sel transisional bulat
identifikasi Silinder granular
Pelaporan Jumlah rata-rata per 10 lpb
Korelasi urinalisis Leukosit esterase dan nitrit
lengkap Warna
Kejernihan
Protein
Bilirubin
Darah
BAKTERI
Karakeristik Struktur berbentuk batang dan bulat
kecil
Sumber kekeliruan Urat dan fosfat amorfik
identifikasi
Pelaporan Beberapa, sedang atau banyak per
lpb, ada nya sel darah putih
mungkin diperlukan
Korelasi urinalisis pH
lengkap Nitrit
Leukosit esterase
Sel darah putih
RAGI
Karakeristik Struktur refraktil, oval, kecil dengan
tunas
Sumber kekeliruan Sel darah merah
identifikasi
Pelaporan Beberapa, sedang atau banyak per
lpb, ada nya sel darah putih
mungkin diperlukan
Korelasi urinalisis Glukosa
lengkap Leukosit esterase
Sel darah putih
TRICHOMONAS
Karakeristik Berbentuk pir, motil, berflagela
Sumber kekeliruan Sel darah putih, sel epitel tubulus
identifikasi ginjal
Pelaporan Jarang, beberapa, sedang, atau
banyak per lpb
Korelasi urinalisis Leukosit esterase
lengkap Sel darah putih
SPERMATOZOA
Karakeristik Kepala oval agak runcing dengan
ekor tipis yang panjang
Sumber kekeliruan Tidak ada
identifikasi
Pelaporan Ada, berdasarkan protokol
laboratorium
Korelasi urinalisis Protein
lengkap
SILINDER HIALIN
Karakeristik Tidak berwarna, matriks homogen
Sumber kekeliruan Mukus, serat, rambut, peningkatan
identifikasi cahaya
Pelaporan Jumlah rata-rata per lpk
Korelasi urinalisis Protein
lengkap Darah (olahraga)
Warna (olahraga)
SILINDER SEL DARAH MERAH
Karakeristik Berwarna jingga kemerahan, matriks
silinder mengandung sel darah
merah
Sumber kekeliruan Gumpalan sel darah merah
identifikasi
Pelaporan Jumlah rata-rata per lpk
Korelasi urinalisis Sel darah merah
lengkap Darah
Protein
SILINDER SEL DARAH PUTIH
Karakeristik Matriks silinder mengandung sel
darah putih
Sumber kekeliruan Gumpalan sel darah putih
identifikasi
Pelaporan Jumlah rata-rata per lpk
Korelasi urinalisis Sel darah putih
lengkap Leukosit esterase
Protein
SILINDER SEL EPITEL
Karakeristik Sel RTE yang melekat pada matriks
protein
Sumber kekeliruan Silnder sel darah putih
identifikasi
Pelaporan Jumlah rata-rata per lpk
Korelasi urinalisis Protein
lengkap Sel RTE
SILINDER GRANULAR
Karakeristik Granula kasar dan halus di dalam
matriks silinder
Sumber kekeliruan Gumpalan kristal kecil
identifikasi Sel RTE kolumnar
Pelaporan Jumlah rata-rata per lpk
Korelasi urinalisis Protein
lengkap Silinder selular
Sel darah merah
Sel darah putih
SILINDER LILIN
Karakeristik Silinder sangat refraktil dengan takik
dan ujung-ujung yang bergerigi
Sumber kekeliruan Serat dan bahan feses
identifikasi
Pelaporan Jumlah rata-rata per lpk
Korelasi urinalisis Protein
lengkap Silinder selular
Silinder granular
Sel darah putih
Sel darah merah
SILINDER LEMAK
Karakeristik Tetesan lemak dan badan lemak
oval yang melekat pada matriks
protein
Sumber kekeliruan Debris feses
identifikasi
Pelaporan Jumlah rata-rata per lpk
Korelasi urinalisis Protein
lengkap Tetesan lemak bebas
Badan lemak oval
KRISTAL URINE
Kristal pH Warna
Asam urat Asam Kuning kecoklatan
Urat amorf Asam Kuning kecoklatan

Kalsium oxalat Asam/Netral/Basa Tidak berwarna

Fosfat amorf Basa/Netral Putih-tidak berwarna

Kalsium fosfat Basa Tidak berwarna

Tripel fosfat Basa Tidak berwarna

Amonium biurat Basa Kuning kecoklatan

Kalsium karbonat Basa Tidak berwarna


KRISTAL URINE
Kristal pH Gangguan
Sistin Asam Sistinuria
Kolesterol Asam Sindrom nefrotik

Leusin Asam/netral Penyakit hati

Tirosin Asam/netral Penyakit hati

Bilirubin Asam Penyakit hati

Sulfonamid Asam/netral Pengobatan infeksi

Pewarna radiografik Asam Prosedur radiografik

Ampisilin Asam/netral Pengobatan infeksi


KRISTAL URINE (BASA)

Ca Carbonat Amorphous Triple Fosfat

Ammonium biurate
KRISTAL URINE (ASAM)

Asam Urat Ca Oxalat

Tyrosin Cystine Leucine


Penyebab Urine Asam dan Basa
Urine Asam Urine Basa
Emfisema Hiperventilasi
Diabetes melitus Muntah

Kelaparan Asidosis tubulus ginjal

Dehidrasi Adanya bakteri penghasil urease

Diare Diet vegatian

Adanya bakteri penghasil asam Spseimen sudah terlalu lama

Diet protein tinggi

Obat
KIMIA URINE
KIMIA URINE

HASIL PEMERIKSAAN PROTEIN URINE HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA URINE


METODE
REAGEN
PROSEDUR
INTERPRETASI HASIL
METODE
REAGEN
INTERPRETASI HASIL PEMERIKSAAN URINE ATAS INDIKASI
Parameter Metode Reagen Interpretasi Hasil
Urobilin Schlesinger Zn Asestat dalam Alkohol Flouresensi hijau dalam filtrat
96%
Urobilinogen Wallace diamod Ehrlich (Diametil amino Warna merah anggur
benzaldehid dalam HCL 37%
Bilirubin Harrison Fouchet (FeCl2) dan Larutan Warna hijau atau biru
BaCl2 kehijauan
Hawkinson Kertas saring yang Warna hijau
mengandung BaCl2
Benda Keton Rothera Rothera (Natrium nitroprusid, Cincin ungu kemerah-
Ammonius sulfat) dan merahan pada perbatasan
Ammonium hidroksi sulfat kedua lapisan cairan
Gerhard FeCl3 10% Warna merah anggur

Darah samar Benzidin Benzidin dan asam asetat Warna hijau biru
glasial
Protein kuantitatif Esbach Asam pikrat & Asam sitrat Endapan dalam gr/L/24 jam
URINE ANALYZER
Prinsip kerja ; reflactance photometer
(pengukuran pantulan cahaya )

Detektor (3) Mikroprosesor (5)

Konverter analog
LED (1) ke digital (4)

Hasil (6)

Carik celup (2)


ANALISA FESES
TAHAPAN PEMERIKSAAN
Makroskopik Mikroskopik Kimiawi

1. Warna 1. Telur cacing 1. Darah samar


2. Bau 2. Sel-sel darah 2. Sterkobilin
3. Konsistensi 3. Sisa pencernaan :
4. Lendir - KH : Lugol
5. Darah - Lemak : Sudan III dan
6. Parasit asam asetat glasial
MAKROSKOPIK FESES - WARNA
Warna/Tampilan Kemungkinan Penyebab
Hitam Perdarahan saluran cerna atas
Terapi zat besi
Arang
Bismut (antasid)
Merah Perdarahan saluran cerna bawah
Bit atau pewarna makanan
Rifampisin
Kuning pucat, abu- Obstruksi saluran empedu
abu Barium sulfat
Hijau Biliverdin/antibiotik oral
Sayuran hijau
Berbusa Obstruksi saluran empedu
Gangguan pankreas
Menyerupai pita Konstriksi usus
Berlendir- darah Kolitis
Disentri
Keganasan
Konstipasi
MIKROSKOPIK FESES
ANALISA
LIQUOR CEREBROSPINALIS
TAHAPAN PEMERIKSAAN
Makroskopik Mikroskopik Kimiawi

1. Warna 1. Menghitung jumlah sel 1. Tes Pandy (Phenolum


2. Kekeruhan (Bilik hitung Fuch liquefactum)
3. Bekuan Rosenthal) 2. Tes Nonne (Ammonium
4. Berat Jenis 2. Menghitung jenis sel sulfat)
3. Bakterioskopi ;
M. Tuberculosis,
Meningococcus,
Pneumococcus,
Streptococcus dan
H.influenza
PRETASI HASIL

PEMERIKSAAN KIMIAWI LCS


Metode Reagen Interpretasi Hasil
Pandy Phenolum liquefactum Kekeruhan putih kebiruan

Nonne Ammonium sulfat Cincin keruh pada daerah


perbatasan kedua larutan
ANALISA
TRANSUDAT DAN EKSUDAT
PERBEDAAN TRANSUDAT & EKSUDAT
TRANSUDAT EKSUDAT
Kejernihan Jernih Jernih, berkabut, fibrin, purulen, hemoragik,
khilous
Konsistensi Encer Kental
Warna Kuning muda Bermacam-macam
BJ < 1.018 > 1.018
Bekuan Tidak ada Ada (Fibrinogen)
Jumlah Sel < 500 sel/ul > 500 gr sel/ul
Protein < 2.5 gr% > 2.5 gr%
Glukosa Sama seperti dengan plasma darah Kurang dari kadar dalam plasma darah
Sel Sedikit sel endotel limfosit kecil PMN pada infeksi akut. Limfosit kecil pada
infeksi kronis. Sering terdapat eritrosit
Bakteri Tidak ada Ada
TAHAPAN PEMERIKSAAN
Makroskopik Mikroskopik Kimiawi

1. Jumlah 1. Menghitung jumlah sel Test Rivalta


2. Warna 2. Menghitung jenis sel
3. Kejernihan 3. Bakterioskopi
4. Bau
5. Berat Jenis
ANALISA SEMEN
TAHAPAN PEMERIKSAAN
Makroskopik Mikroskopik Mikroskopik

1. Volume 1. Konsentrasi
2. Warna Polyzoospermia : > 250 juta/ml
3. Viskositas Normozoospermia : 40 – 200 juta/ml
4. pH Oligozoospermia : < 40 juta/ml
5. Bau Azoozpermia : 0 juta/ml
2. Motilitas
Asthenozoospermia, Necrozoospermia
Kasus (vignette) :
Seorang pasien perempuan atas rujukan dokter diminta untuk pemeriksaan sedimen
urin. Hasil pemeriksaan urin rutin didapatkan hasil warna urin kuning muda, agak keruh,
pH 6,0. Dilakukan sedimentasi, kemudian dilakukan pembuatan dan pengamatan
didapatkan hasil seperti gambar dibawah ini :

Pertanyaan soal:
Jenis Kristal apakah yang paling banyak ditemukan dalam sedimen urin tersebut?

Pilihan Jawaban :
A. Kalsium oksalat D. Kalsium karbonat
B. Triple pospat E. Kalsium fosfat
C. Asam urat
Kasus (vignette)
Seorang pasien wanita berusia 35 tahun telah satu bulan yang lalu melahirkan seorang
bayi kembar secara alamiah. Telah satu minggu ini ia mengeluh demam dan setiap
buang air kecil merasakan panas di daerah organ kelamin. Diagnosa ibu tersebut
mengalami ISK, dokter menganjurkan untuk melakukan pemeriksaan urinnya ke
laboratorium bagian klinik.

Pertanyaan soal:
Spesimen urin seperti apa yang memenuhi persyaratan untuk pemeriksaan ini ?

Pilihan Jawaban :
A. Urin pagi
B. Urin 24 jam
C. Urin sewaktu
D. Urin porsi tengah
E. Urin post prandial
Kasus (vignette)
Seorang analis sedang melakukan pemeriksaan urin berdasarkan permintaan dokter
penyakit dalam. Sampel urin yang baru dikeluarkan diterima oleh analis pada jam 08.10
WIB. Alat penunjuk suhu ruang menunjukkan angka 37OC. Pengerjaan sampel dimulai
jam 09.00 WIB. Hasil pemeriksaan makroskopis menunjukkan warna kuning tua, agak
keruh, pH 7,8 dan BJ 1.0011.

Pertanyaan soal
Parameter apakah yang paling terpengaruh secara berarti oleh keadaan di atas?

Pilihan jawaban
A. Bilirubin
B. Glukosa
C. Sel-sel
D. Benda keton
E. Bakteri
Kasus (vignete)
Seorang analis bertugas di laboratorium Rumah Sakit . Pada hari itu jumlah pasien yang
periksa lebih dari 100. Salah satu pasien yang menunggu di laboratorium tersebut
adalah tetangga analis yang sedang bertugas dengan nomor antrian ke 24..Saat itu
layanan baru sampai pada pasien antrian no.7

Pertanyaan soal
Bagaimanakah sikap saudara menghadapi pasien tersebut

Pilihan jawaban
A. Tidak peduli dan pura-pura tidak tahu kalau tetangganya sedang ada pada antrian
B. Memanggil pasien tsbt secara diam-diam melalui pintu belakang untuk didahulukan
C. Meminta ijin kepada pasien no. 8 s/d 23 untuk mendahulukan pasien tersebut
D. Memberikan penjelasan pada pasien tersebut tentang sistim antrian di pelayanan
E. Meminta rekan analis lain untuk menggantikan tugasnya
Kasus (vignete)
Seorang analis yang bekerja di sebuah RS mempunyai seorang Pimpinan Instalasi
Laboratorium Klinik yang mempunyai sifat temperamental tetapi bertanggungjawab
terhadap pekerjaannyaa. Setiap ada masalah yang berkaitan dengan pelayanan
laboratorium klinik selalu didahului dengan marah-marah, sebelum mendengarkan
penjelasan dari petugas laboratorium.

Pertanyaan soal:

Apa sikap Saudara dalam menghadapi sifat pimpinan tersebut diatas ?

A. Mendiamkan, sampai pimpinan tersebut berhenti marah-marah


B. Tetap bekerja sambil mendengarkan sambil lalu kemarahan pimpinan tersebut
C. Menjawab disela-sela kemarahan pimpinan tersebut
D. Menghindar setiap pimpinan tersebut marah-marah
E. Menyimak substansi penyebab pimpinan Instalasi Lab tersebut marah-marah
Kasus (vignete)
Seorang analis kesehatan bekerja di laboratorium klinik swasta menerima seorang
pasien dengan pengantar untuk pemeriksaan glukosa darah. Kebetulan pasien tersebut
tinggal satu komplek dengan analis. Hasil tes darah puasa menunjukkan kadar 160
mg/dL. Pada saat amplop hasil diberikan, pasien menanyakan kepada analis tentang
hasil tersebut.

Pertanyaan soal
Manakah tindakan analis yang benar ?
Pilihan jawaban
A. Membuka amplop, menjelaskan bahwa hasil tes dan menyuruhnya segera ke dokter
B. Mengambil arsip hasil tes laboratorium lalu menyatakan pasien menderita diabetes
mellitus
C. Tanpa membuka amplop, ia langsung memberitahu bahwa hasil tes tidak normal
karena ia masih ingat hasil analisis darah yang dikerjakannya.
D. Menganjurkan pasien membawa hasil tersebut ke dokter pengirim supaya mendapat
penjelasan dan penanganan yang tepat
E. Menyarankan pasien membeli obat diabetes ke toko obat terdekat karena ia tahu
kadar glukosa darah tetangganya tersebut tinggi.
Kasus (vignette)

Seorang pasien laki-laki berusia 30 tahun kelaboratorium klinik membawa pengantar


dokter untuk pemeriksaan sperma. 4 hari kemudian pasien datang pada jam 08.30 WIB
sesuai instruksi petugas dengan membawa sampel sperma. Hasil wawancara dengan
pasien didapatkan informasi sampel di ambil pada jam 06.15 WIB

Pertanyaan soal :
Apa yang harus dilakukan tenaga analis terhadap kasus diatas ?

A. Meminta pasien untuk mengulang mengambil sampel


B. Meminta pasien untuk mengulang pengambilan sampel dengan tetap melakukan
pemeriksaan terhadap sampel tersebut dengan seksama dan mengeluarkan hasilnya
C. Meminta pasien mengambil sampel 4 hari yang akan datang sesuai dengan instruksi
D. Meminta pasien untuk mengambil sampel keesokan harinya
E. Meminta pasien datang kapan saja untuk mengulang pemeriksaan
Kasus (vignette)
Seorang analis melakukan pemeriksaan cairan pleura atas permintaan dokter pada
seorang pasien yang diduga tuberculosis. Didapatkan cairan menyerupai serum darah
sejumlah 1 liter dengan sedikit jumlah fibrin dan sel.

Pertanyaan soal
Termasuk jenis apakah cairan tersebut di atas?

Pilihan jawaban
A. Transudat
B. Eksudat bening
C. Eksudat fibrosa
D. Eksudat purulen
E. Eksudat hemoragik
Kasus (vignete)

Seorang pasen wanita berkonsultasi kepada dokter kandungan mengenai


keterlambatan menstruasi yang dialaminya. Kemudian dokter menganjurkan untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium terhadap kehamilannya. Pasen disarankan untuk
melakukan tes kehamilan berdasarkan adanya HCG dalam urin.

Pertanyaan soal :
Jenis sampel urin yang manakah yang paling baik untuk pemeriksaan tersebut ?

A. Urin pagi
B. Urin 24 jam
C. Urin 3 gelas
D. Urin sewaktu
E. Urin postprandial
Kasus (vignete)

Seorang analis melakukan pemeriksaan protein urin, menggunakan sampel urin yang
jernih. Protein urin diuji dengan menggunakan asam sulfosalicyl. Untuk menguji adanya
kekeruhan, tabung diperiksa dengan cahaya berpantul dan latar belakang yang hitam.
Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya kekeruhan yang jelas dan berkeping-keping.

Pertanyaan soal:
Bagaimana interpretasi hasil pada pemeriksaan protein urin tersebut ?

Pilihan Jawaban :
A. Negatif -
B. Positif +
C. Positif ++
D. Positif +++
E. Positif ++++
Kasus (vignete)

Seorang analis atas permintaan dokter sedang melakukan pemeriksaan reduksi urin
dengan menggunakan reagen Benedict. Dia mencampurkan 5 mL reagen Benedict
dengan 8 tetes urin di dalam tabung reaksi. Kemudian tabung itu dimasukkan ke dalam
air mendidih selama 5 menit dan dibaca hasilnya. Hasil pemeriksaan menunjukkan
didapatkan warna kuning keruh pada urin.

Pertanyaan soal:

Berapakah kadar glukosa pada hasil pemeriksaan reduksi urin tersebut ?


A. 0 – 0,5 %
B. 0,5 – 1 %
C. 1 – 1,5 %
D. 2 – 3,5 %
E. > 3,5 %
Kasus (vignete)

Seorang analis diminta untuk melakukan pemeriksaan mengenai adanya benda- benda
keton di dalam urin. Metode yang digunakan adalah metode Rothera. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara 5 mL urin dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 1 gr
reagen Rothera dan dikocok sampai larut.

Pertanyaan soal:
Langkah selanjutnya apakah yang harus ditambahkan pada pemeriksaan di atas ?

Pilihan Jawaban :
A. Penambahan Natriumnitroprussid
B. Penambahan Ammoniumsulfat
C. Penambahan Ammoniumhidroxida pekat
D. Penambahan Ferrichlorida 10 %
E. Penambahan Ferrifosfat
Kasus (vignete)

Seorang analis melakukan pemeriksaan glukosa urin pasen atas permintaan dokter
yang didiagnosa menderita Diabetes Militus. Metode yang digunakan dalah Benedict.
Hasil pemeriksaan menunjukkan terjadi perubahan warna dari biru menjadi orange
pada urin.

Pertanyaan soal:
Bagaimanakah interpretasi hasil pada pemeriksaan glukosa urin di atas ?

Pilihan Jawaban :
A. Negatif
B. Positif +
C. Positif ++
D. Positif +++
E. Positif ++++
Kasus (vignete)

Seorang analis melakukan pemeriksaan protein urin dengan metode asam asetat. Hasil
pemeriksaan menunjukkan didapatkan urin sangat keruh dan kekeruhan bergumpal-
gumpal.

Pertanyaan soal:
Untuk mendapatkan hasil yang pasti dari pemeriksaan tersebut, apakah yang harus
dilakukan oleh seorang analis ?

Pilihan Jawaban :
A. Melanjutkan ke uji kuantitatif dengan metode Esbach
B. Melanjutkan ke uji kuantitatif dengan metode Bang
C. Melanjutkan ke uji kuantitatif dengan metode Sulfosalisyl
D. Melanjutkan ke uji kuantitatif dengan metode Bence Jones
E. Melanjutkan ke uji kuantitatif dengan metode Gerhardt
Kasus (vignete)
Seorang analis melakukan pemeriksaan bilirubin urin dengan memasukkan 5 mL urin,
kemudian ditambahkan 2,5 mL larutan BaCl 10 % dan 2 tetes larutan NaHPO4 jenuh,
kemudian dikocok sampai homogen.

Pertanyaan soal:
Bagaimanakah langkah selanjutnya pada pemeriksaan tersebut ?

Pilihan Jawaban :
A. Melakukan penyaringan dan menetesi filtrat saringan dengan reagen Fouchet.
B. Melakukan penyaringan dan langsung menetesi endapan dengan reagen Fouchet.
C. Melakukan penyaringan dan menetesi endapan yang agak kering dengan reagen Fouchet.
D. Melakukan penyaringan dan menetesi filtrat saringan dengan reagen Yodium 1 %
E. Melakukan penyaringan dan menetesi endapan dengan reagen Yodium 1 %
Kasus (vignete)

Seorang analis melakukan pemeriksaan benda-benda keton di dalam urin. Dia


mencampurkan 10 mL urin di dalam tabung reaksi dengan 0,5 mL asam asetat glasial dan 5
tetes larutan Natrium Nitroprusid kemudian dikocok sampai homogen.

Pertanyaan soal:
Apakah langkah berikutnya pada pemeriksaan di atas ?

Pilihan Jawaban:
A. Menambahkan melalui dinding tabung 3 mL larutan Ammonia 10%
B. Menambahkan melalui dinding tabung 3 mL larutan Ammonium Sulfat pekat.
C. Menambahkan melalui dinding tabung 3 mL larutan Ammoniumhidroksida pekat (28%)
D. Menambahkan melalui dinding tabung 3 mL larutan Ferrichlorida 10 %.
E. Menambahkan melalui dinding tabung 3 mL larutan Asam Sulfat pekat.
Kasus (vignete) 17
Seorang analis melakukan pemeriksaan protein terhadap cairan otak, dengan cara 1 mL
reagen Pandy dimasukkan dalam tabung serologi, kemudian ditambahkan 1 tetes cairan otak
tanpa sediment.

Pertanyaan soal:
Untuk uji konfirmasi pemeriksaan di atas apa yang dilakukan oleh analis ?

Pilihan Jawaban :
A. Melakukan pemeriksaan test Nonne
B. Melakukan pemeriksaan test Esbach
C. Melakukan pemeriksaan test Rivalta
D. Melakukan pemeriksaan test Bang
E. Melakukan pemeriksaan test Asam Asetat
Kasus (vignette) :
Analis kesehatan melakukan pemeriksaan feses rutin. Pada pemeriksaan makroskopis
didapatkan hasil konsistensi cair, warna putih susu. Kemudian dilanjutkan dengan
pemeriksaan mikroskopis untuk melihat ada tidaknya lemak dalam feses tersebut.

Pertanyaan soal:
Apakah larutan yang digunakan untuk pemeriksaan tersebut di atas?

Pilihan jawaban :
A. NaCl 0,9 %
B. Lugol 1- 2 %
C. Eosin 1 - 2 %
D. Sudan III
E. Benzidin
Kasus (vignete) :
Seorang penderita penyakit hati memerlukan hasil pemeriksaan bilirubin urine. Analis yang
bekerja di laboratorium memerlukan reagen BaCl 10% untuk mendapatkan supernatan
urine.

Pertanyaan soal :
Apakah nama reagen yang dibutuhkan untuk diteteskan pada supernatan urine tersebut ?

Pilihan jawaban :
A. Reagen Schleisinger
B. Reagen Sulkowitch
C. Reagen Ehrlich
D. Reagen Benedict
E. Reagen Fouchet
Kasus (vignete) :
Seorang penderita kencing manis yang mengalami komplikasi disfungsi ginjal memerlukan
pemeriksaan keton urine. Pemeriksaan ini memerlukan reagen Rothera dan larutan amoniak
pekat.

Pertanyaan soal :
Bagaimana interpretasi hasil positif pada pemeriksaan keton urine?

Pilihan jawaban :
A. Cincin merah
B. Cincin putih
C. Cincin ungu
D. Cincin biru
E. Cincin coklat
Kasus (vignete) :
Seorang penderita meningitis memerlukan pemeriksaan LCS (cairan otak). Pemeriksaan ini
digunakan untuk mengetahui adanya.

Pertanyaan soal :
Tes apakah yang dapat digunakan untuk melakukan pemeriksaan tersebut ?

Pilihan jawaban :
A. Tes Rothera
B. Tes Nonne
C. Tes Gerhard
D. Tes Fouchet
E. Tes Rivalta
Kasus (vignette) :
Seorang pria dengan usia 60 tahun datang ke laboratorium klinik. Bapak tersebut mengeluh
bahwa kedua pinggangnya terasa nyeri. Bapak tersebut minta supaya darahnya diperiksa tetapi
ia tidak memiliki surat rujukan dari dokter.

Pertanyaan soal
Apakah langkah yang diambil oleh petugas laboratorium dalam menghadapi bapak tersebut?

Pilihan jawaban
A. Petugas mempersilahkan pasien tersebut untuk pergi ke dokter terlebih dahulu.
B. Petugas menganjurkan untuk dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal.
C. Petugas membawa pasien tersebut ke dokter konsultan yang ada di laboratorium tersebut.
D. Mempersilahkan pasien tersebut untuk puasa terlebih dahulu baru dilakukan pemeriksaan.
E. Petugas menganjurkan pasien untuk membeli obat encok saja.
Seorang analis sedang melakukan pemeriksaan laboratorium pada sampel darah dari pasien yang
dirujuk dari dokter spesialis penyakit dalam. Pada saat mengerjakan pemeriksaan terhadap
sampel darah tidak sengaja wadah yang menampung sampel tersebut tersenggol dan sampel
tumpah di atas meja pemeriksaan.

Pertanyaan soal:
Apa yang harus dilakukan analis dalam menghadapi kondisi demikian ?

Pilihan Jawaban :
A. Membiarkan tumpahan sampai selesai pekerjaan
B. Melap dulu tumpahan dengan tisu kemudian melanjutkan lagi pekerjaan
C. Menyiram dulu tumpahan dengan desinfektan kemudian melanjutkan pekerjaan
D. Menyiram tumpahan dengan air
E. Pekerjaan dihentikan untuk membersihkan tumpahan
Kasus (vignete)

Seorang analis menerima pasien dengan permintaan pemeriksaan urine lengkap. Dokter yang
mengirim pasien tersebut meminta agar sampel urine yang digunakan adalah sampel urine pagi.

Pertanyaan soal :
Apa yang dimaksud dengan sampel urine pagi ?

Plihan jawaban :
A. Urine yang diambil pagi hari sebelum makan
B. Urine yang dikeluarkan pertama kali pagi hari setelah bangun tidur
C. Urin yang dikeluarkan antara 1,5 – 3 jam setelah makan pagi
D. Urine yang dikumpulkan dalam wadah penampung sejak sore hingga pagi hari
E. Urine yang dikeluarkan pada pagi hari dengan waktu yang tidak ditentukan secara khusus
Kasus (vignete)

Seorang analis menerima pasien dengan permintaan pemeriksaan sperma analisa.Untuk


mendapatkan sampel sperma yang representatip pasien harus tidak melakukan hubungan sex
atau mengeluarkan sperma (abstinensia) dalam jangka waktu tertentu.

Pertanyaan soal
Berapa lamakah syarat abstinensia yang harus dipenuhi oleh pasien tersebut ?

Pilihan jawaban
A. 1 – 3 hari
B. 3 – 5 hari
C. 5 – 7 hari
D. 7 – 9 hari
E. 9 – 11 hari
Kasus (vignete)
Seorang pria umur 61 tahun membawa surat permintaan pemeriksaan sedimen urin dengan
mensedimentasikan unsur dalam urin menggunakan sentrifuge. Kemudian diperiksa dengan
mikroskop nampak kristal seperti bentuk piramida atau prisma (penutup peti mayat), sering juga
menunjukkan suatu warna polarisasi.

Pertanyaan soal:
Apa nama kristal tersebut diatas …..

Pilihan Jawaban :
A. Sistin
B. Leusin
C. Ca Oxalat
D. Urat amorf
E. Tripel fosfat
Kasus (Vignette)
Parameter dalam urine ini akan mudah di oksidasi apabila terkena paparan sinar matahari
menjadi suatu zat yang tidak dapat bereaksi denngan reagent Ehrlich, maka sangat penting untuk
menggunakan urin segar atau urin yang diawetkan dengan pengawet untuk pemeriksaan ini.

Pertanyaan
Apa pengawet urin yang sesuai untuk parameter diatas ?

Pilihan Jawaban
A. Thymol
B. Toluena
C. Formaldehida
D. Natrium karbonat
E. Asam asetat pekat
Kasus (vignete)
Telah dilakukan pemeriksaan specimen semen dengan hasil yaitu volume yang diperoleh
sebanyak 0,9 mL, berwarna putih keruh seperti air kanji, pH 7,2 dan liquifaksi kurang dari 60
menit.

Pertanyaan soal:
Berdasarkan jumlah volume termasuk pada golongan manakah ?

Pilihan Jawaban :
A. Aspermia
B. Pyospermia
C. Hiperspermia
D. Hipospermia
E. Hematospermia
Kasus (vignete)
Telah dilakukan pemeriksaan specimen LCS dengan menggunakan pereaksi Ammonium sulfat
dengan hasil yang diperoleh berupa terbentuknya cincin berwarna putih.

Pertanyaan soal:
Metode apakah yang digunakan dalam pemeriksaan tersebut ?

Pilihan Jawaban :
A. Rivalta
B. Pandy
C. Nonne
D. Harrison
E. Hawkinson
Kasus (vignete) :
Pada pemeriksaan urin seorang pasen yang didiagnosa mengalami ganguan ginjal didapatkan
hasil seperti gambar dibawah ini :

Pertanyaan soal:
Jenis sedimen apakah yang ditunjukkan dengan nomor 1 ?

Pilihan Jawaban :
A. leukosit
B. epitel
C. eritrosit
D. silinder
E. kristal
Kasus (vignete) :
Pada pemeriksaan urin seorang pasen yang didiagnosa mengalami ganguan ginjal didapatkan
hasil seperti gambar dibawah ini :

Pertanyaan soal:
Jenis sedimen apakah yang ditunjukkan dengan nomor 2 ?

Pilihan Jawaban :
A. leukosit
B. epitel
C. eritrosit
D. silinder
E. kristal
Kasus (vignete) :
Pada pemeriksaan urin seorang pasen yang didiagnosa mengalami ganguan ginjal didapatkan
hasil seperti gambar dibawah ini :

Pertanyaan soal:
Jenis kristal apakah yang ditunjukkan ?

Pilihan Jawaban :
A. Asam tripel fosfat
B. Asam oksalat
C. Asam urat
D. Kolesterol
E. Sistein
Kasus (vignete) :
Pada sampel urin Mr. X dilakukan pemeriksaan uji konfirmasi protein dengan metode Bang, dan
didapat hasil sebagai berikut

Pertanyaan soal:
Bagaimana hasil protein urin mr X ?

Pilihan Jawaban :
A. Negatif
B. Positif 1
C. Positif 2
D. Positif 3
E. Positif 4
Kasus (vignete) :
Pada pemeriksaan urin seorang pasen yang didiagnosa mengalami ganguan ginjal didapatkan
hasil seperti gambar dibawah ini :

Pertanyaan soal:
Jenis sedimen apakah yang ditunjukkan ?

Pilihan Jawaban :
A. leukosit
B. epitel
C. eritrosit
D. silinder
E. kristal
Kasus (vignette)
Hasil pemeriksaan mikroskopik faeces menunjukkan seperti gambar berikut ini :

Pertanyaan soal:
Jarum penunjuk menunjukkan....

Pilihan Jawaban :
A. Sisa sayuran
B. Jaringan otot
C. Jaringan ikat
D. Sisa karbohidrat
E. Sisa Lemak
Kasus (vignette)
Sampel cairan liquor dikirim ke laboratorium dan diminta untuk diperiksa jumlah sel.

Pertanyaan soal:
Alat yang digunakan :

Pilihan Jawaban :
A. Bilik hitung Improved Neubauer
B. Bilik hitung Fuchs Rosenthal
C. Bilik hitung Neubauer
D. Bilik hitung Tatai
E. Bilik hitung Spreirs Levy
Kasus (vignette)
Hasil pemeriksaan volume semen didapatkan volume > 6 ml

Pertanyaan soal:
Hyperspermia dapat terjadi karena :

Pilihan Jawaban :
A. Abstinensi terlalu lama
B. Gangguan patologis dan genetis
C. Vesicula seminalis tidak ada atau tidak berfungsi
D. Sampel tumpah
E. Gangguan hormonal atau radang kelenjar
PEMERIKSAAN
KIMIA DARAH
BEBERAPA PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
Parameter Fungsi/Tujuan Pemeriksaan
Alanin Mengkatalis perubahan asam alfa keto menjadi asam
Aminotransferase amino dengan cara transfer gugus amino
Untuk membedakan kerusakan hati dari oto jantung dan
otot rangka
Albumin Mempertahankan tekanan osmotik di dalam darah.
Protein paling banyak dalam plasma. Untuk evaluasi
status nutrisi.
Kolesterol Metabolit yang mengandung lemak sterol yang ditemukan
pada membran sel dan disirkulasikan dalam plasma darah
High Density Protein Lipoprotein ukuran paling kecil
Klirens Ureum Volume darah yang dibersihkan dari ureum dalam waktu
tertentu dengan cara mengeksresikannya pada urin
Klirens = U/B x V x F
F = 1,73/Luas permukaan tubuh, U = Kadar zat dalam
urin, B = Kadar zat dalam darah, V = Diuresis per dalam
ml/menit
BEBERAPA PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
Parameter Fungsi/Tujuan Pemeriksaan
Ureum Kandungan utama nitrogen, hasil katabolisme protein.
Mreupakan fraksi terbesar dari komponen non protein
nitrogen
Klirens Kreatinin Sejumlah mililiter plasam yang dibersihkan dari kreatini
oleh ginjal dalam satu menit, mengukur kemampuan
filtrasi glomerulus ginjal.
(U/P) x V x (1,73/A) = .....ml plasma/menitt
A = luas permukaan tubuh
Urin ditampung 24 jam. Darah diambil dipertenghaan
waktu pengumpulan urin.
Kreatinin Berasal dari metabolisme kreatin otot, perubahan fungsi
ginjal akan menghambat eksresi kreatini sehingga
kadarnya meningkat pada kerusakan ginjal
Asam Urat Produk metabolisme purin. Diepngaruhi oleh asupan
makanan yang mengandung asam amino purin seperti
kacang dan jeroan
BEBERAPA PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
Parameter Fungsi/Tujuan Pemeriksaan
Protein Total Untuk mempertahankan tekanan osmotik, pembentukan
antibodi, hormon, enzim, faktor hemostasis, pertumbuhan
dan perbaikan jaringan dan pH bufer.
Fosfatase Alkali Enzim hidrolisis yang bekerja optimal pada suasana
alkalis. Terutama dijumpai pada tulang dan hati.
Peningkatan fisiologi karena pertumbuhan tulang anak
anak dan masa kehamilan, peningkatan patologis pada
penyakit hepatobiliar dan tulang
Gamma GT Enzim yang banyak ditemukan dalam hati dan ginjal.
Bilirubiin Hasil pengurain hemoglobin oleh sistem retikuloendoeliel
dan dibawa di dalam plasma menuju hati untuk
melakukan proses konjugasi
Bilirubin Direk Bilirubin yang tekonjugasi dapat larut dalam air dan
bereaksi langsung
Bilirubin Indirek Tidak terkonjugasi, tidak larut dalam air karena terikat
pada albumin
BEBERAPA PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
Parameter Fungsi/Tujuan Pemeriksaan
Aspartat Mengkatalisis perubahan asam alfa keto menjadi asam
Aminotrasnferase/Gluta amino dengan cara transfer gugus amino. Terdapat pada
mik Oksalaasetik sel otot jantung, hati, ginjal, otot rangka dan sel darah
Transaminase merah.
LDL Disebut juga lemak jahat. Kombinasi lemak dan protein
yang merupkan bentuk lipoprotein yang diangkut dalam
darah.
Trigliserida Bentuk utama dari lemak yang disimpan oleh tubuh, terdiri
dari tiga molekul asam lemak yang dikombinasikan
dengan molekul dari gliserol alkohol
Kreatin Kinase MB Isoenzim dari CK. Terdapat pada otot jantung, digunakan
untuk membantu diagnosis dengan kecurigaan Infark
miokard akut.
Laktat Dehidrogenase Enzim pemberi ion hidrogen yang mengkatalisa reaksi
oksidasi dari L-Laktat menjadi piruvat dengan
perantaraNAD sebagai akseptor ion hidrogen
BEBERAPA PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
Parameter Fungsi/Tujuan Pemeriksaan
Troponin Komplek protein yang berperan dalam kontraksi otot
rangka dan otot jantung. Petanda biokimia untuk
kerusakan otot jantung karean akan segera dilepaskan
dalam waktu 2-4 jam setelah terjadi kerusakan otot
jantung
Fosfor Konsentrasi fosfat inorganik dipengaruhi fungsi kelenjar
paratiroid, vitamin, absorpsi usus, fungsi ginjal,
metabolisme tulang dan nutrisi
Kalsium Unsur mineral paling banyak dalam tubuh dengan
distribusi utama pada tulang dalam bentuk hidrosiapatit.
Berperan penting dalam koagulasi darah, konduksi saraf,
kerja otot, aktivasi enzim dan menjaga integritas dan
perrmeabilitas membran sel. Tidak boleh menggunakan
antikoagulan EDTA.
. Magnesium Kofaktor banyak enzim intraselular. Terutama terdapat
intrasel semua jaringan dan tulang.
BEBERAPA PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
Parameter Fungsi/Tujuan Pemeriksaan
Natrium, Kalium, Natrium = Kation utama ekstraselular. Kalium = Kation
Klorida utama intraselular dan Klorida adalah anion utama
eksraselular.
Glukosa Karbohidrat dalam bentuk monosakarida. Glukosa jika
tidak diperlukan disimpan dalam hatidalam bentuk
glikogen (Glikogenesis). Jika diuraikan kembali menjadi
glukosa (Glikogenolisis).
HbA1C Glikohemoglobin yang terbentuk dari reaksi non enzimatik
antara glukosa dengan N-Terminal valin rantai b HbA
dalam eritrosit. Dapat menggambarkan rerata konsentrasi
glukosa dalam darah selama 3 bulan terakhir. Jenis
spesimen ; Whole blood +EDTA/Heparin/oksalat.
Serum Iron Besi disimpan di hepatosit terikat feritin dan hemosiderin.
Konsentrasi besi serum menurun pada pasien dengan
anemia defisiensi besi dan dalam inflamasi akut atau
kronis, seperti infeksi akut, imunisasi dan infark miokard.
BEBERAPA PEMERIKSAAN KIMIA DARAH
Parameter Fungsi/Tujuan Pemeriksaan
Total Iron Binding Mengukur kadar transferin secara tidak langusng dalam
Capacity aliran darah. Transferin adalah protein yang membawa sel
dalam tubuh. Digunakan untuk mengevaluasi anemia
Amilase Enzim yang menghidrolisi amilum menjadi glukosa
disekresi kelnjar ludad dan pankreas
Lipase Enzim yang menghidrolisis terutama estergliserol asam
rantai panjang. Dihasilkan oleh kelenjar pankreas dan
sebagian kecil dari usus halus.
Cholinesterase Enzim hidrolase yang menghidrolisis asylkolin atau
asetilkolin menjadi kolin dan karboksilat atau asesat.
Dihasilan jaringan hati, pankreas, otak,ginjal, usus halus,
mikoardium, eritrosit, jaringan saraf, otot rangka dan
plasenta
PENGKAJIAN MUTU HASIL
Pra Analitik

1. Formulir permintaan 2. Persiapan Pasien 4. Penanganan spesimen ; Tehnik


sebaiknya mencakup : 3. Pengambilan dan pengolahan spesimen dilakukan
tanggal permintaan, Penerimaan Spesimen ; sesuai persyaratan, kondisi
tanggal dan jam Dokumentasi penyimapanan spesimen sudah tepat,
pengambilan spesimen, pengambilan spesimen penanganan spesimen benar untuk
identitas pasien, (verifikasi identitas pemeriksaan khusus, kondisi
identitas dari yang pasien dan jenis pengiriman spesimen sudah tepat)
meminta pemeriksaan, pemeriksaan, verifikasi 5. Persiapan sampel untuk dianalisa ;
nomor laboratorium, jam pengmabila kondisi sampel memnuhi persyaratan,
keterangan klinik, obat spesimen, informed volume sampel cukup, identifikasi
yang telah diberikan dan concent), cara sampel sudah benar
lama pemberian, pengambilan spesimen
pemeriksaan yang benar, harus
laboratorium yang memperhatikan
diminta, jenis spesimen, stabilitasspesimen dan
volume spesimen, nama cara transportasi
pengmbil spesimen.
PENGKAJIAN MUTU HASIL
Analitik

1. Persiapan reagen ; 2. Pipetasi reagen dan 4. Pemeriksaan ; Alat/instrumen berfungsi


reagen memenuhi sampel ; semua dengan baik
syarat, masa kadaluarsa peralatan laboratorium 5. Perhitungan, pengukuran, identifikasi
tidak terlampaui, cara yang digunakan bersih, dan penilaian sudah benar.
pelarutan atau memenuhi persyaratan,
pencampurannya sudah pipet yang digunakan
benar, cara sudah dikalibrasi,
pengenceran sudah pipetasi dilakukan
benar, pelarutnya dengan benar, urutan
memenuhi syarat, prosedur diikuti dengan
penyimpanan dan benar
stabilitas reagen 3. Inkubasi ; suhu inkubasi
sesuai dengan
persyaratan, waktu
inkubasi tepat
PENGKAJIAN MUTU HASIL
Pasca Analitik

Pelaporan hasil;
a. tidak salah transkrip,
b. hasil harus terbaca dengan jelas,
c. nilai rujukan harus disesuaikan dengan metode
yang digunakan,
d. pemberian tanda untuk hasil pemeriksaan di
luar rentang nilai rujukan,
e. catatan/komentar keahlian bila perlu
VALIDASI HASIL

1. Pemantapan Mutu Internal


2. Kesesuain hasil terhadap parameter lain
3. Kesesuain hasil dengan keadaan klinis pasien
PEMERIKSAAN YANG PERLU PUASA
Parameter Lama Puasa
Glukosa 10 – 12 jam
Tes Toleransi Glukosa 10 – 12 jam
Asam Urat 10 – 12 Jam
Renin 10 – 12 Jam
Insulin 8 Jam
C. Peptide 8 Jam
Trigliserida 12 Jam
Gastrin 12 Jam
Aldosteron 12 Jam
Homocysteine 12 Jam
Apo A1 12 Jam
Apo B 12 Jam
PEMERIKSAAN YANG DIPENGARUHI OBAT
JENIS OBAT PEMERIKSAAN YANG DIPENGARUHI
Diuretik Hampir seluruh hasil pemeriksaan substrat dan
enzim dalam darah akan meningkat karena
terjadi hemokonsentrasi, terutama pemeriksaan
elektrolit
Kafein Sama dengan diuretik
Thiazid Glukosa darah
Tes Toleransi Glukosa
Ureum darah
Pil KB Kadar hormon
Morfin Enzim hati
Phenobarbital Gamma GT
Obat antidiabetika Glukosa darah
Glukosa urine
Kortikosteroid Tes Toleransi Glukosa
ANTIKOAGULAN YANG DIGUNAKAN
PADA PEMERIKSAAN KIMIA DARAH

Antikoagulan Parameter
Heparin Paling banyak digunakan, konsentrasi yang
umum digunakan 0,2 mg/dl darah
Na Flouride Pemeriksaan glukosa, konsentrasi 4,5 mg/dl
EDTA Lebih banyak digunakan pemeriksaan
hematologi, konsentrasi yang digunakan 1-2
mg/ml darah
SPESIMEN
1. Whole blood
2. Serum
3. Plasma

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


STABILITAS SPESIMEN
1. Terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme dan bahan kimia
2. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen
3. Terjadi penguapan
4. Pengaruh suhu
5. Terkena paparan matahari
ANALISA
ELEKTROLIT
ANALISA ELEKTROLIT
Natrium ;
Kation utama dalam cairan ekstraseluler

Pottasium ;
Kation utama dalam cairan intraseluler

Klorida dan Bikarbonat ;


Anion utama dalam cairan ekstraseluler.

Fosfat ;
Anion utama dalam intraseluler
METODE PEMERIKSAAN

1. Flame fotometri
2. Atomic Absorption Spectrophotometry
3. Metode Fotometri Enzimatik
4. Ion Selective Electrode
ANALISA
GAS DARAH
Untuk mengetahui keseimbangan
asam basa tubuh yang dikontrol
melalui tiga mekanisme, yaitu
sistem buffer, sistem respiratori,
dan sistem renal
1. Asam basa (pH) darah, yaitu dengan mengukur jumlah ion
hidrogen dalam darah. Jika pH darah di bawah normal dikatakan
lebih asam, sementara jika pH di atas nilai normal maka darah
dikatakan lebih basa.
2. Saturasi oksigen, yaitu pengukuran jumlah oksigen yang dibawa
oleh hemoglobin di dalam sel darah merah.
3. Tekanan parsial oksigen, yaitu pengukuran tekanan oksigen yang
larut di dalam darah. Pengukuran ini dapat menentukan
seberapa baik oksigen dapat mengalir dari paru ke dalam darah.
4. Tekanan parsial karbon dioksida, yaitu pengukuran tekanan
karbon dioksida yang larut di dalam darah. Pengukuran ini
menentukan seberapa baik karbon dioksida dapat dikeluarkan
dari tubuh.
5. Bikarbonat, yaitu zat kimia penyeimbang yang membantu
mencegah pH darah menjadi terlalu asam atau terlalu basa.
Hasil abnormal

pH darah Bikarbonat PaCO2 Kondisi Penyebab Umum

Gagal ginjal, syok,


<7,4 Rendah Rendah Asidosis metabolik
ketoasidosis diabetik.
Muntah yang bersifat
>7,4 Tinggi Tinggi Alkalosis metabolik
kronis, hipokalemia
Penyakit paru,
termasuk pneumonia
<7,4 Tinggi Tinggi Asidosis respiratorik atau penyakit paru
obstruktif kronis
(COPD).
Saat nyeri atau
>7,4 Rendah Rendah Alkalosis respiratorik
cemas
PROSEDUR PENGAMBILAN GAS DARAH ARTERI
A. Alat
1. Spuit gelas atau plastik 1 atau 3 ml
2. Botol heparin 10 ml, 1000 unit/ml (dosis-multi)
3. Jarum nomor 22 atau 25
4. Penutup udara dari karet
5. Kapas alcohol
6. Wadah berisi es (baskom atau kantung plastik)
7. Beri label untuk menulis status klinis pasien yang meliputi:
a. Nama, tanggal dan waktu
b. Apakah menerima O2 dan bila ya berapa banyak
c. Suhu
PROSEDUR PENGAMBILAN GAS DARAH ARTERI
B. Tekhnik
1. Arteri radialis umumnya dipakai meskipun brakhialis juga dapat
digunakan
2. Bila menggunakan pendekatan arteri radialis lakukan tes
Allen’s. Secara terus menerus bendung arteri radialis dan
ulnaris. Tangan akan putih kemudian pucat. Lepaskan aliran
arteri ulnaris. Tes allen’s positif bila tangan kembali menjadi
berwarna merah muda. Ini meyakinkan aliran arteri bila aliran
arteri radialis tidal paten
3. Pergelangan tangan dihiperekstensikan dan tangan dirotasi
keluar
PROSEDUR PENGAMBILAN GAS DARAH ARTERI
4. 1 ml heparin diaspirasi kedalam spuit, sehingga dasar spuit basah dengan
heparin, dan kemudian kelebihan heparin dibuang melalui jarum,
dilakukan perlahan sehingga pangkal jarum penuh dengan heparin dan tak
ada gelembung udara
5. Arteri brakialis atau radialis dilokalisasi dengan palpasi dengan jari tengah
dan jari telunjuk, dan titik maksimum denyut ditemukan. Bersihkan tempat
tersebut dengan kapas alcohol
6. Jarum dimasukkan dengan perlahan kedalam area yang mempunyai pulsasi
penuh. Ini akan paling mudah dengan memasukkan jarum dan spuit kurang
lebih 45-90 derajat terhadap kulit
7. Seringkali jarum masuk menembus pembuluh arteri dan hanya dengan
jarum ditarik perlahan darah akan masuk ke spuit
8. Indikasi satu-satunya bahwa darah tersebut darah arteri adalah adanya
pemompaan darah kedalam spuit dengan kekuatannya sendiri
PROSEDUR PENGAMBILAN GAS DARAH ARTERI
9. Bila kita harus mengaspirasi darah dengan menarik plunger spuit
ini kadang-kadang diperlukan pada spuit plastik yang terlalu keras
sehingga tak mungkin darah tersebut positif dari arteri. Hasil gas
darah tidak memungkinkan kita untuk menentukan apakah darah
dari arteri atau dari vena
a. Setelah darah 1 atau 2 ml diambil, jarum dilepaskan dan
petugas yang lain menekan area yang di pungsi selama
sedikitnya 5 menit (10 menit untuk pasien yang mendapat
antikoagulan)
b. Gelembung udara harus dibuang keluar spuit. Lepaskan
jarum dan tempatkan penutup udara pada spuit. Putar spuit
diantara telapak tangan untuk mencampurkan heparin
c. Spuit diberi label dan segera tempatkan dalam es atau air
es, kemudian dibawa kelaboratorium
WESTGARD
RULES
Westgard Rules adalah aturan dasar yang
diterbitkan pada tahun 1981 oleh Dr.
James Westgard untuk mengevaluasi
kontrol kualitas laboratorium kesehatan.

Terdapat 6 aturan dasar yang bisa


digunakan secara terpisah atau kombinasi
untuk mengevaluasi kualitas analitik suatu
pemeriksaan.
1-2s Rule
1. Nilai kontrol berada di luar batas ±2s
2. Normalnya sekitar 4,5% nilai kontrol bisa berada di
antara batas 2s dan 3s, walaupun tidak ada
kesalahan analitik
3. Sebab: random error atau systematic error
4. Cek nilai kontrol tes yang lain dan identifikasi
sumber errornya. Jika tidak ada masalah,
penyebabnya bisa karena random error, hasil
pemeriksaan masih bisa dikeluarkan

Peringatan yang harus dilakukan adalah melihat


performens hasil kontrol lainnya, yaitu:
1. Hasil kontrol yang sebelumnya dalam level yang
sama (across run)
2. Hasil kontrol level lainnya pada saat dikerjakan
berbarengan (within run)

Bila kontrol yang lain berada didalam batas 2 SD, maka


alat bisa dipakai untuk pasien

1-2s = 1 buha berada di luar 2 SD


1-3s Rule
1. Nilai kontrol di luar batas ±3s
2. Bisa karena random error atau awal
dari systematic error yang memerlukan
perbaikan besar.
3. Hasil pasien tidak bisa dikeluarkan.

Merupakan penolakan yaitu 1 (satu) hasil kontrol


keluar batasan baik 3SD (diatas) atau -3SD
(dibawah)

1-3S merupakan ciri:


a. Kesalahan random
b. Awal dari kesalahan sistematik yang besar

“1-3S = 1 buah berada diuar 3SD”


2-2s Rule
1. Sebab: systematic error
2. Terjadi pada dua nilai kontrol
3. Melebihi batas ±2s
4. Terjadi pada sisi mean yang sama
5. Aplikasi pada kontrol within run: nilai QC normal (level 1)
dan abnormal (level 2) melebihi batas ±2s pada sisi mean
yang sama. Menunjukkan systematic error dan berpengaruh
pada keseluruhan kurva QC.
6. Aplikasi pada kontrol across run: nilai QC pada satu level
berturut-turut berada di luar batas ±2s di sisi mean yang
sama. Systematic error hanya mempengaruhi satu bagian
kurva QC.

Merupakan penolakan menggambarkan kesalahan sistematik


a. 2 (dua) hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang sama,
keluar di sisi yang sama baik 2SD (diatas) atau -2SD (dibawah)
(across run)
2 (dua) hasil kontrol level kontrol yang berbeda, keluar di sisi
yang sama baik 2 SD (diatas) atau -2SD (dibawah) (within run)

2-2S = 2 buah berasa di luar 2 SD


R4s Rule
1. Sebab: random error
2. Dua hasil kontrol terkahir dari level kontrol yang sama
(acroos run) atau berbeda (within run), keluar dari 2 SD
di sisi bersebrangan sehingga perbedaan nilainya
menjadi 4SD

Merupakan penolakan menggambarkan kesalahan random


a. 2 (dua) hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang
sama (across run) atau berbeda (within run), keluar dari
2SD di sisi yang bersebrangan sehingga perbedaan
nilainya menjadi 4SD.
b. Jika 3 level yang dikerjakan dan 2 hasil diantaranya
berbeda 4SD

R-4S = 2 buah berada di luar 2 SD bersebrangan atas bawah


3-1s dan 4-1s Rule
1. 31s : 3 nilai QC berada di luar batas ±1s di sisi yang sama
2. 41s : 4 nilai QC berada di luar batas ±1s di sisi yang sama
3. Sebab: systematic error
4. Bisa pada within run dan across run (4 nilai QC pada level 1
dan 2)

Merupakan penolakan menggambarkan kesalahan sitematis


(empat) hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang sama
(across run) atau berbeda (within run), berada pada sisi yang
sama diatas nilai yang sama 1SD atau dibawah –SD

4-1S = 4 buah di luar 1 SD berturut-turut


7x, 8x, 9x, 10x, dan 12x rule
1. Ada 7,8,9,10, atau 12 nilai QC pada sisi mean yang sama.
2. Sebab: systematic error
3. Aplikasi bisa pada within run (co: semua nilai QC level
1) atau across run (co: kombinasi level 1 dan 2)
4. 3-1 s Rule dianggap lebih sensitif dibandingkan 4-1s dan 7x
rule lebih sensitif dibandingkan 12x rule.

Merupakan penolakan menggambarkan kesalahan sistematis


10 (sepuluh) hasil kontrol terakhir dari level kontrol yang sama
(across run) atau berbeda (within run), berada pada sisi yang
sama diatas/dibawah nilai rata-rata.

10x = 10 buah berada satu sisi


Kasus (vignette)

Seorang analis sedang dinas pagi di sebuah laboratorium, menerima pasien seorang
ibu hamil berumur 24 tahun dengan riwayat mempunyai penyakit lever, dokter
meminta pemeriksaan fungsi lever.

Pertanyaan soal:
Parameter apakah yang biasa digunakan untuk mendiagnosa penyakit diatas ?

A. Trigliserida
B. Cholesterol
C. SGOT/SGPT
D. Uric acid
E. Ureum
Kasus (vignette)
Seorang wanita penberita Diabetes Mellitus datang ke laboratorium dengan membawa
formulir permintaan pemeriksaan dari dokter untuk pemeriksaan HbA1c untuk
memantau hasil pengobatan yang telah dilakukan selama ini. Analis dilaboratorium
melakukan pengambilan spesimen darah dari pasien tersebut untuk dilakukan
pemeriksaan.

Pertanyaan soal:
Bahan pemeriksaan apakah yang sebaiknya dipakai pada pemeriksaan tersebut?

Pilihan Jawaban :
A. Serum
B. Darah arteri
C. Plasma heparin
D. Plasma EDTA
E. Whole blood
Kasus (vignette)
Seorang pasien laki-laki berusia 45 tahun datang ke laboratorium dengan membawa
formulir permintaan pemeriksaan dari dokter untuk dilakukan pemeriksaan glukosa
darah dan berdasarkan formulir tersebut pasien merupakan penderita Diabetes
Mellitus. Petugas laboratorium menerima dan membaca formulir permintaan
pemeriksaan tersebut, kemudian menjelaskan kepada pasien apa yang harus
dipersiapkan oleh pasien sebelum dilakukan pemeriksaan.

Pertanyaan soal:
Persiapan apa yang harus disampaikan kepada pasien terkait pemeriksaan tersebut ?

Pilihan Jawaban :
A. Pasien tidak boleh makanan-makanan yang berlemak
B. Pasien harus berpuasa selama 6-9 jam
C. Pasien tidak boleh makan- makanan berprotein tinggi
D. Pasien harus berpuasa 10-12 jam
E. Pasien harus makan makanan tinggi karbohidrat
Kasus (vignete)
Seorang analis kesehatan bekerja di laboratorium puskesmas di kabupaten, dengan
jumlah pasien yang tidak banyak. Dalam enam bulan terakhir, laboratorium
memperoleh reagensia kimia darah yang cukup banyak dari pemda tanpa analis
tersebut pernah mengetahui usulannya dari mana. Saat ini reagensia menumpuk dalam
penyimpanan mengingat permintaan pemeriksaan di laboratorium tersebut seperti
hari-hari biasanya.

Pertanyaan soal
Manakah tindakan analis yang benar ?
Pilihan jawaban
A. Membiarkan saja reagensia tersebut karena bukan usulan dari pihak analis
laboratorium
B. Mengusulkan program penyuluhan masyarakat yang diikuti pemeriksaan
laboratorium kepada pimpinan
C. Menawarkan reagensia tersebut kepada sejawat analis yang membutuhkan secara
gratis karena itu bantuan pemda
D. Mencari order/pasien dari luar tanpa sepengetahuan pimpinan sehingga uangnya
bisa masuk kantong sendiri
E. Menjual reagensia tersebut daripada kedaluwarsa di gudang penyimpanan dan
uangnya bisa untuk kesejahteraan pegawai laboratorium.
Kasus (Vignette)
Seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medik atas permintaan Dokter Spesialis Jantung sedang
melakukan pemeriksaan ion tubuh yang berfungsi dalam proses osmolalitas cairan tubuh dan
proses keseimbangan asam basa.

Pertanyaan
Apa pemeriksaan ion tubuh yang diminta ?

Pilihan Jawaban
A. Kalium
B. Klorida
C. Kalsium
D. Natrium
E. Magnesium
Kasus (vignette) :
Dibawah ini adalah data hasil pemeriksaan bahan control glukosa pada bulan april 2020.

Pertanyaan soal :
Manakah yg tidak sesuai menurut aturan westgard ?

Pilihan Jawaban :
A. 1 2S B. 1 3S C. 2 2S D. R 4S E. 4 1S
Kasus (vignette) :
Dibawah ini adalah data hasil pemeriksaan bahan control Cholesterol pada bulan april 2020.

Pertanyaan soal :
Manakah yang tidak sesuai menurut aturan westgard ?

Pilihan Jawaban :
A. 1 2S B. 1 3S C. 2 2S D. R 4S E. 4 1S
Kasus (vignette) :
Dibawah ini adalah data hasil pemeriksaan bahan control Asam urat pada bulan april 2020.

Pertanyaan soal :
Manakah yang tidak sesuai menurut aturan westgard ?

Pilihan Jawaban :
A. 1 2S B. 1 3S C. 2 2S D. R 4S E. 4 1S
Kasus (vignete) :
Di satu kesempatan pengabdian masyarakat pemeriksaan gula, pengambilan darah diambil dari
darah vena. Jarak antara tempat pengambilan darah ke laboratorium membutuhkan waktu 30
menit, pengambilan darah dimulai jam 07.00 dan selesai pada jam 09.00 telah terjadi penundaan
pemeriksaan karena menunggu pengambilan darah dari pasien terkumpul semua. Hasil
pemeriksaan menunjukkan nilai glukosa cenderung rendah.

Pertanyaan soal:
Apa yang menyebabkan nilai glukosa cenderung rendah pada kasus diatas?

Pilihan Jawaban :
A. Terjadi kontaminasi oleh bakteri
B. Terjadi metabolisme oleh sel-sel hidup pada spesimen
C. Terjadi penguapan
D. Pengaruh suhu
E. Terkena paparan sinar matahari
Kasus (Vignette)
Seorang Ahli Teknologi Laboratorium Medik atas permintaan Dokter Spesialis Penyakit Dalam
sedang melakukan pemeriksaan kadar enzim untuk mendiagnosa penyakit hati alkoholik atau
penyakit hati toksis karena zat – zat kimia, obat dan alkohol.

Pertanyaan
Apa enzim yang sedang diperiksa ?

Pilihan Jawaban
A. ALT
B. AST
C. Gamma GT
D. Alkali fosfatase
E. Laktat dehidrogenase
Kasus (vignete)
Pengukuran kadar glukosa darah hanya memberikan informasi mengenai homeostasis glukosa
yang sesaat. Untuk mengevaluasi pengendalian glukosa jangka panjang diperlukan pemeriksaan
yang dapat memberikan informasi mengenai homeostasis glukosa dalam jangka waktu tertentu.

Pertanyaan soal
Pemeriksaan apakah yang dapat mencerminkan pengendalian metabolisme glukosa selama 3-4
bulan?

Pilihan jawaban
A. Gula darah Puasa
B. Reduksi Urine
C. Glukosa Toleran Test
D. HbA1c
E. Glukosa sewaktu
Kasus (vignete)
Seorang analis melakukan pemeriksaan glukosa darah metode GOD-PAP. Hasil pembacaan pada
photometer didapat Abs sampel = 0,263 Abs Standar = 0,312 dan diketahui konsentrasi standar
adalah 100 mg/dl

Pertanyaan soal
Berapakah kadar glukosa darah sampel diperiksa tersebut ?

Pilihan jawaban
A. 84 mg/dl
B. 100 mg/dl
C. 117 mg/dl
D. 263 mg/dl
E. 312 mg/dl
Kasus (vignete) 1
Seorang analis yang bekerja di suatu laboratorium klinik swata madya pada bagian verifikasi hasil
melakukan perivikasi hasil pemeriksaan, ternyata ada hasil pemeriksaan SGOT dan SGPT seorang
pasien nilainya tinggi (jauh di atas nilai normal) dan setelah dikonfirmasi dengan rujukan dari
dokter yang mengirin pasien tersebut terlihat adanya kejanggalan pada hasil pemeriksaan
tersebut dan melaporkannya kepada penyelia pada lab tersebut.

Pertanyaan soal:
Apa yang harus dilakukan oleh analis pada kondisi yang demikian :

Pilihan Jawaban :
A. Tetap mengeluarkan hasil pemeriksaan tersebut
B. Dilakukan pemeriksaan ulang dengan menggunakan spesimen yang sama
C. Mengulang pemeriksaan dengan spesimen yang baru diambil lagi dari pasien
D. Tidak melakukan pengulangan pemeriksaan
E. Mengirim spesimen yang sama ke laboratorium lain untuk diperiksa kembali
Kasus (vignette) :

Seorang pasien wanita datang ke laboratorium klinik dengan membawa pengantar dari
dokter untuk melakukan pemeriksaan urin rutindengan diagnosa kelainan faal hepar. Warna
urin pasien tersebut berwarna coklat seperti teh. Sehingga pemeriksaan harus dilanjut
dengan pemeriksaan urin khusus.

Pertanyaan soal:
Pemeriksaan apakah yang sesuai dengan kasus tersebut ?

Pilihan Jawaban :
A. Protein esbach
B. Bilirubin
C. Benda keton
D. Darah samar
E. Kalsium
Kasus (vignete) :
Seorang Analis menerima sampel dan formulir permintaan pemeriksaan profil lipid seorang
pasien. Hasil pemeriksaan didapat nilai kadar kolesterol 230 mg/dL, trigliserida 200 mg/dL
dan HDL kolesterol 40 mg/dL

Pertanyaan soal:
Berapakah kadar LDL kolesterol dari pasien tersebut ?

Pilihan jawaban :
A. 102,5 mg/dL
B. 110 mg/dL
C. 114 mg/dL
D. 150 mg/dL
E. 194 mg/dL
Kasus (vignete) :
Seorang pasien datang dengan membawa surat pengantar dari dokter untuk memeriksakan
kadar trigliseride dalam darah. Tindakan yang dilakukan oleh analis agar hasil yang didapat
lebih akurat yaitu menyarankan pasien datang kembali setelah puasa.

Pertanyaan soal :
Berapa lama puasa untuk pemeriksaan trigliseride?

Pilihan jawaban :
A. 12 jam
B. 10 jam
C. 8 jam
D. 8 – 10 jam
E. 8 – 12 jam
Kasus (vignette)
Seorang pasien datang ke laboratorium klinik mandiri dengan kategori utama dengan
membawa pengantar untuk periksa Tes Fungsi Jantung. Laboratorium ini melaksanakan
program pemantapan mutu internal dan eksternal. Seorang analis melayani pasien ini,
pasien banyak bertanya mengenai akurasi hasil Tes Fungsi Jantung di laboratorium
tersebut sebelum memutuskan jadi periksa di lab tersebut atau pindah ke lab lain.

Pertanyaan soal
Apakah langkah yang diambil oleh petugas laboratorium dalam menghadapi pasien
tersebut?
Pilihan jawaban
A. Meyakinkan pasien bahwa laboratorium ini yang paling baik di kota tersebut
B. Menjelek-jelekkan laboratorium lain yang menjadi pesaing supaya pasien tetap
periksa di lab itu
C. Memberikan jaminan bahwa hasilnya akurat dan memaksa pasien tetap periksa di
lab itu
D. Menjelaskan upaya yang dilakukan lab itu dalam menjaga mutu hasil tes termasuk
pemeriksaan Tes Fungsi Jantung.
E. Mengatakan bahwa dokter minta pasien periksa di lab itu karena dokter saja sudah
percaya, jadi pasien juga seharusnya meyakini hal itu
Kasus (vignette)
Seorang analis melakukan pemeriksaan control kadar glukosa, hasilnya 115 mg/dl,
dimasukkan ke dalam chart dan hasil tersebut masuk dalam range +2 SD. Hasil control
hari kemarin juga masuk +2SD. Kemudian melakukan pengujian terhadap 30 sampel,
semua hasil pemeriksaan kadar glukosa di atas 200 mg/dl.

Pertanyaan soal:
Tindakan apa yang tepat dilakukan menghadapi hal tersebut ?

Pilihan Jawaban :
A. Mengecek alat
B. Langsung memvalidasi hasil tersebut
C. Mengulangi pemeriksaan control
D. Mengkonsultasikan dengan penyelia
E. Mengecek alat, reagen dan mengulangi pemeriksaan
Referensi ;
1. King Strasinger Susan dan Schauld Di Lorenzo Matjorie. Alih bahasa : Ramadhani Dian dan Budhi
Subekti Nike. Editor : Mardiana. Urinalisis dan Cairan Tubuh lainnya. Edisi : 6. Penerbit Buku
Kedokteran. EGC. Jakarta : 2016.
2. A. Sacher Ronald dan McPherson Ricahrd. Alih bahasa : U.Penditt Brahm dan Wulandari Dewi.
Editor : Hartanto Huriawati. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi : 11. Penerbit
Buku Kedokteran. EGC. Jakarta : 2004.
3. Gandasoebrata R. Penuntun Laboratorium Klinik. Edisi : 9. Penerbit : Dian Rakyat. Jakarta : 1999
4. Ansori Wahid Aziz dkk. Editor : Mengko Richard. Instrumentasi Laboratorium Klinik. Penerbit : ITB
: 2013
5. Kemenkes RI Dirjen Bina Upaya Kesehatan. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan
Sarana Kesehatan. Pedoman Pemeriksaan Kimia Kinik. 2011
6. https://patologiklinik.com/2018/03/21/memahami-westgard-rules-dalam-kontrol-kualitas-
laboratorium/. Memahami Westgard Rules dalam Kontrol Kualitas Laboratorium.
7. Kumpulan soal AIPTLMI
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai