Anda di halaman 1dari 8

PAPER

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas

mata kuliah : Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu : Adib Fatoni, M.Pd

Disusun oleh :

Adzani Wildan (933418919)

Nur Faizah (933419019)

Novia Permata Sari (933419219)

Laili Madania (933416919)

KELAS E

JURUSAN PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI

2019/2020
Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia:

1. Era Orde Lama


2. Era Orde Baru
3. Era Orde Reformasi

1. Era Orde Lama

Kedudukan pancasila sebagai ideologi negara, dan falsafah


bangsa yang pertama dikeramatkan dengan sebutan azimat refolusi
bangsa, pudar untuk pertama kalinya pada akhir dua dasawarsa setelah
proklamasi kemerdekaan meredupnya sinar api pancasila sebagai
tuntutan hidup berbangsa dan bernegara bagi jutaan orang diawali oleh
kehendak seorang kepala pemerintahan yang terlalu gandrung pada
persatuan dan kesatuan. Kegandrungan tersebut diwujudkan dalam
bentuk membangun kekuasaan yang terpusat, agar dapat menjadi
pemimpin bangsa yang dapat menyelesaikan sebuah refolusi
perjuangan melawan penjajah (nekolim, nekolonialisme) serta ikut
menata dunia agar bebas dari penghisapan bangsa atas bangsa dan
penghisapan manusia dengan manusia. Namun sayangnya kehendak
luhur tersebut dilakukan dengan menabrak dan mengingkari seluruh
nilai-nilai pancasila. Orde lama berlangsung dari tahun 1959-1966.
Pada masa itu berlaku demokrasi terpimpin. Setelah menetapkan
berlakunya kembalai UUD 1945, Presiden Soekarno meletakan dasar
kepemimpinannya, yang dinamakan demokrasi terpimpin.
Adapun yang dimaksud dengan demokrasi terpimpin oleh
Soekarno adalah demokrasi khas Indonesia yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Demokrasi
terpimpin dalam prakteknya tidak sesuai dengan makna yang
terkandung didalamnya dan bahkan terkenal menyimpang.

Dimana demokrasi dipimpin oleh kepentingan-kepentingan


tertentu. Penyimpangan-penyimpangan di era Orde Lama itu antara
lain:

a) Presiden membubarkan DPR hasil pemilian umum 1955 dan


membentuk DPR Gotong Royong. Dan hal ini dilakukan karna
DPR menolak rancangan pendapatan dan belanja Negara yang di
ajukan Pemerintah.
b) Pimpinan lembaga-lembaga Negara diberi kedudukan sebagai
menteri-menteri Negara yang berarti menempatkannya sebagai
pembantu presiden.
c) Kekuasaan Presiden melebihi wewenang yang ditetapkan di
dalam UUD 1945. Hal ini terbukti dengan keluarnya beberapa
Presiden sebagai produk hukum yang setingkat dengan UUD
tanpa persetujuan DPR. Penetapan ini antara lain meliputi hal-hal
sebagai berikut:
1) Penyederhanaan kehidupan partai-partai politik dengan
dikeluarkannya Penetapan Presiden nomer 7 tahun 1959.
2) Pembentukan Front Nasional dengan Penetapan Presiden
nomer 13 tahun 1959.
3) Pengangkatan dan pemberhentian anggota MPRS, DPA,
dan MA oleh Presiden.
4) Hak budget DPR tidak berjalan karena Pemerintah tidak
mengajukan rancangan undang-undang APBN untuk
mendapatkan persetujuan DPR.

Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan


pemerintah sering terjadi penyimpangan yang dilakukan Presiden dan
juga MPRS yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945.
Artinya pelaksanaan UUD 1945 pada masa itu belum dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karna Pemerintahan terpusat paa
kekuasaan seorang Presiden dan lemahnya control yang seharusnya
dilakukan DPR terhadan kebijakan-kebijakan. Selain itu, muncul
pertentangan politik dan konflik lainnya yang berkepanjanagan
sehingga situasi politik, keamanan, dan kehidupan ekonomi makin
memburuk, puncak dari situasi tersebut adalah munculnya
pemberontakan G 30 S/PKI yang sangat membahayakan keselamatan
bangasa dan Negara.

Mengingat keadaan makin membahayakan Ir. Soekarno selaku


Presiden RI memberikan perintah pada Letjen Soeharto melalui Surat
Perintah 11 Maret 1969 (Supersemar) untuk mengambil segala
tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya keamanan, ketertiban, dan
ketenangan serta kestabilan jalannya Pemerintah. Lahirnya Supersemar
tersebut dianggap sebagai awal masa Orde Baru.
2. Era Orde Baru

Orde baru adalah pemerintahan presiden Soeharto (1966-1998).


Era Orde Baru dalam sejarah republik ini merupakan masa
pemerintahan yang terlama, dan bisa juga dikatakan sebagai masa
pemerintahan yang stabil. Menariknya dua hal yang menjadi warna
Indonesia di era orde baru yakni stabilitas dan pembangunan, serta
merta tidak lepas dari keberadaan pancasila. Pancasila menjadi alat
bagi pemerintah untuk semakin menancapkan kekuasaan di Indonesia.
Pancasila begitu gencar ditanamkan nilai dan hakikatnya kepada rakyat
dan rakyat tidak memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang
menganjal.

Gencarnya penanaman pancasila di era Orde Baru salah satunya


dilatarbelakangi bahwa rakyat indonesia harus sadar jika bahasa negara
Indonesia adalah pancasila. Selain itu, di era orde baru semua orang
menerima pancasila dalam kehidupannya karena pancasila adalah
redup dari kepribadian dalam negeri, dan menjadi keprihatinan
khalayak pada masa itu adalah pemerintahnya bukan pancasilanya.

Penanaman nilai-nilai pancasila di era orde baru juga dibarengi


dengan praktek dalam kehidupan sosial rakyat indonesia. Selain itu,
contoh dari gencarnya penanaman dari nilai tersebut dapat dilihat dari
pengunaan pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan
berorganisasi, baik itu organisasi masyarakat, komunitas, perkumpulan
dan sebagainya haruslah mengunakan pancasila sebagai asas
utamanya. Apabila asas-asas organisasi lain yang ingin ditambahkan
sebagai asasnya, tidak boleh bertentangan dengan pancasila. Oleh
karena itu, muncul juga anggapan bahwa pancasila dianggap sebagai
“pembius” bangsa, karena telah “melumpuhkan“ kebebasan untuk
berorganisasi.

Penyimpangan pancasila pada masa orde baru yang terjadi pada


demokrasi pancasila era orde baru antara lain :

a) Penyelenggaran pemilu yang tidak jujur dan tidak adil,


b) Pengekangan kebebasan berpolitik bagi PNS,
c) Kekuasaan kehakiman yang tidak mandiri atau tidak independen
karena para hakim adalah anggota PNS departemen kehakiman,
d) Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat,
e) Sistem kepartaian yang tidak otonomi dan berat sebelah ,
f) Maraknya praktek kolusi, korupsi, dan nepotisme diberbagai
bidang,
g) Menteri-menteri dan gubernur diangkat menjadi anggota MPR,
h) Organisasi sosial dipegang oleh pejabat birokrasi.

Berbeda saat orde lama yang didominasi karismatik Bung Karno.


Pada era orde baru pancasila harus diterima masyarakat melalui
pemaksaan dalam sistem pendidikan nasional yang membuat
pancasila erat melekat erat dalam kehidupan bangsa. Pancasila
diposisikan sebagai alat penguasa melalui monopoli pemaksaan
dan penafsiran pancasila yang digunakan untuk melanggengkan
kekuasaan.
3. Era Reformasi

Era reformasi tahun 1998, lahir dengan semangat menghapuskan


pengalaman-pengalaman buruk penyelenggaraan bernegara yang
dilakukan oleh orde baru dan melakukan refirmasi atas penyelengaraan
pemerintahan.

Tuntutan reformasi saat itu adalah :

1) Amandemen UUD 1945,


2) Penghapusan doktrin Dwi Fungsi ABRI,
3) Penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan KKN,
4) Otonomi daerah,
5) Kebebasan pers,
6) Mewujudkan kehidupan demokrasi.

Memahami pancasila pada era reformasi khususnya pada konteks


dasar negara dan ideologi nasional merupakam tuntutan hakiki agar
setiap warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan
akhirnya memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan,
peranan dan fungsi pancasila dalam kehidupan
berbangsa,bermasyarakat dan bernegara.

Ada 6 point pancasila dalam paradigma :

1) pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan,


2) pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial politik,
3) pancasila sebagai paradigma nasional bidang ekonomi,
4) pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang
kebudayaan,
5) pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang
hankam,
6) pancasila sebagai paradigma bidang ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai