2019/2020 Pancasila Dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia:
1. Era Orde Lama
2. Era Orde Baru 3. Era Orde Reformasi
1. Era Orde Lama
Kedudukan pancasila sebagai ideologi negara, dan falsafah
bangsa yang pertama dikeramatkan dengan sebutan azimat refolusi bangsa, pudar untuk pertama kalinya pada akhir dua dasawarsa setelah proklamasi kemerdekaan meredupnya sinar api pancasila sebagai tuntutan hidup berbangsa dan bernegara bagi jutaan orang diawali oleh kehendak seorang kepala pemerintahan yang terlalu gandrung pada persatuan dan kesatuan. Kegandrungan tersebut diwujudkan dalam bentuk membangun kekuasaan yang terpusat, agar dapat menjadi pemimpin bangsa yang dapat menyelesaikan sebuah refolusi perjuangan melawan penjajah (nekolim, nekolonialisme) serta ikut menata dunia agar bebas dari penghisapan bangsa atas bangsa dan penghisapan manusia dengan manusia. Namun sayangnya kehendak luhur tersebut dilakukan dengan menabrak dan mengingkari seluruh nilai-nilai pancasila. Orde lama berlangsung dari tahun 1959-1966. Pada masa itu berlaku demokrasi terpimpin. Setelah menetapkan berlakunya kembalai UUD 1945, Presiden Soekarno meletakan dasar kepemimpinannya, yang dinamakan demokrasi terpimpin. Adapun yang dimaksud dengan demokrasi terpimpin oleh Soekarno adalah demokrasi khas Indonesia yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Demokrasi terpimpin dalam prakteknya tidak sesuai dengan makna yang terkandung didalamnya dan bahkan terkenal menyimpang.
Dimana demokrasi dipimpin oleh kepentingan-kepentingan
tertentu. Penyimpangan-penyimpangan di era Orde Lama itu antara lain:
a) Presiden membubarkan DPR hasil pemilian umum 1955 dan
membentuk DPR Gotong Royong. Dan hal ini dilakukan karna DPR menolak rancangan pendapatan dan belanja Negara yang di ajukan Pemerintah. b) Pimpinan lembaga-lembaga Negara diberi kedudukan sebagai menteri-menteri Negara yang berarti menempatkannya sebagai pembantu presiden. c) Kekuasaan Presiden melebihi wewenang yang ditetapkan di dalam UUD 1945. Hal ini terbukti dengan keluarnya beberapa Presiden sebagai produk hukum yang setingkat dengan UUD tanpa persetujuan DPR. Penetapan ini antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut: 1) Penyederhanaan kehidupan partai-partai politik dengan dikeluarkannya Penetapan Presiden nomer 7 tahun 1959. 2) Pembentukan Front Nasional dengan Penetapan Presiden nomer 13 tahun 1959. 3) Pengangkatan dan pemberhentian anggota MPRS, DPA, dan MA oleh Presiden. 4) Hak budget DPR tidak berjalan karena Pemerintah tidak mengajukan rancangan undang-undang APBN untuk mendapatkan persetujuan DPR.
Pada masa pemerintahan Orde Lama, kehidupan politik dan
pemerintah sering terjadi penyimpangan yang dilakukan Presiden dan juga MPRS yang bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945. Artinya pelaksanaan UUD 1945 pada masa itu belum dilaksanakan sebagaimana mestinya. Hal ini terjadi karna Pemerintahan terpusat paa kekuasaan seorang Presiden dan lemahnya control yang seharusnya dilakukan DPR terhadan kebijakan-kebijakan. Selain itu, muncul pertentangan politik dan konflik lainnya yang berkepanjanagan sehingga situasi politik, keamanan, dan kehidupan ekonomi makin memburuk, puncak dari situasi tersebut adalah munculnya pemberontakan G 30 S/PKI yang sangat membahayakan keselamatan bangasa dan Negara.
Mengingat keadaan makin membahayakan Ir. Soekarno selaku
Presiden RI memberikan perintah pada Letjen Soeharto melalui Surat Perintah 11 Maret 1969 (Supersemar) untuk mengambil segala tindakan yang diperlukan bagi terjaminnya keamanan, ketertiban, dan ketenangan serta kestabilan jalannya Pemerintah. Lahirnya Supersemar tersebut dianggap sebagai awal masa Orde Baru. 2. Era Orde Baru
Orde baru adalah pemerintahan presiden Soeharto (1966-1998).
Era Orde Baru dalam sejarah republik ini merupakan masa pemerintahan yang terlama, dan bisa juga dikatakan sebagai masa pemerintahan yang stabil. Menariknya dua hal yang menjadi warna Indonesia di era orde baru yakni stabilitas dan pembangunan, serta merta tidak lepas dari keberadaan pancasila. Pancasila menjadi alat bagi pemerintah untuk semakin menancapkan kekuasaan di Indonesia. Pancasila begitu gencar ditanamkan nilai dan hakikatnya kepada rakyat dan rakyat tidak memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang menganjal.
Gencarnya penanaman pancasila di era Orde Baru salah satunya
dilatarbelakangi bahwa rakyat indonesia harus sadar jika bahasa negara Indonesia adalah pancasila. Selain itu, di era orde baru semua orang menerima pancasila dalam kehidupannya karena pancasila adalah redup dari kepribadian dalam negeri, dan menjadi keprihatinan khalayak pada masa itu adalah pemerintahnya bukan pancasilanya.
Penanaman nilai-nilai pancasila di era orde baru juga dibarengi
dengan praktek dalam kehidupan sosial rakyat indonesia. Selain itu, contoh dari gencarnya penanaman dari nilai tersebut dapat dilihat dari pengunaan pancasila sebagai asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi, baik itu organisasi masyarakat, komunitas, perkumpulan dan sebagainya haruslah mengunakan pancasila sebagai asas utamanya. Apabila asas-asas organisasi lain yang ingin ditambahkan sebagai asasnya, tidak boleh bertentangan dengan pancasila. Oleh karena itu, muncul juga anggapan bahwa pancasila dianggap sebagai “pembius” bangsa, karena telah “melumpuhkan“ kebebasan untuk berorganisasi.
Penyimpangan pancasila pada masa orde baru yang terjadi pada
demokrasi pancasila era orde baru antara lain :
a) Penyelenggaran pemilu yang tidak jujur dan tidak adil,
b) Pengekangan kebebasan berpolitik bagi PNS, c) Kekuasaan kehakiman yang tidak mandiri atau tidak independen karena para hakim adalah anggota PNS departemen kehakiman, d) Kurangnya jaminan kebebasan mengemukakan pendapat, e) Sistem kepartaian yang tidak otonomi dan berat sebelah , f) Maraknya praktek kolusi, korupsi, dan nepotisme diberbagai bidang, g) Menteri-menteri dan gubernur diangkat menjadi anggota MPR, h) Organisasi sosial dipegang oleh pejabat birokrasi.
Berbeda saat orde lama yang didominasi karismatik Bung Karno.
Pada era orde baru pancasila harus diterima masyarakat melalui pemaksaan dalam sistem pendidikan nasional yang membuat pancasila erat melekat erat dalam kehidupan bangsa. Pancasila diposisikan sebagai alat penguasa melalui monopoli pemaksaan dan penafsiran pancasila yang digunakan untuk melanggengkan kekuasaan. 3. Era Reformasi
Era reformasi tahun 1998, lahir dengan semangat menghapuskan
pengalaman-pengalaman buruk penyelenggaraan bernegara yang dilakukan oleh orde baru dan melakukan refirmasi atas penyelengaraan pemerintahan.
Tuntutan reformasi saat itu adalah :
1) Amandemen UUD 1945,
2) Penghapusan doktrin Dwi Fungsi ABRI, 3) Penegakan hukum, HAM, dan pemberantasan KKN, 4) Otonomi daerah, 5) Kebebasan pers, 6) Mewujudkan kehidupan demokrasi.
Memahami pancasila pada era reformasi khususnya pada konteks
dasar negara dan ideologi nasional merupakam tuntutan hakiki agar setiap warga negara Indonesia memiliki pemahaman yang sama dan akhirnya memiliki persepsi dan sikap yang sama terhadap kedudukan, peranan dan fungsi pancasila dalam kehidupan berbangsa,bermasyarakat dan bernegara.
Ada 6 point pancasila dalam paradigma :
1) pancasila sebagai paradigma ketatanegaraan,
2) pancasila sebagai paradigma pembangunan bidang sosial politik, 3) pancasila sebagai paradigma nasional bidang ekonomi, 4) pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang kebudayaan, 5) pancasila sebagai paradigma pembangunan nasional bidang hankam, 6) pancasila sebagai paradigma bidang ilmu pengetahuan.