Anda di halaman 1dari 3

Kuliah Online Kemuhammadiyahan I ( Rabu, 8 April 2020 )

Pengampu : Drs. Muhammad Zaini, M.Si

MASYARAKAT ISLAM

Muhammadiyah memiliki tujuan ; “ Mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya “.


Dalam Anggaran dasar Muhammadiyah Bab III Pasal 6 dinyatakan bahwa Maksud dan Tujuan Muhammadiyah
ialah Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya. Idealisasi tentang cita-cita kelahiran Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang mengemban misi
dakwah Islam dan tajdid di negeri yang tercinta ini adalah menyebarluaskan dan memajukan hal-ihwal agama
Islam sehingga terwujud kehidupan umat yang sejalan kemauan ajaran Islam, dalam makna lain terwujudnya
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Motivasi dan konteks kelahirannya dengan spirit, pemikiran, dan
idealisasi yang lebih fundamental biasanya melampaui nalar formal dan instrumental dalam sebuah gerakan
Islam. Formula yang tajam dan simpel justru menunjukkan visi yang mendasar jauh kedepan dalam semangat
kebangkitan Islam. Dari Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah terkandung cita-cita utama
Muhammadiyah untuk membangun baldatun toyyibatun wa robbun ghofur yang pengenjawantahannya melalui
gerakan membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya, memang tidak secara terperinci, tetapi sebuah
Moqoddimah pada umumnya mengandung pokok-pokok pikiran yang bersifat mendasar dan ideal. Dari
kandungan Muqoddimah tersebut tersurat tenatng idealisasi masyarakat Islam yang dicita-citakan
Muhammadiyah.
Prof. KH. Farid Ma’ruf menulis penjelasan maksud dan tujuan Muhammadiyah diuraikan, menegakkan
artinya membangun, memelihara, memegang teguh, karena agama Islam adalah agama Tuhan yang telah
sempurna, hanya karena penyeleweng pemeluknya , keindahan dan kecusian Islam jadi suram, tidak jelas, maka
perlu dibangun kembali, dipelihara dan dipegang dengan kuat. Menjunjung tinggi artinya menghormati, seperti
menghormati kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang mengandung rasa cinta, taat dan ikhlas,
mengindahkan (nuruti) perintahNya. Masyarakat berartipergaulan hidup manusia untuk mencakup keperluan
bersama, keamana bersama, keselamatan bersama, kebahagiaan bersama. Makna masyarakat Islam ; (1)
pergaulan hidup manusia muslim untuk mencakup keperluan bersama, keamana bersama, keselamatan bersama,
kebahagiaan bersama, (2) satuan manusia muslim yang dengan sendirinya bertalian secara golongan mempunyai
pengaruh kebatinan satu sama lain kerjasama untuk kepetingan bersama.
Adapun konsep masyarakat islam yang disampaikan Prof. KH. Farid Ma’ruf dalam ceramahnya pada
Muktamar Muhammadiyah ke-33 di Palembang, ialah Golongan manusia yang mencerminkan umat manusia
yang hidup untuk berbakti kepada Allah dengan ciri-ciri sebagai berikut : (a) beriman, beramal, bertaqwa dan
berjuang karean Allah belaka; (b) merdeka, terbuka bagi semua orang, suku, bangsa dengan tidak ada ikatan dan
syarat, keuali tidak menghalang-halnagi dakwah dan aqidah, tidak akan menganiaya manusia dan tidak akan
merusak di muka bumi, (c) bebas dari perbudakan, perhambaan, perkosaan, penghisapan dan penindasan, (d)
menegakkan keadilan mutlak untuk seluruh penduduk manusia dengan tiada memandang jenis, warna dan
kepercayaannya, (e) menuju ke kesatuan manusia di dunia ini dengan melenyapkan fanatik jenis, warna dan
negara, bersedia untuk kerjasama dengan segala agama dengan tidak ada kebencian dan sanggup melakukan
jihad/berjuang karena mempertahankan kemerdekaan dakwah, kemerdekaan kepercayaan, kemerdekaan ibadah,
karena menolak penganiayaan dan menyingkirkan kerusakan di muka bumi, (f) terjauh dari rasa takut, kecuali
takut hanya kepada Allah, cukup hidupny yang menuju ke arah keadilan sosial, (g) berakhlak yang mulia,
jiwanya kuat dan tinggi, kelakuannya baik dan menarik menuju ke arah ketinggian dan kesempurnaan, (h) kuat
dinamis, progresif, revolusioner yang mempunyai perbawa dan pengaruh yang besar terhadap golongan apa dan
manapun juga, (i) mendasarkan musyawarah dalam hal ihwal mereka kecuali yang telah ditentukan nasnya oleh
Tuhan Yang Maha Esa, (j) bersatu padu, tolong menolong, gotong – royong dan berkasih-kasihan menuju ke arah
kebenaran, keadilan dan peradaban.
Menurut Tafsir yang dikeluarkan PP Muhammadiyah Tahun 1954 sebagai berikut :
Menegakkan agama Islam ialah mencusikan kepercayaan, ibadah, hukum dan peraturan Islam, sehingga bersih
daripada campuran-campuran kemusyrikan, tahayyul, kesesatan, dan kekeliruan yang disebabkan oleh tidak
sadarnya umat. Kita junjung tinggi agama Islam dengan segala daya upaya hingga dapat dirasa oleh umat nikmat
ketinggian agama Islam itu melebihi segala peraturan lain. Dengan demikian maka tercapailah masyarakat Islam
yang sebar-benarnya menjadi rahmat dan naungan bagi dunia. Maksud Muhmmadiyah menyebarkan pengajaran
Nabi Muhammad SAW yang memang sudah tersebar, lalu memajukan dan menggembirakan pengajaran dan
kehidupan sepanjang kemauan agama Islam, juga sudah mulai maju dan gembira sekarang ini; menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebar-benarnya.
Formulasi naskah konsep Masyarakat Islam yang sampaikan dalam Muktamar Muhammadiyah ke 37
Tahun 1968, dinyatakan bahwa : (1) Masyarakat Islam adalah suatu masyarakat dimana ajaran Islm berlaku dan
menjiwai seluruh bidang kehidupan masyarakat tersebut, (2) ciri-ciri masyarakat Islam tersebut anytara lain
sebagai berikut : (a) bertuhan dan beragama, (b) persaudaraan, (c) berakhlak dan beradab, (d) berhukum syar’i,
(e) berkejahteraan, (f) bermusyawarah, (g) ikhlash, (h) berkemajuan, (i) berkepeimpinan dan tertib.
Ciri masyarakat Islam dengan berbagai aspek dirinci lebih detail dan kongkrit menyerupai parameter/ukuran
kualitatif dari kesepuluh ciri masyarakat Islam diformulasikan dalam naskah bundelan Muktamar ke-37 adalah
sbagai berikut :
1. Masyarakat bertuhan dan beragama.
(a) Berketauhidan adalah jiwa dan semangat bagi dan dalam suatu masyarakat Islam;
(b) Beragama merupakan perwujudan dari jiwa berketuhanan itu sendiri
(c) Setiap orang muslim selaku anggota masyarakat hendaknya menempatkan dirinya sebagai hamba
Allah, Tuhan Yang Maha Esa, Maha Pencipta dan Maha Kuasa, tiada sekutu bagiNya dan tiada yang
menyamaiNya.
(d) Keyakinan yang demikain itu harus terwujud jelas,
(e) Petunjuk Ihali menjadi pegangan yang utama dari masyarakat tersebut.
2. Masyarakat persudaraan.
(a) Masyarakat Islam terikat oleh suatu ikatan batin yang kuat berdasarkan persamaan dan kasih sayang.
(b) Mewujudkan khuwah islamiyah serta memupuk dan memelihara persaudaraan adalah kewajiban,
mencegah perpecahan, menghilangkan berbedaan paham yang menyebabkan perpecahan adalah tuga
yang mulia karena perpecahan itu dilarang.
(c) Kesamaan keyakinan adalah pokok pangkal terwujudnya ukhuwah.
3. Masyarakat berakhlak dan beradab.
(a) Semua anggota masyarakat berakhlak luhur sesuai dengan kesucian dan martabat manusia.
(b) Setiap orang tahu akan kebaikan dan mau memperbuat kebaikan.
(c) Setap anggota masyarakat tahu akan kemungkaran dan mau meninggalkannya, sehubungan dengan
hal itu fitrah manusia senantiasa mendorong untuk berbuat yang baik dan meninggalkan yang
munkar.
(d) Setiap anggota masyarakat mengutamakan kewajiban daripada hak dan mengutamakan kepetingan
umum daripada kepentingan pribadi.
(e) Ditinjau dari segi-segi kemasyarakatan, maka norma-norma masyarakat Islam itu adalah saling
hormat menghormati sesuai dengan martabat kemanusiaan, menjaga kemaslahatan dan keselamatan
orang baik sebagai individu maupun sebagai kelompok, saling cnta – mencintai dan adanya saling
pengertian, saling nashat menasehati; kesemuanya itu menuju pada pertumbuhan dan perkembangan
hari masa depan masyarakat yang lebih baik.
4. Masyarakat berhukum syar’y.
(a) Di dalam masyarakat berlakulah hukum syar’y yang bersumber kepada al_qur’an dan Al-
Hadits/Assunnah.
(b) Masyarakat yang anggota-anggotanya mempunyai rasa keadilan terhadap hukum Allah,
(c) Masyarakat yang anggota-anggotan taat kepada Allah dan RasulNya serta taat kepda pimpinan dalam
batas-batas ketentuan Islam.
(d) Masyarakat yang mengutamakan hukum Allah;
5. Masyarakat kesejahteraan.
(a) Masyarak Islam adalah masyarakat yang anggota-anggotanya terjaminkemakmuran, keamanan dan
keadilannya.
(b) Harta benda merupakan amanah Allah kepada manusia untuk dipergunakan bagi sebesar-besarnya
kemaslahatan umum.
(c) Keekonomian dalam amsyarakat Islam disebut ekonomi kesejahteraan.
(d) Tiap-tiap individu diakui haknya mencari rezki dan memiliki dalam dengan jalan yang halal,
sebaliknya dilarang memperoleh barang-barang dengan jalan haram.
(e) Penggunaan benda tidak boleh semena-mena dan berlebih-lebihan, pengeluaran diatur dengan prinsip
berbelanja denag tepat
(f) Keekonomian Islam itu terwujud diata dasar pertimbangan yang harmonis antara hak dan
kepentingan perseorangan dengan hak kepentingan umum (masyarakat) sehingga tercapai suatu
peradaban kemanusiaan sejati;
(g) Keekonomin Islam berpangkal pada kewajiaban bekerja bagisetiap anggota masyarakat yang
mendapatkan kelapangan wajib memberi bantuan kepada yang kesempitan menuju ke arah
peningkatan kemampuan bekerja, sedang mereka yang tidak mampu bekerja samasekali menjadi
tanggungn masyarakat dan pemeintah.
6. Masyarakat musyawarah.
(a) Masyarakat islam adalah masyarakat musyawarah.
(b) Musyawarah dalam Islam bukan untuk mencari kemenangan, melainkan untuk mencari kebenaran
dan kemaslahana sesuai dengan ajaran Islam.
7. Masyarakat ihsan.
(a) Masyarakat Ihsan adalah sutau masyarakat yang anggota-anggotanya menginginkan segala sesuatu
itu baik dan berwatak peka terhadap segala keadaan yang tidak baik,
(b) Keimanan bukanlah suatu hasanah batin, tetapi menuntut suatu perwujudan dalam amal yang
menuruti syarat-syarat ataupun rukun tertentu (syari’at), jadi mukmin adalah muhsin
(c) Untuk mewujudkan amal sholeh, seseorang wajib mengerti hakekad agama itu sendiri, diperlukan
kemauan dan kegairahan, diperlukan kesanggupan atau kemampuan untuk memilih pendapat yang
tepat.
(d) Untuk mewujudkan dan memelihara masyarakat ihsan diperlukan ulama’ / zu’ama’.
8. Masyarakat berkemajuan.
(a) Masyarakat Islam ialah masyarakt yang maju dan dinamis serta dapat menjadi contoh.
(b) Masyarakat Islam membina semua sektor kehidupan secara serempak dan teratur/terkordinir.
(c) Dalam pelaksanaannya masyarakat itu mengenal pentahapan dan pembagian pekerjaan.
9. Masyarakat yang berkepempinan dan tertib.
Poin kesembilan ini tidak ada rincian khusus, tetapi dapat memahami dalam kaitan kehidupan bersama
sudah barang tentu akan ditetapkan oleh masyarakat sendiri pimpinan yang cocok, tepat demi
kepentingan bersama, sudah terlihat dalam poin keenam, adanya musyawarah sudah barag tentu ada yang
memimpin musyawarah, sehingga mendapat tujuan kebersamaan.
KH. Azhar Basyir, MA ( Ketua PP Muhammadiyah) memberikan kwalifikasi tentang masyarakat Islam
dalam beberapa hal pokok. Pertama yang menyangkut niali dasar pembangunan masyarakat sesuai dengan ajaran
al-Qur’an sebagai berikut : (1) menjunjung tinggi nilai kehormatan manusia; (2) memupuk rasa persatuan dan
kekeluargaan manusia; (3) mewujudkan kerjasama manusia menuju terciptanya masyarakat sejahtera lahir batin;
(4) memupuk jiwa toleransi; (5) menghormati kebebasan orang lain; (6) menegakkan budi baik; (7) menegakkan
keadilan; (8) izin perlakuan sama; (9) memenuhi janji; (10) menanamkan kasih sayang dan mencegah kerusakan.
Adapun ciri – ciri dari masyarakat binaan Islam adalah ; (a) masyarakat Robbani iayi masyarakat yang
dibina dengan ajaran wahyu, komunitas muslim yang sebaik-baik umat yang dilahirkan untuk umat manusia QS.
Ali Imron 110; (b) masyarakat yang berperikemanuiaan sebagai konsekwensi logis adanya nilai dasar kesatuan
umat manusia QS. Adz-Dzariyah 56; (c) masyarakat pengabdi Tuhannya QS Al Baqorh 21;
Sedangkan Faktor – faktor pendukung masyarakat Islam ialah : (1) akhlak dan nilai-nilai luhur yang
diajarkan Islam; (2) hukum yang mengatur hubungan individu satu sama lainnya dalam berbagai macam aspek.
(3) pelaksanaan hukum yang menagtur kehidupan masyarakat; (4) tradisi-tradisi atau budaya yang tidak
bertentangan degan prinsip-prinsip ajaran Islam.
Menurut Prof. Dr. Ahmad Syalabi (Guru Besar Univ. Al-Azhar Kairo Mesir) dalam bukunya Al-
Mujtama’ Al-Islamy ( Masyarakat Islam ) terilhami dari Indonesia, maka beliau mengungkapkan bahwa
Masyarakat Islam telah dimulai oleh dan tumbuh di zaman Nabi Muhammad SAW ketika di Madinah.
Masyarakat yang dibina Nabi hingga akhir hayatnya di Madinah Al-Munawwaroh itulh sosok dari masyarakat
islam. Sedang ketika di Makkah Nabi membentuk sosok pribadi-pribadi muslim yang di kemudian hari menjadi
dasar bagi terbentuknya masyarakat Islam di Madinah. Karakteristik masyarakat Islam di madinah ditandai oleh
ciri – ciri perubahan dari masyarakat jahiliyah yaitu sebagai berikut : (1) dari mata pedang menjadi jalan damai,
(2) dari kekuatan ke Undang-undang, (3) dari balas dendan ke hukum pampasan (qishosh), (4) dari serba halal ke
kesucian. (5) dari sifat suka merampas ke kepercayaan, (6) dari sifat suka mengasingkan–diri ke arah dapat
menguasai negeri Persia dan Romawi, (7) dari kehidupan kesukuan berganti dengan sifat rasa tanggung jawab
pribadi, (8) dari penyembah berhala ke aqidah tauhid, (9) dari memandang rendah kaum perempuan menjadi
memulyakannya, (10) dari sistem berkasta-kasta ke persamaan.
Demikian materi tentang Masyarakat Islam ini menjadi bahan perenungan bersama, betapa keberanian
dan semangat Penggerak Muhammadiyah untuk terus tidak berhenti berjuang untuk membangun dan
membangun, membina dan membina, menciptakan suasana keislaman dimana masyarakat berada, agar nilai –
nilai ajaran Islam dapat terpatri dan membawa warna masyarakat di berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu
perlu memberi buah berpikir melalui Muhammadiyah beramal untuk Islam.
Pertanyaan :
1. Mengapa Tokoh Penggerak mampu memahami secara Obyektif pada diri KH. Ahmad Dahlan dalam
menanamkan puncak cita – cita luhur diterapkan dalam Maksud dan Tujuan Muhammadiyah pada
pembinaan Masyarakat agar terwujud Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya ?.
2. Sebutkan diantara ciri – ciri Masyarakat Islam yang akan terus diperjuangkan Muhammadiyah di
Negeri Indonesia yang tercinta ini ?
3. Coba dibaca dan diteliti, dalam penjabaran Konsep Masyarakat Islam yang diidam-idamkan
Muhammadiyah/Umat Islam, perlukah kiranya ada penambahan karena tuntutan perkembangan
Zaman seperti sekarang ini ?
Jawablah Tiga pertanyaan berikut sebagai kehadiran dalam kuliah online hari Rabu, 08 April 2020 ini. Dengan
durasi waktu mulai jam 18.30 – 20.30 WIB melalui Group. Terima kasih.

----- SELAMAT BELAJAR ------

Anda mungkin juga menyukai