Tugas Kep Jiwa 1
Tugas Kep Jiwa 1
MAKALAH
KELOMPOK 2
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung hilang dapat menimbulkan keputusasaan.
Keputusasaan biasanya terkait dengan duka cita, depresi, dan keinginan untuk bunuh diri. Untuk
individu dengan resiko bunuh diri perawat juga harus menggunakan resiko bunuh diri. Setiap
orang pernah mengalami keputusasaan dalam hidupnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaiamana konsep asuhan keperawatan ketidakberdayaan
2. Bagaiamana konsep asuahan keperawaran keputusasaan
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang bagaimana asuhan keperawatan pada klien ketidakberdayaan
dan keputusasaan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ketidakberdayaan
1) Pengertian
Menurut Nanda (2012) Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi bahwa tindakan
seseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi kurang kendali
terhadapsituasi saat ini atau situasi yang akan terjadi. Menurut Wilkinson (2007)
ketidakberdayaan merupakan persepsi seseorang bahwa tindakannya tidak akan
mempengaruhi hasil secara bermakna, kurang penggendalian yang dirasakan terhadap situasi
terakhir atau yang baru saja terjadi. Menurut Carpenito-Moyet (2007) ketidakberdayaan
merupakan keadaan ketika seseorang individu atau kelompok merasa kurang kontrol
terhadap kejadian atau situasi tertentu. Jenis ketidakberdayaan terbagi menjadi dua yaitu
Ketidakberdayaan Situasional ( spesifik dan singkat ) dan Ketidakberdayaan Dasar (trait
powerlessness). menyebar, mempengaruhi pandangan, tujuan, gaya hidup, dan hubungan.
Batasan karakteristik:
a. Bergantung pada orang lain
b. Depresi
c. Frustasi tentang ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sebelumnya
d. Kurang berpartisipasi dalam perawatan
e. Kurang rasa kendali
f. Malu
g. Merasa asing
h. Ragu tentang penampilan peran
3
Respon terhadap stress:
o Kognitif : kurang konsentrasi, ambivalensi, dll
o Afektif : sedih, rasa bersalah, dll
o Fisiologis : penuruanan berat badan.
o Perilaku : agitasi, perubahan tingkat aktivitas
o Respon social : patisipasi sosial berkurang.
Faktor predisposisi:
Biologis (nutrisi = > masa otot berkurang)
Psikologis (cemas dengan keadaan penyakit)
Sosiokultural (hubungan dan interaksi mengalami hambatan)
Spiritual (hambatan dalam beribadah)
Patofisiologi:
stress
4
o Positive belief; tidak memiliki keyakinan dan nilai positif, kurang memiliki motivasi,
o Destruktif; tidak kreatif : kurang memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat
Intervensi Keperawatan
A. Intervensi Untuk Klien
1. Tujuan umum
Klien mampu mengatasi rasa ketidakbeerdayaan yang dialaminya.
2. Tujuan khusus
a) Membina hubungan saling percaya
b) Mengenali dan mengekspresikan emosinya
c) Modifikasi pola kognitif yang negative
d) Berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenan dengan perawatanya
sendiri
e) Klien termotivasi untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
SP 1 PASIEN : Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar klien merasa
aman dan nyaman saat berinteraksi
a) Mengucapkan salam terapiutik
b) Berjabat tangan
c) Menjelaskan tujuan interaksi
d) Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu dengan klien.
SP 2 PASIEN: Bantu pasien mengenali dan mengekspresikan emosinya
a) Lakukan pendekatan yang hangat, bersifat empati, tunjukan respons emosional dan
menerima klien apa adanya.
b) Mawas diri dan cepat mengendalikan perasaan dan reaksi diri perawat sendiri
(misalnya rasa marah, frustasi, dan simpati )
c) Sediahkan waktu untuk berdiskusi dan bina hubungan yang sifatnyaa suportif, beri
waktu klien untuk berespon.
d) Gunakan teknik komunikasi terapeutik terbuka, eksplorasi, dan klarifikasi.
5
e) Bantu klien untuk mengekspresikan perasaannya dan identifikasi area-area situasi
kehidupannya yang tidak berada dalam kemampuannya untuk mengontrol.
f) Bantu klien untuk mengidentifikasi factor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap
ketidakberdayaan.
g) Diskusi tentang masalah yang dihadapi klien tanpa memintanya untuk
menyimpulkan.
SP 3 PASIEN: Bantu pasien memodifikasi pola kognitif yang negative
a) Identifikasi pemikiran yang negative dan bantu untuk menurunkan melalui interupsi
atau substitusi
b) Bantu klien untuk meningkatkan pemikiran yang positif
c) Efaluasi ketepatan persepsi, logika, dan kesimpulan yang dibuat klien
d) Identifikasi persepsi klien yang tidak tepat, penyimpangan dan pendapatannya yang
tidak rasional
e) Kurang penilaian klien yang negative terhadap dirinya
f) Bantu klien untuk menyadari nilai yang dimilikinya batu perilakunya atau perubahan
yang terjadi
SP 4 PASIEN: Bantu klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan
dengan keperawatanya sendiri
a) Libatkan klien dalam menetapkan tujuan-tujuan perawatan yang ingin dicapai.
Motivasi klien untuk membuat jadwal aktifitas perawatan dirinya
b) Berikan klien prifasi sesuai yang dibutuhkan
c) Berikan reinforcement positif untuk keputusan yang dibuat dan jika klien berhasil
melakukan kegiatan atau penampilan yang bagus. Motivasi untuk mempertahankan
penampilan/ kegiatan tersebut.
SP 5 PASIEN: Memotivasi klien untuk aktif mencapai tujuan yang realistis
a) Diskusikan dengan klien pilihan yang realistis dalam perawaatan, berikan penjelasan
untuk pilihan ini. Bantu klien untuk menetapkan tujuan yang realistic. Fokuskan
kegiatan pada saat ini bukan pada kegiatan masa lalu.
b) Bantu klien mengidentifikasi area-area situasi kehidupan yang dapat dikontrolnya.
Dukung kekuatan-kekuatan diri yang dapat diidentifikasi klien
6
c) Identifikasi cara-cara yang dapat dicapaai oleh klien. Dorong untuk berpartisipasi
dalam aktivitas-aktivitas tersebut dan berikan penguatan positif untuk partisipasi dan
pencapainnya.
d) Dorong kemandirian, tetapi bantu klien jika tidak melakukan. Libaatkan klien
daalaam membuatan keputusan tentang rutinitas keperawatan. Jelaskan alasan setiap
perubahan perencanaan perawatan kepada klien.
e) Adakan suatu konferensi multi disiplin untuk mendiskusikan dan mengembangkan
perawatan rutin klien.
7
1) Membuat klien mengekspresikan emosinya
2) Membantu klien memodifikasi pola kognitif yang negative
3) Membantu klien berpartisipasi dalam pengambilan keputusan
4) Memotivasi klien untuk mencapai tujuan yang realistik
SP 4 KELUARGA: Diskusikan dengan keluarga tentang kondisi-kondisi dimana pasien
harus dirujuk kefasilitas kesehatan dan bagaimana cara merujuknya.
Evaluasi
Untuk mengukur keberhasilan asuhan keperawatan yang kita lakukan,dapat dilakukan
dengan menilai kemampuan klien dan keluarga :
Penilaian
No Kemampuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Pasien
8
SP 5 PASIEN: Memotivasi klien
untuk aktif mencapai tujuan yang
realistis
B Keluarga
SP 1 KELUARGA: Bina
hubungan saling percaya
SP 4 KELUARGA: Diskusikan
dengan keluarga tentang kondisi-
kondisi dimana pasien harus
dirujuk kefasilitas kesehatan dan
bagaimana cara merujuknya.
9
2. Keputusasaan
I. Pengertian
Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan
atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi
energi yang dimilikinya (Nanda, 2005).
10
SP 1 Pasien : Assesmen keputusasaan dan latihan berfikir positif melalui
penemuan harapan dan makna hidup
1) Bina hubungan saling percaya
a) Mengucapkan salam terapeutik, memperkenalkan diri, panggil pasien sesuai
nama panggilan yang disukai
b) Menjelaskan tujuan interaksi: melatih pengendalian perasaan putis asa agar
proses penyembuhan lebih cepat
2) Membuat kontrak (inform consent) dua kali pertemuan latihan pengendalian
perasaan putus asa
3) Bantu pasien mengenal keputusasaan:
a) Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaan sedih/
kesendirian/ keputusasaannya.
b) Bantu pasien mengenal penyebab putus asa
c) Diskusikan perbedaan antara perasaan dan pikiran klien terhadap kondisinya
dengan kondisi real kondisi klien
d) Bantu pasien menyadari akibat putus asa
e) Dukung klien untuk mengungkapkan pengalaman yang mendukung pikiran,
perasaan dan perilaku positif
4) Latih restrukturisasi pikiran melalui latihan berpikir positif dengan
mengidentifikasi harapan dan penemuan makna hidup
11
3. Intervensi Generalis Pada Keluarga
a. Tujuan
b. Tindakan Keperawatan
1) Mendiskusikan kondisi pasien: keputusaan, penyebab, proses terjadi, tanda
dan gejala, akibat
2) Melatih keluarga merawat pasien dengan ansietas
3) Melatih keluarga melakukan follow up
SP 2 Keluarga: Evaluasi peran keluarga merawat pasien, cara merawat dan follow
up
12
a. Pertahankan rasa percaya keluarga dengan mengucapkan salam, menanyakan peran
keluarga merawat pasien & kondisi pasien
b. Membuat kontrak ulang: latihan lanjutan cara merawat dan follow up
c. Menyertakan keluarga saat melatih pasien melatih kemampuan positif
d. Diskusikan dengan keluarga cara perawatan di rumah follow up dan kondisi pasien
yang perlu dirujuk (muncul ide bunuh diri atau perilaku pengabaian diri) dan cara
merujuk pasien
TAK simulasi untuk PX keputusasaan
. ., sesi 1 : kemampuan memperkenalkan diri
., sesi 2 : kemampuan berkenalan
., sesi 3: kemampuan bercakap topik tertentu
., sesi 4: kemampuan bekerja sama
Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, evaluasi yang dilakukan terhadap
kemampuan pasien keputusaan dan keluarga serta kemampuan perawat dalam
merawat pasien keputusaan
Penilaian
No Kemampuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
A Pasien
SP 1 Pasien
Assesmen keputusasaan dan latihan berfikir
positif melalui penemuan harapan dan
makna hidup
SP 2 Pasien
Evaluasi keputusasaan, manfaat berfikir
positif, dan latihan melakukan aktivitas
untuk menumbuhkan harapan dan makna
hidup
B Keluarga
SP 1 Keluarga
Penjelasan kondisi pasien dan cara merawat
13
SP 2 Keluarga
Evaluasi peran keluarga merawat pasien,
cara merawat dan follow up
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut Nanda (2012) Ketidakberdayaan memiliki definisi persepsi bahwa tindakan
seseorang secara signifikan tidak akan mempengaruhi hasil; persepsi kurang kendali
terhadapsituasi saat ini atau situasi yang akan terjadi. Keputusasaan merupakan keadaan
subjektif seorang individu yang melihat keterbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan
pribadi yang tersedia dan tidak dapat memobilisasi energi yang dimilikinya.
14
B. Saran
Tenaga keperawatan baiknya benar-benar paham apa itu ketidakberdayaan dan
keputusasaan, tanda dan gejala, serta dapat mengdiagnosa dengan benar sehingga
langkah-langkah pengobatan yang diambil sesuai dengan prosedur yang belaku agar
pasien dengan vonis ketidakberdayaan dan keputusasaan dapat tertolong.
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, B.A., Helena, N.C.D., dan Farida, P. 2007. Manajemen Keperawatan Psikosisial dan
Kader Kesehatan Jiwa: CMHN (Intermediate Courese). Jakarta: EGC.
Nanda, 2012. Diagnosa Keperawatan : Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Buku Kedokteran :
EGC.
Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Pratice of Psychiatric Nursing, 8th Edition. St.
Louis: Mosby.
15
Stuart, G. W, dan Sundeen, S. J. 2002.Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC.
Suliswati, dkk. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
16