Part 17 - Flower Garden (Taman Bunga)
Part 17 - Flower Garden (Taman Bunga)
Flower
Garden
Hamburg, Germany
P
ukul 08.00am (waktu Jerman) Aubree baru saja
tiba di Hamburg. Aubree melirik arloji yang
melingkar di pergelangan tangan kirinya, dua jam
lagi acara fashion show akan dimulai. Dia dan Patricia
segera memasuki sebuah mobil sedan yang menunggu
mereka dari beberaoa menit yang lalu. Aubree menghela
napas lelah, pandangannya menatap pemandangan luar
jendela. Tiba-tiba dia teringat laki-laki yang telah
mengembalikan gelang emas miliknya.
Lima belas menit kemudian, Aubree telah tiba di
gedung yang telah Chalisa sewa untuk menggelar acara
fashion miliknya. Dengan setengah berlari Aubree dan
Patricia memasuki gedung tersebut. Saat menginjakkan
kaki di lantai tempat acara berlangsung, Aubree banyak
menemui model yang bekerja sebagai peragam busana
yang di design oleh Chalisa.
“Hi Aubree.” Aubree menoleh ke kiri dan kanan,
mencari seseorang yang memanggil namanya. Suara itu
sangat familiar di telinganya, Aubree sudah bisa menebak
orang yang memanngilnya. Saat menoleh ke belakang,
Aubree melihat lambaian tangan seseorang. Benar
dugaannya, suara itu adalah milik Darla.
“Hi, kapan kau berangkat ke sini?” tanya Aubree
kepada Darla.
“Aku izin pulang pukul 11.00am (waktu Perancis)
saat kau mempersiapkan diri untuk menjadi juri di
ekstrakurikuler musik,” jelas Darla, “dan aku berangkat
pukul 12.00am (waktu Perancis),” lanjutnya.
“Aubree, ayo cepat, kau harus latihan sebelum
tampil,” kata Patricia, meninggikan satu oktaf suaranya
karena suasana yang ramai.
Aubree berpamitan kepada Darla lalu mengikuti
langkah Patricia. Sesampainya di ruang make up, Aubree
bertemu dengan Shopie yang sudah menunggunya
beberapa jam yang lalu. Aubree merasa tidak enak hati
dengan Shopie karena membuat perempuan itu lama
menunggu. “Sophie, maafkan aku karena membuatmu
menunggu,” kata Aubree.
Sophie tersenyum, menenangkan Aubree. “Tidak
masalah Aubree, kita hanya membawakan dua lagu yang
di populerkan olehku,” katanya.
Aubree mengangguk pelan. “Okay, mari berlatihan.”
Aubree dan Shopie latihan sesuai dengan jumlah
lagu yang akan mereka persembahkan. Di rasa cukup,
Aubree dan Shopie mengakhiri acara latihan mereka lalu
mengganti costume yang akan digunakan hari ini. Tiga
puluh menit sebelum acara dimulai Aubree memainkan
ponselnya agar tidak nervous.
Patricia datang dari arah pintu masuk. Dia
memberitahu Aubree untuk bersiap-siap karena sebentar
lagi dia akan naik ke atas panggung sebelum acara di
mulai. “Simpan ponselmu, Aubree,” lanjut Patricia karena
Aubree hanya menjawab dengan anggukan saat dirinya
mengajak bicara.
Kehadiran Aubree di acara fashion show kali ini
memang kejutan untuk para penonton. Orang-orang tidak
menyangka Chalisa akan mengundang Aubree, anak-anak
yang berusia 15 tahun. Mereka berpikir, Chalisa akan
mengundang pianis yang usianya 20 tahun ke atas. Awal
acara, Darla Jacquez dipilih lebih dulu untuk melakukan
catwalk. Perempuan itu bak putri kerajaan dengan gaun
yang dikenakannya. Darla melakukan peragaan dengan
sangat lihai diiringi dengan melodi indah dari Aubree dan
suara emas milik Sophie. Tepukan penonton memenuhi
gedung melihat penampilan model-model Chalisa.
Selesai membawakan dua lagu, Aubree dan Sophie
turun dari panggung. Mereka beristirahat di ruangan
masing-masing. Saat ingin memejamkan matanya, Patricia
memanggil gadis itu agar mengganti gaunnya terlebih
dahulu sebelum beristirahat. Patricia mengajarkan Aubree
bertanggung jawab meskipun gaun yang dikenakan adalah
milik mamanya.
“Sore ini aku ingin jalan-jalan ke taman,” gumam
Aubree seraya membersihkan make up yang menempel di
wajahnya.
“Terserah,” balas Patricia.