Anda di halaman 1dari 7

Part 16 .

Please,Say
Yes

E
kstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam
pembelajaran dengan tujuan memperluas
pengetahuan serta dapat menyalurkan bakat
siswa/i Dominique School. Di Dominique School ada
beberapa ekstrakurikuler seperti olahraga, bela diri, dan
seni. Ekstrakurikuler khususnya musik mempunyai tujuan
untuk menambah kemampuan perseptual yang meliputi
kepekaan indrawi terhadap bunyi dan kreativitas dalam
berkarya dan berimajinasi.
Setiap enam bulan sekali siswa/i yang mengikuti
ekstrakurikuler musik akan mengadakan perfomance
untuk memilih beberapa anggota yang ingin bergabung.
Pemilihan anggota bukan sesuatu yang mudah, anggota
ekstrakurikuler musik yang lama harus menyediakan
sesuatu yang dibutuhkan seperti juri untuk menilai
kelayakan calon anggota, panggung sebagai tempat
perfomance, dan beberapa property yang diperlukan.
Ekstrakurikuler musik ini terbagi menjadi beberapa
bagian, ada bagian vokalis, pianis, violin dan beberapa alat
musik yang lainnya. Jadi, mereka belatih di ruangan yang
berbeda. Setelah menguasai alat musik atau vokal, mereka
akan melakukan pendekatan intensif sehingga
menghasilkan tim yang solid. Kemampuan siswa/i
berbeda-beda. Oleh sebab itu, tidak semuanya yang masuk
di ekstrakurikuler musik dimasukkan ke dalam kategori
bermain kelompok, tetapi ada juga yang individu.
“Selamat siang,” sapa Zoe Eustache selaku ketua
ekstrakurikuler musik kepada anggota dan calon anggota
yang duduk rapi di kursi yang telah disediakan.
“Siang!” serentak seluruh anggota dan calon
anggotanya menjawab sapaan dari Zoe. Perempuan itu
tersenyum senang, meskipun sudah satu bulan tiga minggu
tidak bertemu mereka masih semangat.
“Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk
menonton perfomance calon anggota kita. Terima kasih
kepada kedua artis tanah air, yaitu Mini Ubree dan
Nicoletta sudah bersedia menjadi juri di perfomance
sederhana ini,” kata Zoe seraya membungkukkan setengah
badannya kepada Aubree dan Nicoletta. Aubree dan
Nicoletta membalas rasa hormat Zoe dengan
menganggukkan kepala mereka diiringi dengan senyum
hangat.
Nicolette Seraphine merupakan teman Aubree di
dunia entertainment. Dia juga merupakan alumni dari
Dominique School dan kini melanjutkan kuliah di salah
satu universitas yang ada di Paris dengan program studi
musik. Letta hadir di sini karena permintaan Zoe. Kedua
perempuan itu sangat akrab seperti kakak beradik
kandung, tetapi mereka hanya sebatas kakak beradik di
sebuah kegiatan musik. Sikap Letta yang humble
membuatnya disenangi oleh adik tingkat dan teman-
temannya di dunia entertainment.
“Berapa jumlah peserta yang perfomance?” tanya
Letta kepada Aubree.
“Ada lima pulih orang yang mendaftar, tetapi
perfomance hari ini hanya dua puluh lima orang karena
waktunya singkat,” jelas Aubree kepada Letta.
Letta mengangguk paham. “Kenapa kalian tidak
mengadakan acara pagi?”
“Aku sudah menyarankan kepada pembina
ekstrakurikuler musik, tetapi tidak bisa karena kami wajib
mengikuti pembelajaran di pagi hari,” jelas Aubree.
“Apa kau ada jadwal hari ini?” tanya Letta.
Aubree menganggukkan kepalanya. “Yah, di
Hamburg sebagai pengiring musik model my mommy,”
katanya.
“Kau tanggung sekali, Ubree. Aku harap kau terus
kerkarier di dunia musik,” kata Letta membuat Aubree
tersenyum lebar dan mendoakan Letta agar selalu menjadi
senior panutan di dunia musik.
Acara berlangsung, Aubree dan Letta focus menilai
masing-masing peserta. Setiap peserta memiliki waktu
delapan menit untuk tampil, tidak boleh lebih. Jika kurang
dari delapan menit, maka akan lebih baik lagi karena acara
akan cepat selesai dan Aubree segera kembali ke mansion
untuk menyiapkan beberapa keperluannya tampil esok
hari.


Pemilihan anggota untuk ekstrakurikuler musik


sudah berakhir sepuluh menit yang lalu. Aubree duduk di
sofa yang tersedia di lobby seraya menelepon beberapa
orang yang ingin menjemputnya di sekolah menggunakan
telepon milik sekolah karena di Perancis tidak
diperbolehkan membawa telepon ke sekolah, tetapi tidak
ada. Arnaud Julien, orang kepercayaan Albert sedang
berada di Italia, Chaca Florence, orang kepercayaan
Chalisa sedang berada di Jerman, sedangkan Patricia
berada di kantor untuk mengurus segala keperluan Aubree
di Jerman besok dan tidak bisa diganggu.
Aubree gelisah, dia menoleh ke kiri dan kanan
mencari seseorang yang bisa diminta tolong, tetapi lobby
kosong. Dia menelusuri koridor sekolah menuju tempat
parkir, terdapat tiga mobil sport yang terparkir di sana.
Masih ada orang. - batin Aubree.
Gadis itu berlarian di koridor sekolah yang luas,
mencari pemilik tiga mobil sport tersebut. Samar-samar
dia mendengar suara seseorang dengan nada tinggi,
sepertinya orang itu sedang marah. Aubree mengikuti
sumber suara dan menemukan seorang laki-laki berkulit
putih dan mata kecil. Keringat membasahi tubuhnya
membuat laki-laki itu terlihat tampan di mata Aubree.
Dia mencoba memberanikan diri untuk bertanya
kepada laki-laki itu. “Hi, can you help me?” tanya Aubree.
Laki-laki itu menoleh ke arah Aubree dengan raut
wajah marah. Detik selanjutnya, raut itu berubah pias
melihat seseorang yang mengajaknya berbicara. “Sorry, I
didn’t hear you. Can you say it one more?” kata Wei Ying
ramah. {Translate : Maaf, aku tidak mendengarmu.
Bisakah kau mengatakannya sekali lagi?}
“I want to go home, tetapi tidak ada seseorang yang
menjemputku. Bisakah kau mengantarku pulang? Please
say yes,” kata Aubree kepada Wei Ying.
Wei Ying menatap seluruh anggota bela diri yang
baru saja pemanasan beberapa menit yang lalu dan
kembali menatap Aubree. Ini merupakan kesempatan
langka, dia tidak pernah berinteraksi dengan Aubree
sebelumnya karena sibuk dengan kegiatan masing-masing.
“Aku bisa mengantarmu, tetapi hari ini adalah
jadwalku untuk melatih junior-ku. Kalau kau tidak
keberatan, silakan tunggu aku di kursi itu,” kata Wei Ying
seraya menunjuk kursi yang tersedia di tepi lapangan.
Aubree menyelami iris mata Wei Ying. “Besok aku
akan tampil di Hamburg, tetapi tidak ada yang
menjemputku. Manager-ku sibuk menyiapkan
keperluanku. Pukul 07.00pm (waktu Perancis) aku harus
berangkat ke sana,” jelasnya.
Wei Ying menghela napas. “Pukul berapa?”
tanyanya kepada Aubree.
“04.30pm (waktu Perancis).” Jawab Aubree.
Laki-laki itu terpaksa mengakhiri latihan hari ini.
Dia meminta maaf kepada anggotanya karena harus
mengantarkan Aubree pulang ke mansion sekarang.
Beberapa anggota bela diri terlihat kesal karena Wei Ying
lebih memilih Aubree daripada melatih mereka. Anggota
bela diri Wing Tsun sangat menginginkan Wei Ying
melatih mereka karena laki-laki itu sudah menjuarai
kejuaraan nasional hingga internasional beberapa kali.
Mobil sport berwarna abu metalik tersebut melaju
membelah jalan raya kota Marseille. “Berapa waktu
tempuh ke mansion-mu?” tanya Wei Ying.
“1 jam 30 menit.” Wei Ying terkejut mendengar
perkataan Aubree. Karena penasaran, dia menanyakan
alamat mansion Aubree, tetapi Wei Ying asing dengan
alamat tersebut. Dia memacu kecepatan mobilnya dengan
kecepatan sedang seraya mengikuti arahan dari Aubree.
“Di mana pekerjamu yang lainnya? Kenapa mereka
membiarkanmu menunggu sendirian di sekolah?” kesal
Wei Ying karena seluruh pekerjanya selalu tepat waktu.


Anda mungkin juga menyukai