Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH MOTIVASI DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL

TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Sarrah Apriliana
Djamhur Hamid
Moehammad Soe’oed Hakam
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui dan menjelaskan pengaruh yang signifikan
antara motivasi dan komitmen organisasional secara simultan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bentara
Sinergies Multifinance (PT. BESS Finance), Sukun Malang, serta untuk mengetahui dan menjelaskan
pengaruh yang signifikan antar motivasi dan komitmen organisasional secara parsial terhadap kinerja
karyawan PT. Bentara Sinergies Multifinance (PT. BESS Finance), Sukun Malang. Berdasarkan hasil
analisis, menunjukkan bahwa variabel Motivasi (X1) dan variabel Komitmen Organisasional (X2)
mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel Kinerja Karyawan (Y) sebesar 52.2%, sedangkan
sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

Kata kunci : motivasi, komitmen organisasional, kinerja karyawan

1. PENDAHULUAN Karyawan yang memiliki motivasi dan komitmen


Karyawan yang memiliki komitmen, maka yang tinggi akan bekerja seoptimal mungkin
akan mempunyai keinginan untuk memberikan sehingga hasil kerja yang diperoleh akan
tenaga, pikiran serta tanggung jawab yang lebih meningkat.
dalam meningkatkan kesejahteraan dan PT. Bentara Sinergies Multifinance (PT.
keberhasilan dari organisasi. Keberhasilan dari BESS Finance) adalah suatu perusahaan yang
organisasi tidak terlepas dari peran karyawan yang bergerak dalam bidang pembiayaan konsumen.
terlibat di dalamnya, karena dengan adanya PT. Bentara Sinergies Multifinance (PT. BESS
komitmen yang baik maka tingkat produktivitas Finance) tersebut di regional Jawa Timur terdiri
dan kualitas kerja akan meningkat, dan pada dari empat cabang dan 16 kios yang tersebar di
akhirnya akan menunjang tercapainya tujuan kota- kota di Jawa Timur. Cabang PT. Bentara
organisasi. Terdapat beberapa tujuan dari Sinergies Multifinance (PT. BESS Finance)
organisasi, yang pertama yaitu dapat berupa Sukun Malang yang beralamatkan di JL.
perbaikan dari pelayanan pelanggan, sehingga S.Soepriadi 30 E Sukun Malang, merupakan
pelanggan akan merasa puas dengan apa yang cabang ke dua setelah Surabaya. Jumlah karyawan
didapatnya. Yang kedua yaitu dapat memenuhi yang ada pada PT. Bentara Sinergies Multifinance
permintaan pasar, dan yang ketiga organisasi (PT. BESS Finance) Sukun Malang adalah 46
harus dapat meningkatkan suatu kinerja (Wibowo, karyawan. PT. Bentara Sinergies Multifinance
2011: 9-10). (PT. BESS Finance) Sukun Malang baru berdiri
Setiap organisasi mengharapkan suatu selama tiga tahun, hal ini bisa dikatakan bahwa
keberhasilan, untuk mencapai keberhasilan perusahaan masih dalam masa berkembang dan
tersebut membutuhkan adanya karyawan yang memerlukan karyawan yang berkualitas, yang
berkualitas. Untuk menciptakan karyawan yang mampu mengelola perusahaan dengan baik dan
berkualitas, dibutuhkan suatu dorongan yang kuat professional, sehingga untuk kedepannya
dari seorang manajer. Dorongan tersebut dapat perusahaan dapat mencapai keberhasilan. Untuk
berupa pemberian motivasi kepada karyawan, mencapai keberhasilan dari perusahaan maka
yang bertujun untuk meningkatkan kinerja karyawan yang bekerja harus didasari dengan
karyawan. Selain motivasi adanya komitmen adanya motivasi dan komitmen yang baik untuk
karyawan terhadap organisasi juga berperan mencapai kinerja. Adanya kinerja yang baik dari
terhadap pencapaian kinerja dari karyawan. para karyawan dapat mendorong perusahaan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 1 April 2013| 180


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
untuk meningkatkan laju produktivitas dan organisasi”. Lincoln (1989) dan Bashaw (1994)
kualitas kerja, sehingga pada akhirnya akan dalam Sopiah (2008:156) mengemukakan bahwa,
menunjang tercapainya tujuan dari perusahaan. “Komitmen organisasional memiliki tiga
Penelitian ini bertujuan untuk Untuk indikator: kemauan karyawan, kesetiaan karyawan
mengetahui dan menjelaskan pengaruh yang dan kebanggaan karyawan pada organisasi”.
signifikan antara motivasi dan komitmen Newstroom (1989) dalam Sopiah (2008:156)
organisasional secara simultan dan secara parsial melanjutkan, “ Secara konseptual, komitmen
terhadap kinerja karyawan pada PT. Bentara organisasional ditandai oleh tiga hal : (1) Adanya
Sinergies Multifinance (PT. BESS Finance), rasa percaya yang kuat dan penerimaan seseorang
Sukun Malang. terhadap tujuan dan nilai- nilai organisasi, (2)
Adanya keinginan seseorang untuk melakukan
2. KAJIAN PUSTAKA usaha secara sungguh- sungguh demi organisasi,
2.1. Motivasi (3) adanya hasrat yang kuat untuk
Menurut Robbins, dkk (1999:50) dalam mempertahankan keanggotaan dalam suatu
Winardi (2011:1-2), “Motivasi merupakan organisasi”. Minner (1997) dalam Sopiah
kesediaan untuk melaksanakan upaya tinggi untuk (2008:156) mendefinisikan, “Komitmen
mencapai tujuan- tujuan keorganisasian, yang organisasional sebagai sebuah sikap, memiliki
dikondisikan oleh kemampuan upaya, untuk ruang lingkup yang lebih global dari pada
memenuhi kebutuhan individual tertentu”. kepuasan kerja, karena komitmen organisasional
Sedangkan menurut Gray, dkk (1984:69) dalam menggambarkan pandangan terhadap organisasi
Winardi (2011:2), “…motivasi merupakan hasil secara keseluruhan, bukan hanya aspek pekerjaan
sejumlah proses yang bersifat internal atau saja”. Coopey dan Harley (1991) dalam Sopiah
eksternal bagi seorang individu, yang (2008:156) menyebutkan, “Komitmen
menyebabkan timbulnya sikap entusiasme dan organisasional sebagai suatu ikatan psikologis
persistensi dalam hal melaksanakan kegiatan- individu pada organisasi”. Bathaw dan Grant
kegiatan tertentu”. Selanjutnya Chiselli dan (1994) dalam Sopiah (2008:156) menyebutkan,
Brown dalam Manullang (2004:193), “Motivasi “Komitmen organisasional sebagai keinginan
dianggap sebagai suatu proses dengan mana karyawan untuk tetap mempertahankan
keinginan dan kebutuhan itu ditimbulkan dan keanggotaannya dalam organisasi dan bersedia
motif dianggap sebagai kebutuhan dan keinginan melakukan usaha yang tinggi demi pencapaian
tertentu”. Winardi dalam Manullang (2004:193- tujuan organisasi”.
194) menyatakan, “Motivasi adalah keinginan Sunarto (2005:17) juga mendefinisikan,
yang terdapat pada seseorang individu yang “Komitmen adalah kecintaan dan kesetiaan yang
merangsangnya untuk melakukan tindakan- terdiri dari : (1) Penyatuan dengan tujuan dan
tindakan”. Dan pengertian motivasi menurut nilai- nilai perusahaan, (2) Keinginan untuk tetap
Hasibuan (2003:219), “Motivasi adalah pemberian berada dalam organisasi, dan (3) Kesediaan untuk
daya penggerak yang menciptakan kegairahan bekerja keras atas nama organisasi”. Lebih
kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama, lanjutnya Luthans (2006:249) mendefinisikan,
bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya “Komitmen organisasi paling sering didefinisikan
upayanya untuk mencapai kepuasan”. sebagai (1) keinginan kuat untuk tetap sebagai
anggota organisasi tertentu; (2) keinginan untuk
2.2. Komitmen Organisasional berusaha keras sesuai keinginan organisasi; dan
Menurut Mathis dan Jackson (2000) dalam (3) keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan
Sopiah (2008:155) memberikan definisi bahwa, tujuan organisasi”.
“Organizational Commitment is the degree to
which employees believe in and accept 2.3. Kinerja Karyawan
organizational goals and desire to remain with Definisi kinerja karyawan, menurut
the organization”. (Komitmen organisasional Kusriyanto (1991:3) dalam Mangkunegara
adalah derajat yang mana karyawan percaya dan (2010:9), adalah, “Perbandingan hasil yang
menerima tujuan- tujuan organisasi dan akan tetap dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan
tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi). waktu (lazimnya per jam)”. Selanjutnya menurut
Robbins (1989) dalam Sopiah (2008:155-156) Gomes (1995:195) dalam Mangkunegara
mendefinisikan, “Komitmen organisasional (2010:9), mengemukakan definisi kinerja
sebagai suatu sikap yang merefleksikan perasaan karyawan sebagai, “ Ungkapan seperti ouput,
suka atau tidak suka dari karyawan terhadap efisiensi secara efektivitas sering dihubungkan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 1 April 2013| 181
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dengan produktivitas”. Selanjutnya menurut Hipotesis
Mangkunegara (2009:67), “ Istilah kinerja berasal 1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan
dari kata Job Performance atau Actual antara variabel motivasi (X1) dan variabel
Performance (prestasi kerja atau prestasi komitmen organisasional (X2) secara simultan
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). terhadap kinerja karyawan (Y) PT. Bentara
Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil Sinergies Multifinance ( PT. BESS Finance),
kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai Sukun Malang.
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan 2. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang antara variabel motivasi (X1) dan variabel
diberikan kepadanya”. Berdasarkan pendapat di komitmen organisasional (X2) secara parsial
atas maka dapat disimpulkan bahwa kinerja terhadap kinerja karyawan (Y) PT. Bentara
merupakan hasil kerja yang telah dicapai seorang Sinergies Multifinance (PT. BESS Finance),
karyawan, yang didasarkan pada kriteria- kritaria Sukun Malang.
tertentu baik secara kualitas maupun kuantitas
yang dicapai karyawan per satuan periode waktu
dalam melaksanakan tugas kerja sesuai dengan 3. METODE PENELITIAN
tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan Jenis penelitian yang digunakan dalam
di dalam suatu organisasi. penelitian ini adalah penelitian penjelasan
(exsplanatory research). Sebagaimana yang
2.4. Hubungan Motivasi dan Komitmen dikatakan oleh Singarimbun dan Effendi (1989:5)
Organisasional dengan Kinerja Karyawan bahwa penelitian penjelasan (exsplanatory
Motivasi memiliki hubungan dengan kinerja research) adalah penelitian yang menjelaskan
karyawan, dimana menurut Newstrom dan Davis hubungan kausal antara variabel- variabel melalui
(1997) dalam Riniwati (2011:50), “Secara pengujian hipotesa. Dengan demikian dapat
matematik hubungan kinerja dan motivasi dapat diketahui bahwa penelitian exsplanatory research
ditulis P = f (A.M) atau P = A x M. Performance bermaksud untuk menguji hipotesa antara
(P) adalah fungsi (f) dari ability level (A) dan variabel- variabel penelitian sehingga diketahui
degree of motivation (M). Peran motivasi dan pengaruh antara variabel- variabel yang diteliti,
kemampuan pada prestasi kerja (kinerja) dapat yaitu antara variabel bebas dan variabel terikat.
dijelaskan sebagai berikut : kemampuan yang Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam
tinggi dan didukung pula akan memberikan penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
keragaman yang baik berupa produktivitas yang Teknik analisis yang digunakan yaitu:
lebih baik (produktif). Jika motivasi rendah dan 1. Analisis deskriptif
kemampuan tinggi maka akan terjadi dilema Analisis ini digunakan untuk mendeskripsikan
tentang apa tujuan dari organisasi dan apa peranan variabel motivasi, komitmen organisasional
karyawan, serta manfaat bagi karyawan. Jika dan kinerja karyawan dengan jalan
motivasi tinggi tetapi kemampuan rendah, maka mendistribusikan item- item dari masing-
diperlukan pelatihan bagi karyawan. Keadaannya masing variabel. Data yang telah dikumpulkan
akan menjadi lebih buruk jika motivasi rendah dan dalam bentuk pertanyaan dengan pilihan
kemampuan rendah maka produktivitas juga akan jawaban yang telah ditentukan selanjutnya
rendah”. ditabulasi ke dalam tabel dan dilakukan
Komitmen organisasional juga memiliki pembahasan secara deskriptif. Tolak ukur dari
hubungan dengan kinerja karyawan, hal ini sesuai pendeskripsian ini adalah dengan pemberian
dengan pendapat Moris dan Sherman (1981) yang angka, baik dalam responden maupun dalam
mengemukakan bahwa, “A growing body of angka presentase.
research indicates that organizational 2. Analisis Regresi Linier Berganda
commitment has utility as a predictor of such Analisis regresi linier berganda digunakan
important behavioral outcomes as performace, untuk mengetahuiakan besarnya pengaruh dua
absenteeism, and turenover”. Beberapa penelitian atau lebih variabel bebas (variabel
menunjukkan bahwa komitmen organisasi independen) terhadap variabel terikat (variabel
berguna sebagai alat untuk melihat beberapa dependen).
prilaku yang sangat penting, seperti : kinerja,
kehadiran ditempat kerja dan keluar masuknya
karyawan dari organisasi.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 1 April 2013| 182


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
3. Pengujian Hipotesis b) Koefisien regresi variabel motivasi (X1)
a. Uji Simultan (Uji F) sebesar 0.397 yang berarti bahwa setiap
Uji F digunakan untuk melakukan kenaikan satu- satuan motivasi (X1) maka
pengujian pengaruh dari variabel- variabel kinerja karyawan (Y) akan meningkat
bebas yaitu motivasi (X1) dan komitmen sebesar 0.397 satuan dengan menganggap
organisasional (X2) secara simultan variabel bebas yang lain konstan.
terhadap variabel terikat yaitu kinerja c) Koefisien regresi variabel komitmen
karyawan (Y) organisasional (X2) sebesar 0.263 yang
b. Uji Parsial (Uji t) berarti bahwa setiap kenaikan satu- satuan
Uji t dilakukan untuk menguji pengaruh komitmen organisasional (X2) maka
variabel- variabel bebas secara parsial
terhadap variabel terikat. kinerja karyawan (Y) akan meningkat sebesar
0.263 satuan dengan menganggap variabel
4. HASIL DAN PEMBAHASAN bebas yang lain konstan.
4.1. Analisis Regresi Linier Berganda 2) Koefisien korelasi berganda (R) yang
Analisis regresi linier berganda pada dihasilkan sebesar 0.737. Hal ini menunjukkan
penelitian ini digunakan untuk mengetahui bahwa hubungan antara variabel motivasi (X1)
pengaruh variabel bebas, yaitu motivasi (X1) dan dan komitmen organisasional (X2) terhadap
komitmen organisasional (X2), terhadap variabel variabel kinerja karyawan (Y) adalah kuat.
terikat yaitu kinerja karyawan (Y) secara simultan 3) Dari nilai Adjusted R Square menunjukkan
maupun secara parsial. Adapun hasil analisis nilai sebesar 0.522 atau 52.2 %. Artinya
regresi linier berganda dapat dilihat pada tabel 4.1 bahwa variabel Y dipengaruhi sebesar 52.2 %
dibawah. oleh X1 dan X2, sedangkan sisanya 47.8%
dipengaruhi oleh variabel lain di luar dua
variabel bebas yang diteliti.
Tabel 4.1. Rekapitulasi Hasil Pengolahan Data 4) Dari nilai Sig F menunjukkan bahwa nilai F
Unstandar Standar
sebesar 0.000 sedangkan signifikan α = 5%
Std (0.000 < 0.05) yang berarti bahwa Ho ditolak
dized dized
Varia . Sig Ketera
Coefficien Coeffici T Ha diterima, artinya bahwa secara simultan
bel Err nt ngan
ts ents (bersama- sama) variabel motivasi (X1) dan
or
(B) (Beta) variabel komitmen organisasional (X2)
(Cons 3.1 3.5 0.0
tan) 11.257 93 25 01
berpengaruh signifikan terhadap variabel
0.0 4.6 0.0 Signifi kinerja karyawan (Y).
X1 0.397 85 0.528 58 00 kan 5) Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai t
0.0 2.9 0.0 Signifi sebagai berikut :
X2 0.263 88 0.340 99 04 kan a) Variabel motivasi X1 mempunyai nilai Sig.
R = 0.737 t sebesar 0.000 sedangkan nilai α sebesar
R Square = 0.543 0.05. Berdasarkan hasil tersebut dapat
Adjusted R = 0.522
dinyatakan bahwa sig t < 5% (0.000 <
Square = 25.539
0.05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak,
F hitung = 3.214
maka secara parsial variabel X1
F tabel = 2.102
berpengaruh signifikan terhadap variabel
t tabel = 0.000
Sig F
Y.
b) Variabel komitmen organisasional X2
mempunyai nilai Sig. t sebesar 0.004
Dari tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa: sedangkan nilai α sebesar 0.05.
1) Persamaan Regresi Linier Berganda : Berdasarkan hasil tersebut dapat
Y = 11.257 + 0.397 (X1) + 0.263 (X2) dinyatakan bahwa sig t < 5% (0.004 <
Berdasarkan persamaan regresi tersebut dapat 0.05) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak,
dijelaskan bahwa : maka secara parsial variabel X2
a) Konstanta (a) menunjukkan besarnya berpengaruh signifikan terhadap variabel
kinerja karyawan (Y), jika motivasi (X1) Y.
dan komitmen organisasional (X2) = 0, 6) Berdasarkan Beta dari masing- masing
maka kinerja karyawan 11.257. variabel yaitu variabel X1 sebesar 0.528 dan
variabel X2 sebesar 0.340, maka dapat
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 1 April 2013| 183
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
disimpulkan bahwa variabel X1 adalah mempengaruhi pencapaian kinerja dalam
variabel paling dominan pengaruhnya Mangkunegara (2010:13), diantaranya faktor
terhadap Y. kemampuan (ability) yang terdiri dari kemampuan
potensi (IQ) dan kemampuan reality. Seperti yang
4.2. Hasil Pengujian Hipotesis dijelaskan oleh Simamora (1995:500) dalam
4.2.1. Uji Simultan (Uji F) Mangkunegara (2010:13), dimana faktor- faktor
Melalui tabel 1 dapat dilihat pada hasil yang mempengaruhi kinerja, diantaranya faktor
pengujian analisis regresi linier berganda individual dan faktor organisasi. Untuk
untuk mengetahui pengaruh variabel bebas mengetahui hubungan secara simultan variabel
terhadap variabel terikat secara simultan motivasi (X1) dan komitmen organisasional (X2)
melalui uji F. Nilai signifikansi sebesar 0.000 terhadap kinerja karyawan (Y) dapat ditunjukkan
lebih kecil dibandingkan α sebesar 0.05 maka dengan melihat hasil uji F yaitu nilai signifikan
Ho ditolak Ha diterima. Dengan demikian (Sig.) F hasil penelitian sebesar 0.000 sedangkan
dapat disimpulkan bahwa variabel motivasi α (alpha) sebesar 0.05 sehingga 0.000 < 0.05, hali
(X1) dan variabel komitmen organisasional ini berarti bahwa variabel bebas mempunyai
(X2) secara simultan (bersama- sama) pengaruh yang signifikan terhadap variabel
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, sehingga hipotesis pertama yang diajukan
kinerja karyawan (Y). diterima. Dari hasil uji F tersebut terbukti bahwa
hipotesis pertama yang mengungkapkan bahwa
4.2.2. Uji Parsial (Uji t) variabel motivasi (X1) dan komitmen
Untuk menunjukkan apakah variabel organisasional (X2) secara simultan berpengaruh
motivasi (X1) dan komitmen organisasional signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) dapat
(X2) mempunyai pengaruh yang signifikan diterima.
terhadap variabel kinerja karyawan (Y), maka
digunakan uji t. Hasil dari pengujian tersebut 4.3.2. Pengaruh Variabel Motivasi (X1) dan
dijelaskan sebagai berikut : Komitmen Organisasional (X2) secara
a) Pada variabel motivasi (X1), nilai parsial terhadap Kinerja Karyawan (Y)
signifikan sebesar 0.000 lebih kecil Pengaruh variabel bebas secara parsial dengan
dibandingkan α 0.05 sehingga Ha diterima menggunakan uji t, dapat dilihat penjelasannya
dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat untuk masing- masing variabel penelitian sebagai
disimpulkan bahwa variabel motivasi (X1) berikut :
berpengaruh seignifikan secara parsial a) Variabel Motivasi (X1)
terhadap variabel kinerja karyawan (Y). Secara parsial variabel motivasi memiliki
b) Pada variabel komitmen organisasional pengaruh signifikan terhadap kinerja
(X2), nilai signifikan sebesar 0.004 lebih karyawan, dimana semakin tinggi bentuk
kecil dibandingkan α 0.05 sehingga Ha motivasi yang diberikan maka semakin tinggi
diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian pula tingkat kinerja yang ada. Hal ini sesuai
dapat disimpulkan bahwa variabel dengan pendapat Newstrom and Davis (1997)
komitmen organisasional (X2) berpengaruh dalam Riniwati (2011-50), yang menjelaskan
signifikan secara parsial terhadap variabel secara matematik mengenai hubungan kinerja
kinerja karyawan (Y). dan motivasi, dimana P = A x M yang berarti
peran motivasi dan kemampuan pada prestasi
4.3. Pembahasan kerja (kinerja) yang tinggi dan didukung pula
4.3.1. Pengaruh Variabel Motivasi (X1) dan akan keragaman yang diberikan berupa
Komitmen Organisasional (X2) secara produktivitas yang lebih baik. Cara kerja
simultan terhadap Kinerja Karyawan motivasi dimulai dari seseorang yang secara
(Y) sadar mengakui adanya suatu kebutuhan yang
Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan tidak terpuaskan. Kebutuhan tersebut dapat
bahwa variabel motivasi dan komitmen menciptakan suatu tujuan dan suatu tindakan
organisasional secara simultan memiliki pengaruh yang diharapkan dapat menjadi sarana untuk
signifikan terhadap variabel kinerja karyawan mencapai tujuan. Apabila tujuan tercapai,
sebesar 52.2 %, sedangkan sisanya sebesar 47.8 % maka kebutuhan akan terpuaskan, sehingga
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti tindakan yang sama akan cenderung diulang
pada penelitian ini. Variabel lain tersebut seperti apabila kebutuhan serupa muncul (Sunarto,
yang dijelaskan dalam faktor- faktor yang 2005:10). Oleh karena itu motivasi dapat
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 1 April 2013| 184
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
dikatakan sebagai bentuk dorongan, dorongan memiliki pengaruh lebih dominan terhadap
tersebut bertujuan untuk memberikan kinerja karyawan dibandingkan dengan
semangat yang dapat meningkatkan suatu komitmen organisasional. Oleh karena itu
kinerja seseorang, sehingga untuk kedepannya pihak perusahaan diharapkan mampu untuk
dapat memiliki tingkat kinerja yang tinggi dan mempertahankan motivasi para karyawan,
dapat membawa perusahaan atau organisasi supaya kinerja para karyawan untuk
pada suatu tujuan yang baik. kedepannya tetap bisa ditingkatkan lagi.
b) Variabel Komitmen Organisasional (X2)
Secara parsial variabel komitmen 4.4. Perbandingan Hasil Penelitian Sekarang
organisasional memiliki pengaruh signifikan dengan Penelitian Terdahulu
terhadap kinerja karyawan. Hal ini sesuai Hasil penelitian terdahulu, Moch. Chairudin
dengan pendapat Moris dan Sherman (1981) M pada tahun 2008 tentang, “Pengaruh Motivasi
yang menjelaskan tentang beberapa penelitian Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai pada
yang menunjukkan dimana komitmen pegawai PT. Pos Indonesia (Persero) Malang”,
organisasi berguna sebagai alat untuk melihat mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh yang
beberapa prilaku yang sangat penting, seperti : signifikan antara variabel X dan Y. Puji Indriani
kinerja, kehadiran ditempat kerja dan keluar pada tahun 2004 tentang, “Pengaruh Komitmen
masuknya karyawan dari organisasi. Organisasi terhadap Prestasi Kerja Karyawan pada
Komitmen organisasional dapat didefinisikan pegawai PT. Omega Mas Pasuruan”,
sebagai suatu bentuk kesetiaan, suatu bentuk menunjukkan bahwa hipotesis pertama, hipotesis
rela berkorban untuk memberikan pikiran, kedua dan hipotesis ketiga dalam penelitian ini
tenaga serta tanggung jawab yang lebih diterima, dan Tania Oktobriani pada tahun 2011
terhadap organisasi atau perusahaan demi tentang, “Pengaruh Motivasi Terhadap Kepuasan
keberhasilan atas tercapainya tujuan dari Kerja dan Kinerja Karyawan pada karyawan di
organisasi atau perusahaan. Karyawan yang Kantor PT. Telkom, Tbk. Kandatel Malang”,
memiliki komitmen, memiliki kesetiaan yang menjelaskan bahwa variabel motivasi kerja
tinggi, maka karyawan akan bekerja dengan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
seoptimal mungkin demi tercapainya kinerja kepuasan kerja karyawan dan kinerja karyawan
yang baik. Selain itu, perusahaan atau baik secara langsung maupun tidak langsung.
organisasi harus mampu membangun Penelitian ini juga memperoleh hasil yang
kepercayaan, dimana kepercayaan merupakan sama, yaitu motivasi yang terdiri dari existence
suatu cara untuk menciptakan komitmen. needs (eksistensi/ keberadaan), relatedness needs
Kepercayaan dari karyawan tidak akan (keterhubungan) dan growth needs
diperoleh apabila karyawan hanya (pertumbuhan), serta komitmen organisasional
diperlakukan sebagai salah satu faktor yang terdiri dari affective commitment,
produksi, bukan sebagai asset utama continuance commitment dan normative
perusahaan. Selain itu, karyawan tidak merasa commitment mempunyai pengaruh yang yang
sebagai bagian dari organisasi apabila tidak positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
dihargai oleh organisasi (Sunarto, 2005:19). yang terdiri dari kuantitas, kualitas dan ketepatan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan waktu pada PT. Bentara Sinergies Multifinance
bahwa variabel motivasi (X1) merupakan (PT. BESS Finance) Sukun Malang. Variabel
variabel lebih dominan dalam mempengaruhi motivasi merupakan variabel lebih dominan
variabel kinerja karyawan (Y) dibandingkan mempengaruhi kinerja karyawan dibandingkan
dengan variabel komitmen organisasional dengan komitmen organisasional.
(X2). Variabel motivasi yang terdiri dari 9 Penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi
item, yaitu kesesuaian antara gaji dengan dan komitmen organisasional mempunyai
pekerjaan, kebutuhan akan rasa aman dan pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan
nyaman dalam bekerja, pemberian bonus, dengan Adjusted R Square sebesar 0.522 atau 52.2
hubungan karyawan dengan atasan, hubungan %. Pengaruh tersebut ternyata lebih kecil dari
antar karyawan, dukungan rekan sekerja, hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
kesempatan untuk mengembangkan karir, Moch. Chairudin M pada tahun 2008, dimana
perhatian yang diberikan oleh atasan serta variabel motivasi kerja berpengaruh terhadap
pujian dari atasan atas kinerja yang diperoleh, prestasi kerja pegawai sebesar 56.1%. Penelitian
merupakan hal- hal yang berfisat memberikan yang dilakukan oleh Puji Indriani pada tahun 2004
dorongan atau motivasi, dimana motivasi menunjukkan pengaruh komitmen organisasi
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 1 April 2013| 185
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
terhadap prestasi kerja karyawan sebesar 75.8%, organisasional yang ada pada PT. Bentara
demikian pula hasil penelitian Tania Oktobriani Sinergies Multifinance (PT. BESS Finance)
pada tahun 2011 menunjukkan pengaruh motivasi Sukun Malang juga masih perlu untuk
terhadap kepuasan kerja dan kinerja karyawan ditingkatkan lagi. Diharapkan untuk kedepannya
pada karyawan sebesar 73.2% . Sesuai dengan para karyawan dapat lebih menyadari betapa
hasil perbandingan tersebut, dengan lokasi yang pentingnya menjaga komitmen itu, dimana
berbeda, tujuan penelitian dan rumusan masalah komitmen organisasional juga berpengaruh
yang berbeda serta variabel penelitian yang terhadap peningkatan kinerja yang lebih baik.
berbeda pula, namun sama- sama memiliki Sehingga tujuan dari perusahaan dapat terwujud
pengaruh yang signifikan. Hal ini memperkuat seiring dengan berjalannya waktu serta kesadaran
pernyataan tentang motivasi dan komitmen dari para karyawan. Khususnya untuk
organisasional mempunyai pengaruh yang positif meningkatkan motivasi dan komitmen
dan signifikan terhadap kinerja karyawan. organisasiona.
Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil
5. KESIMPULAN DAN SARAN dari penelitian ini yaitu tentang pengaruh motivasi
Kesimpulan dan komitmen organisasional terhadap kinerja
Berdasarkan hasil dari analisis deskritif karyawan dapat digunakan bagi peneliti
mayoritas dari para responden menilai dan selanjutnya untuk mengembangkan penelitian
menyetujui bahwa motivasi (X1) dan komitmen serupa dengan pertimbangan variabel-variabel lain
organisasional (X2) yang diterapkan oleh yaitu variabel kemampuan (ability), variabel
perusahaan telah berjalan dengan baik dan dapat individual dan variabel organisasi. Diharapkan
meningkatkan kinerja karyawan (Y). dengan adanya penelitian berikutnya, dengan
Secara simultan variabel motivasi (X1) dan menggunakan variabel kemampuan (ability),
komitmen orgnisasional (X2) mempunyai variabel individual dan variabel organisasi supaya
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja penelitian yang sudah ada dapat berkembang.
karyawan (Y). Dengan demikian hipotesis dapat
diterima. 6. DAFTAR PUSTAKA
Secara parsial variabel motivasi (X1) dan Chairudin M., Moch. 2008. Pengaruh Motivasi
komitmen organisasional (X2) mempunyai Kerja Terhadap Prestasi Kerja Pegawai
pengaruh yang signifikan terhadap kinerja pada Pegawai PT. Pos Indonesia
karyawan (Y). Maka hipotesis dapat diterima.
(Persero) Malang. Malang: Universitas
Diantara kedua variabel bebas atau
independen yaitu variabel motivasi (X1) dan Brawijaya.
komitmen organisasional (X2), maka motivasi Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen Dasar
(X1) mempunyai pengaruh yang lebih dominan Pengertian dan Masalah. Jakarta: Bumi
dibandingkan dengan komitmen organisasional Aksara.
(X2).
Indriani, Puji. 2004. Pengaruh Komitmen
Saran Organisasi terhadap Prestasi Kerja
Karyawan pada pegawai PT. Omega Mas
Pada PT. Bentara Sinergies Multifinance Pasuruan. Malang: Universitas Brawijaya.
(PT. BESS Finance) Sukun Malang diharapkan Luthans, Fred. 2006. Prilaku Organisasi.
lebih memperhatikan lagi kinerja para karyawan. Yogyakarta: ANDI.
Dimana untuk meningkatkan kinerja karyawan
yang baik diperlukan dorongan atau motivasi. Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen
Dalam penelitian ini, motivasi yang ada sudah Sumber Daya Manusia Perusahaan.
dinilai tinggi, bahkan dari hasil penelitian yang Bandung: Remaja Rosadakarya.
menunjukkan bahwa motivasi memiliki pengaruh _______________________. 2010. Evaluasi
yang lebih dominan. Namun tidak ada salahnya Kinerja SDM. Bandung, Refika Aditama.
apabila perusahaan lebih meningkatkan motivasi,
Manullang, M dan Marihot Amh Manullang.
karena motivasi berkaitan langsung dengan
2004. Manajemen Personalia. Yogyakarta:
kinerja dari seorang karyawan. Disisi lain untuk
Gajah Mada University Press.
meningkatkan kinerja karyawan juga diperlukan
kesetiaan seorang karyawan terhadap perusahaan Morris, James H. dan J. Daniel Sherman. 1981.
atau komitmen organisasional. Dimana komitmen Generalizability of an Organizational
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 1 April 2013| 186
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Commitment Model1. Academy of
Management Journal, Vol. 24, No. 3, 512-
526
Oktobriani, Tania. 2011. Pengaruh Motivasi
Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja
Karyawan pada karyawan di Kantor PT.
Telkom, Tbk. Kandatel Malang. Malang:
Universitas Brawijaya.
Riniwati, Harsuko. 2011. Mendongkrak Motivasi
dan Kinerja Pendekatan Pemberdayaan
SDM. Malang: UB Press.
Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1989.
Metode Penelitian Survai. Jakarta :LP3ES.
Sopiah. 2008. Prilaku Organisasional.
Yogyakarta: ANDI.
Sunarto. 2005. Manajemen Karyawan.
Yogyakarta: AMUS.
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta
Utara: Rajawali Pers.
Winardi. 2011. Motivasi Pemotivasian dalam
Manajemen. Jakarta: Grafindo Persada.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 1 No. 1 April 2013| 187


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai