NIM : 0432950118012
Intake Cairan
Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan cairan
per hari.
Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira
1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari
sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi
selama proses metabolisme.
Tabel. Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan
No Umur BB (Kg) Kebutuhan Cairan
1 3 hari 3 250-300
2 1 tahun 9,5 1150-1300
3 2 tahun 11,8 1350-1500
4 6 tahun 20 1800-2000
5 10 tahun 28,7 2000-2500
6 14 tahun 45 2200-2700
7 18 tahun 54 2200-2700
Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi
intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,
perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut
biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.
Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh
gastrointestinal.
B. Output Cairan
Output cairan yaitu jumlah atau volume kehilangan cairan pada tubuh manusia per
hari. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a. Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius
merupakan proses output cairantubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine
sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa.
Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,
bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai
upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
b. IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi.
Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar
300-400 ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka
IWL dapat meningkat.
c. Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum
tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d. Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
Hal – hal yang perlu di perhatikan:
Rata-rata cairan per hari
1. Air minum : 1500-2500 ml
2. Air dari makanan :750 ml
3. Air dari hasil oksidasi atau metabolisme :200 ml
Rata- rata haluaran cairan per hari
1) Urin : 1400 -1500 ml
2) Iwl
a) Paru : 350 -400 ml
b) Kulit : 350 – 400 ml
3) Keringat : 100 ml
4. Feses : 100 -200 ml
Iwl
5. dewasa : 15 cc/kg BB/hari
6. anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SESUAI KEBUTUHAN TERKAIT
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan
membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen
dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit
tubuh dengan beberapa cara yaitu:
1. Difusi.
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan
dan elektrolit di difusikan menembus membrane sel. Klecepatan difusi di pengaruhi
oleh ukuran molekul, konsentarsi larutan dan temperature.
2. Osmosis.
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran
semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang lebih
tinggi yang sifat nya menarik.
3. Transport aktif.
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya daya
aktif dari tubuh seperti pompa jantung.
D. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan gangguan atau
resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:
1. Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi penyebab gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit.
2. Kaji manifestasi klinik melalui:
a. Timbang berat badan klien setiap hari.
b. Monitor vital sign.
c. Kaji intake output.
3. Lakukan pemeriksaan fisik meliputi:
a. Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler irritability.
b. Auskultasi bunyi /suara nafas.
c. Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran.
4. Review nilai pemeriksaan laboratorium :
a. Berat jenis urine.
b. PH serum.
c. Analisa Gas Darah.
d. Elektrolit serum.
e. Hematokrit.
f. BUN.
g. Kreatinin Urine
E.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko ketidakseimbangan cairan
Faktor resiko:
Prosedur pembedahan mayor
Trauma/perdarahan
Luka bakar
Aferesis
Asites
Obstruksi intestinal
Peradangan pankreas
Penyakit ginjal dan kelenjar
Disfungsi intestinal
2. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
Faktor resiko:
Dehidrasi
Kelebihan volume cairan
Diabetes
Pembedahan
Diare
Muntah
Disfungsi ginjal
3.Hipovolemia
Penyebab:
Kehilangan cairan aktif
Kegagalan mekanisme regulasi
Peningkatan permeabilitas kapiler
Kekurangan intake cairan
Evaporasi
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
Tidak ada
Objektif
Frekuensi nadi meningkat
Nadi teraba lemah
Tekanan darah menurun
Tekanan nadi menyempit
Turgor kulit menurun
Membran mukosa kering
Volume urine menurun
HT meningkat
Gejala dan tanda minor
Subjektif
Merasa lemah
Mengeluh haus
Objektif
Pengisian vena menurun
Status mental berubah
Suhu tubuh menignkat
Konsentrasi urine meningkat
Berat badan turun tiba-tiba
3. diagnosa: hipovolemia
tujuan Kriteria hasil intervensi
Menyeimbangkan 1. Terjadi peningkatan 1. Observasi tanda
cairan dan elektrolit asupan cairan dan dan gejala
sesuai kebutuhan elektrolit hipovolemia
tubuh 2. Jelaskan perlunya 2. Monitor intake
peningkatan asupan dan output cairan
cairan 3. Hitung kebutuhan
3. Mempertahankan cairan
berat jenis urine 4. Berikan asupan
dalam batas normal cairan oral
4. Tidak menunjukan 5. Anjurkan
tanda-tanda memperbanyak
dehidrasi asupan cairan oral
6. Anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak
7. Kolaborasi
pemberian IV
isotonis (misal,
NaCL, RL)
8. Kolaborasi
pemberian cairan
IV hipotonis
(misal, glukosa
2,5%, NaCl 0,4%)
9. Kolaborasi
pemberian cairan
koloid (misal
albumin,
plasmanate)
10. Kolaborasi
pemberian produk
darah
G. EVALUASI
Evaluasi terhadap ganguan kebutuhan cairan dan elektrolit secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan keseimbangan antara jumlah
asupan dan pengeluaran, nilai elektrolit dalama batas normal berat badan sesuai
dengan tinggi badan atau tdak ada penurunan, turgor kulit baik, tidak terjadi edema
dan lain sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Asam dan Basa.