Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

Cairan dan Elektrolit

NAMA : ELSA GABRIELLA MUSTIKA

NIM : 0432950118012

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH
JL.R.A KARTINI NO.66 BEKASI TIMUR
A. DEFINISI
Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah
satu bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan
komposisi dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang
terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang
menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan
cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan
dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total dan elektrolit
ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung
satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya.

Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena


metabolisme tubuh membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap
stressor fisiologis dan lingkungan. Keseimbangan cairan adalah esensial bagi
kesehatan. Dengan kemampuannya yang sangat besar untuk menyesuaikan diri, tubuh
mempertahankan keseimbangan, biasanya dengan proses-proses faal (fisiologis) yang
terintegrasi yang mengakibatkan adanya lingkungan sel yang relatif konstan tapi
dinamis. Kemampuan tubuh untuk mempertahankan keseimbangan cairan ini
dinamakan “homeostasis”

Intake Cairan
Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan cairan
per hari.
Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira
1500 ml per hari, sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari
sehingga kekurangan sekitar 1000 ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi
selama proses metabolisme.
Tabel. Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan
No Umur BB (Kg) Kebutuhan Cairan
1 3 hari   3 250-300
2 1 tahun            9,5 1150-1300
3 2 tahun            11,8 1350-1500
4 6 tahun            20 1800-2000
5 10 tahun          28,7 2000-2500
6 14 tahun          45 2200-2700
7 18 tahun          54 2200-2700

Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi
intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah,
perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut
biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri.
Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh
gastrointestinal.
B.       Output Cairan
Output cairan yaitu jumlah atau volume kehilangan cairan pada tubuh manusia per
hari.  Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a.       Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius
merupakan proses output cairantubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine
sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa.
Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam setiap harinya,
bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine akan menurun sebagai
upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
b.      IWL (Insesible Water Loss)
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi.
Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar
300-400 ml per hari, tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka
IWL dapat meningkat.
c.       Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini
berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum
tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
d.      Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
Hal – hal yang perlu di perhatikan:
Rata-rata cairan per hari
1.      Air minum : 1500-2500 ml
2.      Air dari makanan :750 ml
3.      Air dari hasil oksidasi atau metabolisme :200 ml
Rata- rata haluaran cairan per hari
1)      Urin : 1400 -1500 ml
2)      Iwl
a)      Paru : 350 -400 ml
b)      Kulit : 350 – 400 ml
3)      Keringat : 100 ml
4.      Feses : 100 -200 ml
Iwl
5.      dewasa : 15 cc/kg BB/hari
6.      anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB
B. ANATOMI DAN FISIOLOGI SESUAI KEBUTUHAN TERKAIT
Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk kedalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membrane sel yang merupakan
membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen
dalam cairan tubuh ikut berpindah. Metode perpindahan dari cairan dan elektrolit
tubuh dengan beberapa cara yaitu:
1.      Difusi.
Merupakan proses di mana partikel yang terdapat di dalam cairan bergerak
dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan
dan elektrolit di difusikan menembus membrane sel. Klecepatan difusi di pengaruhi
oleh ukuran molekul, konsentarsi larutan dan temperature.
2.      Osmosis.
Merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melaui membran
semipermiabel dan larutan yang berkosentrasi lebih rendah ke kosentrsi yang lebih
tinggi yang sifat nya menarik.
3.      Transport aktif.
Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke lebih tinggi karena adanya daya
aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

C. GANGGUAN-GANGGUAN PADA KEBUTUHAN TERKAIT


1. Asidosis respiratorik,
Merupakan suatu keadaan yang disebabkan oleh karena kegagalan system pernapasan
dalam membuang karbondioksida dari cairan tubuh.
2. Asidosis metabolic
 Merupakan suatu keadaan kehilangan basa atau terjadi penumpukan asam.
3. Alkalosis respiratorik
 Merupakan suatu keadaan kehilangan CO2, dari paru-paru yang dapat menimbulkan
terjadinya paCO2 arteri kurang dari 35 mmHg, pH lebih dari 7,45.
4. Alkalosis metabolic
Merupakan suatu keadaan kehilangan ion hydrogen atau penambahan cairan basa
pada cairan tubuh dengan adanya peningkatan bikarbonat plasma lebih dari 26 mEq/L
dan pH arteri lebih dari 7,45.
Masalah-masalah kebutuhan elektrolit :
1) Hiponatremia
Merupakan suatu keadaan kekurangan kadar natrium dalam plasma darah yang
ditandai dengan adanya kadar natrium plasma yang kurang dari 135 mEq/L, mual,
muntah dan diare.
2) Hipernatremia
Suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi, yang ditandai dengan
adanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit
membengkak, kulit kemerahan, lidah kering, dll.
3) Hipokalemia
M erupakan suatu keadaan kekurangan kadar kalium dalam darah. Hipokalemia ini
dapat terjadi dengan sangat cepat. Sering terjadi pada pasien yang mengalami diare
berkepanjangan.
4) Hiperkalemia
Merupakan suatu keadaan dimana kadar kalium dalam darah tinggi. Keadaan ini
sering terjadi pada pasien luka bakar, penyakit ginjal, asidosis metabolik.
Hiperkalemia dditandai dengan adanya mual, hiperaktifitas system pencernaan, dll.
5)  Hipokalsemia
Merupakan kekurangan kadar kalsium dalam plasma darah. Hipokalsemia ditandai
dengan adanya kram otot dan karam perut, kejang,bingung, dll.
6) Hiperkalsemia
Merupakan suatu keadaan kelebihan kadar kalsium dalam darah. Hal ini terjadi pada
pasien yang mengalami pengangkatan kelenjar gondok dan makan vitamin D secara
berlebihan. Hiperkalsemia ditandai dengan adanya nyeri pada tulang, relaksasi otot,
batu ginjal, dll, dan kadar kalsium daam plasma lebih dari 4,3 mEq/L.
7) Hipomagnesia
Merupakan kekurangan kadar magnesium dalam darah. Hipomagnesia ditandai
dengan adanya iritabilitas, tremor, kram pada kaki dan tangan, dll, serta kadar
magnesium dalam darah kurang dari 1,3 mEq/L.
8) Hipermagnesia
Merupakan kelebihan kadar magnesium dalam darah. Hal ini ditandai dengan adanya
koma, gangguan pernapasan, dan kadar magnesium lebih dari 2,5 mEq/L.
9) Keseimbangan Asam Basa
Aktivitas tubuh memerlukan keseimbangan asam basa, keseimbangan asam basa
dapat diukur dengan pH (derajat keasaman). Dalam keadaan normal, nilai pH cairan
tubuh 7,35 - 7,45. keseimbangan dapat dipertahankan melalui proses metabolisme
dengan sistem buffer pada seluruh cairan tubuh dan melalui pernapasan dengan
sistem regulasi (pengaturan di ginjal). Tiga macam sistem larutan buffer cairan tubuh
yaitu larutan  bikarbonat, larutan buffer fosfat, dan larutan buffer protein.

D. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan secara umum pada pasien dengan gangguan atau
resiko gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit meliputi:
1.      Kaji riwayat kesehatan dan kepearawatan untuk identifikasi penyebab gangguan 
keseimbangan cairan dan elektrolit.
2.      Kaji manifestasi klinik melalui:
a.       Timbang berat badan klien setiap hari.
b.      Monitor vital sign.
c.       Kaji intake output.
3.      Lakukan pemeriksaan fisik meliputi:
a.       Kaji turgor kulit, hydration, temperatur tubuh dan neuromuskuler irritability.
b.      Auskultasi bunyi /suara nafas.
c.       Kaji prilaku, tingkat energi, dan tingkat kesadaran.
4.      Review nilai pemeriksaan laboratorium :
a.       Berat jenis urine.
b.      PH serum.
c.       Analisa Gas Darah.
d.      Elektrolit serum.
e.       Hematokrit.
f.       BUN.
g.      Kreatinin Urine

E.DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Resiko ketidakseimbangan cairan
Faktor resiko:
 Prosedur pembedahan mayor
 Trauma/perdarahan
 Luka bakar
 Aferesis
 Asites
 Obstruksi intestinal
 Peradangan pankreas
 Penyakit ginjal dan kelenjar
 Disfungsi intestinal
2. Resiko ketidakseimbangan elektrolit
Faktor resiko:
 Dehidrasi
 Kelebihan volume cairan
 Diabetes
 Pembedahan
 Diare
 Muntah
 Disfungsi ginjal
3.Hipovolemia
Penyebab:
 Kehilangan cairan aktif
 Kegagalan mekanisme regulasi
 Peningkatan permeabilitas kapiler
 Kekurangan intake cairan
 Evaporasi
Gejala dan tanda mayor
 Subjektif
 Tidak ada
 Objektif
 Frekuensi nadi meningkat
 Nadi teraba lemah
 Tekanan darah menurun
 Tekanan nadi menyempit
 Turgor kulit menurun
 Membran mukosa kering
 Volume urine menurun
 HT meningkat
Gejala dan tanda minor
 Subjektif
 Merasa lemah
 Mengeluh haus
 Objektif
 Pengisian vena menurun
 Status mental berubah
 Suhu tubuh menignkat
 Konsentrasi urine meningkat
 Berat badan turun tiba-tiba

TANDA DAN GEJALA


 Lemas.
 Mual.
 Muntah.
 Detak jantung cepat.
 Kram di perut dan otot.
 Diare atau sembelit.
 Kejang.
 Sakit kepala
F. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Diagnosa: Resiko ketidakseimbangan cairan
Tujuan Kriteria hasil Intervensi
a. Klien akan Turgor kulit membaik, 1. Timbang berat
memiliki mengurangi rasa
badan setiap hari
keseimbangan ketidaknyamanan
cairan, elektrolit dan monitor
dan asam basa 2. Jaga intake/output
yang normal
3. Monitor TTV
b. Penyebab
ketidakseimbangan 4. Monitor status gizi
dapat diidentifikasi 5. Tingkatkan asupan
dan dikoreksi
c. Klien tidak akan oral(misal
mengalami memberikan
komplikasi akibat
sedotan,
terapi yang
dibutuhkan untuk menggunakan jus
mengembalikan es untuk anak)
status
keseimbangan 6. Dukung pasien
dan keluarga untuk
membantu dalam
pemberian makan
dengan baik
7. Kolaborasi dengan
dokter dengan
pemberian obat
2. Diagnosa: Resiko ketidakseimbangan elektrolit
Tujuan Kriteria hasil Intervensi
a. Klien akan memiliki Turgor kulit membaik, 1. Timbang berat
keseimbangan cairan, mengurangi rasa badan harian dan
elektrolit dan asam basa
yang normal ketidaknyamanan pantau gejala
b. Penyebab 2. Pantau kadar serum
ketidakseimbangan dapat
elektrolit abnormal
diidentifikasi dan
dikoreksi 3. Monitor perubahan
c. Klien tidak akan status paru atau
mengalami komplikasi
akibat terapi yang jantung
dibutuhkan untuk 4. Tingkatkan intake
mengembalikan status
cairan per oral
keseimbangan
5. Monitor hasil lab
6. Pastikan bahwa
larutan intravena
yang mengandung
elektrolit diberikan
engan aliran yang
sesuai
7. Jaga infus IV yang
tepat
8. Minimalkan
asupan dengan
diuretik misal
(teh,kopi)
9. Perbaiki dehidrasi
pra operasi dengan
benar
10. Berikan resep diet
yang tepat untuk
cairan tertentu
misal (rendah
sodium, gijnjal)

3. diagnosa: hipovolemia
tujuan Kriteria hasil intervensi
Menyeimbangkan 1. Terjadi peningkatan 1. Observasi tanda
cairan dan elektrolit asupan cairan dan dan gejala
sesuai kebutuhan elektrolit hipovolemia
tubuh 2. Jelaskan perlunya 2. Monitor intake
peningkatan asupan dan output cairan
cairan 3. Hitung kebutuhan
3. Mempertahankan cairan
berat jenis urine 4. Berikan asupan
dalam batas normal cairan oral
4. Tidak menunjukan 5. Anjurkan
tanda-tanda memperbanyak
dehidrasi asupan cairan oral
6. Anjurkan
menghindari
perubahan posisi
mendadak
7. Kolaborasi
pemberian IV
isotonis (misal,
NaCL, RL)
8. Kolaborasi
pemberian cairan
IV hipotonis
(misal, glukosa
2,5%, NaCl 0,4%)
9. Kolaborasi
pemberian cairan
koloid (misal
albumin,
plasmanate)
10. Kolaborasi
pemberian produk
darah

      G. EVALUASI
Evaluasi terhadap ganguan kebutuhan cairan dan elektrolit secara umum dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan keseimbangan antara jumlah
asupan dan pengeluaran, nilai elektrolit dalama batas normal berat badan sesuai
dengan tinggi badan atau tdak ada penurunan, turgor kulit baik, tidak terjadi edema
dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA
Kuntarti. 2005. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Asam dan Basa.

Sacharin,Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC


Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN, Sixteenth
Edition, Mosby, St. louis, Missouri, 1999.

Anda mungkin juga menyukai