Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian adalah meneliti pengaruh relaksasi

otot progresif terhadap stres pasien Diabetes Melitus tipe 2 di ruang

rawat inap RSUD Provinsi NTB tahun 2017.

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di RSUD Provinsi NTB.

Adapun alasan pemilihan lokasi tersebut karena

beberapa pertimbangan sebagai berikut :

a. Data dari rekam medik RSUD Provinsi NTB jumlah pasien

DM tipe 2 yang menjalani rawat inap pada tahun 2014

sebanyak 277 orang, tahun 2015 sebanyak 258 orang dan

pada tahun 2016 dari bulan Januari-Oktober jumlah pasien

DM tipe 2 yang menjalani rawat inap mengalami

peningkatan sebanyak 275 orang.

b. Sebelumnya belum ada yang pernah meneliti tentang

pengaruh relaksasi otot progresif terhadap stres pasien

Diabetes Melitus tipe 2 di ruang rawat inap RSUD Provinsi

NTB tahun 2018.

35
36

2. Waktu Penelitian

a. Penyusunan proposal ini dimulai bulan Februari 2018

b. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal April 2017.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap

keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan

bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan, serta sebagai strategi

untuk mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan

pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan penelitian

dan sebagai alat untuk mengontrol atau mengendalikan variabel

yang berpengaruh dalam penelitian (Nursalam, 2016),

Penelitian ini menggunakan desain pre experimental

(tidak ada variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara random)

dengan rancangan one group pretest-posttest, sedangkan menurut

waktu penelitian, penelitian ini termasuk penelitian cross sectional.

Rancangan one group pretest-posttest terdiri dari tiga

langkah, yaitu memberikan sebuah pretest yang mengukur variabel

dependen, melakukan perlakuan eksperimen pada subyek, dan

memberikan sebuah posttest kembali untuk mengukur variabel

dependen. Perubahan yang diakibatkan oleh pemberian perlakuan

eksperimen kemudian dievaluasi dengan membandingkan skor

pretest dan posttest (Ary, 2010).

Penelitian cross sectional adalah suatu penelitian dimana

pengambilan data terhadap beberapa variabel penelitian dilakukan


37

pada satu waktu (Dharma, 2011). Bentuk rancangan one group

pretest-posttest adalah sebagai berikut:

Subjek Pra Perlakuan Pasca-test


K O l Ol
Waktu 1 Waktu 2 Waktu 3

Gambar 17: Bentuk rancangan one group pretest-posttes pada


desain penelitian praeksperiment (Nursalam, 2016)

Keterangan:
K : subjek (pasien DM tipe 2)
O : observasi stres pasien DM tipe 2 sebelum PMR
1 : intervensi (PMR)
O1: observasi stres pasien DM tipe 2 sesudahPMR
38

C. Kerangka Kerja

Kerangka kerja dalam prosedur penelitian ini adalah:

Populasi
Seluruh pasien DM tipe 2 di ruang rawat inap RSUD Provinsi
NTB

Purposive Sampling

Sampel
Pasien DM tipe 2 di ruang rawat inap RSUD Provinsi NTB
yang memenuhi kriteria inklusi

Pengukuran Stres
Pretest

Intervensi Relaksasi Pengumpulan Data


Otot Progresif

Pengukuran Stres
Posttest Pengelompokkan
Data

Pengolahan Data

Analisa Data
Wilcoxcon

Kesimpulan Hasil
Penelitian

Gambar 18: Kerangka Kerja Pengaruh Relaksasi Otot Progresif


Terhadap Stres Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Ruang
Rawat inap RSUD Provinsi NTB.
39

D. Popolasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang

telah ditetapkan (Nursalam, 2016). Menurut Sugiyono (2015)

populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien

rawat inap yang terdiagnosa Diabetes Melitus Tipe 2 di RSUD

Provinsi NTB.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap memiliki seluruh populasi. Dengan kata

lain, sampel adalah elemen-elemen populasi yang dipilih

berdasarkan kemampuan mewakilinya (Setiadi, 2007). Menurut

Nursalam (2015) sampel adalah bagian dari populasi terjangkau

yang dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui

sampling.

Sampel dalam penelitian ini adalah pasien rawat inap

yang terdiagnosa Diabetes Melitus tipe 2 di RSUD Provinsi

NTB.
40

a. Besar Sample

Menurut Cohen (2007), besarnya ukuran sampel

tergantung dari jenis penelitian dan teknik pengambilan

sampel. Pada penelitian eksperimental jumlah sampel

minimum yaitu 15 subyek. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan sampel sebanyak 20 sampel hingga kurun

waktu penelitian selama dua minggu.

b. Kriteria Sampel

Kriteria sampel dalam penelitian ini dibedakan menjadi:

1) Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek

penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan

akan diteliti (Nursalam, 2016).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a) Pasien yang didiagnosis Diabetes Melitu tipe 2

b) Pasien Diabetes Melitus tipe 2 mengalami stres.

c) Pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang tidak tuna rungu

dan tidak tuna netra.

d) Pasien yang bersedia untuk diteliti.

2) Kriteria Ekslusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau

mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria

inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam,

2016).
41

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

a) Pasien yang tidak bersedia menjadi responden dalam

penelitian ini

b) Pasien Diabetes Melitus tipe 2 yang mengundurkan

diri (drop uot) atau pulang sebelum empat kali

intervensi di lakukan.

c) Pasien yang tidak memungkinkan untuk melakukan

relaksasi otot progresif, seperti pasien dengan

keadaan umum buruk, fraktur dan sebagainya.

3. Sampling

Sampling adalah suatu proses dalam menyeleksi porsi

dari populasi untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling

merupakan cara-cara yang ditempuh dalam pengambilan

sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai

dengan keseluruhan subjek penelitian (Nursalam, 2016). Dalam

penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

purposive sampling, yaitu suatu metode pemilihan sampel yang

dilakukan berdasarkan maksud dan tujuan tertentu yang

ditentukan oleh peneliti (Dharma, 2011).

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan

nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain)

(Soeparto, Putra dan Haryanto, 2000 dalam Nursalam, 2016).


42

1. Variabel independen atau variabel bebas

Menurut Dharma (2011) dalam penelitian eksperimen,

variabel independen atau perlakuan eksperimen yaitu jenis

perlakuan/intervensi yang diberikan kepada subyek penelitian.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah relaksasi otot

progresif pada pasien DM tipe 2.

2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang diobservasi/

diukur atau efek dari perlakuan (Ary, 2010). Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah stres pada pasien DM tipe 2.

F. Data Yang Dikumpulkan

1. Data Primer

Menurut Riwidikdo (2012), data primer adalah data yang

secara langsung diambil dari obyek penelitian oleh peneliti

perorangan maupun organisasi sehingga diperoleh jawaban

atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner

oleh responden.

Adapun data primer dalam penelitian ini adalah:

a. Data tentang karakteristik responden meliputi: usia, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan dan posisi saat latihan.

b. Data tentang stres pasien Diabetes Melitus tipe 2 di ruang

rawat inap RSUD Provinsi NTB sebelum diberikan intervensi

relaksasi otot progresif.


43

c. Data tentang stres pasien Diabetes Melitus tipe 2 di ruang

rawat inap RSUD Provinsi NTB setelah diberikan intervensi

relaksasi otot progresif

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh

peneliti melalui pihak kedua atau pihak lain (Riwidikdo, 2012).

Data sekunder dalam penelitian ini berupa gambaran umum

tempat penelitia di RSUD Provinsi NTB.

G. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

a. Data tentang karakteristik responden (usia, jenis kelamin,

pendidikan, pekerjaan dan posisi saat latihan) diperoleh

melalui pengisian kuisioner.

b. Data tentang stres pasien DM tipe 2 di ruang rawat inap

RSUD Provinsi NTB sebelum dilakukan latihan relaksasi otot

progresif, diperoleh dengan melakukan pengisian kuesioner

DASS-S

c. Data tentang stres pasien DM tipe 2 di ruang rawat inap

RSUD Provinsi NTB setelah dilakukan latihan relaksasi otot

progresif, diperoleh dengan melakukan pengisian kuesioner

DASS-S

2. Data Sekunder

Data tentang gambaran umum tempat penelitian RSUD

Provinsi NTB didapat melalui penelusuran dibagian LITBANG.


44

H. Pengolahan Data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses

untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu

kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu

sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan (Setiadi, 2007).

Adapun cara pengolahan data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Data Primer

a. Data karakteristik pasien

Data karakteristik responden meliputi umur, jenis

kelamin, pendidikan, pekerjaan dan posisi saat latihan diolah

secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi. Umur adalah lamanya hidup dalam tahun yang

dihitung sejak dilahirkan (Affandi, 2007). Pengkategorian

umur menurut DEPKES RI (2009) yaitu masa dewasa awal

26-35 tahun, masa dewasa akhir 36-45 tahun, masa lansia

awal 46-55 tahun, masa lansia akhir 56-65 tahun, masa

manula > 65 tahun. Jenis kelamin adalah perbedaan yang

tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai

dan tingkah laku (Affandi, 2007). Pendidikan adalah suatu

kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan

atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran

pendidikan itu dapat berdiri sendiri (Notoatmodjo, 2010).

Berdasarkan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang sistem


45

pendidikan nasional yang terdiri dari: 1) Pendidikan dasar,

yaitu jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah

Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau

Madrasah Tsanawiyah (MTs), 2) Pendidikan menengah,

yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah

(MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), 3)

Pendidikan tinggi, mencakup program pendidikan diploma,

sarjana, magister, doktor, dan spesialis. Pekerjaan adalah

kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk kehidupannya

dan kehidupan keluarganya (Nursalam, 2008). Pekerjaan

akan dikategorikan menjadi bekerja dan tidak bekerja.

Menurut Badan Pusat Statistik (2016), bekerja adalah

kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan

maksud memperoleh atau membantu memperoleh

pendapatan atau keuntungan, sedangkan tidak bekerja

adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih

sekolah atau mengurus rumah tangga. Berdasarkan hal

tersebut, bekerja terdiri dari jenis pekerjaan: PNS,

pedagang, petani/peternak/nelayan, tukang/buruh,

TNI/POLRI, pegawai swasta, dan lain-lain. Posisi saat

latihan dapat dilakukan dengan posisi tidur, posisi duduk

tegak/setengah duduk.

b. Data tentang stres pasien DM tipe 2 sebelum relaksasi otot

progresif yang diolah secara deskriptif dan disajikan dalam


46

bentuk distribusi frekuensi. Setelah data terkumpul kemudian

ditabulasi menggunakan kuesioner DASS-S yang terdiri atas

14 pernyataan meliputi: menjadi marah karena hal-hal

kecil/sepele, cenderung bereaksi berlebihan pada situasi,

kesulitan untuk relaksasi/bersantai, mudah merasa kesal,

merasa banyak menghabiskan energi karena cemas, tidak

sabaran, mudah tersinggung, sulit untuk beristirahat, mudah

marah, kesulitan untuk tenang setelah sesuatu yang

mengganggu, sulit mentoleransi gangguan-gangguan

terhadap hal yang sedang dilakukan, berada pada keadaan

tegang, tidak dapat memaklumi hal apapun yang

menghalangi Anda untuk menyelesaikan hal yang sedang

Anda lakukan dan mudah gelisah. Tiap item pernyataan

memiliki skor item yaitu 0 = tidak ada atau tidak pernah;

1 = sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu atau

kadang-kadang; 2 = sering; 3 = sangat sesuai yang dialami

atau hampir setiap saat (Nursalam, 2016). Skoring dalam

instrumen ini yaitu 0-42. Penilain stres, apabila 0-14 =

normal atau tidak stres; 15-18 = stres ringan; 19-25 = stres

sedang, 26-33 = stres berat dan >34 = stres sangat berat.

c. Data tentang stres pasien Diabetes Melitus tipe 2 setelah

relaksasi otot progresif yang diolah secara deskriptif dan

disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Setelah data


47

terkumpul kemudian ditabulasi menggunakan kuesioner

Depressin Anxiety Stres Scale-Stress (DASS-S)

2. Data Sekunder

Data tentang gambaran umum RSUD Provinsi NTB

diolah dan disajikan dalam bentuk diskriptif.

I. Analisa Data

Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah

analisis statistik non parametrik dengan uji Wilcoxon. Menurut

Sugiyono (2015), statistik non parametrik digunakan untuk

menganalisis data nominal dan ordinal dari populasi yang bebas

berdistribusi, sedangkan uji Wilcoxon Match Pairs Test digunakan

untuk menguji signifikan hipotesis komparatif dua sampel yang

berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal dengan uji Wilcoxon

tidak mensyaratkan data berdistribusi normal. Uji ini untuk menguji

efektifitas suatu perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang

ingin ditentukan, selanjutnya nilai masing-masing responden

dibandingkan antara pre-test dengan sesudah intervensi post-test.

Data stres pasien sebelum relaksasi otot progresif dan

setelah intervensi menggunakan uji Wilcoxon. Dalam

perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan perangkat lunak

pengolah data computer, yaitu SPSS dengan penentuan signifikasi

sebagai berikut: Jika ρ value <α (5%) maka Ho ditolak , jika ρ value

>α (5%) maka Ho diterima.


48

J. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional

ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam

penelitian (Nursalam, 2016).

Tabel 2: Definisi Operasional Pengaruh Relaksasi Otot Progresif


Terhadap Stres Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Ruang
Rawat Inap RSUD Provinsi NTB Tahun 2018.

Definisi Skala Hasil


No Variabel Alat Ukur Uji
Operasional Data Ukur
1 Relaksasi Suatu prosedur - - - -
otot untuk mendapatkan
progresif relaksasi pada otot
melalui 2 tahap,
yaitu dengan
memberikan
tegangan pada
kelompok otot dan
melemaskan
ketegangan otot
tersebut (10 detik).
Dilakukan selama 2
hari sebanyak 2
kali sehari selama
15-20 menit, yang
terdiri dari 15
langkah:
1. Menggengam
jari-jari tangan
2. Melatih otot
lengan bagian
belakang
3. Gerakan
melatih otot-otot
bisep
4. Latihan otot-
otot bahu
5. Mengkerutkan
49

dahi dan alis


mata
6. Memejamkan
mata keras-
keras
7. Latihan otot-
otot rahang
8. Latihan otot
mulut
9. Latihan otot
leher belakang
10. Latihan otot
leher depan
11. Latihan otot
punggung
12. Latihan otot
dada

13. Latihan otot


perut
14. Latihan otot
paha
15. Latihan otot
betis
2 Stres Suatu respon tubuh Kuesoner Ordinal 1. 0-14= Wilcoxon
yang timbul akibat Depresion normal
tekanan yang Anxiety atau
berasal dari luar Stres tidak
maupun dari diri Scale- stres
sendiri yang dapat Stress 2. 15-18=
menimbulkan (DAAS-S) stres
respon fisiologis ringan
dan psikologis 3. 19-25=
berupa: stres
1. Menjadi marah sedang
karena hal-hal 4. 26-33=
kecil stres
2. Cenderung berat
bereaksi 5. >34=
berlebihan pada stres
situasi sangat
3. Kesulitan untuk berat
berelaksasi
4. Mudah merasa
kesal
5. Merasa banyak
menghabiskan
energi karena
cemas
6. Tidak sabaran
7. Mudah
tersingung
50

8. Sulit untuk
beristirahat
9. Mudah marah
10. Kesulitan untuk
tenang
11. Sulit
menoleransi
gangguan-
gangguan
12. Tegang
13. Tidak dapat
memaklumi
sesuatu yang
menghalangi
14. Mudah gelisah.

Anda mungkin juga menyukai