Anda di halaman 1dari 6

DUKUNGAN KELUARGA: FAKTOR PENYEBAB KETIDAKPATUHAN KLIEN

SKIZOFRENIA MENJALANI PENGOBATAN


Ice Yulia Wardani1*, Achir Yani S. Hamid1, Wiwin Wiarsih1, Herni Susanti1

1. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

*Email: iceyulia@ui.ac.id

Abstrak
Ketidakpatuhan terhadap pengobatan merupakan masalah yang banyak dialami oleh klien skizofrenia. Keluarga sebagai caregiver
di rumah dituntut untuk mampu mengatasi masalah ini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam
tentang makna pengalaman menghadapi ketidakpatuhan anggota keluarga dengan skizofrenia dalam mengikuti regimen terapeutik:
pengobatan. Penelitian ini menggunakan desain fenomenologi deskriptif. Partisipan adalah caregiver yang didapatkan dengan
cara purposive sampling. Metode pengumpulan data adalah indepth interview. Hasil wawancara dianalisis menggunakan teknik
Collaizi. Hasil penelitian ini menggambarkan pengalaman keluarga dalam merawat anggota keluarga yang tidak patuh terhadap
pengobatan, meliputi dukungan yang diberikan, beban yang dirasakan, dan bagaimana keluarga mengatasi beban yang dirasakan.
Temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan oleh praktisi keperawatan untuk mengembangkan cara penanganan
ketidakpatuhan klien skizofrenia.

Kata kunci: dukungan keluarga, ketidakpatuhan, pengalaman keluarga, skizofrenia


Abstract
The non-compliance to the treatment is the common issue among the patients with schizophrenia. Family as the main caregiver
at home was being charged to be able to solve this problem. The objective of the study was to understand deeply about the
family experiences in facing the non-compliance the treatment of patient with schizophrenia. This study used the phenomenology
descriptive design. The participants were the patient’s caregiver and they were taken by using purposive sampling technique.
The method used for collecting data was in-depth interview. The interview’s transcript was then analyzed by using the Collaizi
method. The finding of this study described the family experience in treating the family member with non-compliance to the
treatment, including the support given, the burden felt by the care giver, and the strategy used to ease the burden. The findings
of this study can be used as reference by the nursing practitioners to develop the strategy to solve the non-compliance of
patients with schizophrenia.
Keywords: family’s experience, family’s support, non-compliance, schizophrenia

Pendahuluan pada satu tahun pertama setelah terdiagnosa ski-


zofrenia dialami oleh 60-70% klien yang tidak
Ketidakmampuan seseorang dalam mengatasi mendapat terapi medikasi; 40% klien yang hanya
sumber stress dapat mengakibatkan terjadinya mendapat medikasi; 15,7% pada klien yang men-
gangguan mental emosional yang sering kali dapat kombinasi terapi medikasi, psikoterapi, dan
berujung pada terjadinya gangguan jiwa. Salah mendapat dukungan dari tenaga kesehatan, keluar-
satu jenis gangguan jiwa berat adalah skizofrenia. ga dan masyarakat (Olfson, et al., 2000 dalam Stuart
Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psi- & Laraia, 2005). Hasil studi literatur dan pengalam-
kotik yang mempengaruhi berbagai fungsi indi- an peneliti sebagai praktisi keperawatan jiwa me-
vidu, termasuk fungsi berpikir dan berkomunikasi, nunjukkan fenomena kekambuhan lebih banyak di-
menerima dan menginterpretasikan realitas, me- akibatkan oleh putus obat. Hasil survei yang dilaku-
rasakan dan menunjukkan emosi, serta berperi- kan oleh World Federation of Mental Health 2006
laku tidak rasional (Stuart & Laraia, 2005). terhadap 982 keluarga yang mempunyai anggota
keluarga dengan gangguan jiwa menunjukkan 51%
Salah satu masalah dalam penanganan skizofrenia klien kambuh akibat berhenti minum obat, dan
adalah kekambuhan. Kekambuhan yang terjadi 49% kambuh akibat mengubah dosis obat sendiri.
2 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 15, No. 1, Maret 2012; hal 1-6

Keluarga sebagai caregiver memegang peranan satu sub-sub tema dan sub-sub tema yang sejenis
penting dalam mendukung kepatuhan klien gang- dikelompokkan ke dalam sub tema yang lebih
guan jiwa terhadap regimen terapi yang diberi- umum. Tema terbentuk dari pengelompokkan be-
kan. Di RSMM Bogor, keluarga klien yang dirawat berapa sub tema yang mengandung makna setara.
mendapatkan pendidikan kesehatan sebanyak satu Selanjutnya, peneliti merujuk kesesuaian tema yang
atau dua kali pertemuan setiap minggu, termasuk terbentuk dengan tujuan khusus penelitian.
melibatkan mereka dalam merawat anggota kel-
uarganya yang masih dirawat di sini. Paket pen- Hasil
didikan kesehatan yang diberikan adalah cara
merawat anggota keluarga sesuai dengan masalah Penelitian ini menghasilkan 10 tema yang berkaitan
keperawatan yang dialami. Akan tetapi kenyataan- dengan pengalaman keluarga menghadapi ketidak-
nya masih banyak klien di ruangan ini yang me- patuhan klien skizofrenia menjalani regimen tera-
ngalami kekambuhan akibat ketidakpatuhan men- peutik: pengobatan, yaitu; 1) persepsi partisipan
jalani pengobatan. Berdasarkan uraian tersebut, tentang kepatuhan, 2) persepsi tentang ketidak-
penelitian dilakukan untuk mempelajari pengalam- patuhan, 3) sumber dukungan keluarga, 4) bentuk
an keluarga menghadapi ketidakpatuhan klien ski- dukungan keluarga terhadap klien, 5) beban ke-
zofrenia menjalani regimen terapi pengobatan. luarga sebagai caregiver, 6) koping positif keluarga,
7) koping negatif, 8) bentuk pelayanan yang di-
Metode berikan perawat, 9) program peningkatan ke-
patuhan sebagai bentuk pelayanan yang diharapkan
Penelitian ini menggunakan desain penelitian riset keluarga; dan 10) penerimaan tanggung jawab dan
kualitatif dengan metode fenomenologi deskriptif perubahan sikap sebagai makna merawat anggota
yang mengeksplorasi, menganalisis, dan mendes- keluarga yang tidak patuh terhadap pengobatan.
kripsikan fenomena sosial, serta berusaha mema-
hami tingkah laku manusia berdasarkan perspektif Pembahasan
partisipan tertentu secara langsung, (Carpenter &
Struebert, 1999). Fenomena yang diteliti adalah Kepatuhan adalah tingkat perilaku klien (terhadap
pengalaman keluarga menghadapi ketidakpatuhan pengobatan, anjuran diet atau perubahan gaya
klien skizofrenia menjalani regimen terapeutik: hidup) terkait dengan saran dokter atau petugas
pengobatan. Partisipan penelitian adalah caregiver kesehatan (Haynes, 1979, dalam Kyngas, 2000).
yang m-erupakan keluarga klien skizofrenia yang Menurut Playle (1998), ketidakpatuhan minum
dirawat di ruang Srikandi RSMM Bogor. Partisipan obat pada klien gangguan jiwa merupakan suatu
penelitian diseleksi dengan teknik purposive gejala penyakit, akibat ketidakmampuan berpikir
sampling, berjumlah dua belas orang yang berasal logis dan bersikap patuh. Dalam kondisi ini tenaga
dari sembilan keluarga klien. kesehatan berhak memaksa pengobatan pada
klien. Akan tetapi, dalam kondisi klien yang stabil
Analisis data dilakukan dengan menggunakan tek- (tidak mengalami gejala psikiatri), kepatuhan klien
nik analisis Collaizi. Proses analisis data diawali gangguan jiwa menjadi problematik, khususnya
dengan membaca berulang-ulang keseluruhan pada klien yang tidak menyadari dirinya sakit dan
informasi yang tertuang dalam verbatim. Setelah memerlukan obat profilaktif atau untuk mencegah
itu menentukan pernyataan-pernyataan yang sig- kekambuhan pada klien.
nifikan terkait dengan fenomena yang diteliti;
menentukan kata kunci yang berasal dari per- Partisipan penelitian ini juga mengungkapkan per-
nyataan tersebut, dan mengategorikan kata-kata sepsinya mengenai kepatuhan dan ketidakpatuhan.
kunci yang memiliki arti yang relatif sama. Ke- Gajski dan Karlovic (2008), membagi tingkat
mudian kategori yang sama dikelompokkan dalam respon kepatuhan dalam suatu rentang, terdiri dari;
Dukungan keluarga: Faktor penyebab ketidakpatuhan klien skizofrenia (Ice Yulia Wardani, Achir Yani S. Hamid, Wiwin Wiarsih, Herni Susanti) 3

kepatuhan sempurna, kepatuhan sebagian, kepatuh- tindakan pencegahan kekambuhan. Efek samping,
an sementara, meninggalkan pengobatan, dan ke- rasa obat, dan kompleksitas penggunaan obat me-
patuhan yang berlebihan. Jika menggunakan kri- rupakan penyebab ketidakpatuhan dari aspek obat.
teria ini maka kondisi klien penelitian termasuk Adanya ungkapan yang bersifat menurunkan
kategori kepatuhan sebagian. motivasi dan penjelasan yang kurang jelas adalah
penyebab ketidakpatuhan dari aspek tenaga
Kaplan dan Sadok (1997) menguraikan perilaku kesehatan.
kepatuhan pada klien skizofrenia terdiri dari ke-
patuhan melakukan kontrol setelah perawatan, ke- Keluarga mendapat bantuan dari keluarga besar dan
patuhan mengkonsumsi obat secara tepat, dan ke- pihak non-keluarga dalam merawat klien di rumah.
patuhan mengikuti anjuran tenaga kesehatan berupa Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian
perubahan pola hidup (contohnya cara mengatasi yang dilakukan oleh Seloilwe (2006) yang meng-
masalah) sesuai dengan psikoterapi yang diberikan. ungkapkan adanya konsep collective and multiple
Hal ini disebabkan penelitian ini hanya meneliti caregiving, yaitu: keluarga tidak sendiri merawat
faktor pengobatan, tidak meneliti kepatuhan ter- klien gangguan jiwa dan keluarga juga harus
hadap saran yang diberikan pada sesi psikoterapi . merawat anggota keluarga yang lain. Dukungan
keluarga merupakan salah satu sumber dukung-
Perilaku ketidakpatuhan meliputi menghentikan an sosial yang mutlak dibutuhkan klien. Bart
minum obat, minum obat dengan dosis bukan (1994) membagi dukungan keluarga menjadi
seperti yang dianjurkan, minum obat tidak tepat empat bentuk dukungan, yaitu: dukungan instru-
waktu, dan penyalahgunaan obat (Husar, 1995). mental, emosional, informasional, dan penilaian/
Sementara Kludge (2007) membagi perilaku ke- appraisal. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
tidakpatuhan menjadi ketidakpatuhan yang di- bahwa seluruh bentuk dukungan tersebut telah
sengaja dan ketidakpatuhan yang tidak disengaja. diberikan oleh keluarga.
Pada penelitian ini, ketidakpatuhan yang disenga-
ja terungkap berupa perilaku meningkatkan dan Garcia (2006) mengungkapkan bahwa dukungan
menurunkan dosis, serta menolak obat. Sementara instrumental merupakan prediktor kepatuhan
ketidakpatuhan yang tidak disengaja berupa pe- klien saat di rumah. Dukungan instrumental yang
rilaku menunda waktu minum obat, sehingga ak- diberikan meliputi seluruh aktivitas yang berorien-
hirnya terlupa. tasi pada tugas perawatan klien di rumah. Pada
penelitian ini, dukungan instrumental dipenuhi ke-
Fleischhacker, et al. (2003) mengungkapkan empat luarga dengan menyiapkan obat, melakukan pe-
faktor penyebab yang mempengaruhi ketidak- ngawasan minum obat, mencari alternatif pem-
patuhan klien skizofrenia, yaitu: faktor yang ber- berian obat apabila klien tetap tidak mau minum
hubungan dengan pengobatan, faktor yang ber- obat, dan memenuhi kebutuhan finansial.
hubungan dengan klien, faktor yang berhubungan
dengan lingkungan, dan faktor yang berhubungan Dukungan emosional berupa ungkapan kasih
dengan hubungan klien dan tenaga kesehatan. Hasil sayang, empati, dan sikap menghargai sangat di-
penelitian sesuai dengan pendapat Fleischhacker perlukan klien skizofrenia. Pada penelitian ini,
tersebut dengan diungkapkannya keempat faktor hanya satu partisipan yang memberikan dukung-
tersebut oleh keluarga sebagai faktor yang me- an emosional dalam bentuk ungkapan kasih
nyebabkan anggota keluarganya tidak patuh. sayang dengan memberikan semangat agar
klien tetap mau minum obat. Menurut peneliti,
Penyebab tidak patuh dari aspek klien dan keluarga dukungan ini sangat penting karena dengan
adalah rendahnya insight akan kondisi klien yang kasih sayang yang diberikan keluarga terhadap
memerlukan obat dalam jangka waktu lama sebagai klien, klien akan merasa dihargai dan dicintai.
4 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 15, No. 1, Maret 2012; hal 1-6

Kondisi ini memungkinkan klien kooperatif dan menyelesaikan masalah secara langsung dan meka-
mau minum obat. Pendapat ini diperkuat oleh hasil nisme pertahanan yang digunakan untuk melin-
penelitian Garcia (2006) yang mengungkapkan dungi diri (Stuart, 2002). Partisipan penelitian ini
bahwa kehangatan dalam keluarga secara tidak menggunakan koping positif dan negatif.
langsung meningkatkan kepatuhan. Partisipan
penelitian ini memberikan dukungan penilaian Menurut Huang, et al. (2008), strategi koping
dengan memberikan umpan balik positif apabila positif adalah strategi koping yang berorientasi
klien menunjukkan perilaku patuh. Hal ini sesuai pada masalah, sementara strategi koping negatif
dengan konsep reward dan punishment yang adalah strategi koping yang berfokus pada emosi.
menyatakan bahwa pemberian reward (salah satu Koping positif yang dilakukan keluarga adalah
bentuknya adalah pujian) digunakan untuk mem- menghindari stressor, mencari dukungan keluarga,
perkuat perilaku positif, sehingga perilaku tersebut mencari pemecahan masalah, penilaian positif,
dapat dipertahankan. menggunakan sistim sosial, mencari informasi,
menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan, dan
Dukungan informasional dipenuhi partisipan melakukan aktivitas spiritual. Sementara, koping
dengan memberikan informasi pada anggota ke- negatif yang dilakukan keluarga berupa tindakan
luarga yang tidak mengerti tentang pengobatan pengabaian, seperti: tidak peduli terhadap ke-
klien gangguan jiwa. Merawat anggota keluarga butuhan klien dan membiarkan klien tidak patuh
yang tidak patuh, terutama jika klien mengalami terhadap pengobatannya.
kekambuhan dirasakan sebagai suatu beban ke-
luarga (family burden). Family burden merupakan Asniar (2007) mengungkapkan sikap pengabaian
suatu istilah untuk mengidentifikasi berbagai atau neglect (melalaikan) merupakan kegagalan
permasalahan, kesulitan atau efek yang dialami caregiver dalam memenuhi tanggung jawabnya
keluarga sehubungan dengan adanya anggota untuk memberikan perawatan yang dibutuhkan. Pe-
keluarga yang mengalami gangguan jiwa yang nelantaran dapat terjadi dalam bentuk aktif (active
berkepanjangan (Magliano, 2008). neglect) dan pasif (passive neglect). Pengabaian
aktif dilakukan keluarga akibat adanya konflik
Magliano membagi beban yang dirasakan keluarga dalam keluarga. Pengabaian pasif dilakukan oleh
menjadi 2 (dua) jenis beban, yaitu beban subjektif partisipan akibat stres yang dirasakan dan kurang-
dan beban objektif. Beban subjektif adalah beban nya sumber daya (kemampuan mengatasi masalah
berupa perubahan emosional yang dialami care- ketidakpatuhan) keluarga. Menurut peneliti, selain
giver berkaitan dengan tugas merawat penderita faktor stres dan kurang sumber daya, pengabaian
skizofrenia. Beban subjektif yang dialami parti- pasif terjadi akibat caregiver burn out yang di-
sipan berupa kecemasan, kesedihan, dan perubahan rasakan keluarga akibat kelelahan menghadapi ke-
emosi. Beban objektif adalah berbagai beban dan tidakpatuhan klien dan ketidakberhasilan keluarga
hambatan yang dijumpai dalam kehidupan suatu membuat klien mau minum obat.
keluarga yang berkaitan dengan perawatan pen-
derita gangguan jiwa. Beban objektif yang dirasa- Hasil penelitian ini menunjukkan perawat mem-
kan keluarga akibat ketidakpatuhan pada pene- berikan beberapa bentuk pelayanan kepada klien
litian ini adalah gangguan hubungan dalam ke- maupun keluarga. Bentuk pelayanan yang diberikan
luarga dan keterbatasan aktivitas. kepada klien adalah pendidikan kesehatan dan pe-
mantauan minum obat. Pelayanan yang diberikan
Keluarga berupaya mengatasi beban yang dirasa- pada keluarga berupa pendidikan kesehatan dan ke-
kan dalam merawat klien dengan mengembang- giatan self help group. Perawat menggunakan
kan strategi koping. Koping adalah upaya yang di- dirinya secara terapeutik (therapeutic use of self)
arahkan pada penatalaksanaan stres termasuk upaya dalam memberi pelayanan pada klien dan keluarga.
Dukungan keluarga: Faktor penyebab ketidakpatuhan klien skizofrenia (Ice Yulia Wardani, Achir Yani S. Hamid, Wiwin Wiarsih, Herni Susanti) 5

Perkin (2002) mengidentifikasi bahwa beberapa yang tidak patuh terhadap pengobatan. Therapeutik
strategi meningkatkan kepatuhan klien skizofrenia use of self terlihat dari kemampuan perawat me-
berdasarkan faktor yang menyebabkan ketidak- lakukan komunikasi yang jelas dan efektif, meng-
patuhan. Pada ketidakpatuhan yang bersumber dari hargai klien, dan mampu mengenali kelemahan dan
faktor klien strategi yang dilakukan adalah pem- kekuatan dirinya dalam rangka meningkatkan ke-
berian terapi kognitif, pendidikan kesehatan tentang sehatan klien. Dengan menggunakan diri sendiri
penyakit dan manfaat obat, memberikan memory secara terapeutik saat merawat klien, klien akan
aid (contohya bel tanda waktu minum obat). menjadi kooperatif dan akan menerima medikasi
dengan tenang tanpa penolakan.
Ketidakpatuhan yang berhubungan dengan faktor
lingkungan sosial diatasi dengan memberikan pen- Kebutuhan akan pelayanan kesehatan mental yang
didikan kesehatan dan dukungan untuk keluarga diungkapkan oleh partisipan penelitian adalah pela-
klien, meningkatkan akses ke pelayanan kesehatan yanan yang berkesinambungan, yaitu berupa follow
jiwa yang ada seperti assertive case management up care. Secara spesifik keluarga mengharapkan
dan melakukan kunjungan rumah, serta mening- adanya pemantauan kondisi klien di rumah melalui
katkan koordinasi antar pemberi pelayanan ke- layanan telepon. Keluarga juga mengharapkan ke-
sehatan. Ketidakpatuhan yang berhubungan dengan beradaan perawat, terutama perawat yang merawat
pengobatan diatasi dengan meminimalkan pembe- klien saat klien dirawat di rumah sakit pada saat
rian obat yang rumit, meminimalkan pengaruh efek keluarga melakukan follow up care. Kebutuhan ter-
samping obat terhadap kehidupan klien, memberi kait tindakan tenaga kesehatan yang diungkapkan
instruksi yang jelas tentang penggunaan obat, mem- partisipan adalah pendidikan kesehatan mengenai
berikan obat antipsikotik dengan efek ekstra pira- skizofrenia dan obat-obatannya. Pendidikan yang
midal yang minimal, meminimalkan efek terhadap diberikan harus jelas dan diberikan sejak awal
peningkatan berat badan dan fungsi seksual. klien terdiagnosis skizofrenia.

Bentuk pelayanan yang diberikan oleh perawat Brewin (1992, dalam Agiananda, 2006) membagi
pada klien dan keluarganya belum optimal jika kebutuhan keluarga akan perawatan kesehatan
dibandingkan dengan upaya strategi kepatuhan mental menjadi tiga, yaitu; kebutuhan akan per-
menurut Perkin (2000). Menurut peneliti, hal ini baikan kesehatan, kebutuhan akan pelayanan ke-
disebabkan karena belum adanya program khusus sehatan mental, dan kebutuhan akan tindakan dari
pencegahan kekambuhan yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan
ruangan Srikandi dan Rumah Sakit Marzoeki keluarga membutuhkan pelayanan yang dapat
Mahdi. Selain itu pelayanan berbasis komunitas membuat klien patuh terhadap pengobatan. Pe-
(Community Mental Health Nursing) di Indonesia layanan yang diberikan harus dapat memenuhi ha-
baru dilaksanakan di daerah tertentu. rapan keluarga, sehingga meningkatkan keman-
dirian klien dalam minum obat, menumbuhkan ke-
Partisipan juga mengungkapkan perawat sudah sadaran akan penyakit dan manfaat obat, serta ke-
menggunakan dirinya secara terapeutik dalam me- mampuan beradaptasi dengan efek samping.
numbuhkan kepatuhan klien. Penggunaan diri
perawat secara terapeutik terlihat dari adanya ko- Perilaku tidak patuh merupakan suatu stressor yang
munikasi yang efektif antara perawat dan klien, menetap bagi keluarga, seluruh partisipan mampu
terbinanya hubungan saling percaya, dan adanya melihat hikmah atau makna positif dari keadaan
perhatian perawat yang dirasakan oleh klien dan tersebut. Partisipan mengatakan tetap menerima
keluarganya. Peneliti berpendapat therapeutic use tanggung jawab (sebagai orang tua, istri, dan anak),
of self harus dilakukan perawat dalam merawat untuk merawat anggota keluarganya dengan se-
klien dengan segala kondisi, termasuk kondisi klien luruh kondisi, termasuk kondisitidak patuh.
6 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 15, No. 1, Maret 2012; hal 1-6

Uraian tersebut menunjukkan sifat altruistik yang penderita skizofrenia: Sebuah studi kasus (Tesis
dimiliki partisipan dalam merawat anggota keluar- master, tidak dipublikasikan). FK UI, Jakarta.
ga. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bart, S. (1994). Psikologi kesehatan. Jakarta: Grasindo
Rhoades dan McFarland (1999 dalam Asniar, 2007)
mengungkapkan tiga makna yang dirasakan oleh Fleischhacker, W., Oehl, M.A., & Hummer, M. (2003).
Factors influencing compliance in schizophrenia
keluarga yang merawat anggota keluarga dengan patients. J Clin Psychiatry, 64 (suppl 16), 10-13.
gangguan jiwa yaitu altruistik yang ditujukan pada
orang lain, aktualisasi diri yang ditujukan pada diri Gajski, A. & Karlovic. (2008). Assesment of nurse
sendiri dan tujuan eksistensial dalam hidup. attitudes on psychiatric patient compliance with
pharmacotherapy. Acta Clin Croat, 47, 149-153.

Kesimpulan Garcia, R. (2006). Family support predict psychiatric


medication usage among Mexican American
Hasil penelitian menggambarkan fenomena ke- individuals with schizophrenia. Diperoleh dari
http://web.ebscohost.com.
tidakpatuhan merupakan cerminan terputusnya
continuity of care akibat ketidakmampuan klien dan Husar, D. (1995). Helping your patient follow his
keluarga mempertahankan kepatuhan terhadap pe- drug regimen. Nursing, 25 (10), 62.
ngobatan. Klien dan keluarga kurang memahami Kaplan, H.I., Sadock, B.J., & Grebb, J.A. (1997).
bahwa minum obat dalam jangka waktu panjang Sinopsis Psikiatri (7th Ed.). Jakarta: Aksara.
adalah penting dan dibutuhkan klien untuk mence-
gah kekambuhan. Rendahnya kesadaran klien dan Kluge, C., Schuster, T., et al. (2007). Partial compliance
with antipsychotic edication is common in patients
keluarga merupakan salah satu penyebab pengham- with schizoprenia. Australian and New Zealand
bat kepatuhan. Kondisi ini seyogyanya menimbul- Journal of Psychiatry, 2008 (42), 382-388.
kan perasaan empati perawat untuk mengatasi ma-
salah ketidakpatuhan. Salah satu tindakan yang Kyngas, H., Duffy, M.E., et al. (2000). Conceptual
analysis of compliance. JCN, 9, 5-12.
dapat dilakukan perawat adalah menumbuhkan dan
meningkatkan kesadaran tersebut. Magliano, L. (2008). Families of People with severe
mental disorders: Difficulties and resources.
Diperoleh dari http//www.euro.who.int/document/
Keluarga sebagai caregiver klien dirumah meng- MNH/family-burden.
hadapi berbagai hambatan dan menanggung beban
dalam merawat klien yang tidak patuh. Kondisi ini Perkin, D.O.(2002). Predictors of noncompliance
mengingatkan perawat bahwa target layanan kepe- in patients with Schizoprenia. Journal of Clinical
Psychiatry, 63 (12), 1121-1128.
rawatan jiwa bukan hanya klien. Namun, keluarga
juga sebagai kelompok rentan stres sebagai kon- Playle, J.F., & Keelay, P. (1998). Non-compliance
sekuensi merawat klien gangguan jiwa di rumah. and professional power. JAN, 27 (2), 304-311.
Apabila keluarga dapat melasanakan peran pera-
Seloilwe, E.S. (2006). Experiences and demands of
watan klien di rumah tanpa tekanan/stres maka ke- families with mentally ill people at home in
luarga akan optimal menjalankan fungsi perawatan Botswana. Journal of Nursing Scholarship,
kesehatan anggota keluarganya (DN, BK, KN). 38 (3), 262-268.
Streubert, & Carpenter. (1999). Qualitative research
Referensi in nursing advancing the humanistic imperative.
Philadelphia: Lipincott.
Asniar. (2007). Study fenomenologi terhadap
pengalaman keluarga merawat anggota keluarga Stuart, G.W. (2002) Pocket guide To psychiatric
pasca stroke di rumah (Tesis master, tidak nursing (5th Ed.). St. Louis: Mosby, Inc.
dipublikasikan). FIK UI, Jakarta.
Stuart, G.W., & Laraia, M.T. (2005). Principles and
Agiananda, F. (2006). Pengkajian, beban, kebutuh an practice of psychiatric nursing (7th Ed.).
dan sumber daya keluarga dalam merawat St Louis: Mosby, Inc.

Anda mungkin juga menyukai