Anda di halaman 1dari 8

Tekanan Darah dan Syok Hipovolemik

Stephanus Thendean
102014159
Kelompok F1
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Kebon Jeruk-Jakarta Barat 11510
No. Telp (021) 5694-2061
Abstrak
Peranan darah dalam tubuh sangatlah penting. Adanya sedikit perubahan pada volume,
tekanan, ataupun aliran darah dapat memberikan dampak yang cukup besar pada kinerja
fisiologis tubuh kita. Tubuh kita memiliki respon yang berbeda misalnya adanya feed forward
reflex sebelum melakukan olahraga. Dalam perjalanannya menuju seluruh tubuh, darah dikirim
melalui pembuluh darah yang memiliki fungsi yang berbeda tergantung strukturnya yang
mendukung peranan darah tersebut. Pada keadaan dimana volume darah turun akibat kurangnya
cairan yang berasal dari plasma dapat menyebabkan syok hipovolemik.

Kata Kunci: darah, pembuluh darah, syok hipovolemik

Abstract
The role of blood in the body is very important. A slightest is change in volume, pressure,
or blood flow may provide a considerable impact on our body's physiological performance. Our
bodies respond differently for example for feed forward reflex before exercise. On its way to the
whole body, blood is sent through the blood vessels that have different functions depending on
the structure that supports the role of the blood. In circumstances where the blood volume
dropped due to lack of fluid from plasma can lead to hypovolemic shock.

Keywords: blood, blood vessels, hypovolemic shock

Pendahuluan
Penyusun tubuh manusia dengan faktor terbesar adalah darah. Darah memiliki banyak
fungsi dalam tubuh salah satunya adalah sebagai transport zat, nutrisi, dan oksigen ke seluruh
tubuh. Dalam menjalankan peranannya, darah memiliki sebuah sistem dan struktur yang dikenal
sebagai sistem pembuluh darah. Pembuluh darah utama dibagi menjadi dua yaitu arteri dan vena.
Arteri berfungsi untuk mengangkut oksigen sedangkan vena berfungsi untuk mengangkut karbon
dioksida dari seluruh tubuh. Hal-hal yang menyangkut perubahan volume darah dapat
menyebabkan sakit seperti syok yang disebabkan oleh penurunan volume cairan darah dalam
tubuh.

Tekanan darah
Tekanan darah adalah kekuatan yang diperlukan agar darah dapat mengalir dalam
pembuluh darah dan beredar mencapai semua jaringan tubuh manusia. darah yang dengan lancar
beredar ke seluruh bagian tubuh berfungsi sangat penting sebagai media pengangkut Oksigen
serta zat-zat lain yang diperlukan bagi kehidupan sel-sel tubuh. selain itu, darah juga berfungsi
sebagai sarana pengangkut sisa hasil metabolisme yang tidak berguna lagi dari jaringan tubuh.1
Tekanan darah dibedakan antara tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik.
tekanan darah sistolik adalah tekanan darah pada waktu jantung berkontraksi dan tekanan darah
diastolik adalah tekanan darah pada saat jantung relaksasi kembali. Dapat disimpulkan bahwa
tekanan darah sistolik selalu lebih tinggi daripada tekanan darah diastolik.1
Saat darah mengalir dalam pembuluh darah, kecepatan aliran darah dihubungkan dengan
tekanan yang diberikan kepadanya: Perbedaan tekanan = kecepatan x tahanan terhadap aliran
atau bisa ditulis P = F x R. Karenanya tekanan darah tergantung pada kecepatan aliran darah
melalui sirkulasi, dan pada tahanan yang diberikan pada alirannya. Kecepatan aliran darah
tergantung pada volume darah dan curah jantung, sedangkan tahanan pada aliran darah
tergantung pada viskositas darah dan sifat-sifat pembuluh darah. Pembuluh darah yang
memberikan tahanan paling besar pada aliran darah adalah arteri kecil dan arteriol. tahanan ini
pada aliran darah disebut "tahanan perifer". Volume darah dan viskositas darah bersifat konstan
pada individu normal, tetapi curah jantung dan tahanan perifer dapat berubah-ubah. Curah
jantung dan tahanan perifer sangat bervariasi dari individu satu dengan yang lain, dan pada satu
individu berbeda berdasarkan waktu. tekanan darah biasanya bervariasi pada luas yang lebih
kecil karena perubahan pada curah jantung dan tahanan perifer cenderung saling mengimbangi.2
Tubuh juga memiliki reflex lain dan respon yang mempengaruhi tekanan darah yaitu :
1. Reseptor atrium kiri dan osmoreseptor hipotalamus yang penting untuk mengaur
keseimbangan air dan garam
2. Kemoreseptor pada aorta dan arteri karotis, sensitive terhadap kadar oksigen darah yang
rendah dan penurunan pH darah
3. Pusat emosi dan perilaku, misalnya: fight or flight, saat orgame, wajah memerah ketika
malu
4. Feed forward reflex sebelum memulai berolahraga
5. Kontrol hipotalamus ke arteriol kulit untuk mengatur suhu
6. Substansi vasoaktif yang dihasilkan endotel yaitu nitric oxide

Sistem pembuluh darah


Sistem pembuluh darah mempunyai selapis sel endotel yang melapisi lumennya. Pada
pembuluh kapiler lapisan sel endotel merupakan bagian utama dindingnya. Pembuluh kapiler
merupakan tabung endotel sederhana yang menghubungkan sisi arteri dan vena dari sistem
peredaran darah. Garis tengah rata-rata 7-9 mikron. Dinding kapiler terdiri atas selapis sel
endotel gepeng, yang dipisahkan dari jaringan di sekitarnya oleh lamina atau membran basal.
Setiap sel endotel berupa lempeng tipis melengkung dengan inti lonjong. Kapiler dikelilingi
selubung tipis terdiri atas serat kolagen dan elastin tipis dan disertai atas perisit di sana sini.
Perisit, kemungkinan merupakan sel yang belum berkembang menjadi sel jenis lain termasuk
otot polos.3

Penggolongan kapiler menjadi tiga jenis yang utama sempurna, bertingkap, dan sinusoidal
(tidak sempurna)3
1. Kapiler sempurna. Kapiler jenis ini (jenis I) dijumpai banyak pada jaringan termasuk
otot, paru, sususan saraf pusat dan kulit. Ciri yang khas adalah di dalamnya terdapat
filamen halus dan banyak vesikel kecil (vesikel pinositotik atau keveol intrasel) sepanjang
permukaan sel yang menghadap ke lumen maupun membran basal. Vesikel tersebut
bergaris tengah 50-70 nanometer. Sel-sel endotel diperlekatkan oleh sejumlah taut-rigi
(interdigitated junctions) atau taut sederhana.3
2. Kapiler bertingkap. Pembuluh kapiler bertingkap (jenis II) dijumpai dalam mukosa
usus, berbagai kelenjar endokrin, glomerulus ginjal dan pankreas. Pada endotel, di seitar
inti, sitoplasmanya sangat tipis dan ditembusi oleh pori-pori yang bergaris tengah 30-50
nm. Sel-sel endotel kapiler ini dipisahkan satu sama lain oleh taut-rekah (gap junction).3
3. Kapiler sinusoidal. Kapiler mempunyai garis tengah lumen lebih besar dari normal.
Kapiler ini disebut sinusoid atau kapiler sinusoid. Garis tengahnya mencapai 30µm atau
lebih dan mempunyai dinding berkelok-kelok tak beraturan. Dinding terdiri atas sel
endotel bukan merupakan lapisan utuh terdapat celah yang lebar diantara sel-sel tersebut.3

Arteri
Dinding arteri pada umumnya terdiri
atas tiga lapis atau tunika:3
Tunika intima, yang paling dalam
terdiri atas selapis sel endotel di
sebelah dalam, diluarnya diliputi oleh
lapisan subendotel. Yang paling luar
berupa sabuk serat elsatis yang
disebut membrane elastika interna
(tunika elastika interna).
Gambar 3. Lapisan pembuluh darah3
1. Tunika media, lapisan tengah terdiri atas sel otot polos yang tersusun melingkar.
2. Tunika adventisia, lapisan luar terdiri atas jaringan ikat yang unsurnya tersusun sejajar sumbu
panjang pembuluh. Berbatasan dengan tunika media terdapat tunika elastika eksterna yang
jelas.

Pembuluh darah arteri dapat digolongkan menjadi tiga golongan :3


1. Arteriol (pembuluh darah arteri yang paling kecil ). Pembuluh ini bergaris tengah 100µm
atau kurang, mempunyai tunika intima terdiri atas endotel dan membrane elastika interna
saja. Tunika media terdiri atas satu sampai lima lapis utuh sel otot dengan serat-serat
elastin bertebar di antaranya. Tunika adventisia yang biasanya lebih tipis dari tunika
medianya, berupa selapis jaringan ikat yang mengandung serat kolagen dan elastin yang
tersusun memanjang.
2. Arteri kecil dan sedang (mempunyai banyak unsur otot). Golongan ini meliputi semua
arteri yang termasuk tipe muskular. Dinding arteri tipe muskular relative tebal yang
terutama disebabkan banyaknya serat otot di dalam tunika media. Mereka disebut arteri
distribusi. Tunika intima mempunyai tiga lapisan. Lamina elastika interna sangat jelas.
Tunika medianya hampir semuanya dibentuk oleh serat otot polos yang tersusun
melingkar. Tunika adventisia setebal tunika media. Terdiri dari jaringan ikat longgar yang
mengandung kolagen dan elastin yang hampir semuanya memanjang dan melingkarulir.
3. Arteri besar (terutama terdiri atas serat elastin). Arteri besar digolongkan dalam arteri
tipe elastik. Dindingnya relative tipis. Kandungan serat elastin menyebabkan potongan
segar dindingnya terlihat kuning. Sel endotel tunika intimanya berbentuk polygonal tidak
memanjang. Lapisan subendotel terdiri atas serat elastin dan kolagen serta tebaran
fibroblas. Sulit dikendalikan tunika elastika interna yang jelas. Tunika media dicirikan
oleh banyak membrane elastin, 40-60 jumlahnya, tersusun melingkar sepusat. Ruangan di
antara membran elastin mengandung fibroblas, bahan dasar amorf, jala-jala serat elastin
halus dan serat otot polos yang berjalan melingkarulir. Tunika adventisia berupa selubung
tipis. Tidak jelas adanya tunika elastika eksterna.

Vena Gambar 4. Arteri dan Vena3


Darah di dalam sistem vena bertekanan seperti sepuluh dari tekanan darah arteri dank
arena itu harus menampung volume darah lebih besar daripada sistem arteri. Caliber vena
umumnya lebih besar daripada arteri, dindingnya lebih tipis terutama disebabkan oleh
berkurangnya unsur otot dan elastinnya.3
Pembuluh darah vena digolongkan atas tiga golongan:3
1. Venula. Venula yang paling kecil mempunyai intima yang terdiri atas endotel saja dengan
selubung serat kolagen di luarnya. Saat garis tengahnya mencapai 50 µm, mulai ada serat
otot polos. Pada venula 200µm atau lebih serat otot melingkar telah membentuk lapisan
sempurna, setebal 1-3 lapis di luar endotel/ tunika adventisia tebal dibandingkan
keseluruhan dindingnya tipis.
2. Vena kecil dan sedang. Garis tengah berkisar antara 1-9 mm. Tunika intima tipis. Sel
endotel pendek dan berbentuk poligonal. Tunika media tipis. Lapisan ini terdiri atas
berkas kecil serat otot polos yang tersusun melingkar dipisahkan oleh serat kolagen dan
serat elastin. Tunika adventisia sangat berkembang dan membentuk sebagian besar
dindingnya. Terdiri atas jaringan ikat longgar dengan berkas serat kolagen kasar tersusun
memanjang dan sedikit otot polos.
3. Vena besar. Tunika intima berstruktur sama dengan vena yang lebih kecil, tetapi agak
tebal. Tunika media kurang berkembang dan otot polos pembentuknya sanagat berkurang.
Tunika adventisia paling tebal dari ketiga lapisannya, dan terdiri dari tiga lapis. Di luar
tunika media berupa suatu lapis mengandung jaringan ikat padat fibroelastis dengan serat
kolagen kasar, yang sering tersusun berbentuk uliran terbuka.

Katup vena
Banyak vena kecil dan vena sedang terutama pada anggota bawah dilengkapi dengan
katup yang mencegah aliran balik menjauhi jantung. Katup ini berupa lipatan bentuk sabit atau
kantung sebagai lipatan tunika intima setempat. Biasanya berpasangan menonjol ke dalam lumen
dengan tepi bebasnya menghadap ke arah jantung. Pada umumnya katup kedapatan menempel
pada dinding vena tetapi bila terjadi arus balik, mereka terisi penuh sehingga pinggir bebasnya
saling menempel, sehingga aliran balik tercegah.3

Vasa vasorum
Arteri dan vena dengan garis tengah lebih dari 1 mm disuplai oleh pembuluh nutrisi kecil yang
disebut pembuluh buluh darah atau vasa vasorum. Pembuluh ini masuk ke dalam tunika
adventisia dan berakhir sebgai kapiler padat yang merasuk jauh ke dalam jalinan terdalam
kapiler padat yang termasuk jauh ke dalam lapisan terdalam tunika media. Tidak dijumpai
kapiler di dalam intima; tetapi pada beberapa vena besar, mungkin karena rendahnya tekanan
vena dan oksigen, kapiler merasuk sampai tunika intima.
Syok
Hipotensi atau tekanan darah rendah terjadi ketika terdapat ketidakseimbangan antara
kapasitas vaskular dan volume darah atau ketika jantung terlalu lemah untuk mendorong darah.
Ketika tekanan darah turun sedemikian rendah sehingga aliran darah ke jaringan tidak lagi
adekuat, maka keadaan yang terjadi disebut sebagai syok sirkulasi. Syok sirkulasi digolongkan
ke dalam empat tipe utama.4
1. Syok hipovolemik (volume rendah) disebabkan oleh penurunan volume darah,
yang terjadi melalui pendarahan hebat atau tak langsung melalui kehilangan
cairan yang berasal dari plasma
2. Syok kardiogenik disebabkan oleh melemahnya jantung untuk memopa darah
secara adekuat.
3. Syok vasogenik disebabkanoleh vasodilatasi luas yang dipicu oleh adanya
bahan-bahan vasodilator.
4. Syok neurogenik juga melibatkan vasodilatasi generalisata tetapi bukan
disebabkan oleh bahan-bahan vasodilator. Hilangnya tonus simpatis
menyebabkan vasodilatasi generalisata,

Kompensasi Syok
Tindakan kompensasi segera berupaya untuk mempertahankan aliran darah yang
memadai ke otak respom refleks baroreseptor terhadap penurunan tekanan darah menyebabkan
peningkatan aktivitas simpatis dan penurunan parasimpatis ke jantung. Meningkatnya aktivitas
simpatis ke vena menyebabkan vasokontriksi vena generalisata, meningkatkan aliran balik vena
melalui mekanisme Frank Starling. Secara bersamaan stimulasi simpatis ke jantung
meningkatkan kontraktilitas jantung, sehingga jantung berdenyut lebih kuat dan menyemprotkan
lebih banyak darah, meningkatkan isi sekuncup. Meningkatnya kecepatan jantung dan isi
sekuncup secara kolektif meningkatkan curah jantung.4

Tekanan Osmotik
Tekanan osmotik suatu larutan adalah tekanan yang diperlukan untuk menghentikan
osmosis. Kedua wadah yang dipisahkan oleh membran semipermeabel, yang memungkinkan
molekul pelarut melewatinya tetapi menghalangi lewatnya molekul zat terlarut.5
Tekanan osmotik larutan dinyatakan sebagai π = MRT dimana M adalah molaritas
larutan, R adalah konstanta gas (0,0821 L.atm/K.mol), dan T adalah suhu tetap, kita menyatakan
konsentrasi di sini dengan satuan yang lebih mudah yaitu molaritas dan bukan molalitas.
Tekanan osmotik berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Jika kedua larutan mempunyai
konsentrasi yang sama, dan dengan demikian memiliki tekanan osmotik yang sama, maka
keduanya disebut dalam keadaan isotonik. jika kedua larutan memiliki tekanan osmotik yang
tidak sama, larutan yang lebih pekat disebut larutan hipertonik dan yang lebih cair disebut
sebagai larutan hipotonik.5

Kesimpulan
Pada kasus tertera seorang pria yang mengalami syok hipovolemik yang diakibatkan oleh
buang air besar yang lebih dari 10x per hari. Syok hipovolemik yang disebabkan oleh penurunan
volume darah, yang terjadi melalui pendarahan hebat atau tak langsung melalui kehilangan
cairan yang berasal dari plasma. Hal ini juga berdampak pada aliran darah serta tekanan darah
yang merupakan bagian dari sistem pembuluh darah.

Daftar Pustaka
1. Gunawan L. Hipertensi tekanan darah tinggi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius; 2006.h.7
2. Cambridge Communication Limited. Anatomy and physiology of respiratory and
cardiovascular system. Diunduh dari
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001385.htm, 21 June 2015
3. Faweet, D W. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: EGC; 2008.h.330-60.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2014.h.327-51, 398-412.
5. Chang R. Kimia dasar: konsep-konsep inti. Diterjemahkan oleh: Achmadi. Edisi ke-3. Jakarta:
Penerbit Erlangga; 2005.h.16-17

Anda mungkin juga menyukai