Anda di halaman 1dari 61

RANCANGAN

AKTUALISASI
NILAI-NILAI DASAR
KEDUDUKAN DAN
PERAN PNS

OPTIMALISASI
PENANAMAN
PENDIDIKAN
KARAKTER PADA
SISWA KELAS IV
SDN PASIRSARI01

OLEH:

AZIZAH ARIFINNA SAFARAH, S.PD

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN I


PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA BARAT
2021
RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI
NILAI-NILAI DASAR KEDUDUKAN DAN PERAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

OPTIMALISASI PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SISWA


KELAS IV SDN PASIRSARI 01 KECAMATAN CIKARANG SELATAN
KABUPATEN BEKASI

Disusun oleh:
Nama : Azizah Arifinna Safarah, S.Pd
NIP : 19930720 202012 2 005
Angkatan/NDH : I/12
Jabatan : Guru Kelas Ahli Pertama
Unit Kerja : SD Negeri Pasirsari 01
Coach : Sri Untari, S.Pt., MP
Mentor : Wanto, S.Pd

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN III ANGKATAN I


PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI JAWA BARAT
2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR PERAN DAN KEDUDUKAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Penanaman Pendidikan Karakter pada Siswa


Kelas IV SD Negeri Pasirsari 01

Dinyatakan disetujui untuk diseminarkan pada:


Hari : Kamis
Tanggal : 25 Maret 2021

Bekasi, 21 Maret 2021


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Azizah Arifinna Safarah, S.Pd


NIP. 19930720 202012 2 005

Menyetujui,

Coach Mentor

Sri Untari, S.Pt., MP Wanto, S.Pd


NIP. 19710130 199803 2 003 NIP. 19741020 199803 1 004

ii
HALAMAN PENGESAHAN

RANCANGAN AKTUALISASI DAN HABITUASI


NILAI-NILAI DASAR PERAN DAN KEDUDUKAN
PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

Judul : Optimalisasi Penanaman Pendidikan Karakter pada Siswa


Kelas IV SD Negeri Pasirsari 01
Telah diseminarkan pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 25 Maret 2021

Bekasi, 25 Maret 2021


Peserta Pelatihan Dasar CPNS

Azizah Arifinna Safarah, S.Pd


NIP. 19930720 202012 2 005

Menyetujui,

Coach Mentor

Sri Untari, S.Pt., MP Wanto, S.Pd


NIP. 19710130 199803 2 003 NIP. 19741020 199803 1 004

Disahkan Penguji

________________________________
NIP.

iii
PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat,


karunia, dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Rancangan Aktualisasi dan Habituasi dengan lancar meskipun belum
sempurna. Berkat karunia dan petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan rancangan aktualisasi yang berjudul “OPTIMALISASI
PENANAMAN KARAKTER PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI
PASIRSARI 01.”
Rancangan aktualisasi ini disusun sebagai salah satu proses penting
dalam Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan I Tahun 2021.
Pelaksanaan kegiatan dalam rancangan aktualisasi ini diharapkan dapat
menginternalisasikan nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang
meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, dan Anti
Korupsi.
Penyusunan rancangan aktualisasi ini tidak terlepas dari bantuan,
bimbingan, serta pengarahan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih kepada:
1. H. Eka Supria Atmaja, SH., selaku Bupati Bekasi yang telah
memberikan kesempatan untuk mengikuti Pelatihan Dasar CPNS
Golongan III Angkatan I.
2. DR. IR. H. Dicky Saromi, M.Sc., selaku Kepala Badan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat.
3. H. Abdilah Majid, SH., MM., selaku Kepala Badan Kepegawaian dan
Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Bekasi.
4. Sri Untari, S.Pt., MP., selaku pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan arahan kepada penulis shingga rancangan aktualisasi
ini dapat selesai dengan baik.
5. Wanto, S.Pd., selaku mentor dari SD Negeri Pasirsari 01 yang telah
memberikan masukan dan arahan sehingga rancangan aktualisasi ini
dapat diselesaikan dengan baik.

iv
6. Seluruh widyaiswara yang telah memberikan ilmu selama kegiatan
Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan I.
7. Panitia Penyelenggara Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan I
yang telah menyelenggarakan acara ini dengan lancar.
8. Rekan-rekan peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan I
Kelompok 1 atas inspirasi, kekompakan, bantuan, serta dukungannya.
9. Kedua orang tua serta segenap keluarga yang selalu memberikan doa
dan dukungan kepada penulis.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya rancangan
aktualisasi ini.
Penulis berharap semoga rancangan aktualisasi ini dapat memberikan
manfaat bagi semua pihak. Penulis juga menyadari bahwa masih banyak
kekurangan dalam rancangan aktualisasi ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik dari berbagai pihak guna penyempurnaan
rancangan aktualisasi ini.

Bekasi, 16 Maret 2021


Penulis,

Azizah Arifinna Safarah, S.Pd

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................. i


HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................... iii
PRAKATA .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ....................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah ..................................... 3
C. Tujuan ...................................................................................... 10
D. Manfaat .................................................................................... 11
BAB II TUGAS UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA...................... 12
A. Profil Organisasi ....................................................................... 12
B. Tugas Jabatan Peserta Diklat .................................................. 18
C. Role Model ............................................................................... 21
BAB III RANCANGAN AKTUALISASI ............................................... 23
A. Nilai-Nilai Dasar ANEKA .......................................................... 23
B. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI ................................. 35
C. Rancangan Kegiatan Aktualisasi .............................................. 40
D. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi .............................................. 48
E. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ........................... 49
BAB IV PENUTUP ............................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 51
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................... 52

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Identifikasi Isu ..................................................................... 4


Tabel 1.2 Parameter APKL ................................................................. 6
Tabel 1.3 Penetapan Isu dengan Metode APKL ................................. 7
Tabel 1.4 Penjelasan USG ................................................................. 8
Tabel 1.5 Parameter USG .................................................................. 8
Tabel 1.6 Analisis Isu dengan Metode USG ....................................... 9
Tabel 2.1 Identitas Sekolah ................................................................ 12
Tabel 2.2 Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan ......................... 13
Tabel 2.3 Jumlah Siswa SDN Pasirsari 01 .......................................... 14
Tabel 2.4 Prasarana SDN Pasirsari 01 ............................................... 14
Tabel 3.1 Daftar Rancangan Aktualisasi ............................................. 41
Tabel 3.2 Jadwal Rancangan Aktualisasi ............................................ 48
Tabel 3.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala ...................... 49

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi SDN Pasirsari 01 ............................. 15


Gambar 2.2 Role Model ...................................................................... 21

viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tujuan dari bangsa Indonesia yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia serta juga
mengembangkan diri baik dari aspek rohani maupun jasmani. Sejalan
dengan hal tersebut, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan
Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 yang berlandaskan pada nilai-nilai agama,
kebudayaan nasional Indonesia, dan tanggap terhadap tuntutan
zaman. Saat ini pemerintah tengah berfokus pada pendidikan karakter
sebagai dasar pembangunan pendidikan. Pendidikan karakter adalah
landasan dalam mewujudkan pembangunan nasional yaitu
mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Tujuan
pendidikan nasioal dapat diwujudkan jika pendidikan karakter
diterapkan dalam setiap jenjang pendidikan di Indonesia. Selain itu,
pembangunan nasional dapat terwujud dengan terwujudnya sumber
daya manusia yang profesional dan cakap dalam menjalankan
tugasnya mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki peranan penting dalam
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Demi mewujudkan tujuan
pendidikan nasional maka seorang ASN harus menjalankan tugas dan
fungsinya dengan baik dan profesional. Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2015 menyebutkan bahwa tugas dan fungsi ASN yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa. ASN dalam menjalankan tugas dan fungsinya
diharuskan dapat berlandaskan nilai-nilai dasar ANEKA. Nilai-nilai
dasar ANEKA yang dimaksud yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.

1
Nilai-nilai dasar ANEKA yang harus diaktualisasikan oleh seorang
ASN disesuaikan dengan tugas dan fungsinya masing-masing. Hal
tersebut sejalan dengan Peraturan Lembaga Administrasi Negara No
12 Tahun 2018 bahwa setiap peserta pelatihan dasar CPNS harus
mampu menjelaskan konsep aktualisasi, menyusun dan menjalankan
rancangan aktualisasi, melaksanakan aktualisasi di tempat kerja,
menyusun laporan, dan menyajikan hasil aktualisasi.
Pendidikan karakter menurut Lickona (1991: 75) bukan sekedar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Lebih dari itu
pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang hal
mana yang baik sehingga anak-anak menjadi paham (kognitif) tentang
mana yang benar dan salah, mampu merasakan (afektif) nilai yang baik
dan terbiasa melakukannya (psikomotor). Pendidikan karakter tersebut
belum maksimal dilaksanakan dalam pembelajaran di SD Negeri
Pasirsari 01. Beberapa penyebab belum munculnya karakter pada
siswa yaitu (1) pembelajaran masih berfokus pada penguasaan
materi/pengetahuan yaitu hanya mengerjakan soal-soal yang terdapat
pada buku atau hanya aspek kognitifnya saja sehingga pembelajaran
yang berbasis karakter masih kurang diperhatikan; (2) pembelajaran
kurang memperhatikan aspek afektif dan psikomotor sehingga siswa
masih berperilaku kurang sopan dan berkata yang tidak semestinya
diucapkan; (3) kurangnya fasilitas pembelajaran yang berbasis karakter
budaya seperti misalnya perpustakaan atau buku-buku yang dapat
menjadi sumber bacaan siswa belum tersedia di sekolah.
Merujuk pada persoalan belum optimalnya pendidikan karakter
pada siswa maka penulis sebagai Calon Aparatur Sipil Negara (CPNS)
diwajibkan untuk melaksanakan kegiatan aktualisasi dan habituasi di
unit kerja. Melalui kegiatan aktualisasi dan habituasi penulis dapat
menginternalisasikan nilai-nilai dasar ANEKA dalam kehidupan sehari-
hari khususnya di tempat kerja. Melalui kegiatan penanaman
pendidikan karakter dapat meningkatkan kualitas pembelajaran siswa
dan memberikan pengaruh yang positif di unit kerja. Kegiatan

2
pembiasaan penerapan kegiatan-kegiatan yang positif tersebut dapat
menciptakan suasana lingkungan yang kondusif sehingga
memudahkan proses penanaman, pembentukan dan penguatan
karakter siswa yang diharapkan. Pembelajaran melalui penanaman
karakter dilaksanakan demi terwujudnya visi SD Negeri Pasirsari 01
yaitu “Unggul dalam Mutu, Taat Beragama, Sehat Jasmani dan Rohani,
Berbudaya, dan Berakhlak Mulia.”

B. Identifikasi Isu dan Rumusan Masalah


1. Identifikasi Isu
Berdasarkan uraian latar belakang dapat dapat diidentifikasi
dan ditetapkan beberapa isu. Isu atau masalah yang ditemukan
merupakan adanya kesenjangan antara kondisi nyata yang terjadi
di SD Negeri Pasirsari 01 dengan kondisi yang diharapkan.
Beberapa isu yang ditemukan oleh penulis terkait dengan
manajemen ASN, pelayanan publik, dan Whole of Government. Isu-
isu yang ditemukan kemudian dianalisis menggunakan teknik APKL
(Aktual, Problematika, Kekhalayakan, dan Kelayakan) dan juga
metode USG (Urgency, Seriousness, Growth) agar dapat
ditindaklanjuti dan ditangani. Berikut ini beberapa isu yang penulis
temukan di lingkungan SD Negeri Pasirsari 01.
a. Belum optimalnya kebersihan dan lingkungan hijau di SD Negeri
Pasirsari 01.
b. Kurang optimalnya program literasi di SD Negeri Pasirsari 01.
c. Kurang optimalnya pemanfaatan TIK dalam proses
pembelajaran.
d. Belum optimalnya penanaman pendidikan karakter di SDN
Pasirsari 01.
e. Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran dalam
proses belajar mengajar.
Penjabaran tentang isu atau masalah yang ditemukan di SDN
Pasirsari 01 dapat dilihat melalui tabel 1.1 berikut ini.

3
Tabel 1.1 Identifikasi Isu
Kondisi yang
No Identifikasi Isu Sumber Isu Kondisi Saat Ini
Diharapkan
1. Belum Pelayanan Belum terciptanya sikap Lingkungan sekolah
optimalnya Publik peduli siswa terhadap yang bersih dan
kebersihan dan kebersihan lingkungan fasilitas kebersihan
lingkungan hijau sekolah, serta halaman yang memadai
di SD Negeri sekolah yang gersang (sapu dan alat
Pasirsari 01 dan minim tumbuhan. kebersihan, serta
tempat sampah tiap
kelas) serta memiliki
taman yang hijau
dan bersih.
2. Kurang Manajemen Belum adanya fasilitas Terwujudnya
optimalnya ASN perpustakaan sekolah program literasi di
program literasi yang memadai karena kelas melalui pojok
di SD Negeri kekurangan ruangan. baca sehingga
Pasirsari 01 Selain itu, siswa belum dapat
menunjukkan perilaku menumbuhkan
reading habit sehingga reading habit pada
daya baca mereka siswa dan
masih rendah. meningkatkan daya
baca siswa.
3. Kurang Manajemen Rendahnya Guru dapat
optimalnya ASN kemampuan guru dalam memanfaatkan TIK
pemanfaatan penggunaan TIK dan dalam pembelajaran
TIK dalam kurangnya fasilitas TIK secara optimal
proses di sekolah sehingga proses
pembelajaran menyebabkan pembelajaran dapat
pemanfaatan TIK dalam berjalan dengan
pembelajaran masih efektif dan efisien.
kurang optimal. Hal
tersebut berdampak
pada keefektifan dan
kefisienan
pembelajaran
4. Belum Pelayanan Pembelajaran masih Adanya
optimalnya Publik berfokus pada keseimbangan
penanaman peningkatan aspek antara aspek
pendidikan kognitif sedangkan kognitif, afektif, dan
pembelajaran yang psikomotor melalui

4
karakter di SDN berbasis pembiasaan tumbuhnya karakter
Pasirsari 01. karakter masih belum religius, disiplin,
optimal. Hal ini jujur, tanggung
berpengaruh pada jawab, kerja keras,
perilaku siswa yang dan gemar
kurang menunjukkan membaca.
karakter yang
diharapkan seperti
perilaku kurang sopan,
siswa belum terbiasa
mengucapkan salam
dan juga terima kasih.
5. Kurang Manajemen Guru masih terpaku Guru
optimalnya ASN pada buku dan bahan mengupayakan
penggunaan ajar dari pemerintah. penggunaan media
media Media pendukung atau pembelajaran dalam
pembelajaran pendamping belum proses
dalam proses optimal digunakan pembelajaran agar
belajar mengajar seperti adanya LKPD, siswa dapat
video pembelajaran, menguasai materi
dan assessment yang dengan lebih baik
sesuai. Hal tersebut sehingga hasil
cukup berdampak pada belajar memenuhi
proses pembelajaran kriteria ketuntasan.
siswa yang kurang
memenuhi kriteria
ketuntasan.

2. Penetapan Isu
a. Analisis Kriteria Isu Menggunakan Metode APKL (Aktual,
Problematik, Kekhalayakan dan Layak)
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah
dipaparkan, maka perlu dilakukan proses penetapan isu yang
merupakan prioritas sehingga dapat dicarikan solusinya.
Penetapan isu dilakukan melalui analisis isu dengan
menggunakan alat bantu penetapan kriteria isu. Analisis isu
bertujuan untuk menetapkan kualitas isu dan menentukan
prioritas isu yang perlu diangkat dan diselesaikan melalui
gagasan kegiatan yang dilakukan. Analisis isu dilakukan melalui

5
pendekatan APKL yaitu Aktual, Problematik, Kekhalayakan, dan
Layak. Analisis APKL merupakan alat bantu untuk menganalisis
ketepatan dan kualitas isu dengan memperhatikan tingkat aktual,
problematik, kekhalayakan, dan layak dari isu-isu yang
ditemukan di lingkungan unit kerja. Setelah diperoleh analisis
APKL, maka dipilih isu yang menjadi prioritas utama yang
selanjutnya akan diidentifikasi.
Tabel 1.2 Parameter APKL
No Indikator Keterangan
1 Aktual (A) Isu yang sering terjadi atau dalam proses
kejadian sedang hangat dibicarakan di
kalangan masyarakat.
2 Problematik (P) Isu yang memiliki dimensi masalah yang
kompleks sehingga perlu dicarikan segera
solusinya.
3 Kekhalayakan (K) Isu yang secara langsung menyangkut hajat
hidup orang banyak dan bukan hanya untuk
kepentingan seseorang atau sekelompok kecil.
4 Layak (L) Isu yang masuk akal, pantas, dan realistis
serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.

Berikut ini beberapa isu di SD Negeri Pasirsari 01 ang telah


penulis identifikasi kemudian isu-isu ini akan ditentukan
kelayakannya menggunakan metode APKL. Penetapan isu
dengan metode APKL secara lebih jelas tertera dalam tabel 1.3
berikut ini.

6
Tabel 1.3 Penetapan Isu dengan Metode APKL
No Mata Pelatihan Identifikasi Isu Kriteria Keterangan
Terkait A P K L
1. Pelayanan Belum optimalnya + + + + Memenuhi
Publik kebersihan dan syarat
lingkungan hijau di SDN
Pasirsari 01.
2. Manajemen Kurang optimalnya + + + + Memenuhi
ASN program literasi di SD syarat
Negeri Pasirsari 01
3. Manajemen Kurang optimalnya + + - + Tidak
ASN pemanfaatan TIK dalam memenuhi
proses pembelajaran syarat
4. Pelayanan Belum optimalnya + + + + Memenuhi
Publik penanaman pendidikan syarat
karakter di SD Negeri
Pasirsari 01.
5. Manajemen Kurang optimalnya - + - + Tidak
ASN penggunaan media memenuhi
dalam proses syarat
pembelajaran

b. Analisis Prioritas Isu Menggunakan USG


Berdasarkan metode APKL dari tabel di atas diperoleh tiga
isu utama yang terpilih yaitu (1) belum optimalnya kebersihan
dan lingkungan hijau di SDN Pasirsari 01; (2) kurang optimalnya
program literasi di SDN Pasirsari 01; dan (3) belum optimalnya
penanaman pendidikan karakter siswa di SDN Pasirsari 01. Isu-
isu tersebut kemudian dianalisis lagi menggunakan metode USG
(Urgency, Seriousness, Growth).

7
Tabel 1.4 Penjelasan USG
No Komponen Keterangan
1 Urgency Seberapa mendesak isu tersebut dibahas dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa keras tekanan
waktu tersebut untuk memecahkan masalah yang
menyebabkan isu.
2 Seriousness Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan
dengan akibat yang timbul dengan penundaan pemecahan
masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat yang
ditimbulkan masalah-masalah lain jika masalah penyebab
isu tidak dipecahkan (bisa mengakibatkan masalah lain).
3 Growth Seberapa kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan
semakin memburuk jika dibiarkan.

Parameter yang digunakan untuk menentukan prioritas


yaitu menggunakan skala likert yang terinci seperti pada tabel
1.5 berikut.
Tabel 1.5 Parameter USG
Seriousness/ Growth/
Nilai Urgency/ Mendesak
Kegawatan Pertumbuhan
1 Isu tidak mendesak Isu tidak begitu serius Isu lamban
untuk segera untuk dibahas karena berkembang
diselesaikan tidak berdampak ke hal
yang lain
2 Isu kurang mendesak Isu kurang serius untuk Isu kurang cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang
diselesaikan tidak kurang berdampak
ke hal yang lain
3 Isu cukup mendesak Isu cukup serius untuk Isu cukup cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang, segera
diselesaikan akan berdampak ke hal dicegah
yang lain
4 Isu mendesak untuk Isu serius untuk segera Isu cepat
segera diselesaikan dibahas karena akan berkembang untuk
berdampak ke hal yang segera dicegah
lain
5 Isu sangat mendesak Isu sangat serius untuk Isu sangat cepat
untuk segera segera dibahas karena berkembang dan
diselesaikan akan berdampak ke hal harus segera
yang lain dicegah.

8
Hasil analisis USG terkait isu-isu di SD Negeri Pasirsari 01
disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel 1.6 Analisis Isu dengan Metode USG
Kriteria
No Isu U S G Jumlah Peringkat
(1-5) (1-5) (1-5)
1. Belum optimalnya kebersihan 5 4 4 13 2
dan lingkungan hijau di SDN
Pasirsari 01.
2. Kurang optimalnya program 5 4 3 12 3
literasi di SDN Pasirsari 01.
3. Belum optimalnya penanaman 5 5 5 15 1
pendidikan karakter di SDN
Pasirsari 01.

Berdasarkan penilaian melalui metode USG, maka


diperoleh satu isu yang memiliki peringkat tertinggi dan menjadi
isu utama yaitu belum optimalnya penanaman pendidikan
karakter pada diri siswa di SD Negeri Pasirsari 01.
Berdasarkan isu utama yang telah terpilih maka gagasan
pemecahan masalah yang dapat dilakukan yaitu optimalisasi
penanaman pendidikan karakter dengan fokus di kelas IV SD
Negeri Pasirsari 01. Isu utama yang telah diperoleh, selanjutnya
penulis menjabarkan secara lebih rinci identifikasi isu yang
terpilih untuk dibuatkan rangkaian kegiatan beserta tahapannya
kemudian setiap tahapan diintegrasikan dengan nilai-nilai dasar
ANEKA yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi.
3. Dampak Jika Isu Tidak Diselesaikan
Dampak yang terjadi apabila isu yang terpilih tidak
diselesaikan yaitu siswa menjadi semakin bebas karena tidak ada
kontrol dari orang-orang di sekitarnya. Selain itu juga melemahna
kesadaran pada nilai-nilai moral pada anak baik di lingkungan
sekolah maupun lingkungan masyarakat. Proses pembelajaran
yang hanya berfokus pada aspek akademik juga akan

9
memengaruhi perilaku siswa yakni perilaku santun dan tutur kata
yang sopan. Sebagai contoh yaitu siswa lebih menyukai bermain
ponsel daripada bermain atau membantu orang tua. Hal tersebut
semakin meningkat apalagi pada musim pandemi seperti sekarang
ini. Akses informasi dan teknologi yang semakin mudah tetapi tidak
dilakukan kontrol dan penanaman karakter yang disiplin akan
menjerumuskan siswa pada dunia maya yang tidak baik untuk
aspek sosialnya. Lebih lanjut yaitu melemahnya sikap gemar
membaca di zaman yang serba canggih dan digantikan dengan
penggunaan gadget yang semakin meningkat.
4. Rumusan Masalah
Isu utama yang diangkat dalam rancangan aktualisasi ini yaitu
belum optimalnya penanaman pendidikan karakter pada diri siswa
di SD Negeri Pasirsari 01. Berdasarkan isu utama yang telah
ditetapkan maka penulis menentukan rumusan masalah dalam
rancangan aktualisasi sebagai berikut.
a. Bagaimana cara mengoptimalkan penanaman pendidikan
karakter dalam kegiatan pembelajaran siswa kelas IV di SD
Negeri Pasirsari 01.
b. Bagaimana cara menginternalisasi nilai-nilai dasar ANEKA
dalam proses aktualisasi melalui habituasi di SD Negeri Pasirsari
01?

C. Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu dan rumusan masalah yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan tujuan yang akan dicapai dari
pelaksanaan aktualisasi ini yaitu sebagai berikut:
1. Menanamkan pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran
pada siswa kelas IV SD Negeri Pasirsari 01.
2. Menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS ANEKA dalam proses
aktualisasi melalui habituasi di SD Negeri Pasirsari 01.

10
D. Manfaat
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi ini diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Manfaat dari kegiatan
aktualisasi ini yaitu:
1. Bagi Peserta Latsar CPNS
a. Mampu menginternalisasikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai
dasar PNS yang meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Publik, Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi di lingkungan kerja
b. Mampu menjadi tenaga pendidik yang menjalankan fungsi
sebagai pelaksana kebijakan, pelayan publik, dan perekat serta
pemersatu bangsa yang memiliki integritas dan profesional di
lingkungan SD Negeri Pasirsari 01.
2. Bagi Siswa
a. Mendapatkan pelayanan pendidikan yang optimal sebagai
perwujudan dari nilai dasar akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, dan anti korupsi.
b. Tumbuhnya perilaku yang sopan, tutur kata yang santun,
religius, disiplin, jujur, tanggung jawab, kerja keras, dan gemar
membaca sebagai perwujudan dari pendidikan karakter.
3. Bagi Instansi
a. Membantu mewujudkan visi dan misi sekolah untuk menciptakan
manusia yang cerdas, terampil, berprestasi, berakhlak mulia,
beriman, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Meningkatkan mutu pelayanan pendidikan di SD Negeri
Pasirsari 01.

11
BAB II
PROFIL UNIT KERJA DAN TUGAS PESERTA
A. Profil Organisasi
Tabel 2.1 Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SD Negeri Pasirsari 01
NSS : 101022219001
NPSN : 20218147
Status Sekolah : Negeri
Alamat Sekolah : Kp. Tegal Gede, Desa Pasirsari
Kecamatan : Cikarang Selatan
Kabupaten/Kota : Bekasi
Provinsi : Jawa Barat
Telepon/Fax : -
E-mail : sdnpasirsari01@gmail.com
Akreditasi : B
Nama Kepala Sekolah : Wanto, S.Pd

1. Deskripsi SDM, Sarpras dan Sumber Daya Lain


a. Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Tenaga pendidik di SD Negeri Pasirsari 01 berjumlah 15
orang yang terdiri dari 1 Kepala Sekolah, 12 guru kelas, 1 guru
PJOK, dan 1 guru Pendidikan Agama Islam. Sementara itu,
tenaga kependidikan berjumlah 2 orang yaitu 1 orang sebagai
operator dan 1 orang sebagai penjaga sekolah. Tenaga pendidik
di SD Negeri Pasirsari 01 yang berstatus PNS berjumlah 7 orang
yakni 1 Kepala Sekolah, 6 sebagai guru kelas, dan 1 orang
masih berstatus CPNS. Sementara, tenaga pendidik dan
kependidikan lainnya masih berstatus guru honorer. Data tenaga
pendidik di SD Negeri Pasirsari 01 ditampilkan dalam tabel 2.2
berikut.

12
Tabel 2.2 Daftar Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Gol Tugas
No Nama/NIP Pangkat Jabatan
Ruang Mengajar
1 Wanto, S.Pd
IV/A Pembina Kep. Sekolah -
19741020 199803 1 004
2 Nadih, S.Pd
IV/A Pembina Guru Kelas 2A
19641105 198603 1 007
3 Hj. Euis Rosmawati, S.Pd Penata
III/D Guru Kelas 3A
19760901 199903 2 003 Tk. I
4 Tati Haryati, S.Pd
IV/A Pembina Guru Kelas 6B
19710608 200012 2 001
5 Ita Mulyaritania, S.Pd
IV/A Pembina Guru Kelas 5A
19750401 199903 2 005
6 Yeni Nursari, S.Pd
III/C Penata Guru Kelas 1A
19791221 200801 2 007
7 Nursyamsi, S.Pd Penata
III/A Guru Kelas 4A
19840404 200801 2 005 Muda
8 Azizah Arifinna Safarah, S.Pd Penata
III/A Guru Kelas 4B
19930720 202012 2 005 Muda
9 Ahmad Yajid, S.Pd - - Guru Kelas 5B
10 Dodi Fitriyadi, S.Pd - - Guru Kelas 6A
11 Siti Fatimah, S.Pd - - Guru PAI 1-6
12 Kurniasih, S.Pd - - Guru Kelas 1B
13 Hj. Titin Suryantini - - Guru Kelas 3B
14 Hidayatuloh, S.Pd - - Guru PJOK 1-6
15 Nurlaela, S.Pd.I - - Guru Kelas 2B
16 Febri Ardiansyah - - TU -
17 Atu Bin Enis - - Penjaga -

b. Peserta Didik
Tahun ajaran 2020/2021 semester II jumlah siswa SD
Negeri Pasirsari 01 berjumlah 401 siswa. Siswa SD Negeri
Pasirsari 01 berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah
ke bawah. Jumlah siswa SD Negeri Pasirsari 01 secara rinci
diuraikan dalam tabel 2.3 berikut.

13
Tabel 2.3 Jumlah Siswa SD Negeri Pasirsari 01
Tahun Pelajaran 2020/2021
Tahun 2020/2021
No Kelas Rombel
L P Jumlah
1 I 2 33 45 78
2 II 2 36 33 69
3 III 2 37 34 71
4 IV 2 26 31 57
5 V 2 26 38 64
6 VI 2 25 37 62
Jumlah 12 183 218 401

c. Sarana Prasarana
Sarana yang terdapat di SD Negeri Pasirsari 01 memenuhi
status layak pakai. Sarana di SD Negeri Pasirsari 01 di
antaranya meja, kursi, papan tulis, lemari, jam dinding, dan
papan data. Kondisi prasaran di SD Negeri Pasirsari 01 berada
pada kategori Baik namun masih ada kekurangan yaitu belum
adanya perpustakaan sekolah. Berikut daftar prasarana SD
Negeri Pasirsari 01.
Tabel 2.4 Prasarana SD Negeri Pasirsari 01
No. Nama Prasarana Jumlah Keterangan
1. Kamar mandi/WC guru 1 Baik
2. Kamar mandi/WC siswa
2 Baik
laki-laki
3. Kamar mandi/WC siswa
2 Baik
perempuan
4. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
5. Ruang TU 1 Baik
6. Ruang Guru 1 Baik
7. Ruang Kelas 11 Baik

14
d. Struktur Organisasi

Gambar 2.1 Struktur Organisasi SD Negeri


Pasirsari 01
15
2. Tugas Unit Kerja
a. Visi Organisasi
“Unggul dalam Mutu, Taat Beragama, Sehat Jasmani dan
Rohani, Berbudaya, dan Berakhlak Mulia.”
b. Misi Organisasi
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara aktif,
efektif, kreatif, dan menyenangkan sehingga dapat
menghasilkan siswa yang berkualitas.
2) Menumbuhkembangkan penghayatan dan pengalaman
terhadap ajaran agama yang dianut.
3) Membudayakan hidup disiplin, berbudi pekerti luhur,
bertanggung jawab, berjiwa nasionalis, dan mandiri.
4) Menumbuhkembangkan minat dan bakat siswa melalui
kegiatan ekstrakurikuler dalam bidang agama, akademik,
seni, olah raga, dan pramuka.
c. Nilai Organisasi
Nilai-nilai organisasi berpedoman pada 18 nilai pendidikan
karakter bangsa yang disusun oleh Pendidikan Nasional dan
disesuaikan dengan visi dan misi organisasi. Nilai-nilai yang
dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan di SD Negeri
Pasirsari 01 yaitu sebagai berikut:
1) Religius, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan
melaksanakan ajaran agama (aliran kepercayaan) yang
dianut.
2) Disiplin, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten
terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang
berlaku.
3) Kreatif, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi
dalam berbagai segi dalam memecahkan masalah, sehingga
selalu menemukan cara-cara baru, bahkan hasil-hasil baru
yang lebih baik dari sebelumnya.

16
4) Mandiri, yakni sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada
orang lain dalam menyelesaikan berbagai tugas maupun
persoalan, dapat berdikari dan dapat diandalkan.
5) Kerja keras, yakni perilaku yang menunjukkan upaya secara
sungguh-sungguh (berjuang hingga titik darah penghabisan)
dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan,
pekerjaan, dan lain-lain dengan sebaik-baiknya.
6) Cinta tanah air, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan
rasa bangga, setia peduli, dan penghargaan yang tinggi
terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya
sehingga tidak mudah menerima tawaran bangsa lain yang
dapat merugikan bangsa sendiri.
7) Gemar membaca, yakni kebiasaan dengan tanpa paksaan
untuk menyediakan waktu secara khusus guna membaca
berbagai informasi, baik buku, jurnal, majalah, koran, dan
sebagainya sehingga menimbulkan kebajikan bagi dirinya.
8) Tanggung jawab, yakni sikap dan perilaku seseorang dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan
dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara,
maupun agama.
d. Tujuan Organisasi
1) Meningkatkan pengamalan ajaran agama melalui
pembiasaan.
2) Meningkatkan pembelajaran yang bermutu (aktif, efektif,
kreatif, dan menyenangkan) melalui model, metode, dan
strategi pembelajaran yang tepat.
3) Meningkatkan prestasi siswa dalam berbagai aspek baik
akademik maupun non akademik.
4) Menghasilkan siswa yang memiliki jiwa nasionalisme, berbudi
pekerti luhur, bertanggung jawab, mandiri, dan disiplin.
5) Melestarikan kebudayaan yang berkembang di lingkungan
masyarakat sekitar.

17
B. Tugas dan Jabatan Peserta Diklat
1. Tugas Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN)
Pegawai ASN turut serta dalam mewujudkan cita-cita dan
tujuan negara. Tugas pegawai ASN tercantum dalam Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 2014 yaitu sebagai berikut.
a. Melaksanakan kebjakan publik yang dibuat oleh Pejabat
Pembina Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Tugas ASN lainnya juga diatur dalam Undang-Undang ASN
Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 5 yang mengatur tentang kode etik dan
kode perilaku ASN yag bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku tersebut yaitu
sebagai berikut.
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegritas tinggi.
b. Melaksanakan tugas dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani degan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugas sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
e. Melaksanakan tugas sesuai dengan perintah atasan atau
pejabat yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan Negara.
g. Mengunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
pelaksanaan tugas.

18
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan
kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan, dan jabatannya untuk mendapat atau mencari
keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau orang lain.
k. Memegang tugas nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi
dan integritas ASN, dan melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai disiplin pegawai ASN.
2. Jabatan Fungsional Guru
Jabatan fungsional guru diatur dalam Peraturan Menteri
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(Permenpan RB) Nomor 16 Tahun 2009 menjelaskan bahwa
jabatan fungsional guru adalah jabatan fungsional yang mempunyai
ruang lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan mendidik, mengajar, membimbing dan
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan menengah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang diduduki oleh PNS.
Jabatan fungsional guru juga menjadi kewajiban dan
tanggung jawab seorang guru. Kewajiban seorang guru di
antaranya adalah merencanakan, melaksanakan serta
mengevaluasi selama proses belajar mengajar berlangsung.
Seorang guru juga berkewajiban untuk meningkatkan mutu
pendidikan dengan mengembangkan kualitas dan kompetensi
akademik sesuai dengan perkembangan zaman. Guru wajib
bersifat objektif dan meningkatkan nilai kesatuan dan persatuan
dalam diri peserta didik. Kewajiban seorang guru yang lainnya
adalah menjunjung tinggi aturan dan kode etik guru yang telah
ditetapkan. Terakhir yaitu tanggung jawab seorang guru adalah
menyelesaikan segala tugasnya selama masa tugas berlangsung.

19
3. Tugas Pokok dan Fungsi Guru
Tugas guru termuat dalam BAB XI Pasal 39 ayat (2), Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 20 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen serta pasal 52 Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru yang telah diubah menjadi Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017.
Beban kerja guru yang termuat dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2017 sebagai berikut.
a. Merencanakan pembelajaran atau pembimbingan.
b. Melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan.
c. Menilai hasil pembelajaran atau pembimbingan.
d. Membimbing dan melatih peserta didik.
e. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada pelaksanaan
kegiatan pokok sesuai dengan beban kerja guru.
Beban kerja guru tersebut dilaksanakan paling sedikit
memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak
40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu. Tugas
guru secara ebih terperinci dijelaskan dalam Permendiknas Nomor
35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya, diantaranya:
a. menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan;
b. menyusun silabus pembelajaran;
c. menyurun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
d. melaksanakan kegiatan pembelajaran;
e. menyusun alat ukur soal sesuai mata pelajaran;
f. menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar pada mata
pelajaran di kelasnya;
g. menganalisis hasil penilaian pembelajaran;
h. melaksanakan pembelajaran, perbaikan dan pengayaan dengan
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi;

20
i. melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi
tanggung jawabnya (khusus guru kelas);
j. menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan
hasil belajar tingkat sekolah/madrasah dan nasional;
k. membimbing guru pemula dalam program induksi;
l. membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses
pembelajaran;
m. melaksanakan pengembangan diri;
n. melaksanakan publikasi ilmiah dan/ atau karya inovatif;
o. melakukan presentasi ilmiah.

C. Role Model
Sosok yang menjadi role model bagi
penulis ialah sosok anak muda yang
bernama Jerome Polin Sijabat. Jerome
sapaannya adalah seorang youtuber
Indonesia yang sedang menimba ilmu
di Waseda University, Jepang. Peraih
beasiswa dari Mitsui Bussan pada
tahun 2016 ini berkelahiran pada hari
Pendidikan Nasional yaitu 2 Mei 1998.
Gambar 2.2
Pemuda yang bercita-cita sebagai
Menteri Pendidikan Indonesia ini merupakan sosok panutan anak muda
khususnya bagi penulis. Konten-konten youtubenya sangat
menginspirasi khususnya tentang pendidikan. Jurusan matematika
yang dia ambil dalam kuliah menjadikannya sosok role model bagi
kaum milenial. Melalui konten-konten youtubenya dia memberikan
edukasi bahwa matematika itu mengasyikkan. Jerome juga merupakan
sosok yang pekerja keras terbukti dari berbagai pencapaiannya selama
dia berkuliah di Jepang. Dia juga mendapatkan penghargaan dari IKAPI
Awards 2020 kategori “Rookie of The Years” karena telah
menginspirasi melalui bukunya yang berjudul Mantappu Jiwa. Salah

21
satu hal yang dapat diambil dari sosok Jerome Polin yaitu prinsipnya
dalam bermedia sosial khususnya lewat youtube harus mengandung
nilai-nilai yang bermanfaat bagi orang banyak.

22
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI
A. Nilai-Nilai Dasar ANEKA
Pegawai ASN sebagai agen pemerintah harus memiliki nilai-nilai
dasar yang terinternalisasi dalam profesinya. Nilai-nilai tersebut antara
lain Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti
Korupsi. Lima nilai dasar yang biasa disingkat ANEKA ini merupakan
modal awal PNS dalam menjalankan tugasnya. Sebelum
mengimplementasikan nilai-nilai dasar PNS, ada satu tahap yang dilalui
yaitu tahap internalisasi. Internalisasi merupakan proses pemahaman
atas nilai yang terkandung dari masing-masing poin ANEKA yaitu :
1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah Kewajiban untuk memberikan
pertanggung jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan
kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif
suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau
berkewenangan untuk meminta keterangan atau
pertanggungjawaban.
Akuntabilitas adalah suatu kewajiban pertanggungjawaban
yang harus dicapai. Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab
yang menjadi amanahnya. Dengan demikian kepercayaan
masyarakat (public trust) kepada birokrasi akan semakin menguat
karena aparaturnya mampu berperan sebagai kontrol demokrasi,
mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan serta
meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
a. Indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu :
1) Kepemimpinan : Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas
ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting
dalam menciptakan lingkungannya.

23
2) Transparansi : Keterbukaan atas semua tindakan dan
kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok/instansi.
3) Integritas : konsistensi dan keteguhan yang tak tergoyahkan
dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan.
4) Tanggung Jawab : kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang di sengaja maupun yang tidak di
sengaja.tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai
perwujudan kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan : kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
6) Kepercayaan : Rasa keadilan akan membawa pada sebuah
kepercayaan. Kepercayaan ini yang akan melahirkan
akuntabilitas.
7) Keseimbangan : Untuk mencapai akuntabilitas dalam
lingkungan kerja, maka diperlukan keseimbangan antara
akuntabilitas dan kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
8) Kejelasan : Pelaksanaan wewenang dan tanggungjawab
harus memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang
menjadi tujuan dan hasil yang diharapkan.
9) Konsistensi : adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.
b. Jenis-jenis Akuntabilitas
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu:
1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), akuntabilitas
yang pertanggungjawaban atas pengelolaan dananya kepada
otoritas yang lebih tinggi.
2) Akuntabilitas horizontal (horizontal accountability),
akuntabilitas yang pertanggungjawabannya kepada
masyarakat luas.

24
c. Tingkatan Akuntabilitas
Tingkatan akuntabilitas terdiri dari lima (5) tingkatan yaitu :
1) Akuntabilitas Personal
2) Akuntabilitas Individu
3) Akuntabilitas Kelompok
4) Akuntabilitas Organisasi
5) Akuntabilitas Stakeholder
d. Aspek Akuntabilitas
Terdapat beberapa aspek dalam akuntabilitas, antara lain :
1) Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (accountability is a
relationship)
2) Akuntabilitas berorientasi pada hasil (accountability is results
oriented)
3) Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (accountability
requires reporting)
4) Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (accountability is
meaningless without consequences)
5) Akuntabilitas memperbaiki kinerja (accountability improves
performance)
2. Nasionalisme
Nasionalisme adalah paham atau ajaran untuk mencintai
bangsa dan negara sendiri; sifat nasional; kesadaran keanggotaan
dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-
sama mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas,
integritas, kemakmuran, dan kekuatan bangsa itu; semangat
kebangsaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Nasionalisme merupakan sikap yang meninggikan bangsanya
sendiri dan pandangan tentang rasa cinta terhadap bangsa dan
negara. Dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap PNS memiliki
orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik, bangsa, dan
negara. Nasionalisme merupakan pandangan atau paham kecintaan
manusia Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang

25
didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. PNS dapat mempelajari
bagaimana aktualisasi sila demi sila dalam Pancasila agar memiliki
karakter yang kuat dengan nasionalisme dan wawasan
kebangsaannya.
Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme yang
harus diperhatikan, yaitu :
a. Sila Pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan
ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain
b. Sila Kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradap
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat
dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban
asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,

26
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama dengan bangsa lain.
c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta
kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan
bangsa apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan
bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka
Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

27
d. Sila Keempat : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap
manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama.
4) Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan.
5) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang
dicapai sebagai hasil musyawarah.
6) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan
melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di
atas kepentingan pribadi dan golongan.
8) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan
hati nurani yang luhur.
9) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung
tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan
keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama.
10) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai
untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e. Sila Kelima : Keadilan sosial bagi seluruh Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.

28
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat
berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang
bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat
pemborosan dan gaya hidup mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan
atau merugikan kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi
kemajuan dan kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan
kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
3. Etika Publik
Weihrich dan Koontz (dalam LAN RI, 2015) mendefinisikan
etika sebagai “the dicipline dealing with what is good and bad and
with moral duty and obligation”. Konsep etika sering digunakan
sinomim dengan moral. Dalam kaitannya dengan pelayanan publik,
etika publik adalah refleksi standar/norma yang menentukan baik
dan buruk, benar dan salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik.
Etika dapat dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta
keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna
menjamin adanya perlindungan hak-hak individu, mencakup cara-
cara pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal
yang baik dan buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya
dilakukan sesuai nila-nilai yang dianut.
a. Ada tiga fokus utama dalam pelayanan publik yakni:
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan.

29
2) Sisi dimensi reflektif, etika publik berfungsi sebagai bantuan
dalam menimbang pilihan sarana kebijakan publik dan alat
evaluasi.
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan
tindakan faktual.
b. Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik yaitu :
1) Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
2) Dimensi Modalitas
3) Dimensi Tindakan Integritas Publik
c. Indikator nilai-nilai dasar etika publik, yaitu :
1) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
2) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia 1945.
3) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
4) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
5) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
6) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
7) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
8) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
9) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap,
cepat, tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
10) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
11) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
12) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
13) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
14) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir.

30
4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada
orang lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu
kinerja pegawai. Komitmen mutu merupakan pelaksanaan
pelayanan publik dengan berorientasi pada kualitas hasil,
dipersepsikan oleh individu terhadap produk/jasa berupa ukuran
baik/ buruk. Bidang apapun yang menjadi tanggungjawab pegawai
negeri sipil semua mesti dilaksanakan secara optimal agar dapat
memberi kepuasan kepada stakeholder.
a. Nilai-nilai Komitmen Mutu:
1) Efektivitas: dapat diartikan dengan berhasil guna, dapat
mencapai hasil sesuai dengan target. Sedangkan efektivitas
menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah
direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil
kerja. Efektivitas organisasi tidak hanya diukur dari
performans untuk mencapai target (rencana) mutu, kuantitas,
ketepatan waktu dan alokasi sumber daya, melainkan juga
diukur dari kepuasan dan terpenuhinya kebutuhan pelanggan.
2) Efisiensi: dapat dihitung sebagai jumlah sumberdaya yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Tingkat
efisiensi diukur dari penghematan biaya, waktu, tenaga, dan
pikiran dalam melaksanakan kegiatan. Efisiensi organisasi
ditentukan oleh berapa banyak bahan baku, uang dan
manusia yang dibutuhkan untuk menghasilkan jumlah
keluaran tertentu.
3) Inovasi: dapat muncul karena ada dorongan dari dalam
(internal) untuk melakukan perubahan, atau bisa juga karena
ada desakan kebutuhan dari pihak eksternal misalnya
permintaan pasar. Inovasi dalam layanan publik harus
mencerminkan hasil pemikiran baru yang konstruktif,
sehingga akan memotivasi setiap individu untuk membangun
karakter dan mindset baru sebagai aparatur penyelenggara

31
pemerintahan, yang diwujudkan dalam bentuk
profesionalisme layanan publik yang berbeda dengan
sebelumnya, bukan sekedar menjalankan atau
menggugurkan tugas rutin.
4) Orientasi mutu: mutu merupakan salah satu standar yang
menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu
menjadi salah satu alat vital untuk mempertahankan
keberlanjutan organisasi dan menjaga kredibilitas institusi.
Orientasi mutu berkomitmen untuk senantiasa melakukan
pekerjaan dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan
sehingga pelanggan menjadi puas dalam pelayanan.
b. Ada lima dimensi karakteristik yang digunakan dalam
mengevaluasi kualitas pelayanan, yaitu:
1) Tangibles (bukti langsung), yaitu : meliputi fasilitas fisik,
perlengkapan, pegawai, dan sarana komunikasi;
2) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan dalam
memberikan pelayanan dengan segera dan memuaskan serta
sesuai dengan yang telah dijanjikan;
3) Responsiveness (daya tangkap), yaitu keinginan untuk
memberikan pelayanan dengan tanggap;
4) Assurance (jaminan), yaitu mencakup kemampuan,
kesopanan, dan sifat dapat dipercaya;
5) Empathy, yaitu kemudahan dalam melakukan hubungan,
komunikasi yang baik, dan perhatian dengan tulus terhadap
kebutuhan pelanggan.
Tanggung jawab mutu ada pada setiap level organisasi.
Pada level puncak (Corporate level) bertanggung jawab atas mutu
layanan institusi secara keseluruhan untuk membangun citra
kelembagaan dan keunggulan bersaing. Pada level strategic
business unit level tanggung jawab mutu berkaitan dengan
penetapan diversifikasi mutu pada setiap unit kerja sesuai dengan
target masing-masing. Pada level fungsional bertanggung jawab

32
atas mutu hasil setiap layanan yang diberikan di unit-unit
pendukung. Sedangkan pada level unit dasar tanggung jawab
mutu berkaitan dengan aktivitas/ rencana aksi yang dilaksanakan
di masing-masing unit kerja.
5. Anti Korupsi
Korupsi berasal dari bahasa latin “corruption” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960).
Selanjutnya dikatakan bahwa “corruption” berasal dari kata
“corrumpere”, suatu bahasa latin yang lebih tua. Dari bahasa latin
tersebut kemudian dikenal istilah “coruption, corrupt” (Inggris),
“corruption” (Perancis) dan “corruptive/korruptie” (Belanda). Korupsi
secara harafiah adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari
kesucian.
Korupsi sering disebut dengan kejahatan luar biasa karena
dampaknya dapat menyebabkan kerusakan yang luar biasa baik
dalam ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan
yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak hanya terjadi dalam kurun
waktu yang pendek, namun dapat berdampak secara jangka
panjang. Korupsi menurut UU No. 20 Tahun 2001 didefinisikan
sebagai tindakan melawan hukum dengan maksud memperkaya diri
sendiri, orang lain, atau korporasi yang berakibat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara. menurut UU No.
31/1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana
korupsi yang terdiri dari: (1) kerugian keuangan negara, (2) suap-
menyuap, (3) pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan
dalam jabatan, (6) benturan kepentingan dalam pengadaan, dan (7)
gratifikasi. Semua jenis tersebut merupakan delik-delik yang
diadopsi dari KUHP (pasal 1 ayat 1 sub c UU no.3/71)

33
a. Nilai-Nilai Anti Korupsi
Adapun Nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi:
1) Kejujuran
Jujur dapat didefinisikan sebagai lurus hati, tidak berbohong,
dan tidak curang. Jujur adalah salah satu sifat yang sangat
penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat jujur pegawai
tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
2) Kepedulian
Peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang
pegawai dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
3) Kemandirian
Kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri yaitu dengan tidak bergantung pada
orang lain untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya
4) Kedisiplinan
Disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
5) Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan
yang salah baik itu disengaja maupun tidak disengaja.
Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan kesadaran
akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua
masalah yang telah dilakukan.
6) Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, dimana
kemauan menimbulkan asosiasi dengan ketekadan,
ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja, pendirian,
pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga,
kekuatan dan pantang mundur.
7) Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros,
hidup sesuai dengan kemampuannya dan dapat memenuhi

34
semua kebutuhannya. Prinsip hidup sederhara merupakan
parameter penting dalam menjalin hubungan antara sesama
karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan
sosial, iri, dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari
keinginan yang berlebihan.
8) Keberanian
Nilai keberanian dapat dikembangkan dan diwujudkan dalam
bentuk berani mengatakan dan membela kebenaran, berani
mengakui kesalahan, berani bertanggungjawab dan lain
sebagainya.
9) Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak
memihak.

B. Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


Untuk menciptakan Pegawai Negeri Sipil yang baik, maka adanya
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian yang telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Karena PNS memegang
peranan besar dalam kelancaran pemerintahan dan pembangunan,
maka PNS memiliki peran dan kedudukan yang sangat penting dalam
berjalannya system pemerintahan serta pelayanan lembaga Negara
kepada masyarakat
Dengan diterbitkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang ASN, Pegawai Negeri Sipil diharuskan mempunyai fungsi
sebagai berikut :
1. Pelaksana Kebijakan Publik
ASN berfungsi, berperan dan bertugas untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN harus
mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam

35
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut, harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
2. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang professional dan berkualitas. Pelayanan
publik merupakan kegiatan dalam rangka memenuhi kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau
pelayanan administrasi yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan memenuhi kepuasan pelanggan.
Oleh karena itu ASN dituntut untuk memberikan pelayanan secara
professional kepada masyarakat.
3. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
ASN senantiasa taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945,
Negara, dan pemerintah. ASN senantiasa menjunjung tinggi
martabat ASN serta mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan pribadi/golongan. Dalam Undang-undang ASN
disebutkan bahwa dalam penyelenggaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya adalah asas persatuan
dan kesatuan. ASN harus senantiasa mengutamakan dan
mementingkan persatuan dan kesatuan bangsa.
Bagian Ketiga Peran Pasal 12 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara,
pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas
pemerintahan dan penyelenggaraan pembangunan tugas umum
nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang
profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme. Setiap kegiatan yang dilakukan PNS
pasti terdapat konsekuensi baik berupa penghargaan maupun
sanksi,semestinya sebagai PNS kita tidak boleh melalaikan kewajiban

36
kita di kantor. Dengan adanya Peraturan Pemerintah nomor 53 tahun
2010 tentang Disiplin PNS dalam pasal 3 dijelaskan tentang kewajiban
selaku PNS sebagai berikut:
1. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan Pemerintah;
2. Menaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan;
3. Melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepada PNS
dengan penuh pengabdian, kesadaran, dan tanggung jawab;
4. Menjunjung tinggi kehormatan negara, Pemerintah, dan martabat
PNS;
5. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan sendiri,
seseorang, dan/atau golongan;
6. Memegang rahasia jabatan yang menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan;
7. Bekerja dengan jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara;
8. Melaporkan dengan segera kepada atasannya apabila mengetahui
ada hal yang dapat membahayakan atau merugikan negara atau
Pemerintah terutama di bidang keamanan, keuangan, dan materiil;
9. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja;
10. Mencapai sasaran kerja pegawai yang ditetapkan;
11. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara dengan
sebaik-baiknya;
12. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat;
13. Membimbing bawahan dalam melaksanakan tugas;
14. Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan
karier; dan
15. Menaati peraturan kedinasan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang.
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai

37
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu ASN
harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas dalam
menjalankan fungsi dan tugasnya tersebut. Harus mengutamakan
pelayanan yang berorientasi pada kepentingan publik.
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk
menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar,
etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN meliputi
Manajemen PNS dan Manajemen PPPK. PNS diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki suatu jabatan
pemerintahan dan memilili nomor induk pegawai nasional.
Sementara itu, PPPK diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi
pemerintah untuk jangka waktu tertentu.
Manajemen ASN diselenggarakan berdasarkan Sistem Merit.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan;
pengadaan; pangkat dan jabatan; pengembangan karier; pola
karier; promosi; mutasi; penilaian kinerja; penggajian dan
tunjangan; penghargaan; disiplin; pemberhentian; jaminan pensiun
dan jaminan hari tua; dan perlindungan (LAN, Manajemen Aparatur
Sipil Negara, 2014).
2. Whole of Goverment
Whole of Goverment (WoG) merupakan suatu pendekatan
penyelenggaraan pemerintah yang menyatukan upaya-upaya
kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor dalam ruang
lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program, dan pelayanan
publik. Oleh karena itu WoG dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan dengan menunjuk sejumlah
kelembagaan yang terkait urusan-urusan yang relevan (Suwarno &
Sejati, 2016).

38
WoG dipandang sebagai metode suatu instansi pelayanan
publik bekerja lintas batas atau lintas sektor guna mencapai tujuan
bersama dan sebagai respon terpadu pemerintah terhadap isu-isu
tertentu (Shergold & lain-lain, 2004). Alasan penerapan WoG dalam
sistem aparatur sipil Indonesia adalah:
a. Adanya faktor-faktor eksternal seperti dorongan publik dalam
mewujudkan integrasi kebijakan, program pembangunan dan
pelayanan agar tercipta penyelenggaraan pemerintahan lebih
baik, selain itu perkembangan teknologi informasi, situasi dan
dinamika kebijakan yang lebih kompleks juga mendorong
pentingnya WoG.
b. Faktor-faktor internal dengan adanya fenomena ketimpangan
kapasitas sektoral sebagai akibat dari adanya nuansa kompetisi
antar sektor dalam pembangunan.
c. Keberagaman latar belakang nilai, budaya, adat istiadat, serta
bentuk latar belakang lainnya mendorong adanya potensi
disintegrtasi bangsa.
3. Pelayanan Publik
LAN (1998), mengartikan pelayanan publik sebagai segala
bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh Instansi
Pemerintahan di Pusat dan Daerah, dan di lingkungan
BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No. 25 tahun 2009
tentang Pelayanan Publik, Pelayanan Publik adalah kegiatan atau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan Peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau
pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
Pelayanan Publik.
Barang/jasa publik adalah barang/jasa yang memiliki rivalry
(rivalitas) dan excludability (ekskludabilitas) yang rendah.
Barang/jasa publik yang murni yang memiliki ciri-ciri: tidak dapat

39
diproduksi oleh sektor swasta karena adanya free rider problem,
non-rivalry, dan non-excludable, serta cara mengkonsumsinya
dapat dilakukan secara kolektif. Perkembangan paradigma
pelayanan: Old Public Administration (OPA), New Public
Management (NPM) dan seterusnya menjadi New Public Service
(NPS).
Sembilan prinsip pelayanan publik yang baik untuk
mewujudkan pelayanan prima adalah: partisipatif, transparan,
responsif, non diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien,
aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. Fundamen Pelayanan
Publik yaitu:
a. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi.
b. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak warga negara.
c. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk
mencapai hal-hal strategis untuk memajukan bangsa di masa
yang akan datang.
d. Pelayanan publik tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan-
kebutuhan warga negara tetapi juga untuk proteksi.

C. Rancangan Kegiatan Aktualisasi


Salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta
pelatihan dasar CPNS yaitu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar PNS
dalam pelaksanaan tugas jabatannya. Nilai-nilai dasar PNS yang
dimaksud yaitu meliputi Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu, dan Anti Korupsi. Sebelum memulai aktualisasi,
penulis menyusun rancangan kegiatan aktualisasi yang dikaitkan
dengan nilai-nilai dasar PNS sebagai berikut.

40
1. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : SD Negeri Pasirsari 01, Cikarang Selatan, Kab. Bekasi.


Identifikasi Isu : 1. Belum optimalnya kebersihan dan lingkungan hijau di SDN Pasirsari 01.
2. Kurang optimalnya program literasi di SDN Pasirsari 01.
3. Kurang optimalnya pemanfaatan TIK dalam pembelajaran.
4. Belum optimalnya penanaman pendidikan karakter di SDN Pasirsari 01.
5. Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
Isu yang Diangkat : Belum optimalnya penanaman pendidikan karakter di SD Negeri Pasirsari 01
Gagasan Penyelesaian Isu : Optimalisasi penanaman pendidikan karakter pada siswa kelas IV SD Negeri Pasirsari 01
dengan melakukan kegiatan berikut:
1. Melakukan konsultasi tentang kegiatan aktualisasi dengan Kepala Sekolah.
2. ODOS (One Day One Song) yaitu kegiatan menyanyikan lagu nasional maupun lagu daerah.
3. BERSENI (Bercerita Senin Pagi) yaitu menceritakan kisah-kisah inspiratif setiap hari Senin.
4. Memainkan permainan tradisional.
5. Melakukan pembiasaan membantu pekerjaan rumah (menyapu, mencuci piring, memasak,dll)
6. Melakukan posterisasi sekolah.

Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Penguatan
Keterkaitan dengan Nilai- Kontribusi terhadap
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Nilai-Nilai
Nilai Dasar ANEKA Visi Misi Organisasi
Organisasi
1. Melakukan 1. Membuat janji Terlaksananya Nasionalisme Visi: Kerja sama
konsultasi tentang dengan Kepala konsultasi dengan Melaksanakan Unggul dalam Mutu, Tanggung jawab
kegiatan aktualisasi Sekolah. Kepala Sekolah musyawarah dan Taat Beragama, Sehat
dengan Kepala menghargai pendapat Jasmani dan Rohani,
Sekolah Kepala Sekolah (Sila 4) Berbudaya, dan
2. Melakukan diskusi Adanya Nasionalisme Berakhlak Mulia
tentang kegiatan rekomendasi dan

41
aktualisasi yang persetujuan Melaksanakan Misi:
akan dilaksanakan kegiatan-kegiatan musyawarah dan Membudayakan hidup
aktualisasi dari menghargai pendapat disiplin, berbudi pekerti
Kepala Sekolah Kepala Sekolah (Sila 4) luhur, bertanggung
Etika Publik jawab, berjiwa
Berkonsultasi dengan nasionalis, dan mandiri.
Kepala Sekolah secara
sopan dan santun
Akuntabilitas
Memaparkan rencana dan
tujuan kegiatan ODOS
dengan jelas.
2. ODOS (One Day 1. Menyusun jadwal Adanya jadwal Komitmen Mutu Visi: Mandiri
One Song) dan daftar lagu dan daftar lagu Menyusun laporan dengan Unggul dalam Mutu, Tanggung jawab
yang akan nasional dan efisien dan efektif serta Taat Beragama, Sehat Kerja sama
dinyanyikan daerah yang akan sepenuh hati. Jasmani dan Rohani, Cinta tanah air
dinyanyikan oleh Nasionalisme Berbudaya, dan
siswa. Memilih lagu-lagu nasional Berakhlak Mulia
dan daerah untuk
dikenalkan kepada siswa Misi:
(Sila 3) Membudayakan hidup
Akuntabilitas disiplin, berbudi pekerti
Memaparkan dengan jelas luhur, bertanggung
jadwal dan daftar lagu yang jawab, berjiwa
dinyanyikan oleh siswa nasionalis, dan mandiri.
2. Menyampaikan Tersampaikannya Akuntabilitas
penjelasan mekanisme dan Jelas dalam
mekanisme dan cara menyanyikan menyampaikan mekanisme
cara menyanyikan lagu nasional dan kegiatan ODOS kepada
lagu nasional dan daerah dengan siswa
daerah jelas. Etika Publik
berdasarkan tempo Mengajarkan cara
yang tepat. bernyanyi dengan baik dan

42
sesuai tempo lagu secara
halus.
3. Melaksanakan Siswa dapat Akuntabilitas
kegiatan ODOS menyanyikan lagu Memimpin siswa untuk
sebelum memulai nasional maupun menyanyikan lagu nasional
pembelajaran dan daerah dengan maupun daerah
dibimbing oleh baik. Anti Korupsi
guru. Disiplin dan bertanggung
jawab dalam melaksanakan
kegiatan.
3. BERSENI (Bercerita 1. Memilih cerita yang Daftar cerita yang Komitmen Mutu Visi: Kreatif
Senin Pagi) akan disampaikan akan disampaikan Memilih cerita yang sesuai Unggul dalam Mutu, Mandiri
kepada siswa oleh siswa dengan usia anak dan Taat Beragama, Sehat Gemar
memiliki nilai moral yang Jasmani dan Rohani, membaca
dapat diterapkan kepada Berbudaya, dan
siswa Berakhlak Mulia
2. Menyiapkan media Media dan bahan Anti Korupsi
dan bahan penunjang Mandiri dalam Misi:
penunjang yang kegiatan BERSENI menyediakan media dan Membudayakan hidup
digunakan dalam tersedia bahan bercerita yang efektif disiplin, berbudi pekerti
kegiatan BERSENI dan efisien luhur, bertanggung
3. Mengkondisikan Kondisi kondusif Akuntabilitas jawab, berjiwa
siswa sebelum dan siswa siap Memberikan arahan nasionalis, dan mandiri.
memulai bercerita mendengarkan dengan baik dan jelas
cerita. kepada siswa
4. Menceritakan cerita Terlaksananya Etika Publik
yang telah kegiatan BERSENI Keluwesan yaitu
ditentukan dengan kondusif menyampaikan cerita
sebelumnya dan menarik kepada siswa dengan
bahasa yang baik dan
menarik
5. Melaksanakan Lembar Anti Korupsi
refleksi kegiatan pengamatan
BERSENI karakter siswa.

43
Menuliskan hasil kegiatan
refleksi dengan jujur dan
tanggung jawab.
4. Memainkan 1. Memilih permainan Jadwal dan daftar Nasonalisme Visi: Mandiri
permainan tradisional. permainan Bermusyawarah dengan Unggul dalam Mutu, Kreatif
tradisional tradisional. rekan guru tentang Taat Beragama, Sehat Kerja sama
kegiatan permainan Jasmani dan Rohani, Kerja keras
tradisional (Sila 4) Berbudaya, dan
Etika Publik Berakhlak Mulia
Bekerja sama dengan
rekan guru untuk memilih Misi:
jenis permainan tradisional Melaksanakan
yang akan dimainkan pembelajaran dan
Nasionalisme dan bimbingan secara aktif,
Komitmen Mutu efektif, kreatif, dan
Memilih permainan menyenangkan
tradisional dari berbagai sehingga dapat
daerah yang efisien dan menghasilkan siswa
efektif diimplementasikan yang berkualitas.
siswa.
2. Menyiapkan alat Alat dan bahan Komitmen Mutu
penunjang yang dibutuhkan Menyiapkan alat dan bahan
permainan untuk melakukan yang dibutuhkan dalam
tradisional. permainan permainan tradisional yang
tradisional. sederhana dan efisien
digunakan
3. Melaksanakan Permainan Nasionalisme
kegiatan permainan tradisional Memimpin siswa untuk
tradisional bersama terlaksana dengan berdoa sebelum
siswa. tertib dan lancar. melaksanakan permainan
tradisional (Sila 1)
Anti Korupsi
Mengenalkan permainan
tradisional dari berbagai

44
daerah yang akan
dimainkan siswa melalui
media yang sederhana
Nasionalisme
Membagi siswa ke dalam
beberapa kelompok tanpa
memandang latar belakang
agar pembelajaran berjalan
efektif
Akuntabilitas
Memberikan aturan
permainan tradisional
dengan jelas dan konsisten
4. Memberi apresiasi Reward kepada Nasionalisme dan
kepada siswa yang siswa. Akuntabilitas
telah Memberi reward dengan
melaksanakan adil dan transparan
kegiatan
permainan
tradisional dengan
tertib.
5. Melaksanakan Lembar Anti Korupsi
refleksi kegiatan pengamatan Menuliskan hasil kegiatan
permainan karakter siswa. refleksi dengan jujur dan
tradisional tanggung jawab.
5. Melakukan 1. Membuat daftar Jadwal kegiatan Komitmen Mutu Visi: Tanggung jawab
pembiasaan kegiatan pembiasaan di Menyusun jadwal dengan Unggul dalam Mutu, Mandiri
membantu pembiasaan di rumah efisien dan efektif serta Taat Beragama, Sehat Kerja keras
pekerjaan orang tua rumah. sepenuh hati. Jasmani dan Rohani, Disiplin
di rumah Akuntabilitas Berbudaya, dan
Memaparkan dengan jelas Berakhlak Mulia
jadwal dan daftar kegiatan
yang dilakukan oleh siswa Misi:

45
2. Melaksanakan Lembar Etika Publik Melaksanakan
kegiatan pengamatan Melakukan kerja sama pembelajaran dan
membantu kegiatan dengan orang tua agar bimbingan secara aktif,
pekerjaan orang pembiasaan siswa melakukan kontrol terhadap efektif, kreatif, dan
tua di rumah. di rumah. kegiatan siswa di rumah. menyenangkan
sehingga dapat
menghasilkan siswa
yang berkualitas.

6. Melakukan 1. Menentukan Draf jenis dan Nasionalisme Visi: Tanggung jawab


posterisasi sekolah macam dan desain desain poster Bermusyawarah dengan Unggul dalam Mutu, Mandiri
poster. tokoh-tokoh yang rekan guru tentang Taat Beragama, Sehat Kreatif
dapat diteladani pemilihan tokoh dan tema Jasmani dan Rohani, Kerja keras
oleh siswa sesuai poster yang dibuat (Sila 4) Berbudaya, dan
dengan Etika Publik Berakhlak Mulia
penanaman Bekerja sama dengan
karakter siswa. rekan guru untuk memilih Misi:
jenis dan desain poster Menumbuhkembangkan
yang akan dibuat. (Etika penghayatan dan
Publik) pengalaman terhadap
2. Mengkonsultasikan Adanya Etika Publik ajaran agama yang
desain poster rekomendasi dan Mengkonsultasikan desain dianut.
kepada Kepala persetujuan dari poster dengan bahasa
Sekolah Kepala Sekolah yang sopan, sikap yang
tentang desain santun, dan komunikatif
poster. Akuntabilitas
Memaparkan rencana dan
tujuan kegiatan posterisasi
dengan jelas dan runtut
Nasionalisme
Menghargai pendapat
Kepala Sekolah (Sila 4)

46
3. Memasang poster Terlaksananya Komitmen Mutu
di setiap sudut pemasangan Terwujudnya pemasangan
kelas poster secara poster yang efektif dan
efektif dan dapat efisien sesuai dengan
meningkatkan kebutuhan dan waktu
karakter gemar Akuntabilitas
membaca siswa. Bertanggung jawab dan
profesional dalam
pemasangan poster
4. Merawat poster Terwujudnya Nasionalisme
kepedulian untuk Melakukan perawatan
merawat poster poster demi kepentingan
oleh siswa. bersama

47
D. Jadwal Aktualisasi
Tabel 3.2 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Maret April
No Kegiatan 2 2 2 2 3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 Bukti Fisik
1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 7 8 9 0 1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Konsultasi Foto, Lembar
dengan Persetujuan
mentor
2 ODOS (One Foto, Video,
Day One Lembar
Song) Pengamatan
3 BERSENI Foto, Video,
Lembar
Pengamatan
4 Permainan Foto, Video,
Tradisional Lembar
Pengamatan
5 Pembiasaan Foto, Video,
di rumah Lembar
Pengamatan
6 Posterisasi Foto Poster
Kelas

Keterangan = Hari Libur Sekolah = Pelaksanaan Kegiatan = Tahap Finalisasi dan Pelaporan

48
E. Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Pelaksanaan kegiatan-kegiatan aktualisasi dan habituasi nilai-
nilai dasar ANEKA terdapat kemungkinan kegiatan tersebut mengalami
kendala sehingga racangan kegiatan ini tidak dapat direalisasikan
secara optimal. Oleh karena itu, kemungkinan kendala yang muncul
beserta antisipasinya perlu diidentifikasi sebagai pedoman bagi penulis
dalam pelaksanaan aktualisasi dan habtuasi.
Tabel 3.3 Antisipasi dan Strategi Menghadapi Kendala
Antisipasi dan Strategi
No Kegiatan Kendala
Menghadapi Kendala
1. ODOS (One Siswa kesulitan Guru membimbing siswa dengan
Day One Song) menghafalkan lirik sabar, mengajak siswa
lagu dan memahami mendengarkan lagu melalui
nada serta tempo audio, dan memberikan contoh
lagu. menyanyikan lagu per baris.
2. BERSENI Siswa kurang tertarik Bercerita menggunakan media
(Bercerita mendengarkan yang menarik misalnya puppet
Senin Pagi) cerita. doll.
3. Memainkan Siswa kurang tertib Guru memfasilitasi, membimbing,
Permainan saat melaksanakan dan mengarahkan jalannya
Tradisional permainan permainan. Sebelum memulai
tradisional. permainan guru menjelaskan
tentang aturan dan hukuman bagi
siswa yang melanggar.
4. Pembiasaan di Siswa malas Memberikan penjelasan kepada
Rumah mengerjakan siswa dan juga bekerja sama
pekerjaan rumah dengan orang tua karena hal
seperti mencuci tersebut merupakan salah satu
piring, menyapu keterampilan yang harus dimiliki
lantai, dll seseorang agar dapat hidup
dikarenakan sudah mandiri.
ada pembantu rumah
tangga yang
mengerjakan.
5. Melakukan Percetakan yang Menyiapkan bahan dan template
Posterisasi lambat desain dari awal dan bekerja
Kelas sama dengan pihak percetakan.

49
BAB IV
PENUTUP

Rancangan aktualisasi melalui habituasi di unit kerja merupakan


rancangan kegiatan untuk menginternalisasikan nilai-nilai dasar PNS
yang terdiri dari akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen
mutu, dan anti korupsi. Tahap pertama pada proses perancangan
aktualisasi yaitu melakukan identifikasi isu dengan menganalisisnya
menggunakan metode APKL dan USG. Berdasarkan identifikasi isu
yang telah dilakukan maka telah diperoleh isu utama yaitu “Belum
optimalnya penanaman pendidikan karakter di SD Negeri Pasirsari 01”.
Selanjutnya isu utama tersebut diselesaikan melalui gagasan
penyelesaian isu sebagai berikut:
1. Melakukan konsultasi tentang kegiatan aktualisasi dengan Kepala
Sekolah.
2. ODOS (One Day One Song) yaitu kegiatan menyanyikan lagu
nasional maupun lagu daerah.
3. BERSENI (Bercerita Senin Pagi) yaitu menceritakan kisah-kisah
inspiratif setiap hari Senin.
4. Memainkan permainan tradisional.
5. Melakukan pembiasaan membantu pekerjaan rumah (menyapu,
mencuci piring, memasak, dll)
6. Melakukan posterisasi sekolah.
Melalui kegiatan-kegiatan aktualisasi tersebut diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dan juga penanaman
pendidikan karakter dalam diri siswa lebih optimal. Selain itu, melalui
pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi ini penulis dapat
menginternalisasikan dan mengamalkan nilai-nilai dasar PNS ANEKA
dalam kedudukan dan peran PNS dalam NKRI.

50
DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Aktualisasi: Modul


Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Akuntabilitas:
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Nasionalisme:
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Etika Publik: Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Komitmen Mutu:
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2015. Anti Korupsi: Modul
Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan Golongan
III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Pelayanan Publik:
Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II dan
Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Manajemen
Aparatur Sipil Negara: Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 2017. Whole of
Government Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan II dan Golongan III. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara
Republik Indonesia.
Lickona, T. 1991. Educating for Character, Mendidik untuk Membentuk
Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara.

51
ANGKET KARAKTER SISWA
A. Petunjuk
Isilah pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda ceklis () pada kolom yang
sesuai dengan kondisimu saat ini.
Contoh:
No Pernyataan TP KD SR SL
1. Saya menyanyikan lagu daerah sebelum atau sesudah

pembelajaran
Keterangan: TP (Tidak Pernah), KD (Kadang-kadang), SR (Sering), SL (Selalu).

B. Tabel Angket Karakter Siswa


No Pernyataan TP KD SR SL
1. Saya mengetahui jenis permainan tradisional Indonesia
2. Saya senang memainkan permainan tradisional
Indonesia
3. Saya mematuhi aturan ketika mengikuti permainan
tradisional
4. Saya berpartisipasi aktif dalam permainan tradisional
5. Saya rasa permainan tradisional lebih mengasyikkan
daripada permainan online
6. Saya mengetahui beragam sastra anak
7. Saya sering membaca sastra anak
8. Saya membaca sastra anak untuk mendapat
pengetahuan dan hiburan
9. Saya mengetahui beragam lagu daerah Indonesia
10. Saya senang menyanyikan lagu daerah Indonesia
11. Saya mengagumi keragaman lagu daerah Indonesia
12. Saya mengetahui beragam lagu nasional Indonesia
13. Saya senang menyanyikan lagu nasional Indonesia
14. Saya mengagumi keragaman lagu nasional Indonesia
15. Saya senang membantu pekerjaan orang tua di rumah
16. Saya melakukan pekerjaan rumah (memask, menyuci
piring, menyapu, dll) tanpa diperintah
17. saya menggunakan bahasa Indonesia yang baik ketika
berbicara dengan orang lain
18. Saya menunjukkan rasa peduli kepada lingkungan
sekitar
19. Saya berteman dengan siapa saja tanpa melihat ras,
suku, agama
20. Saya merawat barang yang ada di kelas dengan baik

Anda mungkin juga menyukai