PERTANYAAN PENUGASAN
1. Jelaskan diskripsi tugas dan tanggung jawab Akuntan Publik ?
Deskripsi tugas seorang Akuntan Publik , yaitu penjaga gawang terhadap masalah akuntabilitas
public, dan sebagai penjaga transparansi atas pengelolaan keuangan dalam organisasi/perusahaan.
AP memiliki peran untuk menilai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan, yang diterbitkan
manajemen. Sedangkan tanggung jawab seorang AP untuk menemukan dan mengungkapkan
adanya kekeliruan dan ketidakberesan. AP bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat
pemakai laporan keuangan, agar para pemakai laporan keuangan tidak diberikan informasi yang
bias, bebas dari salah saji material, yang disebabkan karena adanya kekeliruan, dan atau
kecurangan dalam pelaporan keuangan, yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Di dalam UU yang mengatur tentang akuntan publik pada UU RI Nomor 5 tahun 2011 tentang
akuntan publik pasal 25, kewajiban seorang akutan publik :
a. Berhimpun dalam Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkanoleh Menteri
b. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bagi Akuntan Publik yang
menjadi pemimpin KAP / pemimpin cabang KAP wajib berdomisili sesuai dengan domisili
KAP atau cabang KAP dimaksud
c. Mendirikan atau menjadi Rekan pada KAPdalam jangka waktu 180 (seratus delapan puluh)
hari sejak izin Akuntan Publik yang bersangkutan diterbitkan atau sejak mengundurkan diri
dari suatu KAP
d. Melaporkan secara tertulis kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari, sejak:
✓ Menjadi Rekan pada KAP
✓ Mengundurkan diri dari KAP
✓ Merangkap jabatan yang tidak dilarang dalam Undang-Undang
e. Menjaga kompetensi melalui pelatihan profesional berkelanjutan
2. Jelaskan persyatan umum yang wajib dimiliki oleh seorang yang akan menjadi Akuntan
Publik ?
Untuk mendapatkan izin menjadi Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1
seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut
a. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah
b. Berpengalaman praktik memberikan jasa
c. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
d. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;e.tidak pernah dikenaisanksi administratif berupa
pencabutan izin Akuntan Publik
3. Jelaskan regulasi yang mengatur dan terkait dengan Akuntan Publikdi Indonesia ?
Regulator dan profesi Akuntan Publik, dan menegaskan keberadaan jasa Akuntan Publik yang
telah diakui dalam beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia, yaitu:
5. Jelaskan yang dimaksud dengan delik hukum perdata bagi profesi Akuntan Publik ?
Jika dalam menjalankan pekerjaan profesinya (mengaudit Laporan keuangan), AP bertindak
kurang professional, dan ternyata terdapat unsur kebohongan,maka pelaku dapat dijerat dengan
KUHP Pasal 378, tentang kebohogan, atau informasi palsu atau dipalsukan. Dimana dalam pasal
tersebut menyatakan adanya kata “rangkaian kebohongan
6. Jelaskan yang dimaksud dengan risiko audit, yang dihadapi oleh profesi Akuntan Publik
?
Risiko dalam auditi berarti auditor menerima suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam
pelaksanaan audit. Risiko audit yaitu risiko bahwa auditor secara tidak sadar gagal untuk
menyesuaikan pendapatnya atas laporan keuangan yang salah saji secara material
8. Dapatkan seperangkat delik hukum pidana khusus, yang terkait dan mengatur tentang
profesi Akuntan Publik ?
Dalam menjalankan pekerjaan profesinya (mengaudit Laporan keuangan), Akuntan Publik
bertindak kurang professional, dan ternyata terdapat unsur kebohongan,maka pelaku dapat dijerat
dengan KUHP Pasal 378, tentang kebohongan / informasi palsu atau dipalsukan. Dimana dalam
pasal tersebut menyatakan adanya kata rangkaian kebohongan. satu kata bohong tidak cukup,
disini harus dipakai banyak kata-kata bohong yang tersusun demikian rupa, sehingga kebohongan
yang satu dapat ditutup dengan kebohongan yang lain, sehingga keseluruhannya merupakan cerita
sesuatu yang seakan-akan benar.
9. Jelaskan tanggung jawab hukum dan kewajiban hukum yang terkait dengan Akuntan
Publik ?
Akuntan Publik mempunyai tanggung jawab secara hukum terhadap hal sebagai berikut :
a. Tanggung jawab atas pelanggaran kontrak
b. Tanggung jawab atas kelalaian
c. Tanggung jawab atas penipuan
d. Tanggung jawab atas pelanggaran hukum terhadap UU mengenai profesi yang diatur menurut
ketentuan hukum di Indonesia
10. Jelaskan berbagai macam sanksi admisnistratif yang mungkin dihadapi oleh Akuntan
Publik ?
Pasal 53 UU Nomor 5 tahun 2011. Sanksi Administrasi diberikan oleh Menteri Keuangan,
terhadap AP, KAP, dan Cabang KAP. Pada Pasal 53, ayat 3 dijelaskan jenis sanksi administrasi,
adalah :
a. Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban
b. Tertentu
c. Peringatan tertulis
d. pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis
e. Entitas tertentu
f. Pembatasan pemberian jasa tertentu
g. pembekuan izin
h. Pencabutan izin
i. Denda
Sanksi denda diberikan bersamaan dengan pengenaan sanksi administrative yang lainnya
(Pasal 53 ayat 4 UU Nomor 5 Tahun 2011)
11. Jelaskan berbagai sanski pidana yang dapat menjerat profesi Akuntan Publik ?
Melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau memalsukan data yang
berkaitan dengan jasa yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) huruf j; atau
dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, dan/atau menghilangkan data atau catatan
pada kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) sehingga tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya dalam rangka pemeriksaan oleh pihak yang berwenang dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda palingbanyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).(Pasal 55 UU Nomor 5 tahun 2011).
12. Dapatkan UU Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Selanjutnya buatlah
ringkasan yang merupakan pokok-pokok hal yang diatur dalam UU tersebut ?
✓ Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
✓ Akuntan Publik Asing adalah warga negara asing yang telah memperoleh izin berdasarkan
hukum di negara yang bersangkutan untuk memberikan jasa sekurangkurangnya jasa audit atas
informasi keuangan historis.
✓ Asosiasi Profesi Akuntan Publik adalah organisasi profesi Akuntan Publik yang bersifat
nasional.
✓ Asosiasi Profesi Akuntan adalah organisasi profesi Akuntan yang bersifat nasional.
✓ Kantor Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP, adalah badan usaha yang didirikan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha
berdasarkan Undang-Undang ini.
✓ Organisasi Audit Indonesia, yang selanjutnya disingkat OAI, adalah organisasi di Indonesia
yang merupakan jaringan kerja sama antar-KAP.
✓ Kantor Akuntan Publik Asing, yang selanjutnya disingkat KAPA, adalah badan usaha yang
didirikan berdasarkan hukum negara tempat KAPA berkedudukan dan melakukan kegiatan
usaha sekurang-kurangnya di bidang jasa audit atas informasi keuangan historis.
✓ Organisasi Audit Asing, yang selanjutnya disingkat OAA, adalah organisasi di luar negeri yang
didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan di Negara yang bersangkutan, yang
anggotanya terdiri dari badan usaha jasa profesi yang melakukan kegiatan usaha sekurang-
kurangnya di bidang jasa audit atas informasi keuangan historis.
✓ Pihak Terasosiasi adalah Rekan KAP yang tidak menandatangani laporan pemberian jasa,
pegawai KAP yang terlibat dalam pemberian jasa, atau pihak lain yang terlibat langsung dalam
pemberian jasa.
✓ Rekan adalah sekutu pada KAP yang berbentuk usaha persekutuan.
✓ Standar Profesional Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat SPAP, adalah acuan yang
ditetapkan menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik dalam pemberian
jasanya.
Bidang Jasa
✓ KAP yang berbentuk usaha perseorangan hanya dapat didirikan dan dikelola oleh 1 (satu)
orang Akuntan Publik berkewarganegaraan Indonesia
✓ KAP yang berbentuk usaha persekutuan perdata, firma atau bentuk usaha lain yang sesuai
dengan karakteristik profesi Akuntan Publik hanya dapat didirikan dan dikelola jika paling
sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh Rekan merupakan Akuntan Publik
✓ KAP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dipimpin oleh Akuntan Publik yang
berkewarganegaraan Indonesia yang merupakan Rekan pada KAP yang bersangkutan dan
berdomisili sesuai dengan domisili KAP
✓ Dalam hal terdapat Rekan yang berkewarganegaraan asing pada KAP, jumlah Rekan yang
berkewarganegaraan asing pada KAP paling banyak 1/5 (satu per lima) dari seluruh Rekan
pada KAP
Izin Usaha
1. Izin usaha KAP diberikan oleh Menteri
2. Syarat untuk mendapatkan izin usaha adalah sebagai berikut
✓ Mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha yang berdomisili di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia
✓ Memiliki NPWP Badan untuk KAP yang berbentuk usaha persekutuan perdata dan firma
atau NPWP Pribadi untuk KAP yang berbentuk usaha perseorangan
✓ Mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa di bidang
akuntansi
✓ Memiliki rancangan sistem pengendalian mutu
✓ Membuat surat pernyataan dengan bermeterai cukup bagi bentuk usaha perseorangan,
dengan mencantumkan paling sedikit :
- Alamat Akuntan Publik
- Nama dan domisili kantor
- Maksud dan tujuan pendirian kantor
✓ memiliki akta pendirian yang dibuat oleh dan dihadapan notaris bagi bentuk usaha
persekutuan perdata, firma, dan bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik
profesi Akuntan Publik, yang paling sedikit mencantumkan :
- Nama Rekan
- Alamat Rekan
- Bentuk usaha
- Nama dan domisili usaha
- Maksud dan tujuan pendirian kantor
- Hak dan kewajiban sebagai Rekan
- Penyelesaian sengketa dalam hal terjadi perselisihan di antara Rekan
Perpanjangan Izin
Perpanjangan izin Akuntan Publik diberikan oleh Menteri. Akuntan Publik harus mengajukan
permohonan perpanjangan izin paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum jangka waktu 5 (lima)
tahun berakhir. Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat mengajukan
perpanjangan izin hingga masa berlaku izin berakhir dengan dikenai sanksi administrative berupa
denda. Dalam hal Menteri tidak menerbitkan perpanjangan izin Akuntan Publik dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (5), izin Akuntan Publik dinyatakan
telah diperpanjang. Untuk memperpanjang izin, Akuntan Publik harus mengajukan permohonan
tertulis kepada Menteri, dengan persyaratan :
1. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri
3. Tidak berada dalam pengampuan
4. Menjaga kompetensi melalui pelatihan professional berkelanjutan
Menteri harus menerbitkan perpanjangan izin Akuntan Publik paling lambat 30 (tiga puluh) hari
setelah:
1. Persyaratan dinyatakan lengkap
2. Persyaratan dinyatakan lengkap dan sanksi administratif berupa denda telah dibayar bagi
Akuntan Publik yang terlambat mengajukan perpanjangan izin
Akuntan Publik dapat mengajukan permohonan penghentian pemberian jasa asurans sebagaimana
untuk sementara waktu. Persetujuan atas permohonan sebagaimana dimaksud diberikan oleh
Menteri. Jangka waktu penghentian pemberian jasa asurans untuk sementara waktu diberikan
paling lama sampai berakhir masa berlakunya izin. Dalam masa penghentian pemberian jasa
asurans untuk sementara waktu, Akuntan Publik tidak dapat memberikan jasa asurans.
2. Larangan merangkap jabatan dikecualikan bagi Akuntan Publik yang merangkap sebagai
pimpinan atau pegawai pada lembaga pendidikan bidang akuntansi dan lembaga yang
dibentuk dengan undang-undang untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk
kepentingan profesi di bidang akuntansi
SANKSI ADMINISTRATIF
Menteri berwenang mengenakan sanksi administrative kepada Akuntan Publik, KAP, dan/atau
cabang KAP atas pelanggaran ketentuan administratif.
Sanksi administratif dapat berupa :
1. Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu
2. Peringatan tertulis
3. Pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas tertentu
4. Pembatasan pemberian jasa tertentu
5. pembekuan izin
6. Pencabutan izin
7. denda
KETENTUAN PIDANA
Akuntan Publik yang :
1. melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau memalsukan data yang
berkaitan dengan jasa yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) huruf j
atau dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, dan/atau menghilangkan data atau
catatan pada kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang
diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) sehingga tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya dalam rangka pemeriksaan oleh pihak yang berwenang dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah). Pihak Terasosiasi yang melakukan perbuatan diatas dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang memberikan pernyataan tidak benar atau memberikan dokumen palsu atau
yang dipalsukan untuk mendapatkan atau memperpanjang izin Akuntan Publik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), Pasal 7 ayat (2), atau Pasal 8 ayat (2), dan/atau untuk
mendapatkan izin usaha KAP atau izin pendirian cabang KAP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (2) atau Pasal 20 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
3. Setiap orang yang bukan Akuntan Publik, tetapi menjalankan profesi Akuntan Publik dan
bertindak seolah-olah sebagai Akuntan Publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
4. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) dilakukan oleh
korporasi, pidana yang dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda paling sedikit Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar
rupiah)
5. Dalam hal korporasi tidak dapat membayar denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pihak
yang bertanggung jawab dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan
paling lama 6 (enam) tahun
1. Akuntan Publik yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dibebaskan
dari tuntutan pidana apabila perbuatan yang dilakukan telah lewat dari 5 (lima) tahun terhitung
sejak tanggal laporan hasil pemberian jasa
2. Akuntan Publik dibebaskan dari gugatan terkait dengan pemberian jasa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (3) apabila perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
yang dilakukan telah lewat dari 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal laporan hasil pemberian
jasa
TUGAS PENDALAMAN 2
1. Ada perbedaan yang mendasar ketika auditor akan membuat perencanaan audit
laporan keuangan. Ada perbedaan karakteristik yang melekat pada setiap entitas auditi
(klien). Perencanaan audit laporan keuangan sektor pemerintah/sektor publik (misalnya
audit LKPP/LKPD/LK BLU) sedikit berbeda jika dibandingkan dengan perencanaan
audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik yang akan melaksanakan penugasan audit
laporan keuangan dari entitas/perusahaan swasta. Tugas saudara buat komparasi yang
dapat membedakan antara perencanaan audit laporan keuangan entitas pemerintah
versus perencanaan audit laporan keuangan sector private.
TUGAS PENDALAMAN 3
Berdasarkan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) yang saudara peroleh coba lakukan (pilih
salah satu):
❖ Prinsip Integritas
Mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan
hubungan bisnisnya.
Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi lainnya yang
diyakininya terdapat :
a. Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan
b. Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati
c. Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi yang
seharusnya diungkapkan
❖ Prinsip Objektivitas
Mengharuskan Praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau
pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain memengaruhi pertimbangan
Praktisi mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi objektivitasnya. Karena
beragamnya situasi tersebut, tidak mungkin untuk mendefinisikan setiap situasi tersebut.
Setiap Praktisi harus menghindari setiap hubungan yang bersifat subjektif atau yang dapat
mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan profesionalnya
❖ Prinsip Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan mewajibkan untuk tidak melakukan tindakan-tindakan :
a. Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional
dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja tanpa
adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkannya
sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku
b. Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional
dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga
Setiap Praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam lingkungan sosialnya.
Setiap Praktisi harus waspada terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja,
terutama dalam situasi yang melibatkan hubungan jangka panjang dengan rekan bisnis maupun
anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya
Setiap Praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu untuk memastikan
terlaksananya prinsip kerahasiaan oleh mereka yang bekerja di bawah wewenangnya, serta
pihak lain yang memberikan saran dan bantuan profesionalnya
Kebutuhan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus berlanjut, bahkan setelah berakhirnya
hubungan antara praktisi dengan klien atau pemberi kerja. Ketika berpindah kerja atau
memperoleh klien baru, Praktisi berhak untuk menggunakan pengalaman yang diperoleh
sebelumnya. Namun demikian, Praktisi tetap tidak boleh menggunakan atau mengungkapkan
setiap informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh sebelumnya dari hubungan profesional
atau hubungan bisnis
Situasi-situasi yang mungkin mengharuskan praktisi untuk mengungkapkan informasi yang
bersifat rahasia atau ketika pengungkapan tersebut dianggap tepat :
a. Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau pemberi kerja
b. Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, seperti :
- Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan
- Pengungkapan kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu pelanggaran hukum
c. Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk mengungkapkan, selama
tidak dilarang oleh ketentuan hukum :
- Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh organisasi profesi
atau regulator
- Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh organisasi profesi
atau regulator
- Dalam melindungi kepentingan profesional praktisi dalam sidang pengadilan
- Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku
d. Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia, setiap praktisi
harus mempertimbangkan hal-hal :
- Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak, termasuk pihak ketiga, jika klien atau
pemberi kerja mengizinkan pengungkapan informasi
- Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan. Ketika fakta
atau kesimpulan tidak didukung bukti, atau ketika informasi tidak lengkap,
pertimbangan profesional harus digunakan untuk menentukan jenis pengungkapan
yang harus dilakukan
- Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju. Setiap Praktisi harus
memastikan tepat tidaknya pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut
Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap Praktisi tidak boleh
merendahkan martabat profesi. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh bersikap
atau melakukan tindakan :
a. Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat diberikan,
kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh
b. Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak
didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain
❖ Benturan Kepentingan
Setiap Praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi
setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, karena situasi tersebut dapat
menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Misalnya,
ancaman terhadap objektivitas dapat terjadi ketika Praktisi bersaing secara langsung dengan
klien atau memiliki kerjasama usaha atau kerjasama sejenis lainnya dengan pesaing utama
klien. Ancaman terhadap objektivitas atau kerahasiaan dapat terjadi ketika Praktisi
memberikan jasa profesional untuk klien-klien yang kepentingannya saling berbenturan atau
kepada klien-klien yang sedang saling berselisih dalam suatu masalah atau transaksi.
Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman. Pengevaluasian tersebut harus
dilakukan sebelum menerima atau meneruskan hubungan dengan klien atau perikatan, dan
mencakup pertimbangan mengenai ada tidaknya kepentingan bisnis atau hubungan dengan
klien atau pihak ketiga, yang dapat menimbulkan ancaman. Jika ancaman tersebut merupakan
ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus
dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya
ke tingkat yang dapat diterima
Tergantung dari penyebab benturan kepentingan, pencegahan yang dilakukan oleh Praktisi
umumnya harus mencakup :
a. Memberitahukan klien mengenai setiap kepentingan atau kegiatan bisnis KAP atau
Jaringan KAP yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, dan memperoleh
persetujuan dari klien untuk melanjutkan hubungan dengan klien berdasarkan kondisi
tersebut
b. Memberitahukan semua pihak yang relevan yang teridentifikasi mengenai pemberian jasa
profesional oleh Praktisi kepada dua atau lebih klien yang kepentingannya saling
berbenturan, dan memperoleh persetujuan dari klien-klien tersebut untuk melanjutkan
hubungan dengan mereka berdasarkan kondisi tersebut
c. Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa profesional oleh Praktisi secara tidak
eksklusif untuk suatu klien (misalnya, tidak bertindak secara eksklusif untuk suatu industri
atau jasa tertentu), dan memperoleh persetujuan dari klien untuk bertindak demikian
a. Penggunaan tim perikatan yang terpisah dalam memberikan jasa profesional kepada klien-
klien yang kepentingannya saling berbenturan
b. Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak yang tidak berhak
Misalnya, pemisahan fisik yang jelas atas masing-masing tim perikatan tersebut di atas,
dan penyimpanan data yang aman dan terjaga kerahasiaannya
c. Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim perikatan mengenai keamanan dan
kerahasiaan data
d. Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh setiap rekan dan staf KAP
atau Jaringan KAP
e. Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan oleh pejabat senior KAP atau
Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan
Jika benturan kepentingan menyebabkan ancaman terhadap satu atau lebih prinsip dasar etika
profesi (termasuk prinsip objektivitas, kerahasiaan, atau perilaku profesional) yang tidak dapat
dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima melalui penerapan pencegahan yang
tepat, maka Praktisi harus menolak untuk menerima perikatan tersebut atau bahkan
mengundurkan diri dari satu atau lebih perikatan yang berbenturan kepentingan tersebut
Jika klien tidak memberikan persetujuan kepada Praktisi sehubungan dengan permohonan
Praktisi untuk memberikan jasa profesionalnya kepada pihak lain (baik klien maupun calon
klien) yang kepentingannya berbenturan dengan klien, maka Praktisi tidak boleh melanjutkan
pemberian jasa profesionalnya kepada salah satu dari pihak-pihak tersebut