Anda di halaman 1dari 21

G.

PERTANYAAN PENUGASAN
1. Jelaskan diskripsi tugas dan tanggung jawab Akuntan Publik ?
Deskripsi tugas seorang Akuntan Publik , yaitu penjaga gawang terhadap masalah akuntabilitas
public, dan sebagai penjaga transparansi atas pengelolaan keuangan dalam organisasi/perusahaan.
AP memiliki peran untuk menilai kewajaran atas laporan keuangan perusahaan, yang diterbitkan
manajemen. Sedangkan tanggung jawab seorang AP untuk menemukan dan mengungkapkan
adanya kekeliruan dan ketidakberesan. AP bertanggung jawab untuk melindungi masyarakat
pemakai laporan keuangan, agar para pemakai laporan keuangan tidak diberikan informasi yang
bias, bebas dari salah saji material, yang disebabkan karena adanya kekeliruan, dan atau
kecurangan dalam pelaporan keuangan, yang dilakukan oleh manajemen perusahaan.
Di dalam UU yang mengatur tentang akuntan publik pada UU RI Nomor 5 tahun 2011 tentang
akuntan publik pasal 25, kewajiban seorang akutan publik :
a. Berhimpun dalam Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkanoleh Menteri
b. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bagi Akuntan Publik yang
menjadi pemimpin KAP / pemimpin cabang KAP wajib berdomisili sesuai dengan domisili
KAP atau cabang KAP dimaksud
c. Mendirikan atau menjadi Rekan pada KAPdalam jangka waktu 180 (seratus delapan puluh)
hari sejak izin Akuntan Publik yang bersangkutan diterbitkan atau sejak mengundurkan diri
dari suatu KAP
d. Melaporkan secara tertulis kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
hari, sejak:
✓ Menjadi Rekan pada KAP
✓ Mengundurkan diri dari KAP
✓ Merangkap jabatan yang tidak dilarang dalam Undang-Undang
e. Menjaga kompetensi melalui pelatihan profesional berkelanjutan

2. Jelaskan persyatan umum yang wajib dimiliki oleh seorang yang akan menjadi Akuntan
Publik ?
Untuk mendapatkan izin menjadi Akuntan Publik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat 1
seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut
a. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah
b. Berpengalaman praktik memberikan jasa
c. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
d. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;e.tidak pernah dikenaisanksi administratif berupa
pencabutan izin Akuntan Publik
3. Jelaskan regulasi yang mengatur dan terkait dengan Akuntan Publikdi Indonesia ?
Regulator dan profesi Akuntan Publik, dan menegaskan keberadaan jasa Akuntan Publik yang
telah diakui dalam beberapa peraturan perundang-undangan di Indonesia, yaitu:

a. UU No. 34 th. 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan, pasal 4


b. UU No. 11 th. 1992 tentang Dana Pensiun, pasal 52 (1)
c. UU No. 1 th. 1995 tentang Perseroan Terbatas, pasal 59 (1)
d. UU No 8 th. 1995 tentang Pasar Modal, pasal 64 (1) dan pasal 66
e. UU No. 10 th. 1998 tentang Perbankan, pasal 31A
f. UU No. 23 th. 1999 tentang BI, penjelasan pasal 30 (1)
g. UU No. 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik, yang dibuat sebagai bentuk regulasi khusus,
yang mengatur profesi Akuntan Publikdengan peraturan perundang-undangan setingkat
Undang-undang merupakan praktek lazim di negara lain

4. Jelaskan gambaran asosiasi tentang Akuntan Publik di Indonesia ?


Rasio Akuntan Publik dibandingkan dengan jumlah penduduknya, di Indonesia rasionya sangat
kecil, yaitu satu banding 230.000 penduduk, sedangkan di beberapa Negara tetangga di ASEAN
saja, rasio Akuntan Publik terhadap jumlah penduduknya, adalah satu berbading dengan kurang
dari 20.000 penduduk. Artinya bahwa di Negara-negara dalam wilayah ASEAN, jumlah Akuntan
nya lebih banyak daripada yang terdaftar di Indonesia pada saat ini.
Berdasarkan gambaran profil tersebut, dapat dinyatakan bahwa, Jumlah professional Akuntan
Publik masih kurang, dan dari jumlahnya saat ini, sekitar 60%-nya adalah usia di atas 50 tahun.
Jika pertumbuhan Akuntan Publik sangat sedikit, dan sebagian dari yang ada sudah tidak aktif
bekerja sebagai, maka di masa mendatang, Indonesia dikawatirkan akan diisi oleh Akuntan Publik
dari luar negeri.

5. Jelaskan yang dimaksud dengan delik hukum perdata bagi profesi Akuntan Publik ?
Jika dalam menjalankan pekerjaan profesinya (mengaudit Laporan keuangan), AP bertindak
kurang professional, dan ternyata terdapat unsur kebohongan,maka pelaku dapat dijerat dengan
KUHP Pasal 378, tentang kebohogan, atau informasi palsu atau dipalsukan. Dimana dalam pasal
tersebut menyatakan adanya kata “rangkaian kebohongan

6. Jelaskan yang dimaksud dengan risiko audit, yang dihadapi oleh profesi Akuntan Publik
?
Risiko dalam auditi berarti auditor menerima suatu tingkat ketidakpastian tertentu dalam
pelaksanaan audit. Risiko audit yaitu risiko bahwa auditor secara tidak sadar gagal untuk
menyesuaikan pendapatnya atas laporan keuangan yang salah saji secara material

7. Bagaimana mengantisipasi risiko audit dalam laporan keuangan klien ?


Manajemen risiko merupakan aktivitas yang perlu dilakukan oleh auditor, dalam rangka
meminimalisir risiko - risiko yang dapat mengakibatkan dampak buruk di masa depan. Penting
untuk memastikan bahwa manajemen risiko berjalan dengan efektif, salah satunya adalah dengan
melakukan risk based internal audit (RBIA) atau audit berbasis risiko

8. Dapatkan seperangkat delik hukum pidana khusus, yang terkait dan mengatur tentang
profesi Akuntan Publik ?
Dalam menjalankan pekerjaan profesinya (mengaudit Laporan keuangan), Akuntan Publik
bertindak kurang professional, dan ternyata terdapat unsur kebohongan,maka pelaku dapat dijerat
dengan KUHP Pasal 378, tentang kebohongan / informasi palsu atau dipalsukan. Dimana dalam
pasal tersebut menyatakan adanya kata rangkaian kebohongan. satu kata bohong tidak cukup,
disini harus dipakai banyak kata-kata bohong yang tersusun demikian rupa, sehingga kebohongan
yang satu dapat ditutup dengan kebohongan yang lain, sehingga keseluruhannya merupakan cerita
sesuatu yang seakan-akan benar.

9. Jelaskan tanggung jawab hukum dan kewajiban hukum yang terkait dengan Akuntan
Publik ?
Akuntan Publik mempunyai tanggung jawab secara hukum terhadap hal sebagai berikut :
a. Tanggung jawab atas pelanggaran kontrak
b. Tanggung jawab atas kelalaian
c. Tanggung jawab atas penipuan
d. Tanggung jawab atas pelanggaran hukum terhadap UU mengenai profesi yang diatur menurut
ketentuan hukum di Indonesia
10. Jelaskan berbagai macam sanksi admisnistratif yang mungkin dihadapi oleh Akuntan
Publik ?
Pasal 53 UU Nomor 5 tahun 2011. Sanksi Administrasi diberikan oleh Menteri Keuangan,
terhadap AP, KAP, dan Cabang KAP. Pada Pasal 53, ayat 3 dijelaskan jenis sanksi administrasi,
adalah :
a. Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban
b. Tertentu
c. Peringatan tertulis
d. pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis
e. Entitas tertentu
f. Pembatasan pemberian jasa tertentu
g. pembekuan izin
h. Pencabutan izin
i. Denda
Sanksi denda diberikan bersamaan dengan pengenaan sanksi administrative yang lainnya
(Pasal 53 ayat 4 UU Nomor 5 Tahun 2011)
11. Jelaskan berbagai sanski pidana yang dapat menjerat profesi Akuntan Publik ?
Melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau memalsukan data yang
berkaitan dengan jasa yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) huruf j; atau
dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, dan/atau menghilangkan data atau catatan
pada kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang diberikan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) sehingga tidak dapat digunakan sebagaimana
mestinya dalam rangka pemeriksaan oleh pihak yang berwenang dipidana dengan pidana penjara
paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda palingbanyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).(Pasal 55 UU Nomor 5 tahun 2011).

12. Dapatkan UU Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik. Selanjutnya buatlah
ringkasan yang merupakan pokok-pokok hal yang diatur dalam UU tersebut ?
✓ Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan jasa
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
✓ Akuntan Publik Asing adalah warga negara asing yang telah memperoleh izin berdasarkan
hukum di negara yang bersangkutan untuk memberikan jasa sekurangkurangnya jasa audit atas
informasi keuangan historis.
✓ Asosiasi Profesi Akuntan Publik adalah organisasi profesi Akuntan Publik yang bersifat
nasional.
✓ Asosiasi Profesi Akuntan adalah organisasi profesi Akuntan yang bersifat nasional.
✓ Kantor Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat KAP, adalah badan usaha yang didirikan
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dan mendapatkan izin usaha
berdasarkan Undang-Undang ini.
✓ Organisasi Audit Indonesia, yang selanjutnya disingkat OAI, adalah organisasi di Indonesia
yang merupakan jaringan kerja sama antar-KAP.
✓ Kantor Akuntan Publik Asing, yang selanjutnya disingkat KAPA, adalah badan usaha yang
didirikan berdasarkan hukum negara tempat KAPA berkedudukan dan melakukan kegiatan
usaha sekurang-kurangnya di bidang jasa audit atas informasi keuangan historis.
✓ Organisasi Audit Asing, yang selanjutnya disingkat OAA, adalah organisasi di luar negeri yang
didirikan berdasarkan peraturan perundang-undangan di Negara yang bersangkutan, yang
anggotanya terdiri dari badan usaha jasa profesi yang melakukan kegiatan usaha sekurang-
kurangnya di bidang jasa audit atas informasi keuangan historis.
✓ Pihak Terasosiasi adalah Rekan KAP yang tidak menandatangani laporan pemberian jasa,
pegawai KAP yang terlibat dalam pemberian jasa, atau pihak lain yang terlibat langsung dalam
pemberian jasa.
✓ Rekan adalah sekutu pada KAP yang berbentuk usaha persekutuan.
✓ Standar Profesional Akuntan Publik, yang selanjutnya disingkat SPAP, adalah acuan yang
ditetapkan menjadi ukuran mutu yang wajib dipatuhi oleh Akuntan Publik dalam pemberian
jasanya.

Bidang Jasa

Akuntan Publik memberikan jasa asuransi, meliputi:


1. Jasa audit atas informasi keuangan histori
2. Jasa review atas informasi keuangan historis

3. Jasa asurans lainnya


Akuntan Publik dapat memberikan jasa lainnya yang berkaitan dengan akuntansi, keuangan,
dan manajemen sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Perizinan Akuntan Publik


Izin menjadi Akuntan Publik diberikan oleh Menteri yang berlaku selama 5 (lima) tahun sejak
tanggal ditetapkan dan dapat diperpanjang. Apabila masa berlaku izin Akuntan Publik telah
berakhir dan tidak memperoleh perpanjangan izin, yang bersangkutan tidak lagi menjadi
Akuntan Publik dan tidak dapat memberikan jasa asurans. Untuk mendapatkan izin menjadi
Akuntan Publik, harus memenuhi syarat :
1. Memiliki sertifikat tanda lulus ujian profesi akuntan publik yang sah
2. Berpengalaman praktik memberikan jasa
3. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
4. Memiliki NPWP
5. Tidak pernah dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin Akuntan Publik
6. Tidak pernah dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan
tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
7. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri
8. Tidak berada dalam pengampuan

Izin Akuntan Publik dinyatakan tidak berlaku bila :


1. Akuntan Publik meninggal dunia
2. Izin Akuntan Publik tidak diperpanjang
Izin Akuntan Publik dicabut dalam hal :
1. Mengajukan permohonan pengunduran diri
2. Dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin
3. Dipidana yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
4. Dipidana yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap berdasarkan ketentuan Undang-
Undang ini
5. Berada dalam pengampuan
6. Menyampaikan dokumen palsu atau yang dipalsukan atau pernyataan yang tidak benar pada
saat pengajuan permohonan izin Akuntan Publik

Kantor Akuntan Publik


KAP dapat berbentuk usaha :
1. Perseorangan
2. Persekutuan perdata
3. Firma
4. Bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi Akuntan Publik, yang diatur
dalam Undang-Undang

✓ KAP yang berbentuk usaha perseorangan hanya dapat didirikan dan dikelola oleh 1 (satu)
orang Akuntan Publik berkewarganegaraan Indonesia
✓ KAP yang berbentuk usaha persekutuan perdata, firma atau bentuk usaha lain yang sesuai
dengan karakteristik profesi Akuntan Publik hanya dapat didirikan dan dikelola jika paling
sedikit 2/3 (dua per tiga) dari seluruh Rekan merupakan Akuntan Publik
✓ KAP sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dipimpin oleh Akuntan Publik yang
berkewarganegaraan Indonesia yang merupakan Rekan pada KAP yang bersangkutan dan
berdomisili sesuai dengan domisili KAP
✓ Dalam hal terdapat Rekan yang berkewarganegaraan asing pada KAP, jumlah Rekan yang
berkewarganegaraan asing pada KAP paling banyak 1/5 (satu per lima) dari seluruh Rekan
pada KAP

Izin Usaha
1. Izin usaha KAP diberikan oleh Menteri
2. Syarat untuk mendapatkan izin usaha adalah sebagai berikut
✓ Mempunyai kantor atau tempat untuk menjalankan usaha yang berdomisili di wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia
✓ Memiliki NPWP Badan untuk KAP yang berbentuk usaha persekutuan perdata dan firma
atau NPWP Pribadi untuk KAP yang berbentuk usaha perseorangan
✓ Mempunyai paling sedikit 2 (dua) orang tenaga kerja profesional pemeriksa di bidang
akuntansi
✓ Memiliki rancangan sistem pengendalian mutu
✓ Membuat surat pernyataan dengan bermeterai cukup bagi bentuk usaha perseorangan,
dengan mencantumkan paling sedikit :
- Alamat Akuntan Publik
- Nama dan domisili kantor
- Maksud dan tujuan pendirian kantor
✓ memiliki akta pendirian yang dibuat oleh dan dihadapan notaris bagi bentuk usaha
persekutuan perdata, firma, dan bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik
profesi Akuntan Publik, yang paling sedikit mencantumkan :
- Nama Rekan
- Alamat Rekan
- Bentuk usaha
- Nama dan domisili usaha
- Maksud dan tujuan pendirian kantor
- Hak dan kewajiban sebagai Rekan
- Penyelesaian sengketa dalam hal terjadi perselisihan di antara Rekan

Izin usaha KAP dicabut dalam hal:


1. Pemimpin KAP mengajukan permohonan pencabutan izin usaha KAP
2. KAP dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin usaha KAP
3. Izin Akuntan Publik pada KAP yang berbentuk perseorangan dicabut
4. Izin seluruh Rekan Akuntan Publik pada KAP dicabut
5. Domisili KAP berubah
6. Terdapat dokumen palsu atau yang dipalsukan atau pernyataan yang tidak benar yang
diberikan pada saat mengajukan permohonan izin usaha KAP
Izin usaha KAP dinyatakan tidak berlaku dalam hal :
1. Izin Akuntan Publik pada KAP yang berbentuk perseorangan dinyatakan tidak berlaku
2. Izin seluruh Rekan Akuntan Publik pada KAP dinyatakan tidak berlaku

Perpanjangan Izin
Perpanjangan izin Akuntan Publik diberikan oleh Menteri. Akuntan Publik harus mengajukan
permohonan perpanjangan izin paling lambat 60 (enam puluh) hari sebelum jangka waktu 5 (lima)
tahun berakhir. Akuntan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat mengajukan
perpanjangan izin hingga masa berlaku izin berakhir dengan dikenai sanksi administrative berupa
denda. Dalam hal Menteri tidak menerbitkan perpanjangan izin Akuntan Publik dalam jangka
waktu 30 (tiga puluh) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (5), izin Akuntan Publik dinyatakan
telah diperpanjang. Untuk memperpanjang izin, Akuntan Publik harus mengajukan permohonan
tertulis kepada Menteri, dengan persyaratan :
1. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia
2. Menjadi anggota Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri
3. Tidak berada dalam pengampuan
4. Menjaga kompetensi melalui pelatihan professional berkelanjutan
Menteri harus menerbitkan perpanjangan izin Akuntan Publik paling lambat 30 (tiga puluh) hari
setelah:
1. Persyaratan dinyatakan lengkap
2. Persyaratan dinyatakan lengkap dan sanksi administratif berupa denda telah dibayar bagi
Akuntan Publik yang terlambat mengajukan perpanjangan izin

Penghentian Pemberian Jasa Asuransi untuk Sementara Waktu, Pengunduran Diri,


dan Tidak Berlakunya Izin

Akuntan Publik dapat mengajukan permohonan penghentian pemberian jasa asurans sebagaimana
untuk sementara waktu. Persetujuan atas permohonan sebagaimana dimaksud diberikan oleh
Menteri. Jangka waktu penghentian pemberian jasa asurans untuk sementara waktu diberikan
paling lama sampai berakhir masa berlakunya izin. Dalam masa penghentian pemberian jasa
asurans untuk sementara waktu, Akuntan Publik tidak dapat memberikan jasa asurans.

Izin Akuntan Publik dinyatakan tidak berlaku apabila :


1. Akuntan Publik meninggal dunia
2. izin Akuntan Publik tidak diperpanjang
Izin Akuntan Publik dicabut dalam hal yang bersangkutan :
1. Mengajukan permohonan pengunduran diri
2. Dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin
3. Dipidana yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap karena melakukan tindak pidana
kejahatan yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih
4. Dipidana yang telah mempunyai kekuatan hokum tetap berdasarkan ketentuan Undang-
Undang ini
5. Berada dalam pengampuan
6. Menyampaikan dokumen palsu atau yang dipalsukan atau pernyataan yang tidak benar pada
saat pengajuan permohonan izin Akuntan Publik

Hak Akuntan Publik

Akuntan Publik berhak untuk :


1. Memperoleh imbalan jasa
2. Memperoleh perlindungan hukum sepanjang telah memberikan jasa sesuai dengan SPAP
3. memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya yang berkaitan dengan pemberian jasa
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Kewajiban Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik

1. Akuntan Publik wajib :


✓ Berhimpun dalam Asosiasi Profesi Akuntan Publik yang ditetapkan oleh Menteri
✓ Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan bagi Akuntan Publik
yang menjadi pemimpin KAP atau pemimpin cabang KAP wajib berdomisili sesuai
dengan domisili KAP atau cabang KAP dimaksud
✓ Mendirikan atau menjadi Rekan pada KAP dalam jangka waktu 180 (seratus delapan
puluh) hari sejak izin Akuntan Publik yang bersangkutan diterbitkan atau sejak
mengundurkan diri dari suatu KAP
✓ melaporkan secara tertulis kepada Menteri dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga
puluh) hari sejak :
- Menjadi Rekan pada KAP
- Mengundurkan diri dari KAP
- merangkap jabatan yang tidak dilarang dalam Undang-Undang
✓ Menjaga kompetensi melalui pelatihan professional berkelanjutan
✓ Berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, dan mempunyai integritas yang tinggi

2. Akuntan Publik dalam memberikan jasanya wajib


✓ Melalui KAP
✓ Mematuhi dan melaksanakan SPAP dan kode etik profesi, serta peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan jasa yang diberikan
✓ Membuat kertas kerja dan bertanggung jawab atas kertas kerja tersebut

Larangan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik

1. Akuntan Publik dilarang


✓ Memiliki atau menjadi Rekan pada lebih dari 1 (satu) KAP
✓ merangkap sebagai,
- Pejabat negara
- pimpinan atau pegawai pada lembaga pemerintahan, lembaga negara, atau lembaga
lainnya yang dibentuk dengan peraturan perundang-undangan
- jabatan lain yang mengakibatkan benturan kepentingan
✓ Memberikan jasa untuk jenis jasa pada periode yang sama yang telah dilaksanakan oleh
Akuntan Publik lain, kecuali untuk melaksanakan ketentuan undang-undang dan
peraturan pelaksanaannya
✓ Memberikan dalam masa pembekuan izin
✓ Memberikan jasa melalui KAP yang sedang dikenai sanksi administratif berupa
pembekuan izin
✓ Memberikan jasa selain jasa melalui KAP
✓ Melakukan tindakan yang mengakibatkan kertas kerja dan/atau dokumen lain yang
berkaitan dengan pemberian jasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) tidak
dapat dipergunakan sebagaimana mestinya
✓ Menerima imbalan jasa bersyarat
✓ Menerima atau memberikan komisi
✓ Melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau memalsukan data
yang berkaitan dengan jasa yang diberikan

2. Larangan merangkap jabatan dikecualikan bagi Akuntan Publik yang merangkap sebagai
pimpinan atau pegawai pada lembaga pendidikan bidang akuntansi dan lembaga yang
dibentuk dengan undang-undang untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab untuk
kepentingan profesi di bidang akuntansi

SANKSI ADMINISTRATIF
Menteri berwenang mengenakan sanksi administrative kepada Akuntan Publik, KAP, dan/atau
cabang KAP atas pelanggaran ketentuan administratif.
Sanksi administratif dapat berupa :
1. Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu
2. Peringatan tertulis
3. Pembatasan pemberian jasa kepada suatu jenis entitas tertentu
4. Pembatasan pemberian jasa tertentu
5. pembekuan izin
6. Pencabutan izin
7. denda

KETENTUAN PIDANA
Akuntan Publik yang :
1. melakukan manipulasi, membantu melakukan manipulasi, dan/atau memalsukan data yang
berkaitan dengan jasa yang diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1) huruf j
atau dengan sengaja melakukan manipulasi, memalsukan, dan/atau menghilangkan data atau
catatan pada kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja yang berkaitan dengan jasa yang
diberikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) sehingga tidak dapat digunakan
sebagaimana mestinya dalam rangka pemeriksaan oleh pihak yang berwenang dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah). Pihak Terasosiasi yang melakukan perbuatan diatas dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
2. Setiap orang yang memberikan pernyataan tidak benar atau memberikan dokumen palsu atau
yang dipalsukan untuk mendapatkan atau memperpanjang izin Akuntan Publik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1), Pasal 7 ayat (2), atau Pasal 8 ayat (2), dan/atau untuk
mendapatkan izin usaha KAP atau izin pendirian cabang KAP sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 18 ayat (2) atau Pasal 20 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan pidana denda paling banyak Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
3. Setiap orang yang bukan Akuntan Publik, tetapi menjalankan profesi Akuntan Publik dan
bertindak seolah-olah sebagai Akuntan Publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini,
dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
4. Dalam hal tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) atau ayat (2) dilakukan oleh
korporasi, pidana yang dijatuhkan terhadap korporasi berupa pidana denda paling sedikit Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp 3.000.000.000,00 (tiga miliar
rupiah)
5. Dalam hal korporasi tidak dapat membayar denda sebagaimana dimaksud pada ayat (3), pihak
yang bertanggung jawab dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan
paling lama 6 (enam) tahun

KEDALUWARSA TUNTUTAN ATAU GUGATAN

1. Akuntan Publik yang melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55 dibebaskan
dari tuntutan pidana apabila perbuatan yang dilakukan telah lewat dari 5 (lima) tahun terhitung
sejak tanggal laporan hasil pemberian jasa
2. Akuntan Publik dibebaskan dari gugatan terkait dengan pemberian jasa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) dan ayat (3) apabila perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 55
yang dilakukan telah lewat dari 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal laporan hasil pemberian
jasa
TUGAS PENDALAMAN 2

1. Ada perbedaan yang mendasar ketika auditor akan membuat perencanaan audit
laporan keuangan. Ada perbedaan karakteristik yang melekat pada setiap entitas auditi
(klien). Perencanaan audit laporan keuangan sektor pemerintah/sektor publik (misalnya
audit LKPP/LKPD/LK BLU) sedikit berbeda jika dibandingkan dengan perencanaan
audit yang dilakukan oleh Akuntan Publik yang akan melaksanakan penugasan audit
laporan keuangan dari entitas/perusahaan swasta. Tugas saudara buat komparasi yang
dapat membedakan antara perencanaan audit laporan keuangan entitas pemerintah
versus perencanaan audit laporan keuangan sector private.

NO. SEKTOR SEKTOR SWASTA /


PUBLIK/PEMERINTAH KOMERSIAL
1. Tujuan Non Profit Motif Profit Motif
Organisasi
2. Sumber Pajak, Retribusi, Utang, -Pembiayaan Internal:
Pendanaan obligasi Pemerintah, Laba Modal sendiri, Laba ditahan,
BUMN/BUMD, Penjualan Penjualan Aktiva,
Aset Negara, Sumabngan,
Hibah -Pembiayaan Eksternal :
Utang Bank, Obligasi,
Penerbitan Saham
3. Tanggung Publik/masyarakat, dan Pemegang Saham/Kreditor
Jawab Parlemen (DPR/DPRD)
4. Struktur Birokratis, Kaku dan Hirarki Fleksibel: Datar, Piramid,
Organisasi Lintas Fungsional
5. Karakter Terbuka ke publik Tertutup untuk publik
Anggaran
6. Sistem Basis Kas Menuju Akrual, Basis Accrual
Akuntansi Tahun 2015 sudah full
Accrual Basis

2. Jelaskan landasan hukum/aturan – aturan perundang undangan yang mengatur


perlunya audit laporan keuangan entitas, baik untuk entitas sector public/pemeritah
maupun audit yang terkait dengan audit laporan keuangan sector private

a. Undang-undang PT pasal 66 sd. 69 dan pasal 100


b. Undang-undang No.8 tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan
c. Peaturan Pemerintah No.24 tahun 1998 jo Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 1999 tentang
Informasi Keuangan Tahunan Perusahaan

TUGAS PENDALAMAN 3

Berdasarkan LHP (Laporan Hasil Pemeriksaan) yang saudara peroleh coba lakukan (pilih
salah satu):

1. Membuat KKP untuk prosedur analiti sawal


➢ Memahami kegiatan entitas yang diaudit
Mempertimbangkan pengetahuan dan pengalaman tentang auditan yang diperoleh di tahun
sebelumnya sebagai titik tolak perencanaan audit tahun berjalan. Dengan melakukan prosedur
analitis, perubahan yang terjadi dapat diamati dari perbandingan informasi tahun berjalan
(yang belum diaudit) dengan informasi tahun sebelumnya yang telah diaudit. Perubahan
tersebut dapat mencerminkan kecenderungan yang penting atau kejadian spesifik.
Misalnya, menurunnya persentase marjin kotor selama beberapa waktu dapat mengindikasikan
inefisiensi kinerja perusahaan
➢ Menunjukkan kemungkinan salah saji
Perbedaan yang tidak diharapkan (fluktuasi yang tidak biasa) antara data keuangan tahun
berjalan yang belum diaudit dengan data keuangan yang dijadikan pembanding dapat
mengindikasikan adanya salah saji atau ketidakberesan akuntansi. Fluktuasi yang tidak biasa
terjadi jika diperkirakan tidak ada perbedaan tetapi kenyataannya terjadi perbedaan, atau bila
diperkirakan terjadi perbedaan, yang ternyata tidak terjadi.
➢ Mengurangi pengujian terinci
Jika prosedur analitis tidak mengungkapkan fluktuasi yang tidak biasa, maka implikasinya
adalah adanya kemungkinan salah saji material telah diminimalisasikan. Dengan kata lain, pos
tersebut tidak memerlukan pengujian rinci, prosedur audit tertentu dapat dihilangkan, sampel
dapat dikurangi, atau pelaksanaan prosedur audit pada pos tersebut dapat dilaksanakan sesudah
tanggal neraca. Prosedur analitis lebih sering digunakan pada audit keuangan karena data
keuangan yang menjadi analisis dalam audit keuangan memiliki hubungan dan kecenderungan
antar berbagai data dari berbagai akun-akun pencatatan.

2. Membuat pemahaman dan evaluasi SPI


➢ Pemahaman Tentang Komponen-Komponen Struktur Pengendalian Intern
Sesuai SA 319 manyatakan bahwa pemahaman komponen-komponen SPI harus digunakan
oleh auditor,
✓ Mengidentifikasi jenis salah saji potensial
✓ Mempertimbangkan faktor-faktor yg mempengaruhi risiko salah sajai material
✓ Merancang pengujian substantif guna memberikan jaminan yg layak untuk mendeteksi
salah saji yg berhubungan dengan asersi-asersi tertentu
➢ Pengaruh dari strategi audit awal
Sesuai SA 319 menyebutkan beberapa faktor lain yg harus diperhatikan dalam
mempertimbangkan tingkat pemahaman yg diperlukan antara lain :
✓ Pengetahuan tentang klien dari audit tahun sebelumnya
✓ Perhitungan awal risiko bawaan dan materialitas
✓ Pemahaman industri tempat perusahaan melakukan kegiatan bisnisnya
✓ Komlpeksitas operasi perusahaan dan sistem akuntansinya
➢ Pemahaman tentang lingkungan pengendalian
Auditor harus mendapatkan pengetahuan yg cukup tentang komponen struktur pengendalian
intern ini untuk mengetahui :
✓ kebiasaan, kesadaran, dan tindakan manajemen dan dewan komisaris mengenai lingkungan
pengendalian
✓ Pengaruh spesifik dari faktor-faktor lingkungan pengendalian terhadap efektivitas
komponen-komponen struktur pengendalian yg lain

➢ Pahami tentang perhitungan risiko


harus menentukan bagaimana manajemen melakukan identifikasi risiko-risiko yg relevan
terhadap penyajian secara wajar laporan keuangan, kesadaran yg mempengaruhinya dalam
memperhitungkan signifikan tidaknya risiko-risiko tersebut, dan bagaimana hal itu
dicerminkan dalam aktivitas pengendalian
➢ Pemahaman tentang informasi dan komunikasi
Sebagai seorang auditor harus mendapatkan pemahaman tentang sistem iinformasi yg relevan
terhadap laporan keuangan
➢ Pemahaman tentang aktivitas pengendalian
Dalam mendapatkan pemahaman tentang komponen-komponen struktur pengendalian intern
seperti lingkungan pengendalian, perhitungan risiko, informasi dan komunikasi, serta
pemonitoran, auditor telah mulai mengetahui tentang sejumlah aktivitas pengendalian
➢ Pemahaman pemonitoran
perlu memahami jenis-jenis aktivitas yg digunakan perusahaan untuk memonitor efektivitas
komponen-komponen struktur pengendalian intern dalam memenuhi tujuan pelaporan
keuangan
➢ Prosedur-prosedur untuk memperoleh pemahaman, misalnya :
✓ Mereview pengalaman masa lalu klien
✓ Mengajukan pertanyaan kepada manajemen yg sesuai, pengawas, serta staf
✓ Menginspeksi dokumen dan catatan-catatan.
✓ Mengobservasi aktivitas dan operasi perusahaan
➢ Pendokumentasian pemahaman
pemahaman tentang komponen-komponen SPI harus dilakukan pada setiap audit yg dilakukan.
Pendokumentasian kertas kerja bisa dilakukan dalam bentuk daftar pertanyaan yg lengkap,
bagan alir, tabel keputusan(decision tables), dan uraian tertulis

3. Membuat KKP tentang penentuan Batasan Materialitas


➢ Langkah pertama,
Tentukan judgment awal materialitas. Perlu menentukan sejak awal jumlah salah saji dalam
laporan keuanganyang dianggap material. Basis penentuan materialitas bisa persentase
(misalnya % laba sebelum pajak) atau nilai (misalnya Rp10.000).
Judgment materialitas pada dua tingkat,
✓ Tingkat laporan keuangan: % dari aset
✓ Tingkat saldo akun: % dari piutang
Judgment awal materialitas kuantitatif
Persentase 0.5% -2% dari:
- Aset
- Biaya
- Pendapatan
- Laba

➢ Alokasikan materialitas awal ke segmen-segmen


Mengalokasikan materialias ke akun neraca dan rugi laba (Bisa juga mengalokasikan
materialitas hanya ke akun neraca karena semua akun rugi laba terrefleksi di akun neraca)
➢ Estimasi total salah saji di segmen
➢ Estimasi semua (kombinasi) salah saji
➢ Bandingkan kombinasi salah saji dengan Judgment materialitas
KODE ETIK AKUNTAN PUBLIK

PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI


❖ Prinsip-Prinsip Dasar Etika Profesi
Hal yang membedakan profesi akuntan publik dengan profesi lainnya adalah tanggung jawab
profesinya dalam melindungi kepentingan publik. Oleh karena itu, tanggung jawab profesi
akuntan publik tidak hanya terbatas pada kepentingan klien atau pemberi kerja. Ketika
bertindak untuk kepentingan publik, setiap Praktisi harus mematuhi dan menerapkan seluruh
prinsip dasar dan aturan etika profesi

❖ Prinsip Integritas
Mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan adil dalam hubungan profesional dan
hubungan bisnisnya.
Praktisi tidak boleh terkait dengan laporan, komunikasi, atau informasi lainnya yang
diyakininya terdapat :
a. Kesalahan yang material atau pernyataan yang menyesatkan
b. Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati
c. Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi yang
seharusnya diungkapkan

❖ Prinsip Objektivitas
Mengharuskan Praktisi untuk tidak membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan, atau
pengaruh yang tidak layak dari pihak-pihak lain memengaruhi pertimbangan

Praktisi mungkin dihadapkan pada situasi yang dapat mengurangi objektivitasnya. Karena
beragamnya situasi tersebut, tidak mungkin untuk mendefinisikan setiap situasi tersebut.
Setiap Praktisi harus menghindari setiap hubungan yang bersifat subjektif atau yang dapat
mengakibatkan pengaruh yang tidak layak terhadap pertimbangan profesionalnya

❖ Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-Hatian Profesional


Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional mewajibkan setiap
Praktisi untuk :
a. Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan untuk menjamin
pemberian jasa profesional yang kompeten kepada klien atau pemberi kerja
b. Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai dengan standar profesi
dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa profesionalnya
Pemeliharaan kompetensi profesional membutuhkan kesadaran dan pemahaman yang
berkelanjutan terhadap perkembangan teknis profesi dan perkembangan bisnis yang relevan.
Pengembangan dan pendidikan profesional yang berkelanjutan sangat diperlukan untuk
meningkatkan dan memelihara kemampuan Praktisi agar dapat melaksanakan pekerjaannya
secara kompeten dalam lingkungan professional
Kecermatan dan kehati-hatian profesional mengharuskan setiap praktisi untuk bersikap dan
bertindak secara hati-hati, menyeluruh, dan tepat waktu, sesuai dengan persyaratan penugasan

❖ Prinsip Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan mewajibkan untuk tidak melakukan tindakan-tindakan :
a. Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional
dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP atau Jaringan KAP tempatnya bekerja tanpa
adanya wewenang khusus, kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkannya
sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku
b. Menggunakan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional
dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga
Setiap Praktisi harus tetap menjaga prinsip kerahasiaan, termasuk dalam lingkungan sosialnya.
Setiap Praktisi harus waspada terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja,
terutama dalam situasi yang melibatkan hubungan jangka panjang dengan rekan bisnis maupun
anggota keluarga langsung atau anggota keluarga dekatnya
Setiap Praktisi harus menerapkan semua prosedur yang dianggap perlu untuk memastikan
terlaksananya prinsip kerahasiaan oleh mereka yang bekerja di bawah wewenangnya, serta
pihak lain yang memberikan saran dan bantuan profesionalnya
Kebutuhan untuk mematuhi prinsip kerahasiaan terus berlanjut, bahkan setelah berakhirnya
hubungan antara praktisi dengan klien atau pemberi kerja. Ketika berpindah kerja atau
memperoleh klien baru, Praktisi berhak untuk menggunakan pengalaman yang diperoleh
sebelumnya. Namun demikian, Praktisi tetap tidak boleh menggunakan atau mengungkapkan
setiap informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh sebelumnya dari hubungan profesional
atau hubungan bisnis
Situasi-situasi yang mungkin mengharuskan praktisi untuk mengungkapkan informasi yang
bersifat rahasia atau ketika pengungkapan tersebut dianggap tepat :
a. Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien atau pemberi kerja
b. Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, seperti :
- Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan
- Pengungkapan kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu pelanggaran hukum
c. Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk mengungkapkan, selama
tidak dilarang oleh ketentuan hukum :
- Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh organisasi profesi
atau regulator
- Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh organisasi profesi
atau regulator
- Dalam melindungi kepentingan profesional praktisi dalam sidang pengadilan
- Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku
d. Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia, setiap praktisi
harus mempertimbangkan hal-hal :
- Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak, termasuk pihak ketiga, jika klien atau
pemberi kerja mengizinkan pengungkapan informasi
- Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan. Ketika fakta
atau kesimpulan tidak didukung bukti, atau ketika informasi tidak lengkap,
pertimbangan profesional harus digunakan untuk menentukan jenis pengungkapan
yang harus dilakukan
- Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju. Setiap Praktisi harus
memastikan tepat tidaknya pihak yang dituju dalam komunikasi tersebut

❖ Prinsip Perilaku Profesional


Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap Praktisi untuk mematuhi setiap ketentuan
hukum dan peraturan yang berlaku, serta menghindari setiap tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi. Hal ini mencakup setiap tindakan yang dapat mengakibatkan
terciptanya kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki pengetahuan
mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat menurunkan reputasi profesi

Dalam memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaannya, setiap Praktisi tidak boleh
merendahkan martabat profesi. Setiap Praktisi harus bersikap jujur dan tidak boleh bersikap
atau melakukan tindakan :

a. Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional yang dapat diberikan,
kualifikasi yang dimiliki, atau pengalaman yang telah diperoleh
b. Membuat pernyataaan yang merendahkan atau melakukan perbandingan yang tidak
didukung bukti terhadap hasil pekerjaan Praktisi lain

ATURAN ETIKA PROFESI


❖ Ancaman dan Pencegahan
Setiap Praktisi tidak boleh terlibat dalam setiap bisnis, pekerjaan, atau aktivitas yang dapat
mengurangi integritas, objektivitas, atau reputasi profesinya, yang dapat mengakibatkan
pertentangan dengan jasa profesional yang diberikannya
Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi. Ancaman-
ancaman tersebut dapat diklasifikasikan, antara lain :
a. Ancaman kepentingan pribadi
Hal-hal yang dapat menyebabkan :
- Kepentingan keuangan pada klien atau kepemilikan bersama dengan klien atas suatu
kepentingan keuangan
- Ketergantungan yang signifikan atas jumlah imbalan jasa profesional yang diperoleh
dari suatu klien
- Hubungan bisnis yang erat dengan suatu klien
- Kekhawatiran atas kemungkinan kehilangan klien
- Peluang kerja yang potensial di klien
- Imbalan jasa profesional yang bersifat kontinjen yang terkait dengan perikatan
assurance
- Pinjaman yang diberikan kepada, atau diperoleh dari, klien assurance maupun direksi
atau pejabatnya

b. Ancaman telaah pribadi


Hal-hal yang dapat menyebabkan :
- Penemuan kesalahan yang signifikan ketika dilakukan pengevaluasian kembali hasil
pekerjaan Praktisi
- Pelaporan mengenai operasi sistem keuangan setelah keterlibatan Praktisi dalam
perancangan atau pengimplementasiannya
- Keterlibatan Praktisi dalam penyusunan data yang digunakan untuk menghasilkan
catatan yang akan menjadi hal pokok (subject matter) dari perikatan
- Anggota tim assurance sedang menjabat, atau belum lama ini pernah menjabat, sebagai
direksi atau pejabat klien
- Anggota tim assurance sedang dipekerjakan, atau belum lama ini pernah dipekerjakan,
oleh klien pada suatu kedudukan yang mempunyai pengaruh langsung dan signifikan
atas hal pokok dari perikatan
- Pemberian jasa profesional kepada klien assurance yang dapat memengaruhi hal pokok
dari perikatan assurance
c. Ancaman advokasi
Hal-hal yang dapat menyebabkan :
- Mempromosikan saham suatu entitas yang efeknya tercatat di bursa (Emiten) yang
merupakan klien audit laporan keuangan
- Memberikan nasihat hukum kepada klien assurance dalam litigasi atau perselisihan
dengan pihak ketiga
d. Ancaman kedekatan
- Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota keluarga
dekat dari direktur atau pejabat klien
- Anggota tim perikatan merupakan anggota keluarga langsung atau anggota keluarga
dekat dari karyawan klien yang memiliki jabatan yang berpengaruh langsung dan
signifikan terhadap hal pokok dari perikatan
- Mantan rekan KAP atau Jaringan KAP yang menjadi direktur, pejabat, atau karyawan
klien dengan kedudukan yang berpengaruh langsung dan signifikan terhadap hal pokok
dari perikatan
- Anggota tim perikatan menerima hadiah atau perlakuan istimewa dari klien, kecuali
nilainya secara jelas tidak signifikan
- Hubungan yang telah berlangsung lama antara pejabat senior KAP atau Jaringan KAP
dengan klien assurance
e. Ancaman intimidasi
- Ancaman atas pemutusan perikatan atau penggantian tim perikatan
- Ancaman atas litigasi
- Ancaman melalui penekanan atas pengurangan lingkup pekerjaan dengan tujuan untuk
mengurangi jumlah imbalan jasa professional
Pencegahan yang dapat menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya ke tingkat
yang dapat diterima dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan, atau peraturan
b. Pencegahan dalam lingkungan kerja

❖ Benturan Kepentingan
Setiap Praktisi harus mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengidentifikasi
setiap situasi yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, karena situasi tersebut dapat
menimbulkan ancaman terhadap kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi. Misalnya,
ancaman terhadap objektivitas dapat terjadi ketika Praktisi bersaing secara langsung dengan
klien atau memiliki kerjasama usaha atau kerjasama sejenis lainnya dengan pesaing utama
klien. Ancaman terhadap objektivitas atau kerahasiaan dapat terjadi ketika Praktisi
memberikan jasa profesional untuk klien-klien yang kepentingannya saling berbenturan atau
kepada klien-klien yang sedang saling berselisih dalam suatu masalah atau transaksi.

Setiap Praktisi harus mengevaluasi signifikansi setiap ancaman. Pengevaluasian tersebut harus
dilakukan sebelum menerima atau meneruskan hubungan dengan klien atau perikatan, dan
mencakup pertimbangan mengenai ada tidaknya kepentingan bisnis atau hubungan dengan
klien atau pihak ketiga, yang dapat menimbulkan ancaman. Jika ancaman tersebut merupakan
ancaman selain ancaman yang secara jelas tidak signifikan, maka pencegahan yang tepat harus
dipertimbangkan dan diterapkan untuk menghilangkan ancaman tersebut atau menguranginya
ke tingkat yang dapat diterima

Tergantung dari penyebab benturan kepentingan, pencegahan yang dilakukan oleh Praktisi
umumnya harus mencakup :
a. Memberitahukan klien mengenai setiap kepentingan atau kegiatan bisnis KAP atau
Jaringan KAP yang dapat menimbulkan benturan kepentingan, dan memperoleh
persetujuan dari klien untuk melanjutkan hubungan dengan klien berdasarkan kondisi
tersebut
b. Memberitahukan semua pihak yang relevan yang teridentifikasi mengenai pemberian jasa
profesional oleh Praktisi kepada dua atau lebih klien yang kepentingannya saling
berbenturan, dan memperoleh persetujuan dari klien-klien tersebut untuk melanjutkan
hubungan dengan mereka berdasarkan kondisi tersebut
c. Memberitahukan klien mengenai pemberian jasa profesional oleh Praktisi secara tidak
eksklusif untuk suatu klien (misalnya, tidak bertindak secara eksklusif untuk suatu industri
atau jasa tertentu), dan memperoleh persetujuan dari klien untuk bertindak demikian

Pencegahan tambahan yang harus dipertimbangkan juga :

a. Penggunaan tim perikatan yang terpisah dalam memberikan jasa profesional kepada klien-
klien yang kepentingannya saling berbenturan
b. Penetapan prosedur untuk mencegah akses informasi oleh pihak yang tidak berhak
Misalnya, pemisahan fisik yang jelas atas masing-masing tim perikatan tersebut di atas,
dan penyimpanan data yang aman dan terjaga kerahasiaannya
c. Penetapan pedoman yang jelas bagi anggota tim perikatan mengenai keamanan dan
kerahasiaan data
d. Penggunaan perjanjian kerahasiaan yang ditandatangani oleh setiap rekan dan staf KAP
atau Jaringan KAP
e. Penelaahan secara berkala atas penerapan pencegahan oleh pejabat senior KAP atau
Jaringan KAP yang tidak terlibat dalam perikatan
Jika benturan kepentingan menyebabkan ancaman terhadap satu atau lebih prinsip dasar etika
profesi (termasuk prinsip objektivitas, kerahasiaan, atau perilaku profesional) yang tidak dapat
dihilangkan atau dikurangi ke tingkat yang dapat diterima melalui penerapan pencegahan yang
tepat, maka Praktisi harus menolak untuk menerima perikatan tersebut atau bahkan
mengundurkan diri dari satu atau lebih perikatan yang berbenturan kepentingan tersebut
Jika klien tidak memberikan persetujuan kepada Praktisi sehubungan dengan permohonan
Praktisi untuk memberikan jasa profesionalnya kepada pihak lain (baik klien maupun calon
klien) yang kepentingannya berbenturan dengan klien, maka Praktisi tidak boleh melanjutkan
pemberian jasa profesionalnya kepada salah satu dari pihak-pihak tersebut

Anda mungkin juga menyukai