Anda di halaman 1dari 3

Bencana alam jan

‫ أَ ْش َه ُد أَنْ اَل ِا َل َه إِاَّل هللا‬،‫ريم‬ َ


ِ ‫ َوأ ْف َه َم َنا ِب َش ِر ْي َع ِة ال َّن ِبيّ ال َك‬،‫هلل الّذي َهدَا َنا ُس ُب َل ال ّسالَ ِم‬ ِ ‫لحمْ ُد‬ َ ‫هلل ْا‬
ِ ‫لح ْم ُد‬َ ‫ْا‬
َ ‫ اللّ ُه َّم‬،‫ َوأَ ْش َه ُد أَنّ َسيِّدَ َنا َو َن ِب َّي َنا م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرسولُه‬،‫اإلكرام‬
‫ص ِّل‬ ْ ‫الل َو‬ ِ ‫لج‬ َ ‫ ُذو ْا‬،‫َوحْ دَ هُ ال َش ِريك َله‬
:‫ أَمَّا َبعْ ُد‬،‫سان إ َلى َي ْو ِم ال ِّدين‬ ِ ْ‫عين ِبإح‬ َ ‫حاب ِه َوال َّت ِاب‬ ِ ْ‫باركْ َع َلى َس ِّيدِنا م َُح ّم ٍد َو َع َلى الِه َوأص‬ ِ ‫و َسلِّ ْم َو‬
ِ ْ‫الى فِي ْالقُر‬
‫ان‬ َ ‫ َقا َل هللاُ َت َع‬، ْ‫اع ِت ِه َل َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِح ُْون‬ َ ‫هللا َو َط‬ِ ‫ص ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى‬ ُ ‫ ْأو‬،‫اإل ْخ َوان‬ ِ ‫َف َياأ ُّي َها‬
‫ِين آَ َم ُنوا ا َّتقُوا هللا‬ َ ‫ َيا أَ ُّي َها الَّذ‬:‫ان الرَّ ِح ْي ْم‬ ِ ‫هللا الرَّ حْ َم‬ ِ ‫ ِبسْ ِم‬،‫ان الرَّ ِجيْم‬ ِ ‫ْط‬ َ ‫هلل م َِن الَّشي‬ ِ ‫ أَع ُْو ُذ ِبا‬:‫ْال َك ِري ْم‬
‫از َف ْو ًزا‬َ ‫ يُصْ لِحْ َل ُك ْم أَعْ َما َل ُك ْم َو َي ْغ ِفرْ َل ُك ْم ُذ ُنو َب ُك ْم َو َمنْ يُطِ ِع هللا َو َرسُو َل ُه َف َق ْد َف‬،‫َوقُولُوا َق ْواًل َسدِي ًدا‬
‫هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتم ُْو ُتنَّ إِالَّ َوأَ ْن ُت ْم مُسْ لِم ُْو َن‬
َ ‫ َعظِ يمًا وقال تعالى َيا اَ ُّي َها الَّ ِذي َْن آ َم ُن ْوا ا َّتقُ ْوا‬.
‫صدَ َق هللاُ ال َعظِ ي ْم‬ َ
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Banyak orang mengaitkan bencana alam dengan dosa-dosa syirik yang dilakukan oleh manusia. Pengaitan seperti
itu didasarkan pada pemahaman mereka atas beberapa ayat di dalam Al-Qur’an yang mengisahkan tentang umat-
umat terdahulu seperti umat Nabi Nuh dan Nabi Hud yang tertimpa bencana. Namun, pakar ilmu Al-Qur’an KH Dr.
Ahsin Sakho Muhammad tidak mendukung pengaitan seperti itu. 

Rais Majelis Ilmy Pimpinan Pusat Jam’iyyatul Qurra wal-Huffaz Nahdlatul Ulama tersebut mengajak masyarakat
untuk tidak mengaitkan bencana alam seperti gempa dan Tsunami atau musibah lainnya dengan dosa seseorang
atau sekelompok orang. Alasannya adalah “dosa tidak bisa dijadikan alat ukur terjadi bencana sebab ada orang
atau komunitas lain yang lebih banyak dosanya, justru tidak mendapatkannya.” (NU Online, 3/10). 

Pertanyaannya adalah mengapa umat Nabi Nuh 'alaihis salâm  dan Nabi Hud 'alaihis salâm  ditimpa bencana? Dua
kisah di bawah ini memberikan sebagian jawaban atas pertanyaan tersebut.  

Pertama, kisah banjir bandang yang menimpa umat Nabi Nuh. Sebuah banjir bandang menimpa umat Nabi
Nuh ‘alaihis salâm  di masa lalu dan menewaskan hampir seluruh pengikutnya. Bencana itu sesungguhnya tidak
lepas dari doa Nabi Nuh sendiri kepada Allah untuk membinasakan mereka. Hal ini dapat ketahui dari kandungan
surat Nuh, ayat 26 dan 27 sebabagi berikut:

َ ‫ُضلُّوا ِعبَا َد‬


‫ك و الَ يَلِ ُدوا إِال فَا ِجرًا‬ َ ‫ض ِم َن ْال َكافِ ِر‬
َ َّ‫ إِن‬.‫ين َديَّارًا‬
ِ ‫ك إِ ْن تَ َذرْ هُ ْم ي‬ ِ ْ‫َربِّ ال تَ َذرْ َعلَى األَر‬
‫َكفَّارًا‬
Artinya: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi.
Sesungguhnya jika Engkau biarkan mereka tinggal, niscaya mereka akan menyesatkan hamba-hamba-Mu, dan
mereka tidak akan melahirkan keturunan selain anak-anak yang berbuat maksiat lagi sangat kafir.'' 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Setelah Nabi Nuh  ‘alaihis salâm  berdoa seperti itu, terjadilah banjir besar yang sangat dahsyat dan menewaskan
sebagian besar kaumnya yang menolak beriman kepada Allah subhanahu wataa’la. Mereka tetap berbuat syirik,
yakni menyekutukan Allah. Jadi secara teologis, bencana banjir itu memiliki korelasi dengan doa Nabi Nuh 'alaihis
salâm. 

Allah memang mengabulkan doa itu. Namun kelak Allah sangat marah atas doa ini dengan kemarahan yang tidak
pernah terjadi sebelum dan sesudahnya. Kemarahan Allah itu membawa akibat Nabi Nuh tidak diperkenankan oleh
Allah untuk memberikan syafaat kepada manusia di Hari Pembalasan nanti. Hal ini sebagaimana diakui sendiri oleh
Nabi Nuh sebagaimana dikisahkan dalam suatu hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiallahu
anhu  sebagai berikut: 
ْ َ‫ب بَ ْع َدهُ ِم ْثلَهُ َوإِنَّهُ قَ ْد َكان‬
ٌ‫ت لِي َد ْع َوة‬ َ ‫ضبْ قَ ْبلَهُ ِم ْثلَهُ َولَ ْن يَ ْغ‬
َ ‫ض‬ َ ‫ب ْاليَ ْو َم َغ‬
َ ‫ضبًا لَ ْم يَ ْغ‬ ِ ‫إِ َّن َربِّي قَ ْد َغ‬
َ ‫ض‬
‫ت بِهَا َعلَى قَ ْو ِمي نَ ْف ِسي نَ ْف ِسي ْاذهَبُوا إِلَى إِ ْب َرا ِهي َم‬
ُ ‫َد َع ْو‬
Artinya: “Sungguh, pada hari ini Allah telah marah dengan marah yang sebenar-benarnya, dimana Dia belum pernah
marah seperti ini dan juga tidak akan marah setelahnya seperti ini. Sungguh, dahulu aku memiliki satu doa yang aku
gunakan untuk menghancurkan kaumku. Diriku sendiri butuh syafa’at, pergilah menemui selainku! Pergilah
menemui Ibrahim!”

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Kedua, kisah angin ribut yang menimpa umat Nabi Hud. Nabi Hud 'alaihis salam  diutus oleh Allah subhanahu
wataa’la  kepada kaum 'Aad. Kaum ini bertempat tinggal di lembah-lembah berbukit pasir disebut Al-Ahqaf yang
terletak di Hadramaut Yaman. Nabi Hud mengajak mereka menyembah kepada Allah subhanahu wata’ala  semata.
Namun mereka menolak ajakan itu dengan penuh kesombongan. 

Pada suatu hari, awan hitam menggumpal di atas langit mengelilingi kaum 'Aad. Mereka mengira awan tebal itu
akan menjadi hujan yang akan menyirami tanah dan tanam-tanaman yang mereka miliki dan juga ternak-ternak
mereka akan dapat minum dari air itu. Apa yang mereka perkirakan itu tidak benar karena awan tebal itu sebetulnya
adalah angin ribut yang akan membinasakan mereka. 

Mereka memang telah bersikap sombong atas ajakan Nabi Hud 'alaihis salâm  untuk meninggalkan semua
sesembahan mereka. Kesombongan mereka amat jelas melalui kata-kata yang mereka ucapkan kepada Nabi Hud
sebagaimana dapat kita temukan dalam surat Al-Ahqaf, ayat 22 sebagai berikut: 

‫ين‬ َ ‫قَالُوا أَ ِج ْئتَنَا لِتَأْفِ َكنَا َع ْن آلِهَتِنَا فَأْتِنَا بِ َما تَ ِع ُدنَا إِن ُك‬
َ ِ‫نت ِم َن الصَّا ِدق‬
Artinya: Mereka mengatakan: "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah)
tuhan-tuhan kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu
termasuk orang-orang yang benar."

Secara tersurat dan tersirat kaum 'Aad telah menunjukkan kesombongannya dengan menantang Nabi Hud untuk
mendatangkan bencana. Kesombongan itu sama saja menantang Allah dengan mengambil selendang kebesaran-
Nya. Sebuah hadits qudsi yang diriwayatkan oleh Thabrani dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhuma berbunyi:

َ َ‫ فَ َم ْن ن‬، ‫اريْ َو ْال ِكب ِْريَا َء ِر َدائِ ْي‬


ُ‫از َعنِي فِ ْي ِه َما َع َّذ ْبتُه‬ ِ ‫ إِ َّن ْال ِع َّز إِ َز‬:ُ‫إِ َّن هللاَ تَ َعالَى يَقُ ْول‬ 
Artinya: “Sesunguhnya Allah Ta’ala berfirman: “Kemuliaan adalah pakaian-Ku dan sombong adalah selendang-Ku.
Barangsiapa yang mengambilnya dariku, Aku Azab dia.” 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,

Atas kesombongan kaum 'Aad, Allah subhanahu wata’ala  memberikan azab. Jadi azab yang menimpa kaum 'Aad
merupakan akibat kesombogan mereka sendiri yakni menantang diberi azab dan bukan semata karena perbuatan
syirik yang mereka lakukan. Tantangan itu dijawab Allah dengan azab berupa angin ribut yang dahsyat dan
membinasakan mereka sebagaimana diabadikan dalam surat Al-Haqqah ayat 6-8 sebagai berikut: 

‫ال َوثَ َمانِيَةَ أَي ٍَّام ُحسُو ًما فَتَ َرى‬ ُ


ٍ َ‫) َس َّخ َرهَا َعلَ ْي ِه ْم َس ْب َع لَي‬٦( ‫ص ٍر َعاتِيَ ٍة‬
َ ْ‫صر‬ َ ‫يح‬ ٍ ‫َوأَ َّما َعا ٌد فَأ ْهلِ ُكوا بِ ِر‬
‫) ـ‬٨( ‫) فَهَلْ تَ َرى لَهُم ِّم ْن بَاقِيَ ٍة‬٧( ‫اويَ ٍة‬ ِ ‫صرْ َعى َكأَنَّهُ ْم أَ ْع َجا ُز نَ ْخ ٍل َخ‬َ ‫ْالقَ ْو َم فِيهَا‬
Artinya: “Sedangkan kaum ‘Aad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin. Allah
menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum
‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan, seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka
adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka?” 
‫‪Jamaah shalat Jumat hafidhakumullâh,‬‬

‫‪Dua kisah tersebut memberikan argumentasi yang cukup kuat bahwa bencana alam yang menimpa suatu kaum‬‬
‫‪hendaknya tidak dikaitkan dengan perbuatan syirik yang mereka lakukan. Bencana yang menimpa umat Nabi‬‬
‫‪Nuh 'alaihis salâm  berupa banjir bandang sebetulnya tidak terlepas dari doa Nabi Nuh sendiri kepada Allah untuk‬‬
‫‪membinasakan mereka. Sedangkan bencana yang menimpa umat Nabi Hud 'alaihis salâm  berupa angin ribut‬‬
‫‪sebetulnya akibat kesombongan mereka sendiri, yakni menantang didatangkan azab dari Allah subhanahu wata’ala. ‬‬

‫ت و ِذ ْك ِر َ‬
‫الح ِكي ِْم‪ .‬إنّهُ تَعاَلَى َج ّوا ٌد َك ِر ْي ٌم‬ ‫ك هللاُ لِ ْي َولك ْم فِي القُرْ ِ‬
‫آن ال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِ ْي َوإِيّا ُك ْم بِاآليا ِ‬ ‫با َ َر َ‬
‫ك بَ ٌّر َر ُؤ ْو ٌ‬
‫ف َر ِح ْي ٌم‬ ‫َملِ ٌ‬

‫‪Khutbah II‬‬

‫لى تَ ْوفِ ْيقِ ِه َواِ ْمتِنَانِ ِه‪َ .‬وأَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ اِلَهَ إِالَّ هللاُ َوهللاُ َوحْ َدهُ الَ َش ِر ْي َ‬
‫ك‬ ‫لى إِحْ َسانِ ِه َوال ُّش ْك ُر لَهُ َع َ‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َع َ‬
‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ِو َعلَى‬ ‫إلى ِرضْ َوانِ ِه‪ .‬اللهُ َّم َ‬ ‫أن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ ال َّدا ِعى َ‬ ‫لَهُ َوأَ ْشهَ ُد َّ‬
‫اَلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه َو َسلِّ ْم تَ ْسلِ ْي ًما ِكث ْيرًا‬
‫أَ َّما بَ ْع ُد فَيا َ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُواهللاَ فِ ْي َما أَ َم َر َوا ْنتَه ُْوا َع َّما نَهَى َوا ْعلَ ُم ْوا أَ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم بِأ َ ْم ٍر بَ َدأَ فِ ْي ِه بِنَ ْف ِس ِه‬
‫صلُّ ْوا‬‫لى النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّ ِذي َْن آ َمنُ ْوا َ‬ ‫ُصلُّ ْو َن َع َ‬
‫َوثَـنَى بِ َمآل ئِ َكتِ ِه بِقُ ْد ِس ِه َوقَا َل تَعاَلَى إِ َّن هللاَ َو َمآلئِ َكتَهُ ي َ‬
‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ْم َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنا َ ُم َح َّم ٍد َو َعلَى‬ ‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َ‬ ‫َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُم ْوا تَ ْسلِ ْي ًما‪ .‬اللهُ َّم َ‬
‫َّاش ِدي َْن أَبِى بَ ْك ٍر َو ُع َمر َو ُع ْث َمان‬ ‫ض اللّهُ َّم َع ِن ْال ُخلَفَا ِء الر ِ‬ ‫ك َو َمآلئِ َك ِة ْال ُمقَ َّربِي َْن َوارْ َ‬ ‫ك َو ُر ُسلِ َ‬ ‫اَ ْنبِيآئِ َ‬
‫ض َعنَّا َم َعهُ ْم‬ ‫َّحابَ ِة َوالتَّابِ ِعي َْن َوتَابِ ِعي التَّابِ ِعي َْن لَهُ ْم بِاِحْ َسا ٍن اِلَىيَ ْو ِم ال ِّد ْي ِن َوارْ َ‬ ‫َو َعلِى َو َع ْن بَقِيَّ ِة الص َ‬
‫ك يَا أَرْ َح َم الرَّا ِح ِمي َْن‬ ‫بِ َرحْ َمتِ َ‬
‫ت اللهُ َّم أَ ِع َّز ْا ِإل ْسالَ َم‬ ‫ت اَالَحْ يآ ُء ِم ْنهُ ْم َو ْاالَ ْم َوا ِ‬ ‫ت َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫اَللهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِي َْن َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫اخ ُذلْ َم ْن‬ ‫ص َر ال ِّدي َْن َو ْ‬ ‫ك ْال ُم َوحِّ ِديَّةَ َوا ْنصُرْ َم ْن نَ َ‬ ‫ك َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن َوا ْنصُرْ ِعبَا َد َ‬ ‫َو ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َوأَ ِذ َّل ال ِّشرْ َ‬
‫ك إِلَى يَ ْو َم ال ِّدي ِْن‪ .‬اللهُ َّم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَالَ َء َو ْال َوبَا َء‬ ‫َخ َذ َل ْال ُم ْسلِ ِمي َْن َو َد ِّمرْ أَ ْع َدا َء ال ِّد ْي ِن َوا ْع ِل َكلِ َماتِ َ‬
‫صةً َو َسائِ ِر‬ ‫ظهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَ َن َع ْن بَلَ ِدنَا اِ ْن ُدونِي ِْسيَّا خآ َّ‬ ‫َوال َّزالَ ِز َل َو ْال ِم َح َن َوس ُْو َء ْالفِ ْتنَ ِة َو ْال ِم َح َن َما َ‬
‫آلخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ‬
‫اب‬ ‫ان ْال ُم ْسلِ ِمي َْن عآ َّمةً يَا َربَّ ْال َعالَ ِمي َْن‪َ .‬ربَّنَا آتِنا َ فِى ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً َوفِى ْا ِ‬ ‫ْالب ُْل َد ِ‬
‫لخا ِس ِري َْن‬ ‫اإن لَ ْم تَ ْغفِرْ لَنَا َوتَرْ َح ْمنَا لَنَ ُك ْونَ َّن ِم َن ْا َ‬
‫ظلَ ْمنَا اَ ْنفُ َسنَا َو ْ‬ ‫ار‪َ .‬ربَّنَا َ‬ ‫‪.‬النَّ ِ‬

‫بى َويَ ْنهَى َع ِن ْالفَحْ شآ ِء َو ْال ُم ْن َك ِر َو ْالبَ ْغي‬ ‫ان َوإِيْتآ ِء ِذي ْالقُرْ َ‬ ‫ِعبَا َدهللاِ ! إِ َّن هللاَ يَأْ ُم ُرنَا بِاْل َع ْد ِل َو ْا ِإلحْ َس ِ‬
‫يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكر ُْو َن َو ْاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َوا ْش ُكر ُْوهُ َعل َى نِ َع ِم ِه يَ ِز ْد ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَرْ‬

Anda mungkin juga menyukai