Anda di halaman 1dari 9

KEWARGANEGARAAN

KONSTITUSI DAN RULE OF LAW

DOSEN PENGAMPU : MUKHDIANSYAH, M, pd

DISUSUN OLEH :

1. ANSYAR ( 1973201110005 )
2. IRSYAD FATONI ( 1973201110016 )
3. KHAIRUDIN ( 1973201110017 )
4. MUHAMMAD AFDHELUDIN ( 1973201110022 )

S1 PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

2019 / 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konstitusi menyatakan aturan suatu Negara, Negara yang berdasarkan
konstitusi biasa juga di sebut negara hukum. juga haruslah menyesuaikan kebutuhan
untukmerespon perkembangan relatif kekuasaan umum dalam suatu kehiduan
umatmanusia, sehingga dalam praktiknya, konstitusi pastilah mengalami dinamika
dalam penyesuaian perkembangan zaman. Pengertian Negara hukum sebenarnya juga
sangat sulit dipisahkan dengan istilah Rule of Law, dimanabanyak hal yang saling
berhubungan disini. Negara hukum haruslah senantiasa menegakan Rule of Law yang
isinya sangat berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam
suatu Negara.
Hukum merupakan dan menjadi petunjuk bagi praktek kenegaraan suatu
negara. Dengan kata lain, hukumlah yang tertinggi dan bukan Pemerintah.
Pemerintah hanyalah petugas yang menerapkan apa-apa yang sudah menjadi
ketentutan/hukumnya. Fungsi Rule of Law dimaksudkan agar terdapat jaminan rasa
KEADILAN (justice) di dalam masyarakat. Di negara hukum, hukum tidak hanya
sekedar "formalitas" atau "prosedural" belaka dari kekuasaan karena nantinya
hukum dijadikan alat pembenaran dari tindakan yang sebenarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan konstitusi ?
2. Bagaimana hakekat dan fungsi konstitusi ?
3. Bagaimana dinamika pelaksanaan konstitusi ?
4. Apa yangdimaksud dengan Rule Of Law ?
5. Bagaimana latar belakang Rule Of Law ?
6. Apa saja fungsi dari Rule Of Law ?
7. Bagaimanakah dinamika pelaksanaan Rule Of law ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dan pengertian konstitusi
2. Untuk mengetahui bagaimana hakekat dan fungsi konstitusi
3. Untuk mengetahui dinamika pelaksanaan konstitusi
4. Untuk mengetahui pengertian Rule Of law
5. Untuk mengetahui bagaimana latar belakang Rule Of Law
6. Untuk mengetahui fungsi dari Rule Of Law
7. Untuk mengetahui dinamika dari R ule Of Law

D. Manfaat
Untuk menambah pengetahuan tentang kepemerintahan mengenai konstitusi
dan Rule Of Law.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian dan Definisi Konstitusi
1.Pengertian Konstitusi
Istilah konstitusi berasal dari bahasa Prancis (Constituer) yang berarti
membentuk. Pemakaian istilah konstitusi yang dimaksud ialah pembentukan suatu
Negara atau menyusun dan menyatakan aturan suatu Negara. Sedangkan istilah UUD
merupakan terjemahan istilah dari bahasa Belanda Gronwet. Perkataan wet diterjemahkan
ke dalam bahasa Indonesia undang-undang dasar, dan grond berarti tanah atau dasar.
Konstitusi adalah peraturan tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur
pemerintahan. Konstitusi adalah peraturan tertulis dan tidak tertulis, sedangkan kalau
undang-undang dasar adalah bagian tertulis dari konstitusi. Dengan demikian konstitusi dapat
diartikan sebagai berikut:
a.Suatu kumpulan kaidah yang memberikan pembatasan-pembatasan kekuasaan kepada
para penguasa.
b.Suatu dokumen tentang pembagian tugas dan sekaligus petugasnya dari suatu system
politik.
c.Suatu gambaran dari lembaga-lembaga Negara.
d.Suatu gambaran yang menyangkut masalah hak-hak asasi manusia.

B.Hakikat dan Fungsi Kostitusi (UUD)


menurut Sri Soemantri, dengan mengutip pendapat Steenbeck, menyatakan bahwa
terdapat tiga materi muatan pokok dalam konstitusi, yaitu jaminan hak-hak asasi manusia,
susunan ketatanegaraan yang bersifat mendasar, dan pembatasan kekuasaan. Hakikat isi
konstitusi organisasi hak dan kewajiban warga Negara, Negara dan lembaga Negara,
Negara dengan warga Negara, prosedur mengubah UUD.
1.Hakikat Isi Kostitusi (UUD)
Pada hakikatnya kostitusi (UUD) itu berisi tiga hal pokok, yaitu:

a.Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negaranya.


b.Ditetapkan susunan ketatanegaraan suatu Negara yang bersifat fundamental,
c.Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang juga bersifat
fundamental.
2.Fungsi Konstitusi (UUD)Fungsi konstitusi dalam Negara demokrasi: pembatasan distribusi
dan taat hukum. Konstitusi (UUD) secara umum memiliki fungsi sebagai berikut:
a.Tata atura dalam pendirian lembaga-lembaga yang permanen (lembaga
suprastruktur dan infrastruktur politik)
b.Tata aturan dalam hubungan Negara dengan warga Negara serta dengan Negara lain.
c.Sumber hokum dasar yang tertinggi. Artinya bahwa seluruh peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku harus mengacu pada konstitusi (UUD).

Sedankan Jimly Asshidiqie, seorang guru besar hukum tatanegara UI Konstitusi memiliki
fungsi-fungsi yang, diperinci sebagai berikut:

a. Fungsi penentu dan pembatas kekuasaan organ negara


b. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ negara
c. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar    organ Negara dengan warga negara
d. Fungsi pemberiataun sumber legitimasi terhadap kekuasaaan Negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan negara
e. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kuasaan yang asli (yang
dalam system demokrasi adalah rakyat) kepada organ negara.
f. Fungsi sebagai sarana pengendalian masyarakat (social control), baik dalam arti
sempit hanya di bidang social dan ekonomi.
g. Fungsi sebagai sarana perekayasa dan pembaruan masyarakat (social engineering
atau social reform)

E. Dinamika Pelaksanaan Konstitusi

Sebagai negara hukum, Indonesia mem iliki konstitusi yang sering disebut sebagai
UUD 1945. UUD dirancang sejak 29 Mei 1945 smapai 16 Juli 1945 oleh BPUPKI.
UUD atau konstitusi negara Republik Indonesia disahkan dan ditetapkan pleh PPKI
pada hari sabtu tanggal 18 Agustus 1945. Dengan demikian sejak itu Indonesia telah
menjadi suatu negara modern karena telah memiliki suatu sistem ketatanegaraan,
yaitu Undang-undang Dasar 1945 atau konstitusi negara yang memuat tata kerja
konstitusi modern.
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia
telah berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat periode, yaitu :
a. Periode 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD 1945
terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal Aturan
Peralihan, 2 ayat Aturan Tambahan dan bagian penjelasan.
b. Periode 27 Desember 1949 - 17 Agustus 1950 berlaku UUD RIS. UUD RIS terdiri
atas 6 bab, 197 pasal dan beberapa bagian.
c. Periode 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 yang terdiri atas 6
bab, 146 pasal dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juli 1959 – 1967 - sekarang kembali berlaku UUD 1945.

Diantara hasil perubahan yang prinsipil dari amandemen UUD 1945 antara lain :
1. Tentang MPR dimana anggotanya semua berasal dari hasil pemilu (tidak ada
yang diangkat).
2. Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
3. Keberadaan DPA dihapus.
4. Munculnya lembaga yudikatif yang baru yaitu MK.
5. Masa jabatan presiden maksimal hanya 2 periode.
6. Ada pembatasan-pembatasan tentang wewenang presiden.
7. Dimasukkannya pasal-pasal hak asasi manusia.
8. Pemerintah memprioritaskan anggaran pendidiikan minimal 20% dari APBN dan
APBD dan lain lainnya.
2. Rule Of Law
2.1 Pengertian Rule of Law
Gerakan masyarakat yang menghendaki bahwa kekuasaan raja maupun
penyelenggaraan negara harus dibatasi dan diatur melalui suatu peraturan perundang-
undangan dan pelaksanaan dalam hubungannya dengan segala peraturan perundang-
undangan itulah yang sering diistilahkan dengan Rule of Law. Misalnya gerakan revolusi
Perancis serta gerakan melawan absolutisme di Eropa yang dimulai pada abad ke-19.
Berdasarkan pengertiannya, Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua,
yaitu pengertian secara formal (in the formal sense) dan pengertian secara hakiki/materil
(ideological sense). Secara formal, rule of law adalah kekuasaan umum yang terorganisir
(organized public power), contohnya untuk proses penegakan hukum di Indonesia dilakuakn
oleh lembaga penegak hukum yang terdiri dari Kepolisian, Kejaksaan, Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Badan Peradilan. Sedangkan secara hakiki, rule of law
terkait dengan penegakan hukum yang menyangkut ukuran hukum, yaitu baik dan buruk (just
and unjust law).
2.2 Latar Belakang Rule of Law

Rule of law adalah sebuah doktrin yang muncul di abad ke-19, seiring kelahiran
negara konstitusi dan demokrasi. Kelahirannya sejajar dengan munculnya reaksi terhadap
negara absolut yang berkembang sebelumnya, dan mengambil alih dominasi yang dimiliki
kaum gereja, ningrat, dan kerajaan, menggeser negara kerajaan dan memunculkan negara
konstitusi yang pada gilirannya melahirkan doktrin rule of law.
Di dalam catatan sejarah diungkapkan bahwa konsep negara hukum dapat dibedakan
menurut konsep Eropa Continental yang biasa dikenal dengan Rechtstaat dan dalam konsep
Anglo Saxon dikenal dengan Rule Of Law. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
Rechtstaat tersebut direduksi dalam sistem hukum yang dinamakan Civil Law atau yang biasa
kita sebut dengan Modern Roman Law. Konsep rechtstaat ini ditelaah secara historis
merupakan penentangan secara tajam atas pemikiran kaum Hegelianisme yang
mengembangkan absolutisme, jadi dapat dikatakan sebagai revolusioner. Berbeda dengan
Rule Of Law yang berkembang dengan metode evolusioner, yang direduksi dalam sistem
hukum Common Law.
Konsep Rechtstaat banyak mempengaruhi sistem hukum di beberapa negara
termasuk sistem hukum Indonesia. Secara jelas konstitusi negara Indonesia memuat apa yang
dinamakan dengan Rechtstaat ini dalam rangkaian kata “Indonesia ialah negara berdasar atas
hukum (rechtstaat)... dan selanjutnya, hal ini tertuang dalam UUD 1945.
Kedudukan argumentasi diatas dapatlah dianalisis sebagai wahana memperdalam
kajian telaah terhadap apa yang dinamakan dengan konsep negara hukum menurut Rule Of
Law, pada pembahasan penulis menguraikan senarai-senarai yang relevan dengan apa yang
ingin dikemukakan.

2.3 Fungsi Rule of Law

Pelaksanaan Rule Of Law mengandung keinginan untuk terciptanya Negara hukum,


yang membawa keadilan bagi seluruh rakyat. Sehingga negara harus bertanggung jawab atas
kesejahteraan rakyatnya, untuk itu negara tidak hnaya sebagai “penjaga malam” saja,
melainkan harus ikut melaksankan upaya-upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat di
sektor ekonomi dan sosial.
Berikut adalah fungsi dari Rule of Law adalah :
1. Menjamin kesejahteraan masyarakatnya disektor sosial ekonomi.
2. Melindungi konstitusional, maksutnya selain melindungi hak individualisme,
konstitusi hendaknya juga menentukan tejnis prosedural untuk memperoleh
perlindungan atas hak-hak yang dijamin.
3. Memberikan kebebasan kepada rakyatnya, berupa kebebasan menyampaikan
pendapat, berserikat, berorganisasi, dan berposisi.

Penjabaran prinsip-prinsip rule of law, secara formal termuat dalam pasal-pasal UUD 1945,
yaitu:
1. Negara Indonesia adalah Negara hukum (pasal 1 ayat 3).
2. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (pasal 24 ayat 1).
3. Segenap warna Negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan
dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya
(pasal 27 ayat 1)
4. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlidnungan dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum (pasal 28 D ayat 1).
5. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja (Pasal 28 D ayat 2).

2.4 Dinamika Pelaksanaan Rule Of Law.

Dinamika yang terjadi dalam pelaksanaa Rule of Law dapat terlihat sejak zaman
yunani kuno Plato telah memaklumatkan bahwa kesejahteraan bersama akan tercapai
manakala setiap warganya melaksankan hak dan kewajiban masing-masing. Hal ini
merupakan awal perkembangan tentang hak asasi manusia, dimana hak ini menjamin
kesejahteraan bagi manusia didunia. Hingga saat ini, doktrin tentang hak-hak asasi manusia
sudah diterima secara universal yang membangun dunia agar lebih damai, dan terbebas dari
penindasan serta perlakuan yang tidak adil. Namun, meskipun demikian sampai saat ini
ternyata tidak sepenuhnya akar-akar penindasan diberbagai negara terhapus. Oleh karena itu,
sampai detik ini PBB masihh berupaya untuk memperjuangkannya.
Keberhasilan The enforcement of the rules of law tergantung kepada kepribadian
nasional masing-masing bangsa (Sunarjati Hartono, 1982). Hal ini karena rule of law
merupakan institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar
budayanya yang khas pula.

DAFTAR PUSTAKA
Asshidique, Jimly. 2004. Kekuasaan Kehakiman di Masa Depan. Makalah.

Kusmiaty, Dra, dkk. 2000. Tata Negara. Jakarta : PT Bumi Aksara

Kaelan dan Achmad Zubaidi. 2013. Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan

Tinggi.Yogyakarta: Paradigma

Nugroho, Arissetyanto, Dr., Ir., dkk. 2015. Etika Berwarganegara, Pendidikan

Kewarganegaran di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wahab, Abdul Azis dkk. 1993. Materi Pokok Pendidikan Pancasila. Jakarta:

Universitas Terbuka DEPDIKBUD

Anda mungkin juga menyukai