Anda di halaman 1dari 7

Definisi K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja)

Definisi arti K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) menurut OSHA adalah bertujuan untuk:

 Menciptakan sistem kerja yang aman (safe work system)


 Menjamin tercapainya kesejahteraan (well-being) pada pekerja, property, lingkungannya
dalam melaksanakan pekerjaannya.

Definisi K3 berdasarkan pendekatan ilmiah

Occupational Health and Safety concern the application of scientific principles in


understanding the nature of risk to the safety of people and property in both industrial & non
industrial environments.

It is multi disciplinary profession based upon physics, chemistry, biology and behavioral
sciences with applications in manufacturing, transport, storage and handling of hazardous
material and domestic and recreational activities.

(OSHA, USA)

Pengertian K3 berdasarkan pendekatan praktis

The promotion and maintenance of the highest degree of physical, mental and social well being
of workers in all occupations; the prevention among workers of departures from health caused
by their working conditions; the protection of workers in their employment from risks resulting
from factors adverse to health; the placing and maintenance of the worker in an occupational
environment adapted to his physiological equipment; to summarize: the adaptation of work to
man and each man to his job.

(Joint committee: ILO & WHO)

Pengertian K3 secara filosofi

Definisi K3 secara filosofi merupakan suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya terhadap hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur.

Pengertian K3 secara Keilmuan

Dalam ilmu pengetahuan dan penerapannya, arti K3 adalah usaha mencegah kemungkinan
terjadinya kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, kebakaran, peledakan dan pencemaran
lingkungan.

Pengertian secara OHSAS 18001:2007  (Occupational Health and Safety Assessment Series)
Arti K3 menurut OHSAS 18001:2007 adalah semua kondisi lingkungan kerja dan faktor yang
dapat berdampak pada keselamatan dan kesehatan kerja dari tenaga kerja maupun orang lain
(kontraktor, pemasok, pengunjung dan tamu) di tempat kerja.

Keselamatan Kerja

Keselamatan berasal dari bahasa Inggris yaitu kata ‘safety’ dan biasanya selalu dikaitkan dengan
keadaan terbebasnya seseorang dari peristiwa celaka (accident) atau nyaris celaka (near-miss).
Berdasarkan suku katanya, kata ‘keselamatan’ atau ‘selamat’ berasal dari bahasa Inggris yaitu
‘safety’ yang berarti bebas dari celaka (accident). Sedangkan kata ‘kerja’ atau ‘pekerjaan’
berasal dari kata ‘work/ occupation’ yang berarti kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk
mendapatkan suatu hasil.

Dari pemilahan suku kata tersebut dapat disimpulkan bahwa keselamatan kerja adalah suatu
ilmu yang mempelajari cara/ metode yang dapat menjamin agar para pekerja terbebas dari
kecelakaan ketika melakukan pekerjaan. Pengertian dasar ini tidak jauh berbeda esensinya
dengan definisi dari Occupational Safety and Health Administration (OSHA) di Amerika Serikat
yang menyatakan bahwa keselamatan kerja adalah disiplin ilmu terapan yang bertujuan
menciptakan sistem kerja yang aman (safe work system).

Ciri ciri dari keselamatan kerja yaitu mempunyai potensi untuk menimbulkan injury, cacat,
gangguan pada proses, dan kerusakan alat. Ada di lingkungan kerja dan memajan pekerja hanya
pada saat terjadinya kontak.  serta dampak yang timbul langsung kelihatan (Dramatical) dan
tidak mempertimbangkan aspek besaran konsentrasi dan dosis

Kesehatan Kerja

Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya
seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan
juga sehat secara sosial.
Dalam bukunya yang berjudul “Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja (Hal 3)”, Prof Meily
Kurniawidjaja menyatakan bahwa kesehatan kerja atau dalam bahasa asing disebut sebagai
Occupational Health adalah tools yang komprehensif untuk memecahkan masalah penyakit
akibat kerja dsb. Kesehatan kerja adalah bagian dari K3 yang berjutuan agar pekerja selamat,
sehat, produktif, seejahtera dan berdaya saing kuat, dengan demikian produksi dapat berjalan dan
berkembang lancar berkesinambungan tidak tertanggung oleh kejadian kecelakaan maupun
pekerja yang sakit atau tidak sehat yang menjadikannya tidak produktif. Kecelakaan kerja
diminimalisasi kejadiannya oleh upaya keselamatan kerja atau safety, sedangkan kesehatan
pekerja dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh upaya Kesehatan Kerja.

Dalam Peraturan Pemerintah No. 88 tahun 2019 tentang Kesehatan Kerja menjelaskan bahwa
penyelenggaraan Kesehatan kerja mencakup empat upaya yaitu pencegahan penyakit,
peningkatan kesehatan, penanganan penyakit dan pemulihan kesehatan.  PP ini secara spesifik
memang ditujukan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja. Penyelenggaraan Kesehatan
ini wajib dipenuhi oleh Pengurus atau Pengelolaan Tempat Kerja dan Pemberi Kerja di semua
Tempat Kerja.

Berikut adalah perbedaan antara Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja secara umum

Safety Health
Fokus pada bahaya dan risiko yang Fokus pada bahaya dan risiko yang
menimbulkan kerugian yang bersifat AKUT. menimbulkan kerugian yang bersifat KRONIS
Dampak tidak segera terlihat (butuh waktu dan
Dampak segera terlihat
besaran bahaya)
Contoh : korosi, terbakar, cidera Contoh : Penyakit akibat kerja (PAK)
\
ENIS BAHAYA DALAM K3

Nusantara Traisser – Dalam dunia Safety (K3) terkadang kita sering mendengar tentang
Hazard, namun tahukah kalian apa itu Hazard ?
Hazard adalah semua sumber, situasi ataupun aktivitas yang berpotensi menimbulkan cedera
(kecelakaan kerja) dan atau penyakit akibat kerja (PAK).
Hazard dapat berupa bahan – bahan kimia, bagian – bagian mesin, bentuk energi, metode kerja
atau situasi kerja.

KONSEP BAHAYA DALAM K3


Secara umum terdapat 5 (lima) faktor bahaya K3 di tempat kerja, antara lain : faktor bahaya
biologi(s), faktor bahaya kimia, faktor bahaya fisik / mekanik, faktor bahaya biomekanik serta
faktor bahaya social – psikologis.

1. Biomechanical Hazard ( Bahaya Ergonomi )


Jenis bahaya ini berasal dari ketidak sesuaian desain layout kerja /  mesin, gerakan yang berulang
serta postur / posisi kerja yang dapat mengakibatkan adanya gangguan kesehatan
seperti musculoskeletal disorders (MSDs), carpal turner syndrome (CTS), badan menjadi mudah
pegah dan lelah serta gangguan lainnya
.

2. Physical Hazard ( Bahaya Fisik )


Bahaya fisik merupakan potensi bahaya yang dapat menyebabkan gangguan – gangguan
kesehatan terhadap tenaga kerja yang terpapar secara terus menerus oleh faktor fisik.

Faktor fisik adalah faktor di dalam tempat kerja yang bersifat fisika antara lain kebisingan,
penerangan, getaran, iklim kerja, gelombang mikro dan sinar ultra ungu. Faktor – faktor ini
mungkin berasal dari bagian tertentu yang dihasilkan dari proses produksi atau produk samping
yang tidak diinginkan.
Contoh kasusnya adalah mesin las, speaker, atau suara kendaraan yang sudah di modifikasi
sehingga mengeluarkan suara yang terlalu bising diatas nilai ambang batas yang memekakan
telinga. Jika terlalu lama terpapar oleh bising, pekerja dapat mengalami gangguan pendengaran
seperti penurunan pendengaran hingga tuli.

Contoh kasus kedua adalah memegang peralatan yang bergetar sering mempengaruhi tangan dan
lengan pengguna sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah dan sirkulasi di
tangan. Sebaliknya, mengemudi traktor di jalan bergelombang dengan kursi yang dirancang tidak
sesuai dengan antoprometri pekerja sehingga menimbulkan getaran ke seluruh tubuh dapat
mengakibatkan nyeri punggung bagian bawah.

3. Chemical Hazard ( Bahaya Kimia )


Bahaya kimia adalah bahaya yang berasal dari bahan bahan kimia dari mulai yang ber substansi
cair, padat, ataupun juga gas yang berada di tempat kerja.

Risiko kesehatan timbul dari pajanan berbagai bahan kimia. Banyak bahan kimia yang memiliki
sifat beracun dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan kerusakan pada sistem tubuh dan
organ lainnya yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara utama yaitu :

 Inhalasi (menghirup) : Dengan bernapas melalui mulut atau hidung, zat beracun dapat
masuk ke dalam paru-paru. Seorang dewasa saat istirahat menghirup sekitar lima liter udara per
menit yang mengandung debu, asap, gas atau uap. Beberapa zat, seperti fiber / serat, dapat
langsung melukai paru – paru. Lainnya diserap ke dalam aliran darah dan mengalir ke bagian
lain dari tubuh.
 Pencernaan (menelan) : Bahan kimia dapat memasuki tubuh jika makan makanan yang
terkontaminasi, makan dengan tangan yang terkontaminasi atau makan di lingkungan yang
terkontaminasi. Zat di udara juga dapat tertelan saat dihirup, karena bercampur dengan lendir
dari mulut, hidung atau tenggorokan.
 Penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasif : beberapa diantaranya adalat zat yang
melewati kulit dan masuk ke pembuluh darah, biasanya melalui tangan dan wajah.
 

4. Biological Hazard ( Bahaya Biologi )


Bahaya biologi adalah bahaya yang berasal dari tanaman, binatang, organisme atau mikro
organisme yang kemudian masuk kedalam tubuh kita yang dapat mengancam kesehatan serta
dapat juga dari pekerja yang menderita penyakit tertentu yang dapat menularkan virusnya kepada
pekerja lain seperti TBC, Hepatitis A/B.

5. Psychosocial Hazard ( Bahaya psikologi )


Jenis bahaya ini dari beberapa ahli menyebutnya sebagai bahaya dalam pengorganisasian
pekerjaan, merupakan bahaya yang berasal dari konflik batin dengan lingkungan yang ada di
tempat kerja, baik itu dengan rekan kerja maupun dengan fasilitas yang ada di lingkungan kerja
dimana kemudian dapat menganggu aspek psikologis pekerja sehingga dapat menyebabkan
produktivitas pekerja menurun.

Contohnya: aksi bullying, kekerasan, pelecehan, pengucilan, tekanan dan himpitan pekerjaan,


tuntutan deadline pekerjaan, persaingan kerja tidak sehat, pekerjaan yang monoton, jenjang karir
tidak bagus, alat bantu kerja yang tidak memadai dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai