Anda di halaman 1dari 7

KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

A. DEFINISI KEPERAWATAN KELUARGA


Keperawatan keluarga adalah bentuk pelayanan yang bersifat professional
dalam bidang keperawtan yang bersifat holistic atau menyeluruh mencakup
biologi, psikologi, dan spiritual secara komprehensif dengan objek sasaran
adalah individu, keluarga dan masyarakat baik yang sehat maupun sakit, dan
melibatkan keluarga dalam tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes RI, 2010)
Perawat kesehatan keluarga merupakan tingkat perawatan kesehatan
masyarakat, akan tetapi mengambil focus pada keluarga, domana keluarga
dianggap sebagai unit atau kesatuan yang dirawat dengan tujuan agar seluruh
anggota keluarga sehat. Dalam perawatan kesehatan, ada tiga tingkatan dalam
asuhan keperawatan yaitu tingkat individu, perawat memberikan asuhan
keperawatan kepada individu dalam satu kasus penyakit misalnya DM, TBC,
ibu hamil dll. Tingkat keluarga perhatian utamanya pada masalah keluarga,
misalnya keluarga ibu hamil, keluarga dengan anak retredasi, dll. Tingkat
asuhan keperawatan difokuskan kepada individu atau keluarga tetapi dalam
konteks yang lebih luas, yaitu sebagai bagian dari system social. Misalnya
perawatan dalam kasus penanggulangan penyakit masyarakat pada kondisi
endemic malaria, endemic kolera, dll.
B. RUANG LINGKUP KEPERAWATAN KELUARGA
Keperawatan keluarga merupakan suatu cara membangun interaksi dengan
klien yang akan berguna bagi perawat untuk mengumpulkan informasi,
mengadvokasi pasien, menginterview pasien dan melakukan perawatan.
Dengan cara ini perawat keluarga akan mengetahui keadaan keluarga
kemudian memberikan saran proses keperawatan, dan melaporkan setiap
progress keperawatan. Ruang lingkup keperawatan keluarga sebagai berikut:

Keperawatan Keluarga Ns. K. R.I., M.Kep., Program Studi Sarjana Keperawatan UNIKA SANTU
Paulus Ruteng Page 1
1. Segala penyakit yang memiliki dampak menganggu anggota keluarga.
Hal ini biasanya terjadi pada penyakit kronis, karena focus anggota
keluarga pasti mengarah pada satu anggota keluaarga yang sakit.
2. Situasi dimana anggota keluarga mungkin berkontribusi pada gejala atau
masalah individu. Ccontohnya seperti anoreksia.
3. Keadaan di mana penyakit pada satu anggota keluarga berhubungan
dengan pengurangan atau peningkatan gejala pada anggota keluarga lain.
Contoh ketegangan.
4. Gejala pada orangtua dihubungkan dengan penyakit kronis yang dapat
menurun pada anak.
5. Kegagalan untuk melakukan transisi perkembangan yang normal.
Misalnya usia dewasa tetapi pemikiran masih kanak-kanak. Artinya
diusia dewaasa muda kemampuan belajar masih tertinggaal.
6. Mengatur transisi terkait penyakit atau tempat perawatan. Misalnya
kepindahan dari satu RS ke RS lainnyadengan perawatan dalam jangka
panjang.
7. Mengurus bagian tertentu, jika anggota keluarga ada yang meningeal.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPERAWATAN KELUARGA


Perkembangan social social turut mempengaruhi keperawatan kesehatan
keluarga. Saat gaya hidup dan perilaku dalalam keluarga berkembang, disaat
itupula perawatan kesehatan keluarga mengalami perkembangan. Beberapa
perkembangan keperawtan keluarga meliputi:
1. Kesadaran masyarakat tentang perlunya peningkatan kesehatan dan
perawatan kesehatan secara holistic kepada semua anngota keluarga,
kesadarn ini secara tidak langsung memberikan pengakuan kepada
keperawatan.
2. Peningkatan populasi lansia dan berkembangnya berbagai penyakit kronis
menambah kesadaran masyarakat akan arti pentingnya perawatan
keluarga.

Keperawatan Keluarga Ns. K. R.I., S.Kep., M.Kep., Program Studi Sarjana Keperawatan UNIKA
SANTU Paulus Ruteng Page 2
3. Penelitian tentang keperawatan keluarga juga berbanding lurus dengan
perkembangan yang ada. perkembangan riset dalam bidang ini
menunjukan penimgkatan yang pesat.
4. Dengan penelitian tersebut, maka tampak bahwa sebenarnya banyak
keluarga yang bermasalah dalam masyarakat kita.
5. Keperawatan keluarga menjadi kebutuhan umum sehingga banyak kajian
yang tersebar luas. Kajian tersebut berkisar pada pembahasan teori umum
tentang keluarga, teori kedekaan, dan teori system umum.
D. TUJUAN PERAWAT KESEHATAN KELUARGA
Tujuan keperawtan keluarga adalah untuk mempromisikan,
mempertahankan, dan memulihkan kesehatan keluarga. Selain itu,
keperawatan keluarga juga diwajibkan untuk memperhatikan interaksi
antaranggota keluarga dan hubungan keluarga dengan keluarga lainnya
maupun dengan masyarakat. Secara rinci tujuan keperawatan keluarga terbagi
dalam dua macam tujuan perawat kesehatan keluarga, yaitu:
1. Tujuan Umum
Adalah kemandirian keluarga dalam memelihara dan
meningkatkan kesehatannya.
2. Tujuan Khusus
Adalah keluarga mampu melaksanakan tugas pemeliharaan
kesehatan keluarga dan mampu menangani masalah kesehatannya berikut
ini.
a. Mengenal masalah kesehatan yang dihadapi anggota keluarga.
Kemampuan keluarga dalam mengenal masalah kesehatan seluruh
anggota keluarga. Contohnya, apakah keluarga mengerti tentang
pengertian dan gejala kencing manis yang diderita oleh anggota
keluarganya
b. Membuat keputusan secara tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
anggota keluarga. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
untuk membawa anggota keluarga ke pelayanan kesehatan. Contoh,

Keperawatan Keluarga Ns. K. R.I., S.Kep., M.Kep., Program Studi Sarjana Keperawatan UNIKA
SANTU Paulus Ruteng Page 3
segera memutuskan untuk memeriksakan anggota keluarga yang sakit
kencing manis ke pelayanan kesehatan.
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit. Contoh, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
sakit kencing manis, yaitu memberikan diet DM, memantau minum
obat antidiabetik, mengingatkan untuk senam, dan kontrol ke
pelayanan kesehatan.
d. Memodifikasi lingkungan yang kondusif. Kemampuan keluarga dalam
mengatur lingkungan, sehingga mampu mempertahankan kesehatan
dan memelihara pertumbuhan serta perkembangan setiap anggota
keluarga. Contoh, keluarga menjaga kenyamanan lingkungan fisik dan
psikologis untuk seluruh anggota keluarga termasuk anggota keluarga
yang sakit.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk pemeliharaan dan
perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
Contoh, keluarga memanfaatkan Puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas
pelayanan kesehatan lain untuk anggota keluarganya yang sakit.
E. PERAN DAN FUNGSI PERAWAT KELUARGA
Peran dan fungsi perawat di keluarga adalah sebagai berikut.
1. Pelaksana
Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan
pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai
pengkajian sampai evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya
kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya
keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari
secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat promotif, preventif,
kuratif, serta rehabilitatif.
2. Pendidik
Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi
kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan, dan

Keperawatan Keluarga Ns. K. R.I., S.Kep., M.Kep., Program Studi Sarjana Keperawatan UNIKA
SANTU Paulus Ruteng Page 4
melaksanakan pendidikan kesehatan agar keluarga dapat berperilaku
sehat secara mandiri.
3. Konselor
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan
konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu
untuk membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga
4. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan
kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian
masalah kesehatan dikeluarga
5. Coordinator
Perawat kesehatan keluarga dapat bertindak sebagai coordinator dalam
melakukan perawatan terhadap pasien. Coordinator diperlukan untuk
mengatur program kegiatan atau terapi yang akan dan sedang
dijalankan keluarga agat tidak terjadi tumpeng tindih dalam
pelaksanaannya
6. Pelaksana
Perawatan secara langsung wajib diberikan oleh perawata kepada
pasiennya, baik di rumah, klinik, maupun di RS. Hal ini sesuai dengan
tanggungjawab perawat dalam memberikan asuhan keperawatan.
7. Pengawas kesehatan
Perawat wajib melakukan home visit.
8. Fasilitator
Perawat wajib mengetahui system layanan kesehatan, seperti system
rujukan, biaya, dan fasilitas kesehatan lainnya. Hal ini dibutuhkan agar
perawat bias menjadi fasilitator yang baik.
9. Peneliti
Perawat harus dapat berperan sebagai pengidentifikasi kasus yang ada
pada keluarga.

Keperawatan Keluarga Ns. K. R.I., S.Kep., M.Kep., Program Studi Sarjana Keperawatan UNIKA
SANTU Paulus Ruteng Page 5
10. Modifikasi lingkungan
Perawat dapat menyampaikan kepeda keluarga dan masyarakat
setempat bahwa ada beberapa titik pada wilayah mereka yang dapat
atau penyebab terjadinya penyakit. Dengan momodifikasi lingkungan
diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang sehat.
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga
dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut.
a. Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang
penting dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan
memelihara hidup sehat.
b. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini
terjadinya penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan
penanganan segera yang dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan
kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder, sehingga segera
dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan sekunder adalah
mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan
lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk semua anggota keluarga
untuk skrining, melakukan pemeriksaan, dan mengkaji riwayat
kesehatan.
c. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan
mengurangi luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga
dapat meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau
memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi.
Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu yang cacat akibat
penyakit dan luka, sehingga mereka dapat berguna pada tingkat
yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional.
F. SASARAN KEPERAWTAN KELUARGA
1. Keluarga Sehat

Keperawatan Keluarga Ns. K. R.I., S.Kep., M.Kep., Program Studi Sarjana Keperawatan UNIKA
SANTU Paulus Ruteng Page 6
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak
mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi
terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh
kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi
kesehatan dan pencegahan penyakit.
2. Keluarga risiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga risiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota
keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan
keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
3. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan
keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit
kronik, penyakit degeneratif, tindakan pembedahan, dan penyakit
terminal (Depkes RI, 2010).

Keperawatan Keluarga Ns. K. R.I., S.Kep., M.Kep., Program Studi Sarjana Keperawatan UNIKA
SANTU Paulus Ruteng Page 7

Anda mungkin juga menyukai