Ardi Basri1)
ABSTRAK
Penataan ruang mengandung arti penataan segala sesuatu yang berada di dalam ruang
sebagai wadah penyelenggaran kehidupan. Dari amanat Undang-Undang 26 tahun 2007
kemudian telah ditetapkan Peraturan Daerah nomor 2 tahun 2012 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kota Ternate. Didalam RTRW tersebut terkandung didalamnya Visi,
Misi, Tujuan pembangunan serta lingkup Pemanfaatan dan Pengendalian Ruang Wilayah
yang dibentuk dalam arahan kebijakan sehingga arah pembangunan dapat tercipta secara
efektif sesuai dengan rencana tata ruang.
Kota Ternate memiliki proses perkembangan penduduk dan pertumbuhan ekonomi
yang cukup pesat, desakan urbanisasi dan pertumbuhan menuntut pembangunan perlu
dilaksanakan untuk mengikuti kebutuhan, baik yang terkait dengan lahan, kebijakan dan
anggaran pembangunan. Melihat kondisi tersebut maka, peneliti melakukan kajian aspek
penataan ruang terhadap perkembangan kota Ternate dengan melihat produk tata ruang
dan kebijakan pembangunan, dengan tujuan mengetahui dampak kebijakan dari produk tata
ruang dan aspek-aspek penting yang mempengaruhi pembangunan dan perkembangan
Kota Ternate.
Hasil pembahasan menunjukkan bahwa Implementasi Produk Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Ternate dilaksanakan pada lingkup prioritas pengembangan seperti
sarana prasarana atau infrastruktur dasar. Sedangkan. Kebijakan pengembangan RTRW
Kota Ternate yang telah di PERDA-kan menjadi pedoman umum dalam rencana
pembangunan baik aspek pendanaan maupun pemanfaatan dan pengendalian ruang
perkotaan.
kawasan Terbuka Non Hijau (RTNH) dan d) Kota Ternate memiliki sarana
kawasan peruntukan lainnya. transportasi laut dan udara yang
1) Kawasan permukiman lengkap untuk melayani kawasan
Rencana pengelolaan kawasan regional provinsi Maluku Utara
peruntukan perumahan antara lain dalam rangka mendistribusi barang.
meliputi: Kawasan jasa dan perdagangan
a) Setiap kawasan permukiman Kota Ternate secara keseluruhan
dilengkapi dengan sarana dan luas lahan terbangun untuk
prasarana permukiman sesuai kawasan perdagangan dan jasa
hirarki dan tingkat pelayanan Kota Ternate yang direncanakan
masing-masing; seluas 33,91 Ha.
b) Permukiman perdesaan yang 3) Kawasan Perkantoran
berlokasi di pegunungan Kawasan perkantoran pemerintah yang
dikembangkan ada di wilayah Kota Ternate sebagian
denganberbasisperkebunan dan besar terfokus di di jalan Yos Sudarso,
hortikultura; jalan Cengkih Afo, jalan Pattimura, jalan
c) Permukiman pusat kota diarahkan Ki Hajar Dewantara, jalan Arnold
dalam penyediaan hunian yang Mononutu, jalan Ahmad Yani dan jalan
layak dan dilayani oleh sarana dan Stadion yang meliputi kelurahan Maliaro,
prasarana permukiman yang Kampung Pisang, Stadion dan
memadai; kelurahan Kalumpang. Adapun jenis
d) Membentuk cluster-cluster perkantoran adalah kantor pemerintah
permukiman untuk menghindari Kota Ternate dan Instansi vertical.
penumpukan dan penyatuan antar Kawasan perkantoran swasta yang
kawasan permukiman, dan diantara dikembangkan di Kota Ternate adalah
cluster permukiman disediakan perkantoran perusahaan swasta yang
ruang terbuka hijau; bergerak dibidang jasa keuangan,
e) Pengembangan permukiman pusat asuransi, konsultan, pemasaran, biro
kota dilakukan melalui perjalanan/travel dan lain-lain. Lokasi
pembentukan pusat pelayanan eksisting kawasan perkantoran swasta
kecamatan; saat ini tersebar dibeberapa lokasi di
2) Kawasan Jasa dan Perdagangan dalam Kota Ternate.
Sektor jasa dan perdagangan menjadi Rencana pengembangan perkantoran
sektor andalan Kota Ternate dengan swasta di Kota Ternate diarahkan
mempertimbangkan bahwa : terutama pada sisi jaringan jalan
a) Kota Ternate merupakan Pusat kolektor dan lokal yang tersebar di Kota
Kegiatan Nasional (PKN) yang Ternate dan di lebih utamakan pada
ditetapkan dalam Rencana Tata kawasan peruntukan jasa &
Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), perdagangan. Agar tidak mengganggu
dimana fasilitas transportasi kelancaran lalu lintas pada jalur jalan
strategis nasional di kawasan raya, maka perkantoran swasta
provinsi Maluku Utara yaitu disyaratkan untuk memiliki ruang parkir
pelabuhan Ahmad Yani dan tersendiri.
bandara Sultan Baabullah sebagai 4) Kawasan Industri
pintu masuk-keluar dan bongkar Kebutuhan alokasi ruang untuk jenis-
muat barang kawasan untuk jenis industri sebagaimana hasil analisis
pelayanan regional, nasional adalah:
maupun internasional. a) Industri yang cenderung
b) Berbagai fasilitas jasa perdagangan membutuhkan kedekatan dengan
skala kota maupun regional dimiliki pelabuhan diletakkan pada posisi
Kota Ternate. dekat dengan pelabuhan, misalnya
c) Ketergantungan masyarakat daerah industri perbaikan kapal, pabrik es
kabupaten/kota lain di sekitar Kota untuk kebutuhan
Ternate cukup tinggi dalam rangka perikanan/nelayan, industri kilang
pemenuhan kebutuhan sandang, BBM, dan industri
pangan maupun papan skala besar pengantongan/pengepakan bahan
maupun kecil. tertentu yang berorientasi untuk di
antara lain kakap, ikan kerapu, Ruang Terbuka Biru (badan air) serta
baronang. Ruang Terbuka Kondisi Tertentu
7) Kawasan Pertanian Lainnya.
Produksi pertanian di Kota Ternate 10) Kawasan Peruntukan Lainnya
dibedakan: Kawasan peruntukan lainnya Kota
Pertanian tanaman perkebunan. Ternate meliputi :
Pertanian tanaman pangan. a) Kawasan Peruntukan Ruang Bagi
Pertanian Holtikultura. Kegiatan Sektor Informal;
Peternakan. b) Kawasan Pertanian;
8) Kawasan Ruang Evakuasi Bencana c) Kawasan Pertambangan Bahan
Kawasan yang digunakan sebagai ruang Kontruksi;
evakuasi bencana di Kota Ternate d) Kawasan Perikanan;
adalah ruang terbuka (lapangan olah e) Kawasan Peruntukan Fasilitas
raga, plaza, taman-taman kota dan Umum; dan
lainnya) atau ruang terbuka yang f) Kawasan Peruntukan Militer
sewaktu-waktu dapat digunakan untuk
penyelamatan/ menampung penduduk
yang mengungsi apabila terjadi bencana 6. ANALISA IMPLEMENTASI
alam. PENATAAN RUANG KOTA TERNATE
Adapun Lokasi Ruang Evakuasi Implementasi penataan ruang
Bencana Gunung Berapi, yaitu sebagai merupakan wujud dari amanat Undang-
berikut : Undang nomor 26 tahun 2007 tentang
a) Kecamatan Ternate Tengah, Utara penataan ruang yang melingkupi ruang laut,
dan Selatan di lokasi Stadion Kie ruang udara, ruang darat dan atau ruang
Raha yaitu Lapangan Salero, seisinya yang disusun dalam proses
Stadion Gelora Kieraha, Lapangan perencanaan, pemanfaatan dan
Kayu Merah, lapangan Gambesi; pengendalian dan diperuntuhkan untuk
b) Kecamatan Pulau Ternate di kepentingan Bangsa dan Negara untuk
Lapangan Jambula kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur.
Ruang Evakuasi bencana Tsunami Dalam hal ini penataan ruang seluruh
sebagaimana di maksud terdapat: wilayah mulai dari lingkup tata ruang
a) Kecamatan Ternate Tengah di nasional, tata ruang provinsi, tata ruang
lokasi Stadion Kie Raha, lapangan kabupaten/kota, tata ruang kecamatan
Marikurubu, kecamatan Ternate sampai pada lingkup tata ruang pedesaan.
Utara di SKB dan kecamatan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Ternate Selatan di lapangan Jati; Kota Ternate sendiri berdasarkan pedoman
dan dokumen perencanaan terdiri dari rencana
b) Kecamatan Pulau Ternate di sturktur ruang, rencana pola ruang dan
lapangan Sulamadaha dan rencana kawasan strategis kota baik aspek
lapangan Loto, kecamatan Moti, fisik, sosial budaya dan ekonomi. Pada
kecamatan pulau Hiri dan pulau penelitian ini dilakukan kajian lingkup
Batang dua di setiap kelurahan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Ternate
yang memiliki lokasi aman sebagai pembahasan dengan melihat aspek-
(ketinggian 30 m dari permukaan aspek fisik arahan dan rencana tata ruang
laut). tanpa meninggalkan pengaruh aspek lainnya
9) Kawasan Terbuka Non Hijau dalam mendukung perkembangan dan
Ruang Terbuka Non Hijau : ruang yang pembangunan Kota Ternate.
secara fisik bukan berbentuk bangunan Pada beberapa tahun terakhir Kota
gedung dan tidak dominan ditumbuhi Ternate menjadi kota dengan tingkat
tanaman ataupun permukaan berpori, perkembangan yang cukup pesat hal
dapat berupa perkerasan, badan air tersebut dibuktikan dengan proses
ataupun kondisi tertentu lainnya pembangunan yang dilakukan oleh
(misalnya badan lumpur, pasir, gurun, pemerintah daerah dan pemerintah pusat
cadas, kapur, dan lain sebagainya). dalam memenuhi kebutuhan sarana dan
Secara definitif, Ruang Terbuka Non prasarana kota saat ini. Selain itu, tingginya
Hijau selanjutnya dapat dibagi menjadi pertumbuhan penduduk, penggunaan dan
Ruang Terbuka Perkerasan (paved) pemanfaatan lahan meningkat untuk