Anda di halaman 1dari 6

1.

Mengetahui dan menjelaskan definisi, etiologi, derajat keparahan, dan


patofisiologis dari fluorosis.
Definisi fluorosis
Fluorosis gigi merupakan suatu kelainan struktur email yang disebabkan oleh
asupan fluor berlebih selama periode pembentukan gigi. Mekanismenya berupa
hancurnya ameloblas dan timbulnya bintik- bintik abnormal pada email. (Mc. Donald,
2011). Pada fluorosis gigi ditemukan kelainan gigi yang awalnya berupa suatu garis
putih menyilang pada permukaan email sedangkan pada tingkat berat dapat merubah
bentuk gigi. (Ni Wayan 2015)
Tanda awal gigi terpapar fluor berlebih ialah email yang tampak berbintik-
bintik, disebut mottled enamel. Bintik-bintik ini bisa berwarna kuning atau coklat
akibat permukaan email gigi yang tidak sempurna. Istilah mottled enamel digunakan
untuk menggambarkan beberapa gejala dan akibat dari fluorosis gigi atau fluorosis
endemik. Fluor dengan dosis yang sama dapat menyebabkan tingkat fluorosis gigi
yang berbeda. Keparahan fluorosis gigi tergantung pada waktu dan lamanya
pemajanan fluor, respon individu, berat badan, tingkat aktifitas fisik, faktor gizi, dan
pertumbuhan tulang. (Ni Wayan 2015)
Etiologi fluorosis
 Fluorosis air minum
Laporan terbaru dari beberapa negara berkembang menyatakan bahwa terjadi
kecenderungan bertambahnya jumlah dan tingkatan fluorosis gigi pada daerah
yang menggunakan fluoriadasi pada air minumnya. Di daerah tersebut tidak
seoranpun anak yang mengalami gigi berlubang pada satu gigi hingga dewasa,
tetapi terdapat kasus bebrapa anak mengalamibintik-bintik putih dan berlanjut
menjadi kecoklatan di giginya.
 Pemberian suplemen yang mengandung fluor
Ada penelitian yang menyatakan bahwa 25% dari kasus-kasus fluorosis
disebabkan karena mengonsumsi suplemen-suplemen yang mengandung fluor
selama 8 tahun pertama kehidupan dengan dosis yang tidak tepat. Efek pemberian
suplemen ini dapat menyebabkan fluorosis dalam bentuk ringan. American
Dental Association (ADA) menganjurkan untuk mengonsumsi suplemen yang
mengandung fluor yang pemberiannya sesuai dengan resep dan anjuran dokter
serta riwayat masukan fluor ke dalam tubuh karena mempunyai peranan yang
sangat besar dalam menyebabkan fluorosis gigi. Suplemen yang mengandung
fluor seharusnya diberikan kepada anak-anak yang tinggal di daerah yang air
minumnya tidak mengandung fluor dan pemberiannya tidak dianjurkan jika
bersamaan dengan penggunaan obat kumur dan pasta gigi yang telah
mengandung fluor.
 Pemberian makanan dan minuman yang mengandung fluor
Fluorosis gigi juga dapat disebabkan karena makanan dan minuman yang
dikonsumsi oleh bayi adan anak-anak bila makanan tersebut mengandung fluor
dalam jumlah yang tinggi dan minuman tersebut dihasilkan di daerah yang air
minumnya mengandung fluor. Contoh makanan yang mengandung fluor yang
tinggi adalah ikan terutama ikan yang tulangnya dapat dimakan, misalnya ikan
teri dan minuman yang mengandung fluor yang tinggi adalah teh, jus anggur,
minuman berkarbonasi.
 Pemakaian pasta gigi yang mengandung fluor
Pasta gigi yang banyak beredar di masyarakat saat ini adalah pasta gigi yang
mengandung fluor yang tinggi, bahkan pada pasta gigi anak. Padahal, anak-anak
yang berusia di bawah empat tahun seharusnya menggunakan pasta gigi yang
sama sekali tidak mengandung fluor. Dari penelitian-penelitian juga dinyatakan
bahwa  fluorosis gigi yang terjadi akibat penggunaan pasta gigi yang
mengandung fluor pada anak adalah fluorosis gigi dalam bentuk ringan.
 Faktor-faktor lain
Faktor pendukung lainnya yang bisa menyebabkan fluorosis adalah aplikasi
topikal fluor selama masa pembentukan enamel dimana hal tersebut bisa terjadi
jika si anak menelan fluor yang sedang dioleskan ke giginya. Terapi yang
menggunakan fluor juga bisa menjadi salah satu faktor pendukung, atau bisa juga
karena menghirup udara yang mengandung fluor yang dilepaskan dari
pembakaran batu bara ataupun proses produksi pupuk fosfat.(Marya 2011)

Derajat keparahan fluorosis


Berbagai sistem klasifikasi indeks telah digunakan dalam survei untuk
mengukur keberadaan dan tingkat keparahan fluorosis email, antara lain klasifikasi
berdasarkan indeks Dean dan indeks TF. Klasifikasi berdasarkan indeks Dean telah
direkomendasikan pada tahun 1942 dan merupakan klasifikasi yang paling sering
digunakan untuk menilai keparahan fluorosis. Survei yang telah dilakukan secara
jelas menunjukkan adanya suatu metode klasifikasi secara klinis.
Klasifikasi indeks Dean membagi tahapan fluorosis gigi atas beberapa tingkat,
yakni: sangat ringan, ringan, sedang, dan berat. Klasifikasi indeks TF didasarkan
pada indeks TF. Tiap skor tunggal menunjukkan suatu pengukuran dalam skala
ordinal. (Thylstrup & Fejerskov, 1978)

Patofisiologis Fluorosis gigi

Fluorosis gigi merupakan suatu kelainan struktur email yang berbercak atau cacat
(mottled enamel) sebagai dampak asupan fluor berlebih pada masa pembentukan gigi
yang menyebabkan terjadinya gangguan aktifitas ameloblas dalam perlekatan matriks
dan pada tahap maturasi email. Gangguan pada tahap pelekatan matriks dan pada
tahap maturasi email juga menyebabkan gangguan pada mineralisasi berikutnya,
seperti terjadinya kelainan bentuk gigi (hipoplasia) pada masa pembentukan matriks
email oleh ameloblas dan kelainan warna gigi (hipokalsifikasi) pada tahap kalsifikasi
(pengapuran) yang terjadi saat proses perkembangan (maturasi) gigi sehingga
menyebabkan proses klasifikasi terganggu, ditandai dengan timbulnya bintik-bintik
putih mengkilat, garis putih menyilang, atau warna buram, kuning sampai coklat pada
permukaan gigi.

Proses terjadinya fluorosis gigi diawali dengan hipomineralisasi email karena terlalu
banyak menelan ion fluor dari air minum yaitu lebih dari 2 ppm selama periode
mineralisasi gigi. Terjadi keracunan pada ameloblas sehingga merubah bentuk email.
Ketika gigi erupsi, terlihat white spot atau daerah-daerah yang kemudian akan
terwarnai oleh pigmen oral sehingga tampak berwarna cokelat muda atau cokelat tua.
Dampak yang lebih parah dari kelebihan fluor selama perkembangan gigi adalah
terbentuknya retakan atau lubang-lubang sehingga pewarnaan pada gigi berpusat di
tempat ini.

Daftar Pustaka

Annisa, Iwan Ahmad.Mekanisme flour sebagai kontrol karies pada gigi anak. Journal
of Indonesian dental association(2018)

th
Mc Donald, Dean, Avery. Dentistry for The Child and Adolescent. 9 ed. Missouri:
Mosby-Year Book, Inc. 151-175. 2011.

Ni Wayan, Penanganan Fluorosis Gigi dengan Menggunakan Teknik Mikroabrasi.


Jurnal e-Gigi(eG) 3,1(2015)

Murray, J.J., Rugg-Gunn, A.J. and Jenkins, G.N.,1991. Fluorides In Caries


Prevention. 3rd ed. Butterworth-Heinemann Ltd, 325-328.

Marya C. M. A textbook of public health dentistry. Jaypee brothers. New delhi: 2011:
p. 330-42. 349-56.

Anda mungkin juga menyukai