Oleh :
Kelompok 4
UNIVERSITAS UDAYANA
2021
KATA PENGANTAR
Om Swstiyastu,
Puji syukur kami panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa atau Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat nikmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Lembaga
Keuangan Bukan Bank : Lembaga Pembiayaan dan Dana Pensiun”. Tugas ini merupakan salah
satu persyaratan dalam mengikuti Mata Kuliah Pasar dan Lembaga Keuangan di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
Dalam penyusunan makalah ini ada beberapa kendala yang kami hadapi, seperti
pengumpulan data, sumber acuan terkait yang terbatas dan pengetahuan kami yang masih
terbatas. Akan tetapi, berkat dorongan dan bantuan kendala tersebut dapat di atasi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi para pembaca. Kami mengetahui masih banyak kekurangan dalam
makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan para pembaca untuk memberikan masukan -
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini sehingga kedepannya lebih
baik.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini sudah ada peraturan UU No 11 Tahun 1992 yang mengatur tentang dana
pensiun karena setiap karyawan dalam suatu perusahaan mengharapkan jaminan keuangan di
hati tuanya. Tahun 70-an hanya Pegawai Negeri yang dijamin mendapatkan jaminan pensiun
di hari tuanya. Jika karyawan tidak mendapatkan pensiun dari tempat kerjanya, dia bisa
mendapatkan dana pensiun dari lembaga lainnya.
Berdasarkan uraian dalam latar belakang diatas, maka ada banyak sekali pertanyaan
yang muncul diantaranya :
1
6. Apa itu program pensiun?
7. Bagaimana peran dana pensiun?
2
BAB II
PEMBAHASAN
Lembaga Pembiayaan adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam
bentuk penyediaan dana atau barang modal.
1. Perusahaan Pembiayaan, adalah badan usaha yang khusus didirikan untuk melakukan
Sewa Guna Usaha, Anjak Piutang, Pembiayaan Konsumen, dan/atau usaha Kartu
Kredit.
2. Perusahaan Modal Ventura, adalah badan usaha yang melakukan usaha
pembiayaan/penyertaan modal ke dalam suatu perusahaan yang menerima bantuan
pembiayaan (investee Company) untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan
saham, penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan atau pembiayaan
berdasarkan pembagian atas hasil usaha, dan
3. Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur, adalah badan usaha yang didirikan khusus untuk
melakukan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada proyek infrastruktur
2.2.1 Atas dasar kepemilikannya, perusahaan pembiayaan konsumen dapat dibedakan menjadi
tiga jenis
3
4. a. Pembayaran tunai tunai harga barang/jasa., b. penyerahan barang/jasa
5. Pembayaran angsuran pokok dan bunga hingga lunas selama jangka waktu tertentu.
b. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang Merupakan Satu Grup Usaha dengan
Pemasok
Perusahaan pembiayaan konsumen ini biasanya hanya melayani pembiayaan pembelian
barang dan jasa yang diproduksi oleh pemasok yang masih satu grup usaha dengan
perusahaan tersebut. Perbedaannya hanya terletakpada hubungan antara pemasok dan
perusahaan pembiayaan konsumen.
Tahap-tahap pelaksanaan pembiayaan konsumen dari skema diatas adalah sebagai
berikut :
1. Mempunyai salah satu anak perusahaan
2. Membentuk anak perusahaan baru
3. Pembuatan perjanjian kerja sama pembiyaan konsumen
4. a. Perjanjian jual beli barag dan jasa yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan
konsumen, b. perjanjian pembiayaan pembelian barang dan jasa oleh konsumen
5. a. pembayaran tunai, b. penyerahan barang atau jasa.
6. Pembayaran angsuran pokok dan bunga hingga lunas selama jangka waktu tertentu,
c. Perusahaan Pembiayaan Konsumen yang Tidak Mempunyai Kaitan Kepemilikan
dengan Pemasok
Perusahaan pembiayaan ini biasanya tidak hanya melayani pembiayaan pembelian
barang pada satu pemasok saja. Namun, juga dapat membiayai pembelian pada
pemasok lain, sedangkan spesialisasi perusahaan pembiayaan konsumen biasanya pada
jenis atau tipe barang dan daerah pemasarannya.
Tahap-tahap pelaksanaan pembiayaan konsumen dari skema diatas adalah sebagai
berikut :
1. Pembuatan perjanjian kerja
2. a. Perjanjian jual beli barang yang dibiayai oleh perusahaan pembiayaan konsumen,
b. perjanjian pembiayaan pembelian barang oleh konsumen
3. a. Pembayaran tunai, b. penyerahan barang.
4. Pembayaran angsuran pokok dan bunga hingga lunas dengan jangka waktu tertentu.
2.2.2 Dokumen
4
Dokumen yang diperlukan selama proses pembiayaan konsumen sejak adanya
perjanjian awal sampai dengan pelunasan pinjaman meliputi dokumen-dokumen berikut ini :
5
yang akan membeli barang pada pemasok yang sangat beragam. Konsumen tertentu
berkemampuan membayar secara tunai. Disamping itu dalam kenyataannya terdapat juga
konsumenyang mempunyai niat untuk membeli barang namun tidak cukup untuk
mempunyai uang tunai. Perusahaan pembiayaan konsumen menjembatani kepentingan
konsumen semacam ini sehingga penjualan barang oleh pemasok tidak hanya dapat
dilakukan oleh konsumenyang mempunyai cukup dana tunai, melainkan juga pada
konsumen yang keersediaan dana tunainya terbatas.
b. Bagi Konsumen
Manfaat utama bagi koonsumen adalah kesempatan untuk membeli atau memiliki
barang meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup untuk menutup seluruh harga
barang atau jasa. Singkatnya, konsumen tidak harus membeli tunai atau dapat membeli
dengan cara kredit. Apabila pembiayaan konsumen mempunyai manfaat atau keunggulan
lain bagi konsumen
6
Tujuan Penyelenggaraan Dana Pensiun
a. Bagi Pemberi Kerja
Jika dipandang dari sisi pemberi kerja, tujuan penyelenggaraan dana pensiun adalah
sebagai berikut :
1. Kewajiaban Moral
Perusahaan mempunyai kewajiban moral untuk memberikan rasa aman kepada
karyawan pada saat mencapai usia pensiun. Tenaga kerja tidak dapat dipandang
sebelah mata sebagai faktor produksi. Kewajiban moral tersebut diwujudkan dengan
memberikan jaminan ketenangan atas masa depan para karyawannya. Perusahaan
masih memiliki tanggung jawab moral terhadap mereka. Oleh karena itu, sudah
menjadi kewajiban perusahaan untuk mengikutkan atau membentuk sendiri dana
pensiun untuk para karyawannya.
2. Loyalitas
Jaminan yang diberikan untuk karyawan akan memberikan dampak positif pada
perusahaan. Karyawan akan termotivasi untuk bekerja lebih baik dengan loyalitas
dan dedikasi yang tinggi. Loyalitas tersebut akan semakin besar dengan jaminan
keamanan yang diterima oleh karyawan.
3. Kompetisi Pasar Tenaga Kerja
Dengan memasukkan program pensiun sebagai suatu bagian dari total kompensasi
yang diberikan kepada karyawan diharapkan perusahaan akan memiliki daya saing
dan nilai lebih dalam usaha mendapatkan karyawan yang berkualitas dan profesional
di pasaran tenaga kerja. Dengan tawaran manfaat yang kompetitif bagi para
karyawan, perusahaan akan dapat mempertahankan karyawan yang berkualitas. Pada
era yang semakin ketat, perusahaan-perusahaan bersaing untuk mendapatkan tenaga
yang profesional. Salah satu alat pengikat bagi karyawan yang berkualitas adalah
tawaran manfaat pensiun pada karyawan tersebut.
b. Bagi Karyawan
Jika dipandang dari sisi karyawan, tujuan penyelenggaraan dana pensiun adalah
sebagai berikut :
1. Rasa Aman Terhadap Masa Yang Akan Datang
Karyawan mengharapkan mendapatkan jaminan ekonomis karena penghasilan yang
ia terima memasuki masa pensiun. Harapan ini akan mempengaruhi kinerja saat ini,
pada saat ia masih produktif.
7
2. Kompensasi yang lebih baik
Karyawan mempunyai tambahan kompensasi meskipun baru bisa ia nikmati pada
saat mencapai usia pensiun atau berhenti bekerja
8
dari pemupukan dana, yaitu memenuhi kewajiban pembayaran hak peserta. Di samping
pengawasan yang dilakukan oleh Direktorat Dana Pensiun Departemen Keuangan dan
pelaksanaan sistem pelaporan, pengawasan dilakukan pula melalui kewajiban para
pengelola dana pensiun untuk memberikan informasi kepada para pesertanya.
Norma
Norma merupakan aturan-aturan yang ditentukan dalam melaksanakan program
pensiun agar pihak peserta pensiun mendapatkan jaminan atas masa depannya setelah tidak
dapat bekerja lagi. Norma perhitungan manfaat pensiun, uang pertanggungan, nilai tunai
serta tata cara pembayarannya ditetapkan sebagai berikut :
9
a. Manfaat pensiun untuk peserta dan keluarganya didasarkan pada himpunan iuran
dalam cadangan wajib dari masa kepesertaan, ditambah bonus dari cadangan bonus
untuk dan atas nama peserta.
b. Uang pertanggungan diberikan kepada keluarga dari peserta yang meninggal dunia,
atau cacat sebelum mencapai usia pensiun; didasarkan pada jumlah iuran yang
seyogianya terkumpul pada saat peserta tersebut mencapai usia pensiun. Bersamaan
saatnya, diberikan lagi sejumlah bonus untuk dan atas nama peserta tersebut.
Pembayarannya dapat dilakukan secara berkala (bulanan).
c. Nilai tunai bagi peserta yang berhenti sebelum mencapai masa kepesertaan 3 (tiga)
tahun, hanya didasarkan pada himpunan iuran sendiri ditambah bonus dari
cadangan bonus.
d. Bagi peserta yang berhenti setelah 3 (tiga) tahun, perhitungan nilai tunai didasarkan
pada himpunan iuran sendiri dan iuran pemberi kerja serta bonus.
e. Pembayaran manfaat pensiun, uang pertanggungan dan nilai tunai ditujukan kepada
peserta/ahli waris peserta ditunjuk dalam Sertifikat Dana Pensiun.
10
Adalah ketentuan pensiun yang megizinkan peserta pensiun untuk mempercepat
pensiun karena suatu hal. Ketentuan ini diataur dalam peraturan dana pensiun bawha
karyawan dimungkinkan untuk pensiun lebih awal dari usia pensiun normal dengan
persyaratan khusus. Persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh peserta antara lain
mendapatkan persetujuan dari pemberi kerja, dan ada halangan yang bersifat tetap setiap
karyawan mengalami cacat tetap. Besarnya manfaat pensiun yang dapat diperolah
ditentukan berdasarkan perhitungan ekuivalen akturial (actuarial equivalent).
c) Pensiun ditunda (deferred retirement)
Ketentuan ini memperkenankan karyawannya yang secara mental dan fisik masih
sehat untuk tetap bekerja melampaui usia pensiun normal, dengan ketentuan pembayaran
pensiun dimulai pada tanggal pensiun normal meskipun yang bersangkutan tetap
meneruskan bekerja dan memperoleh gaji dari perusahaan bersangkutan. Sebenarnya
ketentuan ini tidak sesuai dengan konsep dasar dari manfaat pensiun (manfaat pensiun
sebagai pengganti pendapatan karyawan). Dalam hal ini karyawan tersebut mendapatkan
pendapatan dari dua sumber.
d) Pensiun cacat
Apabila karyawan mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu
melaksanakan pekerjaannya, berhak memperoleh manfaat pensiun. Biasanya manfaat
pensiun dihitung berdasarkan formula manfaat pensiun normal dengan masa kerjanya
diakui seolah-olah sampai usia pensiun normal dan penghasilan dasar pensiun ditentukan
pada saat yang bersangkutan dinyatakan cacat.
2. Jenis Kelembagaan Dana Pensiun
Jenis kelembagaan dana pensiun menurut Pasal 2 Undang-undang Nomor 11 Tahun
1992 Bab II, dapat dibatasi dalam dua jenis, yaitu :
1. Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK)
Lembaga ini dibentuk oleh orang atau badan yang memperkerjakan karyawan,
selaku pendiri dan untuk menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti atau program
pensiun iuran pasti, bagi kepentingan sebagian atau seluruh karyawan sebagai peserta, dan
yang menimbulkan kewajiban terhadap pemberi kerja. (Lihat Pasal 1 Butir 2 Undang-
undang Nomor 11 Tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 1992). Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur Dana Pensiun Pemberi Kerja:
a) PP Nomor 76 Tahun 1992 tentang Peraturan Dana Pensiun Pemberi Kerja
Peraturan ini mencakup ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1) Nama dan pensiun yang bersangkutan.\
11
2) Nama pendiri.
3) Karyawan yang berhak menjadi peserta dan persyaratan untuk menjadi peserta.
4) Nama mitra pendiri.
5) Tanggal pembentuk dana pensiun.
6) Pembentukan kekayaan dana pensiun yang terpisah dari kekayaan pemberi kerja.
7) Maksud dan tujuan pembentukan dana pensiun.
8) Masa jabatan pengurus dan dewan pengawas, hak, kewajiban dan tanggung jawab
pengutus, dewan pengawas, peserta, pemberi kerja.
9) Besarnya iuran untuk program pensiun dan rumus manfaat pensiun serta faktor-
faktor yang memengaruhi perhitungan.
10) Tata cara pembayaran manfaat pensiun dan manfaat lainnya.
11) Tata cara penunjukan dan penggantian pihak yang berhak atas manfaat pensiun
apabila peserta meninggal dunia.
12) Tata cara perubahan peraturan dana pensiun dan tata cara pembubaran dan
penyelesaian dana pensiun.
b) Pasal 5 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992 Ayat 1 dari sudut pembentukannya:
1) Peraturan dana pensiun.
2) Pernyataan tertulis pendiri yang menyatakan keputusannya untuk mendirikan dana
pensiun dan memberlakukan peraturan dana pensiun.
3) Peraturan dana pensiun yang ditetapkan oleh pendiri.
4) Arahan investasi.
5) Laporan aktuaris.
6) Penunjukan pengurus, dewan pengawas dan penerima titipan.
12
1) Dana pensiun yang melakukan penggabungan memiliki program pensiun yang
sama.
2) Harus ada pemberi kerja yang bertanggung jawab atas kewajiban berkaitan dengan
masa kerja peserta.
3) Penggabungan suatu DPPK dengan DPPK lainnya harus seizin menteri keuangan.
e) Pengalihan kepesertaan
Pengalihan kepesertaan dari satu dana pensiun ke dana pensiun lain yang merupakan
kebijakan dari DPPK dapat dilakukan dengan ketentuan:
1) Kedua program dana pensiun adalah sama.
2) Harus ada pemberi kerja yang bertanggung jawab atas kewajiban yang berkaitan
dengan masa kerja kelompok karyawan yang dialihkan sebagaimana ditetapkan
dalam peraturan dana pensiun sebelum berlakunya pengalihan.
2. Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Pasal 1 Butir 4 Undang-undang Nomor 11 Tahun 1992, menyatakan bahwa Dana
Pensiun Lembaga Keuangan adalah dana pensiun yang dibentuk oleh bank atau perusahaan
asuransi jiwa, untuk menyelenggarakan program pensiun iuran pasti bagi perorangan. Baik
karyawan maupun pekerja mandiri yang terpisah dari dana pensiun pemberi kerja bagi
karyawan bank atau perusahaan asuransi jiwa yang bersangkutan. Yang diperkenankan
untuk mendirikan dana pensiun hanyalah bank umum dan perusahaan asurani jiwa. Oleh
karena itu bank umum dan perusahaan asuransi dapat menyelenggarakan dua jenis dana
pensiun yaitu Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan
(DPLK). Persyaratan yang harus dimiliki agar dapat menyelenggarakan dana pensiun
adalah sebagai berikut:
a. Perusahaan Asuransi Jiwa
1) Memenuhi tingkat solvabilitas sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundangan di bidang asuransi sekurangnya 8 bulan terakhir.
2) Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan DPLK yang dibuktikan dengan
kesiapan di bidang organisasi dan personel serta kesiapan sistem administrasi.
3) Memiliki kinerja investasi yang sehat dalam arti memiliki hasil yang memadai dari
portofolio investasi dan penempatan investasi tidak menyimpang dari ketentuan
tentang investasi yang berlaku di bidang asuransi.
4) Memiliki tingkat kesinambungan pertanggungan yang sehat sekurang-kurangnya
dalam 2 tahun terakhir. Tolok ukurnya adalah pembatalan pertanggungan yang
mempunyai nilai tunai kurang dari 20%.
13
5) Sanggup untuk menyampaikan laporan hasil penilaian solvabilitas dan laporan
investasi perusahaan.
6) Telah menjalankan usaha sekurang-kurangnya 5 tahun.
b. Bank Umum
1) Memenuhi tingkat kesehatan bank.
2) Memiliki kesiapan untuk menyelenggarakan dana pensiun.
3) Menyanggupi untuk menyampaikan laporan terakhir tingkat kesehatan bank, baik
secara keseluruhan maupun aspek permodalan, kualitas aktiva produktif dan
pemenuhan batas minimum pemberian kredit (BMPK) setiap triwulan.
14
Pembayaran manfaat untuk program pensiun pasti iuran pasti dapat dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Jumlah akumulasi iuran dan hasil pengembangannya lebih kecil dari 12 juta
dapat dibayarkan sekaligus.
b. Bekas karyawan yang berhak atas manfaat pensiun ditunda dapat mengajukan
pembayaran manfaat pennsiun sejak yang bersangkutan mencapai usia pensiun
dipercepat. Besarnya manfaat tersebut dihitung dan ditetapkan pada saat yang
bersangkutan akan pensiun.
c. Atas pilihan peserta dapat membeli anuitas seumur hidup dari perusahaan
asuransi jiwa dengan persyaratan :
1) Anuitas yang dipilih menyediakan manfaat pensiun bagi janda/duda atau anak
sekurang-kurangnya 60% dan sebanyak-banyaknya 100%dari manfaat pensiun
yang diterima peserta.
2) Anuitas yang dipilih memenuhi ketentuan-ketentuan dalam undang-undang
dana pensiun dan peraturan pelaksanaannya serta peraturan dana pensiun.
15
Untuk dapat memahami peran dana pensiun, perlu dilihat pada Undang-undang
Nomor 11 Tahun 1992 sebagai berikut:
a) Sejalan dengan hakikat pembangunan nasional, diperlukan penghimpunan dan
pengelolaan dana guna memelihara kesinambungan penghasilan pada hari tua
dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b) Dana pensiun merupakan sarana penghimpun dana guna meningkatkan peran serta
masyarakat dalam melestarikan pembangunan nasional yang terus bertumbuh dan
berkelanjutan.
c) Dana pensiun dapat pula menambah motivasi dan ketenangan kerja sehingga
meningkatkan produktivitas.
Berdasarkan hal-hal tersebut, diharapkan dana pensiun dapat berperan secara aktif
dalam pembangunan, sebagai salah satu lembaga keuangan penghimpun dana, sekaligus
membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penyediaan lapangan kerja.
1. Kelemahan Program Pensiun
Sebelum Undang-undang No 11 Tahun 1992, layanan kesejahteraan pensiun
dilakukan oleh Yayasan Dana Pensiun (YDP). Di samping itu, ada lagi berbagai jaminan
hari tua, jaminan kesejahteraan karyawan, asuransi yang berkaitan dengan karyawan
disediakan melalui berbagai lembaga seperti: Tabungan dan Asuransi Sosial Pegawai
Negeri (TASPEN), Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), dan sebagainya. Namun
manfaat pensiun yang diberikan melalui beberapa yayasan dana pensiun tertentu masih jauh
dari manfaat yang seharusnya dapat diterima peserta. Berdasarkan penelitian, terdapat
beberapa kelemahan dari beberapa program YDP tersebut antara lain:
a. Belum ada ketentuan yang mengatur hal-hal mendasar untuk menjamin
terpenuhinya hak dan kewajiban para pihak penyelenggara program pensiun.
b. Pengelolaan YDP masih banyak yang kurang profesional.
c. Arahan investasi kurang jelas dan kurang konsisten terhadap pencapaian tujuan
program pensiun.
d. Banyak investasi dilakukan pada aktiva tetap yang kurang produktif, tidak cepat
menghasilkan.
e. Arahan administrasi keuangan, sebagai pedoman penatausahaan kekayaan dana
pensiun kurang dipersiapkan dengan baik.
f. Investasi gedung kantor yang berlebihan/mewah.
g. Beberapa manajemen yang statis dan kurang peduli terhadap perbaikan manfaat
pensiun.
16
h. Banyak pengelola merasa bangga dan terlena dengan kenaikan laba dan aset
yayasan dana pensiun, tetapi kurang memerhatikan perbaikan manfaat pensiun
sebagai tujuan pokok.
i. Keuntungan lembaga/yayasan dana pensiun yang besar tidak diimbangi dengan
perbaikan manfaat pensiun yang sepadan.
j. Beberapa program pensiun masih membedakan jumlah manfaat pensiun untuk
kalangan pensiunan, janda/duda dan anak yatim/piatu dari para pensiun.
17
h. Dana pensiun dapat mempunyai tiga fungsi yang terpadu yaitu: tabungan,
asuransi, dan pensiun. Fungsi ini dapat dilakukan dengan cara kerja sama antara
ketiga lembaga (perbankan, perusahaan asuransi jiwa, dan dana pensiun).
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lembaga pembiayaan (multifinance) salah satu lembaga keuangan bukan bank di
Indonesia yang mempunyai aktivitas membiayai kebutuhan masyarakat baik bersifat produktif
maupun konsumtif. Lembaga pembiayaan dapat memberikan berbagai kemudahan
dibandingkan bank yang mengakibatkan lembaga pembiayaan mengalami perkembangan yang
cukup tinggi di negara kita. Manfaat utama bagi pemasok dengan adanya perusahaan
pembiayaan konsumen adalah peningkatan penjualan. Daya beli dan kemampuan cash-flow
calon konsumen yang akan membeli barang pada pemasok yang sangat beragam. Konsumen
tertentu berkemampuan membayar secara tunai. Disamping itu dalam kenyataannya terdapat
juga konsumen yang mempunyai niat untuk membeli barang namun tidak cukup untuk
mempunyai uang tunai. Perusahaan pembiayaan konsumen menjembatani kepentingan
konsumen semacam ini sehingga penjualan barang oleh pemasok tidak hanya dapat dilakukan
oleh konsumenyang mempunyai cukup dana tunai, melainkan juga pada konsumen yang
keersediaan dana tunainya terbatas. Manfaat utama bagi koonsumen adalah kesempatan untuk
membeli atau memiliki barang meskipun dana yang tersedia saat ini belum cukup untuk
menutup seluruh harga barang atau jasa. Singkatnya, konsumen tidak harus membeli tunai atau
dapat membeli dengan cara kredit. Apabila pembiayaan konsumen mempunyai manfaat ato
keunggulan lain bagi konsumen. Manfaat utama yang dapat diperoleh perusahaan pembiayaan
konsumen adalah penerimaan dari bunga dan biaya administrasi yang dibayarkan oleh
konsumen, tingkat bunga yang ditetapkan oleh perusahaan konsumen biasanya Ikebih tinggi
daripada tingkat bunga kredit bank. Hal ini sebagai konsekuensi atau kompensasi karena
perusahaan pembiayaan konsumen menanggung risiko-risiko yang relatif lebih besar dari pada
penyaluran dana bank dalam bentuk kredit kepada debitornya.
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 11 Tahun 1992 Dana Pensiun adalah badan
hukum yang mengelola dan menjalankan program yang menjanjinkan manfaat pension bagi
pesertanya. Definisi tersebut memberi pengertian bahwa dana pensiun merupakan suatu
lembaga yang mengelola program pensiun yang dimak sudkan untuk memberikan
kesejahteraan kepada karyawan suatu perusahaan terutama yang telah pensiun. Dalam
pengelolaan dana pensiun, pemerintah menganut beberapa asas pokok :
19
1. Penyelenggaraan dilakukan dengan system pendanaan
4. Penundaan manfaat
Fungsi program pensiun harus dapat diidentifikasikan dengan jelas supaya program
tersebut dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
1. Asuransi
2. Tabungan
Program pensiun adalah program yang mengupayakan manfaat pensiun bagi peserta.
Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1992, program pensiun terdiri dari tiga golongan:
20
DAFTAR PUSTAKA
Budisantoso, Totok dan Nuritomo. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta:
Saleba Empat.
https://www.ojk.go.id/id/kanal/iknb/Pages/Lembaga-
Pembiayaan.aspx#:~:text=Lembaga%20Pembiayaan%20adalah%20badan%20usaha,dan%2F
atau%20usaha%20Kartu%20Kredit.
http://tyasnurhayati.blogspot.com/2017/04/normal-0-false-false-false-in-x-none-ar.html
21