Anda di halaman 1dari 6

Judul’Topik: PEMANFAATAN CHLORELLA VULGARIS SEBAGAI SEL

BAHAN BAKAR BERKELANJUTAN DENGAN MENGGUNAKAN LIMBAH


DOMESTIK

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Air Limbah domestik (rumah tangga) merupakan limbah cair hasil
buangan dari perumahan (rumah tangga), bangunan perdagangan, perkantoran
dan sarana sejenis. Contoh limbah cair domestic adalah air deterjen sisa
cucian, air sabun, dan air tinja. Meningkatnya kegiatan manusia dalam rumah
tangga mengakibatkan bertambahnya jumlah limbah cair. Sumber limbah cair
rumah tangga bersifat organic yaitu dari sisa-sia makanan dan deterjen yang
mengandung fosfor. Limbah cair dapat meningkatkan kadar BOD
(Biochemical Oxygen Demand) dan pH air. Keadaan tersebut menyebabkan
terjadinya pencemaran yang banyak menimbulkan kerugian bagi manusia dan
lingkungan. Kualitas suatu air limbah akan dapat terindikasi dari kualitas
parameter kunci, dimana konsentrasi parameter kunci tidak melebihi dari
standar baku mutu yang ada sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Mengingat air limbah domestik kandungan terbesar adalah
bahan organik, maka parameter kunci yang umum digunakan adalah BOD,
COD dan lemak/minyak. Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
Nomor 68 Tahun 2016 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik, maka
parameter kunci untuk air limbah domestik adalah pH, BOD, COD, TSS,
Lemak & Minyak, Amonia Total, dan Total Koliform.
Diantara teknologi produksi energy terbarukan yang cukup
menjanjikan dan sedang dikembangkan adalah sel bahan bakar mikroba
(MFC). Teknik ini disebut menjanjikan karena keberlanjutannya untuk secara
langsung mengubah limbah menjadi energi listrik, hemat energy karena
proses aerasi berkurang dan produksi lumpur yang lebih rendah dibandingkan
lumpur aktif aerobic. Penggunaan mikroalga dalam MFC karena kemampuan
ganggang untuk melakukan fotosintesis CO2 atmosfer, menghasilkan
biomassa dan oksigen dan dengan demikian memfasilitasi reaksi katodik.
Mikroorganisme fototrofik ini dapat berfungsi sebagai biocatholytes dalam
MFC karena oksigen yang dihasilkan adalah akseptor elektron untuk elektron
yang dipanen dari kompartemen anoda. MFC memproduksi biomassa alga
yang dapat diubah menjadi biofuel dan produk bio lainnya melalui
pencernaan anaerob, fermentasi, atau trans-esterifikasi (Saba et al. 2017).
Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, antara lain adalah
Washington et al. (2017) biocathode yang terdiri dari C. vulgaris
diimobilisasi pada serat karbon SCMFC yang terpapar udara yang
memungkinkan pertumbuhan alga yang baik, dan sel-sel dapat melakukan
aktivitas redoks pada permukaan elektroda. Efisiensi penghilangan COD,
logam berat, dan warna yang tinggi serta penyesuaian pH diri tercapai.
Selanjutnya S. Commault et al. (2017) melakukan studi tentang sel bahan
bakar mikroba dioperasikan menggunakan efek anoda sebagai pengaruh
katoda untuk melawan pembatasan gradien pH dan menghilangkan COD.
Chlorella vulgaris ditanam dalam cairan anodik di katoda untuk menyediakan
oksigen melalui fotosintesis dan meningkatkan output daya. Kehadiran C.
vulgaris menggandakan kepadatan daya maksimum dibandingkan dengan
daya yang dihasilkan tanpa alga, dan sebagian besar berkontribusi pada
penghapusan ammonium. Sedangkan Yang et al. (2017) tentang sel bahan
bakar mikroba bio-film alga (ABMFC) dibuat dengan mengintegrasikan bio-
film alga (AB) dengan sel bahan bakar mikroba (MFC) untuk memfasilitasi
operasi sistem untuk menghilangkan nutrisi dan generasi bioenergi.
Kepadatan daya tertinggi diperoleh secara bersamaan. Sistem ABMFC
mampu menangani air limbah yang nyata, kompleks, dan variabel secara
terus-menerus dan efisiensi penghilangan TN, TP dan COD masing-masing
dapat mencapai 95,5%, 96,4%, dan 81,9%. Pada penelitian lain yang
dilakukan oleh Khandelwa et al. (2018) menjelaskan kebutuhan bahwa
akseptor elektron dan donor elektron keduanya dapat dipenuhi oleh alga
menggunakan PMFC, prosesnya harus berkelanjutan dengan meningkatkan
pemulihan energi dari sistem. Upaya untuk meningkatkan pemulihan energi
dari sistem dilakukan dengan mengekstraksi lipid dari alga yang ditanam di
katoda dan memanfaatkan biomassa alga yang diekstraksi lipid (LEA)
sebagai substrat anodic sehingga membuat system ini mandiri dan ekonomis
yang menawarkan sistem nol limbah dan nol karbon.
Berkaitan dengan informasi di atas maka menjadi penting untuk
mengembangkan kajian yang lebih komprehensif terkait dengan pemanfaatan
mikroba khsususnya Chlorella vulgaris sebagai sel bahan bakar berkelanjutan
menggunakan bahan baku limbah domestic sehingga tidak hanya efisien
dalam mengilangkan/ menurunkan COD, logam berat, dan warna yang tinggi
serta pH namun juga memungkinkan memproduksi listrik sebagai alternative
sumber daya terbaharukan tanpa mengesampingkan aspek ramah lingkungan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:

1) Bagaimana perbandingan kinerja antara biomassa LEA dengan bio-film


alga pada PMFC menggunakan Chlorella vulgaris terhadap output daya
yang dihasilkan dan efisiensi penurunan parameter kunci untuk air limbah
domestik?
2) Bagaimana cara untuk meningkatkan output daya yang lebih tinggi,
operasi berkelanjutan, dan tingkat pertumbuhan alga yang lebih tinggi
pada PMCF menggunakan Chlorella vulgaris?
3) Apa pengaruh biofilm alga dan biomassa LEA pada struktur komunitas
mikroba di anoda terhadap mekanisme produksi listrik dan pembuangan
kontaminan?
4) Bagaimana hambatan dalam pembangunan PMCF skala besar?
1.3 Tujuan Penelitian
Melalui kegiatan penelitian Pemanfaatan Chlorella vulgaris Sebagai
Sel Bahan Bakar Berkelanjutan dengan Menggunakan Limbah Domestik
maka tujuan secara keseluruhan penelitian ini adalah:

1) Mengetahui kinerja biomassa LEA dan bio-film alga pada PMFC


menggunakan Chlorella vulgaris terhadap output daya yang dihasilkan
dan efisiensi penurunan parameter kunci untuk air limbah domestik
2) Mengetahui suatu metode atau cara untuk meningkatkan output daya yang
lebih tinggi, operasi berkelanjutan, dan tingkat pertumbuhan alga yang
lebih tinggi pada PMCF menggunakan Chlorella vulgaris
3) Menganalisis pengaruh biofilm alga dan biomassa LEA pada struktur
komunitas mikroba di anoda terhadap mekanisme produksi listrik dan
pembuangan kontaminan
4) Mengetahui hambatan-hambatan yang terdapat dalam pembangunan
PMFC skala besar?

1.4 Manfaat Penelitian


1) Mendapatkan informasi tentang jumlah output daya yang dihasilkan oleh
biomassa LEA dan bio-film alga pada PMFC menggunakan Chlorella
vulgaris dan persentase penurunan parameter kunci untuk air limbah
domestik
2) Menemukan metode paling efisien untuk meningkatkan output daya,
operasi berkelanjutan, dan tingkat pertumbuhan alga yang lebih tinggi
3) Menghasilkan variasi pengolahan limbah domestic yang ramah lingkungan
sekaligus menjadi sumber energi terbaharukan
4) Menemukan solusi dari hambatan-hambatan yang terdapat dalam
pembangunan PMCF skala besar

1.5 Batasan Penelitian


Agar penulisan lebih fokus dan terarah, maka pembahasan ini dibatasi
oleh:

1) Chlorella vulgaris adalah mikroalga yang digunakan dalam PMFC


2) Parameter kunci untuk air limbah domestik yang digunakan adalah
pH, BOD, COD, TSS, Lemak & Minyak, Amonia Total, dan Total
Koliform.
3) Pengukuran terhadap produksi atau output daya mutlak dilakukan.
4) Prinsip system adalah mandiri, ekonomis, dan ramah lingkungan.
Referensi

[1].Khandelwa, A., Vijay, A., Dixit, A., & Chhabra, M. (2018). Microbial fuel
cell powered by lipid extracted algae: A promising system for algal lipids
and power generation . Bioresource Technology, 520-527.

[2].S. Commault, A., Laczka, O., Siboni, N., Tamburic, B., R. Crosswell, J.,
R. Seymour, J., et al. (2017). Electricity and Biomass Production in A
Bacteria-Chlorella Based Microbial Fuel Cell Treating Wastewater.
Journal of Power Sources, 299-309.

[3].Saba, B., D. Christy, A., Yu, Z., & C. Co, A. (2017). Sustainable power
generation from bacterio-algal microbial fuel cells (MFCs): An overview .
Renewable and Sustainable Energy Reviews, 75-84.

[4].Washington Legrono, M. P., & Legrono, W. (2017). Single Chamber


Microbial Fuel Cell (SCMF) with Cathodyc Microalgal Biofilm: A
Preliminary Assestment of Generation of Bioelectricity and
Biodegradation of Real Dye Textile Wastewater. Chemosphere, 378-388.

[5].Yang, Z., Pei, H., Hou, Q., Jiang, L., Zhang, L., & Nie, C. (2017). Algal
biofilm-assisted microbial fuel cell to enhance domestic wastewater
treatment: Nutrient, organics removal and bioenergy production. Chemical
Engineering Journal, 277-285.

Anda mungkin juga menyukai