IDENTIFIKASI ISTILAH
1. Positivity rate
Positivity rate adalah rasio jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 berbanding dengan total
tes di suatu wilayah. Cara menghitung positivity rate adalah jumlah total kasus positif dibagi
dengan jumlah orang yang dites dan dikalikan 100. (Lihat situation report WHO)
2. R0 dan Rt
uruf R melambangkan angka reproduksi virus alias jumlah rata-rata orang bisa menularkan
penyakit ke orang lain. Dari angka ini maka dapat diketahui tingkat dan kemampuan
penyebaran suatu penyakit. Sampai sekarang sebenarnya belum ada angka reproduksi pasti
untuk Covid-19. Estimasi terbaiknya saat ini adalah R0 untuk Covid-19 di 2 sampai 2,5, lebih
tinggi dua kali lipat dari flu biasa.
Sedangkan Rt adalah angka reproduksi setelah adanya intervensi pemerintah. Intervensi itu,
seperti telah dikatakan Suharso, bentuknya bisa PSBB. Angka Rt yang ideal adalah di bawah
1.
para ahli biasanya menghitung ke belakang, bukan ketika orang baru saja tertular. Data yang
diambil adalah jumlah orang meninggal, masuk rumah sakit, atau positif Covid-19. R
memberikan gambaran penularan sekitar dua sampai tiga pekan sebelumnya. R lebih dari
satu berarti berbahaya karena penyebaran sebuah virus seperti efek bola salju, bisa
membesar dengan cepat. Kalau angkanya di bawah satu, artinya penyakit tersebut akan
menghilang dan orang tidak lagi tertular
3. Case Fatality Rate
4. Pandemi
Sebuah wabah adalah peningkatan jumlah kasus yang jelas terlihat, meski kecil, jika
dibandingkan dengan jumlah “normal” yang diantisipasi. Wabah itu kecil tapi luar biasa.
contoh: klaster kasus pneumonia yang mencuat tak terduga di kalangan konsumen pasar di
Wuhan, Cina. Pejabat kesehatan publik sekarang mengetahui bahwa peningkatan jumlah
kasus pneumonia di sana merupakan wabah coronavirus tipe baru, yang kini diberi nama
SARS-CoV-2.
Epidemi adalah wabah yang menyebar di area geografis yang lebih luas. Ketika orang-orang
di luar Wuhan mulai terdeteksi mengidap SARS-CoV-2 (yang menyebabkan penyakit
bernama COVID-19), para ahli epidemiologi pun tahu bahwa wabah ini telah menyebar luas,
yang menandakan bahwa upaya pengurungan tidaklah cukup atau sudah terlambat. Ini
bukan hal mengherankan, mengingat memang belum ada pengobatan atau vaksin yang
tersedia. Tetapi penyebaran luas COVID-19 di seluruh Cina berarti bahwa wabah di Wuhan
telah berkembang menjadi epidemi. Epidemi itu lebih luas dan menyebar.
Ketika sebuah epidemi menyebar ke beberapa negara atau wilayah di dunia, ia sudah
dianggap pandemi. Pandemi itu internasional dan diluar kendali. Pandemi adalah epidemi
penyakit yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya beberapa benua, atau di seluruh
dunia. Pandemi terkenal lainnya di antaranya pandemi influenza 1918 (flu Spanyol) dan
pandemi flu 2009 atau "H1N1".
5. COVID-19
Adalah penyakit pandemik yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Dimana gejalanya
umumnya berupa batuk kering, demam, dan sakit kepala.
Terdapat 4 strategi:
1. Strategi pertama sebagai penguatan strategi dasar itu adalah dengan gerakan
masker untuk semua yang mengampanyekan kewajiban memakai masker saat
berada di ruang publik atau di luar rumah. kita tidak tahu apa orang di sekitar kita
menderita COVID-19 tanpa gejala atau biasa disebut tanpa gangguan, dengan pakai
masker, kita yakini kita gak rentan pada penularan COVID-19.
2. Penelusuran kontak (tracing) dari kasus positif yang dirawat dengan menggunakan
Rapid Test atau tes cepat. Di antaranya adalah pada orang terdekat, tenaga
kesehatan yang merawat pasien COVID-19, serta pada masyarakat di daerah yang
ditemukan kasus banyak. pemerintah tentukan kebijakan untuk lakukan screening
atau pemeriksaan penapisan dengan Rapid Test. Alat Rapid Test Sudah
didistribusikan lebih dari 450 ribu kit ke seluruh Indonesia. Tujuannya untuk
penjaringan kasus penelusuran kontak pada tenaga kesehatan dan komunitas di
wilayah yang banyak sekali kasus positif. Ini strategi awal yang dilakukan terkait tes
3. Edukasi dan penyiapan isolasi secara mandiri pada sebagian hasil tracing yang
menunjukan hasil tes positif dari rapid tes atau negatif dengan gejala untuk
melakukan isolasi mandiri. Isolasi ini bisa dilakukan mandiri atau berkelompok
seperti diinisiasi oleh beberapa kelompok masyarakat. Ini positif patut diapresiasi.
Sehingga saudara kita bisa lakukan dengan baik tanpa ada stigmatisasi dan upaya
mengucilkan. jika kemudian dilakukan tes ulang ditemukan positif atau keluhan klinis
yang memburuk, baru akan dilakukan pengecekan antigen melalui metode PCR demi
efektifitas pemeriksaan.
4. Isolasi Rumah Sakit yang dilakukan kala isolasi mandiri tidak mungkin dilakukan,
seperti karena ada tanda klinis yang butuh layanan definitif di Rumah Sakit.
3. Pada 9 September 2020 terdapat 203.342 (3.307 new) confirmed cases of COVID-19. Terdapat
8.336 (106 new) deaths and 145.200 recovered cases from 489 districts across all 34 provinces.
4. Positivity Rate di Aceh sebesar 15% yang menandakan adanya penanganan COVID-19 yang tidak
terkontrol dan tidak terkendali. Jika angkanya dibawah 10% berarti masih dalam kendali. Di bawah
5% itu yang disarankan agar bisa melaksanakan aktivitas new normal.
5.
V. LEARNING OBJECTIVE
1. Langkah penyelidikan epidemiologi untuk kasus COVID-19 sama dengan penyelidikan KLB
pada untuk kasus Mers. Tahapan penyelidikan epidemiologi secara umum meliputi:
1. Konfirmasi awal KLB Petugas surveilans atau penanggung jawab surveilans
puskesmas/Dinas Kesehatan melakukan konfirmasi awal untuk memastikan adanya kasus
konfirmasi COVID-19 dengan cara wawancara dengan petugas puskesmas atau dokter yang
menangani kasus.
2. Pelaporan segera Mengirimkan laporan W1 ke Dinkes Kab/Kota dalam waktu <24 jam,
kemudian
diteruskan oleh Dinkes Kab/Kota ke Provinsi dan PHEOC (Public Health Emergency Operation
Center)
3. Persiapan penyelidikan
a. Persiapan formulir penyelidikan sesuai form terlampir (lampiran 5)
b. Persiapan Tim Penyelidikan
c. Persiapan logistik (termasuk APD) dan obat-obatan jika diperlukan
4. Penyelidikan epidemiologi
a. Identifikasi kasus
b. Identifikasi faktor risiko
c. Identifikasi kontak erat
d. Pengambilan spesimen di rumah sakit rujukan
e. Penanggulangan awal
Ketika penyelidikan sedang berlangsung petugas sudah harus memulai upaya-upaya
pengendalian pendahuluan dalam rangka mencegah terjadinya penyebaran penyakit
kewilayah yang lebih luas. Upaya ini dilakukan berdasarkan pada hasil penyelidikan
epidemiologi yang dilakukan saat itu. Upaya-upaya tersebut dilakukan terhadap masyarakat
maupun lingkungan, antara lain dengan:
- Menjaga kebersihan/ higiene tangan, saluran pernapasan.
- Penggunaan APD sesuai risiko pajanan.
- Sedapat mungkin membatasi kontak dengan kasus yang sedang diselidiki dan bila tak
terhindarkan buat jarak dengan kasus.
- Asupan gizi yang baik guna meningkatkan daya tahan tubuh.
- Apabila diperlukan untuk mencegah penyebaran penyakit dapat dilakukan tindakan isolasi
dan karantina.
5. Pengolahan dan analisis data
6. Penyusunan laporan penyelidikan epidemiologi
Berdasarkan informasi dari penyelidikan epidemiologi maka dilakukan penilaian risiko cepat
meliputi analisis bahaya, paparan/kerentanan dan kapasitas untuk melakukan karakteristik
risiko berdasarkan kemungkinan dan dampak. Hasil dari penilaian risiko ini diharapakan
dapat digunakan untuk menentukan rekomendasi penanggulangan kasus COVID-19.
Penilaian risiko ini dilakukan secara berkala sesuai dengan perkembangan penyakit.
Penjelasan lengkap mengenai penilaian risiko cepat dapat mengacu pada pedoman WHO
Rapid Risk Assessment of Acute Public Health
2. W
3. W
b. Pengendalian Administratif
Memastikan penerapan jaga jarak minimal 1 meter dapat diterapkan di semua area
fasyankes. 2) Melakukan pelarangan pengunjung dan penunggu pada pasien dewasa kasus
suspek, kasus probable atau terkonfirmasi positif COVID-19. 3) Mengorganisir logistik APD
agar persediaan digunakan dengan benar. 4) Membuat kebijakan tentang kesehatan dan
perlindungan petugas kesehatan seperti: petugas kesehatan yag sakit, kapan boleh pulang
dll