Henrika Balsani Tutratan (Mata Kulia Riset Operasi)
Henrika Balsani Tutratan (Mata Kulia Riset Operasi)
Nim : 19041013
Sem : IV
Pemrograman linier berasal dari kata pemrograman dan linier. Pemrograman disini
mempunyai arti kata perencanaan, dan linier ini berarti bahwa fungsi-fungsi yang
digunakan merupakan fungsi linier. Secara umum arti dari pemrograman linier adalah
suatu teknik perencanaan yang bersifat analisis yang analisis-analisisnya memakai
model matematika, dengan tujuan menemukan beberapa kombinasi alternatif
pemecahan masalah kemudian dipilih yang terbaik di antaranya dalam rangka
menyusun strategi dan langkah-langkah kebijaksanaan lebih lanjut tentang alokasi
sumber daya dan dana yang terbatas guna mencapai tujuan dan sasaran yang di
inginkan secara optimal.
Fungsi tujuan :
x1, x2, …, xn ≥ 0
Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel keputusan
(xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang dilakukan untuk
mencapai tujuan. Simbol c1,c2,...,cn merupakan kontribusi masing-masing variabel
keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan pada model
matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan penggunaan per unit variabel
keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau disebut juga sebagai koefisien
fungsi kendala pada model matematiknya. Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah
masing-masing sumber daya yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari
banyaknya sumber daya yang terbatas.
Pertidaksamaan terakhir (x1, x2, …, xn ≥ 0) menunjukkan batasan non negatif.
Membuat model matematik dari suatu permasalahan bukan hanya menuntut
kemampuan matematik tapi juga menuntut seni permodelan. Menggunakan seni akan
membuat permodelan lebih mudah dan menarik.
Prinsip yang digunakan ialah mencari seluruh kemungkinan pemecahan dasar feasible
(layak), kemudian pilih salah satu yang memberikan nilai objektif optimal, yaitu paling
besar (maksimum) atau paling kecil (minimum).
Pemecahan persoalan Program Linear dengan metode aljabar ini dibagi 3 (tiga) kasus,
yaitu:
a. Kasus Maksimisasi.
Langkah-langkah penyelesaian
Contoh-1 : Perusahaan konveksi “Maju” akan memproduksi baju dan celana, dengan:
Fungsi Tujuan:
Fungsi Pembatas :
• P-Bahan : 4 X1 + 2 X1 ≤ 60
• Penjahitan : 2 X1 + 4 X2 ≤ 48 X1, X2 ≥ 0
b. Kasus Minimasi
Langkah-langkah Penyelesaian
CONTOH:
Seorang petani modern menghadapi suatu persoalan sebagai berikut: Setiap sapi
peliharaan agar supaya sehat harus diberi makanan yang mengandung paling sedikit:
27, 21, dan 30 satuan unsur nutrisi jenis A, B, dan C setiap harinya. Dua jenis makanan
M1 dan M2 diberikan kepada sapi peliharaan tersebut. Satu gram makanan jenis M1
mengandung unsur nutrisi jenis A, B, dan C masing-masing sebesar 3, 1, dan 1 satuan.
Sedangkan satu gram makanan jenis M2 mengandung unsur nutrisi jenis A,B, dan C
masing-masing 1,1, dan 2 satuan. Harga satu gram M1 dan M2 masing-masing sebesar
Rp40.000 dan Rp20.000.- Petani tersebut harus memutuskan apakah membeli satu
jenis makanan saja atau kedua-duanya kemudian mencampurnya. Tujuan adalah agar
jumlah pengeluaran petani tersebut minimum.
c. Kasus-kasus khusus
Beberapa kasus khusus selain kasus maksimisasi dan minimisasi adalah kasus solusi
optimum ganda dan tidak memiliki solusi yang layak.
LANGKAH-LANGKAH PENYELESAIAN
a) Fungsi Tujuan :
b) Fungsi Pembatas :
X1 + 2X2 ≤ 10
X1 + 6X2 ≤ 36
X1 ≤4
X1, X2 ≥0
a) Fungsi Tujuan :
b) Fungsi Pembatas :
4X1 + 2X2 ≤ 8
X1 ≥ 3
X2 ≥ 7
X1, X2 ≥ 0