https://dx.doi.org/10.1016%2Fj.ajem.2020.05.044
pernapasan merupakan hasil kerja yang kompleks antar regio sel-sel otak
ertujuan untuk merangsang kontraksi otot-otot yang terlibat pada proses
san. (Gambar 1). Gangguan pada pernapasan dapat menyebabkan persepsi
k bernapas yang tidak nyaman atau kesulitan bernapas yang disebut sebagai
apas.
Ottestad W, Seim M, Mæhlen JO. Covid-19 med stille hypoksemi. Tidsskrift for Den norske legeforening
[Internet]. 2020 [cited 2020 Aug 26]; Available from: https://tidsskriftet.no/2020/04/kort-kasuistikk/covid-19-
med-stille-hypoksemi
dari rongga alveolar ke kapiler pulmonar, mengurangi area permukaan kapiler a
memperpendek waktu perpindahan darah melalui kapiler paru menyebabk
8
ketidakseimbangan oksigen di alveolar dan di darah kapiler paru.11
Gagal napas
Proses terjadinya
Gambar 3. gagal napas
Tipe gagal napas
Ventilasi (V) normal, Perfusi (Q) normal
V/Q = 1
Dikutip dari (11)
Ketidakseimbangan ventilasi/perfusi (V/Q)
Pirau intrapulmonar (Ruang rugi) (Pirau)
2.2.1 Epidemiologi Gagal Napas Gambar 4. Ketidakseimbangan ventilasi/perfusi, pirau, dan ruang rugi.
Gangguan difusi
oussos C, Koutsoukou A. Respiratory failure. Eur Respir J. 2003; 22: 3s-14s Dikutip dari (18)
Hipoventilasi alveoli
Gagal napas akut merupakan kondisi yang sering terjadi dan dapat menyebabkan
Ranjit S. Acute respiratory failure and oxygen therapy. Indian J Pediatr. 2001;68(3):249-55.
JAMA. 2020;324(8):782-793.
doi:10.1001/jama.2020.12839
1. Perubahan kurva
disosiasi
oksihemoglobin
2. Intrapulmonary
shunting
3. Kehilangan
regulasi perfusi
paru
4. Mikrotrombus
Intravaskuler
5. Gangguan
kapasitas difusi
Dhont S, Derom E, Van Braeckel E, Depuydt P, Lambrecht BN. The pathophysiology of ‘happy’ hypoxemia in COVID-19.
Respiratory Research [Internet]. 2020 Dec [cited 2020 Aug 25];21(1). Available from: https://respiratory-
research.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12931-020-01462-5
Torres Acosta MA, Singer BD. Pathogenesis of COVID-19-induced ARDS: implications for an
ageing population. Eur Respir J 2020; 56: 2002049 [https://doi.org/10.1183/ 13993003.02049-
https://www.jhltonline.org/home
Menegakkan diagnosis dan menentukan penyebab terjadinya gagal
napas
Menilai beratnya gagal napas dan menentukan tindakan intervensi yang
dibutuhkan.
Memberikan terapi suportif dan spesifik
Memantau perjalanan penyakit dan respons terhadap terapi.