Anda di halaman 1dari 19

dr.

Rr, DIAH HANDAYANI, SpP(K)


Seorang laki laki 72 tahun datang ke
IGD dengan gejala minimal hanya
batuk, nafas tidak nyaman, dengan
saturasi oksigen rendah

CXR: opasitas bilateral perihilar

https://dx.doi.org/10.1016%2Fj.ajem.2020.05.044
pernapasan merupakan hasil kerja yang kompleks antar regio sel-sel otak
ertujuan untuk merangsang kontraksi otot-otot yang terlibat pada proses
san. (Gambar 1). Gangguan pada pernapasan dapat menyebabkan persepsi
k bernapas yang tidak nyaman atau kesulitan bernapas yang disebut sebagai
apas.

 Proses pernapasan meliputi sentral dan


perifer
 Sentral pusat pernapasan di medulla
oblongata dan pons
 Input ke sentral terutama dari
kemoreseptor sentral dan perifer, yaitu
hipotalamus dan feedback
mekanoreseptor di paru dan otot
pernapasan
 Pengaturan sentral menentukan irama
dan pola napas

1.Gifford A, Mahler D. Dyspnea. In: Spiro SG, Silvestri GA, Agusti A.


Clinical Respiratory Medicine. 4th ed. Philadelphia: Elsevier; 2012;250-60.
Gambar 1. Informasi aferen ke pusat pernapasan
- Sensor utama pernapasan adalah PaCO2
- Pada hiperkapnia (PaCO2 tinggi) akan
meningkatan respons pernapasan
sehinga RR naik dan volume ventilasi
semenit.
- PaCO2 juga merupakan regulator aliran
darah serebral. Pada hiperventilasi,
PaCO2 turun dan dapat menimbulkan
vasokonstriksi arteri sehingga aliran
darah serebral lebih rendah dan
meningkatkan tekanan intrakranial,
gangguan status mental , refles batang
otak dan respons motorik
Clinical Autonomic Research https://doi.org/10.1007/s10286-020-00715-
z
Gagal napas
ketidakmampuan untuk mempertahankan distribusi normal oksigen (O2)
ke jaringan dan pengeluaran normal karbon dioksida (CO2) dari
jaringan. Kegagalan

Silent hypoxia= happy hypoxia=apathetic” hypoxia


hipoksia yang terjadi tanpa disertai gejala hipoksia

Ottestad W, Seim M, Mæhlen JO. Covid-19 med stille hypoksemi. Tidsskrift for Den norske legeforening
[Internet]. 2020 [cited 2020 Aug 26]; Available from: https://tidsskriftet.no/2020/04/kort-kasuistikk/covid-19-
med-stille-hypoksemi
dari rongga alveolar ke kapiler pulmonar, mengurangi area permukaan kapiler a
memperpendek waktu perpindahan darah melalui kapiler paru menyebabk
8
ketidakseimbangan oksigen di alveolar dan di darah kapiler paru.11

Darah vena Darah arteri

Gagal napas

Gagal paru Gagal pompa

Kegagalan pertukaran gas Kegagalan ventilasi ditandai


ditandai dengan hipoksemia dengan hiperkapnia Perfusi tanpa Ventilasi
ventilasi tanpa perfusi

Proses terjadinya
Gambar 3. gagal napas
Tipe gagal napas
Ventilasi (V) normal, Perfusi (Q) normal
V/Q = 1
Dikutip dari (11)
 Ketidakseimbangan ventilasi/perfusi (V/Q)
 Pirau intrapulmonar (Ruang rugi) (Pirau)

2.2.1 Epidemiologi Gagal Napas Gambar 4. Ketidakseimbangan ventilasi/perfusi, pirau, dan ruang rugi.
 Gangguan difusi
oussos C, Koutsoukou A. Respiratory failure. Eur Respir J. 2003; 22: 3s-14s Dikutip dari (18)
 Hipoventilasi alveoli
Gagal napas akut merupakan kondisi yang sering terjadi dan dapat menyebabkan
Ranjit S. Acute respiratory failure and oxygen therapy. Indian J Pediatr. 2001;68(3):249-55.
JAMA. 2020;324(8):782-793.
doi:10.1001/jama.2020.12839
1. Perubahan kurva
disosiasi
oksihemoglobin
2. Intrapulmonary
shunting
3. Kehilangan
regulasi perfusi
paru
4. Mikrotrombus
Intravaskuler
5. Gangguan
kapasitas difusi
 Dhont S, Derom E, Van Braeckel E, Depuydt P, Lambrecht BN. The pathophysiology of ‘happy’ hypoxemia in COVID-19.
Respiratory Research [Internet]. 2020 Dec [cited 2020 Aug 25];21(1). Available from: https://respiratory-
research.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12931-020-01462-5
Torres Acosta MA, Singer BD. Pathogenesis of COVID-19-induced ARDS: implications for an
ageing population. Eur Respir J 2020; 56: 2002049 [https://doi.org/10.1183/ 13993003.02049-
https://www.jhltonline.org/home
 Menegakkan diagnosis dan menentukan penyebab terjadinya gagal
napas
 Menilai beratnya gagal napas dan menentukan tindakan intervensi yang
 dibutuhkan.
 Memberikan terapi suportif dan spesifik
 Memantau perjalanan penyakit dan respons terhadap terapi.

20.Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta:


20

Protokol Tatalaksana COVID-19 –Panduan organisasi profesi


Gambar 7. Alur Penentuan Alat Bantu Napas pada COVID-19
 Seorang pasien laki laki 45 tahun
dalam perawatan isolasi karena
COVID-19, pada hari ke 10 pasien
merasakan sakit kepala, mual dan
lemas serta mudah mengantuk,
sesak tidak dirasakan, batuk juga
jarang, demam tidak ada lagi sejak
perawatan hari kelima
 Saat masuk didapatkan demam,
batuk, fatigue, mual
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
 Sakit sedang, cm
 RR 20x per menit, sat 93% FN: 92x /menit
dan TD 130/80
 Komorbid: Riwayat atrial fibrilasi
 d/ happy hypoxia
 HFNC fio2 60% flow 30;
 Td 130/72 N 87 RR 30 So2 100%
 Terapi:
 favipiravir 7 hari ,
 azitromisin 7 hari
 Anti IL6: tocilizumab
 kortikosteroid

Anda mungkin juga menyukai