Anda di halaman 1dari 19

TEKNIK MENULIS DAN MENYUSUN NASKAH PIDATO

(Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Retorika dan Khitobah)

Dosen Pengampu:

Dr. Khadijah, M. A

Disusun Oleh:

Kelompok 11

Ahmad Ghetich Rangkasiwi : 11190541000134

Raihan Islami Meha : 11190541000141

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


2020

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang. Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-
Nya tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat serta salam semoga terlimpah
curahkan kepada junjungan kita yaitu Nabi Muhammad SAW. yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benderang ini.

Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah Ilmu


Retorika dan Khitobah Ibu Dr. Khadijah, M. A, serta berbagai pihak yang telah
mendukung tersusunnya makalah kami yang berjudul “Teknik Menulis dan
Menyusun Naskah Pidato”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kami dapat
memperbaiki makalah ini.

Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Terimakasih.

Jakarta, 10 April 2021

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................I

DAFTAR ISI.....................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1

A. Latar Belakang..........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2

A. Teknik menulis dan menyusun Naskah Pidato.........................................................2

B. Gaya Bahasa..............................................................................................................8

C. Kerangka dan Strutur Naskah Pidato.......................................................................10

D . Tujuan membuat kerangka Pidato..........................................................................12

BAB III PENUTUP........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................15

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Retorika dapat dipahami sebagai sebagai seni berbicara di depan umum.


Di era globalisasi saat ini kemampuan untuk berbicara didepan umum sangat
dibutuhkan karena seseorang mampu menyampaikan apa yang dikehendakinya
melalui berbicara. Pidato merupakan bagian dari retorika, Pidato akan baik
disampaikan dan dituliskan jika menggunkana struktur yang sistematis sesuai
dengan ketentuan. Kesistematisan itu merupakan slaah satu bentuk keindahan dari
pidato sehingga memunculkan makna yang mudah dimengerti. Maka dari itu
penting bagi pembicara mengetahui bagaimana menyusun Naskah Pidato yang
baik dan benar.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Teknik Menulis dan Menyusun Naskah Pidato?

2. Apa itu Gaya Bahasa dalam Naskah Pidato?

3. Bagaimana Kerangka dan Struktur Naskah Pidato?

4. Apa saja Tujuan Kerangka dalam Naskah Pidato?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui bagaimana Teknik Menulis dan Menyusun Naskah Pidato

2. Mengetahui apa itu Gaya Bahasa dalam Naskah Pidato

3. Mengetahui bagaimana Kerangka dan Struktur Naskah Pidato

4. Mengetahui apa saja Tujuan Kerangka dalam Naskah Pidato

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik menulis dan menyusun Naskah Pidato

Menulis adalah melukiskan lambang-lambang grafik yang


menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orangorang dapat membaca lambang-lambang tersebut kalau mereka memahami
bahasa dan gambaran grafik tersebut (Tarigan 1983:21).

Tarigan, (1987:27) berkaitan dengan tahap-tahap proses menulis, terdapat


lima tahap, yaitu pramenulis, pembuatan draft, merevisi, menyunting, dan
berbagi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap itu dapat dirinci lagi.
Kegiatan tersebut tergambar secara menyeluruh proses menulis, mulai awal
sampai akhir menulis seperti berikut:

1. Tahap Pramenulis, Pada tahap pramenulis, penulis melakukan kegiatan sebagai


berikut:

1). Menulis topik berdasarkan pengalaman sendiri;


2). Melakukan kegiatan-kegiatan latihan sebelum menulis;
3). Mengidentifikasi pembaca tulisan yang akan ditulis;
4). Mengidentifikasi tujuan kegiatan menulis;
5). Memilih bentuk tulisan yang tepat berdasarkan pembaca dan tujuan yang
6). telah ditentukan.

2. Tahap Membuat Draft, Kegiatan yang dilakukan oleh penulis pada tahap ini
adalah sebagai berikut:

1). Membuat draft kasar;


2). Lebih menekankan isi daripada tata tulis
3. Tahap Merevisi, Kegiatan dalam tahap merevisi adalah sebagai berikut:
1). Berbagi tulisan dengan teman-teman (kelompok);
2). Berpartisipasi secara konstruktif dalam diskusi tentang tulisan teman-
teman;

2
3). Mengubah tulisan dengan memperhatikan reaksi dan komentar pembaca;
4). Membuat perubahan yang substantif pada draft pertama dan draft
berikutnya, sehingga menghasilkan draft akhir.

4. Tahap Menyunting, Pada tahap menyunting, hal-hal yang perlu dilakukan


sebagai berikut:

1). Membetulkan kesalahan bahasa dan tata tulis oleh penulis sendiri;
2). Membetulkan kesalahan bahasa dan tata tulis dengan teman;
3). Mengoreksi kembali kesalahan-kesalahan bahasa dan tata tulis oleh
penulis sendiri.

5. Tahap Berbagi, tahap ini merupakan kegiatan mempublikasikan tulisan dan


berbagi tulisan kepada pembaca yang telah di tentukan.

Penyusunan teks pidato hendaknya kata-kata yang digunakan harus jelas,


tepat, dan menarik. Hindari kata-kata klise, hati-hati dalam penggunaan kata-kata
pungut, hindari vulgarisme dan kata-kata yang tidak sopan. Adapun agar tidak
menyimpang dari apa yang di bicarakan nanti , Menurut Keraf (1970:317), maka
akan lebih baik jika kita mengikuti teknik-teknik menulis teks pidato sebagai
berikut:

1. Menentukan Maksud

Setiap tulisan selalu menentukan topik tertentu yang disampaikan kepada


khalayak, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu dari pembaca atau pendengar.
Suatu uraian yang disajikan secara lisan harus pula menetapkan suatu topik yang
jelas beserta tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan uraian di atas, dalam menulis
harus terlebih dahulu menentukan maksud dan menetapkan topik.

2. Menganalisis Pendengar dan Situasi

Ada beberapa topik yang dapat dipakai untuk menganalisis pendengar


yang akan dihadapi. Pembicara umumnya telah diberitahu pendengar mana yang
akan hadir dalam pertemuan tersebut. Sebab itu sebelum ia menganalisis
pendengar berdasarkan beberapa topik khusus, ia harus mulai dengan data-data

3
umum. Data-data umum yang dapat dipakai untuk menganalisis para hadir adalah:
jumlah, kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan, dan keanggotaan politik atau sosial.
Berdasarkan uraian di atas, sebelum kita menulis teks pidato terlebih dahulu
menganalisis pendengar dan situasi terlebih dahulu.

3. Memilih dan Menyempitkan Topik

Memilih dan menyempitkan topik adalah setiap tulisan terlebih dahulu


seseorang memilih dan menyempitkan topik yang akan ditulis, yang ingin
disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan suatu reaksi tertentu
daripada pembaca dan pendengar. Untuk memilih topik yang baik harus
memperhatikan beberapa aspek berikut:

1). Topik yang dipilih hendaknya sudah diketahui, kemungkinan untuk


memperoleh lebih banyak keterangan atau informasi.
2). Persoalan yang dibawakan hendaknya menarik perhatian pembicara
sendiri. Bila persoalan tidak menarik perhatiannya, maka persiapannya
merupakan hal yang sangat menjengkelkan, sehingga selalu timbul bahaya
bahwa pada suatu waktu pembicara meninggalkan begitu saja topik
tersebut, atau tidak menyiapkan secara mendalam.
3). Persoalan yang dibicarakan hendaknya menarik pula perhatian pendengar.
Bila persoalan tersebut sungguh-sungguh menarik perhatian pendengar,
maka pembicara tidak akan bersusah payah menjaga agar pendengar-
pendengarnya selalu mengarahkan perhatiannya kepada pembicaraannya.
Suatu topik dapat menarik perhatian pendengar karena topik itu mengenai
persoalan para pendengar sendiri, merupakan suatu jalan keluar dari suatu
persoalan yang tengah dihadapi, merupakan persoalan yang tengah ramai
dibicarakan dalam masyarakat, atau persoalan yang jarang terjadi dan
persoalan yang dibawakan mengandung konflik pendapat
4). Mengumpulkan Bahan. Setelah memilih dan menyempitkan topik
selanjutnya yaitu mengumpulkan bahan. Seperti sudah dikemukakan di
atas, penyusunan bahan-bahan dilakukan melalui tiga tahap yaitu
mengumpulkan bahan, membuat kerangka karangan, dan menguraikan
secara mendetail. Mengumpulkan bahan maksudnya sebelum menulis

4
terlebih dahulu kita persiapkan materi terlebih dahulu sebagai bahan untuk
menjadi sebuah tulisan.
5). Membuat kerangka uraian Sebelum menulis, alangkah baiknya membuat
kerangka uraian terlebih dahulu supaya tersusun dan hasilnya bisa
tercapai. Untuk memanfaatkan aspek psikologis tersebut pembicara dapat
mempergunakan teknik berikut untuk menyusun materinya:

Pertama, dalam bagian pengantar uraiannya, ia menyampaikan


suatu orientasi mengenai apa yang akan diuraikannya, serta
bagaimana usaha untuk menjelaskan tiap bagian itu. Bila
pendengar telah mendapatkan gambaran dan kesan yang baik
mengenai urutan penyajiannya beserta kepentingan materi
pembicaraanya, maka mereka akan lebih siap untuk mengikuti
uraian itu dengan cermat dan penuh perhatian.

Kedua, pembicara harus menonjolkan bagian-bagian yang penting.


Tiap bagian yang ditonjolkan itu kemudian diikuti dengan
penjelasan, ilustrasi, atau keterangan-keterangan yang sifatnya
kurang penting, tetapi karena sudah ada motivasi, maka setiap
pendengar ingin mengetahui perinciannya itu. Demikian dilakukan
berulang kali dengan topiktopik penting berikutnya.

Pada akhir uraian, sekali lagi pembicara menyampaikan ikhtisar


seluruh uraiannya tadi, agar hadirin dapat memperoleh gambaran
secara bulat sekali lagi mengenai seluruh masalah yang baru saja
selesai dibicarakan itu.

Menguraikan secara mendetail Setelah membuat kerangka


uraian, tahap selanjutnya yaitu menguraikan dari kerangka tersebut
secara mendetail menjadi sebuah tulisan. Berapa banyak catatan
atau perincian yang diperlukan tergantung dari penguasaan atas
kerangka yang sudah dibuat. Tahap pertama dari kerangka
karangan yang dibuat yaitu bagian pengantar atau pembuka
maksudnya menyampaikan suatu orientasi, gambaran mengenai

5
apa yang akan di bicarakannya. Tahap kedua merupakan isi dari
materi yang akan dibicarakan sesuai dengan topik yang dipilih.
Tahap ketiga penutup yaitu kesimpulan dari materi yang sudah
dibicarakan.

Selain mengetahui tahap-tahap dan teknik menulis pidato, agar pidato


yang akan di bawakan menghasilkan pidato yang baik, penulis pidato juga dalam
menulis naskah pidatonya haruslah memperhatikan hal-hal penting, seperti
dikutip dari buku Speech Writing Tips Exclusive From Dino Patti Djalal (Lelly
Dharna, 2018), dalam menulis naskah pidato kita hendaknya memperhatikan hal-
hal berikut:

1. Kenali Siapa yang Membawakannya (Who is Giving the Speech). Jika


Anda mempersiapkan naskah pidato untuk orang lain, Anda mesti terlebih
dahulu mengenali siapa yang akan membawakan pidato. Dengan
mengenalinya, kita bisa menentukan gaya penyampaian, intonasi,
penekanan, ataupun sisipan humor yang akan disampaikan dalam pidato.

2. Kenali Audiensnya. Dengan mengetahui siapa target audiens, penulis


naskah pidato akan lebih mudah dalam memilih materi atau gaya
pidatonya. Sebagai gambaran, penulisan naskah pidato untuk anak-anak
misalnya, tentu berbeda dengan naskah pidato yang beraudiens orang tua.

3. Kenali Acaranya. Jika Belum, Tanyakan! Penulis mesti mengetahui secara


persis kegiatan yang menjadi dasar dibuatnya naskah pidato. Informasi
seputar nama, dasar, tujuan, manfaat, hingga pelaksana kegiatan misalnya,
akan sangat berarti dalam menghasilkan naskah pidato yang kontekstual
dan bermakna. Apabila informasi tersebut belum didapat, tanyakan ke
panitia atau siapa pun yang memahami esensi kegiatan tersebut.

4. Kenali Kebijakan. Dalam naskah pidato yang berisikan kebijakan, penulis


seharusnya mengetahui kebijakan tersebut secara lebih mendalam.
Pastikan bahwa penulis mengetahui dasar dibuatnya, tujuan, manfaat apa,
hingga resiko apa yang akan timbul begitu kebijakan itu dikeluarkan.

6
5. Perjelas dengan Pertanyaan. Dalam mengangkat sebuah tema dalam
naskah pidatonya, penulis harus memperjelasnya melalui pertanyaan yang
langsung pada inti dari apa yang ingin diketahui atau disampaikan oleh
pembawa pidato. Hindari pertanyaan yang jawabannya bisa terlalu luas.
Misalnya, Bagaimana perkembangan demokrasi? Padahal, hal tersebut
dapat diubah dengan pertanyaan yang lebih sempit atau langsung ke
intinya, yakni Bagaimana demokrasi berkerja di Indonesia dibandingkan
dengan negara negara berkembang lainnya?

6. List Semua Poin yang Sudah Ada. Dengan membuat daftar (list) semua
poin materi pidato, kita dapat menentukan dimana klimaks dari sebuah
pidato. Selain itu, poin-poin materi ini juga dapat membantu penulis pidato
dalam menyiapkan bahan pendukung dan memandunya dalam menulis
naskah pidato.

7. Tentukan Dua atau Tiga Poin yang Ingin Disampaikan. Pidato yang baik
adalah pidato yang fokus pada pokok pembicaraan dan disampaikan secara
lugas, singkat, dan padat. Dengan menentukan dua atau tiga poin yang
akan disampaikan, hal ini akan menjadi patokan dalam menulis naskah
pidato agar bahasan yang ingin disampaikan tidak melebar kemana-mana.

8. Tentukan Poin Utama dan Poin Pendukungnya. Untuk lebih menarik dan
meyakinkan audiens, naskah pidato harus memuat poin utama dan poin-
poin pendukung dari tema yang menjadi pokok bahasannya.

9. Buat Sketsa dari Naskah Pidato. Tujuan pembuatan sketsa ini adalah agar
pidato yang disampaikan jelas alur pesannya dan tidak berputar-putar ke
hal lain yang justru mengaburkan isi pidato.

10. Kalimat Pembuka yang Kuat. Pembukaan merupakan hal yang penting
untuk mendapatkan perhatian audiens. Pembukaan yang kuat dan
mengejutkan akan menimbulkan daya pikat yang dibutuhkan. Di sini,
beberapa pilihan pembukaan pidato dapat digunakan, misalnya, permainan
kalimat yang menimbulkan rasa penasaran audiens, dramatisasi yang
mampu meningkatkan ketegangan audiens, dan permainan waktu yang

7
dapat membangkitkan daya imaji. Selain itu, kita dapat menggunakan
kutipan pendapat tokoh, anekdot, ataupun improvisasi untuk memantik
keterlibatan audiens.

11. Gunakan Kalimat yang Efektif. Naskah pidato mesti disusun dengan
kalimat yang efektif. Gunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas.
Hindari kalimat yang ruwet dan panjang, serta kata-kata yang mubazir.

12. Tulislah Apa yang Ingin Kamu Dengar, Bukan Hanya Sekedar Tulisan.
Posisikan sebagai pendengar, apa yang kira-kira ingin didengarkan?
Apakah kata-kata yang ditulis sudah melakukan penekanan yang sesuai.

13. Bubuhi Anekdot atau Humor. Naskah pidato dapat dibubuhi humor untuk
memecah kekakuan atau keheningan suasana. Meski demikian, gunakan
humor seperlunya saja agar konsentrasi pada pokok pembicaraan tetap
terjaga.

14. Gunakan Repetisi Untuk Menekankan Apa yang Ingin Disampaikan.


Dengan melakukan repitisi (pengulangan) diharapkan audiens semakin
mudah menangkap apa yang ingin disampaikan oleh pembicara.

15. Tulis Ulang dan Perbaiki Naskah Pidato. Untuk memastikan apakah
naskah pidato sudah baik, penulis harus melakukan editing. Jika
ditemukan kesalahan atau kekurangan, penulis dapat menulis ulang dan
memperbaiki naskah pidato tersebut.

16. Tutup Pidato dengan Poin Mengesankan. Menutup pidato dengan poin
yang mengesankan adalah bagian penting yang harus diperhatikan penulis
naskah pidato. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menampilkan
kesimpulan isi pembicaraan dan kata-kata penutup yang memotivasi.

B. Gaya Bahasa

Gaya atau khususnya gaya bahasa dikenal dalam retorika dengan istilah
style. Kata style diturunkan darikata Latin stilus, yaitu semacam alat untuk
menulis pada lempengan lilin (Keraf 1984: 112). Gaya bahasa digunakan oleh

8
setiap penulis, seperti halnya dalam menulis pidato. Gaya bahasa digunakan oleh
pengarang atau pembicara secara sadar sebagai teknik dan alat untuk mencapai
tujuan dan juga sebagai perwujudan dari keterampilan berbahasa secara khusus.
Gaya adalah cara mengungkapkan pikiran melalui bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian penulis (Keraf, 2004:113).

Ahmadi (1990:169) menyatakan bahwa gaya bahasa merupakan ekspresi


yang paling personal. Personal artinya adalah bersifat perseorangan. Dilihat dari
sudut bahasa atau unsur-unsur bahasa yang digunakan, maka gaya bahasa dapat
dibedakan berdasarkan titik tolak unsur bahasa yang digunakan, yaitu: (1) gaya
bahasa berdasarkan pilihan kata, (2) gaya bahasa berdasarkan pilihan nada yang
terkandung dalam wacana, (3) gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, dan (4)
gaya bahasa berdasarkan langsung tidaknya makna (Keraf, 2004:118—120).

Pola gaya bahasa dalam pidato merupakan salah satu hal yang turut
menentukan keberhasilan dari pidato. Pola gaya bahasa yang tepat dan sesuai akan
mampu menarik perhatian dan memengaruhi pikiran pendengar. Keraf (2004:113
—115) menjelaskan bahwa pola gaya bahasa yang baik harus mengandung tiga
unsur yakni kejujuran, sopan santun, dan menarik. Peningkatan pola gaya bahasa
akan turut memperkaya kosakata pemakainya (Tarigan, 1986:5). Ahmadi
(1990:171) menyatakan gaya bahasa digunakan oleh pengarang atau pembicara
secara sadar sebagai teknik dan alat untuk mencapai tujuan dan juga sebagai
perwujudan dari keterampilan berbahasa secara khusus.

Pidato yang efektif memerlukan perhatian khusus dalam pembentukan


kalimat. Berikut ini beberapa pedomannya:

1. Pilih kalimat pendek


2. Pilih kalimat langsung, misalnya lebih baik mengatakan Kita tidak usah
menerima rancangan … saya tunjukkan kepada Anda tiga alasan daripada
Saya ingin memberitahu Anda mengenai tiga alasan mengapa kita tidak
perlu menerima rancangan …
3. Pilih kalimat aktif, lebih baik mengatakan Manajemen menyetujui
proposal itu daripada Proposalnya disetujui oleh manajemen

9
4. Gunakan kalimat yang positif, lebih baik mengatakan kami menolak
proposal itu daripada kami tidak menerima proposal itu
5. Variasi jenis dan panjang kalimat. Kalimat harus pendek, langsung, aktif,
dan positif memang benar, namun terlalu banyak kalimat yang jenis dan
panjangnya sama akan terasa membosankan.

C. Kerangka dan Strutur Naskah Pidato

Menurut Sahlan (2007:23) menyatakan bahwa “langkah-langkah dalam


menyusun kerangka teks pidato yaitu pembukaan, pendahuluan, isi pokok,
kesimpulan, harapan, dan penutup”. Menurut Sulanjari (2010:31) menyatakan
bahwa “garis garis besar pidato yang baik terdiri dari tiga bagian yaitu pengantar,
isi, dan penutup”. Isi teks dalam sebuah pidato harus disusun secara teratur dan
berurutan, agar yang disampaikan melalui teks pidato tersebut saling
berhubungan.

Seperti yang di uraikan oleh Yanuarita (2012), struktur teks pidato terdiri
atas pendahuluan, isi, dan penutup Masing-masing bagian tersebut dijabarkan
sebagai berikut:

1. Pendahuluan

Bagian pembukaan/pendahuluan teks pidato berisi: (1) salam pembuka (2)


ucapan penghormatan, ucapan penghormatan biasanya dimulai dari penghormatan
terhadap seseorang yang dianggap paling penting. (3) ucapan syukur. Pada bagian
pendahuluan ini pembawa pidato berusaha membangkitkan dan mengarahkan
perhatian audiensi pada pokok permasalahan yang akan dibicarakan. Pada bagian
pendahuluan perlu juga sedikit menggambarkan isi dari pidato yang dibawakan.
Pembukaan pidato merupakan bagian penting dan mamainkan peranan bagi
pembawa pidato karena bagian ini dapat memberikan kesan pertama bagi para
audiensi. Beberapa cara yang dapat digunakan pembawa pidato untuk membuka
pidatonya yaitu dengan memperkenalkan diri, membuka pidato dengan humor,
membuka pidato dengan pendahuluan secara umum.

10
2. Isi

Inti dari pidato sedapat mungkin ringkas dan mudah dipahami. Usahakan
jangan menyimpang dari tema. pokok pembicaraan dikemukakan sedemikian
ruapa sehinga tampak jelas kaitannya dengan kepentingan para audiensi. Pada
bagian isi, pokok pembahasan ditampilkan dengan terlebih dahulu
mengemukakan latar belakang permasalahannya.

3. Penutup

Penutup pidato yang baik akan menimbulkan rasa simpati dari pendengar.
Penutup pidato dapat diisi dengan: (1) simpulan pendek dari uraian sebelumnya,
(2) permintaan maaf kepada hadarin atas kekhilafan dan kesalahan yang mungkin
terjadi, baik disengaja maupun yang tidak disengaja. (3) salam penutup. Setelah
pidato berlangsung, sasaran memahami, mengerti pesan, dan akhirnya mengubah
sikap dan perilaku sesuai dengan tujuan komunikasi. Ini adalah bagian akhir
sebuah pidato yang merupakan kesimpulan dari keseluruhan uraian sebelumnya.

selanjutnya, dalam membuat kerangka naskah pidato harus memerhatikan


struktur-struktur penting dalam pidato. Diuraikan oleh Somad dan Indriani (2010:
26), struktur-struktur penting tersebut ialah:

1. Judul

Judul harus singkat dan menumbuhkan hasrat ingin tahu dari pendengar.
Terkadang kali Ada beberapa teks pidato yangmenuliskan judul di pendahuluan
sehingga jika dilihat secara kasat mata teks tersebut tidak memiliki judul, padahal
judulnya tersembunyi di pendahuluan. Penyampaian judul disandingkandalam
pendahuluan.

2. Salam atau sapaan pembuka.

Salam pembuka, biasanya mengawali suatu pidato, yang disampaikan


secara islami atau agama. Setelah menyampaikan salam pembuka baru dilanjutkan

11
dengan puji-pujian kepada Tuhan dan jangan lupa juga untuk mengucapkan
terimakasih atas kehadiran pendengar

3. Pendahuluan

Pendahuluan merupakan penyampaian pokokpokok masalah dari isi pidato


yang nanti akan diuraikan lebih lanjut oleh pembicara.

4. Isi pidato

Isi adalah bagian yang menjelaskan selengkapnya dari pidato yang akan
disampaikan. Penjelasna ini disampaikan secara berurut dan lengkap dan
didukungoleh data dan fakta dengan tujuan untuk menyakinkan pendengar.

5. Penutup pidato

Penutup adalah simpulan dan harapan atau anjurna atas apa yang
disampaikan oleh pembicara. Ucapan perminta maafan atas kekurangan selama
berpidato juga disampaikan dalam tahap ini. Berdasarkan pengertian di atas di
dalam penutup harus terdapat simpulan, harapan, dan ucapan terima kasih.

6. Salam penutup

Salma penutup adalah bagian terkhir dari suatu pidato yang berisi seperti
salam, terima kasih dan Tuhan memberkati.

D . Tujuan membuat kerangka Pidato

Menurut Ainia Prihantini dalam Buku Master Bahasa Indonesia (2015),


pembuatan kerangka pidato mempermudah penulis untuk tetap fokus pada
permasalahan yang akan disampaikan. Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan (Kemdikbud), berikut adalah tujuan membuat kerangka pidato
sebelum membuat teks pidato, yaitu:

1. Pidato lebih berfokus pada tujuan yang ingin dicapai, Kerangka pidato
mempermudah penulis dalam membuat isi pidato sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Pendengar juga semakin dipermudah untuk
memahami tujuan dan isi yang ingin disampaikan.

12
2. Pidato lebih sistematis dan logis, Kerangka pidato akan membuat isi
pidato lebih mudah dicerna oleh pendengar karena isinya telah tersusun
secara sistematis dan baik. 
3. Pidato mencakup isi yang ingin disampaikan, Kerangka pidato membuat
penulis hanya berfokus pada isi permasalahan yang ingin disampaikan.
Secara tidak langsung, kerangka pidato menjadi batasan bagi penulis
untuk menyusun teks pidato sesuai dengan tujuannya.
4. Piadato dapat disampaikan secara keseluruhan di depan public, Kerangka
pidato yang telah disusun sebelumnya akan membuat penulis atau orator
lebih mudah dalam menyampaikan isi pidatonya secara keseluruhan.

13
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan
kepada orang banyak. Pidato juga berarti kegiatan seseorang yang dilakukan di
hadapan orang banyak dengan mengandalkan kemampuan bahasa sebagai alatnya.
menulis naskah pidato harus melalui tiga kegiatan yaitu, mengumpulkan bahan,
membuat kerangka, dan menguraikan isi naskah pidato secara terperinci. Pada
dasarnya menulis teks pidato, ceramah, atau khitobah itu sama. teknik menulis
pidato saja, beberapa sistematika yang harus diketahui dalam menulis pidato.

B. Kritik dan Saran

Demikian makalah yang dapat saya buat dan saya sampaikan. Mudah-
mudahan dapat bermanfaat bagi kita semua. Apabila ada kesalahan dalam
penulisan, ataupun referensi yang kurang benar dalam pembahasan, saya mohon
maaf yang sebesar- besarnya. Dan saya menerima saran dan kritikkan dari
pembaca demi kebaikan bersama untuk selanjutnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, M. 1990. Dasar-dasar Komposisi Bahasa Indonesia. Malang:


Yayasan Asah Asih Asuh.

Dharna, Lelly. 2018. Speech Writing Tips Exclusive From Dino Patti
Djalal.

Keraf, G. 2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

Prihatini, Ainia. 2015. Master Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Betang B


First.

Somad, adi abdul dan Indriani. 2010. Belajar dan Mengenal Teknik
Berpidato. Jakarta: trans mandiri abadi.

Tarigan, Henry Guntur. 1982. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan


Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G.1986. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Penerbit


Angkasa.
Yanuarita, Andri. 2012. Langkah Cerdas Mempersiapkan Pidato dan MC.
Yogyakarta: Teranova Books.

15

Anda mungkin juga menyukai