Anda di halaman 1dari 24

TUGAS EKONOMI TRANSPORTASI

Perencanaan Besaran Tarif Angkutan Umum


Rute Terminal Senapelan-Tangkerang
Kota Pekanbaru

EKONOMI TRANSPORTASI– KELAS A

DOSEN PENGAMPU:

Yosi Alwinda, S.T, M.T

DISUSUN OLEH :

Yasanda Ajie Pratama ( 1807113177 )


Ismiarti ( 1807111597 )
Anisa Suryani ( 1807111683 )

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL S1
UNIVERSITAS RIAU
2021

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena
berkat rahmat dan hidayah-Nya lah laporan Ekonomi Transportasi ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya.Laporan ini disusun sebagai salah satu
persyaratan studi dalam menempuh pendidikan jenjang S1 di Fakultas Teknik
jurusan Teknik Sipil Universitas Riau.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan ribuan terima kasih atas segala
bimbingan, arahan petunjuk dan saran kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan moral dan materil demi
terselesaikan nya laporan ini.
2. Ibu Yosi Alwinda, S.T, M.T selaku dosen pembimbing mata kuliah
Ekonomi Transportasi pada program studi S1 Teknik Sipil, Fakultas
Teknik, Universitas Riau.
Disadari bahwa penyusunan laporan ini jauh dari kata sempurna, masih
banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan tanggapan dan saran dari si
pembaca demi menyempurnakan laporan ini.
Akhir kata, semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan semua,
terutama untuk kelanjutan studi di mata kuliah Ekonomi Transportasi.

Pekanbaru, Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................3
1.3 Tujuan penelitian.......................................................................................3
1.4 Manfaat penelitian.....................................................................................3
BAB II STUDI PUSTAKA......................................................................................5
2.1 Biaya Operasional.....................................................................................5
2.2 Kendaraan/Transportasi.............................................................................5
2.3 Biaya Operasional Kendaraan...................................................................5
2.4 Biaya Tetap (Standing Cost).....................................................................5
2.5 Biaya Tidak Tetap (Running Cost)...........................................................6
2.6 Biaya Overhead.........................................................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................8
3.1 Rancangan Penelitian................................................................................8
3.2 Variabel Penelitian....................................................................................8
BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN HASIL...................................................10
4.1 Angkutan Umum Yang Akan Diteliti.....................................................10
4.2 Analisis Tarif Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan.....................10
4.2.1 Karakteristik Kendaraan..................................................................10
4.2.2 Produksi Per Angkot........................................................................10
4.2.3 Biaya Per Angkot-Km......................................................................11
BAB V PENUTUP.................................................................................................15
5.1 Kesimpulan..............................................................................................15
5.2 Saran........................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
LAYOUT...............................................................................................................18

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Angkutan Umum yang Beroperasi di Kota Pekanbaru Tahun 2017.......2

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Peta Kota Pekanbaru...........................................................................1


Gambar 1. 2 Angkot Kota Pekanbaru...................................................................2Y
Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian........................................................................................
Gambar 4. 1 Angkutan Kota di Pekanbaru.......................................................................10

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era Globalisasi yang semakin hari semakin pesat perkembangannya,
Kota Pekanbaru merupakan salah satu Kota yang memiliki berbagai macam
kegiatan yang sangat beraneka ragam, salah satu diantaranya yaitu permasalahan
Transportasi. Kota Pekanbaru juga merupakan salah satu kota yang memiliki
kepadatan jumlah penduduk, yang mana masyarakatnya mengalami peningkatan
jumlah kebutuhan akan transportasi umum, dikarnakan sebagian besar dari
masyarakat Kota Pekanbaru masih membutuhkan serta menggunakan jasa
angkutan umum sebagai alat transportasinya, seperti melakukan kegiatan berkerja,
bersekolah dan yang lain-lain. Sejalan dengan perkembangan Kota Pekanbaru
maka dibutuhkan pelayanan transportasi dalam segi angkutan umum yang lebih
strategis, cepat, terarah dan sesuai dengan segala kebutuhan dan tuntutan
masyarakat Kota Pekanbaru.

Gambar 1.1 Peta Kota Pekanbaru

Dalam kehidupan sosial/bermasyarakat ada bentuk hubungan yang bersifat


resmi, seperti hubungan antara lembaga pemerintah dengan swasta, maupun
hubungan yang bersifat tidak resmi, seperti hubungan keluarga, sahabat, dan
sebagainya. Untuk kepentingan hubungan sosial ini, transportasi sangat
membantudalam menyediakan berbagai fasilitas dan kemudahan, seperti:
1. Pelayanan untuk perorangan maupun kelompok.
2. Pertukaran dan penyampaian informasi.
3. Perjalanan pribadi maupun sosial.
4. Mempersingkat waktu tempuh antara rumah dan tempat bekerja.
5. Mendukung perluasan kota atau penyebaran penduduk menjadi
kelompok-kelompok yang lebih kecil.

1
Tabel 1.1 Jumlah Angkutan Umum yang Beroperasi di Kota Pekanbaru Tahun
2017
Jumlah Angkutan Kategori Jenis
No. Jenis Angkutan
(Unit) Angkutan
1 Trans Metro Pekanbaru 428 Angkutan Umum
2 Bus Kota 227 Angkutan Umum
3 Taksi 672 Angkutan Umum
4 Angkutan Kota 737 Angkutan Kota
Jumlah 2064 -
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Pekanbaru Tahun 2017

Untuk itu dalam adanya proses transportasi di masyarakat maka hal ini
berhubungan dengan adanya pelayanan jasa Angkutan Kota. Seperti yang
diketahui bahwa Angkutan Kota di Kota Pekanbaru merupakan sebagian dari
sistem transportasi perkotaan yang memiliki peran sebagai penunjang mobilisasi
masyarakat Kota Pekanbaru melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Angkutan
Kota juga memegang peranan yang sangat penting terhadap kemajuan
perkembangan Kota Pekanbaru, baik pada sektor ekonomi, sektor sosial
budaya,maupun sektor pendidikan, oleh karna itu dengan adanya Angkutan Kota
di Kota Pekanbaru harus ditangani secara maksimal terutama pelayanan yang
diberikan ke masyarakat dalam bidang jasa pelayanan Angkutan Kota.

Gambar 1.2 Angkutan Kota Pekanbaru

Pelayanan jasa angkutan umum merupakan suatu kebutuhan pokok bagi


sebagian individu ataupun kelompok yang tidak memiliki kendaraan pribadi yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhannya dibidang transportasi, kecuali
denganmenggunakan jasa transportasi angkutan umum. Salah satunya seperti
angkutankota yang merupakan tulang punggung tansportasi didalam Kota
tersebut. Mengingat begitu besarnya peran Angkutan Kota maka secara langsung

2
maupun tidak langsung, masyarakat menginginkan sistim pelayanan transportasi
angkutan umum yang memadahi dimana salah satunya setiap angkutan umum
harus memiliki izin usaha dan izin trayek karna itu merupakan salah satu
persyaratanutama dalam hal operasional Angkutan Darat, apabila Angkutan Kota
tersebuttidak memiliki izin Trayek maka angkutan tersebut tidak dapat melakukan
kegiatan operasionalnya. Adapun dalam proses pelaksanaan dan pengawasan
danperizinannya mengacu pada Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No 14 Tahun
2012tentang retribusi izin trayek Kota Pekanbaru yang di keluarkan pada tanggal
15 oktober 2012. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru No 14 Tahun
2012menjelaskan bahwa angkuan kota adalah angkutan dari satu tempat ke tempat
laindalam wilayah kota dengan meggunakan mobil bus umum atau mobil
penumpangumum yang terikat dalam trayek tetap dan teratur.
Atas latar belakang yang telah dipaparkan diatas, Maka dari itu penulis
tertarik untuk menjadikanya penelitian dengan mengambil judul : ”Perencanaan
besaran tarif angkutan umum rute senapelan-tangkerang kota Pekanbaru”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka penulis akan membahas masalah yang
berhubungan dengan besaran tarif angkutan Kota Pekanbaru, penulis
memfokuskan penelitianini pada permasalahan yaitu :

1. Bagaimana menentukan besaran tarif angkutan umum angkot rute


terminal senapelan-tangkerang kota Pekanbaru?

1.3 Tujuan penelitian


Adapun tujuan penelitian yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk Mengetahui besaran tarif angkutan umum angkot rute terminal


senapelan-tangkerang kota Pekanbaru.
2. Untuk sebagai salah satu persyaratan studi mata kuliah ekonomi
transportasi dalam menempuh pendidikan jenjang S1 di Fakultas Teknik
jurusan Teknik Sipil Universitas Riau.

1.4 Manfaat penelitian


Ada pun manfaat penilitian yang dapat diproleh dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan penulis dalam bidang Ilmu Ekonomi Transportasi pada
umumnya.

3
2. Manfaat praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan data skunder
bagi kalangan akademis.
3. Manfaat Akademis
Hasil dari penilitian ini diharapkan agar bisa menunjang studi mata
kuliah Ekonomi Transportasi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Riau.

4
BAB II
STUDI PUSTAKA

2.1 Biaya Operasional


Biaya merupakan faktor yang menentukan dalam transportasi untuk
penetapan tarif, alat kontrol agar dalam pengoperasian mencapai tingkat
efektivitas dan efisiensi (Wulandari & Puspasari, 2016). Sedangkan Biaya
Operasional adalah suatu biaya atau uang yang wajib dikeluarkan agar suatu
kendaraan dapat untuk terus di gunakan, seperti biaya bahan bakar, suku cadang,
dan pemeliharaan kendaraan tersebut.

2.2 Kendaraan/Transportasi
Transportasi dapat diartikan sebagai usaha untuk memindahkan,
menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke
tempat lain, dan objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-
tujuan tertentu (Walsen, 2014). Kendaraan merupakan suatu sarana angkutan di
jalan raya. Kendaraan terdiri dari kendaraan bermotor dan kendaraan tidak
bermotor.Untuk kendaraan bermotor digerakkan oleh mesin, sedangkan kendaraan
tidak bermotor digerakkan oleh tenaga makhluk hidup. Kendaraan berfungsi
untuk mengantarkan atau memobilisasi penumpang agar sampai ke tempat tujuan.

2.3 Biaya Operasional Kendaraan


Kendaraan (BOK) adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh seorang
pengendara mobil yang meliputi beberapa komponen yaitu, konsumsi bahan
bakar, konsumsi minyak pelumas, konsumsi ban, pemeliharaan dan suku cadang,
depresiasi, dan asuransi (Studi Kelayakan Proyek Transportasi, LPM-ITB)
(Subandriyo et al., 2012). Dalam analisis BOK, konsumsi bahan bakar menjadi
komponen yang paling dominan. Dalam setiap perjalanan yang di lakukan
beberapa aspek yang sangat berpengaruh terhadap pemakaian bahan bakar
meliputi pengaruh perlambatan, percepatan dan saat bergerak stabil (cruise) serta
berhenti. Menurut (Rahman, 2012) komponen biaya operasional kendaraan
terbagi dalam 3 kelompok, yaitu biaya tetap (Standing Cost), biaya tidak tetap
(Running Cost) dan biaya overhead.

2.4 Biaya Tetap (Standing Cost)


Biaya tetap adalah biaya yang dalam pengeluarannya tetap tanpa tergantung
pada volume produksi yang terjadi. Biaya tetap ini dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
a. Biaya modal kendaraan (BM): Para pengusaha angkutan antar kota
dalam propinsi sebagian besar memilih system pemilikan kendaraan
dalam sistem kredit beserta bunga yang harus dilunasi dalam jangka
waktu tertentu. Pembayaran kredit ini dilakukan dengan cara membayar

5
dengan jumlah tertentu dan tetapsetiap tahun, yang terdiri dari
pembayaran kembali baik bunga maupun pinjaman pokok sekaligus.
Untuk menghitung pembayaran kembali biaya modal kendaraan maka
digunakan rumus Faktor pengembalian Modal (Capital Recovery
Faktor )yaitu:

CRF = i(1 + i)n / (1 + i )n– 1………………(1)

Dimana :
CRF = Capital Recovery Faktor
i = Suku bunga pertahun
n = jangka waktu kredit.

b. Biaya penyusutan (BP)


Biaya penyusutan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk penyusutan nilai
kendaraan karena berkurangnya umur ekonomis.Biaya depresiasi dapat
diperlakukan sebagi komponen dari biaya tetap,jika masa pakai
kendaraan dihitung berdasarkan waktu. Untuk menghitung biaya
depresiasi, hal pertama yang dilakukan adalah menentukan harga
kendaraan. Biaya penyusutan dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:

D = (P - L) / n ……………………….(2)

Dimana :
D = Penyusutan pertahun
P = Harga kendaraan baru
L = Nilai sisa kendaraan
n = Umur ekonomis
c. Biaya perijinan dan administrasi (BPA) Ijin kendaraan tahunan
dikenakan pada masing-masing kendaraan,dimana besarnya ijin telah
ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan ukuran dantahun pembuatan,
biaya initerdiri dari biaya STNK, izin trayek, izin usaha, biaya
pemeriksaan (KIR) dan biaya pajak kendaraan bermotor (PKB)
d. Biaya asuransi (BA) Adalah biaya asuransi kecelakaan yang dibayarkan
kepada suatu perusahaan asuransi.

2.5 Biaya Tidak Tetap (Running Cost)


Biaya tidak tetap merupakan biaya yang dikeluarkan pada saat kendaraan
beroperasi.Komponen biaya yangtermasuk ke dalam biaya tidak tetap ini adalah :
a. Biaya Bahan Bakar (BBM)
b. Biaya Pemakaian Ban ( PB )
c. Biaya Perawatan dan Perbaikan Kendaraan ( PP )
d. Biaya Pendapatan Sopir ( PS )
e. Biaya Retribusi Terminal ( BR )

6
2.6 Biaya Overhead
Beberapa peneliti melakukan dengan 2 (dua) cara yaitu:
a. Menghitung 20 – 25 % dari jumlah biaya tetap dan biaya tidak tetap.
b. Menghitung biaya overhead secara terperinci, yaitu menghitung
biayaoverhead yang perlu terus dipantau secaraberkala oleh
pemilikkendaraan.

Jadi biaya overhead total (Rp/tahun):

BOV = (BT + BV) x 22,5 % ………………(3)

Dimana :
BOV = Biaya Overhead
BT = Biaya Tetap
BV = Biaya Variabel atau Biaya Tidak Tetap

7
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Dalam melaksanakan rencana penelitian dan untuk mempermudah
memecahkan masalah yang dihadapi, maka perlu diuraikan terlebih dahulu cara-
cara yang diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Cara penelitian yang
dilakukan dirangkum pada bagan alir Gambar 2.1

Identifikasi Permasalahan

Tujuan Penelitian

Studi Pustaka

Pengambilan Data

Data Primer Data Sekunder


- Data data BOK - Data tarif angkutan yang berlaku
- Pendapatan - Data Jumlah Kendaraan yang beroperasi
- Jumlah penumpang - Data harga suku cadang
- Penggunaan suku cadang - Data tahun dan harga kendaraan

Analisa Data

Pembahasan & Kesimpulan

Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian

A. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di sepanjang jalan ruas senapelan-tangkerang
kota Pekanbaru
B. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan selama 1 minggu dimulai dari survei dan
observasi harga bahan bakar, suku cadang, biaya perawatan
kendaraan.

3.2 Variabel Penelitian

8
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.Dalam penelitian terdapat sesuatu yang
menjadi sasaran, yaitu variabel, sehingga variabel merupakan fenomena yang
menjadi pusat perhatian penelitian untuk diobservasi atau diukur. Penelitian ini
menggunakan dua variabel, yaitu variabel bebas(independen), dan variabel
terikat(dependen). Berikut merupakan variabel yang terdapat pada penelitian ini :
a. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain yang
ingin diketahui. Variabel bebas dari penelitian ini yaitu pemakaian
bahan bakar, pergantian oli mesin, perawatan servis ringan, perawatan
servis berat, penggantian ban, dan biaya tak terduga.
b. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang diukur untuk mengetahui besarnya
efek atau pengaruh variabel lain.Variabel terikat pada penelitian ini
adalah perjalanan biaya operasional kendaraan (BOK).

9
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN HASIL

4.1 Angkutan Umum Yang Akan Diteliti


Jenis angkutan umum yang akan diteliti adalah angkutan jenis angkot
kapasitas penumpang 8 orang dan kapasitas bahan bakar 40 liter. Untuk gambaran
jenis angkutan umum dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 4. 1 Angkutan Kota di Pekanbaru

4.2 Analisis Tarif Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan

4.2.1 Karakteristik Kendaraan


1. Tipe kendaraan : MPU
2. Jenis pelayanan : angkutan dalam kota
3. Kapasitas/daya angkut penumpang : 8 orang
4. Kapasitas bahan bakar : 40 liter
5. Kapasitas oli mesin : 3,5 liter
6. Kapasitas oli garden : 2,5 liter
7. Kapasitas oli transmisi : 2 liter

4.2.2 Produksi Per Angkot


1. Km-tempuh/rit : 8 km-tempuh/trip = 16 km-tempuh/rit
2. Frekuensi/hari : 16 trip/hari = 8 rit/hari
3. Km-tempuh/hari : 8 x 16 = 128 km-tempuh/hari
4. Hari operasi/bulan : 30 hari
5. Km-tempuh/bulan : 30 x 128 = 3.840 km
6. Km-tempuh/tahun : 3.840 x 12 = 46.080 km

10
4.2.3 Biaya Per Angkot-Km
1. Biaya Langsung
a. Biaya penyusutan
Harga kendaraan = Rp 150.000.000
Masa penyusutan = 5 tahun
Nilai residu = 20% dari harga dari harga kendaraan
= 20% x 150.000.000 = Rp 30.000.000
Biaya penyusutan angkot-km
Harga kendaraan−nilai residu
¿
produksi kendaraan−km/tahun ×masa penyusutan
120.000.000
¿ =521,648 /angkot−km
230.400

b. Gaji dan Tunjangan Sopir


Rasio = 1,2 (pedoman perhitungan tarif angkutan umum)
Gaji supir = Rp 100.000 x 30 x 12 x 1,2 = Rp 43.200.000
Biaya awak bus/tahun : gaji/upah supir = Rp 36.000.000
Biaya angkot-km
biaya sopir angkot /tahun 36.000.000
¿ =
produksi angkot −km/tahun 46.080
¿ 781,25/ angkot−km

c. Biaya Bahan Bakar Minyak (BBM)


Pemakaian BBM/angkot/hari = 40 liter
Km-tempuh/hari = 128 km
Harga BBM = Rp 5.150 / liter
Biaya/angkot/hari = Rp 206.000
Biaya BBM/angkot/hari
pemakaian BBM /angkot / hari 206.000
¿ =
km−tempuh /hari 128
¿ 1.609,375/angkot−km

d. Ban
Jumlah pemakaian ban = 4 buah
Ban baru = 4 buah
Daya tahan ban = 40.000 km
Harga ban baru/buah = Rp 400.000
Biaya ban/angkot-km
jumlah pemakaian ban× harga ban/buah
¿
km daya tahan ban

11
4 × 400.000
¿ =40/angkot−km
40.000

e. Servis Kecil
Servis kecil dilakukan setiap 1 bulan sekali (3.840 km)
Biaya bahan :
Oli mesin = 3,5 x Rp 120.000 = Rp 420.000
Oli garden = 2,5 x Rp 120.000 = Rp 300.000
Oli trasmisi = 2 x Rp 120.000 = Rp 240.000
Solar = 1 x Rp 5.150 = Rp 5.150
Jumlah = Rp 965.150
Upah/servis (dilakukan diluar) = Rp 20.000
Biaya servis kecil/angkot-km
biaya servis kecil 965.150+ 20.000
¿ =
km 3.840
¿ 256,549/angkot −km

f. Servis Besar
Servis kecil dilakukan setiap 6 bulan sekali (23.040 km)
Biaya bahan :
Oli mesin = 3,5 x Rp 120.000 = Rp 420.000
Oli garden = 2,5 x Rp 120.000 = Rp 300.000
Oli trasmisi = 2 x Rp 120.000 = Rp 240.000
Kampas rem = Rp 40.000
Filter (oli+udara) = Rp 80.000
Solar = 1 x Rp 5.150 = Rp 5.150
Jumlah = Rp 1.085.150

Upah/servis (dilakukan diluar) = Rp 100.000


Biaya servis besar/angkot-km
biaya servis besar 1.085.150+ 100.000
¿ =
km 23.040
¿ 51,439/ angkot−km

g. Cuci Angkot
Biaya cuci angkot /bulan = Rp 500.000
Biaya cuci angkot
biaya cuci/bulan 500.000
¿ =
produksi angkot −km/hari 3.840
¿ 130,208/angkot−km

h. STNK/Pajak Kendaraan
Biaya STNK / angkot = Rp 1.000.000

12
Biaya STNK/angkot-km
biaya STNK
¿
produksi angkot −km/tahun
1.000.000
¿ =21,701 /angkot −km
46.080
i. Biaya KIR
Frekuensi KIR /tahun = 2 kali/tahun
Biaya setiap kali KIR = Rp 20.000
Biaya KIR /tahun = Rp 40.000
Biaya KIR/angkot-km
biaya KIR/tahun
¿
produksi angkot −km/tahun
40.000
¿ =0,868 /angkot−km
46.080
j. Asuransi
Frekuensi asuransi /tahun = 12
Biaya setiap kali asuransi = Rp 25.000 / bulan
Biaya asuransi /tahun = Rp 300.000
Biaya asuransi/angkot-km
biaya asuransi
¿
produksi angkot −km/tahun
300.000
¿ =6,510/angkot −km
46.080
Jumlah Keseluruhan Biaya Langsung= Rp 3.419,548 / angkot-km

2. Biaya Tidak Langsung


a. Biaya tidak langsung per segmen usaha per tahun
- Biaya pegawai selain awak
- Biaya pengelolaan
a) Ijin trayek = Rp 340.000
b) Ijin usaha = Rp 60.000
Total biaya tidak langsung = biaya pengelolaan = Rp 400.000

b. Biaya tidak langsung/angkot-km


Biaya tidak langsung /angkot /tahun
¿
produksi angkot /km/tahun
400.000
¿ =8,681/angkot −km
46.080
- Biaya Pokok/angkot-km

13
Biaya langsung + biaya tidak langsung = Rp 3.428,229
- Biaya Pokok/Penumpang-km
Biaya /angkot −km
¿
kapasitas penumpang /angkot
3.428,229
¿ =428,529/ pnp−km
8
BOK = biaya total / penumpang x km-tempuh/trip
= Rp 428,529/pnp-km x 8 km = Rp 3.428,232 /penumpang

14
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap angkutan umum di kota Pekanbaru
dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil survey jumlah angkutan umum Kota Pekanbaru lokasi


Senapelan menuju Tangerang Utara terdiri dari 6 unit

2. Besaran tarif berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) sebesar


Rp 3.428,232 /penumpang yang harus dikeluarkan.

3. Untuk trayek Angkutan umum transmetro Selisih tarif untuk umum Rp.
2.000,- lebih Tinggi dari pada tariff yang dihitung berdasarkan BOK dan
tarif untuk pelajar Rp. 428,232,- lebih rendah dari pada yang dihitung
berdasarkan BOK.

4. Sedangkan tariff yang berlaku untuk angkutan umum seperti Transmetro


sudah ditetapkan Rp 5.000,- dan untuk pelajar Rp 3.000,-

5. Tarif yang berlaku umtuk umum lebih besar dibandingkan tariff yang
dihitung berdasarkan biaya operasional kendaraan. Tetapi tariff yang
berlaku untuk pelajar lebih rendah dari tariff yang dihitung berdasarkan
BOK.

5.2 Saran
Dari hasil penelitian maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :

1. Meningkatkan tarif angkutan umum (angkot) agar pengusaha angkutan


umum bisa meninkatkan pelayananya.

2. Dalam penelitian selanjutnya perlu dilakukan perhitungan untuk Ability


To Pay (ATP) untuk memperkuat hasil penelitian nantinya.

3. Kenyamanan dan keamanan penumpang serta ketepatan waktuk


berangkat sangat mempengaruhi bagi penggunaan angkutan umum.

4. Adanya penelitian ini, semoga bisa menjadi bahan pertimbangan bagi


pemerintah daerah kota Pekanbaru dalam menetapkan tariff.

15
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Tarif Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (Bok) Dan Willingness
To Pay(Wtp) Pada Bus Akap Kelas Executive, x(bus Rosalia Indah kelas
executive jurusan Solo – Jabodetabek), 1–10.
Arsyad, N. (2016). ANALISA KELAYAKAN INVESTASI ANGKUTAN UMUM (
ANGKOT ) KOTA PARIAMAN. 12(2), 15–24.
Bolla, M., Sir, T. M., & Kase, N. O. (2015). Analisa Kelayakan Tarif Angkutan
Umum Dalam Kota Kupang. Jurnal Teknik Sipil, 4(2), 167-182–182.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. (2002).Keputusan Direktur Jenderal
Perhubungan Darat Nomor: SK.687/AJ.206/DRJD/2002 Tentang Pedoman
Teknis PenyelenggaraanAngkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan
Dalam Trayek Tetap dan Teratur. (SK.687/AJ.206/DRJD/2002), 2–69.
Firdausy Ilham Romadhon Dkk, 2017. Kajian Tarif Dan Pelayanan Bus Dalam
Kota Surabaya Kelas Ekonomi Non Tol Trayek Purabaya-Osowilangon.
Frans, J., Messah, Y., & Issu, N. (2016). Kajian Tarif Angkutan Umum
Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (Bok), Ability To Pay (Atp) Dan
Willingness To Pay (Wtp) Di Kabupaten Tts. Jurnal Teknik Sipil, 5(2), 185–
198.
(Ilham, 2018) Nugroho, H., & Purwaningsih, R. (2015). ANALISIS TARIF
BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN ( BOK ) DAN
WILLINGNESS TO PAY ( WTP ) PADA BUS AKAP KELAS
EXECUTIVE ( studi kasus : bus Rosalia Indah kelasexecutive jurusan Solo –
Jabodetabek ).
John H. Frans,Dkk, 2016. Kajian Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya
Operasional Kendaraan (Bok), Ability To Pay (Atp) Dan Willingness To Pay
(Wtp) Di Kabupaten TTS.
Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor :
SK.687/AJ.206/DRJD/2002, Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan
Penumpang Umum Di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur,
Departemen Perhubungan RI . Di Rektorat Jenderal Perhubungan Darat.
Kusuma, I. N. (2019). Analisis Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya
Operasional Kendaraan. Universitas Lampung, 1–54.
Mahendra, H. G., Sumarsono, A., & Legowo, S. J. (2016). ANALISIS TARIF
ANGKUTAN UMUM BERDASARKAN BOK AKIBAT FLUKTUASI HARGA
BBM DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VBA MS . EXCEL ( Studi
Kasus : Batik Solo Trans Koridor I ). 238–245.
Margareth E. Bolla, Dkk, 2015. Analisa Kelayakan Tarif Angkutan Umum Dalam
Kota Kupang. Kupang.
Mawu, F. S., Sendow, T. K., & Waani, J. E. (2016). TINJAUAN TARIF
ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA AKIBAT PERUBAHAN HARGA
BBM ( STUDI KASUS : TRAYEK PUSAT KOTA – MALALAYANG ).

16
Subandriyo, E., Marpaung, R. R., Ismiyati, & Kusharjoko, W. (2012). ANALISIS
PERBANDINGAN BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)
JALAN LINGKAR AMBARAWA DAN JALAN EKSISTING. Jurnal
Karya Teknik Sipil, 3(3), 597–616.
Walsen, S. (2014). Kajian Biaya Operasional Kendaraan Umum Jalur Terminal-
Air Salobar Di Kota Ambon. Jurnal Teknik Sipil, III(1), 13–18.
Wulandari, F., & Puspasari, N. (2016). KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN
PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL
KENDARAAN PENUMPANG. 5, 1–7.
Rahman, R. (2012). Analisa biaya operasi kendaraan (bok) angkutan umum antar
kota dalam propinsi rute palu - poso. Rekayasa Dan Manajemen
Transportasi, II(1), 8–21.
Sandy Prasetya, Dkk, 2015. Evaluasi Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya
Operasional Kendaraan (Bok), Ability To Pay (Atp) Dan Willingness To Pay
(Wtp) ( Studi Kasus Po. Wahyu Trayek Sukoharjo – Kartasura Di Sukoharjo).
Sekar Arum dan Samin, 2014. Analisa Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya
Operasional Kendaraan, ATP Dan WTP.
Walsen Selviana, 2014. Kajian Biaya Operasional Kendaraan Umum Jalur
Terminal Mardika – Air Salobar Di Kota Ambon. Ambon.
Yuniarti Taty, 2009. Analisis Tarif Angkutan Umum Berdasarkan Biaya
Operasional Kendaraan, Ability To Pay Dan Willingness To Pay (Studi
Kasus Po Atmo Trayek Palur – Kartasura. Surakarta.

17
LAYOUT

18

Anda mungkin juga menyukai