OLEH
ANDI NURWAHIDAH
04020170427
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Bagian Hukum Pidana
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat, taufik
yang direncanakan. Tak lupa penulis kirimkan salawat dan salam kepada
karena keterbatasan kemampuan yang ada pada penulis. Oleh karena itu,
penulis harapkan.
terima kasih diiringi do’a kepada Allah SWT, kepada kedua orang tua
yang telah mendidik, membesarkan dan membimbing serta doa yang tulus.
Muslim Indonesia.
ii
2. Prof. Dr. H. La Ode Husen, SH.,MH., selaku Dekan Fakultas Hukum
3. Prof. Dr. Hj. Mulyati Pawennai, SH.,MH., selaku Ketua Bagian Hukum
program sarjana.
penulis.
persatu dalam tulisan ini, Penulis ucapkan terima kasih atas bantuan dan
kebersamaanya.
ANDI NURWAHIDAH
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL ..............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
iv
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tipe penelitian...................................................................... 49
B. Lokasi Penelitian .................................................................. 49
C. Jenis dan Sumber Data ....................................................... 49
D. Teknik Pengumpulan Data................................................... 50
E. Analisis Data ........................................................................ 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 67
B. Saran ................................................................................... 67
v
BAB I
PENDAHULUAN
hakim maupun polisi perlu lebih dahulu memiliki kesadaran dan mental
1
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada
masyarakat
menegakkan hukum.
yang terjadi justru yang sebaliknya ada oknum kepolisian yang menjadi
obatan terlarang.
peningkatan. Fakta ini merujuk pada data yang dikumpulkan oleh Divisi
Profesi dan Pengamanan (Propam) Polri dari tahun 2015 hingga 2016.
2
Kombes Pol Iriyanto, pada 2015 tercatat sebanyak 106 anggota polisi
terlibat narkotika. Terdiri dari kasus sabu-sabu 100 orang, ekstasi tiga
orang dan pemakai 95 orang. Sementara itu, untuk tahun 2016, hingga
Kasus sabu-sabu sebanyak 116 anggota dan dua orang untuk kasus
ekstasi. Untuk 2016 itu, lima anggota polisi tercatat sebagai pengedar
Sulsel.
3
sulawesi selatan dipecat dengan tidak hormat satudiantaranya terlibat
kasus narkotika.
4
yang justru bertolak belakang dengan tugas yang harus dia kerjakan
dihadapan hukum.
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya
minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan
mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji
dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah (perbuatan-
perbuatan) itu agar kamu beruntung”
Makassar)”.
5
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penelitian
Narkotika.
D. Manfaat penelitian
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
peraturan hukum oleh para pejabat penegak hukum itu sendiri. Dari
7
melaksanakan tugasnya sebetulnya sudah dimulai sejak peraturan
lembaga permasyarakatan.
8
Unsur-unsur penegakan hukum dapat dibagi kedalam 3 (tiga)
9
hukum memiliki fungsi yang sangat strategis dan signifikan dalam
terdapat di Indonesia :
a. Kepolisian
b. Kejaksaan
c. Kehakiman
e. Lembaga permasyarakatan
tahap, yaitu:
10
b. Tahap aplikasi, yaitu penegakan hukum pidana oleh aparat
KUHAP )
11
d. Penahanan, yaitu penempatan tersangka atau terdakwa
KUHAP )
12
b. Faktor penegak hukum yakni pihak yang membentuk
hukum.
hidup.
berusaha untuk memberikan arti dan istilah itu, namun hingga saat
dengan strafbaarfeit.
13
“Perbuatan pidana adalah perbuatan yang oleh suatu aturan hukum
dilarang dan diancam dengan pidana, asal saja dalam pidana itu
yang ada dalam setiap tindak pidana adalah sifat melanggar hukum
(wederrectelijkheid, onrechtmatigheid)
jawabkan
14
Buku III memuat pelanggaran. Dari rumusan-rumusan tindak
c. Unsur kesalahan
1. Pengertian Narkotika
obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sitetis
15
yang dibedakan ke dalam golongan-golongan sebagaimana
indonesia.
16
Berbagai peraturan yang dikeluarkan olehpemerintah tentang
teknologi.
Narkotika.
2. Macam-macam Narkotika
1) Narkotika golongan I
17
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan
2) Narkotika golongan II
yaitu:
18
e. Bentuk penolakan terhadap kebiasaan yang dilakukan sehari-
hari
kesibukan
lainnya
narkotika.
19
Penyalahgunaan narkotika dari sumber peredaran gelap,
tidak terpisahkan.
20
Tujuan dari aspek hukum adalah, pertama, memberantas
sosial bagi penyalah guna dan pecandu narkotika, dari sini misi
sosial.
21
5. Jenis jenis Tindak Pidana Narkotika
Pasal 111
rupiah).
22
Pasal 112
“(sepertiga).
Pasal 113
23
(satu miliar rupiah) dan paling banyak Rp.10.000.000.000,00
(sepertiga)
Pasal 114
24
2) Dalam hal perbuatan menawarkan untuk dijual, menjual,
Pasal 115
25
melebihi 5 (lima) gram, pelaku dipidana dengan pidana
tiga).
Pasal 116
miliar rupiah).
tiga).
26
Pasal 117
rupiah).
Pasal 118
27
2) Dalam hal perbuatan memproduksi, mengimpor,
(lima) tahun dan paling lama 20( dua puluh) tahun dan
Pasal 119
28
(lima) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan
Pasal 120
Pasal 121
29
(empat) tahun dan paling lama 12 (dua belas) tahun dan
Pasal 122
30
Pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram, pelaku
Pasal 123
Pasal 124
31
menyerahkan Narkotika Golongan III, dipidana dengan
Pasal 125
32
dimaksud pada ayat (1) beratnya melebihi 5 (lima) gram
Pasal 126
rupiah).
1/3 (sepertiga).
33
Pasal 127
Dalam hal
Pasal 128
34
2) Pecandu Narkotika yang belum cukup umur dan telah
Pasal 129
dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling banyak
35
menyerahkan Prekursor Narkotika untuk pembuatan
Narkotika;
Pasal 130
Pasal 131
36
Pasal123, Pasal 124, Pasal125, Pasal 126, Pasal 127 ayat
rupiah).
Pasal 132
37
mati,pidana penjara seumur hidup, atau pidanapenjara 20
(dua puluh)tahun.
Pasal 133
38
menggunakan Narkotika, dipidana dengan pidana penjara
Pasal 134
1. Pengertian Kepolisian
39
bahwa Kepolisian adalah segala hal-ihwal yang berkaitan dengan
undangan.
bahwa:
40
2) Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Kepolisian
masyarakat
kebutuhan
perundang-undangan.
41
e. Memelihara ketertiban dan menjamin keamanan umum
peraturan perundang-undangan,
berwenang
perundang-undangan.
42
2) Tata cara pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud
Pemerintah.
masyarakat,
seseorang,
43
k. Mengeluarkan surat izin dan/atau surat keterangan yang
waktu.
bermotor
44
h. Melakukan kerjasama dengan kepolisian negara lain dalam
kepolisian internasional,
Peraturan Pemerintah.
Pasal 14 :
penyitaan.
rangka penyidikan
45
d. Menyuruh berhenti orang yang dicurigai dan menanyakan
penuntut umum.
bertanggung jawab.
46
penyakit masyarakat dan aliran-aliran kepercayaan yang
warga masyarakat.
Profesi Polri Pasal 21 dijelaskan bahwa ada tujuh (7) jenis sanksi
47
Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dikenakan sanksi
bulan.
48
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe penelitian
yang berfungsi untuk melihat hukum dalam artian nyata dan meneliti
ini lebih menekankan pada makna dan proses dari pada hasil suatu
aktivitas.
B. Lokasi Penelitian
penelitian ini.
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu:
Polrestabes Makassar.
49
b) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari beberapa literatur,
E. Analisis Data
ini.
50
BAB IV
A. Hasil Penelitian
2 2018 4 Orang
3 2019 -
4 2020 1 Orang
Jumlah 10 Orang
ada, di tahun ini jumlahnya menurun akan tetapi pada tahun 2020
51
Jumlah anggota Kepolisian yang menyalahgunakan narkotika di
melihat jabatan baik Polisi, anggota DPR, Pegawai Negeri Sipil dan
selalu saja muncul setiap kali terungkap ada kasus narkoba yang
52
a. Faktor internal pelaku.
narkotika.
53
c) Keadaan jiwa/psikis yang labil sehingga dengan mudah
terlibat dalam tindak pidana narkotika.
narkotika.
b. Faktor Keluarga
54
merasakan suatu ketenangan dan jauh dari masalah yang
dialami.
c. Faktor Ekonomi
55
terlatih agar tidak mudah terpengaruh untuk ingin mencoba
bagi mereka.
56
tersebut seseorang dapat melakukan perbuatan yang baik dan
besar adanya
hukum acara pidana dan di adili pada Pengadilan Negeri. Hal ini
tetap diproses hukum pidana setelah dapat putusan yang tetap dari
57
pengadilan setelah itu proses keduanya anggota polisi tersebut
a. Tahap penyelidikan
lembaga swadaya masyarakat, hasil tes urin rutin dan hasil sidak
58
alih oleh Unit Paminal, proses penyelidikan tidak hanya Unit
Reskrim.
b. Tahap penyidikan
59
oleh kesatuan yang lebih atas dari kesatuan oknum polisi bertugas.
halnya warga sipil pada umumnya hal tersebut diatur dalam Pasal
hukum militer.
60
Setelah proses pidana melalui jalur peradilan umum, maka
Kode Etik Polri. Sidang Komisi Kode Etik Polri dilaksanakan oleh
oleh pelanggar.
61
memperoleh keputusan dari Atasan Ankum, penetapan administrasi
62
proses persidangan dan anggota yang terlibat dalam proses
walaupun dia anggota polisi semua di mata hukum sama, tidak ada
terhadap terdakwa yakni dijatuhi putusan dengan Pasal 127 ayat (1)
63
Hambatan/Kendala Dalam Mengungkap Kasus Narkotika yang
karena pihak polisi tersebut lebih pandai, pandai disini dalam artian
pada umumnya.
64
bagian dari usaha pencegahan hukum (khususnya pencegahan hukum
pidana narkotika). Oleh karena itu sering pula dikatakan, bahwa politik
a. Pre-emtif (pembinaan)
65
tujuan menghilangkan alasan peluang dan pendorong anggota Polri
bagi setiap anggota Polri, yaitu melakukan kerja sama antar polisi
penyalahgunaan narkotika.
b. Preventif (pencegahan)
lebih baik. Lebih baik dalam arti lebih mudah, lebih murah, serta
anggotanya.
66
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
internal, faktor keluarga, faktor ekonomi, faktor mental dari polisi itu
B. SARAN
67
dampak dari perbuatan apabila melakukanya. Tidak hanya
kejahatan.
68
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Indonesia, hlm.56
Muntaha, 2018, Kapita Selekta Perkembangan Hukum Pidana Di
Indonesia Edisi Pertama, Prenadamedia Group, Jakarta, hlm. 117-
118
P.A.F. Lamintang, 1997, Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Citra
Aditya Bakti, Bandung, hlm. 184
69
B. JURNAL/SKRIPSI
70
C. WEBSITE
1. https://fajar.co.id/2018/12/28/sepanjang-2018-ada-14-anggota-polri-
terlibat-kasus-narkoba-di-sulsel/ diakses pada tanggal 31
Desember 2020
2. https://kabar24.bisnis.com/read/20191230/16/1185534/tahun-2019-
ada-515-oknum-polri-yang-terlibat-kasus-narkoba diakses pada
tanggal 30 Desember 2020
3. https://nasional.tempo.co/read/1399255/113-anggota-polri-dipecat-
sejak-januari-oktober-2020-mayoritas-kasus-narkoba diakses pada
14 Januari 2021
D. PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN
71