KOTA MAKASSAR
Oleh
A. ZULFIKAR IMRAN
NIM: 0001.03.43.2018
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
Hasil Penelitian untuk Tesis
Oleh
A. ZULFIKAR IMRAN
NIM : 0001.03.43.2018
Komisi Pembimbing
Ketua
Anggota,
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
menyatakan bahwa Tesis ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri.
Jika kemudian hari terbukti bahwa Tesis ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat,
atau dibuat orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka tesis dan gelar yang
A. ZULFIKAR IMRAN
0001.03.43.2018
iii
KATA PENGANTAR
بسن هللا الرحمن الرحين
.الحمد هلل رب العالمين والصالة والسالم على أشرف األنبياء والمرسلين وعلى آله وصحبه أجمعين
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, selaku hamba dari Zat yang
Maha menggenggang jiwa dan pemberi segala nikmat yang ada di muka bumi ini,
kasih kepada-Nya yang telah memberi nikmat dan ridha-Nya, sehingga proposal
mendapat perbaikan.
Rasa hormat dan syukur kepada seluruh pihak yang telah memberikan dan
motivasi dalam penyelesaian penyusunan tesis ini. Karena itu diucapkan terima
1. Kepada Kedua orang tua, yakni Ayahanda H. Imran Ibrahim, S.Pd. dan Ibunda
Hj. Andi Rosnani, S.Pd. M.Pd. yang telah memelihara dan mendukung penulis
2. Bapak Ketua Yayasan Unversitas Muslim Indonesia, yang telah memberi izin
3. Bapak Prof. Dr. H. Muh. Basri Modding, SE. M.Si. sebagai Rektor
iv
4. Bapak Prof. Dr. Baharuddin Semmaila, sebagai Direktur Pascasarjana
studi.
6. Bapak Dr. H. Andi Bunyamin, M.Pd. selaku pembimbing I dan Ibu Dr. Hj.
Nur Setiawati, M.Ag., Ph.D. selaku pembimbing II, yang senantiasa tulus
kepada penulis.
kepada penulis.
9. Kepada semua pihak yang telah memberi bantuan dan dukungan, dan terima
kasih dan mohon maaf tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, semoga
Penulis,
A. Zulfikar Imran
v
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
This research was conducted with the intention of knowing the application
of various kinds of learning by teachers of SMP Negeri 8 Makassar and its
realization to shape the character of students in the school.
vii
DAFTAR ISI
viii
C. Nilai-nilai Karakter yang Dipopulerkan Di SMP Negeri 8
Makassar ........................................................................................ 57
D. Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Karakter Pada Kegiatan
Ekstrakurikuler ............................................................................... 88
BAB V. PENUTUP ......................................................................................... 101
A. Kesimpulan .................................................................................... 101
B. Saran............................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 103
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.12 Di sekolah anda diajarkan saling salam bila bertemu sesama
teman/guru ..................................................................................... 56
x
BAB I
PENDAHULUAN
proses belajar mengajar dan pembinaan. Begitu juga dalam dunia Pendidikan
islam, bahwa hakekat manusia sebagai subyek atau pelaku Pendidikan membantu
manusia yang bertauhid dan berkarakter pada terwujudnya sebagai manusia yang
taat terhadap Tuhannya. Pendidikan karakter menjadi isu penting dalam dunia
Pendidikan akhir-akhir ini, hal ini berkaitan dengan fenomena dekadensi moral
internal keluarga maupun faktor-faktor luar seperti sosial media digunakan secara
karakter tersebut.
1
2
siswa.
dalam aspek keagamaan (aspek kognitif), sebagai sarana transformasi norma serta
nilai moral untuk membentuk sikap (aspek afektif), yang berperan dalam
manusia seutuhnya.
iman, takwa dan berakhlak mulia beretika dan berbudi pekerti yang baik sebagai
kehidupan ini, dan berfungsi sebagai hidayah untuk menata sikap dan prilaku
yang harus dilakukan manusia itu, agar memiliki karakter yang islami sesuai yang
rumah, sehingga menyebabkan harapan agar anak didik menjadi manusia yang
berguna kepada agama, bangsa dan negara menjadi terkendala, sebab pembinaan
anak didik diserahkan penuh kepada sekolah yang mereka pilih, padahal Lembaga
Pendidikan hanya mampu memberi pembinaan pada anak didik dalam waktu yang
3
sedikit, sementara waktu yang lebih banyak bagi anak yaitu di rumah dan
lingkungan masyarakat.
hal ini ditandai dengan adanya kesenjangan sosial, seringnya terjadi perkelahian
antar pelajar, bahkan antar sekolah yang mencerminkan bahwa karakter anak
alternatif bagi anak atau siswa untuk mendapatkan pengetahuan dan implementasi
seperti pembiasaan siswa memuliakan sesama siswa dan guru, mengucapkan dan
1
Kokom Komalasari, Pendidikan Karakter. (Cet. I., Jakarta: PT. Rafika Aditama, 2017),
h. 14.
4
B. Rumusan Masalah
1. Tujuan penelitian
Makassar.
2. Manfaat penelitian
tinggi.
b. Manfaat praktis, yaitu penelitian ini dapat menjadi bahan analisis dan
1. Pengertian Judul
pekerti atau seorang yang dapat membedakan mana yang baik dan buruk.3
beralamat Jln. Batua Raya No. 1 Kelurahan Batua Kecamatan Manggala Kota
8 Makassar.
2. Definisi operasional
Makassar.
2
W.J.S. Poerdarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka, 1984), h. 250.
3
Ibid., h. 445.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sesuai hasil pembelajaran atau bacaan dan pengamatan dan berbagai hasil
penelitian yang terkait dengan Pendidikan karakter, baik dari segi judul ataupun
Barru”1 dan pembahasan tesis ini, lebih cenderung menekankan terhadap proses
saling menyapa dan menerima pendapat jika mereka berdiskusi. Keserasian dari
membicarakan tentang prilaku keagamaan dan nilai-nilai moral dan tertuju kepada
terhadap penelitian ini (penulis) adalah dari segi tuntutan prilaku siswa melalui
1
Sudirman, Implementasi Pendidikan Islam dalam Pembinaan Akhlak Siswa SMA Negeri
1 Tanete Rilau. Tesis UMI 2012.
2
Tarlang Rosadi, Pembinaan
6
7
pola prilaku keagamaan, kepribadian pada peserta didik di sekolah. Pola prilaku
sehari-hari hasil dari realisasi Pendidikan karakter yang dilakukan dalam proses
Istilah karakter baru dipakai secara khusus dalam kaitan Pendidikan pada
akhir abad ke-18, Adapun pencetusnya adalah FW. Foerster, yakni lahirnya
Comte.3
B. Landasan Teori
3
Jamal Majmur Aswari, Buku Pamduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,
(Jakarta: Diva Press, 2001), h. 27.
8
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara
ketuhanan, dimensi pribadi dan dimensi social. Hal itu berarti Pendidikan bukan
termaktub bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala
4
Helmawati, Pendidikan Karakter Sehari-hari, Cet. I. (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2017), h. 19.
5
Sofan Amri, Pengembangan dan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013, (Cet. I,
Jakarta: Prestasi Pustakarya, 2013), h. 115.
9
materi atau bahan ajar, fasilitas media yang tersedia dan kompetensi guru-guru
berikut:
sebagai berikut :
5) Memberi evaluasi
6) Kesimpulan
b. Jigsaw
4) Anggota tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang
sub bab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan
dengan sungguh-sungguh,
tugas, jadwal).
sesuai.
6
Ibid., h. 116
11
Agar ilmu yang akan diajarkan kepada anak didik bisa diterima, maka
yang dilakukan oleh guru bukan hanya mempersiapkan materi, tapi metode atau
model pembelajaran. Dan tidak kalah penting juga adalah sebuah keikhlasan yang
dikaitkan dengan jarak dan keterbatasan waktu dalam belajar, dan belajar
bahan belajar
7
Rusman, Op, cit., h. 240
8
Ibid., h. 240
12
“Kharax”, yang bermakna “tools for marking”, “to engrave”, dan “pointed
stake”. Ketika masuk ke dalam bahasa Inggris, kata “character” ini berubah
menjadi “karakter”.10
adalah sebagai sifatnya jiwa manusia, mulai dari angan-angan hingga terjelma
sebagai tenaga. Dengan adanya budi pekerti, manusia akan menjadi pribadi yang
zelfbeheersching).11
(feeling), dan tindakan (action). Menurut Lickona yang dikutip Agus, Pendidikan
9
Ibid., h. 241
10
Agus Wibowo & Sigit Purnama, Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi,
Membangun Karakter Ideal Mahasiswa di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013),
h. 33-34.
11
Ibid., h. 34-35
13
karakter adalah usaha yang disengaja untuk mengembangkan karakter yang baik
berdasarkan nilai-nilai inti yang baik untuk individu dan baik untuk masyarakat.
Salah satu lembaga yang dapat berperan dalam Pendidikan karakter adalah
esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral atau Pendidikan akhlak.
Tujuannya adalah membentuk pribadi peserta didik, agar menjadi pribadi yang
mencapai hasil yang optimal. Konsep tersebut menekankan pada high standard,
yang antara lain kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas, serta disiplin harus
terutama untuk mencapai hasil yang optimal, sehingga peserta didik sebagai
penyelenggara Pendidikan.
12
Ibid., h. 38
13
Ibid., h. 39
14
tindakan praktik dalam proses pembelajaran, dan jangan terlalu teoritis, dan
saja. Di rumah dan lingkungan masyarakat juga sangat menentukan bagi anak
sekolah, karena perilaku seorang anak sekolah adalah cerminan dari kebiasaan di
positif sesungguhnya akan merujuk kepada sifat-sifat mulia Allah, yaitu al-Asma
al-Husna. Ini merupakan sebuah sumber inspirasi setiap karakter positif yang
dirumuskan oleh siapapun. Dari sini Ari Ginanjar menerangkan ada tujuh karakter
dasar yang harus dimiliki manusia yaitu; jujur, tanggungjawab, disiplin, visioner,
empat hal Shiddiq, Tabligh, Amanah, dan Fathonah (STAF). Dan keempat hal
tersebut telah mencakup seluruh perilaku, sehingga dia dijuluki sebagai al-amin.
Agar pendidikan karakter ini berhasil dalam memandu pribadi peserta didik perlu
warga sekolah, bahkan terhadap masyarakat dan orang tua peserta didik.
Sosialisasi ini penting, agar seluruh warga sekolah mengenal dan memahami visi
15
Sosialisasi bisa langsung oleh kepala sekolah apabila yang bersangkutan sudah
No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab II Pasal 6 disebutkan bahwa
nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
16
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis
yang terbaik terhadap peserta didik, karena guru adalah tut wuri handayani.
c. Konsekuensi dan alami, perilaku yang salah terjadi pada peserta didik.
Guru harus menunjukkan perilaku yang baik agar peserta didik dapat
masalah.
14
Undang-Undang RI, No. 12 Tahun 2012, Pendidikan Tinggi, Dilengkapi: UU RI No. 14
Tahun 2005, Tentang Guru dan Dosen, (Cet. I, Bandung: Citra Umbara, 2012), h. 94.
17
kegagalan dan meningkatkan ketertiban. Dalam hal ini guru harus bersikap
mempertahankan peraturan.
sebagai pemimpin.15
misalnya yang dipilih dalam kurung waktu tertentu (3-5 tahun), dan setelah itu
15
E. Malyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, (Cet. 4, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2014), h. 27
18
yakni pembinaan mental, fisik dan artistik. 16 Dalam hal ini, kepala sekolah
karakter di sekolah berkaitan dengan sosok guru, yakni guru yang dapat ditiru,
karena guru merupakan factor penting yang sangat besar pengaruhnya, bahkan
dan watak peserta didik, maka dalam pembentukannya harus dimulai dari gurunya.
Dalam upaya membentuk peserta didik menjadi shaleh, diperlukan guru yang
Pendidikan karakter atau budi pekerti adalah sesuatu yang sangat penting untuk
dilakukan17
merumuskan 18 nilai karakter yang akan ditanamkan dalam diri peserta didik
pada karakter mulia dari Nabi Muhammad SAW yakni Shiddiq (benar), Amanah
16
E. Mulyasa, Ibid, h. 30
17
Ibid. h. 32
19
dalam buku Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, antara lain
sebagai berikut:
a. Religius, Nilai ini merupakan nilai yang mengajarkan pada ketaatan dan
agamanya masing-masing.
etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar
baiknya.
g. Mandiri, yakni sikap dan prilaku yang tidak tergantung pada orang lain
bukan berarti tidak boleh kerja sama secara kolaboratif, melainkan tidak
hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain.
i. Rasa ingin tahu, yakni cara berfikir, sikap dan prilaku yang mencerminkan
k. Cinta tanah air, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan rasa bangga,
l. Menghargai prestasi, yakni sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan
n. Cinta damai, yakni sikap dan prilaku yang mencerminkan suasana damai,
aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau
masyarakat tertentu.
tugas dan kewajibannya, biak yang berkaitan dengan diri sendiri. Sosial,
pengaruh pada Pendidikan karakter anak, maka suasana sekolah yang tidak sesuai
dengan nilai karakter yang akan dibangunkan pada siswa jelas tidak akan
sungguh ditata dan diatur sesuai dengan nilai karakter yang ingin ditekankan pada
18
Suryadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Cet. Kedua, (Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset), h. 7-9
19
Paul Suparno, S.J., Pendidikan Karakter di Sekolah, Cet. I. (Yogyskarta: PT. Kanisius,
2015), h. 70
22
baik yang ideal, dan sangat dibutuhkan untuk membentuk prilaku siswa dalam
dan Kebudayaan mengidentifikasi lima nilai utama karakter yang saling berkaitan,
a. Nilai religius
Maha Esa, yang diwujudkan dalam perilaku melaksanakan ajaran agama dan
terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan
b. Nilai nasionalis
c. Nilai mandiri
pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk
yang membutuhkan.
e. Nilai integritas
didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
Sebab itu pendidikan karakter merupakan bagian dari pendidikan akhlak karimah.
Secara etimologi kata akhlak berasal dari Bahasa Arab, Akhalak adalah
bentuk Masdar (infinitive) dari kata akhlaqa, yakhluqu, ikhlaqan yang memiliki
agama (ad-din)21
20
Kokom Komalasari, Pendidikan Karakter, (Cet. I. Jakarta: PT. Refika Aditama, 2017),
h. 9-10.
21
NAshiruddin Abdullah bin Nashir At-Turky, Al-Fasad Al-Khuluqi fi Al-Mujtama‟ fi
Dau‟I Al-Islam, (Riyadh: Mathabi‟ Al-Hamidi, 1423H), h. 16. Dan lihat, Ibid, hal 72.
24
Dalam perspektif Islam, akhlak terkait erat dengan ajaran dan sumber
Islam tersebut, yaitu wahyu. Sehingga sikap dan penilaian akhlak selalu
Secara garis besar dikenal dua jenis akhlak, yaitu akhlaq al-karimah
(akhlak terpuji), akhlak yang baik dan benar menurut syariat Islam, dan akhlaq al-
madzmumah (akhlak tercela), akhlak yang tidak baik dan tidak benar menurut
syariat Islam.23
Akhlak pribadi yang mencakup akhlak yang diperintahkan, yang dilarang dan
yang dibolehkan serta akhlak yang dilakukan dalam keadaan darurat. Kedua,
akhlak berkeluarga yang mencakup tentang kewajiban antara orang tua dan anak,
kewajiban antara suami istri, dan kewajiban terhadap keluarga dan kerabat. Ketiga,
akhlak bermasyarakat yang mencakup akhlak yang dilarang dan dibolehkan dalam
mencakup akhlak diantara pemimpin dan rakyatnya serta akhlak terhadap Negara
lain. Kelima, akhlak beragama yang mencakup tentang kewajiban terhadap Allah
Swt.24
besar, yaitu:
22
Ibid
23
Ibid., hal 74-75.
24
Muhammad Abdul Darras, Dustur Al-Akhlaq fi Al-Qur‟an, (Beirut: Mussasah al-Risalah,
1973), h. 687-771. Dan lihat, Ibid., h. 79-80
25
Mencakup Bahasa sikap dan profil muslim yang mulia. Akhlak sesama
manusia dalam hal ini juga termasuk akhlak terhadap keluarga, merupakan
senantiasa mengucap yang baik dan benar (Q.S. An-Nur: 58, Q.S Al-Ahzab:
keburukan orang dan memanggil seseorang dengan panggilan buruk (Q.S. Al-
awalnya fitrah yang suci, namun perubahan yang lebih baik atau buruk
lingkungan sekitarnya itu baik, maka besar kemungkinannya anak itu akan
memiliki karakter yang baik dan apabila keluarga dan lingkungannya buruk,
telah ada sejak Al-Qur‟an diturunkan di dunia, seiring dengan diutusnya Nabi
SAW telah tercermin dalam Al-Qur‟an. Sesuai dengan firman Allah Swt. Dalam
25
Achmad Sunarto, Mutiara Hadis Shahih Muslim, (Surabaya: Karya Agung, 2007), h.
97.
26
Ulil Amri Syafri, Op. cit. h. 80-81.
27
Terjemahannya :
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang berharap (rahmat) Allah dan
(ketenangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. 27
norma yang tinggi dan teladan yang baik telah ada pada diri Rasulullah SAW, dan
hanya orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, dengan tulus dan ikhlas
mengikuti ajaran Rasulullah. Orang yang mengikuti ajaran Rasulullah akan orang
yang mengikuti ajaran Rasulullah akan memiliki akhlak yang mulia. Dan orang
tersebut insya Allah Bahagia di dunia dan bahagia di akhirat, akibat dari akhlak
perbuatan yang mereka lakukan di saat mereka hidup di dunia dengan mengikuti
Berdasarkan kajian nilai agama, norma social, peraturan atau hukum, Etika,
dikelompokkan menjadi lima nilai utama, yaitu nilai-nilai perilaku manusia dalam
hubungannya dengan Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesame manusia,
berikut:
Nilai ini bersifat religious. Dengan kata lain, pikiran perkataan, dan
27
Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahannya,(Jakarta: Zigma, 2010), h. 670
28
Ahmad Mustafa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi, (Kairo: Mustafa al-Bab al-Halab,
1974), h. 523.
28
1) Jujur
2) Bertanggung jawab
4) Disiplin
5) Kerja keras
6) Percaya diri
7) Berjiwa Wirausaha
9) Mandiri
4) Santun
5) Demokratis
lingkungan, yang berupa sikap dan tidakan yang selalu berupaya mencegah
29
upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi dan selalu
ingin memberi bantuan bagi orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
e. Nilai kebangsaan
negara di atas kepentingan diri dan kelompok. Antara lain sebagai berikut:
1) Nasionalisme
2) Menghargai keberagaman
hal, baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya suku, maupun agama.29
tahapan dakwah yang disampaikan kepada kaum Quraisy. 30 Tahapan ini dikenal
dengan tahap rahasia dan perorangan. Mulai Rasulullah mendidik istrinya Khadija,
anak angkatnya Ali Ibn Thalib (anak pertamanya) dan Zait ibn Haritsah (seorang
29
Jamal Ma‟mur Asmani, Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah,
(Jogjakarta: Diva Press, 2011), h. 36-41.
30
Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan Era
Rasulullah Sampai Indonesia, (Cet. Ke-5, Jakarta: Kencana, 2013), h. 5.
30
Tahapan untuk umum ini, Rasulullah menyeru secara umum, yakni untuk
umat manusia secara keseluruhan, seruan ini didasarkan kepada peru=intah Allah,
surah Al-Hijr ayat 94-95, sebagai tindak lanjut dari perintah tersebut, pada musim
haji Rasulullah mendatangi kemah-kemah para Jemaah haji, pada awalnya tidak
banyak yang menerima , kecuali Jemaah haji dari Yastrib, Kabilah Khazraj, yang
menerima dakwah secara antusias. Dan dari sinilah Sinar Islam memancar ke luar
Mekah31
tersebut, dikarenakan beberapa factor; pertama, adanya kabar dari kaum yahudi
akan lahir seorang Rasul; Kedua, Suku Aus dan Khazraj mendapat tekanan dan
ancaman dari sekelompok Yahudi; Ketiga antara Khazraj dan Aus yang
berkelanjutan dalam rentang waktu sudah lama, oleh karena itu mereka harapkan
31
Ibid., h. 6
32
Ramayalis, Sejarah Pendidikan Islam, Napaktilas Perubahan Konsep, Filsafat, dan
Metodologi Pendidikan Islam dari Era Nabi saw sampai Ulama Nusantara, (Cet. 1, Kalam Mulia,
2012), h. 23
31
Musim haji berikutnya di tempat yang sama ada 73 orang dari Jemaah haji
dari Yastrib mendatangi Rasulullah, dan berikrar akan selalu setia dan melindungi
Rasulullah SAW. dan menetapkan keimanan kepada Allah dan Rasulnya SAW ke
Yastrib. Berkat semangat tinggi yang dimiliki para sahabat dalam mendakwakan
agama, maka seluruh penduduk Yastrib masuk Islam kecuali orang-orang Yahudi.
Melihat ummat Islam mulai berkembang, maka dirasa perlu adanya wadah
atau tempat terjadinya proses pembelajaran atau Lembaga dalam membina dan
mendidik kaum muslim yang telah menyatakan keislamannya kepada Allah SWT.
Dan Rasulullah Muhammad SAW. Lembaga Pendidikan Islam pada fase ini ada
dua yaitu: rumah Arqam Ibnu Arqam dan Kuttab. Rumah AL-Arqam Ibnu Abi
untuk belajar hukum-hukum dan dasar-dasar ajaran Islam. Dan apa Adapun yang
mengajar pertama dalam Lembaga tersebut adalah Rasulullah sendiri, dan metode
yang dilakukan dalam bentuk ceramah dan kemudian diikuti dengan praktek
telah dikenal di kalangan bangsa Arab sejak pra Islam. Ahmad Syalaby
mengatakan bahwa, Kuttab berfungsi mengajarkan baca tulis dengan teks dasar
puisi-puisi Arab, dan sebagai besar gurunya adalah non-muslim. Kuttab jenis ini
merupakan Lembaga Pendidikan dasar yang hanya mengajarkan baca tulis. Pada
33
Ibid., h. 24
32
Sehingga masa ini disebut “masa inkubasi” atau masa perkembangan intelektual
Islam.35
Warisan ummat Islam dalam bidang ilmu agama dan ilmu pengetahuan
Muhammad Ibnu Idrisal-syafi‟i lahir di Gazza tahun 767 M, dan berasal dari suku
34
Syamsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam , Menelusuri Jejak Sejarah Pendidikan
Paska Rasulullah Sampai Sekarang, (Cet. 5, Jakarta: Kencana, 2013), h. 7
35
Abdullah Nata, Sejarah Pendidikan Islam, pada Periode Klasik dan Pertengahan, (Cet.
Ke-3, Jakarta: Rajawali Press, 2012),h. 11
36
Abuddin Nata, Sejarah Sosial Intelektual Islam dan Institusi Pendidikannya, (Cet. I,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), h. 42
37
Ibid., h. 48
33
astronomi.39 Ibnu Sina seorang fisikawan brilian dan beliau seorang ahli bidang
partikel yang datang dari sumber cahaya itu sendiri yang sekarang dikenal dengan
foton-foton.40
Jabir Ibn Hayyan, beliau seorang ahli obat-obatan, Jabir dikenal sebagai
ahli kimia muslim yang terkenal. 41 Ibn Nafis di kalangan para ahli kedokteran
beliau dianggap sebagai salah seorang dokter dan fisiologi muslim yang telah
menemukan pembuluh kapiler pada paru-paru sejak abad ke-13 M. dialah yang
masih banyak yang belum disebutkan. Ini dikarenakan bukanlah tujuan pokok dari
penulisan tesis ini. Namun perlu disadari bahwa, lahirnya tokoh-tokoh Islam
mulai dari sahabat, tabi‟in, tabi‟tabi‟in hingga runtuhnya masa kejayaan Islam, ini
tidak terlepas dari peran Rasulullah SAW, dalam melahirkan pendidikan Islam.
Secara institusional telah berproses secara mapan dengan ebrio model Pendidikan,
seperti sutfah, halaqah, majelis, kuttab, zawiyah, masjid, khan, ribath, rumah-
38
Ibid., h. 59
39
Ibid., h. 72
40
Ibid., h. 93
41
Ibid., h. 95
42
Ibid., h. 105
34
motivasi pendiri madrasah. Paling tidak ada tiga teori tnentang timbulnya nama
madrasah.
485 H/1092 M) salah seorang wasir dinasti saljuk sejak 456 H/1068 M. sampai
Ketiga; madrasah sudah eksis semenjak awal Islam seperti Bait al-Hikmah
berlangsung di masjid-masjid.
keyakinan dan amalan keagamaan seperti rukun iman, rukun Islam dan
perinciannya lebih lanjut. Bentuk-bentuk Pendidikan Islam pada waktu itu berupa
43
Abuddin Nata, Op, Cit. h. 31
44
Ahmad Syalaby, Tarikh al-Thiba‟ah al-Islamiyah (al-Qahirah: Kasyaf li al Nasr wa al-
Thiba‟ah wa al Tauzi, 1954), h. 99.
45
Abuddin Nata, Op. cit, h. 53
35
pengajian kitab. Selain itu juga dikenal beberapa institusi Lembaga Pendidikan
Oleh karena itu untuk memahami lebih jelas tentang Lembaga Pendidikan
1) Surau
bahwa surau merupakan suatu istilah yang luas digunakan di Asia Tenggara
yang sudah cukup lama, dan istilah ini banyak digunakan Minangkabau,
bangunan kecil tempat shalat yang digunakan sebagai tempat mengaji al-
surau ini dalam penggunaannya hamper sama dengan istilah langar atau
mushallah.48
46
Samsul Nizar, Sejarah Sosial dan Dinamika Intelektual Pendidikan Islam di Nusantara,
(Jakarta: Kencana, 2013), h. 7
47
Ibid
48
Katrawi Ridwan, Ensiklopedi Islam, Jilid IV; (Jakarta: Ikhtiar Baru van Hoeve, 1994),
h. 318.
36
2) Pesantren
khususnya di Jawa dimulai dan dibawa oleh Wali Songo, dan pondok
pesantren yang pertama didirikan oleh Syeikh Maulana Malik Ibrahim atau
terkenal dengan sebutan Syekh Maulana Magribi (W. 12 Rabiul Awal 822 H/8
oleh pemerintah melalui proyek pembangunan lima tahunan. Dan pada tahun
mendirikan pondok pesantren model baru, baik oleh masyarakat maupun oleh
mengembangkan pesantren. 50
3) Madrasah
Indonesia baru muncul pada awal abad ke-20 dan mulai berkembang di akhir
bahwa “Sekolah Dasar dan Lanjutan Tingkat Pertama berciri khas Agama
pada waktu itu. Untuk mengurangi ketakutan tersebut dibentuklah suatu badan
Atas dasr inilah lahir peraturan tahun 1905 yang menetapkan bahwa setiap
guru agama harus meminta izin lebih dahulu. Dan tahun 1925 muncul
namun sering kali diartikan sama. Secara etimologi, kata Pendidikan yang kita
gunakan sekarang dalam Bahasa Arab adalah „tarbiyah‟, dengan kata kerja
51
Ibid., h. 254
52
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Sekertaris Jendral 1992, “Himpunan
Peraturan Perundangan Republik Indonesia Bidang Pendidikan dan Kebudayaan”, PP No. 28,
tahun 1990 Pasal 4 ayat 3.
53
Sayamsul Nizar, Op. cit., h. 265
38
„rabba‟. Kata pengajaran dalam Bahasa Arab adalah „ ta‟lim „ dengan kata kerja
„allama‟.54
pengajaran karena materi pelajaran yang diajarkan tidak semata-mata hanya untuk
pendidiakn adalah usaha orang dewasa secara sadar untuk membimbing dan
karakter berbasis Islam adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis dalam
membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran islam.57
54
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992), h. 25.,
dan lihat Ai Ida Rosdiana, Pengaruh Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembinaan Akhlak
Karimah Siswa SMK Khazanah Kebajkan Pondok Cabe Ilir, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
2011), h. 9
55
M. Arifin, Hubungan Timbal balik Pendidikan Agama Islam di Lingkungan Sekolah
dan Keluarga, (Cet. IV, Jakarta: Bulan Bintang, 1978), h. 14 Dan lihat Ibid.
56
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-
Ma‟arif, 1980), h. 944
57
Zuhairini, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, (Cet. II, Surabaya: Usaha
Nasional, 1978), h. 27
39
bahwa Pendidikan karakter berbasis Islam adalah suatu usaha dalam membimbing
bertingkah laku sesuai dengan ajaran Islam yang diajarkan dan dicontohkan oleh
C. Kerangka Pikir
Karakter Siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
memperkuat pridiksi terhadap suatu gejala yang berlaku atas dasar data yang
diperoleh di lapangan.2
penelitian yang dimaksudkan dalam tesis ini adalah penelitian kualitatif yang
1
Lexi J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Cet. II. Bandung: Rosda Karya, 2007). h.
11.
2
Sukardi, Metodologi Penelitian Kompetensi dan Prakteknya, (Cet. IV. Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), h. 14.
40
41
penelitian yang dimaksud dalam tulisan ini ialah penelitian kualitatif bernuansa
dalam menganalisa berabgai data yang telah diperoleh dari tenaga pendidik dan
peserta didik di SMP Negeri 8 Makassar, yang relevan dengan variable yang
dan temuan di lapangan, sebagai acuan bagi peneliti dalam menganilisis data yan
sesuai atau dibutuhkan, pendekatan yang dimaksud dalam penelitian ini ialah
multi disipliner.5
menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa
3
Clive Erricker, Aneka Perspektif Studi Agama, (Yogyakarta: Lkis, 2002), h. 18.
4
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Cet. IV. Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h.
309
5
Muliati Amin, Dakwah Jamaah, (Makassar: PPs UIN Alauddin, 2010), h. 129.
42
wujud empiric dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar
keadaan obyek yang diteliti di masa lampau, yang berkenaan dengan sejarah
tersebut, yang meliputi sejarah berdirinya SMP Negeri 8 Makassar, visi dan misi
serta sejumlah hal yang terkait berkenaan dengan substansi penelitian pada
sekolah tersebut.
gejala social yang sifatnya kecil, pribadi hingga kepada hal-hal yang bersifat besar.
Demikian juga dalam menelaah SMP Negeri 8 Makassar sebagai bagian dari
siswa.
B. Lokasi Penelitian
C. Subyek Penelitian
penelitian di atas adalah seluruh sumber daya manusia di SMP Negeri 8 Makassar
dan sampel penelitian adalah 3 Guru Pendidikan Agama Islam, 3 Guru Pendidikan
9
Hasan Sadily, Sosiologis Untuk Masyarakat Indonesia, (Cet. IX. Jakarta: Bina Aksara,
1983), h. 1.
10
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif Aktualisasi Metodologi ke Arah
Ragam Kontenporer, (Cet. IX. Jakarta: Raja Grafindo, 2004),h. 35.
44
umum, 7 siswa kelas VII, 7 siswa kelas VIII dan 7 siswa kelas IX di SMP Negeri
8 Makassar.
SMP Negeri 8 Makassar, untuk mengamati secara seksama dan mencari data
secara sistematis, sesuai data yang dibutuhkan dalam penyelesaian tesis ini.
siswa
seolah, guru dan siswa SMP Negeri 8 Makassar, yang dianggap berkompeten
hanya memuat garis-garis besar yang akan ditanyakan kepada informan, dan
11
Winarno Surahmat, Penelitian Ilmiah, (Bandung: Tarsito, 1990), h. 100.
12
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Cet. XIII. Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 130.
45
rangka berusaha mengkaji berbagai prilaku atau karakter siswa SMP Negeri 8
Makassar.
3. Telaah dokumen, yaitu metode yang digunakan untuk menelusuri data sejarah
SMP Negeri 8 Makassar, yakni dengan jalan pengumpulan data dengan cara
dilakukan dengan reduksi data, penyajian data dan komprasi data guna memenuhi
keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi
13
Kartini Kartono, Pengantar Metodologi Penelitian Research Sosial, (Bandung: Alumni,
1990), h. 28.
14
A. Kadir Ahmad, Dasar-Dasar Metode Penelitian Kualitatif, (Makassar: CV. Indobis
Media Centre, 2003), h. 106.
46
bahkan tidak cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga
setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan jenis
penelitiannya.15
1. Reduksi data
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kualitatif (memilih data yang
ditelaah secara cermat dan sistemtis selanjutnya diberikan suatu kesimpulan yang
bersifat khusus.16
penelitian.
penelitian, kemudian dipilih antara data yang dibutuhkan dengan data yang tidak
tentang yang mana data subtanif dan yang mana data pendukung.
15
Nasution, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Cet. VI. Bandung: Alfabet, 2009), h.
244.
16
Winarno Surahmat, Dasar-Dasar Teknik Research, (Bandung: Tarsito, 1977), h. 235.
47
Teknik ini dilakukan dengan cara mengkaji data yang telah diperoleh
mendalam, kemudian membandingkan suatu data dengan data yang lain kemudian
kesimpulan dan verifikasi bukti-bukti data yang akurat, kuat sebagai pendukung
dari seluruh data yang telah dikumpulkan, mulai dari data yang telah direduksi
dan disajikan, sehingga tidak menutup kemungkinan dari data yang telah
disimpulkan tersebut, akan melahirkan saran dari peneliti kepada lembaga yang
telah diteliti, dalam hal ini SMP Negeri 8 Makassar, demi pengembangan
Spandel adalah berdiri pada tanggal 09 - 08 – 1977 dan salah satu Sekolah
pada tahun 2011 akan menjadi RSBI. SMP Negeri 8 Makassar memiliki 27 kelas,
siswa).1
SMP Negeri 8 didirikan pada tahun 1977 dan beroperasi tahun 1980,
trletak di tengah Kota Makassar, tepatnya di jl. Batua Raya Kelurahan Tello Baru
Makassar karena pemekaran. Karena itu SMP Negeri 8 Makssar telah berusia 43
Tabel 4.1
Jumlah siswa pertahun
Jumlah (Kls.
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Th. Jumlah VII + VIII +IX)
Pelajaran Pendaftar Jml Jumlah Jml Jumlah Jml Jumlah
Siswa Rombel
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2007/2008 440 288 9 288 9 360 9 936 27
2008/2009 439 288 9 288 9 288 9 864 27
1
Sumber data Kantor SMP Negeri 8 Makassar, tgl 20 September 2020.
48
49
Dari data tefrsebut, hanya 15 tahun diperoleh bahwa setiap tahun ratrata
siswa SMP Negeri 8 berkisar 800 yang menempati 15 rombel sebagai fasilitas di
Tabel 4.2
Keadaan guru di SMP Negeri 8 Makassar
No. Mata Pelajaran Jumlah Guru
1 Kepala Sekolah 1
2 Kimia 2
3 Biologi 3
4 Fisika 3
5 Bahasa Indonesia 3
6 Bahasa Inggris 2
7 Pend. Agama 3
50
8 Matematika 3
9 Mipa 2
10 IPS 4
11 PKN 2
12 Pendidikan Hukum 2
13 Pend. Keterampilan 2
14 Penjaskes 3
15 Pend. Ekonomi 2
16 Komputer 2
17 Bahasa Daerah 2
18 ADM. Negara 2
19 Guru BK 2
20 Seni Budaya 3
Jumlah 49
Sumber Data: Kantor SMP Negeri 8 Makassar
- Visi Sekolah
- Misi Sekolah
imtaq.
sanitasi
kependidikan.
mendukung pembelajaran.
- Identitas sekolah
3. Tipe Sekolah :A
Kecamatan : Manggala
Kabupaten/Kota : Makassar
2
Sumber data: kantor SMP Negeri 8 Makassar, tanggal 20 Oktober 2020.
52
2. Fasilitas sekolah
Tabel 4.3
Ruang belajar
Jumlah dan Ukuran Jumlah
Kondisi Ukuran Ukuran Ukuran Ruangan
Jumlah
7x9 m2 >63 m2 <63 m2 Lainnya
Baik 29 - - 29 34
Rsk Ringan 5 - - 5
Rsk Sedang - - - -
Rsk Berat - - - -
Rsk Total - - - -
Sumber data: Kantor SMP Negeri 8 Makassar, 28 Oktober 2020
Keteranagn Kondisi :
Tabel 4.4
Data ruang belajar lainnya
Ukuran Kondisi Ukuran
Jenis Ruangan Jumlah Jenis Ruangan Jumlah Kondisi
(pxl) (*) (pxl)
Perpustakaan 1 7x15 Baik Lab Bahasa 1 8x15 Baik
Lab IPA 1 7x15 Baik Lab Komputer 1 8x12 Baik
Multimedia - - - PTD - - -
Kesenian - - - Aula 1 10x15 Baik
Keterampilan 1 8x15 Baik Kelas Bilingual 1 6x9 Baik
Sumber data: Kantor SMP Negeri 8 Makassar, 5 Oktober 2020
Tabel 4.5
Data ruang kantor
Jenis Ruangan Jumlah Ukuran Kondisi (*)
Kepala Sekolah 1 9x5 Rusak ringan
Wakil Kepala Sekolah 1 8x4 Baik
Guru 1 8x18 Rusak ringan
Tata Usaha 1 8x15 Rusak ringan
Tamu 1 8x6 Rusak ringan
Sumber data: Kantor SMP Negeri 8 Makassar
Tabel 4.6
Data ruang penunjang
Jenis Jenis
Jumlah Ukuran Kondisi Jumlah Ukuran Kondisi
Ruangan ruangan
Gudang 1 4x4 Baik Ibadah 1 10x13 Baik
Dapur 1 6x6 Rusak Ganti - - -
54
Tabel 4.7
Siswa yang mendapat Pendidikan karakter
No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase(%)
1 Selalu 85 85
2 Kadang-Kadang 15 15
3 Jarang - -
Jumlah 100 100
Menyimak table 4.7 di atas menunjukkan bahwa ada 85% anak yang
Tabel 4.8
Pendidikan karakter menarik bagi siswa
Pada tabel 4.8 di atas memberi petunjuk bahwa ada 90% anak yang
menyatakan bahwa Pendidikan karakter sangat penting dan hanya 10% siswa
Tabel 4.9
Apakah sikap kejujuran diajarkan di sekolah anda
No Jawaban Siswa Frekuensi Presentase(%)
1 Tahu 75 75
2 Kurang tahu 20 20
3 Tidak tahu 5 5
Jumlah 100 100
Tabel 4.9 menunjukkan 75% anak yang tahu bahwa kejujuran itu di
ajarkan sekolah dan yang kurang tahu terdapat 20% anak, hanya 5% yang tidak
pembelajaran agar selalu berkata benar, maka akan diperjelas melalui tabel 4.10 di
bawah ini
Tabel 4.10
Sifat berkata benar diajarkan di sekolah anda
No Jawaban Siswa Frekuensi Presentase(%)
1 Selalu 80 80
2 Kadang-kadang 20 20
3 Jarang - -
Jumlah 100 100
56
dirinya di ajarkan untuk berkata benar ada 80% dan merasa kadang-kadang saja
Tabel 4.11
Di sekolah anda diajarkan tentang sikap toleransi
No Jawaban Siswa Frekuensi Presentase(%)
1 Diajarkan 84
2 Kurang diajarkan 15
3 Tidak diajarkan 1
Jumlah 100 100
Tabel 4.12
Di sekolah anda diajarkan saling salam bila bertemu sesama teman/guru
No Jawaban Siswa Frekuensi Presentase(%)
1 Diajarkan 90 90
2 Kurang diajarkan 8 8
3 Tidak tahu 2 2
Jumlah 100 100
Berdasarkan table 4.12 dapat diketahui bahwa 90% siswa yang merasa
diajarkan saling menyapa diantara teman dan guru, dan terdapat 8% siswa yang
1. Religius
dianutnya, toleransi terhadap pelaksanaan agama lain, dan hidup rukun dengan
pemeluk agama lain. Karakter religius ini sangat penting untuk kehidupan
seseorang muslim terkhusus kepada peserta didik dan menjadi sikap hidup yang
mengacu pada tatanan dan larangan sikap yang telah diatur atau ditetapkan oleh
8 Makassar dapat dilihat pada keterangan yang diberikan oleh guru pendidikan
agama Islam yaitu Bapak Drs. Ma’lum, M.Pdi. yaitu sebagai berikut:
3
Drs. Ma’lum,M.Pdi, Guru Pendidikan Agama Islam, Wawancara, Tanggal 23 Oktober
2020, di SMP Negeri 8 Makassar.
58
Hal tersebut sesuai dengan adanya keterangan yang diberikan oleh guru
keterangan bahwa:
4
Syarifah Saleh, Guru Bahasa Inggris, Wawancara, Tanggal 12 Oktober 2020, di SMP
Negeri 8 Makassar.
5
Muslang, Guru Kelas 6b, Wawancara, Tanggal 20 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
59
yaitu berdoa. Dan peserta didik juga sangat antusias didalam berdoa
karena sudah terbiasa berdoa ketika mata pelajaran pendidikan agama
Islam.6
implementasi nilai pendidikan karakter yaitu nilai religius telah terintegrasi pada
proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat pada kebiasaan berdoa sebelum
implementasi nilai pendidikan karakter yaitu nilai religius ini dapat dilihat dengan
adanya kegiatan rutin bagi para peserta didik untuk melaksanakan kegiatan shalat
berjamaah dhuhur dan ashar di masjid Babuttaubah yang berlokasi kurang lebih 5
meter pada pintu masuk ke masjid dengan jalan masuk sekolah. Sebagaimana
dikatakan oleh Hj. Johar Tahir S.Pd selaku guru sebagai berikut:
Melalui bimbingan atau arahan dari guru mata pelajaran pendidikan agama
Islam dengan mengimplementasikan atau menerapkan kebiasaan
melaksanakan shalat berjamaah dhuhur dan ashar di masjid secara
berjamaah peserta didik diharapkan mampu mengembangkan nilai-nilai
pendidikan karakter yaitu nilai religius sekaligus Sahrul S.Pd, Guru Kelas
VIb SMP Negeri 8 Makassar, Wawancara Tanggal 25 September 2020.
Muslang S.Pd, Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan SMP Negeri 8
Makassar, Wawancara Tanggal 25 September 2020. dapat membangun
semangat kerjasama dengan siapa saja terutama teman sendiri. Shalat
berjamaah yang dilakukan oleh peserta didik mempunyai banyak manfaat.
Diantaranya adalah dapat menjalin hubungan silaturrahmi dan
persaudaraan yang baik diantara para peseta didik sehingga dapat menutup
timbulnya benih-benih permusuhan diantara peserta didik.7
Negeri 8 Makassar telah terimplementasi dengan kuat pada diri peserta didik nilai
6
Muslang, Guru Olah Raga, Wawancara, Tanggal 2 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
7
Hj. Johar Tahir, Guru Bahasa Indonesia, Wawancara, Tanggal 20 Oktober 2020, di SMP
Negeri 8 Makassar.
60
agama Islam. Tetapi menurut penulis hal yang demikian tidak cukup kalau ibadah
shalat berjamaah di masjid Babuttaubah hanya dihadiri oleh peseta didik dan guru
Seharusnya guru-guru kelas dan guru bidang studi lain juga ikut
berpartisipasi dan kalau bisa kepala sekolah juga dengan bersama-sama dengan
peserta didik shalat berjamaah di Masjid Babuttaubah supaya tidak terkesan dalam
pemikiran peserta didik bahwa hanya peserta didik saja yang diwajibkan shalat
berjamaah dimasjid ataukah muncul kesan yang kurang baik bahwa aturan shalat
ketidakadilan akan tetapi semua komponen yang ada pada lingkungan sekolah,
termasuk kepala sekolah sampai kepada jajarannya kebawah. Selain itu pula hal
yang tidak kala pentingnya adalah keteladanan dan pembiasaan yang baik dari
Pendidikan.
elemen yang terlibat langsung untuk menciptakan peserta didiknya memiliki nilai
karakter religius pada diri peserta didk termasuk kepala sekolah dan paling utama
adalah guru. Guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu
peserta didik memiliki karakter yang mulia terutama nilai karakter religius. Guru
pula yang selalu memberikan semangat dan dorongan agar peserta didik selalu tak
61
bosan- bosan melakukan ibadah. Dalam hal ini guru memberikan keteladanan,
memberikan contoh yang baik kepada peserta didiknya agar dapat menirunya.
Seorang pendidik atau guru harus tampil sebagai figur yang dapat memberikan
sekolah.8
shalat –shalat sunnah maka secara tidak langsung peserta didik akan menirunya.
Dengan kondisi pendidikan seperti ini maka pengaruh teladan akan berjalan
semakin baik. Oleh karena itu, setiap yang diharapkan menjadi teladan hendaknya
bertanggung jawab dihadapan Allah swt., pada segala hal yang dapat diikuti oleh
orang lain terutama peserta didik sebagai pengagumnya. Saat ini anak-anak atau
2. Disiplin
sendiri agar peserta didik dapat mengembangkan dirinya agar mampu berperilaku
tertib sesuai dengan peraturan yang berlaku khususnya pada lingkungan sekolah.
8
Hj. Johar Tahir, Guru Bahasa Indonesia, Wawancara. Tanggal 20 Oktober 2020, di SMP
Negeri 8 Makassar.,
62
dipahami melalui penjelasan yang disampaikan oleh siswi SMP Negeri 8 sebagai
berikut:
bahwa:
Hal yang sangat penting sehingga peserta didik mampu disiplin adalah
keteladanan kepala sekolah terhadap semua pihak dalam lingkungan
sekolah terutama kehadiran lebih dibangdingkan dengan guru , pegawai
ataupun peserta didik sehingga mereka merasa malu ketika tidak hadir di
9
Dwi Aryani, Siswi SMP Negeri 8, Wawancara, Tanggal 27 September 2020, di SMP
Negeri 8 Makassar
10
Hj. Johar Tahir, Guru Bahasa Indonesia, Wawancara, 21 September 2020. Di SMP
Negeri 8 Makassar.
63
menerapkan jam masuk sekolah pada pukul 07.20 secara konsisten. Kemudian
keteladanan kepala sekolah kepada semua pihak yang ada di lingkungan sekolah
maka akan diberikan teguran oleh guru kemudian apabila pelanggaran ini masih
terulang kembali maka akan diberikan sanksi berupa disuruh berdiri di depan
Tidak hanya cukup sampai disitu saja, ketika pelanggaran peserta didik
memanggil orang tuanya untuk bertemu dengan kepala sekolah. Jika peserta didik
datang ke sekolah tanpa orang tua maka peserta didik akan disita tasnya dan
dilarang mengikuti Muh. Fadhi Akbar, Siswa SMP Negeri 8 Makassar kelas 8,
bertemu dengan kepala sekolah. Hal ini dimaksudkan agar terjalin kerjasama
antara orang tua dengan kepala sekolah untuk mendisiplinkan anaknya. Tentunya
orang tua tersebut akan malu ketika dipanggil kepala sekolah secara berulang-
11
Muslang, Guru Olah Raga, Wawancara, Tanggal 2 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
12
Muh. Fadhi Akbar, Siswa SMP Negeri 8 kelas 8, Wawancara, Tanggal 28 oktober
2020, di SMP Negeri 8 Makassar.
64
Peserta didik yang datang terlambat dikarenakan saat ini berada pada
musim hujan, jadi ada memang beberapa peserta didik yang tidak diantar
oleh orang tuanya ke sekolah apalagi agak jauh rumahnya dari sekolah
itulah biasa yang mengalami keterlambatan masuk kelas.13
tidak sepenuhnya karena kemalasan peserta didik tetapi karena keadaan cuaca
yang kurang kondusif seperti turunnya air hujan di waktu pagi bahkan juga
sampai siang. Sesuai pengamatan di lapangan ada juga peserta didik yang
mengalami keterlambatan masuk ke dalam kelas karena ada peserta didik yang
karena itu siapapun yang terlambat akan diberikan sangsi atau hukuman. Bahkan
13
Muslang, Guru Olah Raga, Wawancara, Tanggal 25 September 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
14
Aliyah Sabirah Najamuddin, Siswa Kelas 8, Wawancara, Tanggal 5 Oktober 2020, di
SMP Negeri 8 Makassar.
65
ketika pendidik yang terlambat akan diberikan teguran langsung oleh kepala
sekolah dan ketika peserta didik yang terlambat akan dihukum dengan berdiri
bahkan dikembalikan kepada orang tuanya. Selain datang tepat waktu, penegakan
kedisiplinan di SMP Negeri 8 Makassar juga dapat dilihat pada tumbuh dan
ditemukannya peserta didik berkeliaran diluar kelas pada jam pelajaran sedang
berlangsung serta tidak ditemukan juga laki-laki yang berambut panjang sehingga .
Drs. Ma’lum M.Pdi, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Negeri 8 Makassar,
SMP Negeri 8 Makassar memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi. Ini terlihat
dengan jelas pada kepatuhan peserta didik terhadap peraturan-peraturan atau tata
tertib yang ada di sekolah. Seorang peseta didik ketika mengikuti kegiatan
pembelajaran di sekolah tidak terlepas pada peraturan dan tata tertib yang
diberlakukan di sekolah, dan setiap peserta didik dituntut untuk dapat berperilaku
kepala sekolah dan guru-guru terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh peserta
didik maka membuat peserta didik tersebut tentu sangat memperhatikan mengenai
masalah kedisiplinan. Dan tentunya pendidik sangat dianjurkan agar tidak bosan-
dan mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan hal ini pula, peseta didik akan
lebih mudah disiplin, dapat menjaga dan memelihara dirinya pada berbagai
keberhasilan peserta didik. Aturan- aturan itu yang harus dijalankan oleh semua
komponen di sekolah terutama kepala sekolah, guru, dan khususnya peserta didik
sehingga kapan aturan itu dilanggar akan diberikan sanksi. Adapun sanksi yang
diberikan oleh pihak sekolah tentu berbeda- beda sesuai dengan pelanggaran yang
dilakukan oleh peserta didik. Sanksi yang diberikan secara bertahap mulai yang
3. Tekun
tekun adalah orang yang bekerja secara teratur, mampu menahan rasa bosan atau
jenuh, dan mau belajar pada kesalahan orang lain maupun dirinya dimasa lalu agar
tidak terulang kembali di hari selanjutnya. Orang yang tekun akan berhasil setiap
pekerjaan yang dilakukannya. Tangan orang yang tekun ibarat pesulap yang dapat
hati orang tekun akan mengalir secara teratur pada perbuatan setahap demi
menjadi kenyataan. Seorang yang tekun pada bidang yang ditekuninya akan
menjadi profesional dan akan dapat menuai hasil ketekunannya beberapa waktu
kemudian.
Kesuksesan akan sulit diraih tanpa ketekunan. Orang yang tidak memiliki
diinginkan karena itulah sangat dibutuhkan sekali ketekunan atau keuletan untuk
67
bagaimana kita berusaha dengan tekun sehingga dapat meraih bintang tersebut.
Oleh karena itu, nilai karakter ketekunan juga diimplementasikan di SMP Negeri
8 Makassar.
tekun pada peserta didik SMP Negeri 8 Makassar terlihat pada kerajinan peserta
didik yang selalu datang ke sekolah. Hal ini dijelaskan oleh salah satu siswi SMP
Karakter tekun pada peserta didik di SMP Negeri 8 Makassar terlihat pada
kerajinannya datang ke sekolah setiap hari, sangat sulit kita dapati peserta
didik yang tidak masuk ke sekolah kecuali memang dalam keadaan
kesehatannya terganggu atau sakit dan terkena musibah seperti kematian.15
Nilai karakter tekun juga terlihat pada peserta didik di SMP Negeri 8
Makassar dengan kerajinannya mengerjakan tugas dan kewajibannya yang
diberikan oleh pendidik atau guru seperti kerajinannya berdoa baik diawal
maupun diakhir pelajaran, kerajinan mengerjakan pekerjaan rumah,
kerajianan membersihkan ruang kelas sebelum dan sesudah pelajaran dan
kerajinan mengerjakan soal-soal atau LKS yang diberikan oleh guru.16
Ini sesuai dengan firman Allah swt., yang terdapat pada QS. Ali Imran/3
15
Rizki Amelia, Siswi SMP Negeri 8 kelas 8, Wawancara, Tanggal 29 September 2020,
di SMP Negeri 8 Makassar.
16
Syarifa Saleh, Guru Bahasa Inggris, Wawancara, Tanggal, 20 Oktober 2020, di SMP
Negeri 8 Makassar.
68
Terjemahnya:
Ma’lum M.Pdi mengatakan bahwa ada beberapa cara yang dilakukan untuk
cara tersebut mampu membuat peserta didik prestasi dan membuat tingkat
kepada peserta didik bahwa anda pintar, cerdas, bagus. Ini merupakan salah satu
cara yang dilakukan pendidik atau guru untuk menghargai usaha dan hasil yang
dilakukan oleh peserta didik. Guru tidak boleh mematahkan semangat atau usaha
yang ada pada peserta didik. Selain itu yang tak kala pentingnya adalah guru harus
tingkat intelektualitasnya rendah agar dia juga mampu mengetahui sesuatu yang
17
Departemen Agama RI, al-Qur ’an dan Terjemahnya, al-Madinah alMunawwarah:
alMalik Fahdi Thiba’at al-Mushaf, 1423H/2002 M., h.322.
18
Ma’lu, Guru Olah Raga, Wwancara, Tanggal 12 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
69
bermasalah. Seorang guru harus memahami beban batin yang dirasakan peserta
didik di sekolah, dimulai pada beban yang dibawanya di rumah, seperti merasa
cemburu karena dinomor duakan oleh kehadirann adiknya dan beban batin yang
batin ini juga dapat dikatakan stress peserta didik di sekolah. Sebagai contohnya
terlalu banyak pekerjaan rumah yang diberikan oleh gurunya sampai berlipat-lipat.
Hal yang demikian yang menyebabkan peserta didik tidak berkonsentrasi ketika
belajar, yang pada gilirannya peserta didik akan berputus asa dan menunjukkan
Guru sebagai orang tua di sekolah melihat peserta didiknya yang lemah
didik yang selalu tegang dan cemas ketika berada di ruangan kelas atau sementara
dengan maksud hanya mendorong atau memotivasi peserta didik mencari solusi
membimbing untuk mampu dan selalu bertanggung jawab. Ini sesuai dengan
Hai anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan
saudaranya dan janganlah kamu berputus asa pada rahmat Allah swt.,
melainkan kaum kafir.19
diciptakan oleh seorang guru untuk mengetahui dan memahami perasaan peseta
didik ketika belajar, sehingga dapat dikatakan bahwa belajar tidak ada
alangkah baiknya apabila guru atau menciptakan suasana dan gaya belajar sesuai
dengan keinginan dan minat peserta didik. Guru memang harus profesionalisme
ketika mendidik dan mengajar. Guru harus menemukan gaya belajar yang sesuai
dan tepat untuk peserta didiknya, apakah peserta didiknya bergaya belajar visual,
19
Departemen Agama RI., al-Qur’an dan Terjemahnya, al-Madinah al-Munawwarah: al-
Malik fadhi Tiba’at al-Mushaf, 1411 H. h.
71
4. Rasa inginTahu
Rasa ingin tahu merupakan suatu emosi yang berkaitan dengan perilaku
ingin tahu seperti eksplorasi, investigasi, dan belajar. Rasa ingin tahu ditandai
jawabannya, mengintai, mengintip, dan mengelisahkan rasa ingin tahu yang terus
pengetahuan pada manusia itu sendiri. Rasa ingin tahu bisa disebabkan dari luar
dirinya dan bisa juga dari dalam dirinya. Pada luar dirinya seperti motivasi,
semangat dan harapan-harapan baik pada orang tua maupun guru. Adapaun rasa
ingin tahu dari dalam itu muncul karena kesadaran dirinya dan kemampuan
sebagai manusia yang selalu ingin berubah, bangkit dan menjadi pribadi yang
ingin tahu pada peserta didik di SMP Negeri 8 Makassar terlihat pada banyaknya
peserta didik yang selalu bertanya atau menanyakan sesuatu ketika proses
pembelajaran. Hal ini dijelaskan oleh Muslang S.Pd selaku guru pendidikan
Karakter ingin tahu peserta didik di SMP Negeri 8 Makassar terlihat pada
aktivitas yang selalu bertanya ketika proses pembelajaran, pada saat
pendidik membacakan materi ajar ataukah sementara menjelaskan
pelajaran dan bahkan ketika guru menulis dipapan tulis.20
20
Muslang, Guru Olah Raga, Wawanara, Tanggal 24 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
72
Nilai karakter rasa ingin tahu peserta didik secara gamblang dilihat pada
beberapa peserta didik yang aktif bertanya baik kepada guru maupun kepada
sebagai berikut:
Nilai karakter rasa ingin tahu peserta didik terlihat pada aktivitas peserta
didik menulis inti isi materi yang guru jelaskan atau terangkan. Bahkan
ketika peserta didik merasa masih belum terlalu jelas, peserta didik
bertanya kembali tentang materi yang dijelaskan oleh guru. 21
Nilai karakter rasa ingin tahu peserta didik juga bisa kita lihat dari
beberapa peserta didik yang meminta pekerjaan rumah atau pekerjaan
rumah ketika pelajaran itu sudah berakhir. Bahkan ada beberapa peserta
didik yang minta pekerjaan rumah lebih awal atau ketika pendidik atau
guru masih sementara proses menjelaskan materi ajarnya. 22
nilai pendidikan karakter yaitu nilai rasa ingin tahu peserta didik dilakukan
dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan oleh peserta kepada guru. Rasa ingin
tahu juga ditunjukkan oleh sebagian rasa penasaran peserta didik dengan bertanya
mengenai pelajaran yang diajarkan guru di kelas ketika istirahat atau keluar main.
Dan bahkan ditunjukkan pula rasa ingin tahunya peserta didik dengan
meminta pekerjaan rumah atau pekerjaan rumah kepada guru yang bersangkutan.
21
Aunur Rafiq Heriyadi, Siswa SMP Negeri 8, Wawancara, Tanggal 27 September 2020,
di SMP Negeri 8 Makassar.
22
Ma’lum, Guru Pendidikan Agama Islam, Wawancara, Tanggal 5 Oktober 2020, di
SMP Negeri 8 Makassar.
73
Ini merupakan indikasi bahwa peserta didik di memiliki rasa ingin tahu yang
tinggi. Rasa ingin tahu peserta didik harus terus ditingkatkan supaya bisa memiliki
tingkat pemahaman yang tinggi pula. Orang-orang besar atau orang sukses saat ini
tentu ia berawal pada keinginan yang kuat untuk mengetahui sesuatu. Jika para
guru ingin menjadikan peserta didiknya sebagai ulama atau cendekiawan maka
harus dikembangkan rasa ingin tahu mereka. Rasa ingin tahu itu membuat peserta
didik aktif. Tidak ada hal yang paling bermanfaat sebagai modal belajar selain
Peserta didik yang pikirannya aktif akan belajar dengan baik. Ini sesuai
dengan teori kontruktivisme dimana peserta didik ketika belajar harus secara aktif
pengamat yang aktif. Salah satu cara belajar yang optimal adalah dengan
suatu pengamatan bahkan pengamatan yang sederhana sekalipun. Rasa ingin tahu
membuat peserta didik lebih peka mengamati berbagai fenomena atau kejadian-
kejadian di sekitarnya, Ini berarti dengan demikian peseta didik akan mudah
belajar lebih banyak. Oleh karena itu guru harus mengembangkan atau
hal-hal yang perlu dilakukan guru untuk meningkatkan rasa ingin tahu peserta
1. Guru harus selalu membuka pemikiran peserta didik terhadap hal-hal yang
baru atau hal-hal yang mereka sudah pelajari.
2. Guru harus mengajari peserta didik untuk selalu bertanya.
74
3. Guru harus selalu mengajari agar peserta didik tidak pernah bosan untuk
belajar atau menuntut ilmu.
4. Guru harus selalu mengajari peserta didik untuk melihat dan menyadari
bahwa belajar itu adalah sesuatu yang menyenangkan.
5. Guru harus membiasakan peserta didik untuk selalu membaca untuk
mendapatkan pengetahuan-pengetahuan baru.23
bahwa ketika kelima hal di atas mampu terimplementasi pada diri peserta didik
maka akan mampu membuka dunia baru yang menantang dan menarik peserta
didik untuk mempelajari lebih jauh lagi. Jika ada banyak hal yang membuat
munculnya rasa ingin tahu pada diri peserta didik, maka akan jendela dunia baru
yang menantang akan terbuka baginya. Banyak hal yang menarik untuk dipelajari
di dunia ini, tetapi seringkali karena rasa ingin tahu peserta didik yang rendah,
Rasa ingin tahu membawa kejutan-kejutan kepuasan pada diri peserta didik dan
meniadakan rasa bosan untuk belajar. Jika jiwa peserta didik dipenuhi rasa ingin
akan meniadakan perasaan bosan belajar. Maka itulah pengtingnya seorang guru
5. Peduli
Peduli merupakan sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan
pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkannya. Peduli tersebut menuntut
23
Putri Auliya Salsabila Pattanra, Siswi Kelas VIII, Wawancara, Tanggal 5 Oktober 2020,
di SMP Negeri 8 Makassar.
75
kepedulian sosial yang tinggi maka akan memiliki banyak teman atau sahabat
karena dia selalu memposisikan dirinya sama halnya dengan orang lain. Adapun
implementasi nilai pendidikan karakter yaitu peduli bagi peserta didik di SMP
Negeri 8 Makassar terlihat pada adanya rasa peduli peseta didik meringankan
apabila ada temannya yang sedang sakit atau kondisi tidak sehat atau terkena
musibah. Hal ini diperjelas melalui guru pendidikan jasmani dan kesehatan yaitu
Salah satu nilai karakter yang diajarkan oleh guru pendidikan agama Islam
di ruangan kelas adalah pentingnya memiliki sikap kepedulian terhadap
sesama. Hal tersebut kami terapkan pada kehidupan nyata melalui
sumbangan peserta didik. Ketika peserta didik sakit dan dirawat di rumah
sakit biasanya diberikan sumbangan uang, ketika peserta peserta didik
mengalami musibah kematian juga diberikan sumbangsi uang, dan apabila
musibah yang dialami peserta didik berupa kebakaran maka biasanya uang
dan peralatan sekolah seperti tas, buku, pulpen bahkan baju seragam. 24
Hal ini juga disampaikan oleh Muslang S.Pd. selaku guru pendidikan
Nilai karakter peduli peserta didik juga terlihat pada aktivitas peserta didik
mendoakan temannya baik itu kondisi temannya keadaan kurang sehat atau sakit
24
Ma’lum, Guru Pendidikan Agama Islam, Wawancara, Tanggal 5 Oktober 2020, di
SMP Negeri 8 Makassar.
25
Muslang, Guru Olah Raga, Wawancara, Tanggal 7 Oktober 2020,di SMP Negeri 8
Makassar.
76
keluarganya meninggal dan lain sebagainya dan ini langsung dipimpin langsung
Makassar bahwa rasa peduli sosial peserta didik juga diimplementasikan kepada
peminta–minta yang pada waktu itu kondisi tubuhnya tidak sempurna atau hal ini
cacat. Bahkan penulis pernah melihat langsung dan mendapati peserta didik
memang implementasi nilai pendidikan karakter yaitu nilai karakter peduli sosial
berupa sumbangan material atau peralatan sekolah yang masih layak pakai dan
sangat membantu peserta didik yang mengalami musibah baik musibah sakit,
manusia terkhusus kepada peserta didik itu sendiri. Selain itu kegiatan ini juga
menyumbang yang kelak akan terwujud pada karakter peseta didik yang mandiri
pada segi finansial dan dapat menjadi hartawan yang dermawan kelak ketika
dewasa. Dengan demikian karakter bekerja keras juga akan terbangun melalui
kegiatan tersebut.
77
sesama ada beberapa yang dilakukan oleh guru pendidikan agama Islam kepada
Jika peserta didik dibiasakan memiliki sikap peduli dan diwujudkan sikap
tersebut pada aktivitas sehari-hari, maka akan tumbuh dan berkembang dijiwanya
karakter sikap kepedulian tanpa perlu dipikirkan untuk memunculkan sikap peduli
dalam kehidupannya.
pembacaan doa di kelas jika terdapat peseta didik tidak hadir karena sakit. Begitu
pula jika ada guru atau peserta didik lainnya yang terkena musibah. Doa dilakukan
sebagai bentuk dukungan moral dan spiritual dengan memohon kepada Allah swt.,
6. Tangung jawab
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan terhadap diri
sendiri, masyarakat, lingkungan alam, sosial, budaya , negara dan Tuhan yang
26
Nurul Aulia, Siswi Kelas VIII, Wawancara, Tanggal 7 0ktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
78
Maha Esa. Nilai karakter tanggung ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat karena
sebaik- baiknya.
peserta didik di SMP Negeri 8 Makassar dapat dipahami melalui penjelasan yang
dapat juga dianalisis dan dilihat pada ketekunan peserta didik mengerjakan
kelas sudah jarang kita temukan atau dapatkan peserta didik yang tidak
mengerjakan pekerjaan rumah atau pr. Ini disebabkan karena aturan-aturan yang
ditegakkan oleh kepala sekolah tersebut yang tegas dan disiplin kemudian
pekerjaan rumah atau pr maka harus disita tasnya dan hanya bisa diambil kembali
Juga disampaikan oleh Hj. Johar Tahir S.Pd selaku guru yang mengatakan
bahwa:
27
Ma’lum, Guru Pendidikan Agama, Wawancara, Tanggal 7 Oktober 2020, di SMP
Negeri 8 Makassar.
79
menjalankan tugas ketika membersihkan ruangan kelas dan luar kelas. Kemudian
didik semuanya sudah memiliki jadwal menyapu, setiap hari peserta didik
Salah satu indikasinya adalah ruangan bersih dan indah dipandang sampai besok
harinya.
implementasi nilai pendidikan karakter yaitu nilai tanggung jawab terlihat pada
kemampuan peserta didik menjalankan tugas baik tugas individu maupun tugas
kelompok atau amanah yang diberikan seperti oleh guru seperti kemampuan
28
Hj. Johar Tahir, Guru, Wawancara, Tanggal 7 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
80
tidak bisa dipungkiri bahwa jiwa kepemimpinan kepala sekolah yang tinggi sangat
sebaik- baiknya maka guru juga akan termotivasi dan tentunya akan berorientasi
pada keberhasilan dan kesuksesan peserta didik. Kepala sekolah harus menpunyai
konsep yang baik dan harus realistis sehingga ketika menjalankan kepemimpinan
mempunyai garis yang jelas dan tegas menuju arah yang telah dicita-citakan. Oleh
karena itu kepala sekolah harus bertanggung jawab terhadap kemajuan dan
keberhasilan sekolah.
bidang diluar bidang akademik. Kegiatan ini dilakukan secara swadaya pada pihak
sekolah dan peseta didik untuk merintis kegiatan diluar jam pelajaran di sekolah.
banyak peserta didik menganggap bahwa kegiatan ini hanya sekadar dibuat dan
tidak ada manfaatnya, bahkan mereka menganggap kegiatan ini sebagai bahan
29
Ma’lum, Guru Pendidikan Islam, Wawanca, Tanggal 7 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
81
mengembangkan potensi, bakat peserta didik agar dapat menjadi manusia yang
berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya bahkan dapat melatih kedisiplinan,
tugas.30
Pendalaman ilmu tajwid, seni tari, Drumband dan futsal and les mata pelajaran
matematika.
Tabel 4.13
Berikut ini tabel kegiatan ekstrakurikuler di SMP Negeri 8 Makassar
30
Muslang, Guru olah Raga, Wawancara, Tanggal 7 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
82
merupakan hal yang penting dan sangat dibutuhkannya, sebab pemikiran peserta
didik seusia ini masih sangat labil, sangat mudah terpengaruh, tidak konsisten atau
berubah ubah. Oleh karena itu, dibutuhkan seorang Pembina yang cerdas dan
profesional menangani hal tersebut. Ini sesuai dengan hasil wawancara guru
pendidikan agama Islam yaitu Drs. Ma’lum M.Pd.I yang mengatakan bahwa:
bahwa:
peserta didik akan ulet mengerjakan sesuatu, tidak mudah putus asa, serta mampu
31
Ma’lum, Guru Pendidikan Agama Islam, Wawancara, tanggl 2 Oktober 2020, di SMP
Negeri 8 Makassar.
83
memecahkan masalah. Ini terlihat dengan kerajinan dan kedisiplinan peserta didik
Ini sesuai yang disampaikan oleh guru les matematika ibu Kamsinah S.P.d
motivasi kepada peserta didik ketika bertindak atau mengerjakan sesuatu sangat
besar. Ini terlihat dengan kedisiplinan peserta didik ketika mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler . Jadwal yang ditentukan oleh Pembina yatitu pukul 5.00 akan
tetapi peserta didik sudah ada di sekolah sebelum jam yang ditentukan. Memang
peserta didik.
Hal ini merupakan salah satu ciri bahwa pendidik atau Pembina berhasil
membuat peseta didik tekun. Motivasi yang disampaikan guru kepada peserta
didik merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan peserta
didik. Peserta didik akan selalu tergugah dan tersentuh pikirannya ketika Pembina
tak pernah berhenti memberikan semangat atau motivasi yang bersifat konstruktif
demi keberhasilan dan kesuksesan peserta didik, sebab motivasi merupakan faktor
yang berarti untuk mendorong peserta didik untuk menggerakkan segala potensi
32
Kamsinah, Guru Matematika, Wawancar, Tanggal 2 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
84
sehingga apa yang menjadi tujuan dari Pembina bisa terimplementasi dengan baik.
Pemberian motivasi Pembina membuat bakat dan minat peserta didik menjadi
Pembina dapat menggerakkan diri peserta didik untuk melakukan sesuatu sesuai
pengarahan dan penuntun bagi peserta didik untuk melakukan berbagai hal
Bahkan pemberian perhatian yang cukup terhadap peserta didik dengan segala
banyak yang tidak memiliki motivasi belajar diakibatkan tidak adanya atau kurang
perhatian guru atau Pembina kepada peserta didik. Penghargaan dan perhatian
meningkatkan kreatifitas peserta didik. Tidak bisa kita dipungkiri bahwa motivasi
peserta didik antara satu dengan yang lainnya berbeda, untuk itulah penting untuk
selalu senantiasa memiliki semangat belajar dan mampu menjadi peserta didik
belajar. Oleh karena itu, Pembina perlu menumbuhkan motivasi belajar peserta
Pembina harus selalu mengajak dan mengulurkan tangannya kepada peserta didik
kompetensi.
merasa bangga, senang, bahagia dan ceria ketika materi yang disampaikan atau
bahwa:
Ini sesuai yang disampaikan oleh Sahrul S.Pd sebagai pendidik les
diajarkan baik yang memiliki kapasitas ilmu yang tinggi maupun yang rendah,
agar peserta didik senang, tertarik, dan perhatian sehingga ketertarikan itu mampu
membuat peserta didik paham dengan materi yang disampaikan oleh Pembina.
33
Abdurrahman, Guru SBK, Wawancara, Tanggal 5 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
34
Sahrul, Pembina Ekstrakurikuler, Wawancara, Tanggal 5 Oktber 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
35
Hj. Adriani, Pembina les Ilmu Tajwid, Wawancara, Tanggal 7 Oktober 2020, di SMP
Negeri 8 Makassar.
87
Tentu hal ini tidak mudah dilakukan kecuali Pembina yang profesional. Menarik
perhatian peserta didik adalah kunci bagi masuknya setiap informasi kepemikiran
seseorang. Oleh karena itu Pembina harus memastikan bahwa peseta didik telah
supaya apa yang disampaikan Pembina bisa terarah langsung pada pemikiran
peserta didik sehingga bisa mengerti dan paham terhadap materi yang
didik bahwa apa yang disampaikan ini adalah sesuatu yang luar biasa, istimewa,
penting untuk keberhasilan kalian di masa depan sehingga peserta didik tidak
berbagai penjuru dunia tapi memang sadar bahwa apa yang disampaikan itu
Bahkan guru atau Pembina yang profesional harus jelas artikulasi ketika
penyampaian yang baik dan teratur. Pengaturan volume suara, kecepatan bicara,
serta pemilihan kata- kata yang dimengerti peseta didik akan lebih memperjelas
materi. Salah satu cara yang dapat meningkatkan kejelasan guru ketika
menyampaikan materi adalah dengan latihan. Disamping itu juga Pembina harus
contoh yang lebih mudah dipahami. Terkadang guru hanya menggunakan buku
teks apa adanya, seingga buku teks disusun oleh seorang ahli sehingga contohnya
88
terkadang sulit dipahami peserta didik. Yang tak kala pentingnya untuk lebih
mudah peserta didik paham terhadap matei yang disampaikan adalah semangat
wajah yang menunjukkan semangat akan memberikan kesan positif pada diri
peserta didik. Apabila jika secara tepat guru dapat memberikan humor yang tidak
menyenangkan.
Jangan menuntut semangat belajar peserta didik jika disisi lain Pembina
kalian paham atau ngerti, tentu saja sebagian peserta didik akan menjawab paham,
paling tidak Pembina atau guru harus selalu memberikan pertanyaan yang terkait
dengan materi yang telah disampaikan atau diajarkan. Akan lebih baik lagi jika
atau bisa juga dilakukan secara bergantian menyimpulkan materi yang telah
disampaikan oleh Pembina apakah memang betul paham atau hanya sekadar
ucapan. Tentunya itu tidak terlepas pada kemampuan atau kapasitas Pembina
3. Pemberian Nasihat
karakter kepada peserta didik adalah dengan pemberian nasihat karena dengan
pemberian nasihat peserta didik selalu dapat memperbaiki diri dan mampu
89
berlangsung.
ekstrakurikuler.agar bakat dan minat kalian bisa tersalurkan dengan baik sehingga
nantinya bisa menjadi peserta didik yang bisa diandalkan. Ini sesuai yang
disampaikan oleh Hj. Adriani S.Pd.I selaku Pembina les pendalaman ilmu tajwid
esensinya adalah mengajak peserta didik untuk memiliki karakter atau pribadi
36
Hj. Adriani, Pembina Ilmu Tadwid, Wawancara, Tanggal 5 Oktober 2020, di SMP
Negeri 8 Makassar.
90
yang baik Dengan pemberian nasihat secara terus-menerus maka akan secara
kesadaran peserta didik mampu memiilik sikap tanggung jawab, rasa percaya diri,
disiplin, kerjasama, jujur, rasa hormat, tekun, kreatif , peduli dan religius.
Memang tidak salah ketika pepatah mengatakan bahwa guru ibarat sebuah lilin,
membakar diri hanya untuk menerangi orang lain. Artinya guru atau Pembina rela
menjadi cerdas dan sukses di kemudian hari. Walaupun pada awalnya ada
beberapa peserta didik masih melakukan pelanggaran tapi minimal bisa sebagian
besar memiliki karakter yang baik. Nasihat yang diberikan guru atau Pembina
tidak lain dan tidak bukan hanya untuk kesuksesan mereka. Percaya atau tidak,
banyak nasihat dari guru yang berguna ketika peserta didik sudah dewasa. Bahkan
nasihat itu bisa membuat peserta didik meraih kesuksesan bila mempraktekkan
nasihat tersebut karena nasihat yang berkesan pada seorang guru akan terus
diingat oleh peserta didik. Nasihat itu akan terus memotivasi diri peserta didik
4. Pemberian sangsi
terhadap peserta didik karena telah melakukan pelanggaran atau kesalahan. Salah
satu tujuan pemberian sangsi kepada peserta didik adalah supaya ada efek jerah
sehingga peserta didik tidak lagi mengulangi kesalahan yang sama sehingga
peserta didik lebih berhati-hati ketika bertindak atau melakukan sesuatu. Bentuk
sangsi yang diberikan oleh Pembina adalah hukuman badan atau fisik, seperti
91
(cubitan, pukul kasih sayang yang bagian lengang) , hukuman intelektual seperti
(peserta didik diberikan kegiatan tertentu sebagai sanksi atas perbuatannya dengan
orientasi tidak lain dan tidak bukan hanya untuk perbaikan peserta didik
kedepannya. Ini sesuai dengan pendapat Muslang S.Pd selaku Pembina olahraga
mengatakan bahwa :
37
Muslang, Guru Olah Raga, Wawancara, Tanggal 5 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
38
Sahrul, Pembina Ekstrakurikuler, Wawancara, Tanggal 5 Oktber 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
39
Kasminah, Pembina Les Matimatika, Tanggal 12 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
92
bahwa setiap peserta didik yang melanggar atau melakukan kesalahan dalam
kegiatan ekstrakurikuler akan diberikan sangsi, baik sangsi yang ringan maupun
sangsi berat yang intinya bersifat mendidik seperti teguran, cubit, pukul kasih
sayang bagian lengan, sangsi intelektual, push up dan sit up, lari keliling lapangan,
membersihkan wc atau kamar mandi sekaligus mengisi bak air dan mengancam
tidak memberi nilai atau dalam hal ini tidak lulus supaya peserta didik menjadi
berubah dari kebiasaan- kebiasaanya yang tidak baik. Memang tidak bisa
dipungkiri bahwa sangsi itu menghadirkan atau memberikan suatu situasi yang
tidak menyenangkan atau situasi yang ingin dihindari oleh setiap orang.
perbuatan dimana seseorang sadar dan sengaja menjatuhkan nestapa pada orang
lain dengan tujuan untuk memperbaiki atau melindungi dirinya sendiri pada
kelemahan jasmani dan rohani sehingga terhindar pada segala macam pelanggaran.
Memberi sangsi memang ada larangan tapi pada batas-batas yang wajar sehingga
tidak terlalu menyakitkan badan dan jiwa anak, apalagi sampai cacat pada bagian
tubuh. Kemudian paling utama adalah pemberian sangsi kepada peserta didik
harus selaras dengan kesalahannya. Tentu sangat dilarang bagi Pembina kegitan
kesalahan yang ringan. Harus bersifat adil dan ketika memberikan sangsi kepada
peserta didik maka harus secepatnya dijalankan agar peserta didik tau betul apa
sebabnya dia diberikan sangsi oleh Pembina dan apa maksud pada sangsi tersebut.
Pada pemberian sangsi maka Pembina harus dalam keadaan tenang, tidak emosi
93
atau terbawa suasana karena kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan peserta
Tidak menyakiti fisik peserta didik apalagi sampai pada merusak psikologi
peserta didik karena dapat menghambat keberhasilan dan kesuksesan peserta didik
di masa akan datang. Ketika Pembina memberikan sangsi kepada peserta didik
maka hal yang harus dilakukan juga adalah diberikan penjelasan terhadap sangsi
tersebut supaya peserta didik tau akan kesalahannya dan membuat peserta didik
bisa menyadari itu semua sehingga berusaha untuk tidak mengulagi kesalahan
yang sama. Pemberian sangsi harus tetap dalam jalinan cinta kasih sayang. Kita
memberikan sangsi pada peserta didik bukan karena ingin menyakiti hatinya,
melampiaskan rasa dendam dan sebagainya. Akan tetapi kita memberi sangsi
demi kebaikan, demi kepentingan peserta didik demi masa depan sendiri. Oleh
karena itu, sehabis memberikan sangsi tidak boleh berakibat putusnya hubungan
kasih sayang.
pendidikan karakter bagi peserta didik, karena ketika ingin menganalisis berbagai
contoh yang baik (uswatun hasanah) pada generasi muda baik guru, pejabat
modernisasi yang ditampilkan lewat jejaring sosial, media massa, dan televise-
94
pemorosotan akhlak.
peserta didik yang berkarakter. Inilah tugas penting yang harus dilakukan oleh
guru karena kebobrokan akhlak yang sudah merajalela di negeri ini. Dengan
jiwa-jiwa yang ikhlas dan dapat dijadikan teladan oleh peserta didiknya dan orang
Sebagaimana Nabi Muhammad saw. telah menjadi teladan bagi umat Islam,
karena Nabi Muhammad saw. memiliki karakter yang bisa diandalkan dan
Terjemahnya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik
bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.
95
Menurut hasil wawancara dari guru pendidikan agama Islam Drs. Ma’lum
mengatakan bahwa:
Seorang pendidik atau guru harus tampil sebagai pigur yang dapat
memberikan contoh-contoh yang baik kepada peserta didik. Keberhasilan
sangat bergantung kepada pendidik atau Pembinanya.Karena apa yang
dilihat, apa yang didengar dan apa yang diucapkan oleh Pembina akan
terekam oleh poeserta didik. Ketika yang ditampilkan ,yang diucapkan,
itua dalah nilai nilai kebaikan maka yang bahkan terekam didalam otak
peserta didik adalah nilai-nilai kebaikan.Dan twntunyaketika
Pembinamenampilkan atau mengucapian katat kata yang buruk maka itu
pulahlah yang akan terekam.41
menampilkan yang terbaik atau uswatun hasanah maka peserta didik akan mudah
mendapatkan pengetahuan, dan ketika pengetahuan itu sudah tertanam dalam diri
peserta hasil yang maka akan mudah mendapatkan keberhasilan. Peserta didik
akan selalu meniru apa yang didengar, apa yang lihat dan apa dilakukan. Disini
peserta didik masih sangat labil pemikirannya sehingga dia masih sangt mudah
terengaruh. Ketika pengaruh positif yang diberikan kepadanya maka yang akan
tertanam dalam diri peserta didik adalah nilai-nilai posiif. Dan ketika pengaruh
40
Ma’lum, Guru Pendidikan Agama Islam, Wawancara, tanggl 2 Oktober 2020, di SMP
Negeri 8 Makassar.
41
Muslang, Guru Olah Raga, Wawancara, Tanggal 7 Oktober 2020, di SMP Negeri 8
Makassar.
96
negatif yang diberikan pula kepada peserta didik itu pula yang akan diterimanya
sehinngga pendidik atau Pembina sangat dianjurkan dan diharapkan menjadi idola,
panutan, contoh yang baik bagi peserta didik baik dalam bertindak atau
berperilaku, bertutur kata, ataupaun dalam segala hal yang lainnya. Tidak bisa
peseserta didik. Guru harus selalu memberikan yang terbaik dihadapan peserta
didik. Guru harus selalu tampil sebagai sosok yang patut digugu, ditiru, dicontoh
sikap dan perilakunya agar peserta didik bisa mencontohi atau mengikuti yang
Pembina harus selalu menjadi contoh suri tauladan bagi peserta didik
komunitas atau masyarakat yang diharapkan menjadi teladan yang dapat ditiru
dan digugu karena teladan itu sendiri terkait masalah perkataan, perbuatan, sikap,
dan perilaku yang dapat ditiru atau diteladani oleh pihak lain. Teladan yang baik
contoh yang baik dari guru atau Pembina yang baik yang berhubungan dengan
sikap, perilaku, tutur kata, mental, maupun yang terkait dengan akhlak yang patut
dijadikan contoh oleh peserta didik karena ada peribahasa mengatakan bahwa
guru kencing berdiri murid kencing berlari. Ini salah satu indikasi bahwa tidak
bisa dipungkiri bahwa Pembina harus selalu menjadi contoh dihadapan peserta
didik karena apa yang dilihat, apa yang didengar kurang lebih itu juga yang akan
diimplentasikan oleh peseta didik sehingga keteladanan pendidik harus lebih dari
peseta didiknya.
97
Keteladanan didalam mendidik peserta didik ini sangat penting. Oleh karena
itu Pembina harus mampu menjadi idola dihadapan peserta didiknya agar apa yang
yang baik kepada peserta didik, datang ke sekolah tepat waktu atau disiplin,
penampilan yang rapi, sikap dan ramah, memberikan pujian dan kritik kepada
peserta didik, peka dan respek serta berupaya membantu permasalahan yang
dihadapi peserta didik. Keberhasilan Pembina dalam mendidik peserta didik tidak
hanya diukur oleh nilai berupa angka tetapi keberhasilan mentransformasikan nilai-
nilai karakter kapada peserta didik. Makanya suatu kenicscayaan bagi seorang
pendidik atau Pembina memberikan suri tauladan yang baik kepada peserta
didiknya sehingga dapat membawa peserta didiknya kepada apa yang sudah
menjadi tujuan sehingga dalam proses pembelajaran dapat berjalan secara maksimal.
selalu bersikap baik dan beribawa sehingga dapat menjadi suri tauladan karena
guru yang beribawa adalah guru yang mampu mempengaruhi peserta didik
berperilaku dan bertindak sesuai dengan apa yang dikatakan dan yang dilakukan.
Salah satu hal yang sangat urgent dan vital didalam mensukseskan anak -
anak bangsa adalah bagaimana kemudia guru atau pendidik mampu untuk
98
potensi peserta didiknya karena peserta didik akan terlihat kesuksesannya ketika
potensi itu sudah muncul atau terlihat. Makanya guru sangat diharapkan untuk
peserta didiknya sukses dan berhasil. Mengenai kegiatan ekstra kurikuler ini guru
atau hadiah kepada peseta didik lebih aktif mengikuti kegiatan. Hadiah ini
bertujuan untuk memotivasi diri peserta didik untuk lebih aktif lagi mengikuti
kegiatan. Hadiah yang diberikan Pembina kepada peserta didik adalah tepuk
tangan, pujian dan hadiah berupa buku. Hal ini sesuai dengan penjelasan Pembina
olahraga futsal yaitu Muslang S.Pd yang mengatakan: Bagi peserta didik yang
aktif dan rajin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler yaitu futsal akan diberikan
hadiah berupa tepuk tangan dari Pembina untuk dapat membangkitkan semangat
Ini disampaikan oleh Pembina les matematika kelas ibu Kamsinah yang
peserta didik. Hadiah yang diberikan itu bermacam-macam bisa diberikan tepuk
tangan, bisa juga dengan pujian, bisa juga dengan hadiah langsung seperti buku
Saya pernah memberikan buku pelajaran yaitu metode qirooah cara cepat
membaca al-quran yang dipekerjaan rumahakarsai oleh Andi Suryadi S. Pd. I M.Q.
kepada peserta didik yang selalu mengulang-ulang materinya di rumah dan aktif
menjelaskan materi yang diajarkan hari itu. Ini salah satu cara yang dapat
membantu peseta didik semuanya lebih tekun lagi baik untuk datang mengikuti
les pendalaman ilmu tajwid maupun tekun didalam mengulang- ngulang materi
yang diajarkan aatu bisa dibaca juga materi yang belum diajarkan. Untuk
pertemuan selanjutnya.
pendidikan karakter. Adapun hadiah yang diberikan berupa hadiah tepuk tangan,
pujian serta hadiah berupa buku qiroah mengenai cara cepat membaca al-quran.
Memang hal yang tidak bisa dipungkiri bahwa umur peserta didik yang seperti ini
akan sangat tergugah motivasinya dalam proses pembelajaran ketika pendidik atau
membutuhkan hadiah itu karena mereka punya persepsi bahwa dirinya telah
100
mampu berbuat sesuatu yang baik dan itu juga merupakan salah satu indikasi
bahwa pemberian hadiah oleh Pembina kepada peserta didik dapat meningkatkan
semangat belajar peserta didik. Peserta didik yang mulanya terlihat kurang serius
dalam belajar menjadi lebih semangat dalam belajar atau mengulang-ulang materi
Peneliti melihat banyak perubahan yang dialami oleh peserta didik ketika
dibutuhkan dan diperlukan dalam hubungannya dengan minat dan bakat peserta
nilai pendidikan, hadiah juga dapat mengulang-ulang perilaku yang diterima oleh
masyarakt atau lingkungan. Melalui hadiah peserta didik justru akan lebih
dihargai dan mendapat pengakuan dari guru atau Pembina walaupun amat
sederhana. Oleh karena itu, Pembina harusnya tidak boleh pelit didalam
memberikan hadiah baik itu penghargaan berupa materi maupun immateri karena
penghargaan itu sendiri dapat dimaknai sebagai alat pendidikan dalam rangka
semangat dan antusias peserta didik tinggi maka apa yang menjadi tujuan dari
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bertitik tolak pada pembahasan tesis ini, peneliti dapat menarik beberapa
adalah nilai religius, disiplin, tekun, rasa ingin tahu, peduli, dan tanggung
jawab.
hadiah.
B. Saran
Negeri 8 Makassar.
101
102
103
104
Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Peseta didik dalam Interaksi Edukatif,
Jakarta: Rineka Cipta ,2010.
Elmubarok, Zaim. Membumikan Pendidikan Nilai Mengumpulkan yang Terserak
Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai, Bandung:
Alfabeta, 2008.
Fahmi, Mustafa. Penyesuain Diri, Jakarta: Bulan Bintang, 1982.
Getteng, Abd Rahman, Tantangan Pendidikan Islam dalam Menghadapi Era
Teknologi dan Globalisasi dalam Lentera Edisi Perdana, Ujung Pandang,
Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Makassar.
Gunawan, Heri. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasinya, Bandung:
Alfabeta, 2012.
Imam al-Hafid Abi Daud Sulaiman Ibn al- Asy’as al- Azadi, Sunan Abi Daud, Juz
I, Beirut-Libanon: Dar Ibn Hizam, 1998 M/1419 H.
Kementrian Pendidikan Nasioanal Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter,
Jakarta: 2011.
Kementrian Pendidikan Nasional dalam Desain Induk Pendidikan Karakter,
Jakarta: 2010.
Kementrian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pusat Pengembangan
Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa,
Pedoman Sekolah, 2009.
Koesoema A, Doni. Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh,
Yogjakarta:Kanisius, 2012.
Lickona, Thomas Educating for Character, ter. Lita S, Pendidikan Karakter:
Panduan Lengkap Mendidik Peseta didik Menjadi Pintar dan Baik,
Bandung:Nusamedia, 2013.
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Pekerjaan rumahespektif
Islam, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012.
Mashudi, Farid.Psikologi Konseling: Buku Panduan Lengkap dan Praktis
Menerapkan Psikologi Konseling, Jogjakarta: Ircisod,2012.
Megawangi, Ratna. Pendidikan Karakter: Solusi yang tepat Untuk Membangun
Bangsa, Jakarta: Star Energi, 2004.
Muhaimin, Pemikiran dan Aktualisasi Pengembangan Pendidikan Islam, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2011.
Mujib, Abdul. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Pekerjaan rumahenada
Media, 2006.
105
STUDI DOKUMENTASI
PEDOMAN WAWANCARA
proses pembelajaran?
proses pembelajaran?
proses pembelajaran?
proses pembelajaran?
PEDOMAN OBSERVASI
1 Religius
2 Disiplin
3 Tekun
5 Peduli
6 Tanggung Jawab
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Identitas Penulis
a. Nama Lengkap : A. Zulfikar Imran
b. Tempat, Tgl. Lahir : Makassar, 11 April 1988
c. Alamat : Jl. Manggala Raya No. 189
d. Nama orang tua : Ayah : H. Imran Ibrahim, S.Pd.
Ibu : Hj. Andi Rosnani, S.Pd., M.Pd.
e. Saudara : Anak ke-2 dari 3 bersaudara
1. Andi Miftahul Khair, S.Kep., Ners., M.Kep.
2. Andi Raodah Imran, S.Ked.
2. Pendidikan
a. SD Inpres Antang 3
b. MTs DDI Al-Amin Manggala
c. SMK Keperawatan Harapan Bhakti Makassar
d. Strata Satu (S1) Pendidikan Agama Islam Universitas Muslim Indonesia