Anda di halaman 1dari 15

StrategiPengembangan Literacy Digital

Pengawas/KepalaSekolah di (TK Harusdah)


Mistiatin Spd. i

Di Susun Oleh :
Zila Finola Puspita
(1407619002)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2020

i
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
tentang “Literasi Media Digital Kepala Sekolah di TK Harusdah” ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Literasi Media Digital terutama di ranah
Taman Kanak-kanak. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya materi yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan
datang.

ii
DAFTAR ISI

Cover..........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................,,............ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
1.4 Manfaat................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Literasi Media Digital........................................................................3
2.2 Jenis jenis Literasi Media Digital.........................................................................4
2.3 Cara melakukan Literasi Media Digital................................................................5
2. 4 Strategi dan Pengembangan.................................................................................6

BAB III Analisis Hasil Wawancara


3.1 Hasil Wawancara .................................................................................................8

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................10
4.2 Saran...................................................................................................................10

Daftar Pustaka.........................................................................................................11
Lampiran..................................................................................................................12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Perkembangan teknologi dan informasi telah membawa generasi sekarang memasuki dunia
literasi digital. Literasi digital sudah menjadi hal yang tidak asing lagi, baik di bidang
akademik maupun nonakademik. Salah satu alternatif yang terkait dengan literasi digital
adalah beralihnya bahan bacaan fisik menjadi digital. Dalam kehidupan sehari-hari, pengguna
internet di bawah usia 10 tahun juga banyak dijumpai. Di berbagai ruang publik seperti pusat
perbelanjaan, restoran, dan bandara, sering ditemukan anak usia 3-9 tahun sibuk dengan
perangkat gadget, baik berupa telepon genggam atau tablet. Gadget tersebut mereka gunakan
untuk mengakses game atau film melalui internet. Saat berhubungan dengan internet, anak-
anak juga menunjukkan kecenderungan lebih mudah beradaptasi dengan teknologi digital
dibandingkan dengan orang dewasa dalam menanggapi kondisi ini, sebagian orangtua justru
merasa bangga ketika anak mereka yang masih berusia sangat muda mampu mengoperasikan
komputer maupun gadget lainnya. Para orangtua ini pun tidak segan membelikan atau
meminjamkan laptop, tablet, maupun telepon genggam kepada buah hati mereka. Data
menunjukkan 12% anak-anak telah mengenal internet pada usia 5 tahun, 4% pada usia 4
tahun, dan 1% pada usia 3 tahun. Dari temuan penelitian tersebut terlihat pengguna internet
berusia muda dan bahkan perkenalan mereka dengan internet dimulai di usia balita. Interaksi
anak-anak dalam usia 3 hingga 12 tahun dengan internet secara umum dimediasi oleh
orangorang di sekitarnya. Orang-orang yang memiliki peran memperkenalkan internet untuk
pertama kalinya. Teknologi dapat memberi sumbangsih besar jika masyarakat memiliki skill
dan pemahaman yang baik tentang pemanfaatan teknologi. Dengan demikian, kondisi ini
mengantarkan setiap orang memiliki literasi dalam pemanfaatan media digital , terutama di
dalam bidang sekolah yang di era saat ini harus menggunakan literasi digital mengikuti
perkembangan zaman yang akan lebih bisa memudahkan dalam pembelajaran antara siswa
dan guru yang ada di sekolah Pada dasarnya pekerjaan guru adalah mengkomunikasikan
pengalaman kepada siswa. Guru harus memfasilitasi dan mulai mengembangkan kemampuan
struktur tuntutan era 4.0 tersebut pada proses pembelajaran yang dilakukannya termasuk
proses penilaiannya. Penggunaan aplikasi digital dalam pembelajaran terbukti meningkatkan
hasil pembelajaran. Beberapa penelitian yang menunjukkan hal tersebut diantaranya
menyimpulkan bahwa keterampilan proses anak-anak TK meningkat setelah menggunakan
pembelajaran berbasis Literasi digital; menyimpulkan bahwa penerapan literasi digital dan
teknologi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan pembelajaran Anak TK di
lampung, dan menyimpulkan bahwa penggunaan teknologi informasi dan teknologi sebagai
media pembelajaran meningkatkan motivasi belajar anak TK dan menyimpulkan terdapat
perbedaan hasil belajar antara siswa yang belajar menggunakan pembelajaran berbasis literasi
dibanding dan yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional. Para anak TK juga
merasa senang dan bisa lebih kreatif jika belajar menggunakan Teknologi yang membuat
proses pembelajaran menjadi lebih asik dan menyenangkkan karena lebih banyak halyang
bisa di eksplore dengan menggunakan teknologi, seperti bisa nonton film bersama dan

1
menggunakan teknologi untuk menampilkan program-program edukasi lain nya. Salah satu
upaya untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran siswa, diantaranya dengan
meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan aplikasi digital dalam proses
pembelajaran dan penilaian hasil belajar, salah satunya ada berbagai aplikasi digital yang bisa
di gunakan dalam pembelajaran yang lebih bisa untuk memudahkan pekerjaan guru dan siswa
yang ada di sekolah.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan Literasi Media Digital ?
2. Apa sajakah jenis dari Literasi Media Digital ?
3. Bagaimanakah cara melakukan Literasi Media Digital di dalam ?

1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Agar pembaca mengerti tentang literasi media digital
2. Agar pembaca mengetahui jenis dari literasi media digital
3. Agar pembaca memahami cara melakukan literasi media digital

1.4 Manfaat.
Adapun yang menjadi manfaat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a) Manfaat Akademis.
Makalah ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada pembaca, khususnya mahasiswa
Penidikan IPS Universitas Negri Jakarta dan sebagai makalah dari segi menyikapi dan
memahami tentang Literasi media digital kedalam pendidikan anak usia dini (TK).

2
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1. Literacy Digital


Literasi digital mencakup pemahaman tentang web dan mesin pencari. Pemakai
memahami bahwa tidak semua informasi yang tersedia di web memiliki kualitas yang sama.
Dengan demikian pemakai lambat laun dapat mengenal lagi si tus web mana yang
handal, serta situs mana yang tidak dapat dipercaya. Dalam literasi digital ini pemakai
dapat memilih mesin pemakai yang baik untuk kebutuhan informasinya, mampu
menggunakan mesin pencara secara efektif ( misalnya dengan “advanced search”).
Singkatnya literasi digital adalah himpunan sikap, pemahaman keterampilan
menangani dan mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan secara efektif dalam
berbagai media dan format
Literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
untuk menemukan, mengevaluasi, menciptakan, dan mengomunikasikan informasi, yang
membutuhkan keterampilan kognitif dan teknis. Guru saat ini dituntut untuk dapat membuat,
berkolaborasi, dan berbagi konten digital secara bertanggung jawab. Karena itu, kepala
sekolah, sumber daya kependidikan, dan guru perlu memahami pentingnya literasi digital
dalam pembelajaran. Literasi digital diawali dengan kemampuan menganalisis dan
mengevaluasi. Menganalisis pesan dalam berbagai bentuk dengan mengidentifikasi penulis,
tujuan, dan sudut pandang serta mengevaluasi kualitas dan kredibilitas konten. Guru dengan
literasi digital kurang baik tidak mampu melakukan tugas ini, dengan risiko informasi yang
didapat memiliki kredibilitas rendah.
Kedua, membuat dan berkolaborasi. Ini berkaitan dengan kemampuan mencipta dan
berkreasi. Menyusun atau menghasilkan konten dengan menggunakan kreativitas dan
kepercayaan diri dalam berekspresi, dengan memperhatikan tujuan, audiens, dan teknik
komposisi. Proses pembuatan konten dapat dilakukan sendiri atau bersama dengan guru lain,
untuk berbagi pengetahuan dan memecahkan berbagai masalah yang terjadi baik dalam
keluarga, tempat kerja dan komunitas.
Ketiga, menggunakan dan membagikan. Keterampilan menggunakan media dan meng akses
informasi sangat menentukan seberapa baik guru dapat menggunakan teknologi informasi
dan berbagi konten dengan siswa. Konten dalam berbagai bentuk, dengan memanfaatkan
bahasa, gambar, suara, dan teknologi digital baru akan sangat bermanfaat dalam proses
pembelajaran. Siswa milenial sangat menghargai guru yang melek digital. Memiliki akses
luas di dunia maya dan bersedia berbagi dengan mereka.
Keempat, menerapkan penilaian etis. Guru harus memiliki tanggung jawab sosial di dunia
daring sebagai warga dunia digital. Mereka diharapkan dapat menjadi teladan dalam
membuat pilihan yang bertanggung jawab ketika mengakses informasi dan berbagi bahan.
Dalam konteks ini, guru hendaknya dapat berperan sebagai role model bagi siswa dalam

3
berselancar di dunia maya, dengan menerapkan tanggung jawab sosial dan standar etika yang
tinggi.
Gerakan literasi digital sekolah sekarang sudah mulai berubah dari literasi baca tulis secara
manual dengan penggunaan media cetak beralih ke media digital yang biasa disebut literasi
digital. Contohnya para guru menyediakan grup whatsapp untuk berdiskusi mengenai
pelajaran disekolah, perpustakaan menyediakan digital library yang mendukung siswa untuk
membaca buku secara digital. Gerakan literasi digital tidak hanya kemampuan dalam
penggunaan internet dalam rangka mencari hiburan atau informasi. Literasi digital
merupakan salah satu alat agar dapat membentuk keterampilan siswa dalam berfikir kritis,
analitis, dan kreatif. Implementasi literasi digital dalam sekolah merupakan suatu hal yang
penting, agar semua orang dapat mencapai kesadaran untuk indikasi kemajuan bangsa.
Literasi digital menjadi pedoman untuk menunjang pembelajaran dengan media digital.
Dengan sumber digital siswa tidak hanya dapat berfokus pada pemahaman materi tapi mereka
juga bisa berpikir kreatif dalam memanfaatkan teknologi. Maka dari itu literasi digital
diperlukan dalam pengembangan cara berpikir kritis siswa.

2.2 Jenis jenis Literasi Media Digital.


Menurut Eisenberg (2004) selain memiliki kemampuan literasi informasi, seseorang juga
harus membekali dirinya dengan literasi yang lain seperti :
1. Literasi visual adalah kemampuan seseorang untuk memahami, menggunakan dan
mengekspresikan gambar.
2. Literasi media merupakan kemampuan untuk mengakses, menganalisis dan
menciptakan informasi untuk hasil yang spesifik. Media tersebut adalah Televisi, radio,
surat kabar, film, musik.
3. Literasi komputer adalah kemampuan untuk membuat dan memanipulasi dokumen dan
data melalui perangkat lunak pangkalan data dan pengolah data dan sebagainya.
Literasi komputer juga dikenal dengan istilah literasi elektronik atau literasi teknologi
informasi.
4. Literasi Digital merupakan keahlian yang berkaitan dengan penguasaan sumber dan
perangkat digital. Beberapa institusi pendidikan menyadari dan melihat hal ini
merupakan cara praktis untuk mengajarkan literasi informasi, salah satunya melaui
tutorial.
5. Literasi Jaringan adalah kemampuan untuk menggunakan, memahami, menemukan dan
memanipulasi informasi dalam jaringan misalnya internet. Istilah lainnya dari literasi
jaringan adalah literasi internet atau hiperliterasi

4
2.3 Cara Melakukan Literasi Media
Terdapat tujuh kecakapan atau kemampuan yang diupayakan muncul dari kegiatan literasi
media, yaitu:
1. Analyze/Menganalisa
Kemampuan menganalisa struktur pesan, yang dikemas dalam media, mendayagunakan
konsep-konsep dasar ilmu pengetahuan untuk memahami konteks dalam pesan pada media
tertentu. Misalnya, mampu mendayagunakan informasi di media massa untuk
membandingkan pernyataan-pernyataan pejabat publik, dengan dasar teori sesuai ranah
keilmuannya.
2. Evaluate/Menilai
Setelah mampu menganalisa, maka kompetensi berikutnya yang diperlukan adalah membuat
penilaian (evaluasi). Seseorang yang mampu menilai, artinya ia mampu menghubungkan
informasi yang ada di media massa itu dengan kondisi dirinya, dan membuat penilaian
mengenai keakuratan, dan kualitas relevansi informasi itu dengan dirinya; apakah informasi
itu sangat penting, biasa, atau usang. Disini, terjadi perbandingan norma dan nilai sosial
terhadap isi yang dihadapi dari media.
3. Grouping/pengelompokan
Menentukan setiap unsur yang sama dalam beberapa cara yaitu menentukan setiap unsur
yang berbeda dalam beberapa cara.
4. Induction/Induksi
Menyimpulkan suatu pola dalam set kecil elemen, dan menggunakan pola generalisasi untuk
semua elemen dalam himpunan tersebut .
5. Deduction/deduksi.
Menggunakan prinsip-prinsip umum untuk menjelaskan khusus.
6. Synthesis/sintesis
Merakit unsur-unsur ke dalam struktur baru.
7. Abstracting/ abstrak
Menggambarkan secara singkat ,jelas, dan tepat isi dari pesan yang terkandung dalam media

5
2.4. Strategi dan Pengembangan
Kemajuan perkembangan teknologi saat ini tentunya sangat besar dampaknya dalam dunia
pendidikan di indonesia. Dalam Era Globalisasi sekarang ini, keseharian kita selalu
berdampingan dengan teknologi, teknologi merupakan perwujudan dari akal pikiran manusia
untuk memberikan sesuatu yang mempermudah manusia mencapai segala yang
diinginkannya. Selama ini pendidikan di Indonesia masih dikatakan tertinggal dengan bangsa
lain, dimulai dari proses pembelajaran sampai kepada proses pembentukan karakter siswa.
Dengan perkembangan kemajuan teknologi (komputer) yang pesat dan didukung oleh
teknologi informasi yang kekinian, bisa menjadi salah satu pilihan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sampai kepada proses pembentukan karakter siswa. Salah satu program
pemerintah yang linier adalah Program Penguatan Karakter (PPK), salah satunya adalah
Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Guna mendukung program pemerintah dan program sekolah maka kami selaku guru mapel
TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) mencoba melaksanakan Kegiatan literasi dengan
media yang berbeda yaitu media digital ( Internet based). Dengan menggunakan media
internet sebagai alternatif gerakan literasi diharapkan siswa dapat melakukan kegiatan tanpa
batas dan waktu serta meningkatkan gairah untuk literasi sehingga menghasilkan sebuah
karya dari kegiatan ini dan sekolah atau guru sebagai fasilitator untuk memberikan reward
kepada siswa sebagai bentuk motivasi dan penghargaan terhadap hasil karya siswa.
1. Permulaan (muncul/merging)
Dalam tahapan ini, guru memulai proses pengenalan teknologi komputer dan internet dalam
aktivitas di sekolah, baik dalam proses belajar mengajar ataupun administrasi sekolah.
Contohnya: guru memberikan tugas ke siswa dengan peranti lunak office word, atau guru
berbagi informasi melalui email. Dalam tahap permulaan, target utama adalah guru mampu
mengenali teknologi yang akan digunakan, sehingga dapat menggunakannya dalam beberapa
aktivitas mereka.
2. Penerapan (menerapkan/applying)
Dalam tahapan ini penggunaan komputer dan internet diperkaya, dengan menggunakan
teknologi dalam proses belajar mengajar, seperti pembelajaran dengan slide presentasi, dan
menggunakan sistem administrasi yang lebih terstruktur dengan teknologi jaringan komputer.
Guru diminta mampu mengaplikasikan lebih banyak teknologi komputer dan internet dalam
kesehariannya.

3. Penanaman (menanamkan/infusing)
Dalam tahapan ini teknologi telah diterapkan bersamaan dengan kurikulum. Sehingga seluruh
proses belajar mengajar dan administrasi telah menggunakan solusi teknologi yang ada. Guru
mampu bekerja dengan teknologi secara lebih baik, dan menerapkannya untuk mendukung
aktivitas mereka sebagai pendidik.

6
4. Perubahan (transformasi)
Dalam tahapan ini, teknologi telah terintegrasi dan menciptakan perubahan-perubahan positif
dalam proses belajar mengajar dan administrasi sekolah. Setiap komponen sekolah telah
memanfaatkan teknologi secara menyeluruh, dan menggunakannya secara lebih kreatif. Guru
telah mampu menciptakan ide baru dalam proses pembelajaran, dengan bantuan teknologi
komputer dan internet.
Sehingga pada akhirnya baik siswa ataupun guru secara bersamaan melakukan proses
pembelajaran, untuk menciptakan kompetensi kunci dalam mewujudkan proses pendidikan
yang lebih baik.

7
BAB III
Analisis Hasil wawancara

3.1 Analisis Hasil Wawancara


Literasi Digital dalam pendidikan banyak yang jenis dan kegunaan nya di antara nya
seperti kita bisa dengan mudah melihat update kurikulum baru dan mengakses dan
mengimput data murid dari pusat dan proses pengiriman data pun bisa berjalan dengan cepat
dan bisa menghemat waktu. Guru pun harus mengikuti perkembangan Era digital seperti saat
ini walaupun hanya guru di TK tetapi literasi digital harus tetap masuk dalam proses
pembelajaran, karena anak-anak di zaman sekarang pun sudah sangat lihai iintuk
mengoprasikan Smartphone atapun bahkan laptop jadi sebagai guru dan orang tua pun sudah
semestinya mengikuti arus tersebut agar kita bisa memantau anak-anak supaya tidak
menggunakkan media denngan cara yang salah. Selain itu melakukan proses pembelajaran
dengan menggunakan media ditigal seperti menonton video animasi bersama dan setelah itu
guru bertanya apa pesan yang ada di dalam video itu, itu bisa membuat kreativitas anak bisa
meningkatkan pola berfikir anak secara luas mengembangakan animasi yang ada di dalam
otak mereka.
Para guru di TK Harusdah biasa nya menggunakan Laptop atau televsi ke dalam proses
pembelajaran agar anak tidak bosan jika hanya belajar menulis dan menghhitung secara
manual menggunkan buku dan pensil, biasa nya Guru di TK Harusdah memilih hari sabtu
untuk menonton bersama, dan menyajikan sebuah film atau video dan setelah menonton guru
pun bertanya apa timbal balik yang anak-anak serap dari video tersebut, ada hal lain yang
bisa membuat anak mengasah keterampilan nya yaitu megajak anak mengeprint huruf dan
menulis sendiri huruf kemudian di print dan mereka mewarnai, hal itu akan membuat anak
lebih tertarik dan meningkatkan kreavitas anak jadi walaupun masi di tahap Taman Kanak-
anak (TK) mereka setidak nya sudah faham dan mengerti hal-hal dasar tentang teknologi.
Namun di daerah yang jauh dari kota seperti ini di TK Harusdah masih sangat sulit untuk
membeli fasilitas yang di perlukan untuk pembelajaran seperti LCD Proyektor, Laptop dsb
masih sangat sulit untuk terjangkau karna harganya juga tidak murah sedangkan SPP bulanan
tidak mencukupi untuk membeli alat-alat seperti itu, ada bantuan dari pemerintah tetapi
masih sangat kurang untuk membeli perlengkapan tersebut dan bantuan dari pemerintah
setempat pun hanya cukup di gunakan untuk kegiatan oprasional sehari-hari bagi anak-anak
bukan untuk pembelian alat elektronik.
Banyak orang tua anak yang membelikan gadget dsb bahkan tanpa memantau anak mereka
bagaimana dalam penggunaan gadget, apa yang mereka lihat, apa yang mereka gunakan itu
sebab nya banyak anak yang terkadang melihat tontonan tidak pantas di karenakan kurang
nya pengawasan dari orang tua mereka, seharus nya orang tua dan guru pun melakukan
koordinasi dalam pemantauan anak dalam penggunaan Gadget agar membuat anak bisa lebih
kreativitas dan mengembangkan otak mereka bukan malah merusak otak mereka dengan
tontonan yang tidak pantas.

8
Apa lagi di tengah kondisi Indonesia yang saat ini tengah di landa Pandemi Covid-19 yang
membuat seluruh sekolah harus melakukan pembelajaran daring dari rumah masing-masing
orang tua harus lebih ketat mengawasi anak karena pasti anak susah lepas dari gadget, dan
untuk mengatasi proses pembelajaran secara daring Guru di TK Harusdah memilih aplikasi
Zoom untuk belajar bersama anak-anak agar guru juga dapat memanta bagaimana anak
mengerjakan tugas nya karena jika hanya menggunakan aplikasi Whatssap saja di rasa kurang
efektif dalam pembelajaran, karena guru kurang bisa memantau bagai mana anak engerjakan
tugas yang di berikan, apakah anak mengerjakan atau tidak, jadi aplikasi Zoom di rasa cukup
efetif untuk melakukan pembelajaran dari rumah masing-masing. Akan tetapi tidak semua
anak memiliki fasilitas yang memadai seperti Laptop atau Smartphone yang memadai jadi
mau tidak mau guru dari TK Harusdah yang menemui anak-anak itu di rumah masing-masing
untuk belajar karena jika tidak mereka akan sangat tertinggal pelajaran jika tidak dengan cara
seperti itu.

9
BAB IV
PENUTUP

4. 1 Kesimpulan
Media memang merupakan perpanjangan kemampuan manusia, sehingga disadari atau tidak,
integritas dalam kehidupan sehari hari pun sangat tinggi. Ini bisa berdampak positif bisa juga
sebaliknya jika tidak dimaknai secara fungsional. Terutama ancaman kapital yang kemudian
dapat mempengaruhi para khalayak media, disinilah mengapa literasi emdia menjadi penting
karena kemampuan mengkritisi teks media akan sangat membantu dan memahami pesan
pesan yang dimunculkan sehingga tidak menjadi korban.
Literasi diartikan melek huruf dan kemampuan baca tulis. Literasi sangat erat kaitannya
dengan informasi. Jenis literasi selain informasi ada literasi media dan literasi digital. Literasi
media merupakan kemampuan seseorang untuk menggunakan berbagai media guna
mengakses, analisis serta menghasilkan informasi untuk berbagai keperluan. Untuk
medefinisikan literasi digunakan pendekatan trikotomi yang mencakup 3 bidang yaitu akses,
pemahaman, dan menciptakan. Literasi media dapat dilakukan dengan kegiatan menganalisa,
evaluasi, pengelompokan, induksi, deduksi, sintesis, dan abstrak. Literasi media menjadi
solusi atas kekhawatiran banyak pihak akan dampak negatif dari media.
Literasi digital adalah himpunan sikap, pemahaman, dan keterampilan menangani dan
mengkomunikasikan informasi dan pengetahuan secara efektif dalam berbagai media dan
format. Literasi digital memiliki empat komponen utama yaitu tonggak pendukung,
pengetahuan latar belakang, kompetensi, sifat dan perspektif.
3.2 Saran
Dengan perkembangan teknologi informasi yang saat ini telah berkembang pesat Literasi
media sangat dibutuhkan agar masyarakat menjadi cerdas dan memiliki kemampuan untuk
mengakses, menganalisis, mengevakuasi dan mengkomunikasikan pesan sehingga dapat
memilih mana yang baik dan mana yang buruk, untuk itu kita harus lebih bijak dan lebih
selektif lagi dalam memilih berita di media misalnya pilih informasi yang berasal dari portal
berita yang kredibel. Atau, jika lebih teliti sedikit, bisa menggunakan perangkat yang telah
disiapkan oleh google atau aplikasi serupa untuk mengidentifikasi asal-usul foto atau berita.
Jika lebih teliti, pasti akan terhindar dari hoaks.

10
Daftar Pustaka

Dorothy Langley (2011) “Exploring Online Journals – A Core Activity for Academic
Literacy” Holon Institute of Technology http://www.aace.org/conf/edmedia
(diakses pada 5 Desember 2020)

Eshet Yorham, (2004) Digital Literacy: A Conceptual Framework for Survival Skills in
the Digital era. LearnTechLib Volume 13, Number 1
https://www.learntechlib.org/p/4793/ 5 Desember 2020
Lucy Pujasari Supratman1 , Aep Wahyudin2 (2017) “Digital Media Literacy to Higher Students in
Indonesia” dalam International Journal of English Literature and Social Sciences (IJELS)
Vol-2, Issue-
5,https://pdfs.semanticscholar.org/ee8d/0e4562ad4d269bf4860a7392d3639dd81a3
4.pdf
diakses pada (5 Desember 2020)
List Alexandra (2019) “Defining digital literacy development: An examination of pre-service
teachers’ beliefs” Computers & Education Vol. 138, No. 1 (September 2019) pp.
146–158 https://www.journals.elsevier.com/computers-and-education (diakses
pada 5 Desember 2020)

Nur Muhammad (2019) “LITERASI DIGITAL KEAGAMAAN AKTIVIS ORGANISASI


KEAGAMAAN DI MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) DI KOTA
BANDUNG” dalam jurnal SMART vol 5 No. 1
https://blasemarang.kemenag.go.id/journal/index.php/smart/article/view/745
diakses pada (25 desember 2020)

11
Lampiran

12

Anda mungkin juga menyukai