Anda di halaman 1dari 14

Perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia selama bulan Maret :

 2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo untuk pertama kalinya mengumumkan dua
pasien positif virus corona. Dua pasien itu adalah ibu dan anak yang diduga
tertular dari warga negara Jepang.
 6 Maret 2020, Indonesia mengumumkan dua pasien positif virus corona
sehingga jumlahnya menjadi 4 pasien.
 8 Maret 2020, Juru bicara pemerintah untuk Covid-19 Ahmad Yurianto
menyampaikan dua kasus baru sehingga dalam sepekan telah ada 6 pasaien
positif.
 10 Maret 2020, terdapat 13 pasien baru virus corona sehingga total menjadi 19
pasien.
 11 Maret 2020, dilaporkan 8 kasus positif virus corona baru, jumlah total 27
pasien.
 12 Maret 2020, dengan laporan 7 pasien positif jumlah total menjadi 34 orang.
Dilaporkan pula 2 pasien sembuh dan satu pasien meninggal.
 13 Maret 2020, ada lonjakan 35 pasien baru positif sehingga jumlahnya menjadi
69 pasien. Sementara 3 pasien sembuh dan 3 meninggal.
 14 Maret 2020, dikonfirmasi 27 pasien positif virus corona menjadikan jumlah
akumulasi menjadi 96 pasien di minggu kedua Maret 2020. Dilaporkan pula 3
pasien sembuh dan satu pasien meninggal.
 15 Maret 2020 terdapat 21 kasus baru virus corona sehingga total menjadi 117
kasus positif.
 16 Maret 2020 diumumkan 17 pasien baru positif virus corona menjadikan total
134 pasien.
 17 Maret 2020, ada 38 kasus infeksi baru sehingga total menjadi 172 kasus
positif dan satu pasien kembali dinyatakan sembuh.
 18 Maret 2020 terjadi lonjakan dengan 55 pasien baru menjadikan pasien virus
corona 227 kasus. Selain itu, pasien sembuh sebanyak 3 orang dan meninggal
14 orang.
 19 Maret 2020, kasus baru virus corona dilaporkan 82 kasus, sehingga
akumulasi 309 kasus. Pasien sembuh 4 orang dan meninggal 7 orang.
 20 Maret 2020, dilaporkan 60 kasus baru infeksi menjadikan total 396 kasus
positif. Dua pasien sembuh dan 7 meninggal.
 21 Maret 2020, ada penambahan 81 kasus infeksi baru sehingga menjadikan
jumlah kasus positif semuanya 450 kasus. Sementara pasien sembuh
bertambah 3 orang sehingga total 20 orang, dan pasien meninggal semuanya 38
orang.
 22 Maret 2020, kasus baru yang dilaporkan 60, sehingga akumulasi 514 kasus
positif. Tambahan pasien sembuh 9 orang dan meninggal 10 orang.
 23 Maret 2020, total jumlah kasus menjadi 579 setelah adanya 65 kasus baru.
Sementara pasien sembuh dan meninggal masing-masing satu orang.
 24 Maret 2020, untuk pertama kalinya jumlah kasus baru melebihi 100 yaitu 107
kasus baru. Menjadikan total 686 kasus positif. Sedangkan pasien meninggal 6
orang sehingga total pasien meninggal 55 orang.
 25 Maret 2020, adanya 104 kasus positif baru menjadikan total infeksi 790
kasus. Pasien sembuh satu orang dan meninggal 3 orang.
 26 Maret 2020, kasus baru harian 103 kasus sehingga terakumulasi menjadi 893
kasus. Sedangkan pasien sembuh 4 orang dan meninggal dunia 20 orang.
 27 Maret 2020, dengan adanya 153 kasus baru maka jumlah pasien positif di
Indonesia menjadi sebanyak 1.046 kasus. Adapun pasien sembuh bertambah 11
orang dan meninggal 9 orang.
 28 Maret 2020, total kasus positif Covid-19 sebanyak 1.155 kasus dengan
adanya 109 kasus baru. Selain itu, 13 pasien dilaporkan sembuh dan 15
meninggal.
 29 Maret 2020, tambahan 130 kasus baru maka total yang telah terinfeksi
sebanyak 1.285 kasus. Sementara 5 pasien sembuh dan 12 meninggal.
 30 Maret 2020, dilaporkan 129 kasus infeksi baru sehingga total infeksi positif
corona 1.414 kasus. Tambahan pasien sembuh 11 orang dan meninggal 8
orang.
 31 Maret 2020, di akhir bulan dengan 114 kasus baru maka ada 1.528 kasus
positif yang dikonfirmasi. Sementara dengan tambahan 6 pasien maka total
pasien sembuh 81 orang. Sedangkan dengan 14 kasus meninggal, maka total
pasien meninggal karena corona dalam sebulan 136 kasus.

Perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia selama bulan April (hingga tgl 19


April) :
 1 April 2020
Pasien Sembuh: 103
Pasien Positif: 1.677
Pasien Meninggal: 157
 2 April 2020
Pasien Sembuh: 112
Pasien Positif: 1.790
Pasien Meninggal: 170
 3 April 2020
Pasien Sembuh: 134
Pasien Positif: 1.986
Pasien Meninggal: 181
 4 April 2020
Pasien Sembuh: 150
Pasien Positif: 2.092
Pasien Meninggal: 191
 5 April 2020
Pasien Sembuh: 164
Pasien Positif: 2.273
Pasien Meninggal: 198
 6 April 2020
Pasien Sembuh: 195
Pasien Positif: 2.491
Pasien Meninggal: 209
 7 April 2020
Pasien Sembuh: 204
Pasien Positif: 2.738
Pasien Meninggal: 221
 8 April 2020
Pasien Sembuh: 222
Pasien Positif: 2.956
Pasien Meninggal: 240
 9 April 2020
Pasien Sembuh: 252
Pasien Positif: 3.293
Pasien Meninggal: 280
 10 April 2020
Pasien Sembuh: 282
Pasien Positif: 3.512
Pasien Meninggal: 306
 11 April 2020
Pasien Sembuh: 286
Pasien Positif: 3.842
Pasien Meninggal: 327
 12 April 2020
Pasien Sembuh: 286
Pasien Positif: 4.241
Pasien Meninggal: 373
 13 April 2020
Pasien Sembuh: 380
Pasien Positif: 4.557
Pasien Meninggal: 399
 14 April 2020
Pasien Sembuh: 426
Pasien Positif: 4.839
Pasien Meninggal: 459
 15 April 2020
Pasien Sembuh: 446
Pasien Positif: 5.136
Pasien Meninggal: 469
 16 April 2020
Pasien Sembuh: 548
Pasien Positif: 5.516
Pasien Meninggal: 496
 17 April 2020
Pasien Sembuh: 607
Pasien Positif: 5.923
Pasien Meninggal: 520
 18 April 2020
Pasien Sembuh: 631
Pasien Positif: 6.248
Pasien Meninggal: 535
 19 April 2020
Pasien Sembuh: 686
Pasien Positif: 6.575
Pasien Meninggal: 582

Berikut grafik tingkat penyebaran COVID-19 berdasarkan pembagian hari sesuai


data diatas ;

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.kompas.com%2Ftren
%2Fread%2F2020%2F03%2F29%2F110300665%2Fupdate-rincian-kasus-corona-di-
29-provinsi-di-
indonesia&psig=AOvVaw2Rj5JGkDta3LIqtEV5zXiP&ust=1591280930277000&source=i
https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/29/110300665/update-rincian-kasus-corona-di-29-
provinsi-di-indonesia?page=3

Analisis data :
Data akurat yang tertulis diatas merupakan rekapan ulang dari proses
penyebaran COVID-19 selama kira-kira satu setengah bulan. Namun dalam kurun
waktu tersebut, sudah dapat kita lihat banyak gejolak yang terjadi. Sejak kasus pertama
dan kedua positif virus Corona di Indonesia diumumkan pada 2 Maret lalu, angka kasus
positif Corona di negara ini terus mengalami kenaikan tajam. Bila dilihat dari grafik, tren
nasional positif Corona kian menjulang tinggi. Begitupula perbandingan yang sebanding
terhadap ODP dan PDP di Indonesia. Adapun garis yang menunjukkan tren
kesembuhan dan kematian dari kasus positif COVID-19 berada jauh di bawah.
Sayangnya, angka kematian masih lebih tinggi dibanding angka kesembuhan. Padahal
tren sebelumnya hingga 17 Maret, terlihat angka kesembuhan masih lebih tinggi
ketimbang angka kematian. Pada tanggal itu, pasien sembuh berjumlah 9 orang dan
pasien meninggal berjumlah 5 orang. Namun selanjutnya, pada 18 Maret, jumlah
kematian kasus positif COVID-19 menyalip jumlah kesembuhan kasus positif COVID-
19. Saat itu jumlah pasien yang sembuh adalah 11 orang, namun yang meninggal ada
19 orang. Tren 'yang mati lebih banyak daripada yang sembuh' ini terus berlanjut . Tren
angka kematian menanjak pada 25 ke 26 Maret ini, yakni bertambah 20 orang positif
COVID-19 meninggal dunia. Pada 25 Maret, angka kematian sebanyak 58 orang. Pada
26 Maret, angka kematian sebanyak 78 orang. Hingga pada tanggal 16 April 2020,
kembali pasien sembuh membalap dan lebih unggul daripada pasien yang meninggal.
Hingga kini, pandemi ini masih belum berakhir sehingga penelitian mendalam masih
berlanjut.
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi,
dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer
terdapat dari keti i di lapisan tersebut. Atmosfer Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%)
dan oksigen (20.97%), dengan nggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan
sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan,
yang dinamai menurut fenomena yang terjad
sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air,
dan gas lainnya. Atmosfer melindungi kehidupan di bumi dengan
menyerap radiasi sinar ultraviolet dari Matahari dan mengurangi suhu ekstrem
antara siang dan malam.
Lebil tepatnya, lapisan ozon yang melakukan peran tersebut. Lapisan
ozon adalah lapisan di atmosfer pada ketinggian 20−35 km di atas permukaan Bumi
yang mengandung molekul-molekul ozon. Konsentrasi ozon di lapisan ini mencapai 10
ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-
molekul oksigen.
Gas- gas ozon ini di atmosfer Bumi terdapat pada dua lapisan, yakni
di lapisan troposfer dan juga di lapisan stratosfer. Di lapisan troposfer, gas- gas ozon ini
hanya terdapat dalam prosentase kecil, yakni hanya 10%. Sedangkan 90%
lainnya terdapat di lapisan stratosfer.
Sejumlah peneliti menyatakan lubang pada lapisan ozon di atas Antartika terus
mengalami pemulihan. Pemulihan ini terjadi akibat berkurangnya penggunaan CFC
pada kulkas dan botol spray. Tingkat polusi udara dan gas rumah kaca di beberapa
kota dan wilayah di dunia menunjukkan penurunan yang signifikan di tengah pandemi
global Virus Corona.

Selain itu, para peneliti di New York mengatakan kepada BBC, hasil awal riset
mereka menunjukkan karbon monoksida, terutama dari mobil, telah berkurang hampir
50% dibandingkan dengan tahun lalu.

Tingkat polusi udara dan gas rumah kaca di beberapa kota dan wilayah di dunia
menunjukkan penurunan yang signifikan di tengah pandemi global Virus Corona.
Namun, ada peringatan bahwa level polusi bisa kembali naik dengan cepat setelah
pandemi.

Dengan menurunnya aktivitas ekonomi global sebagai akibat pandemi Virus


Corona, tidak mengherankan bahwa emisi berbagai gas yang terkait dengan energi dan
transportasi akan berkurang.

Para ilmuwan mengatakan bahwa pada Mei 2020, ketika emisi CO2 mencapai
puncaknya berkat dekomposisi daun, level yang tercatat mungkin yang terendah sejak
krisis keuangan lebih dari satu dekade lalu. Dengan terhentinya penerbangan dan
jutaan orang yang bekerja dari rumah, sejumlah emisi di banyak negara kemungkinan
mengikuti jalur menurun yang sama.
Sementara orang yang bekerja dari rumah kemungkinan akan meningkatkan
penggunaan pemanas rumah dan listrik, pembatasan perjalanan dan perlambatan
umum di ekonomi kemungkinan akan berdampak pada emisi keseluruhan.

Beberapa orang lain di lapangan, yang percaya bahwa lockdown, salah satu


upaya kebijakan organisasi di dunia bahkan seluruh pemerintahan selama virus
corona akan berdampak pada tingkat CO2 sepanjang tahun ini. Namun tetap saja, Itu
akan tergantung pada berapa lama pandemi berlangsung, dan seberapa luas
perlambatan dalam perekonomian. Tetapi kemungkinan besar akan terlihat sesuatu
dalam emisi global tahun ini

Perbaikan ozon pun telah mengubah sirkulasi udara di atmosfer. Hal ini
berpengaruh pada temperatur atmosfer, cuaca, tingkat curah hujan, serta dapat
menyebabkan perubahan suhu laut dan konsentrasi garam. Bahkan, hal ini berdampak
besar pula pada menurunnya mobilitas manusia dan pemanasan global.
Berbeda halnya dengan kondisi atmosfer dunia yang sedang membaik saat ini,
Indonesia punya kasus tersendiri, terkhusus ibukota Jakarta. Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan polusi udara DKI Jakarta selama masa
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) belum terlihat adanya penurunan yang
signifikan. Sepanjang pekan lalu hujan turun hampir setiap hari dengan pola yang
hampir sama. Matahari memperlihatkan diri di pagi hari, siang sampai malam giliran
hujan yang mengguyur.
Berdasarkan data yang dihimpun BMKG, pada 1 Maret 2020 PM10 berada pada
level lebih dari 20 µgram/m3, sementara saat pertama kali kebijakan bekerja dari rumah
diterapkan PM10 mengalami kenaikan pada level 70 µgram/m3. Sedangkan
konsentrasi PM10 saat kebijakan PSBB dimulai pada 10 April 2020 menunjukkan level
50 µgram/m3 dan berangsur mengalami sedikit penurunan. Data terakhir tanggal 16
April 2020, PM10 berada di bawah level 30 µgram/m3.
Kendati begitu, jika dilihat dari satelit yang membidik estimasi komponen polutan
hingga ketinggian atmosfer tertentu, Siswanto melihat ada dampak perubahan
pengurangan partikel NO2 yang cukup signifikan selama periode kebijakan Work From
Home (WFH) dan PSBB. PSBB DKI Jakarta sendiri resmi dimulai pada 10 April hingga
23 April 2020. 
Data BMKG menunjukkan pengurangan NO2 mencapai lebih dari 2x10^15
molekul per sentimeter persegi. Tetapi bukan berarti pengurangan NO2 di atmosfer
bebas dari polusi udara. Sumber utama NO2 pada atmosfer sendiri adalah gas buang
kendaraan di jalan, selain dari pembangkit tenaga listrik, panas dari pabrik, dan proses
industri. Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan PSBB Jakarta hampir pasti
akan diperpanjang mengingat angka warga yang positif corona di Ibu Kota masih terus
meningkat.
Pemberlakuan PSBB di Indonesia sendiri berdampak pula terhadap beberapa
kota diluar Jabodetabek, seperti di Semarang dan Solo yang berlokasi di Jawa Tengah.
BMKG memperkirakan memperkirakan terjadi peningkatan curah hujan disertai angin
kencang dan petir di  di Jawa Tengah selama beberapa hari ke depan.
Dari dinamika atmosfer yang tengah berlangsung tersebut, BMKG kembali
mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem di Jawa Tengah yang dapat
menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, kadang disertai petir dan
angin kencang. Kewaspadaan bersama tetap perlu dipertahankan, akan potensi
terjadinya bencana hidrometeorologis lainnya berupa banjir, banjir bandang, angin
kencang dan tanah longsor di area Jawa Tengah.

Sekilas terbesit diatas, untuk makalah kali ini dipilih kota Jakarta, Semarang,
serta Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Solo sebagai objek penelitian konkret
terkait penyebaran Covid-19 di Indonesia.
Mengenai Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) adalah ibu kota
negara dan kota terbesar di Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di
Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di pesisir bagian
barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan beberapa nama di
antaranya Sunda Kelapa, Jayakarta, dan Batavia. Di dunia internasional Jakarta juga
mempunyai julukan J-Town,[10] atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap
kota yang sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia.
Jakarta memiliki luas sekitar 664,01 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk
berjumlah 10.557.810 jiwa (2019).[3] Wilayah metropolitan Jakarta (Jabodetabek) yang
berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, [6] merupakan metropolitan terbesar di Asia
Tenggara atau urutan kedua di dunia.
Namun, pada tanggal 2 Maret 2020 kota Depok menjadi titik awal masuknya
COVID-19 ke Indonesia dan seketika Jabodetabek beralih menjadi zona merah.corona.
Bibit-bibit dari daerah asal ini menyebar hingga pada akhirnya meliputi seluruh
Indonesia, termasuk kota Semarang dan Solo.
Mengenai Kota Surabaya yang adalah ibu kota Provinsi Jawa Timur, Indonesia,
sekaligus kota metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Surabaya juga merupakan
kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota ini terletak 800 km sebelah timur
Jakarta, atau 435 km sebelah barat laut Denpasar, Bali. Surabaya terletak di pantai
utara Pulau Jawa bagian timur dan berhadapan dengan Selat Madura serta Laut Jawa.
Terakhir, Kota Surakarta atau yang disebut juga Solo adalah wilayah otonom
dengan status Kota di bawah Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dengan penduduk
503.421 jiwa (2010) dan kepadatan 13.636/km 2. Kota dengan luas 44 km2, ini
berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah
utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat,
dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan.[2] Kota ini juga merupakan kota terbesar
ketiga di pulau Jawa bagian selatan setelah Bandung dan Malang menurut jumlah
penduduk.

Sempat terdengar kabar menggemparkan mengenai pasien positif corona di


Kota Semarang meninggal dunia, dikutip dari jateng.suara.com (17/3/2020).
Sebelumnya pasien tersebut sempat dirawat di RSUP Kariadi selama 10 hari
sebelum ia dinyatakan positif corona.

Pasien asal Semarang tersebut berjenis kelamin laki-laki umur 43 tahun.


Pasien tersebut diketahui pernah melakukan perjalanan ke Bali dan Jakarta.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan,
pasien tersebut mempunyai penyakit lain. Setelah mengetahui pasien tersebut
positif corona, kondisinya malah tambah parah. Hingga pukul 03.48 WIB akhirnya
pasien tersebut dinyatakan meninggal dengan status positif corona. Seperti
dimetahui, saat ini pasien positif corona di Semarang menjadi 2 orang. Satu
dalam perwatan dan satu dinyatakan telah meninggal hari ini. Sedangkan untuk
total warga Jateng yang positif corona berjumlah 6 orang.
Kasus lain yang terjadi di provinsi Jawa Tengah tepatnya Kota Surakarta
dikutip dari detik.com (9/4/2020). Jumlah pasien positif virus Corona (COVID-19)
yang dirawat di rumah sakit Solo bertambah satu orang. Satu orang tersebut berasal
dari Jakarta dan kini dirawat di RS Kasih Ibu. Sebelumnya, ada satu warga Pati yang
dirawat di RSUD dr Moewardi (RSDM) karena positif COVID-19. 

Total akumulasi kasus positif COVID-19 di Solo ada 10 orang. Lima di antaranya
warga Solo. Dari lima orang itu, dua meninggal, satu sembuh dan dua masih dirawat di
RSDM.

Itu mengapa sesuai yang tertera dalam grafik, Jakarta sebagai domain (daerah
asal) dan Kota Semarang dan Solo sebagai kodomain. Hal ini juga bisa dibuktikan dari
perbadingan total pasien yang teridentifikasi positif corona di ketiga kota berbeda setiap
harinya. Satu contoh, pada tanggal 20 Maret 2020 Jakarta 211 orang positif terinfeksi
sedangkan pada tanggal 20 Maret 2020 di provinsi Jawa Tengah baru terdapat 12
kasus positif dinyatakan terinfeksi Covid-19.

Lalu mengapa hal ini bisa terjadi? Mengapa penyebaran virus corona ini tergolong
sangat cepat bahkan dalam hitungan hari?
Penyebab pertama yakni bentuk, sifat, serta reaksi tubuh terhadap virus. Hal ini
merupakan salah satu hal yang terlihat sepele namun menimbulkan dampak yang
besar terhadap proses penginfeksiannya. Virus corona Covid-19 ini memiliki bentuk
bola runcing layaknya paku. Paku-paku ini kemudian mengenali dan menempel pada
protein ACE2 yang terdapat pada permukaan sel manusia. Perlu diketahui bahwa
ACE2 merupakan enzim yang menjadi perantara perubahan angiotensin atau hormon
untuk mengerutkan pembuluh darah yang dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan
tekanan darah. virus yang menyerang saluran pernapasan atas dapat menyebar lebih
luas namun memberikan gejala yang lebih ringan. Sebaliknya, virus yang menginfeksi
saluran pernapasan bawah lebih sulit ditularkan, tetapi justru memberikan gejala yang
lebih parah. jika dilihat dari sifatnya, dapat disimpulkan bahwa virus corona Covid-19
yang tengah mewabah saat ini memiliki sifat keduanya, yaitu menyerang saluran
pernapasan atas dan pernapasan bawah. Di kasus yang lebih ekstrim, sistem
kekebalan tubuh justru mengamuk dan menyebabkan kerusakan yang lebih dalam lagi
dari virus yang sebenarnya. Dampak terburuknya, yaitu dapat mengarah pada
kematian. Faktor sistem kekebalan tubuh ini juga terkait erat dengan respon tubuh
dalam menanggapi virus.

Untuk faktor pertama ini berasal dari masing” individu sehingga dapat
menyertakan kalangan manapun.

Untuk himbauan social distancing serta kebijakan PSBB baru dikecam dan
diresmikan oleh pemerintah Indonesia pada tanggal 31 Maret 2020. Padahal dapat
dilihat banyak kasus yang telah terjadi sebelumnya. Maka dari itu, pemerintah terlambat
dalam memberi edukasi pencegahan COVID-19 ini. Akibatnya, skala mobilitas antar
daerah masih sangat tinggi dalam jangka rawan, apalagi bertepatan dengan Hari Raya
Lebaran bagi mayoritas pemeluk agama Islam di Indonesia. Meski penjagaan siaga di
beberapa perbatasan namun tetap saja banyak pemudik yang berhasil lolos tiba di
kampung halaman mereka. Hal ini mengakibatkan virus menerobos masuk kawasan
baru terutama melalui kontak langsung antar individu. Jika dikaitkan dengan objek
penelitian maka Jakarta sebagai kota asal dan Semarang Solo sebagai daerah kawan

Selain itu seperti pada kebiasaannya, setiap tahun akan ada pendatang baru ke
kota besar yang dimana disini merupakan kota Jakarta, untuk mencari lapangan
pekerjaan, fasilitas umum, perumahan, penyedian pangan dan lain sebagainya.
Sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaan, Jakarta merupakan tempat berdirinya
kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Dalam hal ini
juga, Kota Semarang bisa menjadi daerah asal penyebab penyebaran. Yang menjadi
titik permasalahan dimana para penduduk yang melakukan urbanisasi belum terjamin
kesehatannya. Virus bisa saja dengan mudahnya menempel dari satu fisik ke fisik lain
saat saling bersentuhan bahkan jarak dekat. Urbanisasi sendiri adalah perpindahan
penduduk dari desa ke kota. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dan
kota membuat peningkatan penduduk yang berasal dari kota menjadi sangat signifikan,
Dalam penelitian ini Kota Solo ditetapkan sebagai daerah kawan.

Bisa dikatakan faktor ketiga ini sebagai pemicu besar timbulnya kasus baru di kota-kota
besar di Indonesia.
Sejak diumumkan pertama kali adanya kasus infeksi COVID-19 pada awal Maret 2020
lalu, komoditas hortikultura khususnya permintaan sayur dan buah segar mengalami
peningkatan, Bursa perdagangan jus jeruk telah melonjak lebih dari 20 persen bulan ini
karena konsumen mencari produk sehat selama pandemi Covid-19. Sementara
permintaan telah meningkat, pasokan telah terpukul karena produsen berjuang untuk
mengangkut barang akibat pembatasan transportasi. Ini telah mendorong kenaikan
harga jus jeruk berjangka, yang mengindikasikan meningkatnya biaya pengiriman
dalam beberapa bulan mendatang.

Di sisi lain, penjualan produk buah impor seperti jeruk, lengkeng, apel dan pir justru
mengalami penurunan akibat terganggunya distribusi yang berdampak pada lonjakan
harga di dalam negeri. Berdasarkan informasi yang dihimpun dari berbagai toko buah di
Jakarta, penjualan buah impor menurun drastis, khususnya buah asal China.

Berdasarkan data BPS, impor buah-buahan pada bulan Februari pada tahun 2020
sebanyak 14,5 ribu ton, turun 45 persen dibandingkan impor di bulan sebelumnya.
Kalau dibandingkan dengan bulan yang sama tahun 2019, impor buah turun hingga 54
persen

Namun, kondisi tersebut justru membuka peluang besar bagi buah-buahan lokal untuk
mengisi pasar, menggantikan buah impor. Saat ini buah-buahan yang mengalami
lonjakan permintaan diantaranya jambu biji, jeruk lemon dan alpukat.

“Buah-buahan tersebut dikenal kaya serat, vitamin C,E, dan antioksidan. Bagus untuk
daya tahan tubuh sehingga mampu menangkal virus Corona. Disinyalir sekitar 85
persen yang positif Corona tidak menunjukkan gejala karena memiliki imunitas yang
baik

"Wabah Covid-19 memukul pasokan dan permintaan jus jeruk. Sifat penambah imunitas
adalah daya tarik sisi permintaan, sementara tidak ada cukup ruang kapal tanker di saat
maskapai tidak terbang untuk membawa produk ke pasar,"

“Permintaan jeruk lemon meningkat terutama dari Jakarta. Dari kelompok tani saya saja
tiap minggu bisa kirim 3-5 ton, itu belum dari kelompok tani yang lain,” ungkap Saleh.

Berdasarkan data BPS, trend produksi buah-buahan lokal pada kurun waktu 4 tahun
terakhir terkonfirmasi mengalami peningkatan. Pada tahun 2019 produksi buah-buahan
lokal mencapai 22,5 juta ton atau naik 4,8% dibanding tahun 2018.

Namun disini, bukan hanya permintaan dan penawaran buah lokal yang melonjak tinggi
melainkan beberapa produk lainnya mengalami hal yang sama. Beberapa diantaranya
ialah :

1. Produk kesehatan yang melonjak lebih dari dua kali lipat


hand sanitizer melonjak hingga hampir 6 kali lipat atau 470 persen di banding tahun
lalu.
Terbesar kedua adalah disinfektan aerosol yang naik hingga hampir 5 kali lipat atau
tepatnya 385,3 persen. Diikuti oleh alkohol gosok 3,5 kali lipat atau 253,8 persen
dibanding tahun lalu.

Produk lain adalah yang mengalami lonjakan penjualan lebih dari dua kali lipat adalah
termometer sebesar 172,3 persen, pembersih serba guna 148,2 persen, peralatan P3K
111,9 persen, hidrogen peroksida 109,8 persen dan lap mandi 180 persen.

2. Kenaikan penjualan produk kesehatan lain di bawah 2 kali lipat


Untuk antiseptik mengalami kenaikan penjualan 80,7 persen, tisu toilet naik 60 persen,
handuk kertas (paper towel) naik 40,8 persen dan tisu wajah 51,5 persen.

Begitu juga dengan obat flu dan demam, naik 55,5 persen, obat batuk 37,1 persen,
antibiotik 32,8 persen suplemen 35 persen, vitamin 32,3 persen, obat hewan peliharaan
11,7 persen.

3. Produk makanan dan minuman juga meningkat


Selain produk kesehatan, Nielsen juga mencatat adanya kenaikan penjualan pada
produk makanan.

Seperti susu gandum yang naik hingga lebih dari empat kali lipat atau 347,3 persen,
daging segar naik tiga kali lipat atau 206,4 persen dan produk susu bubuk naik dua kali
lipat atau 126,3 persen.

Untuk jenis kacang kering naik 62,9 persen, daging kalengan 57,9 persen, beras 57,5
persen, buncis / garbanzo 47,3 persen, air 42 persen, kacang hitam 41 persen, tuna
31,2 persen, pretzel 14,8 persen dan kombucha 10.1 persen.

Meski begitu, ada juga produk makanan yang mengalami penurunan penjualan. Seperti
seledri berkurang 18,7 persen dibanding tahun lalu, juga pepaya berkurang 6,5 persen
dan apel berkurang 3,2 persen.

Hal ini menunjukan secara konkrit bahwa pandemik virus Corona (COVID-19)
mengakibatkan goyahnya keseimbangan pasar, misalnya toko alat kesehatan dan
apotek yang menjual masker, hand sanitizer,  termometer, bahkan multivitamin akan
kesulitan menjual barang tersebut saat ini dikarenakan tingginya permintaan. Meskipun
barang dari distributor dan produsen ada, pun akan sangat tinggi harganya yang akan
dijual di pasar.

Tak luput dalam industri penerbangan yang mana pada saat ini dengan maraknya
penyebaran COVID-19 mengakibatkan beberapa negara menutup akses keluar
masuknya wisatawan dari mancanegara serta orang–orang juga akan takut untuk
bepergian ke luar negeri. 
Seluruh sektor bisnis akan mengalami kelumpuhan sesaat dengan maraknya
penyebaran pandemik Covid-19 ini, baik itu restoran, salon, klinik kecantikan, tempat
hiburan dan wisata, pertokoan, bahkan sekolah dan universitas juga terkena
dampaknya. 
Dengan diinstruksikannya physical distancing, sektor perindustrian jasa juga sangat
berdampak signifikan mereka akan kehilangan sebagian bahkan keseluruhan
pendapatan mereka.
Kebutuhan pokok memang menjadi permasalahan utama yang harus dihadapi semua
lapisan masyarakat. Dengan keadaan seperti ini, semua orang berbondong-bondong
untuk memborong kebutuhan pokok, mulai dari beras, tepung, minyak sayur, gula, mie,
susu dan keperluan pokok lainnya. Barang kebutuhan tersebut habis diborong
dikarenakan panic buying yang dilakukan oleh masyarakat. Hal ini menyebabkan
keseimbangan harga pasar akan semakin goyah. Terbukti salah satu kebutuhan pokok
yang berdampak adalah harga gula yang semakin hari semakin naik bahkan untuk
mendapatkannya saat ini sangatlah sulit.
Untuk itu, panic buying perlu dihindari oleh masing-masing maupun kalangan manapun.
Sebisa mungkin, sebagai konsumen dengan kondisi keterbatasan (krisis) mulai beralih
ke pola hidup sederhana. Memang bukan hal yang mudah untuk diterapkan, namun
apabila memiliki kesadaran maka hal itu dapat teratasi. Jangan egois dalam
mementingkan kebutuhan diri sendiri, karena jika memang begitu untuk apa manusia
diciptakan untuk hidup bersama? Lagipula kita tetap bertahan hidup dengan kehidupan
seadanya.
Dan pemerintah seharusnya mengambil tindakan dalam pemerataan segala macam
kebutuhan ke seluruh daerah bahkan pelosok Indonesia. Hal ini dikarenakan kesehatan
dan pangan juga merupakan hak semua manusia yang wajib terpenuhi. Semaksimal
mungkin mengupayakan terjadinya keseimbangan harga pasar, bukan menambah
pengeluaran. Kembali pada hakikatnya, semua masyarakat mendapat hak yang sama
dalam kondisi mendesak apapun.

Anda mungkin juga menyukai